laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
berdasarkan pengamatan di lapangan banyak ditemukan kesulitan atau masalah-masalah dalam belajar, hal ini disebabkan oleh kesalahan pendidik ataupun peserta didik itu sendiri. Masalah-masalah yang sering banyak muncul yaitu masalah peserta didik, terutama dalam penyerapan materi yang diberikan oleh pendidik.
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...regiandira739
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara studi pustaka dan pemungutan angket. Sasaran penelitiannya adalah siswa-siswi SMA yang sekolahnya menerapkan kurikulum 2013, salah satunya adalah SMAN 1 Majalengka.
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang rendah dan dibawah KKM pada mata pelajran Bahasa Indonesia pokok bahsan pidato persuasif. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Juglangan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo sebanyak 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Hasil penelitian yang didapat adalah peningkatan motivasi siswa dari Siklus I dan Siklus II melalui pengamatan aktivitas siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang dipresentasikan oleh nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes Siklus I sebesar 64,52 % dan Siklus II sebesar 87,10 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
berdasarkan pengamatan di lapangan banyak ditemukan kesulitan atau masalah-masalah dalam belajar, hal ini disebabkan oleh kesalahan pendidik ataupun peserta didik itu sendiri. Masalah-masalah yang sering banyak muncul yaitu masalah peserta didik, terutama dalam penyerapan materi yang diberikan oleh pendidik.
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...regiandira739
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara studi pustaka dan pemungutan angket. Sasaran penelitiannya adalah siswa-siswi SMA yang sekolahnya menerapkan kurikulum 2013, salah satunya adalah SMAN 1 Majalengka.
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang rendah dan dibawah KKM pada mata pelajran Bahasa Indonesia pokok bahsan pidato persuasif. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Juglangan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo sebanyak 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Hasil penelitian yang didapat adalah peningkatan motivasi siswa dari Siklus I dan Siklus II melalui pengamatan aktivitas siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang dipresentasikan oleh nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes Siklus I sebesar 64,52 % dan Siklus II sebesar 87,10 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. 46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DeskrisiData Pra Siklus
Studi awal yang dilakukan adalah studi yang bersifat diskriptif tentang
pelaksanaan pembelajaran sebelum dilakukan tindakan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui dan memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang pembelajaran
IPA di kelas 5 dan tentang aktivitas yang dimiliki siswa dalam pembelajaran.
Data-data tersebut peneliti dapat setelah melakukan tindakan di SDN Sidomukti 2.
1. Pembelajaran IPA di Kelas 5
Sebelum penelitian ini dilakukan, pada tanggal 4 Maret 2016 peneliti
mengadakan kegiatan pra tindakan di SDN Sidomukti 2 Kecamatan Keduruan.
Kegiatan pra tindakan pertama, yaitu melakukan wawancara dengan guru Kelas 5
tentang pembelajaran IPA yang selama ini diterapkan di kelas 5. Hasil wawancara
bisa dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas 5
No Pertanyaan Jawaban
1.
2.
Bagaimana
pembelajaran IPA di
kelas yang Ibu
terapkan ?
Apakah kesulitan Ibu
dalam mengajarkan
pelajaran IPA?
- Pembelajaran IPA yang biasanya saya terapkan
adalah dengan cara berceramah, mencatat dan
pemberian tugas di LKS . Serta saya jarang
mengkondisikan siswa berkelompok, jarang
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
- Membuat siswa untuk memahami pelajaran IPA
sendiri, serta menanamkan kepada siswa bahwa
pelajaran IPA bukan hanya menghafalkan materi
namun menghubungkan ke dalam kehidupan
sehari-hari, dan antusias siswa dalam
pembelajaran IPA sangat kurang, siswa lebih
suka ngomong sendiri jika saya menyampaiakan
materi
46
2. 47
No Pertanyaan Jawaban
3.
4.
5.
6.
Apa penyebab adanya
masalah-masalah
tersebut?
Apa saja yang Ibu
lakukan untuk
menarik perhatian
peserta didik dalam
pembelajaran IPA ?
Bagaimana tingkat
keaktifan peserta
didik dalam proses
belajar mengajar?
Pernahkah Ibu
menerapkan
menggunakan media
pembelajaran ?
- Masalah tersebut mungkin dikarenakan kondisi
siswa yang memiliki kemampuan menangkap
materi pelajaran yang berbeda-beda. Serta
kondisi keluarga dan masyarakat yang berbeda-
beda.
- Dengan cara berbicara lebih keras dan
memanggil siswa yang tidak memperhatikan saat
pembelajaran. Dan memberi teguran bagi siswa
yang membuat ramai.
