Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan setiap malam Ramadhan. Nabi Muhammad pernah melakukan shalat tarawih bersama sahabat pada malam-malam awal Ramadhan tahun kedua hijriah. Namun, beliau khawatir jika shalat ini diwajibkan kepada umatnya karena kesulitan yang mungkin timbul.
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Teraweh.pptx
1. Shalat tarawih merupakan salah satu praktik
untuk menghidupkan malam Ramadhan
(qiyamu Ramadhan).
Ibadah ini memiliki keutamaan-keutamaan
yang memang ditemukan landasannya dari
hadits Rasulullah. Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
SHOLAT TERAWEH
2. ْاح َو اًناَمإي َانَضَمَر َامَق ْنَم
َرِفُغ اًباَسِت
ُهَل
ِهِبْنَذ ْنِم َمَّدَقَت اَم
SEJARAH SHOLAT TERAWEH
“Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya
beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah
lampau” (HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya).
3. Shalat tarawih adalah shalat khusus pada malam bulan Ramadhan
yang dilaksanakan setelah shalat Isya’ dan sebelum shalat witir.
Hukum melaksanakan shalat tarawih adalah sunnah bagi kaum laki-
laki dan perempuan, di antaranya berdasarkan hadits yang
disebutkan di atas. Anjuran shalat tarawih juga tertuang dalam hadits
lain dengan redaksi yang berbeda:
Hukum Shalat Tarawih
َلاَق َة َْري َرُه يِبَأ ْنَع
:
ُللا ىَّلَص ِ َّ
َّللا ُلوُس َر َانَك
ِف ُبِغ َرُي َمَّلَس َو ِهْيَلَع
ِامَيِق ي
ةَمي ِ
زَعِب ِهيِف ْمُه َرُمْأَي ْنَأ ِ
ْريَغ ْنِم َانَضَم َر
اًناَميِإ َانَضَم َر َامَق ْنَم ُلوُقَيَف
ِهِبْنَذ ْنِم َمَّدَقَت اَم ُهَل َرِفُغ اًباَسِتْاح َو
4. Artinya: “Dari Abi Hurairah radliyallahu 'anh Rasulullah gemar menghidupkan bulan
Ramadhan dengan anjuran yang tidak keras. Beliau berkata:
‘Barangsiapa yang melakukan ibadah (shalat tarawih) di bulan Ramadhan hanya karena
iman dan mengharapkan ridha dari Allah, maka baginya di ampuni dosa-dosanya yang
telah lewat” (HR Muslim).
Ulama sepakat bahwa redaksi “qâma ramadlâna” di dalam hadits tersebut mengacu pada
makna shalat tarawih. Meskipun, ulama berbeda pendapat mengenai dosa jenis apakah
yang diampuni dalam hadits tersebut. Ikhtilaf di antara mereka juga terjadi dalam hadits-
hadits serupa.
Menurut al-Imam al-Haramain, yang diampuni hanya dosa-dosa kecil, sedangkan dosa
besar hanya bisa diampuni dengan cara bertobat. Sementara menurut Imam Ibnu al-
Mundzir, redaksi “mâ” (dosa) dalam hadits tersebut termasuk kategori lafadh ‘âm (kata
umum) yang berarti mencakup segala dosa, baik kecil atau besar.
Hukum Shalat Tarawih
5. Shalat tarawih adalah shalat yang dilakukan hanya
pada bulan Ramadhan, dan shalat tarawih ini
dikerjakan Nabi pada tanggal 23 Ramadhan tahun
kedua hijriah. Rasulullah pada masa itu
mengerjakannya tidak selalu di masjid, melainkan
kadang di rumah. Sebagaimana dijelaskan dalam
hadist:
SEJARAH Shalat Tarawih
6. Artinya: “Dari ‘Aisyah Ummil Mu’minin radliyallahu ‘anha, sesungguhnya Rasulullah pada
suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga
atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam justru tidak keluar menemui mereka. Pagi harinya beliau bersabda, 'Sunguh aku
lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut
sekali bila shalat ini diwajibkan pada kalian.” Sayyidah ‘Aisyah berkata, 'Hal itu terjadi pada
bulan Ramadhan’.” (HR Bukhari dan Muslim).
