1. Dokumen tersebut membahas tentang batas ekonomi tambang permukaan dan kesinambungannya ke tambang bawah tanah. Batas ini ditentukan berdasarkan nisbah kupas ekonomik yang berubah seiring perubahan harga dan biaya. 2. Tambang bawah tanah merupakan jawaban masa depan untuk melanjutkan produksi setelah tambang permukaan habis, meskipun memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. 3. Perencanaan transisi dari tamb
2. 2
1. Kata Mula.
Batas Tambang Permukaan
adalah batas dimana di luar
itu biaya akan melebihi
pendapatan. Batas cut-off
(pay limit) adalah nilai
pembatas, dimana Biaya
Incremental (Cincr) adalah
sama dengan Pendapatan
Incremental (Revincr).
Beban Modal atau allowance
tidak masuk dalam biaya.
3. 3
Kata Mula
Batas cut-off adalah nilai “bijih”,dinyatakan sebagai
proporsi dari kandungan mineral, untuk mana
pendapatan dari produk (kandungan mineral) yang
dapat di-extract adalah sama dengan biaya operasi
untuk penambangan,pengolahan,dan pengangkutan.
Perlu untuk fokus pada segi keekonomian Tambang
Permukaan untuk menentukan batas ekomiknya, dan
dimulai dengan Tambang Bawah Tanah.
4. 4
Kata Mula
Batas cut-off adalah
tidak tetap,berubah
tergantung pada
harga mineral dan
biaya, sehingga harus
terus dievaluasi dan
diubahsuai (di-adjust)
bila perlu.
5. 5
Kata mula
Dengan demikian pada
setiap akhir Tambang
Permukaan harus ada
pertanyaan :
apakah dengan keadaan
harga dan biaya saat ini
masih ekonomik untuk
mengambil sebagian
cadangan increment dari
batas Tambang
Permukaan semula.
6. 6
Kata Mula
Karena bila telah
dilakukan penimbunan
dalam tambang (in pit
dump), maka cadangan
increment yang
seharusnya dapat diambil
akan tersterilkan,
sehingga terjadi
opportunity loss.
7. 7
Kata Mula
Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana
kita menentukan batas cut-off, untuk
mengambil keputusan tentang kapan
dimulainya penimbunan dalam tambang,
penutupan Tambang Permukaan, dan
mulai dengan Tambang Bawah Tanah.
8. 8
2. Tambang Permukaan.
Tambang Permukaan adalah
tempat pengambilan
Cadangan Mineral yang
berada di- atau dekat
dengan- permukaan.
Dalam mengembangkan
suatu tambang, ada
beberapa issues tekno-
ekonomik yang sering
muncul, yaitu :
9. 9
issues :
i. Dari jumlah Cadangan Terukur yang
disebut, berapa Cadangan Tertambang
secara Tambang Permukaan, dan secara
Tambang Bawah Tanah.
ii. Tolok ukur apa yang membatasi
kedua cadangan tersebut.
iii. Apakah batas Tambang Permukaan
tetap? Atau dapat diubah-suai (di-
adjust) , bila terjadi perubahan harga
produk dan biaya?
10. 10
issues
iv. Bila Tambang Permukaan telah
habis (exhausted) mengacu ke
FS sekian tahun yang lalu,
apakah harus langsung di-
close-out dan di-reclaim
(backfilling), atau ditunda
untuk melihat kemungkinan
meng-expand Tambang
Permukaan secara
incremental untuk meng-
optimize recovery?
11. 11
issues
v. Bila akan diteruskan ke
Tambang Bawah Tanah,
apakah kita sudah
mengantisipasi kesiapan kita,
seperti Investasi, Personel
dengan kompetensi
Tambang Bawah Tanah, Lead
Time, Laju Produksi, dll.
12. 12
C rudypesiwarissa
C rudypesiwarissa 6
6
1.5.
1.5. Modes
Modes penambangan
penambangan
• Ada 2 mode :
. Penambangan Permukaan (Surface Mining)
. Penambangan Bawah Tanah (Underground Mining)
Tambang
permukaan
Tambang
Bawah Tanah
Tambang
Bawah Tanah
13. 13
3. Nisbah Kupas (Strip Ratio)
Nisbah Kupas (sebagai tolok ukur keekonomian Tambang
Permukaan).
adalah jumlah unit tanah penutup yang harus dikupas dalam rangka
memunculkan satu unit “bijih”.
Ada empat macam Nisbah Kupas, yaitu :
i. Nisabah Kupas Keseluruhan (Overall Strip Ratio) : SROA.
ii. Nisbah Kupas Pulang Pokok (Break-even Strip Ratio) : BESR.
iii. Nisbah Kupas Instantaneous (Instantaneous Strip Ratio) : SRInst.
iv. Nisabah Kupas Ekonomik (Economic Strip Ratio) : SREc.
