Dokumen tersebut membahas tentang IPv4 addressing, termasuk format alamat IP, network dan host address, subnet mask, private IP address, dan lembaga pengelola alamat IP. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa:
1) Alamat IP terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi 4 oktet dan menentukan identitas host dan network
2) Network address dan broadcast address ditentukan berdasarkan prefix, sementara sisa bit menentukan host address
3) Subnet mask digunakan untuk menentukan mana
IP address merupakan alamat logik yang digunakan untuk mengenalpasti setiap host dalam rangkaian komputer atau Internet. Ia terdiri daripada empat oktet yang dipisahkan titik dan terdapat dalam format dotted decimal. Terdapat pelbagai jenis alamat IP seperti alamat persendirian dan awam."
Modul 6 membahas konsep subnetting untuk membagi jaringan besar menjadi subnet-subnet kecil. Terdapat dua pendekatan pembentukan subnet, yaitu berdasarkan jumlah jaringan dan jumlah host. Subnetting memanfaatkan bit ID host untuk membentuk ID subnet baru.
Badan yang mengatur pemberian IP address dan pengelolaan DNS secara global adalah IANA. Pembagian IP address dilakukan berdasarkan wilayah oleh lima RIR yaitu ARIN, APNIC, LACNIC, RIPE NCC, dan AfriNIC. Pembagian lebih lanjut dilakukan oleh badan pengelola nasional seperti APJII untuk Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang IP Address. IP Address merupakan alamat untuk identifikasi suatu jaringan dan komputer dalam jaringan komunikasi data. Terdapat dua versi IP Address yaitu IPv4 yang menggunakan 32 bit dan IPv6 yang menggunakan 128 bit. Badan pengatur pemberian IP Address adalah IANA dan dibagi berdasarkan wilayah oleh RIR.
Dokumen ini membahas tentang manajemen IP dan VLSM subnetting. VLSM memungkinkan alokasi subnet dengan panjang mask yang berbeda-beda dari satu alamat IP, sehingga lebih fleksibel dibanding subnetting konvensional. Diberikan contoh kasus penggunaan VLSM untuk membagi alamat IP menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang diinginkan.
IP address merupakan alamat logik yang digunakan untuk mengenalpasti setiap host dalam rangkaian komputer atau Internet. Ia terdiri daripada empat oktet yang dipisahkan titik dan terdapat dalam format dotted decimal. Terdapat pelbagai jenis alamat IP seperti alamat persendirian dan awam."
Modul 6 membahas konsep subnetting untuk membagi jaringan besar menjadi subnet-subnet kecil. Terdapat dua pendekatan pembentukan subnet, yaitu berdasarkan jumlah jaringan dan jumlah host. Subnetting memanfaatkan bit ID host untuk membentuk ID subnet baru.
Badan yang mengatur pemberian IP address dan pengelolaan DNS secara global adalah IANA. Pembagian IP address dilakukan berdasarkan wilayah oleh lima RIR yaitu ARIN, APNIC, LACNIC, RIPE NCC, dan AfriNIC. Pembagian lebih lanjut dilakukan oleh badan pengelola nasional seperti APJII untuk Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang IP Address. IP Address merupakan alamat untuk identifikasi suatu jaringan dan komputer dalam jaringan komunikasi data. Terdapat dua versi IP Address yaitu IPv4 yang menggunakan 32 bit dan IPv6 yang menggunakan 128 bit. Badan pengatur pemberian IP Address adalah IANA dan dibagi berdasarkan wilayah oleh RIR.
Dokumen ini membahas tentang manajemen IP dan VLSM subnetting. VLSM memungkinkan alokasi subnet dengan panjang mask yang berbeda-beda dari satu alamat IP, sehingga lebih fleksibel dibanding subnetting konvensional. Diberikan contoh kasus penggunaan VLSM untuk membagi alamat IP menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang diinginkan.
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkombalahong
Dokumen tersebut membahas tentang IP address, format penulisan IP address, pembagian kelas IP address, address khusus, aturan pemilihan network ID dan host ID, subnetting, dan router. Secara ringkas, IP address digunakan untuk mengidentifikasi setiap perangkat di internet dan terdiri dari empat oktet yang dipisahkan titik. Ada lima kelas IP address yang berbeda berdasarkan jumlah bit untuk network ID dan host ID.
