SlideShare a Scribd company logo
B. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa
1. Kesadaran
Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan
lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan
pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian).
1.1 Gangguan Kesadaran
a. Pengaburan kesadaran : kejernihan ingatan yang tidak lengkap dengan gangguan
persepsi dan sikap.
b. Somnolen : keadaan mengantuk abnormal yang sering ditemukan pada proses
organik.
c. Stupor : hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap lingkungan sekeliling.
d. Delirium : gelisah, bingung, konfusi, reaksi disorientasi yang disertai dengan
halusinasi dan rasa takut.
e. Koma : derajat ketidaksadaran yang berat.
f. Koma vigil : koma dimana pasien tampak tidur tetapi dapat segera dibangunkan.
g. Keadaan seperti mimpi (dreamlike state) : seringkali digunakan secara sinonim
dengan kejang parsial kompleks atau epilepsi psikomotor.
h. Keadaan temaram (twilight state) : gangguan kesadaran dengan halusinasi
i. Disorientasi : gangguan orientasi waktu, tempat dan orang.
1.2 Gangguan atensi
Atensi adalah jumlah usaha yang dilakukan untuk memusatkan pada bagian tertentu
dari pengalaman, kemampuan untuk mempertahankan perhatian pada satu aktivitas,
kemampuan untuk berkonsentrasi.
a. Distraktibilitas : ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian, penarikan atensi
kepada stimuli eksternal yang tidak penting atau tidak relevan.
b. Inatensi selektif : hambatan hanya pada hal – hal yang menimbulkan kecemasan.
c. Hipervigilensi : atensi dan pemusatan yang berlebihan pada semua stimuli internal
dan eksternal, biasanya sekunder dari keadaan delusional atau paranoid.
d. Keadaan tidak sadarkan diri (trance) : atensi yang terpusat dan kesadaran yang
berubah, biasanya terlihat pada hipnosis, gangguan disosiatif, dan pengalaman religius
yang luar biasa.
1.3 Gangguan sugestibilitas
Adalah kepatuhan dan respon yang tidak kritis terhadap gagasan atau pengaruh
a. Folie a deux / folie a trios : penyakit emosional yang berhubungan atara dua
atau tiga orang.
b. Hipnosis : modifikasi kesadaran yang diinduksi secara buatan yang ditandai
dengan penigkatan sugestibilitas.
2. Emosi
Suatu kompleks keadaan perasaan dengan komponen psikis, somatik dan prilaku yang
berhubungan dengan afek dan mood.
2.1 Mood
Mood adalah suatu emosi yang meresap dan dipertahankan, yang dialami secara
subjektif dan dilaporkan oleh pasien dan terlihat oleh orang lain : contohnya elasi,
kemarahan, depresi.
a. Mood yang meluap-luap (expansive mood) : ekspresi perasaan seseorang tanpa
pembatasan
b. Mood eutimik : mood dalam rentang normal
c. Mood disforik : mood yang tidak menyenangkan
d. Mood yang meninggi (elevated mood) : suasana keyakinan dan kesayangan
e. Mood yang iritabel : dengan mudah diganggu atau diubah
f. Pergeseran mood (mood yang labil) : osilasi antara euforia dan depresi atau
kecemasan
g. Ektasi : perasaan kegairahan yang kuat
h. Euforia : elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran
i. Depresi : perasaan sedih yang psikopatologis
j. Dukacita atau berkabung : kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata
k. Aleksitimia : ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari
emosi atau mood seseorang
l. Anhedonia : hilangnya minat dan menarik diri dari semua aktivitas rutin dan
menyenangkan
2.2. Afek
Merupakan suatu ekspresi emosi yang terlihat, mungkin tidak konsisten dengan emosi
yang dikatakan pasien.
a. Afek yang sesuai (appropriate affect) : kondisi dimana irama emosional harmonis
dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai.
