1. Shock hipovolemik adalah shock yang disebabkan oleh kehilangan cairan dari sistem vaskuler yang mengakibatkan penurunan volume darah. Penyebabnya antara lain perdarahan, kehilangan plasma, dan kehilangan air serta elektrolit. Gejalanya meliputi tanda-tanda seperti takikardi, hipotensi, dan peningkatan pernapasan.
2. Pertumbuhan janin terhambat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit ibu, in
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan asuhan keperawatan pada pasien pre-eklamsia. Pre-eklamsia adalah kondisi hipertensi dan proteinuria selama kehamilan yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada ibu dan janin."
Sindrom Chusing adalah peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap yang dapat disebabkan oleh hipersekresi ACTH hipofisis, hiperplasia atau tumor adrenal, atau pemberian kortikosteroid berlebih. Gejala klinisnya antara lain berat badan bertambah, moon face, hirsutisme, dan gangguan emosi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan lab dan imaging. Penatalaksanaan meliputi operasi, radiasi, atau obat pen
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester I dan II meliputi anemia pada ibu hamil, hiperemesis gravidarum, kelainan lamanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan abdominal, mola hidatidosa, dan koriokarsinoma. Berbagai kondisi tersebut dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin, sehingga pencegahan dan penanganan tepat menjadi penting.
Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...Doni Nurdiansyah
Meskipun bisa memberikan rasa nyeri yang hebat atau mengubah mood menjadi lebih buruk, nyatanya wanita selalu mengharapkan siklus menstruasi datang tepat pada waktunya. Hampir tidak ada wanita yang ingin menstruasinya terlambat. Karena dengan siklus menstruasi yang lancar, maka tubuh pun menandakan kondisi kesehatan yang baik.
Sayangnya, bagi beberapa wanita, siklus menstruasi bisa datang dengan sangat terlambat sehingga memicu berbagai macam kekhawatiran.
Secara umum penyebab terlambat datang bulan pada wanita satu dan wanita yang lain tidak selalu sama. Artinya ada beberapa kemungkinan mengapa seorang wanita terlambat haid atau menstruasi.
Namun demikian biasanya wanita mengambil kesimpulan terlalu dini terhadap hal ini dengan menganggapnya sebagai tanda kehamilan, pasalnya menstruasi terlambat ini sangat identik dengan gejala wanita yang sedang hamil.
Memang telat haid adalah salah satu tanda kehamilan, namun biasanya tanda-tanda kehamilan akan muncul dengan gejala-gejala lainnya, seperti mual dan muntah, kepala pusing, badan cepat lelah, dan lain sebagainya.
Jadi jika hanya terlambat datang bulan saja tanpa ada gejala lainnya, maka itu bukan suatu tanda hamil dan bisa dikarenakan hal lainnya.
Nah, artikel ini membahas persoalan yang perlu sahabat sehat ketahui mengenai pubertas normal, siklus menstruasi, dan penyebab menstruasi terlambat. Artikel ini juga dilengkapi dengan cara mengatasi gangguan siklus haid atau menstruasi.
Untuk itu, mari kita simak kiat - kiatnya di bawah ini.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan asuhan keperawatan pada pasien pre-eklamsia. Pre-eklamsia adalah kondisi hipertensi dan proteinuria selama kehamilan yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada ibu dan janin."
Sindrom Chusing adalah peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap yang dapat disebabkan oleh hipersekresi ACTH hipofisis, hiperplasia atau tumor adrenal, atau pemberian kortikosteroid berlebih. Gejala klinisnya antara lain berat badan bertambah, moon face, hirsutisme, dan gangguan emosi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan lab dan imaging. Penatalaksanaan meliputi operasi, radiasi, atau obat pen
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester I dan II meliputi anemia pada ibu hamil, hiperemesis gravidarum, kelainan lamanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan abdominal, mola hidatidosa, dan koriokarsinoma. Berbagai kondisi tersebut dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin, sehingga pencegahan dan penanganan tepat menjadi penting.
Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...Doni Nurdiansyah
Meskipun bisa memberikan rasa nyeri yang hebat atau mengubah mood menjadi lebih buruk, nyatanya wanita selalu mengharapkan siklus menstruasi datang tepat pada waktunya. Hampir tidak ada wanita yang ingin menstruasinya terlambat. Karena dengan siklus menstruasi yang lancar, maka tubuh pun menandakan kondisi kesehatan yang baik.
Sayangnya, bagi beberapa wanita, siklus menstruasi bisa datang dengan sangat terlambat sehingga memicu berbagai macam kekhawatiran.
Secara umum penyebab terlambat datang bulan pada wanita satu dan wanita yang lain tidak selalu sama. Artinya ada beberapa kemungkinan mengapa seorang wanita terlambat haid atau menstruasi.
