Peraturan ini mengatur tentang akreditasi puskesmas, klinik, laboratorium kesehatan, unit transfusion darah, dan tempat praktik dokter dan dokter gigi untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan. Regulasi ini menetapkan standar dan proses akreditasi, termasuk peran lembaga penyelenggara dan surveiornya. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan perlindungan pasien dan sumber daya kesehatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas program dan kebijakan pemerintah dalam penguatan pelayanan kesehatan primer melalui akreditasi puskesmas, termasuk peran berbagai pihak dalam proses akreditasi.
2) Konsep mutu pelayanan kesehatan dan manajemen puskesmas sesuai standar akreditasi.
3) Tujuan akreditasi puskesmas antara lain sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu ole
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, khususnya bab 2 tentang penyelenggaraan pelayanan UKM. Terdapat 8 standar, 20 kriteria, dan 94 elemen penilaian yang menjabarkan tata cara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan UKM di puskesmas secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Petunjuk teknis ini menjelaskan konsep integrasi pelayanan kesehatan primer yang merupakan salah satu pilar transformasi sistem kesehatan Indonesia. Integrasi pelayanan dilaksanakan melalui empat klaster yaitu klaster kesehatan ibu dan anak, klaster kesehatan usia produktif dan lansia, klaster penanggulangan penyakit menular, serta klaster manajemen puskesmas. Pelayanan kesehatan primer akan diselenggarakan secara terintegrasi di ting
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi puskesmas khususnya bab 3, 6, 9 dan 5 yang terkait dengan peningkatan mutu pelayanan puskesmas. Dibahas mengenai standar terkait upaya peningkatan mutu pelayanan puskesmas, peningkatan mutu dan kinerja puskesmas, sasaran kinerja UKM, peningkatan mutu dan keselamatan pasien, serta program peningkatan mutu puskesmas termasuk pengukuran indikator mutu, manaj
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
Peraturan ini mengatur tentang akreditasi puskesmas, klinik, laboratorium kesehatan, unit transfusion darah, dan tempat praktik dokter dan dokter gigi untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan. Regulasi ini menetapkan standar dan proses akreditasi, termasuk peran lembaga penyelenggara dan surveiornya. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan perlindungan pasien dan sumber daya kesehatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas program dan kebijakan pemerintah dalam penguatan pelayanan kesehatan primer melalui akreditasi puskesmas, termasuk peran berbagai pihak dalam proses akreditasi.
2) Konsep mutu pelayanan kesehatan dan manajemen puskesmas sesuai standar akreditasi.
3) Tujuan akreditasi puskesmas antara lain sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu ole
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, khususnya bab 2 tentang penyelenggaraan pelayanan UKM. Terdapat 8 standar, 20 kriteria, dan 94 elemen penilaian yang menjabarkan tata cara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan UKM di puskesmas secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Petunjuk teknis ini menjelaskan konsep integrasi pelayanan kesehatan primer yang merupakan salah satu pilar transformasi sistem kesehatan Indonesia. Integrasi pelayanan dilaksanakan melalui empat klaster yaitu klaster kesehatan ibu dan anak, klaster kesehatan usia produktif dan lansia, klaster penanggulangan penyakit menular, serta klaster manajemen puskesmas. Pelayanan kesehatan primer akan diselenggarakan secara terintegrasi di ting
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi puskesmas khususnya bab 3, 6, 9 dan 5 yang terkait dengan peningkatan mutu pelayanan puskesmas. Dibahas mengenai standar terkait upaya peningkatan mutu pelayanan puskesmas, peningkatan mutu dan kinerja puskesmas, sasaran kinerja UKM, peningkatan mutu dan keselamatan pasien, serta program peningkatan mutu puskesmas termasuk pengukuran indikator mutu, manaj
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
Lokakarya mini lintas sektor triwulan ke-IV membahas capaian program imunisasi dan gizi di wilayah kerja Puskesmas Manipi bulan September hingga November 2022 serta kendala dan solusi program tersebut.