14. 14
C rudypesiwarissa
C rudypesiwarissa 11
11
1.9. Batas Tamb. Permukaan untuk Go Underground
1.9. Batas Tamb. Permukaan untuk Go Underground
• Tolok ukur yang membatasi :
NK Pulang Pokok (NKPP) dan NK Ekonomik (NKE)
Dtp
Ltp
Ltd
Dtd
Tambang Permukaan
Tambang Bawah Tanah
D = kedalaman
L = panjang
tp= tambang permukaan
td= tambang bawah tanah
NKE NKPP
SR = VOB/WM ........................................................................(1)
dimana : VOB=Volume Tanah Penutup yang harus dikupas untuk memunculkan
1 ton “bijih”, m3utuh,
WM= Berat “bijih”, ton
15. 15
C rudypesiwarissa
C rudypesiwarissa 75
75
Nisbah Kupas (6) : pola NK selama umur tambang
Nisbah Kupas (6) : pola NK selama umur tambang
• Bentuk Endapan Pola Nisbah Kupas tiap blok
Pembagian blok
Datar
Miring
Tegak
NK
NK
NK
1 2 3 4 5
1
2
3
4 5
1
2
3
1 2 3 4 5
Blok
7
1
5
3
1
5
3
5
3
5
7
3
5
7
9
1
NK oa
NK ao
NK oa
16. 16
revenue
Pada rumus 2 Laba dari Tambang Permukaan P SM belum ada (PSM = 0).
Bila dimasukkan Laba dari Tambang Permukaan PSM, maka rumus 2
menjadi :
Rev M – COB (SRI) – CM – CP – CT =PSM.....................(4)
Laba Tambang Permukaan adalah :
P SM = Rev M – COB (SRI) – CM – CP – CT
Didapat Nisbah Kupas Ekonomik SR E sebagai berikut :
SRE = ( Rev M – C M– C P– CT - P SM) / COB ..............(5)
Perlu diperhatikan 2 hal dibawah ini :
* SRE bijih kadar tinggi > SRE bijih kadar rendah
* SRE adalah peka terhadap Biaya Pengupasan tanah penutup COB
17. 17
Revenue
Nisbah Kupas biasa ini tidak menunjukkan indikator
ekonomikal, jadi harus diturunkan rumus Nisbah
Kupas yang mengandung indikator ekonomikal.
* Revenue (pendapatan).
Rev = pr x g .................................(2)
dimana : pr = harga, Rp/ton.
g = kadar, % untuk logam dan
mineral industri ;
kkal/kg untuk batubara
18. 18
Revenue
Rev M = COB (SR) + CM + CP + CT ....................................(2)
dimana : Rev M = Pendapatan atau Nilai dari 1 ton “bijih”.
COB = Biaya pengupasan 1 m3utuh tanah penutup,
Rp/m3utuh.
CM = Biaya penambangan 1 ton “bijih”, Rp/ton.
CP = Biaya pengolahan 1 ton “bijih”, Rp/ton.
CT = Biaya pengangkutan 1 ton ”bijih”, Rp/ton.
SR = Nisbah Kupas, m3utuh/ton.
PSM = Laba Tambang Permukaan, Rp/ton.
PUG = Laba Tambang Bawah Tanah, Rp/ton.
Nisbah Kupas Instanteneous SRI dapat ditulis sebagai :
SR I = ( Rev M – CM - CP - CT ) / COB ............(3)
19. 19
Laba
Batas ekonomik Tambang Permukaan dicapai
bila PSM = 0. dan PUG= 0 didapat SRI = SRE
Bila akan diteruskan dengan Tambang Bawah
Tanah, maka harus ada Laba Tambang Bawah
Tanah PUG
Pada batas ekonomik Tambang Permukaan :
PSM = PUG
Laba Tambang Bawah Tanah dapat ditulis
sebagai :
PUG = Rev M – CM – CP – CT..........(6)
20. 20
4. Batas Tambang Permukaan
* Kapan selesai Tambang Permukaan dan
mulai Tambang Bawah Tanah
Bila Tambang Permukaan tidak lagi ekonomik ,
dkl SRE sudah hampir sama dengan BESR,
maka harus direncanakan untuk menutup
Tambang Permukaan, dan mulai dengan
Tambang Bawah Tanah.
21. 21
batas Tambang Permukaan
Bila SRE ~ BESR maka harus dilakukan analisis
kepekaan ulang :
i. Kajian harga produk tambang yang dijual saat ini
dan kedepan, 3 sd 5 tahun yad.
ii. Kajian biaya penambangan, saat ini dan ke depan
3 sd 5 tahun yad.
iii. Kajian SRE dan BESR saat ini dan ke depan
3 sd 5 tahun yad, dan lakukan ubah-suai
(adjustments) bila perlu.
22. 22
batas tambang permukaan
iv. Ambil keputusan tentang :
* meneruskan tambang permukaan, hingga ke batas
tambang ubah-suai, dengan mengambil cadangan
tertambang increment, atau
* penutupan tambang permukaan, dan mulai
dengan persiapan tambang bawah tanah.
