Dokumen tersebut membahas tentang alamat IP dan subnetting. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) setiap perangkat diidentifikasi dengan alamat IP unik, (2) subnetting digunakan untuk membagi jaringan menjadi subnet, (3) proses subnetting melibatkan penggunaan subnet mask untuk menentukan ID subnet.
Dokumen ini membahas tentang manajemen IP dan VLSM subnetting. VLSM memungkinkan alokasi subnet dengan panjang mask yang berbeda-beda dari satu alamat IP, sehingga lebih fleksibel dibanding subnetting konvensional. Diberikan contoh kasus penggunaan VLSM untuk membagi alamat IP menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang diinginkan.
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Dokumen tersebut membahas tentang IP address dan subnet address. Beberapa poin penting yang disinggung antara lain penjelasan tentang IP address untuk mengidentifikasi setiap terminal di jaringan TCP/IP, konversi antara sistem biner, desimal, dan heksadesimal untuk mewakili alamat IP, serta penjelasan mengenai subnetting untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnetwork guna meningkatkan efisiensi pengelolaan jaringan.
Tiga poin utama dokumen ini adalah:
1. Membahas subnetting dan supernetting untuk mengelompokkan alamat IP dan menghemat penggunaan alamat.
2. Menghitung subnet dan host dengan menggunakan operasi bitwise dan netmask.
3. Classless Inter-Domain Routing (CIDR) memperkenalkan sistem blok alamat fleksibel untuk mengalokasikan ruang alamat secara lebih efisien.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan pengalokasian IP address. Secara singkat, subnetting melibatkan pembagian alamat IP kelas A, B, atau C menjadi subnet lebih kecil untuk tujuan manajemen jaringan dan pembagian sumber daya. Proses ini melibatkan penentuan subnet mask, jumlah host dan alamat broadcast.
Pembahasan Solusi Subnetting Lab 17.8.1 Packet Tracer - Design and Build a Sm...I Putu Hariyadi
Dokumen ini memberikan solusi untuk membangun jaringan kecil fisik dengan dua segmen yang terhubung oleh satu router. Jaringan ini menggunakan skema pengalamatan IPv4 dengan subnetting untuk membagi jaringan menjadi dua subnet yang masing-masing dialokasikan untuk setiap segmen. Dokumen ini juga menjelaskan konektivitas antar perangkat dan alokasi alamat IP untuk setiap perangkat berdasarkan skema subnetting yang dihitung.
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)I Putu Hariyadi
Dokumen ini memberikan contoh studi kasus penerapan Variable Length Subnet Mask (VLSM) untuk mendapatkan alokasi alamat IP sesuai dengan kebutuhan jaringan. Alamat network 192.168.169.0/24 disubnet menggunakan VLSM untuk memenuhi kebutuhan 16, 11, 6, dan 2 host, serta menyisakan 5 subnet.
Dokumen ini membahas tentang manajemen IP dan VLSM subnetting. VLSM memungkinkan alokasi subnet dengan panjang mask yang berbeda-beda dari satu alamat IP, sehingga lebih fleksibel dibanding subnetting konvensional. Diberikan contoh kasus penggunaan VLSM untuk membagi alamat IP menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang diinginkan.
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Dokumen tersebut membahas tentang IP address dan subnet address. Beberapa poin penting yang disinggung antara lain penjelasan tentang IP address untuk mengidentifikasi setiap terminal di jaringan TCP/IP, konversi antara sistem biner, desimal, dan heksadesimal untuk mewakili alamat IP, serta penjelasan mengenai subnetting untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnetwork guna meningkatkan efisiensi pengelolaan jaringan.
Tiga poin utama dokumen ini adalah:
1. Membahas subnetting dan supernetting untuk mengelompokkan alamat IP dan menghemat penggunaan alamat.
2. Menghitung subnet dan host dengan menggunakan operasi bitwise dan netmask.
3. Classless Inter-Domain Routing (CIDR) memperkenalkan sistem blok alamat fleksibel untuk mengalokasikan ruang alamat secara lebih efisien.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan pengalokasian IP address. Secara singkat, subnetting melibatkan pembagian alamat IP kelas A, B, atau C menjadi subnet lebih kecil untuk tujuan manajemen jaringan dan pembagian sumber daya. Proses ini melibatkan penentuan subnet mask, jumlah host dan alamat broadcast.
