PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Siti Chairunnisa Azzahra_20320323_Laporan KP.ppt
1. PELAKSANAAN PEMASANGAN FASAD
PRECAST TOWER U PADA PROYEK
RANCANG BANGUN RUMAH SUSUN
STASIUN TANJUNG BARAT
NAMA : SITI CHAIRUNNISA AZZAHRA
KELAS : 3TB02
NPM : 20320323
FAKULTAS : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
DOSEN PEMBIMBING : AGUS NUGROHO, ST,. MT
2. BAB 1 - PENDAHULUAN
1. Kerja Praktek merupakan matakuliah wajib semester 6 jurusan Teknik arsitektur
gunadarma yang dilaksanakan minimal 2 bulan dan maximal 6 bulan. Kerja praktek
memberi kesempatan mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan untuk
menambah ilmu dan wawasan.
2. Konstruksi Bangungan Gedung adalah ilmu tentang bagian-bagian bangunan dan
cara mewujudkan menjadi satu bangunan yang utuh dan kokoh. Orang yang bekerja
dibidang konstruksi disebut sebagai kontraktor.
3. Penulis memiliki ketertarikan dan berkesempatan menjadi kontraktor pada Proyek
Rancang Bangun Rumah Susun Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan dengan Judul
pembahasan pada laporan yaitu Pelaksanaan Pemasangan Panel Precast pada Fasad
Tower U
LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK
3. BAB I - PENDAHULUAN
Tujuan Kerja Praktek (KP)
1. Untuk menambah wawasan dan memberi
pengalaman praktek di bidang konstruksi.
2. Mengetahui alat bahan, metode dan tatacara
instalasi precast pada fasad.
3. Memberikan gambaran kepada pembaca tentang
kondisi dan suasana di proyek melalui
dokumentasi yang tersedia.
Batasan Masalah
Apartemen mahata tower U memiliki
4 tipikal lantai dan banyak type panel
precast untuk fasad. Penulis mengamati
pemasangat precast pada lantai tipikal
yaitu lantai 8, 9, 11 dan 13 untuk tampak
Selatan bagian dalam.
Rumusan Masalah
1. Apa itu panel precast?
2. Alat bahan dan komponen apa yang digunakan selama proses instalasi
precast pada fasad?
3. Tahapan apa yang perlu diperhatikan dalam pemasangan precast?
4. BAB II - TINJAUAN UMUM PROYEK
Perum Perumnas bersama PT. KAI mengundang sejumlah badan usaha
konstruksi milik BUMN untuk mengikuti tender proyek yang akhirnya
dimenangkan oleh PT. Brantas Abipraya (PERSERO)
LATAR BELAKANG PROYEK
Dalam proses pelaksanaan Proyek Rancang Bangun Rumah
Susun Stasiun Tanjung Barat, Perum Perumnas sebagai
owner bekerja sama secara privat dengan PT. KAI sebagai
pemilik lahan dan juga sebagai co-owner untuk
membangun hunian vertical dengan konsep Transit
Oriented Development (TOD) yang terintegrasi dengan
Stasiun Tanjung Barat dikarenakan pemerintah
menginginkan terintegrasinya tempat tinggal penduduk
dengan moda transportasi umum yang terkoneksi langsung
sehingga mengatasi kemacetan kota.