SEJARAH Shalat Tarawih
اَهْنَع ُ َّ
َّللا َي ِ
ضَر َينِنِمْؤُمْال ِمُأ َةَشِئاَع ْنَع
:
ىَّلَص ِللا َلوُس َر َّنَأ
ْال يِف ةَلْيَل َاتَذ ىَّلَص َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّ
َّللا
ىَّلَصَف ِد ِجْسَم
ُعَمَتْاج َّمُث ُاسَّنال َرُثَكَف ِةَلِباَقْال ْنِم ىَّلَص َّمُث ٌَاسن ِهِت َ
َلَصِب
ِباَّالر ْوَأ ِةَثِلاَّثال ِةَلْيَّالل ْنِم وا
ُرْخَي ْمَلَف ِةَع
ِ َّ
َّللا ُلوُس َر ْمِهْيَلِإ ْج
َص ِيذَّال ُْتيَأ َر ْدَق َلاَق َحَبْصَأ اَّمَلَف َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّ
َّللا ىَّلَص
ِإ ِوجُرُخْال ْنِم يِنْعَنْمَي ْمَل َو ْمُتْعَن
َّ
ّلِإ ْمُكْيَل
ْنَأ ُيتِشَخ يِنَأ
َانَضَم َر يِف َكِلَذ َو ْمُكْيَلَع َ
ضَرْفُت
(
ومسلم البخاري رواه
7. Pertama, bisa jadi karena beliau khawatir, sewaktu-waktu Allah menurunkan wahyu
yang mewajibkan shalat tarawih kepada umatnya. Tentu hal tersebut bakal
memberatkan umat generasi berikutnya yang belum tentu memiliki semangat yang
sama dengan para sahabat Nabi itu.
Kedua, mungkin beliau takut timbulnya salah persepsi di kalangan umat bahwa
shalat tarawih wajib karena merupakan perbuatan baik yang tak pernah ditinggalkan
Rasulullah. Sebagaimana keterangan dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari:
Hadist ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad memang pernah melaksanakan
shalat tarawih pada malam awal-awal bulan Ramadhan. Hingga akhirnya, saat
melihat antusiasme yang begitu tinggi dari sahabat-sahabat beliau, Nabi justru
mengurungkan niatnya datang ke masjid pada hari ketiga atau keempat.
SEJARAH Shalat Tarawih
8. ىَدَتْقا َو رِبْال الَمْعَأ ْنِم ءْيَش ىَلَع َبَظا َو اَذِإ ُهَّنَأ
َلَع ضَرْفُي ُهَّنَأ ِهيِف ِهِب اسَّنال
ْمِهْي
Artinya: “Sesungguhnya Nabi ketika menekuni suatu
amal kebaikan dan diikuti umatnya, maka perkara
tersebut telah diwajibkan atas umatnya.”
SEJARAH Shalat Tarawih
Langkah tersebut menunjukkan betapa bijaksana dan sangat sayangnya Nabi
kepada umatnya. Pada hadist di atas dapat ditarik kesimpulan: (1) Nabi
melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid hanya dua malam. Dan beliau
tidak hadir melaksanakan shalat tarawih bersama-sama di masjid karena takut atau
khawatir shalat tarawih akan diwajibkan kepada umatnya. (2) Shalat tarawih
hukumnya adalah sunnah, karena sangat digemari oleh Rasulullah dan beliau
mengajak orang-orang untuk mengerjakannya. (3) Dalam hadist di atas tidak ada
9. Shalat Tarawih pada Masa Abu Bakar dan Umar Shalat
tarawih adalah bagian dari shalat sunnah mu’akkadadah
(shalat sunnah yang sangat dianjurkan).
Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat tanpa witir,
sebagaimana yang telah dikerjakan Sayyidina Umar bin
Khattab dan mayoritas sahabat lainnya yang sudah
disepakati oleh umatnya. Kesepakatan itu datang dari
mayoritas ulama salaf dan khalaf, mulai masa sahabat
Umar sampai sekarang ini, bahkan ini sudah menjadi ijma’
sahabat dan semua ulama mazhab: Syafi’i, Hanafi,
Hanbali, dan mayoritas mazhab Maliki. Di kalangan
mazhab Maliki masih ada ikhtilaf (perbedaan pendapat),
antara 20 rakaat dan 36 rakaat, berdasar hadist riwayat
Imam Malik bin Anas radliyallahu ‘anh bahwa Imam Darul
Hijrah Madinah berpendapat shalat tarawih itu lebih dari
20 rakaat sampai 36 rakaat: “Saya dapati orang-orang
melakukan ibadah malam di bulan Ramadhan, yakni
shalat tarawih, dengan tiga puluh sembilan rakaat—yang
tiga adalah shalat witir.” Imam Malik sendiri memilih 8
rakaat tapi mayorits Malikiyah sesuai dengan pendapat
mayoritas Syafi’iyyah, Hanabilah, dan Hanafiyyah yang
sepakat bahwa shalat tarawih adalah 20 rakaat, hal ini