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas bertujuan untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan merata kepada masyarakat serta menjadikan SPM sebagai pedoman kinerja dan akuntabilitas Puskesmas. SPM ini mendefinisikan 14 jenis pelayanan kesehatan dasar beserta indikator dan target pencapaian yang harus dicapai Puskesmas.
PPT - PERTEMUAN KOORDINASI DAN EVALUASI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA.pptxPuskesmasRancamanyar
Pertemuan koordinasi membahas tentang jejaring dan jaringan puskesmas serta klinik. Dibahas mengenai dasar hukum, istilah, jenis klinik, persyaratan sarana klinik, dan alur perizinan klinik berdasarkan peraturan terbaru. Kesepakatan penting adalah pendataan berkala jejaring puskesmas, pembinaan dan pengawasan, serta pelaporan hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen puskesmas yang mencakup prinsip penyelenggaraan, kategori, fungsi, struktur organisasi, sumber pembiayaan, dan tugas-tugas presentasi terkait manajemen puskesmas.
Standar pelayanan pendaftaran di Puskesmas Citeras meliputi 14 komponen pelayanan mulai dasar hukum, persyaratan, sistem dan prosedur pendaftaran, jangka waktu penyelesaian, biaya, sarana prasarana, kompetensi petugas, pengawasan, pengaduan, jaminan pelayanan dan evaluasi kinerja dengan tujuan memberikan pelayanan yang berkualitas.
MONEV KBK atau Monitoring dan Evaluasi Kapitasi Berbasis Kinerja Puskesmas Gedangsari I menunjukkan capaian kinerja berdasarkan tiga indikator yaitu angka kontak, rasio peserta prolanis terkendali, dan rasio rujukan non spesialistik. Capaian kinerja bulan Januari sampai Juli 2022 berada pada kisaran 90% target. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian antara lain meningkatkan kunjungan sakit dan sehat, me
Puskesmas menyusun rencana kegiatan lima tahunan dan tahunan berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dan peraturan, serta melibatkan berbagai sektor dan masyarakat dalam perencanaannya."
BAB 4 Standar Akreditasi Puskesmas membahas program prioritas nasional yang meliputi 5 program yaitu: (1) pencegahan dan penurunan stunting, (2) penurunan angka kematian ibu dan bayi, (3) peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, (4) program penanggulangan tuberkulosis, (5) pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya. Standar ini menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evalu
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Retno Sf
Laporan meninjau capaian target berbagai layanan kesehatan Puskesmas Tanjung Bintang pada bulan September 2021. Sebagian besar target belum tercapai karena dampak pandemi Covid-19 seperti keterbatasan kunjungan pasien dan kendala pelaksanaan program. Dinas Kesehatan merencanakan tindak lanjut melalui advokasi, sosialisasi, dan peningkatan kualitas pelayanan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Kecamatan Tanjunganom. Program ini bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan meningkatkan akses dan mutu pelayanan antenatal, persalinan, dan keluarga berencana. Beberapa program P4K adalah pemeriksaan kehamilan, konseling untuk ibu hamil dan keluarga, serta pemasangan stiker rumah untuk menandai rum
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan dengan enam pilar transformasi untuk mendukung tujuan kesehatan Indonesia yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan. Salah satu pilar transformasi adalah transformasi mutu pelayanan kesehatan melalui penyelenggaraan akreditasi fasilitas kesehatan. Kemenkes telah menetapkan standar dan lembaga penyelenggara akreditasi serta memanfaatkan sistem informasi dalam pelaksanaan ak
Lokakarya mini lintas sektor triwulan ke-IV membahas capaian program imunisasi dan gizi di wilayah kerja Puskesmas Manipi bulan September hingga November 2022 serta kendala dan solusi program tersebut.
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas bertujuan untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan merata kepada masyarakat serta menjadikan SPM sebagai pedoman kinerja dan akuntabilitas Puskesmas. SPM ini mendefinisikan 14 jenis pelayanan kesehatan dasar beserta indikator dan target pencapaian yang harus dicapai Puskesmas.
