SlideShare a Scribd company logo
Analisis Tegangan dan Regangan
Bidang
• TIU :
 Mahasiswa dapat menganalisis tegangan normal dan geser
menggunakan lingkaran Mohr
• TIK :
 Mahasiswa dapat menganalisis tegangan pada bidang
Tegangan Bidang
• Jenis-jenis tegangan yang timbul pada batang akibat tarik, tekan,
maupun torsi yang sudah dipelajari hingga saat ini adalah merupakan
contoh-contoh dari tegangan bidang (plane stress)
• Tinjau suatu elemen kubus dalam gambar, dengan sumbu xyz sejajar
dengan tepi-tepi elemen
• Bila bahan berada dalam keadaan tegangan
bidang dalam bidang xy, maka hanya muka x dan
y dari elemen yang mengalami tegangan, muka z
tidak bertegangan dan sumbu z adalah normal
permukaan tersebut
Tegangan bukanlah vektor karena tidak dapat dijumlahkan dengan aturan jajaran genjang. Sebenarnya
tegangan merupakan besaran yang lebih rumit daripada vektor dan dalam matematika disebut tensor.
Besaran tensor lainnya adalah regangan dan momen inersia
Tegangan Bidang
Tegangan Normal
• Tegangan normal , mempunyai subskrip yang menunjukkan muka di
mana tegangan normal tersebut bekerja
• Tegangan yang bekerja di muka x dari elemen dinotasikan x
• Tegangan yang bekerja di muka y dari elemen dinotasikan y
• Tegangan normal yang sama bekerja di muka yang berlawanan
Tegangan Geser
• Tegangan geser , memiliki dua subskrip, subskrip pertama
menunjukkan muka di mana tegangan bekerja, subskrip kedua
menunjukkan arah di muka tersebut
• Tegangan xy bekerja di muka x dalam arah sumbu y
• Tegangan yx bekerja di muka y dalam arah sumbu x
Tegangan Bidang
Perjanjian Tanda
• Tegangan normal bernilai positif untuk tegangan tarik, dan bernilai
negatif untuk tegangan tekan
• Tegangan geser bernilai positif apabila bekerja di muka positif dalam
arah positif, atau bekerja di muka negatif dalam arah negatif.
Sedangkan tegangan geser bernilai negatif apabila bekerja dalam
muka dan arah yang tidak bertanda sama
xy = yx
Untuk memudahkan penggambaran elemen tegangan bidang,
biasanya cukup digambarkan dalam bentuk dua dimensi
Tegangan Bidang
Tegangan di Potongan Miring
• Selanjutnya akan ditinjau tegangan pada elemen
kubus tadi, apabila elemen ini diputar
berlawanan jarum jam melalui sudut  terhadap
sumbu xy
• Elemen yang diputar ini terkait dengan sumbu
x1,y1 dan z1
• Tegangan normal dan geser pada elemen baru
ini diberi notasi x1, y1, x1y1 dan y1x1
• Pada elemen ini berlaku pula hubungan
x1y1 y1x1
Tegangan Bidang
Tegangan di Potongan Miring
• Potongan elemen tegangan yang mempunyai muka miring yang sama dengan muka x1
dari elemen miring, ditunjukkan pada gambar kiri
• Untuk menuliskan persamaan kesetimbangan potongan elemen tersebut, maka dibuat
free-body diagram yang menunjukkan gaya-gaya yang bekerja di semua muka
• Luas muka kiri (muka x negatif) diberi notasi Ao.
Stresses Forces
Tegangan Bidang
• Susun persamaan kesetimbangan
• Fx1 = 0
x1Aosec  – xAocos  – xyAosin  – yAotan  sin  – xyAo tan  cos  = 0
• Fy1 = 0
x1y1Aosec  + xAosin  – xyAocos  – yAotan  cos  + yxAo tan  sin  = 0
x1 x y xy
 =  cos 2 +  sin 2 + 2 sin  cos 
x1y1= −(x− y)sin  cos  + xy(cos 2 − sin 2)
• Karena xy = yx, maka dua persamaan di atas dapat disederhanakan :
Jika  = 0o
atau 90o ??
Tegangan Bidang
• Dari persamaan-persamaan dalam trigonometri :
cos2
 