- Secara keseluruhan tingkat aktifan siswa kurang,
hanya beberapa siswa yang aktif dan selalu
memperhatikan
- Pernah tetapi media yang saya gunakan cuma
memfoto kopi gamabar yang ada di buku trus
saya gunting.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi tentang nilai hasil belajar IPA siswa
di kelas 5 SDN Sidomukti 2 diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada
saat ulangan harian pada materi Daur Air masih tergolong rendah yaitu nilai
rata-rata belajar siswa yang mendapatkan nilai diatas 70 hanya mencapai 7
siswa atau kentuntasan klasikal cuma mencapai 31,82%, sedangkan menurut
kurikulum KTSP ketuntasan belajar minimal 70.
Pembelajaran IPA di kelas 5 masih kurang memuaskan karena berdasarkan
data nilai ulangan yang diperoleh pada saat peneliti melakukan praktek
pembelajaran IPA masih rendah dibawah KKM. Siswa kelas 5 SDN
Sidomukti 2 memiliki latar belakang suku, agama, jenis kelamin, dan
3. 48
kemampuan ekonomi yang berbeda. Sebagian besar siswa beragama Islam.
Orang tua siswa sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, tetapi ada
juga orang tua siswa yang bekerja sebagai pedagang, PNS, TNI, dll. Ditinjau
dari latar belakang ekonomi keluarga, siswa kelas 5 SDN Sidomukti 2 berasal
dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Perhatian dan dukungan
orang tua terhadap perkembangan belajar siswa juga masih kurang.
Untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut, sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar dan kualitas proses pembelajaran perlu
diadakannya perbaikan pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu dengan
Penggunaan media Gambar.
2. Aktivitas Siswa
Data tentang aktivitas siswa ini diperoleh berdasarkan hasil observasi
pengamat terhadap pembelajaran IPA masih sangat rendah sekali. Ini bisa dilihat
dari sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Siswa masih ribut di dalam kelas ketika pembelajaran
sedang berlangsung, kurangnya rasa hormat terhapa guru-guru dan orang yang
lebih dewasa. Adapun aspek-aspek yang dapat dinilai pada penilaian aktivitas
siswa yaitu: Attensi, kerja sama, klasifikasi, presentasi.
Sesuai dengan pendapat Syarbini, Amirullah (2012:25) dalam rangka
memperkuat pelaksanaan pendidikan aktivitas, pemerintah telah mengidentifikasi
18 nilai yang bersumber dari agama, budaya, dan falsafah bangsa. Nilai-nilai yang
dikembangkan dalam pendidikan aktivitas tersebut, yaitu : 1) relegius, 2) jujur, 3)
toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa
4. 49
ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai hasil,
13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli
lingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggung jawab.
Data observasi yang diperoleh digunakan untuk merefleksi tindakan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran. Untuk menganalisis data observasi
dilakukan pada lembar observasi aktivitas siswa. Data yang diperoleh tersebut
digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah dilakukan pada kegiatan
pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru sehari-hari. Perolehan skor
untuk mengamati aktivitas siswa bisa dilihat dari sikap mereka sehari-hari ketika
berada di lingkungan sekolah maupun dalam mengikuti pembelajaran. Apabila
data yang diperoleh, dari hasil Observasi terhadap aktivitas siswa kurang dari 80%
dan dapat dinyatakan belum tuntas dan dengan kriteria aktivitas kurang. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.
3. Interpretasi Hasil Studi Awal
Berdasarkan deskripsi data hasil studi awal di atas, baik data hasil studi
dokumentasi maupun data hasil observasi dapat diinterpretasikan bahwa:
Pembelajaran IPA di kelas 5 masih kurang memuaskan karena berdasarkan data
nilai ulangan yang diperoleh pada saat peneliti melakukan praktek pembelajaran
IPA masih rendah dengan rata-rata 53,18. Siswa kelas 5 SDN Sidomukti 2
memiliki latar belakang suku, agama, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi
yang berbeda. Sebagian besar siswa beragama Islam. Ditinjau dari latar belakang
ekonomi keluarga, siswa kelas 5 SDN Sidomukti II berasal dari keluarga dengan
ekonomi menengah ke bawah. Perhatian dan dukungan orang tua terhadap
5. 50
perkembangan belajar siswa juga masih kurang.
Adapun data tentang aktivitas siswa ini diperoleh berdasarkan hasil observasi
pengamat terhadap pembelajaran IPA masih sangat rendah sekali. Ini bisa dilihat
dari sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Siswa masih ribut di dalam kelas ketika pembelajaran
sedang berlangsung, kurangnya rasa hormat terhapa guru-guru dan orang yang
lebih dewasa. Adapun aspek-aspek yang dapat dinilai pada penilaian aktivitas
siswa yaitu: Attensi, kerja sama, klasifikasi, presentasi.