Dokumen tersebut membahas tentang IP address dan subnet address. Beberapa poin penting yang disinggung antara lain penjelasan tentang IP address untuk mengidentifikasi setiap terminal di jaringan TCP/IP, konversi antara sistem biner, desimal, dan heksadesimal untuk mewakili alamat IP, serta penjelasan mengenai subnetting untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnetwork guna meningkatkan efisiensi pengelolaan jaringan.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan cara melakukan konfigurasi jaringan menggunakan IP subnetting. Secara singkat, subnetting digunakan untuk membagi satu jaringan besar menjadi beberapa subnet kecil dengan menggunakan sebagian bit ID host untuk membentuk ID subnet. Cara pembentukan subnet dapat dilakukan berdasarkan jumlah jaringan atau jumlah host yang dibutuhkan.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan pengalokasian IP address. Secara singkat, subnetting melibatkan pembagian alamat IP kelas A, B, atau C menjadi subnet lebih kecil untuk tujuan manajemen jaringan dan pembagian sumber daya. Proses ini melibatkan penentuan subnet mask, jumlah host dan alamat broadcast.
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Modul ini membahas subnetting dan konfigurasi IP. Mahasiswa akan mempelajari cara membagi alamat IP menggunakan subnetting untuk menghemat penggunaan IP sesuai kebutuhan, serta melakukan simulasi penerapan subnetting dalam jaringan laboratorium dengan membentuk beberapa kelompok dan mengkonfigurasi alamat IP dan nama komputer/workgroup sesuai subnet yang dialokasikan.
Dokumen menjelaskan tentang subnetting pada alamat IP kelas C dengan mengorbankan sebagian bit host ID untuk membuat network ID tambahan, termasuk cara menghitung jumlah subnet, netmask, dan range alamat setiap subnet.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting pada jaringan klas C. Secara khusus dijelaskan bagaimana membagi satu ruang alamat klas C menjadi beberapa subnet dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.224, sehingga didapatkan 6 subnet dengan masing-masing memiliki 30 host. Contoh alamat subnet dan host serta broadcast juga dijelaskan.
IP Address,Sistem Bilangan dan KonversinyaRefita Dinda
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang konsep dasar IP Address, sistem bilangan yang terkait, dan proses konversi antara sistem bilangan biner, desimal, dan heksadesimal. Dokumen tersebut juga menjelaskan struktur dan komponen penting IPv4 address seperti network ID, host ID, netmask, serta cara menentukan network ID, host pertama, host terakhir, dan broadcast address berdasarkan IP address dan netmask.
IP Address merupakan protokol layer 3 yang mendefinisikan standar pengalamatan dalam jaringan. IP versi 4 (IPv4) adalah versi paling umum yang menggunakan 32 bit alamat terbagi menjadi 4 oktet. Subnet mask dan network ID menentukan lingkup jaringan, sementara subnetting digunakan untuk membagi jaringan besar menjadi beberapa jaringan lebih kecil.
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)I Putu Hariyadi
Dokumen ini memberikan contoh studi kasus penerapan Variable Length Subnet Mask (VLSM) untuk mendapatkan alokasi alamat IP sesuai dengan kebutuhan jaringan. Alamat network 192.168.169.0/24 disubnet menggunakan VLSM untuk memenuhi kebutuhan 16, 11, 6, dan 2 host, serta menyisakan 5 subnet.
Dokumen tersebut membahas tentang subnet mask dan subnetting. Subnet mask digunakan untuk membedakan bagian jaringan dan host dari suatu alamat IP, sedangkan subnetting digunakan untuk membagi ruang alamat IP menjadi subruang alamat yang lebih kecil. Teknik subnetting memungkinkan pembagian jaringan kelas A atau B menjadi segmen-segmen lebih kecil dengan jumlah host yang lebih fleksibel.
Dokumen ini membahas tentang IP address dan subnetting. IP address digunakan untuk mengidentifikasi perangkat di jaringan dan terdiri dari 32 bit yang membentuk kelas A, B, C. Subnetting digunakan untuk membagi IP address menjadi beberapa network dan meningkatkan jumlah host. Contoh perhitungan subnetting menjelaskan bagaimana pembagian bit menentukan jumlah network dan host.