1
1 cos 2 sin2
 
1
1 cos 2 sin cos 
1
sin 2
2 2 2
• Maka persamaan sebelumnya dapat dituliskan menjadi :
 xy
x1 
x y
cos 2  sin 2

x y
2 2
2
cos 2
xy
x1y1
  
x y
sin 2 
Persamaan ini disebut persamaan transformasi untuk tegangan bidang, karena persamaan ini
mentransformasikan komponen tegangan dari satu sistem sumbu ke sistem sumbu lainnya
Tegangan Bidang
• Dengan mengganti nilai  menjadi +90o, maka akan diperoleh y1 :
• Dan akhirnya akan didapatkan pula hubungan :
• Persamaan ini menunjukkan bahwa jumlah tegangan normal yang
bekerja di muka-muka yang saling tegak lurus dari elemen tegangan
bidang adalah konstan dan tidak bergantung pada sudut .
x1 y1  x y
 xy
y1 
x y
cos 2  sin 2

x y
2 2
Tegangan Bidang
• Jika semua tegangan yang bekerja di elemen xy adalah nol kecuali
tegangan normal x, maka elemen dikatakan berada dalam keadaan
tegangan uniaksial
• Persamaan transformasi yang berkaitan adalah :
2
x1
 
x
1 cos 2
2
x1y1
  
x
sin 2
x1 atau x1y1
maks = x
maks = 0.5x
Tegangan Bidang
• Apabila x= y = 0, namun xy dan yx ≠ 0 maka elemen dikatakan
berada dalam keadaan geser murni (pure shear)
• Persamaan transformasi yang berkaitan adalah :
x1 xy sin 2
x1y1 xy cos 2 x1
x1y1
x1 maks pada
 = 45o
Tegangan Bidang
• Bila elemen mengalami tegangan normal dalam arah x dan y, tanpa ada
tegangan geser maka elemen dikatakan berada dalam keadaan
tegangan biaksial
• Persamaan transformasi yang berkaitan adalah :
x1
 
x y

x y
cos 2
2 2
2
x1y1
  
x y
sin 2
Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum
• Dari persamaan untuk tan 2p, maka dapat diperoleh pula hubungan
untuk sin 2p dan cos 2p sebagai berikut
• Dengan nilai R adalah :
p

xy
R
sin 2 p
cos 2 
x y
2R
2
2
xy

2
 
 
R   x y
 
Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum
• Dari dua buah nilai p yang diperoleh, maka akan ditemukan besarnya
tegangan – tegangan utama sebagai berikut :
2
x y
2
x y
2
 xy


2



   
1,2 
• Dengan 1 merupakan tegangan utama maksimum, dan 2 adalah
tegangan utama minimum
• Dari persamaan tersebut dapat dilihat pula bahwa berlaku juga
hubungan yang menyatakan 1 + 2 = x + y
Tegangan geser adalah sama dengan nol di bidang-bidang utama
Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum
• Elemen-elemen yang berada dalam keadaan tegangan uniaksial dan
tegangan biaksial, memiliki bidang utama berupa bidang-bidang x dan
y itu sendiri (karena nilai tan 2p = 0, yang dipenuhi oleh p = 0o dan
90o)
• Elemen yang berada dalam geser murni, memiliki bidang utama yang
berorientasi 45o terhadap sumbu x (karena tan 2p = , yang dipenuhi
oleh p = 45o dan 135o). Jika xy positif, maka 1 = xy, da 2 = - xy
Elemen dalam keadaan Tegangan
Uniaksial dan Biaksial
Elemen dalam keadaan Geser Murni
nol.
Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum
• Dengan cara yang sama tegangan geser maksimum dan bidang dimana
tegangan tersebut bekerja dapat dicari dari persamaan transformasi
untuk x1y1 yang dideferensial terhadap  dan menyamakannya dengan
• Diperoleh pula hubungan antara s dan p sebagai berikut :
d
• Yang menghasilkan
 cos 2  2 sin 2  0
xy
y
x
dx1y1
 

xy
y
x
s
2
 
tan 2  

s1 p1  45o

s2 p1  45o
Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum
• Besarnya tegangan geser maksimum yang diperoleh adalah :
• Dapat dibuktikan pula bahwa tegangan geser maksimum sama dengan
setengah selisih tegangan-tegangan utama
• Bidang-bidang tegangan geser maksimum juga mengandung tegangan
normal yang besarnya sama dengan :
2
x y
2
 xy


2


 
maks 
 
1 2
2
maks
 
x y
2
ratarata

More Related Content

Similar to TEGANGAN DAN REGANGAN BIDANG.pptx

Pertemuan iii fungsi
Pertemuan iii fungsiPertemuan iii fungsi
Pertemuan iii fungsi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Lingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk teganganLingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk tegangan
Christian indrajaya, ST, MT
 
Fungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linierFungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linier
Ryan Arifiana Sungkar
 