Terdapat beberapa hal yang tidak berjalan dengan baik selama proses
pembelajaran. Contohnya, pada waktu memberikan pertanyaan kepada siswa,
siswa menjawab pertanyaan dari guru secara serempak. Dan apabila ditunjuk,
siswa tetap tidak mau menjawab apa yang ditanya oleh guru. Dalam berdiskusi
para siswa pada umumnya belum mengikuti dengan baik. Tetapi diskusi
mengalami kekurangan waktu, sehingga menyebabkan siswa menjawab apa
adanya.
Pada penilaian yang dilakukan dengan memberikan tes secara individual. Tes
tersebut berupa soal yang dibagikan oleh guru. Sedangkan siswa hanya menulis
jawabannya di bawah soal tersebut. Setelah diperiksa, ternyata masih ada siswa
yang mendapat nilai yang rendah dan di bawah rata-rata. Berikut ini tabel hasil
belajar siswa pada awal tindakan:
Tabel 4.2 Analisis Hasil Pre Test
No. Keterangan Hasil
1. Jumlah siswa peserta pre test 22 Siswa
2. Jumlah nilai pre test 1170
3. Nilai rata-rata pre test 53,18
4. Jumlah siswa yang tuntas belajar 7 Siswa
5. Persentase ketuntasan belajar 31,82%
6. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 15 Siswa
7. Persentase belum tuntas belajar 68,18%
6. 51
B. Deskripsidan Interhasil Hasil Penelitian
1. Implementasi Siklus Pertama
a. Perencanaan Tindakan
Deskripsi dan interpretasi hasil studi awal dijadikan acuan dalam menyusun
rencana pembelajaran siklus pertama. Namun sebelum tindakan dilakukan harus
menyamakan persepsi tentang media pembelajaran yang akan dilakukan dengan
guru mitra. Karena guru yang bersangkutan belum pernah menerapkan dan
memahami sepenuhnya tentang desain penelitian yang akan dilakukan.
Pada siklus pertama ini, peneliti melakukan satu kali pertemuan dengan materi
yang diambil dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang kompetensi
dasarnya daur air, dimana dalam pelaksanaannya akan dipaparkan menggunakan
media gambar.
Pelaksanaan siklus ini dilakukan pada hari Senin tanggal 07 Maret 2016
dengan materi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran
IPA kelas V dengan menggunakan media gambar. Media Gambar dalam
perencanaan pembelajaran IPA disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajara (RPP). Perencanaan ini disusun berdasarkan program semester kedua
sesuai dengan penelitian berlangsung.
Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 1 adalah
Daur Air dengan menggunakan media gambar. Kompetensi dasar yang ingin
dicapai pada materi ini adalah Mendeskripsikan daur air. Untuk mencapai
indikator yang telah ditentukan, maka disini peneliti selaku praktisi mencoba
untuk menggunakan Media Gambar dengan mengikuti langkah-langkah yang
7. 52
telah ditentukan. Dapat dilihat pada lampiran RPP siklus 1.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada kegiatan pembelajaran ini peneliti bertindak sebagai guru praktisi, dan
sebagai pengamat yaitu teman sejawat dan guru kelas yang bersangkutan.
Pertemuan I dilakssiswaan pada hari Senin, 7 Maret 2016 yang dihadiri oleh 22
siswa.
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan I pada penelitian ini melalui 3 tahap
yakni tahap awal, tahap inti, tahap akhir. Dimana pada tahap inti dilaksanakanan
langkah-langkah dengan menggunakan media gambar. Pelaksanaannya sebagai
berikut :
1) Tahap awal
Mengawali tindakan ini, peneliti mengucapkan salam yang dilanjutkan
dengan menyiapkan kondisi kelas untuk belajar dengan memperhatikan
kebersihan ruangan kelas, meminta siswa merapikan meja dan kursi.
Selanjutnya guru pun mempersiapkan alat dan bahan yang berhubungan
dengan pembelajaran yang akan dilakssiswaan.
Dalam tahap ini guru pun harus bisa menyiapkan suasana kelas yang
kondusif. Sementara itu sebelum memulai pelajaran siswa membersihan
ruangan kelas, merapikan meja dan kursinya masing-masing sesuai dengam
permintaan guru.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan sesuai
dengan tuntutan kurikulum, selain itu guru memperhatikan tingkat
perkembangan siswa dan tujuan pembelajaran mudah dimengerti siswa,
8. 53
sementara siswa mendengarkan guru dengan serius, tenang dan menjawab
pertanyaan yang diberikan guru, yang dilanjutkan untuk membuka
skemata siswa melalui pertanyaan misalnya dengan cara menanyakan
pengalaman siswa yang brehubungan dengan materi. Sekarang Bapak mau
tanya siapa yang tahu tanggal berapa negara Indonesia merdeka?
kemudian siswa menjawab sesuai dengan yang diketahuinya, namun
terlihat siswa masih malu-malu dalam menjawab pertanyaan.