Dokumen tersebut membahas tentang alamat IP dan subnetting. Secara ringkas:
1. Alamat IP terdiri dari network ID dan host ID yang membedakan masing-masing komputer dalam jaringan.
2. Teknik subnetting memperbanyak jumlah subnet dengan meminjam bagian host untuk dijadikan bagian network.
3. Proses subnetting melibatkan penentuan jumlah subnet, host per subnet, dan blok alamat subnet.
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkombalahong
Dokumen tersebut membahas tentang IP address, format penulisan IP address, pembagian kelas IP address, address khusus, aturan pemilihan network ID dan host ID, subnetting, dan router. Secara ringkas, IP address digunakan untuk mengidentifikasi setiap perangkat di internet dan terdiri dari empat oktet yang dipisahkan titik. Ada lima kelas IP address yang berbeda berdasarkan jumlah bit untuk network ID dan host ID.
Dokumen tersebut membahas tentang IP address dan subnet address. Beberapa poin penting yang disinggung antara lain penjelasan tentang IP address untuk mengidentifikasi setiap terminal di jaringan TCP/IP, konversi antara sistem biner, desimal, dan heksadesimal untuk mewakili alamat IP, serta penjelasan mengenai subnetting untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnetwork guna meningkatkan efisiensi pengelolaan jaringan.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan cara melakukan konfigurasi jaringan menggunakan IP subnetting. Secara singkat, subnetting digunakan untuk membagi satu jaringan besar menjadi beberapa subnet kecil dengan menggunakan sebagian bit ID host untuk membentuk ID subnet. Cara pembentukan subnet dapat dilakukan berdasarkan jumlah jaringan atau jumlah host yang dibutuhkan.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan pengalokasian IP address. Secara singkat, subnetting melibatkan pembagian alamat IP kelas A, B, atau C menjadi subnet lebih kecil untuk tujuan manajemen jaringan dan pembagian sumber daya. Proses ini melibatkan penentuan subnet mask, jumlah host dan alamat broadcast.
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Modul ini membahas subnetting dan konfigurasi IP. Mahasiswa akan mempelajari cara membagi alamat IP menggunakan subnetting untuk menghemat penggunaan IP sesuai kebutuhan, serta melakukan simulasi penerapan subnetting dalam jaringan laboratorium dengan membentuk beberapa kelompok dan mengkonfigurasi alamat IP dan nama komputer/workgroup sesuai subnet yang dialokasikan.
Dokumen menjelaskan tentang subnetting pada alamat IP kelas C dengan mengorbankan sebagian bit host ID untuk membuat network ID tambahan, termasuk cara menghitung jumlah subnet, netmask, dan range alamat setiap subnet.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting pada jaringan klas C. Secara khusus dijelaskan bagaimana membagi satu ruang alamat klas C menjadi beberapa subnet dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.224, sehingga didapatkan 6 subnet dengan masing-masing memiliki 30 host. Contoh alamat subnet dan host serta broadcast juga dijelaskan.
IP Address,Sistem Bilangan dan KonversinyaRefita Dinda
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang konsep dasar IP Address, sistem bilangan yang terkait, dan proses konversi antara sistem bilangan biner, desimal, dan heksadesimal. Dokumen tersebut juga menjelaskan struktur dan komponen penting IPv4 address seperti network ID, host ID, netmask, serta cara menentukan network ID, host pertama, host terakhir, dan broadcast address berdasarkan IP address dan netmask.
IP Address merupakan protokol layer 3 yang mendefinisikan standar pengalamatan dalam jaringan. IP versi 4 (IPv4) adalah versi paling umum yang menggunakan 32 bit alamat terbagi menjadi 4 oktet. Subnet mask dan network ID menentukan lingkup jaringan, sementara subnetting digunakan untuk membagi jaringan besar menjadi beberapa jaringan lebih kecil.
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)I Putu Hariyadi
Dokumen ini memberikan contoh studi kasus penerapan Variable Length Subnet Mask (VLSM) untuk mendapatkan alokasi alamat IP sesuai dengan kebutuhan jaringan. Alamat network 192.168.169.0/24 disubnet menggunakan VLSM untuk memenuhi kebutuhan 16, 11, 6, dan 2 host, serta menyisakan 5 subnet.
Dokumen tersebut membahas tentang subnet mask dan subnetting. Subnet mask digunakan untuk membedakan bagian jaringan dan host dari suatu alamat IP, sedangkan subnetting digunakan untuk membagi ruang alamat IP menjadi subruang alamat yang lebih kecil. Teknik subnetting memungkinkan pembagian jaringan kelas A atau B menjadi segmen-segmen lebih kecil dengan jumlah host yang lebih fleksibel.
