Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Quality auditor memiliki peran untuk menilai kepatuhan terhadap standar kualitas seperti ISO 9000 dan merekomendasikan perbaikan, berbeda dengan auditor internal yang lebih fokus pada kontrol internal dan laporan keuangan. Quality auditor juga menekankan pada pengujian proses berkelanjutan menggunakan siklus PDCA untuk perbaikan berkelanjutan.
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaDr. Zar Rdj
Kepentingan, peran, tanggung jawab, dan aktivitas auditor internal dan auditor eksternal saling melengkapi dan terkadang serupa. Dalam beberapa hal, keduanya terkadang bersinggungan. Misalnya, persinggungan antara auditor internal dan auditor eksternal terjadi pada saat melakukan analisis transaksi secara efisien; saat mendapatkan pemahaman atas tata kelola organisasi, manajemen risiko, dan sistem pengendalian internal; serta saat berbagi untuk mengembangkan laporan akhir yang akurat.
Hal ini bukan merupakan hal baru, tiap peran didasarkan pada disiplin profesi dan sesuai dengan standar profesi tersebut. Dengan demikian, auditor eksternal memberikan perhatian profesional atas ketidaktelitian dan salah saji yang mempengaruhi laporan keuangan (informasi keuangan). Auditor internal memberi perhaian atas berbagai aspek tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal (informasi non-keuangan). Perlu diingat bahwa audit internal dan audit eksternal tidak bersaing dan tidak pula bertentangan, tapi yang satu melengkapi yang lain. Keduanya sangat penting bagi tata kelola yang baik, dan mereka harus bertemu dan bekerja sama pada beberapa hal.
Namun, ada perbedaan peran dan batasan pekerjaan yang mereka lakukan. Perbedaannya, yang dirangkum di bawah ini, seringkali kurang dikenali, dan bahkan mungkin membuat kesalahpahaman dan kebingungan bagi para pemangku kepentingan.
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab auditIlham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)Dina Nurmariyani
Prosedur yang diterapkan dalam tahap penyelesaian audit mempunyai beberapa karakteristik khusus, yaitu:
Prosedur-prosedur tersebut tidak mengacu ke siklus transaksi maupun saldo rekening tertentu
Prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca
Prosedur-prosedur tersebut sangat memerlukan pertimbangn subyektif auditor.
Prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau akuntan senior yang berpengalaman
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaDr. Zar Rdj
Kepentingan, peran, tanggung jawab, dan aktivitas auditor internal dan auditor eksternal saling melengkapi dan terkadang serupa. Dalam beberapa hal, keduanya terkadang bersinggungan. Misalnya, persinggungan antara auditor internal dan auditor eksternal terjadi pada saat melakukan analisis transaksi secara efisien; saat mendapatkan pemahaman atas tata kelola organisasi, manajemen risiko, dan sistem pengendalian internal; serta saat berbagi untuk mengembangkan laporan akhir yang akurat.
Hal ini bukan merupakan hal baru, tiap peran didasarkan pada disiplin profesi dan sesuai dengan standar profesi tersebut. Dengan demikian, auditor eksternal memberikan perhatian profesional atas ketidaktelitian dan salah saji yang mempengaruhi laporan keuangan (informasi keuangan). Auditor internal memberi perhaian atas berbagai aspek tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal (informasi non-keuangan). Perlu diingat bahwa audit internal dan audit eksternal tidak bersaing dan tidak pula bertentangan, tapi yang satu melengkapi yang lain. Keduanya sangat penting bagi tata kelola yang baik, dan mereka harus bertemu dan bekerja sama pada beberapa hal.
Namun, ada perbedaan peran dan batasan pekerjaan yang mereka lakukan. Perbedaannya, yang dirangkum di bawah ini, seringkali kurang dikenali, dan bahkan mungkin membuat kesalahpahaman dan kebingungan bagi para pemangku kepentingan.
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab auditIlham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)Dina Nurmariyani
Prosedur yang diterapkan dalam tahap penyelesaian audit mempunyai beberapa karakteristik khusus, yaitu:
Prosedur-prosedur tersebut tidak mengacu ke siklus transaksi maupun saldo rekening tertentu
Prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca
Prosedur-prosedur tersebut sangat memerlukan pertimbangn subyektif auditor.
Prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau akuntan senior yang berpengalaman
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitisIlham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Dr. Zar Rdj
Standar menggunakan istilah-istilah, sebagaimana didefinisikan secara khusus dalam Daftar Istilah. Unuk dapat memahami dan menerapkan Standar secara benar, perlu dipertimbangkan makna khusus istilah pada Daftar Istilah. Lebih lanjut, Standar menggunakan istilah ‘harus’ untuk persyaratan yang mutlak harus dipenuhi, dan istilah ‘semestinya’, untuk kesesuaian yang sangat dianjurkan (kecuali apabila berdasarkan pertimbangan profesional, keadaan yang ada membenarkan perlunya deviasi).
Standar terdiri dari dua kelompok utama: Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar Atribut mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit internal.
Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit internal. Standar Atribut dan Standar Kinerja diterapkan pada seluruh jenis jasa audit internal.
Standar Implementasi merinci Standar Atribut dan Standar Kinerja dengan menyajikan persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk asurans/Assurance, dan kode (C) untuk konsultansi/Consulting.
Jasa assurance (asurans) merupakan kegiatan penilaian bukti obyektif oleh auditor internal untuk memberikan pendapat atau simpulan mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subyek lainnya. Sifat dan ruang lingkup suatu penugasan asurans ditentukan oleh auditor. Pada umumnya, terdapat tiga pihak yang berperan serta dalam pelaksanaan jasa asurans, yaitu (1) seorang atau sekelompok orang yang terlibat secara langsung dengan entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau permasalahan lainnya – disebut pemilik proses; (2) seorang atau sekelompok orang yang melakukan penilaian/assessment – disebut auditor internal; (3) seorang atau sekelompok orang yang memanfaaatkan hasil penilaian/assessment – disebut pengguna.
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitisIlham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Dr. Zar Rdj
Standar menggunakan istilah-istilah, sebagaimana didefinisikan secara khusus dalam Daftar Istilah. Unuk dapat memahami dan menerapkan Standar secara benar, perlu dipertimbangkan makna khusus istilah pada Daftar Istilah. Lebih lanjut, Standar menggunakan istilah ‘harus’ untuk persyaratan yang mutlak harus dipenuhi, dan istilah ‘semestinya’, untuk kesesuaian yang sangat dianjurkan (kecuali apabila berdasarkan pertimbangan profesional, keadaan yang ada membenarkan perlunya deviasi).
Standar terdiri dari dua kelompok utama: Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar Atribut mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit internal.
Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit internal. Standar Atribut dan Standar Kinerja diterapkan pada seluruh jenis jasa audit internal.
Standar Implementasi merinci Standar Atribut dan Standar Kinerja dengan menyajikan persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk asurans/Assurance, dan kode (C) untuk konsultansi/Consulting.
Jasa assurance (asurans) merupakan kegiatan penilaian bukti obyektif oleh auditor internal untuk memberikan pendapat atau simpulan mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subyek lainnya. Sifat dan ruang lingkup suatu penugasan asurans ditentukan oleh auditor. Pada umumnya, terdapat tiga pihak yang berperan serta dalam pelaksanaan jasa asurans, yaitu (1) seorang atau sekelompok orang yang terlibat secara langsung dengan entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau permasalahan lainnya – disebut pemilik proses; (2) seorang atau sekelompok orang yang melakukan penilaian/assessment – disebut auditor internal; (3) seorang atau sekelompok orang yang memanfaaatkan hasil penilaian/assessment – disebut pengguna.
Audit Internal Tata laksana kegiatan pemberian makananMartin45393
Kegiatan ini merupakan salah satu langkah awal untuk lebih mengenal lebih dalam lagi tentang masalah atau problem yang dihadapi oleh Tenaga nakes untuk mengatasi sebuah masalah yang
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Quality Assurance Auditing
• Quality auditor memiliki tanggung jawab untuk me-
review sejumlah standar-standar di dalam suatu
perusahaan untuk melihat kepatuhan, kemudahan
bekerja, dan proses yang berkaitan dengan kualitas.