2) Tahap inti
Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah media
Gambar. Guru memberikan penjelasan tentang materi, siswa dibagi
menjadi berkelompok, pada saat siswa mengerjakan lembar kerja
kelompok ada beberapa siswa yang hanya pasif dalam kerja kelompok, ada
pula siswa yang mendominasi kerja kelompok. Pada saat siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompok tidak ada kelompok lain
memberikan tanggapan terhadap kelompok lain. Setelah lembar kerja
kelompok selesai guru memberikan soal evaluasi pembelajaran siklus 1.
Pada saat mengerjakan soal evalauasi pembelajarn masih ada beberapa
siswa mencontek teman lain atau menjawab dengan asal sehingga hasil
belajar siswa masih dibawah KKM yang ditentukan.
3) Tahap akhir
Guru mengarahkan siswa pada pertanyaan-pertanyaan yang membawa
siswa menyimpulkan sendiri pengetahuan yang mereka peroleh dari
pembelajaran mengenai daur air.
9. 54
c. Observasi
Pada tahap ini observasi dilakukan oleh observer, yaitu peneliti sebagai
obsever pertama dan dibantu oleh guru kelas yang bersangkutan sebagai
pengamat I, dan seorang teman sejawat sebagai pengamat II. Masing-masing
pengamat mempunyai tugas yang sama. Pada tahap observasi ini akan dapat data
nilai aktivitas guru dan nilai aktivitas siswa. Berikut adalah uraian data Hasil
observasi:
1) Data hasil observasi peneliti dalam pembelajaran
Dari data hasil observasi peneliti dalam pembelajaran ada beberapa hal
yang tidak dilakukan peneliti. Meskipun demikian, kegiatan peneliti cukup
sesuai dengan rencana yang ditetapkan pada lembar observasi tersebut. Nilai
yang diperoleh pada observasi peneliti dalam pembelajaran Siklus I adalah 25
dengan kategori cukup baik dengan presentase 62,50%.
Keberhasilan pada siklus I mencapai 62,50%. Berdasarkan persentase
taraf keberhasilan kegiatan observasi sebagaimana telah dijelaskan pada bab
3, maka taraf keberhasilan yang telah dicapai termasuk dalam kategori cukup
baik. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
2) Data Hasil observasi Kegiatan siswa dalam pembelajaran
Berdasarkan analisis aktifitas siswa dalam pebelajaran dapat diperoleh
data bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah 14,9
dari nilai maksimal 20 dengan prosentase 74,55%. Dari Hasil rata-rata
aktivitas siswa, dapat dilihat bahwa secara umum kegiatan siswa sudah
berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan.
10. 55
Berdasarkan persentase taraf keberhasilan kegiatan observasi
sebagaimana telah dijelaskan pada bab 3, maka taraf keberhasilan yang telah
dicapai termasuk dalam kategori “cukup baik”. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 13.
Hasil Observasi yang dilakukan oleh obsever selama pelaksanan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media gambar dari aktifitas
guru dan siswa dalam pembelajaran dikategorikan sangat baik. Ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah mencapai
tujuan yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya hasil Observasi yang diperoleh
pada siklus II ini terdapat pada lampiran.
d. Hasil Tindakan
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dipandu oleh lembar
observasi aktivitas siswa. observasi memberikan penilaian berdasarkan kriteria
observasi pada aspek-aspek pada lembar observasi aktivitas siswa, dengan
rentang penilaian 1 sampai 20, yaitu 1-5 (aktivitas tidak baik), 6-10 (aktivitas
kurang baik), 11-15 (aktivitas cukup baik), dan 16-20 (aktivitas baik).
Observasi aktivitas siswa ini dilakukan observer pada tiap-tiap kelompok
siswa. Hasil lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat dalam
lampiran 13.
Pada tabel observasi aktivitas siswa pada siklus I, menurut pengamat 1
skor aktivitas siswa rata-rata sebesar 14,9. Berdasarkan persentase
ketuntasan secara klasikal 74,55%, kriteria observasi karakter siswa ini berada
11. 56
dalam kategori cukup baik.