Pembahasan Solusi Subnetting Lab 17.8.1 Packet Tracer - Design and Build a Sm...I Putu Hariyadi
Dokumen ini memberikan solusi untuk membangun jaringan kecil fisik dengan dua segmen yang terhubung oleh satu router. Jaringan ini menggunakan skema pengalamatan IPv4 dengan subnetting untuk membagi jaringan menjadi dua subnet yang masing-masing dialokasikan untuk setiap segmen. Dokumen ini juga menjelaskan konektivitas antar perangkat dan alokasi alamat IP untuk setiap perangkat berdasarkan skema subnetting yang dihitung.
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)I Putu Hariyadi
Dokumen ini memberikan contoh studi kasus penerapan Variable Length Subnet Mask (VLSM) untuk mendapatkan alokasi alamat IP sesuai dengan kebutuhan jaringan. Alamat network 192.168.169.0/24 disubnet menggunakan VLSM untuk memenuhi kebutuhan 16, 11, 6, dan 2 host, serta menyisakan 5 subnet.
Modul ini membahas subnetting dan pengaturan IP pada jaringan lokal. Tujuannya adalah memahami format alamat IP versi 4, subnetting classful dan classless, serta mengkonfigurasi IP pada jaringan lokal. Subnetting dilakukan untuk mengurangi lalu lintas jaringan, meningkatkan kinerja, dan menghemat alamat IP. CIDR dan VLSM merupakan metode subnetting classless yang memberikan fleksibilitas dalam pembagian alamat IP.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan komputer dan subnetting. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa setiap host dalam jaringan membutuhkan alamat IP dan subnet mask untuk mengidentifikasi network dan host ID-nya. Dokumen juga menjelaskan konsep subnetting untuk membagi jaringan besar menjadi subnet-subnet kecil guna meningkatkan efisiensi dan mengurangi lalu lintas jaringan. Cara menghitung subnetting dengan menggunakan notasi C
Dokumen menjelaskan tentang subnetting pada alamat IP kelas C dengan mengorbankan sebagian bit host ID untuk membuat network ID tambahan, termasuk cara menghitung jumlah subnet, netmask, dan range alamat setiap subnet.
Dokumen tersebut membahas tentang subnet mask dan subnetting. Subnet mask digunakan untuk membedakan bagian jaringan dan host dari suatu alamat IP, sedangkan subnetting digunakan untuk membagi ruang alamat IP menjadi subruang alamat yang lebih kecil. Teknik subnetting memungkinkan pembagian jaringan kelas A atau B menjadi segmen-segmen lebih kecil dengan jumlah host yang lebih fleksibel.
Dokumen tersebut membahas tentang IPv4 addressing, termasuk format alamat IP, network dan host address, subnet mask, private IP address, dan lembaga pengelola alamat IP. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa:
1) Alamat IP terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi 4 oktet dan menentukan identitas host dan network
2) Network address dan broadcast address ditentukan berdasarkan prefix, sementara sisa bit menentukan host address
3) Subnet mask digunakan untuk menentukan mana
Dokumen tersebut menjelaskan cara melakukan subnetting pada alamat IP kelas C dan kelas B dengan mengorbankan bit tertentu pada host ID untuk membentuk ID jaringan baru. Metode ini digunakan untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnet. Contoh yang diberikan mendemonstrasikan proses konversi antara sistem biner dan desimal selama penentuan rentang alamat dan mask subnet.
Dokumen tersebut membahas tentang CIDR (Classless Inter-Domain Routing) dan subnetting. CIDR digunakan oleh ISP untuk mengalokasikan alamat IP ke pelanggan secara lebih fleksibel. Dokumen ini juga menjelaskan cara melakukan subnetting untuk kelas alamat IP A, B, dan C dengan berbagai subnet mask dan menghitung jumlah subnet serta host yang dihasilkan.