Dokumen ini membahas tentang IP address dan subnetting. IP address digunakan untuk mengidentifikasi perangkat di jaringan dan terdiri dari 32 bit yang membentuk kelas A, B, C. Subnetting digunakan untuk membagi IP address menjadi beberapa network dan meningkatkan jumlah host. Contoh perhitungan subnetting menjelaskan bagaimana pembagian bit menentukan jumlah network dan host.
Dokumen tersebut membahas tentang alamat IP dan subnetting. Secara ringkas:
1. Alamat IP terdiri dari network ID dan host ID yang membedakan masing-masing komputer dalam jaringan.
2. Teknik subnetting memperbanyak jumlah subnet dengan meminjam bagian host untuk dijadikan bagian network.
3. Proses subnetting melibatkan penentuan jumlah subnet, host per subnet, dan blok alamat subnet.
1. IP address berfungsi untuk menghubungkan komputer dengan komputer lain di internet.
2. IP address terdiri dari empat blok angka yang masing-masing berisi 0-255.
3. Subnet mask digunakan untuk membedakan ID jaringan dan host.
Dokumen tersebut membahas tentang IP privat dan IP publik, serta perbedaan antara keduanya. IP privat digunakan untuk jaringan lokal seperti di rumah atau kantor, sedangkan IP publik digunakan untuk mengidentifikasi perangkat di internet publik."
Perusahaan swasta membutuhkan desain IP address untuk 5 divisinya dengan jumlah user berbeda menggunakan metode VLSM dari alamat IP 192.168.1.0/24.
[/ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan rencana jaringan komputer untuk kantor yang mencakup penggunaan modem ADSL, router Linux, switch untuk distribusi jaringan, server database, dan alokasi IP address untuk berbagai area dan sub-area jaringan.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting, yaitu proses membagi satu alamat IP menjadi beberapa subnet untuk memperbanyak jumlah network ID. Dibahas pula cara menentukan subnet mask, contoh pembagian subnet, dan alternatif penyelesaian subnetting."
Subnetting dan supernetting digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan alamat IP karena pertumbuhan jaringan yang pesat. Subnetting membagi satu alamat jaringan menjadi beberapa subnet, sedangkan supernetting menggabungkan beberapa jaringan menjadi satu supernet. Keduanya memanfaatkan bit-bit pada alamat IP untuk membedakan antara ID jaringan dan ID host.
IP address adalah alamat unik yang mengidentifikasi setiap host dalam jaringan TCP/IP. IP address terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi empat oktet dan menunjukkan alamat jaringan dan host. MAC address adalah identitas permanen interface jaringan yang terdiri dari 48 bit bilangan heksadesimal.
IP address adalah alamat unik yang mengidentifikasi setiap komputer dalam jaringan, terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi empat kelas berbeda berdasarkan pembagian bit untuk network ID dan host ID. Subnet mask digunakan untuk membedakan network ID dan host ID dalam suatu IP address.
KONSEP DAN IMPLEMENTASI TCP ESQ W3 [Autosaved].pptxadithya53
Dokumen tersebut membahas konsep dan implementasi TCP/IP. TCP/IP adalah serangkaian protokol yang digunakan untuk berkomunikasi di jaringan komputer. IP address digunakan untuk mengidentifikasi setiap perangkat dalam jaringan, sementara TCP bertanggung jawab untuk mengirim dan menerima data secara benar. TCP/IP terdiri dari empat lapis protokol yang menangani komunikasi data mulai dari aplikasi hingga media transmisi."
Tiga poin utama dokumen ini adalah:
1. Membahas subnetting dan supernetting untuk mengelompokkan alamat IP dan menghemat penggunaan alamat.
2. Menghitung subnet dan host dengan menggunakan operasi bitwise dan netmask.
3. Classless Inter-Domain Routing (CIDR) memperkenalkan sistem blok alamat fleksibel untuk mengalokasikan ruang alamat secara lebih efisien.
Dokumen membahas tentang subnetting dan konfigurasi jaringan IP, termasuk konsep subnet mask, subnet ID, jumlah host per subnet, dan contoh kasus penerapan subnetting.
1. 5. IPv4 ADDRESSING
Alamat Internet Protocol (IP Address) disebut juga sebagai alamat logika karena alamat ini
dapat diberikan kepada network interface secara tidak tetap atau berubah ubah kapan saja kita
mau. Jenis alamat lain adalah alamat hardware yaitu alamat yang permanen ada pada
hardware, tidak mudah diubah.
Alamat IP merupakan alamat pada Network Layer, alamat IP ditempatkan pada network header
dari sebuah packet.