b. Afek yang tidak sesuai (inappropriate affect) : ketidakharmonisan antara irama
perasaan emosional dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang menyertai.
c. Afek yang terbatas : penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah daripada
afek tumpul tetapi jelas menurun.
d. Afek yang labil : perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba yang tidak
berhubungan dengan stimuli eksternal.
e. Afek yang tumpul : gangguan pada afek yang dimanifestasikan oleh penurunan berat
pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan keluar.
f. Afek yang datar : tidak adanya atau hamper tidak ada tanda ekspresi afek, suara yang
monoton, wajah yang tidak bergerak.
2.3 Emosi yang lain
a. Ketakutan : kecemasan yang disebabkan oleh bahaya yang dikenali secara sadar
dan realistic.
b. Agitasi : kecemasan berat yang disertai dengan kegelisahan motorik.
c. Kecemasan yang mengambang bebas : rasa takut yang meresap dan tidak
terpusatkan yang tidak berhubungan dengan suatu gagasan.
d. Ketegangan (tension) : peningkatan aktivitas motorik dan psikologis yang tidak
menyenangkan.
e. Rasa malu : kegagalan membangun pengharapan diri.
f. Abreaksional : pelepasan emosional setelah mengingat pengalaman yang
menakutkan.
g. Panik : serangan kecamasan yang akut, episodic, dan kuat yang disertai dengan
perasaan ketakutan yang melanda dan pelepasan otonomik.
h. Apati : irama emosi yang tumpul disertai dengan pelepasan atau ketidakacuhan.
i. Kecemasan : perasaan ketakutan yang disebabkan oleh dugaan bahaya, yang
mungkin berasal dari dalam atau luar.
j. Ambivalensi : terdapatnya secara bersama-sama dua impuls yang berlawanan
terhadap hal yang sama pada satu orang yang sama pada waktu yang sama
k. Rasa bersalah : emosi sekunder karena melakukan sesuatu yang dianggap salah.
3. Perilaku motorik (Konasi)
a. Abullia : penurunan impuls untuk bertindak dan berfikir disertai dengan
ketidakacuhan tentang akibat tindakan, disertai dengan defisit neurologist
b. Negativisme : tahanan tanpa motivasi terhadap semua usaha untun menggerakkan
atau terhadap semua instruksi
c. Mannerisme : pergerakan yang tidak disadari yang mendarah daging dan
kebiasaan
d. Ekopraksia : peniruan pergerakan yang patologis seseorang pada orang lain
e. Katapleksi : hilangnya tonus otot dan kelemahan secara sementara yang
dicetuskan oleh berbagai keadaan emosional
f. Otomatisme : tindakan yang otomatis yang biasanya mewakili suatu aktivitas
simbolik yang tidak disadari
g. Hipoaktivitas (hipokinesis) : penurunan aktivitas motorik dan kognitif, seperti
pada retardasi psikomotor, perlambatan pikiran, bicara dan pergerakan yang dapat
terlihat
h. Mutisme : tidak bersuara tanpa kelainan struktural
i. Stereotipik : pola tindakan fisik atau bicara yang terfiksasi dan berulang
j. Memerankan : ekspresi langsung dari suatu harapan atau impuls yang tidak
disadari dalam bentuk gerakan
k. Mimikri ; aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada anak
l. Otomatisme perintah : otomatisme mengikuti sugesti
m. Katatonia : kelainan motorik dalam gangguan nonorganik
- Cerea flexibilitas (fleksibilitas lilin) : seseorang dapat diatur dalam suatu
posisi yang kemudian dipertahankannya, jika pemeriksa menggerakkan
anggota tubuh pasien, anggota tubuh terasa seakan-akan terbuat dari lilin.
- Posturing katatonik : penerimaan postur yang tidak sesuai atau kaku yang
disadari, biasanya dipertahankan dalam waktu yang lama. .
- Luapan katatonik : aktivitas motorik yang teragitasi, tidak bertujuan, dan
tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal.
- Stupor katatonik : penurunan aktivitas motorik yang nyata, seringkali
sampai tidak mobilitas dan tampaknya tidak menyadari sekeliling.
