1. Tugas Akhir
Akuntansi Perbankan
Kelompok 6:
Julio Adrianus S (2350100006)
Kurniawan (2350100013)
Hendi Ependi (2350100019)
Yesy Arafah (2350100025)
“Akuntansi Transaksi Elektronik”
4. Pola dan sistem pembayaran dalam kegiatan bertransaksi terus mengalami perubahan dengan
perkembangan teknologi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk membantu sistem
pembayaran agar dapat berjalan dengan lancar adalah meningkatkan sistem pembayaran non-tunai.
Pembentukan GNNT (Gerakan Nasional Non Tunai) secara resmi tanggal 14 Agustus 2014 merupakan
Langkah konkret Bank Indonesia (BI) dalam rangka mendorong sistem pembayaran non tunai. GNNT
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non-tunai, sehingga
akan berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen
non-tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonomi. LCS
adalah gaya hidup dalam bermasyarakat dengan menggunakan uang elektronik atau menggunakan
internet/mobile banking sehingga tidak perlu membawa uang fisik. Melalui alat pembayaran menggunakan
kartu ATM, debit dan kredit transfer antar bank menjadi lebih efisien. Kemajuan teknologi tersebut didukung
dengan munculnya era disrupsi yaitu terjadinya perubahan perilaku masyarakat yang massif, dimana
masyarakat menghendaki kondisi yang serba praktis dan cepat.
5. Akuntansi transaksi elektronik adalah salah satu bidang akuntansi yang
mempelajari tentang perlakuan akuntansi atas transaksi yang dilakukan secara
elektronik. Transaksi elektronik adalah transaksi yang dilakukan melalui media
elektronik, seperti internet, telepon, atau mesin ATM.
Pembayaran online dan transaksi di ATM beda bank adalah dua contoh
transaksi elektronik yang sering dilakukan oleh masyarakat. Pembayaran online
adalah transaksi pembayaran yang dilakukan melalui internet, seperti
pembayaran tagihan listrik, telepon, atau belanja online. Transaksi di ATM beda
bank adalah transaksi yang dilakukan di mesin ATM milik bank lain.
6. Pembayaran Online
Pada pembayaran online, terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu pembeli dan penjual.
Pembeli melakukan pembayaran kepada penjual melalui media elektronik, seperti
internet. Penjual menerima pembayaran dari pembeli dan mengirimkan barang atau jasa
yang dibeli.
Akuntansi transaksi pembayaran online dapat dicatat sebagai berikut:
★ Pada pembeli
Pembelian barang atau jasa dicatat sebagai beban.
Pembayaran kepada penjual dicatat sebagai pengeluaran kas.
★ Pada penjual
Penjualan barang atau jasa dicatat sebagai pendapatan.
Penerimaan pembayaran dari pembeli dicatat sebagai penerimaan kas.
7. Transaksi di ATM Beda Bank
Pada transaksi di ATM beda bank, terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu nasabah dan bank.
Nasabah melakukan transaksi di mesin ATM milik bank lain. Bank yang mesin ATM-nya
digunakan menerima transaksi dari nasabah dan melakukan transfer dana ke rekening
nasabah di bank asal.
Akuntansi transaksi di ATM beda bank dapat dicatat sebagai berikut:
★ Pada nasabah
Pengeluaran uang dicatat sebagai pengeluaran kas.
Transfer dana ke rekening di bank asal dicatat sebagai penambahan saldo kas di bank
asal.
★ Pada bank
Penerimaan dana dari nasabah dicatat sebagai penerimaan kas.
Transfer dana ke rekening di bank asal dicatat sebagai pengeluaran kas.
9. Akuntansi pada Pembeli
Pada pembeli, transaksi pembayaran online dicatat sebagai berikut:
● Pembelian barang atau jasa dicatat sebagai beban.
Beban - Nama Barang/Jasa Rp. 100.000
● Pembayaran kepada penjual dicatat sebagai pengeluaran kas sebesar Rp. 100.000
Pembayaran Online
Pembayaran online adalah transaksi pembayaran yang dilakukan melalui internet, seperti pembayaran
tagihan listrik, telepon, atau belanja online. Pada pembayaran online, terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu
pembeli dan penjual. Pembeli melakukan pembayaran kepada penjual melalui media elektronik, seperti
internet. Penjual menerima pembayaran dari pembeli dan mengirimkan barang atau jasa yang dibeli.
10. Akuntansi pada Penjual
Pada penjual, transaksi pembayaran online dicatat sebagai berikut:
★ Penjualan barang atau jasa dicatat sebagai pendapatan.
● Pendapatan - Nama Barang/Jasa Rp. 100.000
★ Penerimaan pembayaran dari pembeli dicatat sebagai penerimaan kas
● Kas sebesar Rp. 100.000
Transaksi di ATM Beda Bank
Transaksi di ATM beda bank adalah transaksi yang dilakukan di mesin ATM milik bank lain. Pada
transaksi di ATM beda bank, terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu nasabah dan bank. Nasabah
melakukan transaksi di mesin ATM milik bank lain. Bank yang mesin ATM-nya digunakan
menerima transaksi dari nasabah dan melakukan transfer dana ke rekening nasabah di bank asal.