2) Hasil Nilai Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dikumpulkan dengan memberikan 5 soal tes yang
dilakukan pada akhir siklus. Hasil tes belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus 1
No. Keterangan Hasil
1. Jumlah siswa peserta pre test 22 Siswa
2. Jumlah nilai pre test 1590
3. Nilai rata-rata pre test 72,27
4. Jumlah siswa yang tuntas belajar 16 Siswa
5. Persentase ketuntasan belajar 72,73%
6. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 6 Siswa
7. Persentase belum tuntas belajar 27.27%
Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa nilai rata-rata Hasil belajar
siswa siklus I sebesar 72,27 dengan ketuntasan klasikal sebesar 72,73%,
dengan rincian 16 siswa telah tuntas dan 6 siswa belum tuntas. Dengan
demikian ketuntasan Hasil belajar klasikal pada siklus I belum tercapai
karena masih dibawah 80% dengan kategori cukup.
Sajian data pada tabel 4.3 di atas dapat pula diperjelas dalam bentuk
histogram seperti yang ditampilakan pada gambar di bawah ini:
12. 57
Gambar 4.1. Diagram Ketuntasn siklus 1
e. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara praktisi dan guru kelas
(observer), setiap pembelajaran berakhir. Pada kesempatan ini, temuan dan hasil
observasi peneliti dibahas bersama. Refleksi tindakan siklus I ini mencakup
refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan hasil yang diperoleh
oleh siswa.
Refleksi terhadap perencanaan yakni sebagai berikut: Dilihat dari hasil
paparan siklus I diketahui bahwa perencanaan pembelajaran terlaksana dengan
baik. Meskipun terdapat beberapa langkah yang terlaksana tumpang tindih.
Berdasarkan hasil kolaborasi dengan guru kelas selaku observer, maka diusahakan
untuk menempatkan bagian yang bisa didahulukan ke bagian yang cocok. Agar
terdapat kecocokan dengan apa yang akan dilaksanakan di siklus II.
Pelaksanaan penggunaan media gambar dapat dilakukan dengan baik.
Sebagian dari langkah pada perencanaan terlaksana sesuai dengan yang
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Tuntas Belum
Tuntas
Tuntas (72,73%)
Belum Tuntas (27,27%)
13. 58
diinginkan. Tapi terdapat beberapa langkah yang tidak berjalan dengan baik.
Contohnya, pada waktu memberikan pertanyaan kepada siswa, siswa menjawab
pertanyaan dari guru secara serempak. Dan apabila ditunjuk, siswa tetap tidak
mau menjawab apa yang ditanya oleh guru. Dalam berdiskusi para siswa pada
umumnya belum mengikuti dengan baik. Tetapi diskusi mengalami kekurangan
waktu, sehingga menyebabkan siswa menjawab apa adanya.
Pada penilaian penggunaan media gambar dilakukan dengan memberikan tes
secara individual. Tes tersebut berupa soal yang dibagikan oleh guru. Sedangkan
siswa hanya menulis jawabannya di bawah soal tersebut. Setelah diperiksa,
ternyata masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata, yaitu nilai
dengan angka 50.
Dari Hasil diskusi dengan guru kelas, maka diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1) Waktu bermain peran terlalu sedikit, 2) Siswa masih susah melafalkan dialog
teks, 3) Hasil dialog yang diperoleh siswa sedikit memuaskan berada pada taraf
sedang.
Berdasarkan Observasi, tes dan pencatatan lapangan maka tujuan
pembelajaran yang diharapkan pada pembelajaran siklus I belum tercapai dengan
baik. Dengan demikian upaya yang telah dilakssiswaan pada penggunaan media
Gambar pada siklus I dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-
langkah proses pembelajaran yang akan ditargetkan pada siklus II.
14. 59
2. Implementasi Siklus Kedua
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan siklus kedua ini peneliti melakukan diskusi
kembali dengan observer untuk membahas hasil refleksi pada siklus pertama.
Sehingga pada perencanaan kedua ini peneliti fokus pada perbaikan yang di
rekomendasikan. Pada siklus kedua ini, peneliti melakukan 1 kali pertemuan
dengan materi yang diambil dari Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan yang
kompetensi dasarnya daur air, dimana dalam pelaksanaannya akan dipaparkan
penggunaan media gambar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
pembelajaran IPA.
Pelaksanaan siklus ini dilakukan pada hari Senin tanggal 18 April 2016
dengan materi yang diambil dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
mata pelajaran IPA kelas 5 dengan menggunakan media gambar. Penggunaan
media gambar dalam perencanaan IPA disusun dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajara (RPP). Perencanaan ini disusun berdasarkan program
semester kedua sesuai dengan penelitian berlangsung.
Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus kedua ini adalah
pembelajaran tentang daur air dan cara menghemat air dengan menggunakan
media gambar. Kompetensi dasar yang ingin dicapai pada materi ini adalah
mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. Untuk
mencapai indikator yang telah ditentukan, maka disini peneliti selaku praktisi
mencoba untuk menggunakan media gambar dengan mengikuti langkah-langkah
yang telah ditentukan. Hal lebih jelas dapat dilihat pada RPP siklus 2 pada
15. 60
lampiran 5.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada kegiatan pembelajaran ini peneliti bertindak sebagai guru praktisi,
dan sebagai pengamat yaitu teman sejawat dan guru kelas yang bersangkutan.
Pertemuan siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Senin 18 April 2016 yang dihadiri
oleh 22 siswa.
Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 pada penelitian ini melalui 3 tahap yakni
tahap awal, tahap inti, tahap akhir. Dimana pada tahap inti dilakssiswaan langkah-
langkah menggunakan media gambar. Pelaksanaannya sebagai berikut:
1) Tahap awal
Mengawali tindakan ini, peneliti mengucapkan salam yang dilanjutkan
dengan menyiapkan kondisi kelas untuk belajar dengan memperhatikan
kebersihan ruangan kelas, meminta siswa merapikan meja dan kursi dan siswa
pun merapikan tempat duduknya masing-masing. Selanjutnya guru pun
mempersiapkan alat dan bahan yang berhubungan dengan pembelajaran yang
akan dilakssiswaan. Dalam tahap ini guru pun harus bisa menyiapkan suasana
kelas yang kondusif. Sementara itu sebelum memulai pelajaran siswa
membersihan ruangan kelas, merapikan meja dan kursinya masing-masing
sesuai dengam permintaan guru.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan yang jelas dan sesuai
dengan tuntutan kurikulum, selain itu guru memperhatikan tingkat
perkembangan siswa dan tujuan pembelajaran mudah dimengerti siswa,
sementara siswa mendengarkan guru dengan serius, tenang dan menjawab
16. 61
pertanyaan yang diberikan guru, yang dilanjutkan unuk membuka skemata
siswa dengan menyanyi “rintik-rintik bunyi hujan”. Peneliti memberi
pertnyaan hayo siapa yang tau bagaimana proses terjadinya hujan? kemudian
siswa menjawab sesuai dengan yang diketahuinya, namun terlihat siswa masih
malu-malu dalam menjawab pertanyaan.
2) Tahap inti
Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah media gambar.
Guru menyampaikan materi pelajaran, pada saat menyampaikan materi
pelajaran siswa sangat antusias dan serius mendengarkan penjelasan guru
sehingga pada saat guru memperlihatkan media gambar tentang daur air siswa
antusias berebut angkat jari untuk menjawab pertanyaan yang ada pada
gambar. Guru menunjuk siswa yang pada saat siklus 1 nilainya paling rendah
untuk menjawab pertanyaan tersebut yang bernama Andre, dengan semangat
Andre menjawab pertnyaan yang di ajukan guru meskipun agak kurang tepat.
Langkah berikutnya siswa di bentuk berkelompok, dengan sistem
heterogen/tingkat kecerdasan yang merata. Pada saat pembentukan kelompok,
Setelah siswa dibagi menjadi kelompok, guru memberikan lembar kerja
siswa secara berkelompok, siswa mengerjakan lembar kerja tersebut
berdasarkan intruksi guru. Pada saat mengerjakan lembar kerja siswa, siswa
bisa bekerja sama dengan baik, karena guru membimbing siswa dalam
pengerjaan lembar kerja siswa. Ketika siswa mempresentasikan hasil jawaban
lembar kerja siswa sudah banyak siswa yang memberi tanggapan terhadap
17. 62
jawaban siswa yang lain, ini dikarenakan karena guru memotivasi siswa untuk
berani memberi tanggapan.
Setelah pembahasan lembar kerja siswa selesai, siswa diminta untuk
kembali ketempat duduk masing-masing. Guru memberikan lembar evaluasi
pembelajaran yang akan dikerjakan secara individu. Pada saat mengerjakan
soal evaluasi pembelajaran siklus 2 siswa dapat mengerjakan soal dengan baik
dan kondusif. Guru memberikan penilaian terhadap hasil jawaban siswa.
3) Tahap akhir
Guru mengarahkan siswa pada pertanyaan-pertanyaan yang membawa
siswa menyimpulkan sendiri pengetahuan yang mereka peroleh dari
pembelajaran mengenai daur iir.
c. Observasi
Pada tahap ini observasi dilakukan oleh observer, yaitu peneliti sebagai
obsever pertama dan dibantu oleh guru kelas yang bersangkutan sebagai pengamat
I, dan seorang teman sejawat sebagai pengamat II. Masing-masing pengamat
mempunyai tugas yang sama. Pada tahap observasi ini akan dapat data nilai
kognitif, dan nilai aktivitas siswa.