- Katalepsi : posisi yang tidak bergerak yang dipertahankan terus-menerus.
- Rigiditas katatonik : penerimaan postur yang kaku yang disadari,
menentang usaha untuk digerakkan
n. Overaktivitas
- Agitasi psikomotor : averaktivitas motorik dan kognitif yang berlebihan,
biasanya tidak produktif dan sebagai respon dari ketegangan.
- Hiperaktivitas (hiperkinesis) : kegelisahan, agresif, aktifitas destruktif,
seringkali disertai patologi otak dasar.
- Tidur berjalan : aktivitas motorik saat tidur.
- Tik : pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak disadari.
- Ataksia: kegagalan koordinasi otot, irregularitas gerakan otot.
- Polifagia : makan berlebihan yang patologis.
- Akathisia : perasaan subjektif tentang tegangan motorik sekunder dari
medikasi antipsikotik atau medikasi lain yang dapat menyebabkan
kegelisahan, melangkah bolak-balik, duduk dan berdiri berulang-ulang,
dapat disalah artikan sebagai agitasi psikotik.
- Kompulsif : impuls tidak terkontrol untuk melakukan suatu tindakan
secara berulang.
i. Dipsomania : kompulsi untuk minum alkohol
ii. Kleptomania : kompulsi untuk mencuri
iii. Nimfomania : kebutuhan untuk koitus yang kuat dan kompulsif pada
seorang wanita
iv. Satiriasis : kebutuhan untuk koitus yang kuat dan kompulsif pada
seorang laki-laki
v. Trikotilomania : kompulsi untuk mencabut rambut
vi. Ritual : aktivitas kompulsif otomatis dalam sifat, menurunkan
kecemasan yang orisinil.
o. Agresi : tindakan yang kuat dan diarahkan dengan tujuan yang mungkin verbal
atau fisik; bagian motorik dari afek kekasaran, kemarahan atau permusuhan.
2. Berfikir
Aliran gagasan, simbol dan asosiasi yang diarahkan oleh tujuan dimulai oleh suatu
tugas dan mengarah pada kesimpulan yang berorientasi kenyataan. Jika terjadi urutan yang
logis, berfikir adalah normal. Parapraksis (tergelincir dari logis yang termotivasi secara tidak
disadari juga disebut pelesetan menurut Freud) dianggap sebagai bagian dari berfikir yang
normal.
A. Gangguan umum dalam bentuk atau proses berfikir
1. Gangguan mental
Sindroma perilaku atau psikologis yang bermakna secara klinis, disertai dangan
penderitaan atau ketidakmampuan, tidak hanya suatu respon yang diperkirakan dari
peristiwa tertentu atau terbatas pada hubungan antara seseorang dan masyarakat.
2. Psikosis
Ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari fantasi. Gangguan tes realitas,
dengan menciptakan realitas baru (berlawanan dengan neurosis : gangguan mental
dimana tes realitas adalah utuh, perilaku tidak jelas melanggar norma-norma sosial,
relatif bertahan lama atau rekuren tanpa pengobatan)
3. Tes realitas
Pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang dunia di luar diri
4. Gangguan pikiran formal
Gangguan dalam bentuk pikiran, malahan isi pikiran : berpikir ditandai dengan
kekenduran asosiasi, neologisme, dan konstruksi yang tidak logis; proses berpikir
mengalami gangguan, dan orang didefinisikan sebagai psikotik
5. Berpikir tidak logis
Berpikir mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi internal; hal ini adalah
patologis jika nyata dan tidak disebabkan oleh kultural atau defisit intelektual
6. Dereisme
Aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika atau pengalaman
7. Berpikir autistik
Preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi
8. Berpikir magis
Suatu bentuk pikiran dereistik; berpikir adalah serupa dengan fase praopersional pada
masa anak-anak (Jean Piaget), dimana pikiran, kata-kata, atau tindakan mempunyai
kekuatan
9. Proses berpikir primer
Istilah umu untuk berpikir yang dereistik, tidak logis, magis. Normalnya ditemukan
dalam mimpi, abnormal pada psikosis