5. BAB II - TINJAUAN UMUM PROYEK
Struktur Organisasi Perusahaan
6. BAB II - TINJAUAN UMUM PROYEK
Struktur Organisasi Proyek
7. BAB III – TINJAUAN KHUSUS PROYEK
AREA PROYEK
Proyek pembangunan Rumah Susun Stasiun Tanjung Barat berada di di
Jl. Raya Lenteng Agung No. 40, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
LOKASI PROYEK
8. BAB III – TINJAUAN KHUSUS PROYEK
Data Teknis Proyek
Jenis Bangunan : Bangunan Tempat Tinggal
Jumlah Tower : 2 Tower (Tower U dan Tower I)
Jumlah Lantai : 23 Lantai Rusunami dan 29 Lantai Anami
Jumlah Unit : 1216 Unit
Luas GFA (Gross Floor Area) : Gedung : 76.867,65 m2
Stasiun : 4.465 m2
Luas Seluruh Lantai : 43.522,52 m2
Luas Fasum, Fasos, dan parkir : 5.313,13 m2
Finishing Arsitektur : PT.Unipur Kontruksi
MEP : PT.Tangguh Karya Unggul
Lift & Eskalator : PT. Prawita ( SJEC )
Jenis Kontrak : Lumsump
Nilai Kontrak : Rp.408.989.681.011,00
Periode Pelaksanaan : 18 Mei 2017 s/d 30 November 2023
No Tanggal : No.DIPROD/970/10/2017 Tanggal 17 Mei 2018
9. BAB III - TINJAUAN KHUSUS PROYEK
OWNER
Perum Perumnas
KONSULTAN MK
PT. Ciriajasa
KONTRAKTOR
PT. Brantas
Abipraya
PRECAST
PT. SARANA BETON UTAMA
PT. BRANTAS ABIPRAYA
BETON
KONSULTAN
PERENCANA
PT. Penta Rekayasa
CO-OWNER
PT. KAI
Hubungan Antar Perusahaan
Konsultan arsitektur, konsultan struktur dan ME yang berwenang membuat
gambar kerja juga masih bagian dari PT. Brantas Abipraya dan sudah di
diskusikan oleh setiap bidang konsultan yang terlibat,
10. BAB IV – PEMBAHASAN
A. Pengertian Rusunami
Rusunami merupakan suatu jenis hunian
vertikal program pemerintah yang sederhana
dan berstatus kepemilikan. Dengan para
pengguna yang menjadi pemilik utama atau
pembeli tangan pertama dari pihak pengembang
secara langsung.
Wujud fisik rusunami adalah mirip seperti
apartemen pada umumnya. Namun dikenalkan
sebagai apartemen bersubsidi. Maka karna itu
proyek tempat penulis bekerja juga sering kali
disebut sebagai Apartemen.
B. Pengertian Rusunawa
Rusunama mengharuskan pengguna
menyewa dari pengembangnya.
Rusunawa yaitu Rumah Susun Sewa,
sifat kepemilikan rusunawa tidak
permanen. Hak dan statusnya dapat
ditarik kapan saja oleh pengelola.
Selain itu, dari segi biaya pengelolaan,
rusunawa juga cenderung lebih murah
dibanding rusunami.
11. BAB IV – PEMBAHASAN
C. Fabrikasi
Fabrikasi adalah proses pengolahan bahan baku atau
bahan setengah jadi menjadi produk yang memiliki nilai
tambah dan fungsi. Fabrikasi menggunakan tenaga manusia
dan peralatan mesin industri untuk merangkai, membentuk,
dan memanipulasi bahan baku seperti plat, pipa, baja profil,
atau logam. Fabrikasi dapat menghasilkan macam-macam
produk, seperti alat produksi, struktur konstruksi, atau barang
jual
D. Fasad
Fasad atau Muka Bangunan (bahasa Prancis: façade,
dibaca [fəˈsɑːd]) adalah suatu sisi luar (eksterior) sebuah
bangunan, umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian
depan, tetapi kadang-kadang juga bagian samping dan
belakang bangunan. Kata ini berasal dari bahasa Prancis, yang
secara harfiah berarti "depan" atau "muka”.
E. Precast
Precast merupakan bagian dinding eksternal
yang dihasilkan dengan fabrikasi bahan material
beton. Precast menjadi teknologi terkini dalam
konstruksi karna lebih cepat dan praktis.
Teknologi pracetak ini dapat diterapkan pada
berbagai jenis material, yang salah satunya
adalah material beton. Fasad dari Beton pracetak
atau yang biasa disebut beton precast merupakan
Sebagian dan hampir seluruh dari elemen struktur
yang komponen pembentuknya dicetak atau
difabrikasi pada media yang telah disediakan baik
di lingkungan proyek maupun di pabrik
percetakan precast itu sendiri (SNI 7833 2012).