5.1. Format
Alamat Internet Protocol Versi 4 (IPv4): 32 bit
Panjangnya 32 bit biner, Contoh: 11000000.10101000.00000001.00000111
Dikelompokkan menjadi 4 octet, atau 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 8 bit
Tiap octet ditulis dalam desimal, Contoh: 192.168.1.7
Octet ke- 1 2 3 4
5.2. Network Address dan Host Address
Network bit & host bit dan prefix:
Host bit adalah bit-bit diantara 32 bit alamat IP itu yang merupakan identitas host.
Host bit ada di bagian kanan dari sebuah alamat IP, setelah network bit.
Network bit adalah bit-bit diantara 32 bit alamat IP itu yang merupakan identitas network
atau kelompok komputer. Network bit ada di bagian kiri atau bagian most significant bit
(MSB), sebanyak prefixnya.
Prefix adalah angka yang menunjukkan banyaknya network bit. Formatnya /16, /22, /24..
Contoh: Carilah mana network Range prefix adalah /0 sampai dengan /32 bit dan mana host
bit
o IP: 192.168.1.7/26, Jawab:11000000.10101000.00000001.00000111
o IP: 172.16.8.48/22, Jawab:10101100.00010000.00001000.00110000
Bit-bit yang digaris-bawahi adalah network bit sedangkan sisanya, di bagian kanan
adalah host bit.
Network Address, Broadcast Address dan Host address:
NW address: adalah IP address yang host bitnya 0 semua, sebaliknya jika suatu alamat IP
mempunyai host bit semuanya nol, maka alamat IP itu merupakan NW address. Network
address disebut juga sebagai Network ID yang merupakan identitas kelompok host.
BC address: adalah IP address yang host bitnya 1 semua, sebaliknya jika suatu alamat IP
mempunyai host bit semuanya angka satu, maka alamat IP itu merupakan BC address. BC
address merupakan alamat tujuan untuk berkirim broadcast.
Contoh: Carilah NW address dan BC address dari IP-IP berikut ini
o IP: 192.168.1.70/26
Jawab: 192.168.1.70/26 = 11000000.10101000.00000001.01000110
NW address: 11000000.10101000.00000001.01000000 = 192.168.1.64
BC Address: 11000000.10101000.00000001.01111111=192.168.1.127
2. o IP: 172.16.8.48/22
Jawab: 172.16.8.48/22 = 10101100.00010000.00001000.00110000
NW address: 10101100.00010000.00001000.00000000 = 172.16.8.0
BC Address: 10101100.00010000.00001011.11111111 = 172.16.11.255
Banyaknya alamat IP dalam sebuah network address = 2n. Di mana n=banyaknya host bit,
n=32 dikurangi prefix.
Banyaknya alamat IP yang tersedia untuk host = 2n-2. Di mana n=banyaknya host bit, n=32
dikurangi prefix. Pengurangan dua disebabkan karena alamat IP pertama di dalam suatu
network merupakan alamat NW dan alamat IP terakhir merupakan alamat BC.
Host address ada diantara NW dan BC
o First host IP address = NW+1
o Last host IP address = BC-1
Contoh:
Berikut ini adalah tabel contoh hasil perhitungan alamat IP pertama, terakhir dan BC address
jika diberikan alamat NW dan prefixnya.
Tabel 5.1. Contoh hasil perhitungan alamat IP
No.
Network
Address
Prefix First host address Last host address Broadcast address
1. 192.168.8.0 /24 192.168.8.1 192.168.8.254 192.168.8.255
2. 192.168.8.128 /26 192.168.8.129 192.168.8.190 192.168.8.191
3. 192.168.8.128 /27 192.168.8.129 192.168.8.158 192.168.8.159
4. 192.168.8.192 /28 192.168.8.193 192.168.8.206 192.168.8.207
5. 192.168.8.224 /29 192.168.8.225 192.168.8.230 192.168.8.231
5.3. Subnet Mask
Berfungsi sebagai pengganti prefix
Adalah angka biner 32 bit dengan angka “1” di bagian kiri sebanyak prefixnya, lalu setiap
delapan bit diubah menjadi bilangan desimal
Contoh: IP: 192.168.1.70/26 artinya SM: 11111111.11111111.11111111.11000000 atau
SM: 255.255.255.192.
Berikut ini adalah Tabel konversi prefix menjadi Subnet Mask atau sebaliknya.