23. 23
Ingat :
i. Jangan terlalu cepat menimbun kembali bekas Tambang
Permukaan (kecuali tidak ada cadangan Tambang Bawah
Tanah).
Karena bila sudah ditimbun kembali, dan ternyata
Tambang Permukaan tersebut masih ekonomik pada
SRE yang
lebih besar dari SRE saat ini, maka dapat terjadi kita
mensterilkan sejumlah Cadangan Tertambang untuk
Tambang Permukaan.
(terjadi opportunity loss yang cukup besar).
24. 24
ingat.
ii. Lead time untuk membuka tambang
bawah tanah adalah cukup lama, sehingga
harus diantisipasi secara saksama.
Bila persiapan untuk Tambang Bawah
Tanah terlambat, maka akan terjadi
stagnasi produksi, dan ini akan sangat
mahal akibatnya.
25. 25
C rudypesiwarissa
C rudypesiwarissa 78
78
Nisbah kupas pulang pokok
Nisbah kupas pulang pokok
• Nisbah Kupas Pulang Pokok berubah terhadap harga bahan tambang
. Bila Harga naik ( atau sebaliknya) ada 2 kemungkinan :
* NKPP dapat dinaikkan , NKE naik,
Cadangan Tertambang bertambah : Laba tetap
* NKPP tetap, NKE tetap ,
Cadangan Tertambang tetap : Laba naik
NKPP1 NKPP2
NKE1 NKE2
NKPP
Harga
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NKoverall NKPP
26. 26
5.Tambang Bawah Tanah
Tambang Bawah Tanah
adalah mode pengambilan
Cadangan Tertambang yang
ada di kedalaman
yang jauh dari permukaan,
Catatan :
i. untuk mencapai cadangan,
harus dibuat bukaan
berupa terowongan, atau shaft.
ii. Permuka kerja harus disangga.
iii. Di semua bukaan harus ada
pengudaraan
27. 27
6.Yang perlu diperhatikan
i. Perencanaan tambang dilakukan
secara total, mulai dari
Tambang Permukaan dan terus
ke Tambang Bawah Tanah,
termasuk jadwal penutupan
Tambang Permukaan dan mulai
dengan Tambang Bawah Tanah
(bila ada, dan mungkin).
28. 28
yang perlu diperhatikan
ii. Waktu transisi dari Tambang
Permukaan ke
Tambang Bawah Tanah
adalah sekitar 3 sd 5 tahun.
Perlu persiapan untuk
investasi, pelatihan personel,
mobilisasi peralatan,
persiapan tambang, dll.
29. 29
yang perlu diperhatikan
iii. Personel untuk Tambang
Bawah Tanah masih
langka.yaitu yang meliputi
keterampilan seperti
ventilasi, roof support,
peralatan penambangan,
safety, dll.
30. 30
yang perlu diperhatikan
iv. Budaya kerja dan
perilaku personel
Tambang Bawah Tanah
agak lain dengan
budaya kerja dan
perilaku personel
Tambang Permukaan.
31. 31
yang perlu diperhatikan
v. Perlu dicari konsultan yang handal.
vi.Perlu dicari kontraktor yang handal (cukup langka).
vii.Peralatan dan supplies ada yang mempunyai
persyaratan khusus.
33. 33
yang perlu diperhatikan
ix.Bila Cadangan dan
kadar/ mutu dari produk
adalah ekonomik, maka
masih akan lebih
menguntungkan untuk
terus ditambang secara
Tambang Bawah Tanah,
daripada mencari
Cadangan Tambang
Permukaan di lokasi lain.
34. 34
7. Penutup.
1. Cadangan Tambang
Permukaan dari banyak
tambang saat ini sudah
semakin menipis, dan akan
segera habis dalam beberapa
tahun mendatang
.
Oleh karena itu harus
dilakukan perencanaan yang
baik untuk meneruskan
produksi dengan Tambang
Bawah Tanah.
35. 35
penutup
2.Batas Tambang Permukaan
yang ditetapkan pada awal
proyek tidak fixed, tetapi
berubah terhadap harga
produk dan biaya.
Oleh karena itu harus terus
dilakukan evaluasi, dan ubah-
suai.
36. 36
penutup
3.Jadwal penutupan Tambang
Terbuka dan mulainya
Tambang Bawah Tanah harus
secara jelas menunjukkan
mile-stones tentang langkah-
langkah yang harus diambil.
Bila terlambat, maka besar
kemungkinan akan terjadi
stagnasi produksi.
37. 37
4. Tambang Bawah Tanah adalah jawaban masa
depan kelangsungan produksi.
Mau tidak mau, suka tidak suka....,
the show must go on....
With underground mining.
38. 38
penutup
5.Tambang Bawah Tanah
memang tingkat kesulitannya
tinggi, dan risiko tinggi, tapi
inilah suatu tantangan untuk
Masyarakat Pertambangan
Indonesia.
Selamat Berjuang kawan.