• Dulunya Quality auditor banyak beroperasi di dalam
perusahaan-perusahaan manufaktur. Saat ini, Quality
auditor menjadi lebih dekat dengan IIA internal auditor.
Hal ini dikarenakan perubahan tujuan dan pendekatan
dari grup profesi internal auditor yang makin
mendekatkan mereka.
• Ditambah dengan meningkatnya aktifitas perusahaan
untuk meningkatkan tata kelola dan internal kontrol,
fungsi kedua profesi ini kemudian menjadi makin
sejajar. Fungsi internal audit juga dikenakan review
atas quality assurance yang dapat dilakukan oleh
anggota tim internal audit atau oleh pihak luar.
3. Duties and Responsibilities of
Quality Auditors
• Quality auditor memiliki divisinya sendiri, yaitu
Quality Audit Division (QAD) yang terpisah dari
divisi internal audit.
• Misi tertulis dari QAD adalah “untuk membantu
auditor dan pemangku kepentingan lain dengan
mendefinisikan dan mempromosikan audit
sebagai alat manajemen untuk mencapai
perbaikan berkelanjutan, komunikasi efektif, dan
meningkatkan kepuasan konsumen.”
4. Duties and Responsibilities of
Quality Auditors ...
• Menurut Standar IIA, 1300- Program Quality
Assurance dan Perbaikan
• “Direktur Audit harus mengembangkan dan
mempertahankan suatu program quality
assurance dan perbaikan yang mencakup semua
aspek audit internal secara terus menerus
memonitor efektivitasnya. Program tersebut harus
dirancang untuk membantu aktivitas audit internal
memberi nilai tambah dan memperbaiki operasi
organisasi serta untuk memberikan assurance
bahwa aktivitas audit internal sesuai dengan
Standar dan Kode Etik”.
5. Role of the Quality Auditors
• Quality auditor mengikuti banyak tahapan general
internal auditor yang sama dengan IIA dalam
prosedurnya untuk mengembangkan program,
melaporkan temuan, dan sebagainya.
• Quality auditor biasanya tidak melakukan audit
terkait dengan isu-isu audit seperti review internal
kontrol pada laporan keuangan atau audit terkait
informasi teknologi.
• Quality auditor seringkali mengikuti standar
industri seperti ISO 9000, dan pekerjaan auditnya
lebih banyak kuantitatif dan matematis.
6. Role of the Quality Auditors ...
• Quality audit dapat didesain sebagai audit atas
produk, proses, dan sistem berdasarkan cakupan
dan tujuannya:
7. • Audit produk merupakan penilaian atas produk atau
jasa akhir terkait kebaikannya dibandingkan dengan
spesifikasi atau requirement yang ada. Pada industri
manufaktur, audit produk akan dilakukan pada item-
item yang telah melewati tahapan inspeksi akir dan
siap diantar ke konsumen.
• Audit proses adalah tipe audit yang banyak dilakukan
oleh quality audito. Merupakan review untuk
emmastikan kesesuaian dengan standar, metode,
prosedur, atau requirement lainnya.
• Audit sistem merupakan audit yang melingkupi seluruh
aspek sistem kontrol (tidak terkait dengan review
sistem IT). Review ini dilakukan untuk memastikan
bahwa seluruh aspek dari sistem manajemen dan
rencana organisasi telah dilaksanakan untuk secara
cukup memenuhi requirement tertenutu.
Role of the Quality Auditors ...
8. • Quality auditor lebih banyak terdiri dari teknisi
teknik, dibandingkan akuntan, sehingga mereka
banyak menggunakan alat dan teknik analitis di
dalam analisa workpaper dan laporan auditnya.
• Kebanyakan quality auditor biasanya
menggunakan alat-alat analitis seperti Pareto
chart untuk me-review cacat kualitas dan
membuat rekomendasi. Namun, perubahan ISO
9000 quality standards memberikan perubahan
kepada peranan quality auditors.
Role of the Quality Auditors ...
9. Subseksi 8.2.2 (dari ISO 9001: 2000) menjelaskan
requirement atas internal audit di standar ISO:
• “The organization shall conduct internal ISMS audits at
planned intervals to determine whether the control
objectives, controls, process, and procedures of its
ISMS:
a. Conform to the requirements of this International
Standards and relevant legislaton or regulations;
b. Conform to the identified information security
requirements;
c. Are effectively implemented and maintained; and
d. Perform as expected.”
