Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Struktur fisik puisi. aazxskkkkkkkkkkpptx
1.
2. Struktur Fisik
1) Diksi/Pilihan Kata
Pilihan kata menentukan keindahan dalam puisi walaupun maknanya sama.
Contoh :
• Akara : Bayang
• Aksa : Jauh/Mata
• Bagaskara : Matahari
• Bianglala : Pelangi
• Harsa : Kegembiraan
• Sendu : Sedih, Pilu, Dukacita
• Kalbu : hati
• Nabastala : langit
3. 2. Daya Bayang/Imaji
a) ImajiVisual:
Jika kata-kata dalam puisi itu memberi efek pada indera penglihatan kita (mata).
Contoh:Tinggal kedip lilin di kelam sunyi
b) Imaji Auditif:
Jika kata-kata dalam puisi itu memberi efek pada indera pendengaran kita (telinga).
Contoh: Aku masih menyebut nama-Mu
c) Imaji Penciuman:
Jika kata-kata dalam puisi itu memberi efek pada indera penciuman kita (hidung.
Contoh: Harum semerbak mewangi
4. d) Imaji Rabaan:
Jika kata-kata dalam puisi itu memberi efek pada indera peraba kita (kulit).
Contoh:Cahaya-Mu panas suci
e) Imaji Cecapan:
Jika kata-kata dalam puisi itu memberi efek pada indera pengecap kita (lidah).
Contoh:
- Semanis gula, sepahit empedu
d) Imaji Rasa:
Jika kata-kata dalam puisi itu memberi efek pada perasaan (hati).
Contoh:
- Aku hilang bentuk, remuk.
5. 3. Gaya Bahasa/Majas
• Gaya Bahasa/Majas Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif dalam puisi adalah bahasa
yang digunakan oleh penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau
memakai kata-kata yang bermakna kiasan.
A. Perbandingan
1) Majas Asosiasi
Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua hal yang berbeda tetapi sengaja
dianggap sama. Majas ini biasanya menggunakan kata seumpama, seperti, bagai, bak, dan lain
sebagainya.
Contoh:
Wajahnya laksana purnama di malam hari.
Ia dan saudaranya mirip, bagai pinang dibelah dua.
Suaranya terdengar seperti kaset kusut.
6. 2) Majas Metafora
Majas metafora adalah majas yang digunakan untuk membandingkan suatu hal
dengan hal lain yang memiliki ciri dan sifat yang sama.
Contoh:
Dewi malam telah keluar dari peraduannya.
IU adalah bintang kelas dunia.
Pustaka itu gudangnya ilmu, membaca adalah kuncinya.
3) Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan benda mati dengan sifat
manusia yang hidup.
Contoh:
Angin bercakap-cakap dengan daun-daun dan bunga-bunga.
Suara ombak terdengar berkejar-kejaran.
Indonesia menangis, duka nestapa Aceh memeluk erat sanubari bangsaku.
7. 3. Majas Dipersonifikasi
Berkebalikan dengan majas personifikasi, majas dipersonifikasi adalah majas yang
membandingkan manusia dengan benda mati.
Contoh:
Tekadku sudah sekuat baja.
Kalau kau jadi bunga, aku jadi tangkainya.
Jika marah, ia lebih suka diam seperti batu.
4. Majas Sinestesia
Majas sinestesia merupakan majas yang menghubungkan indra satu ke indra yang lain.
Contoh:
Masa lalunya begitu pahit sekali.
Kata-kata yang keluar dari mulut dosenku itu sangat pedas sekali untuk didengar.
Aku hanya bisa tersenyum kecut mendengar perkataannya.
8. 7. Majas Pleonasme
Majas ini dipergunakan dengan cara menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas
atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
Dia naik ke atas gunung.
Aku melihat adegan itu dengan mata kepalaku sendiri.
Sejak masuk ke dalam gudang itu, ia jadi lebih pendiam.
8. Majas Disfemisme
Majas disfemisme merupakan majas yang mengungkapkan perkataan yang kurang pantas.
Contoh:
Di lampu merah kita bisa menemui gelandangan.