Namun demikian biasanya wanita mengambil kesimpulan terlalu dini terhadap hal ini dengan menganggapnya sebagai tanda kehamilan, pasalnya menstruasi terlambat ini sangat identik dengan gejala wanita yang sedang hamil.
Memang telat haid adalah salah satu tanda kehamilan, namun biasanya tanda-tanda kehamilan akan muncul dengan gejala-gejala lainnya, seperti mual dan muntah, kepala pusing, badan cepat lelah, dan lain sebagainya.
Jadi jika hanya terlambat datang bulan saja tanpa ada gejala lainnya, maka itu bukan suatu tanda hamil dan bisa dikarenakan hal lainnya.
Nah, artikel ini membahas persoalan yang perlu sahabat sehat ketahui mengenai pubertas normal, siklus menstruasi, dan penyebab menstruasi terlambat. Artikel ini juga dilengkapi dengan cara mengatasi gangguan siklus haid atau menstruasi.
Untuk itu, mari kita simak kiat - kiatnya di bawah ini.
Menstruasi adalah pelepasan endometrium yang disertai perdarahan setiap bulan kecuali saat hamil. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh siklus ovarium, uterus, dan hormon yang berlangsung secara teratur selama usia subur. Gangguan menstruasi meliputi perdarahan berlebih atau kurang, siklus tidak teratur, dan perdarahan di luar haid yang disebabkan kelainan organik atau fungsional.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar diabetes melitus, meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, persiapan pre dan post operasi pada pasien diabetes. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa diabetes melitus adalah gangguan endokrin yang ditandai dengan kenaikan glukosa darah yang disebabkan kelainan produksi atau fungsi insulin, serta dampak dan komplikasinya jika tidak
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengkajian sistem endokrin secara umum yang mencakup: (1) data demografi dan riwayat kesehatan keluarga pasien, (2) riwayat kesehatan dan pengobatan pasien, (3) riwayat gizi dan pola makan pasien, (4) keluhan utama pasien, dan (5) pemeriksaan fisik terhadap kelenjar endokrin dan dampaknya terhadap tubuh.
1. Seorang bayi laki-laki dibawa ke unit gawat darurat karena malas minum, dilahirkan pada 25-12-2010 dengan berat 2200 gram dan panjang 47 cm.
2. Ibu terakhir haid pada 1-4-2010, taksiran usia kehamilan 8 bulan.
3. Suhu bayi diukur melalui axilla adalah 36,2 derajat Celsius.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang sistem endokrin khususnya tiroid dan paratiroid, meliputi proses pembentukan dan pelepasan hormon, gejala hipertiroidisme dan hipotiroidisme, serta penatalaksanaan kedua kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang menopause, yaitu periode ketika fungsi reproduksi wanita berakhir dan tidak lagi mengalami haid. Menopause ditandai dengan berhentinya produksi hormon estrogen dan progesteron oleh ovarium yang menyebabkan berbagai gejala fisik dan psikologis. Untuk menangani gejala tersebut, dianjurkan gaya hidup sehat dan pengobatan seperti terapi pengganti hormon atau mengonsumsi fitoestrogen dari tumbuhan.
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptmartaagustinasirait
Tiga perubahan fisiologis utama pada ibu nifas adalah:
1. Penurunan hormon plasenta seperti HPL, estrogen, dan progesteron yang mempengaruhi kadar gula darah dan ukuran organ reproduksi
2. Perubahan hormon oksitosin dan prolaktin yang berperan dalam kontraksi rahim dan produksi ASI
3. Penurunan volume darah akibat hilangnya sirkulasi uteroplasenta dan mobilisasi cairan ekstravaskular
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mengatur berbagai fungsi tubuh melalui pelepasan hormon. Kelenjar-kelenjar tersebut antara lain hipofisis, tiroid, paratiroid, pankreas, ginjal, dan adrenal. Gangguan sistem endokrin dapat terjadi akibat kekurangan atau kelebihan hormon yang dapat memengaruhi berbagai proses fisiologis.
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian sistem endokrin, termasuk anatomi dan fisiologi kelenjar endokrin utama seperti hipofisis, tiroid, dan adrenal serta pengukuran parameter laboratorium untuk diagnosis gangguan sistem endokrin seperti hipertiroid dan hipotiroid.
Metabolisme ibu hamil meningkat selama kehamilan karena kebutuhan energi dan zat gizi untuk pertumbuhan janin dan persiapan laktasi. Kenaikan terjadi pada semua trimester dengan puncaknya pada trimester kedua. Berat badan ibu akan bertambah sekitar 12,5 kg selama kehamilan untuk membentuk janin, plasenta, dan persiapan laktasi.