PERTEMUAN IV FUNGSI.pptx
PERTEMUAN IV FUNGSI.pptxPERTEMUAN IV FUNGSI.pptx
PERTEMUAN IV FUNGSI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pertemuan iv fungsi
Pertemuan iv fungsiPertemuan iv fungsi
Pertemuan iv fungsi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Kelompok 4 osilator harmoni kiii
Kelompok 4 osilator harmoni kiiiKelompok 4 osilator harmoni kiii
Kelompok 4 osilator harmoni kiii
Suharziamah_al_aksa
 
Konsep kestabilan non linier
Konsep kestabilan non linierKonsep kestabilan non linier
Konsep kestabilan non linier
Zifalaniasta
 
MEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASEMEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASE
ElixTuaSitompul
 
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANAPPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
Louis W
 
Transformasi Linier-1.ppt
Transformasi Linier-1.pptTransformasi Linier-1.ppt
Transformasi Linier-1.ppt
LinaDwiPratiwi
 
Osilasi.pdf
Osilasi.pdfOsilasi.pdf
Osilasi.pdf
NurEndahLizarifin1
 
Pertemuan 9 .pptx
Pertemuan 9 .pptxPertemuan 9 .pptx
Pertemuan 9 .pptx
Desidwidjayanti1
 
3)d inamika edit
3)d inamika edit3)d inamika edit
3)d inamika edit
rahmadfath
 
Rumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhORumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhO
Zainal Abidin Mustofa
 
Permukaan Putar, Silinder dan Kerucut - Geometri Analitik Ruang (GAR)
Permukaan Putar, Silinder dan Kerucut - Geometri Analitik Ruang (GAR)Permukaan Putar, Silinder dan Kerucut - Geometri Analitik Ruang (GAR)
Permukaan Putar, Silinder dan Kerucut - Geometri Analitik Ruang (GAR)
PutriIndahL
 
221829084 bag-1-metode-energi
221829084 bag-1-metode-energi221829084 bag-1-metode-energi
221829084 bag-1-metode-energi
Norma Narulita
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
lutfiamaulidina
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
ChristianRegil
 
anALISIS STRUKTUR 2 SISTEM PORTAL TEKNIK SIPIL
anALISIS STRUKTUR 2 SISTEM PORTAL TEKNIK SIPILanALISIS STRUKTUR 2 SISTEM PORTAL TEKNIK SIPIL
anALISIS STRUKTUR 2 SISTEM PORTAL TEKNIK SIPIL
atangsupriyatna1
 
04. hukum newton tentang gerak
04. hukum newton tentang gerak04. hukum newton tentang gerak
04. hukum newton tentang gerak
ISTA
 

Similar to TEGANGAN DAN REGANGAN BIDANG.pptx (20)

Pertemuan iii fungsi
Pertemuan iii fungsiPertemuan iii fungsi
Pertemuan iii fungsi
 
Lingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk teganganLingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk tegangan
 
Fungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linierFungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linier
 
PERTEMUAN IV FUNGSI.pptx
PERTEMUAN IV FUNGSI.pptxPERTEMUAN IV FUNGSI.pptx
PERTEMUAN IV FUNGSI.pptx
 
Pertemuan iv fungsi
Pertemuan iv fungsiPertemuan iv fungsi
Pertemuan iv fungsi
 
Kelompok 4 osilator harmoni kiii
Kelompok 4 osilator harmoni kiiiKelompok 4 osilator harmoni kiii
Kelompok 4 osilator harmoni kiii
 
Konsep kestabilan non linier
Konsep kestabilan non linierKonsep kestabilan non linier
Konsep kestabilan non linier
 
MEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASEMEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASE
 
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANAPPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
 
Transformasi Linier-1.ppt
Transformasi Linier-1.pptTransformasi Linier-1.ppt
Transformasi Linier-1.ppt
 
Osilasi.pdf
Osilasi.pdfOsilasi.pdf
Osilasi.pdf
 
Pertemuan 9 .pptx
Pertemuan 9 .pptxPertemuan 9 .pptx
Pertemuan 9 .pptx
 
3)d inamika edit
3)d inamika edit3)d inamika edit
3)d inamika edit
 
Rumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhORumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhO
 
Permukaan Putar, Silinder dan Kerucut - Geometri Analitik Ruang (GAR)
Permukaan Putar, Silinder dan Kerucut - Geometri Analitik Ruang (GAR)Permukaan Putar, Silinder dan Kerucut - Geometri Analitik Ruang (GAR)
Permukaan Putar, Silinder dan Kerucut - Geometri Analitik Ruang (GAR)
 