PPT - PERTEMUAN KOORDINASI DAN EVALUASI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA.pptxPuskesmasRancamanyar
Pertemuan koordinasi membahas tentang jejaring dan jaringan puskesmas serta klinik. Dibahas mengenai dasar hukum, istilah, jenis klinik, persyaratan sarana klinik, dan alur perizinan klinik berdasarkan peraturan terbaru. Kesepakatan penting adalah pendataan berkala jejaring puskesmas, pembinaan dan pengawasan, serta pelaporan hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen puskesmas yang mencakup prinsip penyelenggaraan, kategori, fungsi, struktur organisasi, sumber pembiayaan, dan tugas-tugas presentasi terkait manajemen puskesmas.
Standar pelayanan pendaftaran di Puskesmas Citeras meliputi 14 komponen pelayanan mulai dasar hukum, persyaratan, sistem dan prosedur pendaftaran, jangka waktu penyelesaian, biaya, sarana prasarana, kompetensi petugas, pengawasan, pengaduan, jaminan pelayanan dan evaluasi kinerja dengan tujuan memberikan pelayanan yang berkualitas.
MONEV KBK atau Monitoring dan Evaluasi Kapitasi Berbasis Kinerja Puskesmas Gedangsari I menunjukkan capaian kinerja berdasarkan tiga indikator yaitu angka kontak, rasio peserta prolanis terkendali, dan rasio rujukan non spesialistik. Capaian kinerja bulan Januari sampai Juli 2022 berada pada kisaran 90% target. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian antara lain meningkatkan kunjungan sakit dan sehat, me
Puskesmas menyusun rencana kegiatan lima tahunan dan tahunan berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dan peraturan, serta melibatkan berbagai sektor dan masyarakat dalam perencanaannya."
BAB 4 Standar Akreditasi Puskesmas membahas program prioritas nasional yang meliputi 5 program yaitu: (1) pencegahan dan penurunan stunting, (2) penurunan angka kematian ibu dan bayi, (3) peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, (4) program penanggulangan tuberkulosis, (5) pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya. Standar ini menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evalu
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Retno Sf
Laporan meninjau capaian target berbagai layanan kesehatan Puskesmas Tanjung Bintang pada bulan September 2021. Sebagian besar target belum tercapai karena dampak pandemi Covid-19 seperti keterbatasan kunjungan pasien dan kendala pelaksanaan program. Dinas Kesehatan merencanakan tindak lanjut melalui advokasi, sosialisasi, dan peningkatan kualitas pelayanan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Kecamatan Tanjunganom. Program ini bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan meningkatkan akses dan mutu pelayanan antenatal, persalinan, dan keluarga berencana. Beberapa program P4K adalah pemeriksaan kehamilan, konseling untuk ibu hamil dan keluarga, serta pemasangan stiker rumah untuk menandai rum
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan dengan enam pilar transformasi untuk mendukung tujuan kesehatan Indonesia yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan. Salah satu pilar transformasi adalah transformasi mutu pelayanan kesehatan melalui penyelenggaraan akreditasi fasilitas kesehatan. Kemenkes telah menetapkan standar dan lembaga penyelenggara akreditasi serta memanfaatkan sistem informasi dalam pelaksanaan ak
Akreditasi puskesmas dan klinik bertujuan untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat dengan menilai kesesuaian proses pelayanan terhadap standar yang telah ditetapkan pemerintah. Proses akreditasi meliputi penilaian oleh tim surveyor berdasarkan instrumen standar, pengumpulan rekomendasi, hingga penerbitan sertifikat oleh komisi akreditasi.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas kebijakan akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas, klinik pratama, dan tempat praktik dokter mandiri. 2. Akreditasi FKTP bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien serta perlindungan sumber daya manusia kesehatan. 3. Standar akreditasi terdiri dari kelompok administrasi manajemen, upaya kesehatan masyarak
Standar akreditasi puskesmas membahas analisis kebutuhan masyarakat dan perencanaan puskesmas. Puskesmas perlu mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dan merespons harapan masyarakat yang tercermin dalam perencanaan upaya puskesmas berdasarkan masukan dari masyarakat.