12. BAB IV - PEMBAHASAN
• Beban Angin Maksimal = 150 kg/m², dengan ultimate factor 1.6.
• Mutu beton kelas III = K 350
• Ketebalan = 8 cm
• Toleransi slump = 12 ± 2cm.
• Jenis semen = Ordinary Portland Cement type I.
• Jenis fine aggregate
• Ukuran coarse aggregate = 10–20 mm untuk beton.
• Penulangan besi = Deform bar 10 mm (D10) & wiremesh M6-150 (Single layer)
• Ketika dikeluarkan dari molding-nya, panel harus berumur (minimal) 18 jam, atau mutu beton sudah mencapai K-100.
• Panel akan dipasang setelah berumur minimal 3 hari setelah pengecoran, atau telah mencapai 60% dari mutu beton yang dikehendaki.
• Curing panel precast dilakukan dengan metode natural curing.
• Jarak antara dinding panel precast dan struktur = 30 + 20 mm.
• Jenis Sealant = Non Stain Paintable Polyurethane sealant (sesuai Approval yang pernah diajukan)
SPESIFIKASI TEKNIS
13. BAB IV - PEMBAHASAN
TAHAPAN PELAKSANAAN PRODUKSI PRECAST
Abipraya Beton dan juga PT. Sarana
Beton Utama memproduksi precast di
pabriknya di Subang dan area proyek
dengan total 10 pos molding yang dimana
masing masing dapat produksi 2 panel
precast dalam waktu satu stengah hari.
14. BAB IV - PEMBAHASAN
GAMBAR DETAIL PANEL TYPE TB19
Yang menjadi pembeda
antar panel yaitu hanya
posisi untuk jendela
dan ukuran sesuai
kebutuhannya saja,
selebihnya sama.
15. BAB IV - PEMBAHASAN
Metode Pemasangan Precast
Proses pemasangan panel precast
Pastikan terlebih dahulu :Jarak lantai ke lantai (floor to
floor) pada struktur sesuai dengan gambar rencana.
Perimeter struktur sudah benar. Sebelum panel dipasang,
periksa struktur (End of Structure – EoS) ke panel &
embedded.
Jarak antar kolom sesuai dengan gambar rencana.
Acuan ukuran jarak sudah benar-benar sesuai dengan
gambar
Pastikan panel precast yang akan dipasang kondisinya
bagus.
16. BAB IV - PEMBAHASAN
Alat : Bahan :
• Meteran
• Martil
• Bor
• Kateha
• Plat Brecket dan Embedded
• Dynabolt
• Angkur
• Kawat
1. Joint Survey dan Marking Posisi Perletakan Modul-Modul Panel
1. Marking pinjaman posisi horizontal
pada dinding kolom dengan ukuran
bervariasi sesuai type panel. Marking
ini sebagai acuan kelurusan secara
horizontal.
2. Marking untuk pembesian/tulangan dengan
wiremesh ø10 dua lapis pada molding sebelum
melakukan pengecoran pada panel
17. BAB IV - PEMBAHASAN
3. Marking posisi titik plat embedded yang akan dilas pada brecket sesuai
ukuran yang telah ditentukan pada struktur sesuai type panel. Ikat dengan
kawat dengan Kateha agar tidak miring.
4. Marking posisi angkur untuk lifthook yang
di tanam pada struktur dan diikat dengan
kawat sama seperti embedded.
5. Marking posisi horizontal dan vertikal pada molding
untuk jendela, dengan ukuran bervariasi sesuai type panel
yang sedang dikerjakan.