221829084 bag-1-metode-energi
221829084 bag-1-metode-energi221829084 bag-1-metode-energi
221829084 bag-1-metode-energi
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
 
anALISIS STRUKTUR 2 SISTEM PORTAL TEKNIK SIPIL
anALISIS STRUKTUR 2 SISTEM PORTAL TEKNIK SIPILanALISIS STRUKTUR 2 SISTEM PORTAL TEKNIK SIPIL
anALISIS STRUKTUR 2 SISTEM PORTAL TEKNIK SIPIL
 
04. hukum newton tentang gerak
04. hukum newton tentang gerak04. hukum newton tentang gerak
04. hukum newton tentang gerak
 

TEGANGAN DAN REGANGAN BIDANG.pptx

  • 1. Analisis Tegangan dan Regangan Bidang
  • 2. • TIU :  Mahasiswa dapat menganalisis tegangan normal dan geser menggunakan lingkaran Mohr • TIK :  Mahasiswa dapat menganalisis tegangan pada bidang
  • 3. Tegangan Bidang • Jenis-jenis tegangan yang timbul pada batang akibat tarik, tekan, maupun torsi yang sudah dipelajari hingga saat ini adalah merupakan contoh-contoh dari tegangan bidang (plane stress) • Tinjau suatu elemen kubus dalam gambar, dengan sumbu xyz sejajar dengan tepi-tepi elemen • Bila bahan berada dalam keadaan tegangan bidang dalam bidang xy, maka hanya muka x dan y dari elemen yang mengalami tegangan, muka z tidak bertegangan dan sumbu z adalah normal permukaan tersebut Tegangan bukanlah vektor karena tidak dapat dijumlahkan dengan aturan jajaran genjang. Sebenarnya tegangan merupakan besaran yang lebih rumit daripada vektor dan dalam matematika disebut tensor. Besaran tensor lainnya adalah regangan dan momen inersia
  • 4. Tegangan Bidang Tegangan Normal • Tegangan normal , mempunyai subskrip yang menunjukkan muka di mana tegangan normal tersebut bekerja • Tegangan yang bekerja di muka x dari elemen dinotasikan x • Tegangan yang bekerja di muka y dari elemen dinotasikan y • Tegangan normal yang sama bekerja di muka yang berlawanan Tegangan Geser • Tegangan geser , memiliki dua subskrip, subskrip pertama menunjukkan muka di mana tegangan bekerja, subskrip kedua menunjukkan arah di muka tersebut • Tegangan xy bekerja di muka x dalam arah sumbu y • Tegangan yx bekerja di muka y dalam arah sumbu x
  • 5. Tegangan Bidang Perjanjian Tanda • Tegangan normal bernilai positif untuk tegangan tarik, dan bernilai negatif untuk tegangan tekan • Tegangan geser bernilai positif apabila bekerja di muka positif dalam arah positif, atau bekerja di muka negatif dalam arah negatif. Sedangkan tegangan geser bernilai negatif apabila bekerja dalam muka dan arah yang tidak bertanda sama xy = yx Untuk memudahkan penggambaran elemen tegangan bidang, biasanya cukup digambarkan dalam bentuk dua dimensi
  • 6. Tegangan Bidang Tegangan di Potongan Miring • Selanjutnya akan ditinjau tegangan pada elemen kubus tadi, apabila elemen ini diputar berlawanan jarum jam melalui sudut  terhadap sumbu xy • Elemen yang diputar ini terkait dengan sumbu x1,y1 dan z1 • Tegangan normal dan geser pada elemen baru ini diberi notasi x1, y1, x1y1 dan y1x1 • Pada elemen ini berlaku pula hubungan x1y1 y1x1
  • 7. Tegangan Bidang Tegangan di Potongan Miring • Potongan elemen tegangan yang mempunyai muka miring yang sama dengan muka x1 dari elemen miring, ditunjukkan pada gambar kiri • Untuk menuliskan persamaan kesetimbangan potongan elemen tersebut, maka dibuat free-body diagram yang menunjukkan gaya-gaya yang bekerja di semua muka • Luas muka kiri (muka x negatif) diberi notasi Ao. Stresses Forces
  • 8. Tegangan Bidang • Susun persamaan kesetimbangan • Fx1 = 0 x1Aosec  – xAocos  – xyAosin  – yAotan  sin  – xyAo tan  cos  = 0 • Fy1 = 0 x1y1Aosec  + xAosin  – xyAocos  – yAotan  cos  + yxAo tan  sin  = 0 x1 x y xy  =  cos 2 +  sin 2 + 2 sin  cos  x1y1= −(x− y)sin  cos  + xy(cos 2 − sin 2) • Karena xy = yx, maka dua persamaan di atas dapat disederhanakan : Jika  = 0o atau 90o ??