Pasien perempuan berusia 9 tahun mengalami bengkak di sekitar mata dan wajah selama 6 hari. Pemeriksaan menunjukkan edema, hipoalbuminemia, dan proteinuria yang mengindikasikan diagnosis sindrom nefrotik. Terapi steroid diberikan dan gejala mulai membaik.
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penanganannya meliputi isolasi, terapi cairan infus, vitamin, dan obat-obatan seperti antiemetik. Prognosis biasanya baik dengan penanganan yang tepat, meskipun dapat berisiko pada ibu dan janin jika tidak ditangani.
Laporan kasus ini membahas kasus pre-eklamsia pada seorang wanita berusia 32 tahun dengan usia kehamilan 34 minggu. Pasien mengeluh keluar cairan dari jalan lahir selama 2 jam dan nyeri pinggang serta kepala. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi dan proteinuria. Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan, didiagnosis dengan pre-eklamsia dan diberi terapi infus MgSO4 dan obat antihipert
Menstruasi adalah pelepasan endometrium yang disertai perdarahan setiap bulan kecuali saat hamil. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh siklus ovarium, uterus, dan hormon yang berlangsung secara teratur selama usia subur. Gangguan menstruasi meliputi perdarahan berlebih atau kurang, siklus tidak teratur, dan perdarahan di luar haid yang disebabkan kelainan organik atau fungsional.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar diabetes melitus, meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, persiapan pre dan post operasi pada pasien diabetes. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa diabetes melitus adalah gangguan endokrin yang ditandai dengan kenaikan glukosa darah yang disebabkan kelainan produksi atau fungsi insulin, serta dampak dan komplikasinya jika tidak
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengkajian sistem endokrin secara umum yang mencakup: (1) data demografi dan riwayat kesehatan keluarga pasien, (2) riwayat kesehatan dan pengobatan pasien, (3) riwayat gizi dan pola makan pasien, (4) keluhan utama pasien, dan (5) pemeriksaan fisik terhadap kelenjar endokrin dan dampaknya terhadap tubuh.
1. Seorang bayi laki-laki dibawa ke unit gawat darurat karena malas minum, dilahirkan pada 25-12-2010 dengan berat 2200 gram dan panjang 47 cm.
2. Ibu terakhir haid pada 1-4-2010, taksiran usia kehamilan 8 bulan.
3. Suhu bayi diukur melalui axilla adalah 36,2 derajat Celsius.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang sistem endokrin khususnya tiroid dan paratiroid, meliputi proses pembentukan dan pelepasan hormon, gejala hipertiroidisme dan hipotiroidisme, serta penatalaksanaan kedua kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang menopause, yaitu periode ketika fungsi reproduksi wanita berakhir dan tidak lagi mengalami haid. Menopause ditandai dengan berhentinya produksi hormon estrogen dan progesteron oleh ovarium yang menyebabkan berbagai gejala fisik dan psikologis. Untuk menangani gejala tersebut, dianjurkan gaya hidup sehat dan pengobatan seperti terapi pengganti hormon atau mengonsumsi fitoestrogen dari tumbuhan.
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptmartaagustinasirait
Tiga perubahan fisiologis utama pada ibu nifas adalah:
1. Penurunan hormon plasenta seperti HPL, estrogen, dan progesteron yang mempengaruhi kadar gula darah dan ukuran organ reproduksi
2. Perubahan hormon oksitosin dan prolaktin yang berperan dalam kontraksi rahim dan produksi ASI
3. Penurunan volume darah akibat hilangnya sirkulasi uteroplasenta dan mobilisasi cairan ekstravaskular
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mengatur berbagai fungsi tubuh melalui pelepasan hormon. Kelenjar-kelenjar tersebut antara lain hipofisis, tiroid, paratiroid, pankreas, ginjal, dan adrenal. Gangguan sistem endokrin dapat terjadi akibat kekurangan atau kelebihan hormon yang dapat memengaruhi berbagai proses fisiologis.
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian sistem endokrin, termasuk anatomi dan fisiologi kelenjar endokrin utama seperti hipofisis, tiroid, dan adrenal serta pengukuran parameter laboratorium untuk diagnosis gangguan sistem endokrin seperti hipertiroid dan hipotiroid.
Metabolisme ibu hamil meningkat selama kehamilan karena kebutuhan energi dan zat gizi untuk pertumbuhan janin dan persiapan laktasi. Kenaikan terjadi pada semua trimester dengan puncaknya pada trimester kedua. Berat badan ibu akan bertambah sekitar 12,5 kg selama kehamilan untuk membentuk janin, plasenta, dan persiapan laktasi.