1. Dokumen menjelaskan tentang subnetting pada IP address. Teknik ini digunakan untuk membagi network ID menjadi beberapa subnet guna memperbanyak jumlah alamat IP yang tersedia.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting, yaitu proses membagi satu alamat IP menjadi beberapa subnet untuk memperbanyak jumlah network ID. Dibahas pula cara menentukan subnet mask, contoh pembagian subnet, dan alternatif penyelesaian subnetting."
Dokumen membahas tentang subnetting dan konfigurasi jaringan IP, termasuk konsep subnet mask, subnet ID, jumlah host per subnet, dan contoh kasus penerapan subnetting.
Modul ini membahas subnetting dan pengaturan IP pada jaringan lokal. Tujuannya adalah memahami format alamat IP versi 4, subnetting classful dan classless, serta mengkonfigurasi IP pada jaringan lokal. Subnetting dilakukan untuk mengurangi lalu lintas jaringan, meningkatkan kinerja, dan menghemat alamat IP. CIDR dan VLSM merupakan metode subnetting classless yang memberikan fleksibilitas dalam pembagian alamat IP.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan komputer dan subnetting. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa setiap host dalam jaringan membutuhkan alamat IP dan subnet mask untuk mengidentifikasi network dan host ID-nya. Dokumen juga menjelaskan konsep subnetting untuk membagi jaringan besar menjadi subnet-subnet kecil guna meningkatkan efisiensi dan mengurangi lalu lintas jaringan. Cara menghitung subnetting dengan menggunakan notasi C
Dokumen menjelaskan tentang subnetting pada alamat IP kelas C dengan mengorbankan sebagian bit host ID untuk membuat network ID tambahan, termasuk cara menghitung jumlah subnet, netmask, dan range alamat setiap subnet.
Dokumen tersebut membahas tentang subnet mask dan subnetting. Subnet mask digunakan untuk membedakan bagian jaringan dan host dari suatu alamat IP, sedangkan subnetting digunakan untuk membagi ruang alamat IP menjadi subruang alamat yang lebih kecil. Teknik subnetting memungkinkan pembagian jaringan kelas A atau B menjadi segmen-segmen lebih kecil dengan jumlah host yang lebih fleksibel.
Dokumen tersebut membahas tentang IPv4 addressing, termasuk format alamat IP, network dan host address, subnet mask, private IP address, dan lembaga pengelola alamat IP. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa:
1) Alamat IP terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi 4 oktet dan menentukan identitas host dan network
2) Network address dan broadcast address ditentukan berdasarkan prefix, sementara sisa bit menentukan host address
3) Subnet mask digunakan untuk menentukan mana
Dokumen tersebut menjelaskan cara melakukan subnetting pada alamat IP kelas C dan kelas B dengan mengorbankan bit tertentu pada host ID untuk membentuk ID jaringan baru. Metode ini digunakan untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnet. Contoh yang diberikan mendemonstrasikan proses konversi antara sistem biner dan desimal selama penentuan rentang alamat dan mask subnet.
Dokumen tersebut membahas tentang CIDR (Classless Inter-Domain Routing) dan subnetting. CIDR digunakan oleh ISP untuk mengalokasikan alamat IP ke pelanggan secara lebih fleksibel. Dokumen ini juga menjelaskan cara melakukan subnetting untuk kelas alamat IP A, B, dan C dengan berbagai subnet mask dan menghitung jumlah subnet serta host yang dihasilkan.
1. Dokumen menjelaskan tentang subnetting pada IP address. Teknik ini digunakan untuk membagi network ID menjadi beberapa subnet guna memperbanyak jumlah alamat IP yang tersedia.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting, yaitu proses membagi satu alamat IP menjadi beberapa subnet untuk memperbanyak jumlah network ID. Dibahas pula cara menentukan subnet mask, contoh pembagian subnet, dan alternatif penyelesaian subnetting."