  • 9. Tegangan Bidang • Dari persamaan-persamaan dalam trigonometri : cos2   1 1 cos 2 sin2   1 1 cos 2 sin cos  1 sin 2 2 2 2 • Maka persamaan sebelumnya dapat dituliskan menjadi :  xy x1  x y cos 2  sin 2  x y 2 2 2 cos 2 xy x1y1    x y sin 2  Persamaan ini disebut persamaan transformasi untuk tegangan bidang, karena persamaan ini mentransformasikan komponen tegangan dari satu sistem sumbu ke sistem sumbu lainnya
  • 10. Tegangan Bidang • Dengan mengganti nilai  menjadi +90o, maka akan diperoleh y1 : • Dan akhirnya akan didapatkan pula hubungan : • Persamaan ini menunjukkan bahwa jumlah tegangan normal yang bekerja di muka-muka yang saling tegak lurus dari elemen tegangan bidang adalah konstan dan tidak bergantung pada sudut . x1 y1  x y  xy y1  x y cos 2  sin 2  x y 2 2
  • 11. Tegangan Bidang • Jika semua tegangan yang bekerja di elemen xy adalah nol kecuali tegangan normal x, maka elemen dikatakan berada dalam keadaan tegangan uniaksial • Persamaan transformasi yang berkaitan adalah : 2 x1   x 1 cos 2 2 x1y1    x sin 2 x1 atau x1y1 maks = x maks = 0.5x
  • 12. Tegangan Bidang • Apabila x= y = 0, namun xy dan yx ≠ 0 maka elemen dikatakan berada dalam keadaan geser murni (pure shear) • Persamaan transformasi yang berkaitan adalah : x1 xy sin 2 x1y1 xy cos 2 x1 x1y1 x1 maks pada  = 45o
  • 13. Tegangan Bidang • Bila elemen mengalami tegangan normal dalam arah x dan y, tanpa ada tegangan geser maka elemen dikatakan berada dalam keadaan tegangan biaksial • Persamaan transformasi yang berkaitan adalah : x1   x y  x y cos 2 2 2 2 x1y1    x y sin 2
  • 14. Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum • Dari persamaan untuk tan 2p, maka dapat diperoleh pula hubungan untuk sin 2p dan cos 2p sebagai berikut • Dengan nilai R adalah : p  xy R sin 2 p cos 2  x y 2R 2 2 xy  2     R   x y  
  • 15. Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum • Dari dua buah nilai p yang diperoleh, maka akan ditemukan besarnya tegangan – tegangan utama sebagai berikut : 2 x y 2 x y 2  xy   2        1,2  • Dengan 1 merupakan tegangan utama maksimum, dan 2 adalah tegangan utama minimum • Dari persamaan tersebut dapat dilihat pula bahwa berlaku juga hubungan yang menyatakan 1 + 2 = x + y Tegangan geser adalah sama dengan nol di bidang-bidang utama
  • 16. Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum • Elemen-elemen yang berada dalam keadaan tegangan uniaksial dan tegangan biaksial, memiliki bidang utama berupa bidang-bidang x dan y itu sendiri (karena nilai tan 2p = 0, yang dipenuhi oleh p = 0o dan 90o) • Elemen yang berada dalam geser murni, memiliki bidang utama yang berorientasi 45o terhadap sumbu x (karena tan 2p = , yang dipenuhi oleh p = 45o dan 135o). Jika xy positif, maka 1 = xy, da 2 = - xy Elemen dalam keadaan Tegangan Uniaksial dan Biaksial Elemen dalam keadaan Geser Murni
  • 17. nol. Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum • Dengan cara yang sama tegangan geser maksimum dan bidang dimana tegangan tersebut bekerja dapat dicari dari persamaan transformasi untuk x1y1 yang dideferensial terhadap  dan menyamakannya dengan • Diperoleh pula hubungan antara s dan p sebagai berikut : d • Yang menghasilkan  cos 2  2 sin 2  0 xy y x dx1y1    xy y x s 2   tan 2    s1 p1  45o  s2 p1  45o
  • 18. Tegangan Utama & Tegangan Geser Maksimum • Besarnya tegangan geser maksimum yang diperoleh adalah : • Dapat dibuktikan pula bahwa tegangan geser maksimum sama dengan setengah selisih tegangan-tegangan utama • Bidang-bidang tegangan geser maksimum juga mengandung tegangan normal yang besarnya sama dengan : 2 x y 2  xy   2     maks    1 2 2 maks   x y 2 ratarata