Pasien perempuan berusia 9 tahun mengalami bengkak di sekitar mata dan wajah selama 6 hari. Pemeriksaan menunjukkan edema, hipoalbuminemia, dan proteinuria yang mengindikasikan diagnosis sindrom nefrotik. Terapi steroid diberikan dan gejala mulai membaik.
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penanganannya meliputi isolasi, terapi cairan infus, vitamin, dan obat-obatan seperti antiemetik. Prognosis biasanya baik dengan penanganan yang tepat, meskipun dapat berisiko pada ibu dan janin jika tidak ditangani.
Laporan kasus ini membahas kasus pre-eklamsia pada seorang wanita berusia 32 tahun dengan usia kehamilan 34 minggu. Pasien mengeluh keluar cairan dari jalan lahir selama 2 jam dan nyeri pinggang serta kepala. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi dan proteinuria. Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan, didiagnosis dengan pre-eklamsia dan diberi terapi infus MgSO4 dan obat antihipert
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatorum yang merupakan kondisi bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran. Dibahas mengenai penyebab, gejala klinis, diagnosis, dan penanganannya. Juga dibahas mengenai dampak jangka pendek dan panjang dari asfiksia terhadap bayi, seperti gangguan fungsi otak dan jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatorum yang merupakan kondisi bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran akibat hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Dibahas pula penyebab, gejala, diagnosis, dan penanganannya, serta dampak jangka pendek dan panjang dari asfiksia terhadap bayi, seperti gangguan fungsi otak dan jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara asfiksia dan neonatus prematur. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk kelahiran prematur. Kelahiran prematur meningkatkan risiko terjadinya asfiksia karena bayi belum siap untuk hidup di luar rahim. Dokumen ini juga membahas t
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatorum dan hubungannya dengan neonatus prematur. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti hipoksia janin, komplikasi kehamilan dan persalinan, atau kondisi bayi seperti prematuritas. Asfiksia dapat berdampak buruk bagi bayi jika
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilsumarni .
Dokumen tersebut membahas perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil trimester I, II, dan III. Beberapa perubahan utama meliputi pembesaran rahim, peningkatan hormon seperti estrogen dan progesteron, perubahan sistem reproduksi, payudara, endokrin, kekebalan, perkemihan, pencernaan, metabolisme, dan integumen.
Makalah ini membahas perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi berbagai sistem, termasuk sistem reproduksi, payudara, endokrin, kekebalan, dan perkemihan selama trimester kehamilan. Perubahan tersebut merupakan respon tubuh untuk menyesuaikan diri dengan kehadiran janin.
Makalah ini membahas konsep dasar asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Beberapa kegawatdaruratan maternal yang dijelaskan adalah abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik, plasenta previa, dan preeklamsia. Sementara kegawatdaruratan neonatal yang disebutkan adalah hipotermia, hipertermia, hiperglikemia, dan tetanus neonatorum. Penyebab dan tanda-tanda dari setiap kegawatdaruratan tersebut juga
Dokumen tersebut membahas tentang adaptasi fisiologis ibu nifas, kebutuhan nutrisi dan eliminasi, serta kebutuhan ambulasi, istirahat, dan olahraga pada masa nifas. Adaptasi fisiologis meliputi involusi rahim, lochia, dan perubahan sistem reproduksi, endokrin, kardiovaskuler, dan lainnya. Kebutuhan nutrisi meningkat untuk pemulihan dan produksi ASI, termasuk karbohidrat, protein, air, vitamin, dan mineral. Ibu
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan. Preeklampsia adalah tekanan darah tinggi yang disertai proteinuria atau edema selama kehamilan, sedangkan eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan koma. Dokumen menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, dan pemeriksaan diagnostik dari kondisi terse
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Syok hipovolemik
1. SYOK HIPOVOLEMIK
A. Pengertian
Shock Hipovolemik adalah shock yang diakibatkan kehilangan cairan dari sistem vaskuler
(akibat kekurangan darah atau cairan). (Long, Barbara C. 1996 : 188)
B. Etiologi
Klasifikasi Shock terdiri dari hipovolemik, cardiogenik sering terjadi. Berbagai macam kondisi
yang menurunkan volume dalam kompartemen vaskuler antara 15% sampai 25% dapat
berakibat shock hipovolemik. (Long, Barbara C. 1996 : 188).
Penyebab yang dikenal adalah sebagai berikut
1. Perdarahan (syok hemoragik) misalnya akibat trauma.
2. Kahilangan plasma, misalnya akibat luka bakar, peritonitis
3. Kehilangan air dan elektrolit misalnya pada muntah dan diare. (Masjoer, Arief 1999 :
163).