Tabel 5.2. Tabel prefix dan Subnet Mask
Prefix Subnet Mask
...dst
/21 255.255.248.0
/22 255.255.252.0
/23 255.255.254.0
/24 255.255.255.0
/25 255.255.255.128
/26 255.255.255.192
3. /27 255.255.255.224
/28 255.255.255.240
/29 255.255.255.248
/30 255.255.255.252
/31 255.255.255.254
Router akan melakukan operasi OR. Network address tujuan = (IP address tujuan) OR
(subnet mask).
Contoh: IP: 192.168.1.70/26 = 11000000.10101000.00000001.01000110
Subnet Mask: 255.255.255.192 = 11111111.11111111.11111111.11000000
---------------------------------------------------------
Network address = 11000000.10101000.00000001.01000000=192.168.1.64
Tabel mahir: Buatlah tabel:
Baris ke-1: prefix: /25, /26, /27, /28, /29, /30, /31, /32
Baris ke-2: NW kelipatan: 128, 64, 32, 16, 8, 4, 2, 1
Baris ke-3: SM: 128, 192, 224, 240, 248, 252, 254, 255
Tabel 5.3. Tabel mahir
1 Prefix
/17 /18 /19 /20 /21 /22 /23 /24
/25 /26 /27 /28 /29 /30 /31 /32
2 NW kelipatan 128 64 32 16 8 4 2 1
3 SM 128 192 224 240 248 252 254 255
Contoh:
1. Diberikan IP 192.168.7.201/27.
Mencari NW kelipatan, prefix /27, maka NW kelipatan 32.
Mencari alamat NW, carilah kelipatan 32 yang ≤ 201, maka diperoleh angka 192.
Jadi alamat NW nya: 192.168.7.192.
Mencari alamat BC, carilah NW berikutnya = 192.168.7.(192+32) = 192.168.7.224.
Lalu kurangi satu. Jadi alamat BC nya: 192.168.7.223.
Banyaknya IP yang tersedia untuk host = 32-2= 30
2. Diberikan IP 192.168.17.200/21
Mencari NW kelipatan, prefix /21, maka : NW kelipatan 8 oktet ke-3
Mencari alamat NW, carilah kelipatan 8 yang ≤ 17, maka diperoleh angka 16.
Jadi alamat NW nya: 16: 192.168.16.0.
Mencari alamat BC, carilah NW berikutnya = 192.168.24.0.
Lalu dikurang satu, diperoleh alamat BC nya: 192.168.23.255.
IP host range: NW+1 sampai BC-1 : 192.168.16.1 – 192.168.23.254
Banyaknya alamat IP yang tersedia untuk host = 211-2 atau (8x256) - 2 : 2046.
Latihan
Sering kali kita diberikan alamat IP dan prefixnya atau Subnet Mask, lalu diminta mencari
banyaknya alamat IP yang tersedia untuk host, alamat IP pertama, alamat IP terakhir dan BC.
4. Berikut ini adalah tabel contoh hasil latihan yang dikerjakan menggunakan cara mahir seperti di
atas.
Tabel 5.4. Tabel latihan perhitungan IP
No. NW
Pre
fix
SM
Bany
ak IP
First IP Last IP BC
1. 192.160.3.0 /24 255.255.255.0 254 192.160.3.1 192.160.3.254 192.160.3.255
2. 192.168.7.128 /25 255.255.255.128 126 192.168.7.129 192.168.7.254 192.168.7.255
3. 172.16.9.64 /26 255.255.255.192 62 172.16.9.65 172.16.9.126 172.16.9.127
4. 12.15.16.0 /22 255.255.252.0 1022 12.15.16.1 12.15.19.254 12.15.19.255
5. 130.130.128.0 /22 255.255.252.0 1022 130.130.128.1 130.130.131.254 130.130.131.255
5.4. Kelas-kelas IP
Secara tradisional, alamat IP dikelompokkan menjadi kelas-kelas: A, B, C, D dan E.
Kelas-kelas itu sesuai dengan satu atau beberapa most significant bit dari octet pertama.
Kelas-kelas itu akhirnya sesuai dengan desimal octet pertama.
Secara tradisional, setiap kelas sudah mempunyai Subnet Mask secara default.
Tabel 5.5. Kelas-kelas alamat IP
5.5. Tipe-tipe pengiriman packet
Menurut jumlah host tujuan, ada beberapa tipe pengiriman packet:
Unicast: adalah tipe pengiriman packet dari satu host ke satu host tunggal lain. Alamat Ip
tujuan adalah alamat IP host tujuan tunggal itu.