Teman sebangku aku bodoh sehingga dia harus tidak naik kelas.
Perempuan pelacur itu ditangkap Satpol PP.
9. 10. Majas Eufimisme
Majas eufimisme merupakan majas yang mengganti kata yang dirasa kurang pantas menjadi
lebih baik.
Contoh:
Tentara itu gugur dalam medan perang.
Kotoran kucing di rumahnya berbau tidak sedap.
Sejak kecil dia tidak pernah sekolah sehingga dia menjadi tuna aksara.
11. Majas Alegori
Alegori adalah majas yang membangun cerita yang rumit dengan maksud yang terselubung.
Di dalamnya kerap terkandung sifat-sifat moral dan spiritual.
Contoh:
Kehidupan rumah tangga bisa diibaratkan dengan mengarungi lautan.
Perjalanan hidupnya lancar bagai sungai yang mengalir deras.
Rezeki orang tidak ada yang tahu, karena seperti roda berputar, kadang di atas, kadang di
bawah.
10. 12. Majas Sinekdoke
Majas sinekdoke merupakan majas yang menggambarkan benda yang lebih kecil digunakan untuk
menggambarkan benda yang lebih besar, atau sebaliknya.
Contoh:
Batang hidungnya tidak muncul juga hingga hari ini.
Setiap kepala wajib menjaga kebersihan di lingkungannya.
Kita sebagai anak Adam dianugerahi otak untuk berpikir.
13. Majas Aptronim
Majas aptronim adalah majas yang memberikan nama yang sesuai dengan sifat ataupun pekerjaan
orang lain.
Contoh:
Orang tuanya adalah penjual soto, ia kemudian sering dipanggil anak sotoy.
Andi si pemurung tengah duduk termangu di bangku taman.
Rhoma Irama diakui sebagai penyanyi raja dangdut.
11. 14. Majas Alusio
Majas alusio adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu hal dengan
hal lain yang sudah lebih dulu dikenal orang banyak. Perbandingannya bisa
berupa manusia, peristiwa, tempat, atau legenda yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat.
Contoh:
Bandung dikenal sebagai Paris van Java.
Anak itu seperti Maling Kundang.
Mereka sudah seperti bawang merah dan bawang putih.
12. Majas Pertentangan
1. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang berlawanan satu sama lainnya.
Contoh:
Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Kita tidak bisa memilai baik buruknya seseorang hanya dari penampilannya saja.
Miskin atau kaya, di mata Tuhan sama saja.
2.
Majas Hiperbola
Majas hiperbola ialah majas yang mempunyai kesan terlalu atau berlebihan daripada
kenyataanya.
Contoh:
Suaranya menggelegar membelah angkasa.
Tubuhnya tinggal kulit yang membalut tulang.
Para pahlawan berjuang hingga titik darah penghabisan.
13. 3. Majas Litoses
Majas litotes adalah majas yang mengungkapkan perlawanan dari kenyataan yang memiliki tujuan
merendahkan diri.
Contoh:
Perjuangan kita belum habis, masih setitik air saja diantara luasnya lautan.
Sekali-kali datanglah ke gubuk reotku ini.
Ibu hanya mampu menyajikan hidangan yang ala kadarnya.
4. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlawanan atau
bertentangan.
Contoh:
Kaya harta, miskin akhlak.
Aku merasa sendiri di tengah keramaian ini.
Aku merasa bodoh di tengah orang-orang pintar ini.
14. 5. Majas Anakronisme
Majas anakronisme adalah majas yang mengungkapkan sesuatu kejadian
yang tidak sesuai dengan waktu kejadiannya.
Contoh:
Tak kusangka Bandung Bondowoso dan Sangkuriang ternyata berteman di
media sosial.
Raja Firaun terlihat berkeliling santai di sekitar festival mumi.
Kalau saja para prajurit kerajaan Majapahit menggunakan senjata pistol,
tentu akan beda cerita.
15. MAJAS SINDIRAN
1) Majas Sinisme
Majas sinisme adalah majas sindiran yang berbentuk kesangsian akan sesuatu tindakan. Sinisme juga
berupa ungkapan yang mencemooh pikiran atau ide baik seseorang.