More Related Content

What's hot

Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
psepti17
 
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran ManusiaTingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
pjj_kemenkes
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
RoyNal Rois Al-Khalim
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuimPengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
Danial Iskandar
 
Teori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudTeori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun Freud
Baan Crow
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosialibnujabe
 
Fungsi jiwa kehendak
Fungsi jiwa kehendakFungsi jiwa kehendak
Fungsi jiwa kehendak
Operator Warnet Vast Raha
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
Seta Wicaksana
 
Teori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamTeori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islam
Ratih Aini
 
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialPpt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
ibnujabe
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5setiawan02
 
Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)masnasikin
 
KONASI
KONASI KONASI
KONASI
Mitha Ye Es
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
elmakrufi
 
Teori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustavTeori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustavImam Suaydi
 
PSIKOLOGI ANALITIK
PSIKOLOGI ANALITIKPSIKOLOGI ANALITIK
PSIKOLOGI ANALITIK
citrapangestika
 

What's hot (20)

Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran ManusiaTingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuimPengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
 
Teori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudTeori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun Freud
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
 
Fungsi jiwa kehendak
Fungsi jiwa kehendakFungsi jiwa kehendak
Fungsi jiwa kehendak
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Teori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamTeori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islam
 
Psikologi_Kesadaran
Psikologi_KesadaranPsikologi_Kesadaran
Psikologi_Kesadaran
 
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialPpt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Ppt Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5
 
Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)
 
KONASI
KONASI KONASI
KONASI
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
Teori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustavTeori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustav
 
PSIKOLOGI ANALITIK
PSIKOLOGI ANALITIKPSIKOLOGI ANALITIK
PSIKOLOGI ANALITIK
 

Similar to Tanda dan gejala gangguan jiwa KABUPATEN MUNA

Bilazim
BilazimBilazim
Proposal
ProposalProposal
Proposal
Romario Romario
 
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopatiKp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
Ahmad Muhtar
 
Psiikopatologi 1
Psiikopatologi 1Psiikopatologi 1
Psiikopatologi 1
David Edward
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
Feri Prilopandi
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Jung handout
Jung handoutJung handout
Jung handout
Muhammad Noval
 
Pb 1. perkembangan kepribadian AKPER PEMKAB MUNA
Pb 1. perkembangan kepribadian AKPER PEMKAB MUNAPb 1. perkembangan kepribadian AKPER PEMKAB MUNA
Pb 1. perkembangan kepribadian AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
Ahmad Kurnia
 
Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3
setiawan02
 
18060464113 yoananda
18060464113 yoananda18060464113 yoananda
18060464113 yoananda
yoanandamahendra
 
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)HIMA KS FISIP UNPAD
 
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran ManusiaTingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
pjj_kemenkes
 

Similar to Tanda dan gejala gangguan jiwa KABUPATEN MUNA (20)

Bilazim
BilazimBilazim
Bilazim
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopatiKp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
 
Psiikopatologi 1
Psiikopatologi 1Psiikopatologi 1
Psiikopatologi 1
 
Pb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNA
Pb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNAPb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNA
Pb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Jung handout
Jung handoutJung handout
Jung handout
 
Pb 1. perkembangan kepribadian AKPER PEMKAB MUNA
Pb 1. perkembangan kepribadian AKPER PEMKAB MUNAPb 1. perkembangan kepribadian AKPER PEMKAB MUNA
Pb 1. perkembangan kepribadian AKPER PEMKAB MUNA
 
Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.
 
Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.
 