18. BAB IV - PEMBAHASAN
Tahapan Erection Precast
1. Proses pengangkatan precast
Alat :
• Tower Crane
• Sling
• Teckel
• Liftinghook panel
Teckel pada sling tower crane dikaitkan ke angkur yang
tertanam pada panel sebagai lifthook agar bisa mengangkat
panel precast dari stockyard.
precast akan dipindahkan ke chain block untuk
sementara sampai precast disetting pada
posisinya dengan waterpass
2. Setting Precast pada chainblok dan struktur
Atur posisi kestabilan panel menggunakan waterpass. Semua
penyetelan/setting precast dilakukan dengan menggunakan tackle dan
adjustable. Pasang embedded atas pada balok struktur dengan cara di bor
Alat :
• Waterpass
• Teckel
Bahan :
• Dynabolt
• Sling baja
• Chainblock
• Bor
• Adjustment
19. BAB IV - PEMBAHASAN
3. Proses Pemasangan Bracket dan Las Embeded
Embedded yang tertanam pada panel dan brecket yang ada pada balok struktur bangunan disatukan
dengan cara dilas. Dengan cara las sepanjang 18 cm, tebal las 0,5cm dan luas 11,2cm pada bagian dalam
dan luar siku-siku embedded. Dilas dengan menggunakan kawat las E60 dengan tegangan dasar Ꝺ’
430kg/cm3.
Alat :
Bahan :
• Stop kontak
• Las
• Mesin Las Listrik
• Kawat las
• Helm Las
• Brecket
Jika sudah sesuai maka tackle yang masih terkait
dapat dibuka dan dipindahkan. Jika terdapat Lifthook
yang menonjol akan dipotong karna sudah tidak
berfungsi lagi.
20. BAB IV - PEMBAHASAN
Proses Zinkromat dan Sealent
Alat : Bahan :
• Sealent gun
• Gondola
• Kuas pembersih
• Sendok semen
• Sealent
• Cat zincchromat
• Semen grouting
• backuprod
Proses Zinkromat,
Lapisi bekas las dengan cat zincchromate
agar tidak berkarat.
a) Bersihkan semua permukaan bahan lalu dilakukan pemasangan
Backuprod di sepanjang celah antar panel precast. dengan
perbandingan kedalaman : celah = 1 : 2
b) Pasang isolasi kertas atau masking tape sepanjang celah pertemuan
antar precast/nad. Isi celah antar panel precast tersebut dengan
menggunakan sealant. Fabrikasi jarak nat antar panel max 2cm
c) Test semprot sealant dengan tekanan 1 bar.
Proses sealent
21. BAB IV - PEMBAHASAN
Hasil Jadi Pemasangan
Setelah semua terpasang sempurna sesuai dengan metode pemasangannya dan
dilakukannya pengecatan, maka didapatkan bentuk dan hasil seperti ini
22. BAB V - KESIMPULAN
Kesimpulan
Setelah dilaksanakannya praktek lapangan maka didapatlah hasil pembahasan laporan seperti diatas.
Dan dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebelum pengangkatan dan stok yard, harus menunggu sampai mutu beton K-100
2. Pentingnya lifthook untuk mengailkan teckel agar panel bisa diangkat oleh
towercrane ke chainblok.
3. Setting precast dengan chainblok, pentingnya adjustment dan waterpass untuk
membuat panel tegak lurus. Lalu las embedded balok yang telah dipasang dengan
dynabolt dengan bracket panel agar menyatu.
4. Menutup celah dengan grouting sebelum dilakukannya tes sealant.
5. Permasalahan utama dan yang paling umum yaitu panel yang gompel. Proses repair
panel rusak intinya pengolesan cal-bond untuk ditambal lagi
23. BAB V - KESIMPULAN
Saran
Pada sub-bab ini penulis akan membagikan sedikit saran kepada segenap pekerja
di proyek rusun tanjung barat dan untuk para pembaca.
1. Untuk pekerka alangkah baiknya membersihkan dan merapikan puing
yang berserakan jika seluruh pekerjaan di zona tersebut telah selesai.
Serta bekerja dengan baik, jangan asal jadi
2. Untuk Perusahaan terkait, hargai para pekerja dengan membayar gaji dan
fasilitas yang seharusnya mereka terima, sehingga tidak ada pekerja yang
mogok bekerja.
3. Untuk para pembaca mohon untuk melakukan riset dan pengecekan ulang
jika ingin mempelajari dan pengambil kutipan di laporan ini, karna pasti
akan ada sedikit perbedaan metode di setiap Perusahaan.