Contoh:
Katanya pintar, tapi mengapa hal remeh seperti itu masih saja ditanyakan?
Kau memang hebat hingga pasir di gurun sahara dapat kau hitung.
Percuma punya kulit putih, tapi pakai merkuri.
2. Majas Ironi
Majas ironi merupakan majas yang menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang berbanding
terbalik.
Contoh:
Aku memang pintar, tak satupun soal mampu kujawab.
Kulitmu halus sekali seperti permukaan bulan.
Dia anak yang sangat rajin, jam sembilan baru bangun
16. 3) Majas Satire
Majas satire adalah gaya bahasa yang berupa argumen atau puisi yang berisi kritik sosial,
biasanya digunakan untuk menyindir secara halus.
Contoh:
Tinggi badanmu jangan sampai disamakan dengan hatimu, ya!
Sepertinya kamu kebanyakan makan cabai, mulutmu pedas sekali.
Mau sekurus apa lagi? Tubuhmu sudah seperti papan triplek.
4. Majas Sarkasme
Sarkasme juga merupakan majas sindiran. Bedanya dengan satire, pada majas sarkasme
gaya bahasa yang digunakan lebih kasar.
Contoh:
Dari dulu mulutmu memang berbisa seperti ular.
Cepat benar pekerjaanmu, sudah terbiasa jadi babu ya.
Kambing saja tidak mandi bisa laku, apalagi kamu!
17. 4. RIMA
1) Rima sempurna
Rima sempurna adalah rima yang seluruh suku kata terakhir pada akhir
ini banyak ditemukan dalam puisi berbentuk pantun. Contohnya:
• Kalau ada jarum yang patah
• Jangan disimpan di dalam peti
• Kalau ada salah sepatah
• Jangan simpan di dalam hati
18. • 2) Rima tak sempurna
Sebuah rima dapat dikatakan tak sempurna jika yang berima hanya sebagian suku
Artinya, persamaan bunyi hanya terdapat pada sebagian suku kata terakhir dari
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akar cemara
Adakah kami takut
Kami ini muda remaja
• 3. Rima mutlak
Rima mutlak terjadi apabila seluruh kata berima atau persamaan bunyinya terdapat
sama. Contoh:
Mendatang-datang jua
Kenangan lama kampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau-silau
19. • 4. Rima terbuka
• Rima terbuka merupakan persamaan bunyi yang terdapat pada akhir sebuah
diakhiri bunyi vokal. Contoh:
• Buka - luka
• Peti - budi
• Padu – madu
• 5. Rima tertutup
• Rima tertutup adalah kebalikan dari rima terbuka, yaitu persamaan bunyi
dengan konsonan. Contoh:
• Tutup - hidup
• Putih - bersih
• Hilang - malang
20. • Rima aliterasi
• Dikatakan rima aliterasi jika yang berima adalah bunyi awal pada tiap kata
maupun pada baris-baris berlainan. Contoh:
Contoh :
Bukan beta bijak berperi
Rima disonansi
• Terjadi jika vokal yang menjadi rangka kata memberikan kesan bunyi yang
Contoh:
• Tindak-tanduk (i-a/a-u)
• Mundar-mandir (u-a/a-i)
21. Jenis Rima Berdasarkan Letak Kata dalam Baris
• 1. Rima awal
• Rima awal adalah persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris, baik berupa kata
Contoh:
• Dari mana punai melayang
• Dari sawah turun ke padi
• Dari mana kasih sayang
• Dari mata turun ke hati
2. Rima tengah
• Rima tengah terjadi apabila kata-kata yang berima terdapat di tengah baris. Contoh:
• Maka tidak terjalankan
• Tindih bertindih kaki dulang
• Maka tidak terkatakan
• Kakak pemilih kata orang
22. • 3. Rima akhir
• Persamaan bunyi yang terletak di akhir baris atau kalimat. Contoh:
• Sesaat sekejap mata beta berpesan
• Padamu tuan wahai awan
• Arah mana tuan berjalan
• Di negeri manatah tuan berjalan