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
 
Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 3
 
18060464113 yoananda
18060464113 yoananda18060464113 yoananda
18060464113 yoananda
 
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
 
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran ManusiaTingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptxBahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
syahirula014
 
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdfCONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
RizkiAzharHermawan1
 
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdfPrinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
bayubpsjombang
 
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
firlanarahmania
 
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptxBela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
andikhaidir6
 
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptxSosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
SeksiBankKPPNMalang
 
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
andikhaidir6
 
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdfContractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
crestsafety
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 

Recently uploaded (9)

Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptxBahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
 
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdfCONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
 
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdfPrinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
 
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
 
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptxBela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
 
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptxSosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
 
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
 
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdfContractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 

Tanda dan gejala gangguan jiwa KABUPATEN MUNA

  • 1. B. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa 1. Kesadaran Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian). 1.1 Gangguan Kesadaran a. Pengaburan kesadaran : kejernihan ingatan yang tidak lengkap dengan gangguan persepsi dan sikap. b. Somnolen : keadaan mengantuk abnormal yang sering ditemukan pada proses organik. c. Stupor : hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap lingkungan sekeliling. d. Delirium : gelisah, bingung, konfusi, reaksi disorientasi yang disertai dengan halusinasi dan rasa takut. e. Koma : derajat ketidaksadaran yang berat. f. Koma vigil : koma dimana pasien tampak tidur tetapi dapat segera dibangunkan. g. Keadaan seperti mimpi (dreamlike state) : seringkali digunakan secara sinonim dengan kejang parsial kompleks atau epilepsi psikomotor. h. Keadaan temaram (twilight state) : gangguan kesadaran dengan halusinasi i. Disorientasi : gangguan orientasi waktu, tempat dan orang. 1.2 Gangguan atensi Atensi adalah jumlah usaha yang dilakukan untuk memusatkan pada bagian tertentu dari pengalaman, kemampuan untuk mempertahankan perhatian pada satu aktivitas, kemampuan untuk berkonsentrasi. a. Distraktibilitas : ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian, penarikan atensi kepada stimuli eksternal yang tidak penting atau tidak relevan. b. Inatensi selektif : hambatan hanya pada hal – hal yang menimbulkan kecemasan. c. Hipervigilensi : atensi dan pemusatan yang berlebihan pada semua stimuli internal dan eksternal, biasanya sekunder dari keadaan delusional atau paranoid. d. Keadaan tidak sadarkan diri (trance) : atensi yang terpusat dan kesadaran yang berubah, biasanya terlihat pada hipnosis, gangguan disosiatif, dan pengalaman religius yang luar biasa. 1.3 Gangguan sugestibilitas Adalah kepatuhan dan respon yang tidak kritis terhadap gagasan atau pengaruh