Broadcast: adalah tipe pengiriman packet dari satu host ke semua host pada network itu.
Alamat IP tujuan adalah alamat BC dari network itu, atau alamat 255.255.255.255.
Multicast: adalah tipe pengiriman packet dari satu host ke beberapa host. Alamat IP tujuan
adalah alamat IP multicast kelas D.
5. Tipe unicast adalah tipe pengiriman packet yang paling sering dipakai untuk pengiriman data.
Tipe broadcast dipakai antara lain oleh protokol ARP, sedangkan tipe Multicast dipakai oleh
routing protocols.
5.6. Private IP Address Blocks
Ada beberapa blok alamat IP yang disebut sebagai Private IP Address Blocks.
Sifat-sifat private IP address:
1. Tidak diteruskan di internet.
2. Dapat dipakai secara bebas oleh siapa saja, di mana saja dan berulang kali secara
bersamaan tanpa menyewa dari ISP.
IP private dimaksudkan untuk menghemat IP. Host yang tak terhubung ke internet tidak perlu
memakai alamat IP publik, tetapi memakai alamat IP private. Selanjutnya dengan adanya
Network Address Translation, host-host dengan IP private dapat mengakses internet dengan
mengganti alamat private menjadi salah satu alamat publik.
Range alamat IP private:
10.0.0.0 to 10.255.255.255 (10.0.0.0/8)
172.16.0.0 to 172.31.255.255 (172.16.0.0/12)
192.168.0.0 to 192.168.255.255 (192.168.0.0/16)
5.7. Alamat IP untuk keperluan khusus
Ada beberapa alamat IP yang dipakai untuk keperluan khusus, tidak untuk dipakai sebagai
alamat host fisik.
Network and Broadcast addresses
Loopback address: 127.0.0.0 - 127.255.255.255 (127.0.0.0/8) dipakai untuk
mengarahkan trafik ke dirinya sendiri.
Link-Local address: 169.254.0.0 - 169.254.255.255 (169.254.0.0/16) alamat yang secara
otomatis diberikan kepada local host. Contoh jika gagal menerima IP DHCP, maka host
memakai alamat ini.
TEST-NET addresses: 192.0.2.0 to 192.0.2.255 (192.0.2.0/24) dialokasikan untuk
pembelajaran.
Multicast address: IP kelas D: 224.0.0.0 – 239.255.255.255
Experimental addresses: IP kelas E : 240.0.0.0 to 255.255.255.254.
Default route: 0.0.0.0 – 0.255.255.255 (0.0.0.0/8).
5.8. Lembaga yang menyewakan alamat IP publik
Jaringan internet dunia dikelola oleh lembaga yang disebut sebagai regional internet registry
(RIR). Lembaga ini yang antara lain mengalokasikan alamat IP. Di seluruh dunia, RIR dibagi
menjadi empat region:
1. African Network Information Center (AFRINIC) untuk wilayan Afrika
2. American Registry for Internet Numbers (ARIN) untuk wilayah United States, Canada,
beberapa bagian di Caribbean region, dan Antarctica.
3. Asia-Pacific Network Information Centre (APNIC) untuk Asia, Australia, New Zealand,
dan negara-negara disekitarnya.
6. 4. Latin America and Caribbean Network Information Centre (LACNIC) untuk Latin America
dan beberapa bagian di Caribbean region
5. Réseaux IP Européens Network Coordination Centre (RIPE NCC) untuk Europe, Russia,
West Asia, dan Central Asia.
Tetapi RIR tidak memberikan alokasi alamat IP langsung kepada konsumen kecil, tetapi melalui
RIR tier dibawahnya secara berjenjang yang disebut sebagai Tier1, Tier2 dan Tier3. Umumnya
internet service provider merupakan Tier3.
Gambar 5.1.
5.9. Subnetting
Suatu alamat network atau IP address range dapat dibagi menjadi network-network yang lebih
kecil yang disebut subnet. Sebuah subnet dapat di-subnet lagi menjadi network-nework yang
lebih kecil sehingga terbentuk network atau subnet dengan banyaknya alamat IP yang tersedia
cukup untuk banyaknya IP yang diperlukan.
Contoh: Kita mempunyai alokasi IP pada network 192.168.8.0/24, jumlah seluruh alamat Ipnya
adalah 256. Network ini dapat dibuat dua subnet, masing-masing dengan jumlah IP 128. Subnet
ini dapat disubnet lagi dengan jumlah IP masing-masing sebanyak 64.