Dokumen membahas tentang subnetting dan konfigurasi jaringan IP, termasuk konsep subnet mask, subnet ID, jumlah host per subnet, dan contoh kasus penerapan subnetting.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan supernetting yang digunakan untuk menghemat alokasi IP address di internet. Teknik ini diperlukan karena jumlah jaringan dan host yang terhubung ke internet tumbuh sangat pesat, sehingga dapat menyebabkan kehabisan IP address. Subnetting dilakukan dengan memecah kelas IP address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host lebih sedikit menggunakan subnet mask.
Subnetting digunakan untuk membagi jaringan besar menjadi jaringan-jaringan lebih kecil. Hal ini dilakukan untuk mendukung teknologi yang berbeda, mengurangi kongesti jaringan, atau membutuhkan keamanan khusus untuk departemen tertentu. Cara pembentukan subnet meliputi berdasarkan jumlah jaringan/subnet dan berdasarkan jumlah komputer yang terhubung. Contoh pembentukan subnet menggunakan notasi biner unt
Modul 6 membahas konsep subnetting untuk membagi jaringan besar menjadi subnet-subnet kecil. Terdapat dua pendekatan pembentukan subnet, yaitu berdasarkan jumlah jaringan dan jumlah host. Subnetting memanfaatkan bit ID host untuk membentuk ID subnet baru.
Dokumen tersebut membahas tentang IP privat dan IP publik, serta perbedaan antara keduanya. IP privat digunakan untuk jaringan lokal seperti di rumah atau kantor, sedangkan IP publik digunakan untuk mengidentifikasi perangkat di internet publik."
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Riyo D'lasphaga
Laporan ini membahas tentang subnetting pada jaringan komputer. Topik utama yang dibahas adalah pengertian subnet mask, cara menentukan network identifier menggunakan subnet mask, dan contoh-contoh penerapan subnetting pada alamat IP kelas A, B, C beserta evaluasi praktikumnya.
IP address merupakan alamat logik yang digunakan untuk mengenalpasti setiap host dalam rangkaian komputer atau Internet. Ia terdiri daripada empat oktet yang dipisahkan titik dan terdapat dalam format dotted decimal. Terdapat pelbagai jenis alamat IP seperti alamat persendirian dan awam."
Subnetting dan supernetting digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan alamat IP karena pertumbuhan jaringan yang pesat. Subnetting membagi satu alamat jaringan menjadi beberapa subnet, sedangkan supernetting menggabungkan beberapa jaringan menjadi satu supernet. Keduanya memanfaatkan bit-bit pada alamat IP untuk membedakan antara ID jaringan dan ID host.
Dokumen ini membahas tentang IP address dan subnetting. IP address digunakan untuk mengidentifikasi perangkat di jaringan dan terdiri dari 32 bit yang membentuk kelas A, B, C. Subnetting digunakan untuk membagi IP address menjadi beberapa network dan meningkatkan jumlah host. Contoh perhitungan subnetting menjelaskan bagaimana pembagian bit menentukan jumlah network dan host.
Laporan praktikum ini membahas tentang instalasi dan jaringan komputer serta subnetting. Praktikum ini bertujuan untuk memahami fungsi protokol jaringan, pengalamatan IP, pengaturan subnet mask, dan fungsi subnetting. Peserta melakukan konfigurasi IP address dan subnet mask pada beberapa komputer yang terhubung ke switch untuk membentuk jaringan lokal. Dilakukan pengujian koneksi antar komputer dengan menggunakan perintah ping dengan mengubah nilai
Modul ini membahas subnetting dan konfigurasi IP. Mahasiswa akan mempelajari cara membagi alamat IP menggunakan subnetting untuk menghemat penggunaan IP sesuai kebutuhan, serta melakukan simulasi penerapan subnetting dalam jaringan laboratorium dengan membentuk beberapa kelompok dan mengkonfigurasi alamat IP dan nama komputer/workgroup sesuai subnet yang dialokasikan.
Dokumen tersebut membahas tentang topologi jaringan, alamat IP, dan teknik subnetting secara cepat untuk kelas C. Secara ringkas, dibahas tentang struktur jaringan yang ada, pengalokasian dan pengelolaan alamat IP, serta cara menghitung subnet baru dengan mengorbankan bit host ID untuk memperbanyak network ID menggunakan netmask.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
2. PPeennggaallaammaattaann IIPP
Di dalam jaringan TCP/IP setiap
terminal diidentifikasi dengan sebuah
alamat IP unik.