3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiranSanto Prang
Standar akreditasi puskesmas membahas pengidentifikasian kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan di puskesmas melalui kerjasama dengan masyarakat dan sektor terkait. Kebutuhan tersebut kemudian dituangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program puskesmas.
Tata kelola klinis yang baik bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menjaga standar pelayanan tinggi secara berkelanjutan. Akuntabilitasnya terletak pada individu maupun institusi. Hal ini dicapai melalui program-program pengembangan staf dan organisasi seperti manajemen mutu, manajemen risiko, praktik berbasis bukti, audit klinis, dan pembelajaran dari pengalaman.
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
1. Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu pelayanan kebidanan yang mencakup pengertian indikator pelayanan kesehatan, disiplin dalam standar pelayanan kebidanan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan bidan dalam melaksanakan standar pelayanan kebidanan seperti penghargaan, beban kerja, dan supervisi dari atasan.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
Sosialisasi Permenkes 34 2022.pdf
1. Permenkes No 34 Tahun 2022
Akreditasi Puskesmas, Klinik, Labkes, UTD, TPMD
dan TPMDG
dr. Kalsum Komaryani, MPPM
Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan
2. ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
2
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi, melalui
Peningkatan kesehatan
ibu, anak, keluarga
berencana (KB) dan
kesehatan
reproduksi,
Percepatan perbaikan
gizi masyarakat
• Angka kematian ibu (per 100.000
KH)
• Angka kematian bayi (per 1.000 KH)
• Angka kematian neonatal (per 1.000
KH)
• Imunisasi dasar lengkap pada anak
usia12-23 bulan (%)
• Prevalensi stunting balita (%)
• Prevalensi wasting balita (%)
• Insidensi TB (per 100.000
penduduk)
• Insidensi HIV (per 1000
penduduk yang tidak
terinfeksi HIV)
• Eliminasi malaria (Kab/Kota)
Peningkatan
pengendalian penyakit
Pembudayaan
perilaku hidup sehat
melalui Gerakan
Masyarakat Hidup
Sehat
Penguatan sistem
kesehatan dan
pengawasan obat dan
makanan
• Merokok usia 10-18
tahun (%)
• Obesitas usia >18
tahun (%)
• Jumlah kab/kota sehat
• Fasilitas kesehatan tingkat
pertama terakreditasi (%)
• RS terakreditasi (%)
• Puskesmas dengan jenis
tenaga kesehatan sesuai
standar (%)
• Puskesmas tanpa dokter (%)
• Puskesmas dengan
ketersediaan obat esensial (%)
4. REGULASI DAN INFRASTRUKTUR
4
NO JENIS REGULASI
1 Peraturan Menteri Kesehatan No 34/2022 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Labkes, UTD, TPMD
2 Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Lembaga Penyelenggara Akreditasi
3 Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Akreditasi
• Puskesmas
• Klinik
• Laboratorium Kesehatan
• UTD
• TPMD/TPMDG
4 Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Tarif Akreditasi
5 Rancangan Keputusan Dirjen Yankes ttg Pedoman Survei Akreditasi Puskesmas, Klinik, Labkes, UTD, TPMD
6 Rancangan Keputusan Dirjen Yankes tentang Instrumen Akreditasi Puskesmas, Klinik, Labke, UTD, TPMD
6 Sistem Informasi Akreditasi - SINAF
5. Outline Permenkes 34/2022 (6 BAB, 37 Pasal)
5
I. Ketentuan Umum
II. Penyelenggaraan Akreditasi
III. Pendanaan
IV. Pembinaan & Pengawasan