Dalam kegiatan observasi yang dilakssiswaan, setiap observer mencocokkan
dan mencatat segala aktivitas yang dilakssiswaan peneliti maupun siswa selama
proses pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan oleh
peneliti. Jika dalam kegiatan observasi tersebut terdapat beberapa hal yang kurang
sesuai dengan yang ada pada lembar observasi ataupun terdapat kendala yang
dialami peneliti selama proses pembelajaran berlangsung maka pengamat dapat
18. 63
memasukkan dalam catatan lapangan. Dan berdasarkan hasil observasi inilah
peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat dilakukan pada tindakan
selanjutnya.
Peneliti dalam observasi ini membagi pedoman observasi menjadi dua bagian
yaitu lembar observer kegiatan peneliti dan lembar observer kegiatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran dengan media gambar. Berikut adalah uraian data Hasil
observasi:
1) Data Hasil Observasi peneliti dalam pembelajaran
Dari data hasil observasi peneliti dalam pembelajaran ada beberapa hal yang
tidak dilakukan peneliti. Meskipun demikian, kegiatan peneliti cukup sesuai
dengan rencana yang ditetapkan pada lembar observasi tersebut. Nilai yang
diperoleh 36 dengan nilai maksimal 40. Dengan persentase nilai rata-rata adalah
90%:
Berdasarkan persentase taraf keberhasilan kegiatan observasi sebagaimana
telah dijelaskan pada bab 3, maka taraf keberhasilan yang telah dicapai termasuk
dalam kategori baik. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
2) Data Hasil observasi Kegiatan siswa dalam pembelajaran
Berdasarkan analisis aktifitas siswa dalam pebelajaran dapat diperoleh data
bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah 17,2 dari nilai
maksimal 20 dengan persentase 86,14%. Dari Hasil rata-rata aktivitas siswa, dapat
dilihat bahwa secara umum kegiatan siswa sudah berjalan sesuai dengan rencana
yang diharapkan.
19. 64
Berdasarkan persentase taraf keberhasilan kegiatan observasi sebagaimana
telah dijelaskan pada bab 3, maka taraf keberhasilan yang telah dicapai termasuk
dalam kategori “baik”. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
Hasil observasi yang dilakukan oleh obsever selama pelaksanan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan media gambar dari aktifitas guru dan siswa
dalam pembelajaran dikategorikan baik. Ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II sudah mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk lebih
jelasnya hasil observasi yang diperoleh pada siklus II ini terdapat pada lampiran.
d. Hasil Tindakan
1) Hasil Observasi aktivitas siswa
Observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dipandu oleh lembar
observasi aktivitas siswa. Observasi memberikan penilaian berdasarkan kriteria
observasi pada aspek-aspek pada lembar observasi aktivitas siswa, dengan rentang
penilaian 1 sampai 20, yaitu 1-5 (aktivitas tidak baik), 6-10 (aktivitas kurang
baik), 11-15 (aktivitas cukup baik), dan 16-20 (aktivitas baik). Observasi aktivitas
siswa ini dilakukan observer pada tiap kelompok siswa. Hasil lembar observasi
aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat dalam lampiran 14.
Pada tabel rata-rata skor observasi aktivitas siswa pada siklus II, menurut
pengamat 1 skor aktivitas siswa sebesar 17,2. Berdasarkan persentase ketuntasan
secara klasikal 86,14%, kriteria observasi karakter siswa ini berada dalam kategori
karakter baik.
2) Hasil Nilai Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dikumpulkan dengan memberikan 5 soal tes uraian yang
20. 65
dilakukan pada akhir siklus. Hasil tes belajar siswa pada siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus 2
No. Keterangan Hasil
1. Jumlah siswa peserta pre test 22 Siswa
2. Jumlah nilai pre test 1820
3. Nilai rata-rata pre test 82,73
4. Jumlah siswa yang tuntas belajar 21 Siswa
5. Persentase ketuntasan belajar 95,45%
6. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 1 Siswa
7. Persentase belum tuntas belajar 4,55%
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa
siklus II sebesar 82,73 dengan ketuntasan klasikal sebesar 95,45%, dengan
rincian 21 siswa telah tuntas dan 1 siswa belum tuntas. Dengan demikian
ketuntasan belajar klasikal kognitif pada siklus II tercapai karena sudah di
atas 80% dengan kategori sangat baik.