C. Tanda dan Gejala
Tubuh terbuat dari banyak sel, yang mungkin berfungsi atau gagal pada tahap-tahap yang
berbeda dari gangguan metabolik. Shock banyak menyebabkan banyak gejala, dan tanda
yang berbeda. Keluhan-keluhan subjektif biasanya tidak khusus dan mungkin tidak secara
khusus membantu tenaga medis yang sedang berusaha menangani masalah tersebut.
Misalnya pasien melemparkan perasaan sakit, lemah, dinin, panas, mual,pusing, khawatir,
haus, dan nafas pendek.
Tanda dan gejala yang dapat diamati dan diukur adalah kecepatan. Pernafasan biasanya
meningkat. Indikator variabel dari shock meliputi perubahan-perubahan kecepatanjantung,
suhu tubuh inti, suhu kulit penolakan, pembuluh darah sistemik dan warna kulit, dyspnea,
diaphoresis danperubahan panca indra mungkin ada.
D. Patofisiologi
a. Fase Kompensasi
Tanggapan pertama dari peredaran darah atas hipovolemia adalah kontraksi dari sprinter
prekapiler arteri ini menyababkan tekanan filtrasi dalam pembuluh darah kapiler itu
menurun. Karena tekanan osmotik itu tetap sama, cairan mengalir ke dalam rongga vaskuler
diikuti oleh meningkatkan volume darah. Bilamana mekanisme kompensasi itu cukup untuk
mengembalikan volume darah menjadi normal. Bilamana shock itu makin lama dan makin
berat, maka kita masuki tahap yang berikutnya.
b. Fase kerusakan pada sel
Bilamana volume vaskuler belum dikembalikan pada semula, sfinter prekapiler tetap
mangatup dan shunt arteri dan ven amembuka untuk menghindari darah arteri langsung bali
ke dalam sistem vena dengandemikian mempertahankan peredaran darah menuju kepda
organ tubuh yang lebih penting sperti jantung dan otak. Sel-sel pada segmen yang di
“Bypass” oleh mikrosirkulsi energinya harus tergantung pada metabolisme anaerobik.
Jumlah glukosa dan oksigen yang tersedia untuk sel berkurang dan hasil sisa buang
metabolisme laktas bertumpuk. Histamin dilepaskan dan ini mengakibatkan suatu
pengatupan dari pada sfinter postkapiler dan mekanisme ini berfungsi untuk memperlambat
sisa aliran kapiler yang ada dalam pembuluh darah kepiler. Eretan kepiler (capilary bed)
yang kosong mengkerut hampir seluruhnya hanya sedikit pembuluh kapiler yang tetap
tinggal terbuka.
c. Fase dekompensasi
Sesaat sebelum kemtian sel, refleks setempat (mungkin dirangsang oleh kerawanan asam
dan metabolit yang bertimbun) membuka kembali sfrinter prekepiler sedangkan otot penutup
pembuluh darah post kapiler tetap mengatup pengurutan dari pada eretan kapiler yang agak
lama merumuskan sel-sel endotel dan mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh
kapilernya. Bila pembuluh kapilernya akhirnya membuka kembali, cairan dan protein
merembes ke dalam ruang intertifial, pembuluh darah kapilernya teregang karena
mengandung sel membengkak, dan tidak mampu memanfaatkan oksigen, dan mati. (A.
Price, 1995 : 1 -2)
2. E. Penatalaksanaan
1. Perdarahan Akut
- Pasang 2 jalur infus intravena. Berikan 1-2 liter kristolid, seperti neal 0,9% atau
riger latat (RL) atau koloid, pantau kemungkinan terjadinya edema paru. Pada orang
dewasa, cairan garam, berimbang (RL) dapat memberikan sebanya 2-3 liter untuk
memulihkan tekanan vena sentral, dan divresis.Berikan pocked red cell (PRC) bila
diperlukan hingga Ht >30%. Beri 1-2 fresh frosen plasma (FFD) untuk tiap 4 unit darah
- Kegagalan resusitsai dengan cairan kristaloid hampir selalu disebabkan oleh
perdarahan masif, karena itu harus dipikirkan untuk segera mengambil tindakan hesmostatis
dengan pebedahan.
2. Kehilangan cairan gastrointestinal
- Berikan 1-2 liter Nacl 0,9% dalam 30-60 menit, lalu lanjutkan dengan cairan
tambahan sambil memonitor tanda-tanda vital, CVIP dan CIPUP.
- Cek elektrolit dan bakteri kelainan.