11. Akuntansi pada Nasabah
Pada nasabah, transaksi di ATM beda bank dicatat sebagai berikut:
● Pengeluaran uang dicatat sebagai pengeluaran kas.
Beban - Kas Rp. 100.000
● Transfer dana ke rekening di bank asal dicatat sebagai penambahan saldo kas di bank asal.
Akuntansi pada Bank
Pada bank, transaksi di ATM beda bank dicatat sebagai berikut:
● Penerimaan dana dari nasabah dicatat sebagai penerimaan kas.
Kas Rp. 100.000
● Transfer dana ke rekening nasabah di bank asal dicatat sebagai pengeluaran kas.
Kas - Bank Asal Rp. 100.000
12. Pembayaran online dan transaksi di ATM beda bank adalah dua contoh transaksi elektronik yang
sering dilakukan oleh masyarakat. Akuntansi transaksi elektronik dapat dicatat dengan menggunakan
metode yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Perbedaan Akuntansi Pembayaran Online dan Transaksi di ATM Beda Bank
Perbedaan akuntansi pembayaran online dan transaksi di ATM beda bank terletak pada pihak yang
terlibat dan jenis transaksinya. Pada pembayaran online, terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu
pembeli dan penjual. Jenis transaksinya adalah transaksi pembelian. Pada transaksi di ATM beda
bank, terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu nasabah dan bank. Jenis transaksinya adalah transaksi
pengeluaran kas.
14. Akuntansi pada PT. ABC
Pembelian barang atau jasa dicatat sebagai beban.
● Beban Listrik Rp. 100.000 (D)
Pembayaran kepada penjual dicatat sebagai pengeluaran kas.
● Kas Rp. 100.000 (K)
Studi Kasus Pembayaran Online
Pada tanggal 10 Maret 2023, PT. ABC melakukan pembayaran tagihan listrik sebesar Rp100.000
melalui aplikasi pembayaran online.
15. Akuntansi pada Perusahaan Listrik
Penjualan barang atau jasa dicatat sebagai pendapatan.
● Pendapatan Listrik Rp. 100.000 (K)
Penerimaan pembayaran dari pembeli dicatat sebagai penerimaan kas.
● Kas Rp. 100.000 (D)
Analisis
Dari studi kasus di atas, dapat dilihat bahwa transaksi pembayaran online dicatat sebagai beban pada
pembeli dan pendapatan pada penjual. Pada pembeli, transaksi pembayaran online dicatat sebagai
pengeluaran kas. Pada penjual, transaksi pembayaran online dicatat sebagai penerimaan kas.
16. Studi Kasus Transaksi di ATM Beda Bank
Pada tanggal 15 Maret 2023, Budi memiliki rekening tabungan Bank Mandiri kemudian
melakukan penarikan tunai di ATM BCA atau bank lain sebesar Rp100.000.
Akuntansi pada Budi
● Pengeluaran uang dicatat sebagai pengeluaran kas => Beban Kas Rp. 100.000
Pengeluaran biaya administrasi transaksi antar bank => Beban Administrasi Rp. 6.500
Transfer dana dari rekening Mandiri ke bank BCA dicatat sebagai penambahan saldo kas
di bank BCA => Kas - Bank Asal Rp. 106.500 (K).
Akuntansi pada Bank
● Penerimaan dana dari nasabah dicatat sebagai penerimaan kas. => Kas Rp. 100.000
Transfer dana ke rekening nasabah di bank asal dicatat sebagai pengeluaran kas.
=> Kas - Bank Asal Rp. 100.000
17. Analisis
Dari studi kasus di atas, dapat dilihat bahwa transaksi di ATM beda bank dicatat
sebagai pengeluaran kas pada nasabah dan penerimaan kas pada bank. Pada
nasabah, transaksi di ATM beda bank dicatat sebagai pengeluaran kas dan
penambahan saldo kas di bank asal. Pada bank, transaksi di ATM beda bank dicatat
sebagai penerimaan kas dan pengeluaran kas.
19. Akuntansi transaksi elektronik adalah bidang akuntansi yang mempelajari tentang perlakuan
akuntansi atas transaksi yang dilakukan secara elektronik. Transaksi elektronik adalah transaksi
yang dilakukan melalui media elektronik, seperti internet, telepon, atau mesin ATM.
Pembayaran online dan transaksi di ATM beda bank adalah dua contoh transaksi elektronik yang
sering dilakukan oleh masyarakat. Pembayaran online adalah transaksi pembayaran yang
dilakukan melalui internet, seperti pembayaran tagihan listrik, telepon, atau belanja online.
Transaksi di ATM beda bank adalah transaksi yang dilakukan di mesin ATM milik bank lain.