Kecuali Router dapat memiliki lebih
dari sebuah alamat IP, karena itu
disebut sebagai Multihomed Device.
4. BBaaddaann IInntteerrnnaassiioonnaall
PPeennggeelloollaa IIPP
Di Asia Pasific pengelolaan IP dilakukan
oleh Asia Pacific Network Information
Center (APNIC).
APNIC bertugas sebagai pembagi blok
nomor IP dan nomor Autonomous System
(AS) kepada para ISP di kawasan Asia
Pasific, selain itu juga mengelola
authoritative resgistration server (whois)
dan reverse domains (in-addr.arpa).
5. BBaaddaann IInntteerrnnaassiioonnaall
PPeennggeelloollaa IIPP
Selain APNIC badan-badan lain yang
bertugas melakukan manajemen IP ini
antara lain :
- America Rregistry for Internet Number
(ARIN)
- Reseaux IP Europeens (RIPE)
- African Regional Internet Registry Network
Information Center (AFRINIC)
Koordinasi Internasional dari ke-empat
badan tersebut dipegang oleh International
Assigned Number Authority (IANA).
6. KKoonnvveerrssii BBiinneerr -- DDeessiimmaall
Setiap 8 bit nomor IP dapat dikonversi
ke desimal dengan komposisi :
(x*27+x*26+x*25+x*24+x*23+x*22+x*21+x*2
0 ),
Atau
(x*128+x*64+x*32+x*16+x*8+x*4+x*2+
x*1),
7. CCoonnttoohh::
Sehingga untuk menghitung bentuk
desimal dari 11001011 dapat
dilakukan dengan :
=1*128+1*64+0*32+0*16+1*8+0*4+1*
2+1*1
= 128 + 64 + 0 + 0 + 8 + 0 + 2 + 1
= 203
8. KKoonnvveerrssii BBiinneerr ––
HHeexxaaDDeessiimmaall -- BBiinneerr
Angka Hexadesimal mengandung:
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F
Contoh:
11000011.10001101
C 3 . 8 D
Note: Format HexaDesimal dipakai
untuk pengalamatan IPv6.
10. KKoonnvveerrssii DDeessiimmaall -- BBiinneerr
Untuk mengubah desimal menjadi
biner dapat dilakukan dengan
melakukan pengurangan dengan
kelipatan pengalian diatas, jika
dikurangi bisa maka diberi angka 1
dan jika tidak bisa diberi angka 0.
11. CCoonnttoohh::
203 - 128 = 75 1
75 - 64 = 11 1
11 - 32 0
11 - 16 0
11 - 8 = 3 1
3 - 4 0
3 - 2 = 1 1
1 - 1 = 0 1
Hasilnya yang berada di kanan anak panah
ditulis dari atas kebawah menjadi
11001011.
12. KKaatteeggoorrii PPeennggaallaammaattaann IIPP
Ada 3 macam kategori pengalamatan
IP, yaitu:
- Classfull Addressing (conventional):
pengalamatan berdasarkan kelas,
tanpa perlu ada subnetting.
- Subnetted Classfull Addressing:
pengalamatan dengan subnetting.
- Classless Addressing: CIDR
13. MMeennggaappaa SSuubbNNeettttiinngg??
SubNetting adalah proses membagi
sebuah network menjadi beberapa
Sub-network.
Sebagai contoh, dalam sebuah
jaringan lokal yang menggunakan
alamat kelas B 172.16.0.0 terdapat
65.534 host address.
Efisiensi pengelolaan jaringan dapat
ditingkatkan dengan cara melakukan
subnetting terhadap network tersebut.
14. MMeennggaappaa SSuubbNNeettttiinngg ((CCoonntt..))
Alasan-alasan perlunya dibentuk
subnetting antara lain :
- Memudahkan pengelolaan jaringan.
- Mereduksi traffic yang disebabkan
oleh broadcast maupun benturan
(collision).