  • 2. a. Folie a deux / folie a trios : penyakit emosional yang berhubungan atara dua atau tiga orang. b. Hipnosis : modifikasi kesadaran yang diinduksi secara buatan yang ditandai dengan penigkatan sugestibilitas. 2. Emosi Suatu kompleks keadaan perasaan dengan komponen psikis, somatik dan prilaku yang berhubungan dengan afek dan mood. 2.1 Mood Mood adalah suatu emosi yang meresap dan dipertahankan, yang dialami secara subjektif dan dilaporkan oleh pasien dan terlihat oleh orang lain : contohnya elasi, kemarahan, depresi. a. Mood yang meluap-luap (expansive mood) : ekspresi perasaan seseorang tanpa pembatasan b. Mood eutimik : mood dalam rentang normal c. Mood disforik : mood yang tidak menyenangkan d. Mood yang meninggi (elevated mood) : suasana keyakinan dan kesayangan e. Mood yang iritabel : dengan mudah diganggu atau diubah f. Pergeseran mood (mood yang labil) : osilasi antara euforia dan depresi atau kecemasan g. Ektasi : perasaan kegairahan yang kuat h. Euforia : elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran i. Depresi : perasaan sedih yang psikopatologis j. Dukacita atau berkabung : kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata k. Aleksitimia : ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari emosi atau mood seseorang l. Anhedonia : hilangnya minat dan menarik diri dari semua aktivitas rutin dan menyenangkan 2.2. Afek Merupakan suatu ekspresi emosi yang terlihat, mungkin tidak konsisten dengan emosi yang dikatakan pasien. a. Afek yang sesuai (appropriate affect) : kondisi dimana irama emosional harmonis dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai.
  • 3. b. Afek yang tidak sesuai (inappropriate affect) : ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang menyertai. c. Afek yang terbatas : penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah daripada afek tumpul tetapi jelas menurun. d. Afek yang labil : perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba yang tidak berhubungan dengan stimuli eksternal. e. Afek yang tumpul : gangguan pada afek yang dimanifestasikan oleh penurunan berat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan keluar. f. Afek yang datar : tidak adanya atau hamper tidak ada tanda ekspresi afek, suara yang monoton, wajah yang tidak bergerak. 2.3 Emosi yang lain a. Ketakutan : kecemasan yang disebabkan oleh bahaya yang dikenali secara sadar dan realistic. b. Agitasi : kecemasan berat yang disertai dengan kegelisahan motorik. c. Kecemasan yang mengambang bebas : rasa takut yang meresap dan tidak terpusatkan yang tidak berhubungan dengan suatu gagasan. d. Ketegangan (tension) : peningkatan aktivitas motorik dan psikologis yang tidak menyenangkan. e. Rasa malu : kegagalan membangun pengharapan diri. f. Abreaksional : pelepasan emosional setelah mengingat pengalaman yang menakutkan. g. Panik : serangan kecamasan yang akut, episodic, dan kuat yang disertai dengan perasaan ketakutan yang melanda dan pelepasan otonomik. h. Apati : irama emosi yang tumpul disertai dengan pelepasan atau ketidakacuhan. i. Kecemasan : perasaan ketakutan yang disebabkan oleh dugaan bahaya, yang mungkin berasal dari dalam atau luar. j. Ambivalensi : terdapatnya secara bersama-sama dua impuls yang berlawanan terhadap hal yang sama pada satu orang yang sama pada waktu yang sama k. Rasa bersalah : emosi sekunder karena melakukan sesuatu yang dianggap salah. 3. Perilaku motorik (Konasi) a. Abullia : penurunan impuls untuk bertindak dan berfikir disertai dengan ketidakacuhan tentang akibat tindakan, disertai dengan defisit neurologist
  • 4. b. Negativisme : tahanan tanpa motivasi terhadap semua usaha untun menggerakkan atau terhadap semua instruksi c. Mannerisme : pergerakan yang tidak disadari yang mendarah daging dan kebiasaan d. Ekopraksia : peniruan pergerakan yang patologis seseorang pada orang lain e. Katapleksi : hilangnya tonus otot dan kelemahan secara sementara yang dicetuskan oleh berbagai keadaan emosional f. Otomatisme : tindakan yang otomatis yang biasanya mewakili suatu aktivitas simbolik yang tidak disadari g. Hipoaktivitas (hipokinesis) : penurunan aktivitas motorik dan kognitif, seperti pada retardasi psikomotor, perlambatan pikiran, bicara dan pergerakan yang dapat terlihat h. Mutisme : tidak bersuara tanpa kelainan struktural i. Stereotipik : pola tindakan fisik atau bicara yang terfiksasi dan berulang j. Memerankan : ekspresi langsung dari suatu harapan atau impuls yang tidak disadari dalam bentuk gerakan k. Mimikri ; aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada anak l. Otomatisme perintah : otomatisme mengikuti sugesti