- Tentukan penyebab diare dan muntah, lalu diobati. (Masjoer, Arief, 1999 : 163)
3. Terapi dengan obat-obatan
Bila terjadi cairan saja tidak menolong status shock, maka obat-obatan vaso aktif mungkin
diberikan. Kebanyakkan obatobatan vasoaktif adalah catcholamines yang menstimulasi
reseptor alpha menyababkan vasokonstriksi dan stimulasi reseptor-reseptor beta
menyebabkan vasodilitasi. Stimulasi resptor-reseptor beta juga dapat meningkatkan
kecepatan jantung (pengaruh inotropik) dan dan kontraksi menjadi lebih kuat (efek inotropik)
viscera abdomen, kulit dan otot memberi respon primer terhadap efek lapha dari cat
cholamines. (C. Long, 1996 : 211)
F. Manisfestasi Klinis
Volume cairan intravaskuler yang berkurang bersama-sama dengan penurunan tekanan
vena sentral, hipotensi arterial, dan peningkatan tekanan vskuler sistemik respon jantung
yang umum berupa takikardi. Gejala yang ditimbulkan bergantung pada tingkat kegawatan
shock. (Masjoer, Arief. 1999 : 612)
PROGESTERON
Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon
progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur
inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas
saluranpernapasan dan mengatur lendir) dan anti-inflamasi.
Fungsi Hormon Progesteron
1. Siklus haid
- Mengatur siklus menstruasi bersama dengan hormon estrogen dengan melalui
feedback mekanisme terhadap FSH dan LH. Sekresi secara bergantian hormon-hormon ini
menentukan siklus menstruasi.
- Mempertebal dinding endometrium untuk persiapan proses implantasi jika terjadi
fertilisasi antara ovum dan sperma.
2. Masa kehamilan
- Ketersediaan progesteron dalam jumlah yang cukup pada masa awal kehamilan
sangat penting peranannya, terutama dalam menghambat kontaraksi uterus. Hal ini
dibutuhkan sehubungan dengan usaha untuk mempertahankan janin muda yang baru
berimplantasi di uterus gar tidak terjadi kelahiran premature atau keguguran.
- Menurunkan gairah seksual selama kehamilan trimester I. Fungsi ini dibutuhkan untuk
mempertahankan kondisi janin karena keadaan janin yang masih rentan terhadap benturan.
- Membantu mempersiapkan payudara untuk proses laktasi.
- Meningkatkan suhu tubuh dan respitasi rate, sebagai bentuk penyesuaian terhadap
masa awal kehamilan.
- Mengentalkan secret vagina, sebagai proteksi tambahan terhadap kemungkinan
infeksi.
3. Terapi
3. a. Penyakit
- Trauma kepala berat
PJT
A. Definisi
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) ditegakkan apabila pada pemeriksaan ultrasonografi
(USG) perkiraan berat badan janin berada di bawah persentil 10 dibawah usia kehamilan
atau lebih kecil dari yang seharusnya (sesuai grafik). Terminologi “kecil untuk masa
kehamilan” adalah berat badan bayi yang tidak sesuai dengan masa kehamilan dan dapat
muncul pada bayi cukup bulan atau prematur. Pada umumnya janin tersebut memiliki tubuh
yang kecil dan risiko kecacatan atau kematian bayi kecil akan lebih besar baik pada saat
dilahirkan ataupun setelah melahirkan.
PJT terbagi atas dua, yaitu:
1. Pertumbuhan janin terhambat tipe I : simetris atau proporsional (kronis)
Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang tidak simetris, semua
organ mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah kelainan
kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other
Agents <Coxsackie virus, Listeria), Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex/Hepatitis
B/HIV, Syphilis), kekurangan nutrisi berat pada ibu hamil, dan wanita hamil yang merokok
1. Pertumbuhan janin terhambat tipe II : Asimetris atau disproportional (akut)
Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama dibandingkan
gangguan pertumbuhan janin simetris. Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan
yang lain, lingkar perut adalah bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan
panjang tulang paha umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan diameter
biparietal juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya)
plasenta yang terjadi karena gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah
tinggi dan diabetes dalam kehamilan dalam kehamilan
Ada dua betuk IUGR menurut Renfield (1975), yaitu :
1. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-
mingu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkaran
kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa
gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya wasted oleh karena retardasi
pada janin ini terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
2. Dispropotionate IUGR
Terjadi akibat distress. Gangguan yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari
sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal akan tetapi
berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak wasted dengan tanda-tanda
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi
kelihatan kurus dan lebih panjang.