- Membantu pengembangan jaringan
ke jarak geografis yang lebih jauh
(LAN ke MAN).
16. SSuubbNNeettttiinngg
Pembentukan subnet dilakukan
dengan cara mengambil beberapa bit
pada bagian HostId untuk dijadikan
SubnetId. Contoh:
Source: www.tcpipguide.com
18. SSuubbnneett MMaasskk ((CCoonntt..))
Dalam contoh di atas, sebuah
jaringan kelas B dengan Network-Id :
154.71.0.0.
Subnet Mask dalam bentuk desimal
adalah: 255.255.248.0
Dengan demikian 5 bit pertama pada
octet ke 3 adalah Subnet-Id,
sedangkan sisa bit adalah Host-Id.
22. MMeenneennttuukkaann SSuubbnneett--IIdd
Router menentukan sebuah IP
address merupakan anggota dari
subnet tertentu melalui proses
masking seperti dalam gambar di
atas.
IP address: 154.71.150.42
dioperasikan AND dengan subnet-mask.
Didapat Subnet-Id: 18.
Sedangkan IP address dari subnet
tersebut adalah: 154.71.144.0.
23. IIPP AAddddrreessss ddaarrii SSuubbnneett
Determining the Subnet ID of an IP Address
Through Subnet Masking
Component Octet 1 Octet 2 Octet 3 Octet 4
IP Address 10011010
(154)
01000111
(71)
10010110
(150)
00101010
(42)
Subnet Mask 11111111
(255)
11111111
(255)
11111000
(248)
00000000
(0)
Result of AND
Masking
10011010
(154)
01000111
(71)
10010000
(144)
00000000
(0)
Dengan CIDR, dapat dituliskan sebagai:
154.71.150.42/21.
24. CCoonnttoohh KKaassuuss 11
Sebuah jaringan dengan network-id:
192.16.9.0 akan dibagi ke dalam 3
buah subnet. Tentukan IP address
untuk setiap subnet.
No IP 192.16.9.0 adalah Kelas C,
dengan host-Id berada pada 8 bit
terakhir. Karena itu, subnet-id harus
berada pada 8 bit terakhir.
25. PPeennyyeelleessaaiiaann KKaassuuss 11
Kebutuhan 3 subnet berarti
membutuhkan sebanyak 3 bit.
Karena itu subnet-mask ditentukan:
11111111.11111111.11111111.11100000
255. 255. 255. 224
26. PPeennyyeelleessaaiiaann KKaassuuss 11
Kombinasi subnet: 000, 001, 010, 011,
100, 101, 110, 111.
Karena itu 3 bit pertama dialokasikan
untuk subnet.
192.16.9.b b b b b b b b
subnet
28. KKeessiimmppuullaann KKaassuuss 11
Jumlah subnet yang terbentuk ada
23=8. Tetapi subnet 000 dan 111 tidak
dapat digunakan. Karena itu jumlah
subnet yang dapat digunakan adalah:
(23-2=6).
Jumlah host yang terbentuk untuk
masing-masing subnet 25=32. Sedang
host yang dapat digunakan sebanyak
25-2=30. Host-Id: 00000 dan 11111
tidak dapat digunakan.
29. CCoonnttoohh KKaassuuss 22
Untuk konfigurasi
jaringan di samping,
Net-Id:192.168.17.0.
Setiap subnet hanya
membutuhkan 12 buah
host. Tentukan
konfigurasi IP untuk
jaringan tersebut!
30. CCoonnttoohh KKaassuuss 33
Untuk konfigurasi
jaringan di samping,
Net-Id:192.168.17.0.
Tentukan konfigurasi
IP untuk jaringan
tersebut!
31. KKeessiimmppuullaann
Metoda conventional subnetting
hanya menambah 1 buah level hirarki
pengalamatan IP (i.e., Network-Id,
Subnet-Id, Host-Id).
Subnetting membagi network menjadi
subnet dengan jumlah host yang
sama untuk setiap subnet.
Terdapat beberapa no IP yang tidak
dapat digunakan (terbuang).