m. Katatonia : kelainan motorik dalam gangguan nonorganik - Cerea flexibilitas (fleksibilitas lilin) : seseorang dapat diatur dalam suatu posisi yang kemudian dipertahankannya, jika pemeriksa menggerakkan anggota tubuh pasien, anggota tubuh terasa seakan-akan terbuat dari lilin. - Posturing katatonik : penerimaan postur yang tidak sesuai atau kaku yang disadari, biasanya dipertahankan dalam waktu yang lama. . - Luapan katatonik : aktivitas motorik yang teragitasi, tidak bertujuan, dan tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal. - Stupor katatonik : penurunan aktivitas motorik yang nyata, seringkali sampai tidak mobilitas dan tampaknya tidak menyadari sekeliling. - Katalepsi : posisi yang tidak bergerak yang dipertahankan terus-menerus. - Rigiditas katatonik : penerimaan postur yang kaku yang disadari, menentang usaha untuk digerakkan n. Overaktivitas - Agitasi psikomotor : averaktivitas motorik dan kognitif yang berlebihan, biasanya tidak produktif dan sebagai respon dari ketegangan.
  • 5. - Hiperaktivitas (hiperkinesis) : kegelisahan, agresif, aktifitas destruktif, seringkali disertai patologi otak dasar. - Tidur berjalan : aktivitas motorik saat tidur. - Tik : pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak disadari. - Ataksia: kegagalan koordinasi otot, irregularitas gerakan otot. - Polifagia : makan berlebihan yang patologis. - Akathisia : perasaan subjektif tentang tegangan motorik sekunder dari medikasi antipsikotik atau medikasi lain yang dapat menyebabkan kegelisahan, melangkah bolak-balik, duduk dan berdiri berulang-ulang, dapat disalah artikan sebagai agitasi psikotik. - Kompulsif : impuls tidak terkontrol untuk melakukan suatu tindakan secara berulang. i. Dipsomania : kompulsi untuk minum alkohol ii. Kleptomania : kompulsi untuk mencuri iii. Nimfomania : kebutuhan untuk koitus yang kuat dan kompulsif pada seorang wanita iv. Satiriasis : kebutuhan untuk koitus yang kuat dan kompulsif pada seorang laki-laki v. Trikotilomania : kompulsi untuk mencabut rambut vi. Ritual : aktivitas kompulsif otomatis dalam sifat, menurunkan kecemasan yang orisinil. o. Agresi : tindakan yang kuat dan diarahkan dengan tujuan yang mungkin verbal atau fisik; bagian motorik dari afek kekasaran, kemarahan atau permusuhan. 2. Berfikir Aliran gagasan, simbol dan asosiasi yang diarahkan oleh tujuan dimulai oleh suatu tugas dan mengarah pada kesimpulan yang berorientasi kenyataan. Jika terjadi urutan yang logis, berfikir adalah normal. Parapraksis (tergelincir dari logis yang termotivasi secara tidak disadari juga disebut pelesetan menurut Freud) dianggap sebagai bagian dari berfikir yang normal. A. Gangguan umum dalam bentuk atau proses berfikir 1. Gangguan mental Sindroma perilaku atau psikologis yang bermakna secara klinis, disertai dangan penderitaan atau ketidakmampuan, tidak hanya suatu respon yang diperkirakan dari peristiwa tertentu atau terbatas pada hubungan antara seseorang dan masyarakat.
  • 6. 2. Psikosis Ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari fantasi. Gangguan tes realitas, dengan menciptakan realitas baru (berlawanan dengan neurosis : gangguan mental dimana tes realitas adalah utuh, perilaku tidak jelas melanggar norma-norma sosial, relatif bertahan lama atau rekuren tanpa pengobatan) 3. Tes realitas Pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang dunia di luar diri 4. Gangguan pikiran formal Gangguan dalam bentuk pikiran, malahan isi pikiran : berpikir ditandai dengan kekenduran asosiasi, neologisme, dan konstruksi yang tidak logis; proses berpikir mengalami gangguan, dan orang didefinisikan sebagai psikotik 5. Berpikir tidak logis Berpikir mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi internal; hal ini adalah patologis jika nyata dan tidak disebabkan oleh kultural atau defisit intelektual 6. Dereisme Aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika atau pengalaman 7. Berpikir autistik Preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi 8. Berpikir magis Suatu bentuk pikiran dereistik; berpikir adalah serupa dengan fase praopersional pada masa anak-anak (Jean Piaget), dimana pikiran, kata-kata, atau tindakan mempunyai kekuatan 9. Proses berpikir primer Istilah umu untuk berpikir yang dereistik, tidak logis, magis. Normalnya ditemukan dalam mimpi, abnormal pada psikosis