B. Penyebab
1. Penyebab ibu
a. Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat
Faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat tidak
adekuat selama kehamilan dapat menyebabkan PJT. Kenaikan berat badan ibu selama
kehamilan sebaiknya 9-16 kg. apabila wanita dengan berat badan kurang harus ditingkatkan
sampai berat badan ideal ditambah dengan 10-12 kg
b. Penyakit ibu kronik
Kondisi ibu yang memiliki hipertensi kronik, penyakit jantung sianotik, diabetes, serta
penyakit vaskular kolagen dapat menyebabkan PJT. Semua penyakit ini dapat
menyebabkan pre-eklampsia yang dapat membawa ke PJT.
c. Kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, dan narkotik
1. Penyebab janin
a. Infeksi selama kehamilan
4. Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV)
adalah infeksi yang sering menyebabkan PJT
b. Kelainan bawaan dan kelainan kromosom
Kelaianan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan kelainan jantung bawaan yang berat
sering berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta
polihidramnion (cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga berkaitan
dengan PJT
c. Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin)
Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan
alkohol dapat menyebabkan PJT
1. Penyebab plasenta (ari-ari)
a. Kelainan plasenta sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat menyediakan nutrisi
yang baik bagi janin seperti, abruptio plasenta, infark plasenta (kematian sel pada plasenta),
korioangioma, dan plasenta previa
b. Kehamilan kembar
c. Twin-to-twin transfusion syndrome
C. Problematik Bayi IUGR
Bayi IUGR harus diwaspadai akan terjadinya beberapa komplikasi yang harus ditanggulangi
dengan baik.
1. Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotoraks
2. Usher (1970) melaporkan bahwa 50% bayi IUGR mempunyai HB yang tinggi mungkin
karena hipoksia kronik di dalam uterus.
3. Hipoglikemi terutama bila pemberian minum terlambat.
4. Keadaan ini yang mungkin terjadi : asfiksia, perdarahan paru yang masif, hipotermi,
cacat bawaan akibat kelainan kromosom dan infeksi intrauterin.
D. Perkembangan PJT Intrauterin :
Peningkatan rasio berat plasenta terhadap berat lahir ditimbulkan oleh kondisi diet rendah
nutrisi terutama protein
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh makanan.
Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi
bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal
kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya terjadi
kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga terjadi
peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang
luas.
3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin
dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada
kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang
diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan
pertumbuhan yang irreversibel
E. Tanda dan Gejala
PJT dicurigai apabila terdapat riwayat PJT sebelumnya dan ibu dengan penyakit kronik.
Selain itu peningkatan berat badan yang tidak adekuat juga dapat mengarah ke PJT. Dokter
dapat menemukan ukuran rahim yang lebih kecil dari yang seharusnya.
F. Prognosis
Tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi, asfiksia/iskemia
otak, sindroma gangguan pencernaan dll. Juga tergantung pada sosial ekonomi, pendidikan
orang tua dan perawatan pada saat hamil, persalinan dan postnatal.
5. G. Pengamatan Langsung
Bila bayi ini dapat mengatasi problem yang dideritanya, maka perlu diamati selanjutnya oleh
karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran, penglihatan, kognitif,
fungsi motor SSP dan penyakit-penyakit seperti hidrosefalus, cerebral palsy dan sebagainya
H. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) diperlukan untuk mengukur pertumbuhan janin. Selain itu
USG juga dapat digunakan untuk melihat kelainan organ yang terjadi. Pengukuran lingkar
kepala, panjang tulang paha, dan lingkar perut dapat dilakukan untuk menilai pertumbuhan
janin melalui USG. Penggunaan ultrasound doppler dapat digunakan untuk melihat aliran
dari pembuluh darah arteri umbilikalis.
I. Penatalaksanaan
Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus umumnya, tetapi karena bayi ini
mempunyai problem yang agak berbeda maka perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin.
2. Memeriksa kadar gula darah dengan dextrostix jika hipoglikemi harus segera diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibanding dengan bayi SMK
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
J. Terapi
Kecacatan dan kematian janin meningkat sampai 2-6 kali pada janin dengan PJT.
Tatalaksana untuk kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi yang paling
efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi
terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu. Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
1. PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
2. PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan bila
kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau
pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan
a. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom
serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang
baik. Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera dirawat di rumah
sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah melihat pergerakan janin serta
pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-4minggu
b. Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya
terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak
adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat, penggunaan
narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan
c. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur.
Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah
melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan
intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan. Kemungkinan kejadian
distress janin selama melahirkan meningkat pada PJT karena umumnya PJT banyak
disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah dengan proses melahirkan
1. Kondisi bayi. Janin dengan PJT memiliki risiko untuk hipoksia perinatal (kekurangan
oksigen setelah melahirkan) dan aspirasi mekonium (terhisap cairan mekonium). PJT yang
parah dapat mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh turun) dan hipoglikemia (gula darah
berkurang). Pada umumnya PJT simetris dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan
pertumbuhan bayi yang terlambat setelah dilahirkan, dimana janin dengan PJT asimetris
lebih dapat “catch-up” pertumbuhan setelah dilahirkan.
K. Pencegahan
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet,
istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan
yang bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi
stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari pro
6. 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)
I. Mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua
Langkah 1
Dengarkan, lihat dan periksa gejala dan tanda Kala Dua
Ibu merasakan dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfinger ani membuka.