20. Pembayaran Online
Pada pembayaran online, terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu pembeli dan penjual. Pembeli melakukan
pembayaran kepada penjual melalui media elektronik, seperti internet. Penjual menerima pembayaran dari
pembeli dan mengirimkan barang atau jasa yang dibeli.
Akuntansi transaksi pembayaran online dapat dicatat sebagai berikut:
★ Pada pembeli
- Pembelian barang atau jasa dicatat sebagai beban.
- Pembayaran kepada penjual dicatat sebagai pengeluaran kas.
★ Pada penjual
- Penjualan barang atau jasa dicatat sebagai pendapatan.
- Penerimaan pembayaran dari pembeli dicatat sebagai penerimaan kas.
21. Akuntansi pada Pembeli
Pada pembeli, transaksi pembayaran online dicatat sebagai berikut:
★ Pembelian barang atau jasa dicatat sebagai beban.
● Beban - Nama Barang/Jasa Rp. 100.000
★ Pembayaran kepada penjual dicatat sebagai pengeluaran kas.
● Kas Rp. 100.000
Akuntansi pada Penjual
Pada penjual, transaksi pembayaran online dicatat sebagai berikut:
★ Penjualan barang atau jasa dicatat sebagai pendapatan.
● Pendapatan - Nama Barang/Jasa Rp. 100.000
★ Penerimaan pembayaran dari pembeli dicatat sebagai penerimaan kas.
● Kas Rp. 100.000
Analisis;
Dari studi kasus ini dapat
dilihat bahwa transaksi
pembayaran online dicatat
sebagai beban pada pembeli
dan pendapatan pada penjual.
Pada pembeli, transaksi
pembayaran online dicatat
sebagai pengeluaran kas.
Pada penjual, transaksi
pembayaran online dicatat
sebagai penerimaan kas.
22. Transaksi di ATM Beda Bank
Pada transaksi di ATM beda bank, terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu nasabah dan bank.
Nasabah melakukan transaksi di mesin ATM milik bank lain. Bank yang mesin ATM-nya digunakan
menerima transaksi dari nasabah dan melakukan transfer dana ke rekening nasabah di bank asal.
Akuntansi transaksi di ATM beda bank dapat dicatat sebagai berikut:
★ Pada nasabah
● Pengeluaran uang dicatat sebagai pengeluaran kas.
● Transfer dana ke rekening di bank asal dicatat sebagai penambahan saldo kas di bank asal.
★ Pada bank
● Penerimaan dana dari nasabah dicatat sebagai penerimaan kas.
● Transfer dana ke rekening nasabah di bank asal dicatat sebagai pengeluaran kas.
23. Akuntansi pada Nasabah
Pada nasabah, transaksi di ATM beda bank dicatat sebagai berikut:
★ Pengeluaran uang dicatat sebagai pengeluaran kas.
● Beban - Kas Rp. 100.000
★ Transfer dana ke rekening di bank asal dicatat sebagai penambahan saldo kas di bank asal.
● Kas - Bank Asal Rp. 100.000
Akuntansi pada Bank
Pada bank, transaksi di ATM beda bank dicatat sebagai berikut:
★ Penerimaan dana dari nasabah dicatat sebagai penerimaan kas.
● Kas Rp. 100.000
★ Transfer dana ke rekening nasabah di bank asal dicatat sebagai pengeluaran kas.
● Kas - Bank Asal Rp. 100.000
24. Analisis
Dari studi kasus di atas, dapat dilihat bahwa transaksi di ATM beda bank dicatat sebagai pengeluaran kas
pada nasabah dan penerimaan kas pada bank. Pada nasabah, transaksi di ATM beda bank dicatat
sebagai pengeluaran kas dan penambahan saldo kas di bank asal. Pada bank, transaksi di ATM beda
bank dicatat sebagai penerimaan kas dan pengeluaran kas.
26. Kesimpulan
Akuntansi transaksi elektronik adalah bidang akuntansi yang penting untuk dipelajari, mengingat semakin
banyaknya transaksi yang dilakukan secara elektronik. Pembayaran online dan transaksi di ATM beda bank
adalah dua contoh transaksi elektronik yang sering dilakukan oleh masyarakat.
Akuntansi transaksi elektronik dapat dicatat dengan menggunakan metode yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Pada dasarnya, akuntansi transaksi elektronik sama dengan akuntansi
transaksi konvensional, hanya saja transaksinya dilakukan secara elektronik.
27. Berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam akuntansi transaksi elektronik:
● Pastikan bahwa transaksi tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
● Lakukan pencatatan transaksi secara akurat dan tepat waktu.
● Simpan bukti transaksi dengan baik untuk keperluan audit.
Dengan memahami akuntansi transaksi elektronik, kita dapat melakukan pencatatan transaksi secara
akurat dan real-time. Hal ini penting untuk menjaga keakuratan laporan keuangan dan menghindari
masalah pajak.