Subnetting dilakukan dengan mengambil satu atau beberapa hostbit sebagai network bit.
Contoh:
Diberikan NW: 192.168.8.0/24. Buatlah empat subnet sama besar.
7. Caranya:
1. Ubah alamat NW itu menjadi biner.
2. Untuk membuat k subnet, pinjamlah n hostbit menjadi network bit sedemikian sehingga
2n >= k. Jadi untuk membuat 4 subnet, pinjamlah 2 hostbit.
3. Semua subnet akan mempunyai prefix yang ditambah n, yaitu /(24+2) = /26
4. Bit-bit pinjaman diberi angka (biner) 0, 1, 2, 3 untuk subnet 0, 1, 2, 3.
5. Ubahlah Subnet dalambiner menjadi desimal.
Tabel 5.6. Subnetting
NW 192.168.8.0/24 11000000.10101000.00001000.00000000
Subnet 0 192.168.8.0/26 11000000.10101000.00001000.00000000
Subnet 1 192.168.8.64/26 11000000.10101000.00001000.01000000
Subnet 2 192.168.8.128/26 11000000.10101000.00001000.10000000
Subnet 3 192.168.8.192/26 11000000.10101000.00001000.11000000
5.10. Subnetting Cara Mahir
Cara mahir digunakan agar kita dengan cepat dapat menghitung alamat network atau subnet
dari hasil perhitungan subnetting. Berikut ini adalah contoh perhitungannya.
Diberikan NW: 192.168.8.128/26. Buatlah empat subnet sama besar.
Caranya:
1. Membuat empat subnet, perlu meminjam 2 hostbit sehingga prefix subnet menjadi /28.
2. Subnet 0 = NW yang diberikan tetapi /28.
3. Prefix /28 , NW kelipatan 16. Jadi:
Tabel 5.7. Subnetting cara mahir
NW 192.168.8.128/26
Subnet 0 192.168.8.128/28
Subnet 1 192.168.8.144/28
Subnet 2 192.168.8.160/28
Subnet 3 192.168.8.176/28
5.11. Subnetting dengan Variable Length Subnet Mask
VLSM adalah Subnetting dengan prefix yang tidak sama, tetapi menyesuaikan dengan
kebutuhan network sehingga tidak banyak alamat IP yang terbuang.
Contoh: Buatlah subnet-subnet dengan cara VLSM untuk sebuah jaringan kampus yang terdiri
dari beberapa network dengan jumlah host sebagai berikut: NW1 = 200, NW2 = 100, NW3 = 50,
NW4 = 10, NW5 = 2, NW6 = 2. Diberikan NW 192.168.8.0/23.
Caranya:
1. Susunlah NW-NW itu dimulai dari NW dengan IP terbanyak.
2. Berikan prefix-prefix kepada NW-NW itu sesuai jumlah IP.
3. NW1 = NW yang diberikan, tetapi dengan prefix yang sesuai jumlah IP, misal /24.
4. NW2 = NW1 + NW kelipatan dari NW1.
5. NW3 = NW2 + NW kelipatan dari NW2 dst.
8. Tabel 5.8. Subnetting dengan VLSM
Nama
Jumlah
IP
Subnet
Prefi
x
First IP Last IP BC
NW1 200 192.168.8.0 /24 192.168.8.255
NW2 100 192.168.9.0 /25 192.168.9.127
NW3 50 192.168.9.128 /26 192.168.9.191
NW4 10 192.168.9.192 /28
NW5 2 192.168.9.208 /30
NW6 2 192.168.9.212 /30
Catatan:
1. Mungkin diminta menulis First IP, Last IP dan BC. BC NW1 = NW2 -1, misal BC NW1 =
182.168.9.0 – 1 = 192.168.8.255.
2. Pastikan NW yang diberikan mencukupi untuk jumlah IP seluruhnya, misal diberikan NW
/23 maka jumlah IP tersedia = 510 sedangkan jumlah IP seluruhnya = 200+100+50+10+
2+2=364.
Soal=soal:
1. Diberikan NW 172.16.4.192 SM 255.255.255.192. Buatlah delapat subnet sama besar.
2. Diberikan NW 172.17.4.0 SM 255.255.252.0. Buatlah subnet-subnet dengan cara VLSM
untuk sebuah jaringan kampus yang terdiri dari beberapa network dengan jumlah host
sebagai berikut: NW1 = 300, NW2 = 150, NW3 = 100, NW4 = 10, NW5 = 2, NW6 = 2.