II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
Langkah 2
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia: tempat
tidur datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm dari tubuh bayi
Gelarlah kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi
Siapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
Langkah 3
Kenakan atau pakai celemek plastik.
Langkah 4
Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih
dan kering.
Langkah 5
Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan dalam.
Langkah 6
Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (Gunakan tangan yang memakai sarung tangan
DTT dan steril. Pastikan tidak terkontaminasi pada alat suntik).
III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
Langkah 7
Bersihkan vulva dan perineum, seka dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama
dari arah depan ke belakang
Buang kapas atau pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% – Langkah 9)
Langkah 8
Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban dalam belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi.
Langkah 9
Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan
terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangah setelah sarung tangan
dilepaskan.
Langkah 10
Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/ menit)
Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
7. Dokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta
asuhan lainnya pada partograf.
IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran
Langkah 11
Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan
ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan sesuai
temuan yang ada
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan
memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
Langkah 12
Pinta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (Bila ada rasa ingin meneran dan
terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
Langkah 13
Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasakan ada dorongan kuat untuk
meneran:
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila
caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring
terlentang dalam waktu yang lama)
Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Berika cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam)
meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida).
Langkah 14
Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
V. Mempersiapkan Pertolongan Kelahiran Bayi
Langkah 15
Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
Langkah 16
Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
Langkah 17
Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
Langkah 18
Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
Lahirnya kepala
Langkah 19
Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
Langkah 20
Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
8. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara
klem tersebut.
Langkah 21
Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu
Langkah 22
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya badan dan tungkai
Langkah 23
Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
Langkah 24
Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong
dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-
masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
VII. Penanganan Bayi Baru Lahir
Langkah 25
Lakukan penilaian (selintas):
Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernapas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi (Langkah
25 ini berlanjut ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksi).
Langkah 26
Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan
verniks) kecuali bagian tangan
Ganti handuk basah dengan handuk kering
Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.
Langkah 27
Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal).
Langkah 28
Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin (agar uterus
berkontraksi baik).
Langkah 29
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
Langkah 30
Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir pada sekitar 3 cm
dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
Langkah 31
Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan
tali pusat (lindungi perut bayi) di antara 2 klem tersebut
Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali
benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan benang dengan simpul
kunci
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
Langkah 32
9. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding
dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu.
Langkah 33
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
VIII. Penatalaksanaan Aktif Kala Tiga
Langkah 34
Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva.
Langkah 35
Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali pusat.
Langkah 36
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang – atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta
Langkah 37
Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
6. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.
Langkah 38
Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
Rangsangan taktil (masase) uterus
Langkah 39
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
melakukan rangsangan taktil/ masase.
IX. Menilai Perdarahan
Langkah 40
Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukkah plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Langkah 41
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan.
10. X. Melakukan Asuhan Pasca Persalinan
Langkah 42
Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
Langkah 43
Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu – bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam)
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu
dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
Langkah 44
Lakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin
K1 1mg intramuskular di paha kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu – bayi.
Langkah 45
Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam pemberian Vitamin K1) di paha
kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam
pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
Langkah 46
Lanjutkan permantauan kontraksi dan mencegah perdarahan per vaginam
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri.
Langkah 47
Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
Langkah 48
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangann darah.
Langkah 49
Periksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama 2 jam pertama persalinan
Periksa temperatur ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Langkah 50
Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60
kali/ menit) serta suhu tubuh normal (36,5 – 37,5).
Kebersihan dan keamanan
Langkah 51
Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
(10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
Langkah 52
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
Langkah 53
Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan
darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
Langkah 54
Pastikan ibu merasa nyaman, Bantu ibu memerikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi
ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
Langkah 55
Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
Langkah 56
11. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar
dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Langkah 57
Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan dengan
tissue atau handuk yang kering dan bersih.
Dokumentasi
Langkah 58
Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
PEMWRIKSAAN LEOPOLD
12. Pemeriksaan Leopold I
untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. letakkan sisi
lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan
agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah
dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri
setinggi atas simfisis)
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah).
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian
bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser
telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
Konsistensi uterus.
13. Pemeriksaan Leopold II
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang
tentukan di mana kepala janin.
Petunjuk pemeriksaan :
Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian atau bersamaan (simultan) telapak
tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).
Pemeriksaan Leopold III
Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah sudah
masuk atau masih goyang.
Petunjuk cara memeriksa :
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan
kanan bawah perut ibu.
Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah
bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak
dan kurang simetris adalah bokong)
Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang
bagian terbawah janin.
Pemeriksaan Leopold IV
Untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :
14. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus
bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
yang meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen.
Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi
(bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila
presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari
tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah
telah memasuki pintu atas panggul.
1