V. Ketentuan Peralihan
1. Definisi Operasional
2. Tujuan Akreditasi
1. Umum
2. Penyelenggara akreditasi (lembaga dan surveyor)
3. Kegiatan akreditasi (persiapan, survei, paska)
Sumber dana untuk survei dan binwas
1. Pembinaan & Pengawasan terhadap kegiatan
akreditasi
2. Pembinaan & Pengawasan terhadap
penyelenggara survei
VI. Ketentuan Penutup
6. TUJUAN
AKREDITASI FKTP
PASAL 2 PMK 34 2022
1. Meningkatkan dan menjamin mutu pelayanan dan
keselamatan bagi pasien dan masyarakat;
2. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya
manusia kesehatan dan Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG
sebagai institusi;
3. Meningkatkan tata kelola organisasi dan tata
kelola pelayanan di Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan
TPMDG; dan
4. Mendukung program pemerintah di
kesehatan
bidang
TUJUAN AKREDITASI
PASAL 2
8. Penyelenggaraan Akreditasi
8
Pasal 4
Masa Berlaku Akreditasi
Selama 5 Tahun
Pasal 3 : Kewajiban Faskes Terakreditasi
Akreditasi dilakukan paling
lambat setelah Puskesmas,
Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD dan TPMD
beroperasi 2 (dua) tahun
sejak memperoleh perizinan
berusaha untuk pertama kali
• Akreditasi dilakukan sesuai
dengan Standar Akreditasi.
• Standar Akreditasi
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 5 : Standar Akreditasi
9. Penyelenggaraan Akreditasi
9
Pasal 6 : Penyelenggara
• Dalam rangka menyelenggarakan
akreditasi, Menteri menetapkan
Lembaga penyelenggara akreditasi
• Lembaga penyelenggara Akreditasi
bertugas membantu Menteri dalam
melaksanakan survei Akreditasi.
Pasal 7 : Masa Tugas Lembaga
Masa tugas lembaga
penyelenggara Akreditasi
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 8 : Kewajiban Lembaga
1. Melaporkan kepada Menkes atas
penyelenggaraan akreditasi secara
berkala setiap tahun atau sewaktu-waktu
2. Terakreditasi oleh lembaga
pengakreditasi lembaga penyelenggara
Akreditasi nasional dan/atau internasional
secara berkala, paling lambat 5 (lima)
tahun sejak ditetapkan, yang dibuktikan
dengan dokumen telah terakreditasi.
10. 10
Surveior Akreditasi
Pasal 10
Pasal 9
Lembaga Penyelenggara
Akreditasi harus memiliki
surveior
Pasal 10
Jenis Surveior
1. Surveior Puskesmas &
Klinik
2. Surveior Labkes & UTD
3. Surveior TPMD &
TPMDG
Tim Surveior Puskesmas & Klinik terdiri atas :
1. bidang tata kelola sumber daya dan upaya kesehatan masyarakat; dan
2. bidang tata kelola pelayanan dan penunjang.
Tim Surveior Labkes & UTD terdiri atas :
1. bidang manajemen pelayanan kesehatan; dan
2. bidang teknis pelayanan Laboratorium Kesehatan dan UTD.
Tim Surveior TPMD & TPMDG terdiri atas :
1. bidang tata kelola ; dan
2. bidang teknis pelayanan klinis
11. Kriteria Surveior
11
Pasal 11
Kriteria Surveior :
1. Kriteria Umum
2. Kriteria Khusus
Kriteria Umum
1. warga negara Indonesia
2. bebas dari tindak pidana;
3. sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat
sehat yang dikeluarkan oleh rumah sakit milik
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah atau
Puskesmas;
4. bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya,
dibuktikan dengan surat bebas narkoba yang
dikeluarkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; dan
5. bersedia ditugaskan untuk melaksanakan survei di
daerah manapun yang dibuktikan dengan surat
pernyataan yang ditandatangani dan bermaterai
cukup.