Sajian data pada tabel 4.5 di atas dapat pula diperjelas dalam bentuk
histogram seperti yang ditampilakan pada gambar di berikut ini :
Gambar 4.2. Diagram Ketuntasn siklus 2
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TUNTAS BELUM
TUNTAS
Tuntas (95,45%)
Belum Tuntas (4,55%)
21. 66
e. Refleksi
Berdasarkan penjelasan tabel-tabel diatas, terlihat peningkatan yang terjadi
pada siswa. Hal itu dapat dilihat dari beberapa hal berikit ini :
1) Keberhasilan siswa
Adapun keberhasilan siswa dalam siklus ini yaitu : a) Keaktifan siswa sudah
terlihat dengan baik, b) Siswa yang ditunjuk bersedia dengan senang hati untuk
tampil ke depan kelas melaporkan hasil diskusinya, c) Nilai yang didapat siswa
sudah menampakkan hasil yang memuaskan, baik nilai disaat proses pembelajaran
maupun diskusi kelompok dan nilai tes akhir serta ketuntasan belajar siswa.
2) Keberhasilan guru
Sedangkan untuk keberhasilan guru adalah : a) Guru sudah lebih leluasa
menyampaikan dan menggunakan langkah-langkah dalam pembelajaran, b)
Penggunaan waktu dalam pembelajaran pun sudah maksimal, c) Setiap kelompok
dapat dibimbing dengan baik. Berikut ini dokumentasi kerja kelompok siswa:
Gambar 4.3. Dokumentasi kerja kelompok
22. 67
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari Hasil penelitian ditemukan bahwa melalui media gambar hasil belajar
siswa ada peningkat dari siklus 1 sampai siklus 2.
Dari ketiga deskriptor yang diamati selama pelaksanaan tindakan didalam
kelas sampai tindakan pada siklus 2, di dapatkan hasil sebagai berikut:
1. Dari hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran siklus 1 didapatkan
persentase aktifitas guru dalam pemebelajaran mencapai 62,50%, mengalami
kenaikan pada aktivitas guru dalam pembelajaran siklus 2 yaitu 90%, hal ini
sudah mencapai ketuntasan karena indikator yang ditetapkan guru adalah
70%.
2. Dari Hasil observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus 1 didapatkan
nilai rata-rata 14,9 dengan prosentase aktifitas siswa dalam pemebelajaran
mencapai 74,55% dengan kategori cukup baik, mengalami kenaikan pada
aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus 2 yaitu nilai rata-rata 17,2 dengan
prosentase 86,14% dengan kategori baik. Hal ini sudah mencapai ketuntasan
karena indikator yang ditetapkan guru untuk aktifitas siswa adalah 70%.
3. Dari Hasil evaluasi pembelajaran pada siklus 1, siswa yang mencapai
ketuntasan klasikal 72,73% siswa, dan mengalami peningkatan pada Hasil
evaluasi pada siklus 2, yaitu siswa yang mencapai ketuntasan klasikal 95,45%.
Hal ini sudah meningkat pesat dari hasil evaluasi pada Pre Tes yang hanya
mencapai 31,82% prosentasi ketuntasan belajar siswa.
Dari uraian diatas, dan dari ketiga indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
tiga indikator berhasil dicapai.
23. 68
Berdasarkan uraian diatas setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan
individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 70, dan suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa
yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2010: 66).
Menurut Trianto (2010: 66) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan
ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal
dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga
pertimbangan, yaitu: kemampan setiap peserta didik berbeda-beda; fasilitas
(sarana) setiap sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah berbeda. Maka
dalam penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaran IPA di sekolah tempat
peneliti melakukan penelitian, maka ketuntasan individual adalah 70 dan
ketuntasan secara klasikal adalah 85%. dengan itu guru sebagai penanggung
jawab utama kegiatan pembelajaran, maka ada dua upaya yang harus dilakukan
oleh guru sebelum pembelajaran berlangsung, yaitu pertama, meyiapkan
kemampuan dasar guru yang berkaitan dengan prasyarat esensial, yaitu
kemampuan sebagai fasilitator, manajer, dan konsultan. Yang kedua menyiapkan
prasyarat pendukung, seperti penyusunan lembar materi merupakan salah satu
upaya mengurangi kecemasan siswa dalam belajar kelompok. Akan tetapi upaya
itu akan efektif, jika prasyarat esensial terpenuhi. Disamping itu peranan guru
dalam kelas baik sebagai fasilitator, manajer, maupun konsultan sangat penting
bagi peningkatan Hasil belajar siswa. Kesabaran guru dalam mendampingi siswa
akan membiasakan siswa aman bagi siswa dan menambah hasrat untuk berhasil
dalam belajar. Ketiga Sarana, prasarana sekolah harus dipersiapkan dengan baik.