Role of the Quality Auditors ...
10. • Quality auditor seringkali teribat dengan pengujian
untuk perbaikan berdasarkan temuan mereka pada
review terdahulu. Untuk mencapai perbaikan
berkelanjutan, data pada temuan baru harus dianalisa
untuk melihat tren dan kelemahan.
• Quality auditor kemudian membandingkan hasilnya
dengan tujuan dan menganalisa data untuk
mengidentifikasi resiko, ketidakefisienan, kesempatan
untuk perbaikan, serta tren negatif.
• Hasilnya dapat berupa rekomendasi untuk perubahan
pada prosedur atau pada elemen lain di dalam proses.
• Quality auditor seringkali lebih banyak
merekomendasikan perubahan signifikan untuk
memperbaiki suatu siklus dibandingkan internal
auditor.
Role of the Quality Auditors ...
11. Performing ASQ Quality Audits
• ASQ-Quality audit berbeda dengan IIA-internal control
oriented audit. Quality audit melakukan review untuk
menilai kepatuhan terhadap peraturan atau untuk
memenuhi persyaratan standar ISO.
• Mereka juga penting dikarenakan mereka merupakan
kunci feedback pada sistem kualitas yang
menginformasikan perusahaan akan kepatuhan
dengan prosedur sistem yang telah didokumentasikan.
• Quality audit dapat dilakukan oleh orang yang sangat
dekat dengan proses operasi (self-audit), serta
biasanya tidak dilakukan oleh departemen internal
audit yang terpisah, namun dilakukan oleh orang di
dalam perusahaan yang dapat mempraktekkan
objektifitas.
12. Performing ASQ Quality Audits ...
• Untuk melakukan perbaikan atas suatu proses,
tim quality auditor akan menggunakan siklus
PDCA untuk me-review.
13. • Prosesnya:
Step 1: Plan - Menentukan tujuan, perubahan apa
yang diinginkan, serta data apa yang dibutukan.
Menetukan tipe tes yang dibutuhkan dan
bagaimana operasi dapat diamati.
Step 2: Do - Melaksanakan rencana.
Step 3: Check - Mengamati hasil dari pengujian
untuk mengembangkan preliminary conclusion.
Step 4: Act - Mempelajari seluruh hasil pengujian
untuk melihat apa yang telah dipelajari dan apa
yang dapat diprediksi dari aktivitas tersebut.
Berdasarkan hasilnya kemudian menentukan area
untuk perbaikan proses.
Step 5: Mengulangi tahapan-tahapan di atas untuk
mendapatkan pengetahuan lebih.
Performing ASQ Quality Audits ...
14. • Metode tersebut sedikit berbeda dengan
tahapan-tahapan internal audit.
• Quality audit menekankan pada perbaikan
proses.
• Quality auditor tidak hanya me-review
sebuah area dan kemudian melaporkan
hasilnya melalui lapora audit formal. Namun,
mereka melihat beberapa area,
mengevaluasi temuan, dan kemudian
kembali dan membantu memperbaiki proses.
Performing ASQ Quality Audits ...
15. • Maka dari itu, quality audit lebih ekstensif
dibandingkan IIA. Quality auditor seringkali lebih
tertarik pada kepatuhan dengan standar yang berlaku
dengan tujuan untuk:
Memastikan bahwa sistem yang diterapkan bekerja
dengan baik.
Memastikan bahwa program pelatihan yang
dilakukan efektif secara biaya.
Mengidentifikasi orang-orang atau grup-grup yang
tidak mengikuti prosedur.
Menyediakan bukti bagi manajemen dan pihak lain
bahwa proses berjalan sebagaimana
didokumentasikan.
Performing ASQ Quality Audits ...
16. • Tahapan-tahapan melakukan quality audit mirip dengan
tahapan-tahapan IIA-internal audit, yaitu:
Preaudit activities
– Persiapan untuk audit: menentukan tujuan audit
– Perencanaan untuk seluruh aktivitas audit
On-site audit
– Opening meeting: bertemu dengan auditee dan memberikan
garus besar prosedur
– Audit
– Closing meeting: mendiskusikan temuan dan memberikan
draft laporan diakhir review kerja lapangan.