Kriteria Khusus Surveior Puskesmas & Klinik
bidang tata kelola sumber daya dan upaya
kesehatan masyarakat:
1. tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya
dengan pendidikan paling rendah Strata Satu (S1)
bidang kesehatan; dan
2. mempunyai pengalaman:
a) bekerja di Puskesmas dan/atau Klinik;
b) mengelola program pelayanan kesehatan
dasar; dan/atau
c) mengelola program mutu pelayanan
kesehatan dasar, paling singkat 3 (tiga) tahun.
bidang tata kelola pelayanan dan penunjang:
1. tenaga medis; dan
2. mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas
dan/atau Klinik paling singkat 3 (tiga) tahun.
12. 12
Pasal 11
Kriteria Khusus Surveior Labkes & UTD
bidang manajemen pelayanan kesehatan:
1.tenaga medis, atau tenaga kesehatan dengan pendidikan paling rendah Strata Dua (S2) bidang kesehatan
dengan latar belakang Strata Satu (S1) bidang kesehatan; dan
2.mempunyai pengalaman:
a) pengelolaan Laboratorium Kesehatan atau UTD; dan/atau
b) mengelola program mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan, UTD, atau fasilitas pelayanan
kesehatan lain, paling singkat 3 (tiga) tahun.
bidang teknis pelayanan:
1. tenaga medis dengan pendidikan paling rendah pendidikan profesi dokter spesialis di bidang laboratorium,
atau tenaga kesehatan dengan pendidikan Strata Satu (S1)/Diploma Empat (D IV) terkait Laboratorium
Kesehatan atau UTD; dan
2. mempunyai pengalaman bekerja di Laboratorium Kesehatan atau UTD sebagai pengelola teknis
Laboratorium Kesehatan atau UTD paling singkat 3 (tiga) tahun.
Kriteria Surveior
13. 13
Pasal 11
Kriteria Khusus Surveior TPMD & TPMDG
bidang tata kelola
tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya
dengan pendidikan paling rendah Strata Satu
(S1) bidang kesehatan.
bidang teknis pelayanan klinis:
1. tenaga medis; dan
2. mempunyai pengalaman praktik mandiri
paling singkat 1 (satu) tahun.
1. Tim surveior harus meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan dalam bidang Akreditasi
Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.
2. Peningkatan pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan dapat dilaksanakan
melalui pelatihan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 12
Kriteria Surveior Kewajiban Surveior
14. Kegiatan Akreditasi
14
• Membuat perencanaan
perbaikan strategis
• Melaksanakan perencanaan
perbaikan strategis yang telah
disusun
Kegiatan Perbaikan Setelah
Dilaksanakan Survei
Akreditasi
Pasca
Akreditasi
• Pelaksanaan Survei
• Penetapan status
akreditasi
Pelaksanaan
Assesment Eksternal
oleh Surveior
Pelaksanaan
Akreditasi
• Self Assesment
• Penyusunan program
peningkatan mutu
• Penetapan dan pengukuran
indiikator mutu
• Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien
Dilakukan upaya pemenuhan
SPA, SDM, proses pelayanan
sesuai standar
Persiapan
Akreditasi
Pasal 13 Pasal 13 Pasal 13
Pasal 14
Pasal 17
Pasal 22
15. Mekanisme
Pelaksanaan Akreditasi
pasal 24
15
Puskesmas,
Klinik, Labkes,
UTD
Survei
Penjadwalan
Survei
Laporan
Hasil Survei
Verifikasi
Laporan
Hasil Survei
Rekomendasi
Status
Akreditasi
Penetapan
Status Akreditasi
Penerbitan
e-Sertifikat
Dinas
Kesehatan
Proses di Lembaga Penyelenggara Akreditasi diluar Kemkes
Proses di Kemkes
Terakreditasi Tidak Terakreditasi
Pasal 19
Pasal 20
16. 16
KEGIATAN VALIDASI
Tujuan 1.menjaga mutu dan menjamin pelaksanaan
2.Akreditasi secara objektif dan bebas dari konflik kepentingan,
dapat dilakukan validasi terhadap penyelenggaraan Akreditasi.
Waktu
Pelaksanaan
1. Rutin
Dilakukan terhadap beberapa hasil penetapan Akreditasi secara acak.
2. Sewaktu-waktu jika diperlukan
Dilakukan dalam hal:
1. Terjadi tindakan yang membahayakan di Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG; dan/atau
2. Adanya hasil penilaian yang memiliki karakteristik yang berbeda
secara signifikan dari hasil penilaian yang lainnya.
Pasal 23
17. Pendanaan Akreditasi
1. Pendanaan penyelenggaraan Akreditasi
Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan,
dan UTD milik Pemerintah atau Pemerintah
Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, dan/atau sumber lain yang sah
dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Pendanaan penyelenggaraan Akreditasi pada
Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD,
dan TPMDG milik swasta/masyarakat
bersumber dari pemilik Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.
3. Pendanaan pembinaan dan pengawasan
terhadap kegiatan Akreditasi bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
dan/atau sumber lain yang sah dan tidak
mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28
1. Lembaga penyelenggara Akreditasi
mengenakan tarif terhadap
penyelenggaraan survei Akreditasi.
2. Tarif terhadap penyelenggaraan
survei Akreditasi ditetapkan oleh
Menteri setelah berkoordinasi
dengan Menteri menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
keuangan negara.
Pasal 29
18. Pembinaan dan Pengawasan Kegiatan Akreditasi
pasal 30
Oleh
Menteri & Gubernur
1. supervisi;
2. pemberian konsultasi
dan bimbingan teknis;
3. fasilitasi pendidikan
dan pelatihan;
4. pemantauan; dan/atau
5. evaluasi.
1. fasilitasi pemahaman Standar
Akreditasi;
2. pembinaan penyusunan PPS;
3. pembinaan dalam
penyelenggaraan
peningkatan mutu;
4. pembinaan dalam penetapan
dan pengukuran indikator
mutu; dan
5. pembinaan dalam pelaporan
insiden keselamatan pasien.
Oleh
Bupati/ Walikota
19. Pembinaan dan Pengawasan Kemkes Terhadap :
Pelaksanaan Survei
Direktur Jenderal dapat melakukan penyesuaian
atau pencabutan penetapan status Akreditasi atau
rekomendasi pelaksanaan kembali survei Akreditasi
kepada lembaga penyelenggara Akreditasi, apabila
ditemukan:
a. ketidaksesuaian status Akreditasi berdasarkan
Standar Akreditasi pada saat validasi;
b. adanya pelayanan kesehatan yang tidak sesuai
dengan indikator nasional mutu berdasarkan
laporan melalui sistem informasi; dan/atau
c. ditemukan tindakan yang membahayakan
keselamatan pasien.
Pasal 31
Lembaga
1. monitoring dan evaluasi
persyaratan lembaga
penyelenggara Akreditasi
2. monitoring dan evaluasi kinerja
lembaga penyelenggara Akreditasi,
meliputi:
a. pencapaian indikator
kinerja lembaga; dan
b. pencapaian target indikator
mutu lembaga; dan
c. menjaga kredibilitas
lembaga penyelenggara
Akreditasi dalam
pelaksanaan Akreditasi.
Pasal 32
20. Konsekuensi Temuan Saat Binwas Lembaga
20
Dalam hal hasil pembinaan dan pengawasan
Lembaga, ditemukan:
1. lembaga penyelenggara Akreditasi tidak lagi
memenuhi persyaratan;
2. lembaga penyelenggara Akreditasi tidak
mampu melaksanakan tugas dengan baik,
tidak melaksanakan kewajiban, atau tidak
kredibel; dan/atau
3. terdapat tindakan kecurangan (fraud) oleh
lembaga penyelenggara Akreditasi,
Menteri melalui Direktur Jenderal
dapat melakukan pencabutan
atas penetapan lembaga
penyelenggara Akreditasi.
Pasal 32