Postaudit Activities
– Audit report: melaporkan temuan dan rekomendasi
– Management review: berisi diskusi hasil audit dengan seluruh
level manajemen
– Corrective actions: negosiasi rencana untuk memperbaiki
temuan audit
– Follow-up/audit atas koreksi.
Performing ASQ Quality Audits ...
17. • Perbedaan utamanya dari quality audit dengan
internal audit (audit atas laporan keuangan)
adalah quality auditor lebih banyak berhubungan
dengan memperbaiki temuan audit dan
menerbitkan strategi aksi koreksi.
• Quality auditor seringkali menilai kelemahan
kontrol dan mengkonsultasikannya untuk
membantu menerapkan aksi koreksi.
Performing ASQ Quality Audits ...
18. Quality Auditors and The IIA
(Internal Auditor)
• Istilah quality auditing diganti dengan hanya
auditing pada publikasi ASQ dan beberapa
standar ISO.
• Menurut ISO 9000:2005, audit
adalah: “serangkaian kegiatan yang
sistematis, independen, dan terdokumentasi
untuk memperoleh bukti audit (audit
evidence) dan mengevaluasinya secara
objektif untuk menentukan sejauh mana
kriteria audit (audit criteria) terpenuhi”.
19. Quality Auditors and The IIA (Internal
Auditor) ...
• Peningkatan jumlah perusahaan di seluruh dunia
yang mencari sertifikasi ISO, dan standar ISO
9000 menjadi lebih process oriented, customer
focused, and business driven. Dengan penekanan
pada “efektivitas”, perusahaan yang memiliki
sertifikat ISO 9000 harus membuktikan efektivitas
sistem manajemen mutunya.
• Audit internal merupakan salah satu kegiatan
wajib yang harus dijalankan oleh perusahaan yang
menerapkan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 berdasarkan klausul 8.2.2 (Audit
Internal).
20. • Pada kegiatan audit mutu internal, kriteria audit
yang diperiksa adalah seputar kebijakan, prosedur
atau persyaratan yang dijadikan rujukan.
• Audit mutu internal bertujuan untuk memeriksa :
sejauh mana organisasi menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 di lingkungan
organisasinya;
memeriksa kesesuaian penerapan dengan
persyaratan sistem majemen mutu;
menilai gap antara organisasi dengan standar
ISO 9001:2008.
Quality Auditors and The IIA (Internal
Auditor) ...
21. ISO dan Quality Assurance (QA)
• ISO (Organisasi Internasional untuk
Standardisasi) adalah standar dasar utama
internasional untuk membantu perusahaan secara
efektif untuk menerapkan dan menjaga kualitas,
dan ISO tidak spesifik hanya pada satu industri
oleh karenanya dapat di terapkan pada setiap
perusahaan apapun.
• ISO 9000 sering digandengkan dengan Quality
Assurance, dan faktanya banyak perusahaan
memakai ISO 9000 sebagai bukti bahwa mereka
memiliki jaminan kualitas dan menerapkan aturan
QA dengan efektif.
22. ISO dan QA ...
• standar ISO 9001 memastikan bahwa
organisasi menawarkan produk-produk
berkualitas sekaligus mendorong dan
bertindak atas umpan balik pelanggan,
pengguna akhir, dan badan pengatur.
• ISO 9001 merupakan kesepakatan
internasional yang digunakan untuk
menentukan standar universal yang berlaku
untuk semua organisasi mengenai produk
dan layanan yang memenuhi harapan
pelanggan dan syarat peraturan.
23. ISO 9001 berisi delapan prinsip kunci dari manajemen
mutu yang tidak diaudit tapi jangan membentuk
karakteristik mendasar dari manajemen mutu:
• Fokus pelanggan dan kepuasan pelanggan
• Kepemimpinan
• Keterlibatan orang
• Pendekatan proses
• Pendekatan sistem manajemen
• Perbaikan terus-menerus
• Pendekatan faktual untuk pengambilan keputusan
• Hubungan pemasok yang saling menguntungkan.
Prinsip Utama
ISO dan QA ...