SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 1
SINTAKSIS DAN SEMANTIK BAHASA INDONESIA
Muh. Faisal
Abd. Halik
ahan ajar cetak Unit 5 ini membahas Satuan Sintaksis dan Semantik
Bahasa Indonesia. Unit ini terdiri atas 2 subunit yaitu: (1) Sintaksis bahasa
Indonesia, dan (2) Semantik bahasa Indonesia.
Saudara, pemahaman satuan sintaksis dan semantik bahasa Indonesia
bagi guru, selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat bermanfaat dalam
pembinaan kemampuan berbahasa siswa. Sehingga, materi ini menjadi modal
awal bagi Anda yang ingin menjadi pengajar bahasa Indonesia yang baik SD,
karena dengan dikuasainya materi ini Anda telah memiliki kemampuan yang
dapat mendukung tugasnya dalam membimbing anak didiknya sehingga
semakin mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dalam kaitannya dengan materi yang lain, pemahaman mengenai
sintaksis dan semantik akan bermanfaat, karena dengan dipahaminya materi ini
akan memudahkan Anda memahami kalimat dan makna materi bahan ajar cetak.
Untuk itu, maka setelah mempelajari uni ini, Anda diharapkan mampu:
1. menjelaskan pengertian sintaksis;
2. menjelaskan pengertian frase, klausa dan kalimat;
3. mengklasifikasikan jenis frase, klausa,. dan kalimat;
4. menjelaskan pengertian semantik;
5. menjelaskan pengertian diksi;
6. menjelaskan perbedaan jenis-jenis makna;
7. membedakan perbedaan jenis-jenis perubahan makna.
Untuk mencapai kemampuan yang diharapkan di atas, maka pelajarilah
dengan baik materi yang disajikan pada setiap subunit. Setiap subunit disertai
B
Unit 5
5 - 2 Unit 5
dengan latihan/tugas. Kerjakanlah latihan/tugas itu dengan cermat, sehingga
Anda dapat mengukur sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang baru
Anda pelajari. Kalau perlu, diskusikan dengan rekan-rekan Anda yang lebih
mengerti dalam memecahkan bagian-bagian yang Anda belum pahami. Bacalah
sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan materi ini, sebagai bahan
pembanding dan penambah wawasan bagi Anda. Ingat pula, pelengkap materi
unit ini juga terdapat di internet. Bukalah internet.
Selanjutnya, ada rangkuman yang dapat membantu Anda memahami
garis besar dari uraian yang telah Anda pelajari. Pada akhir unit, juga
disediakan tes formatif. Silakan kerjakan. Periksa jawaban Anda dan cocokkan
dengan kunci jawaban.
Terakhir, tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda akan berhasil. Selamat
belajar, semoga sukses.
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 3
Subunit 1
Sintaksis
audara, kajian sintaksis bahasa Indonesia merupakan kelanjutan dari kajian
fonologi dan morfologi bahasa Indonesia yang telah Anda pelajari pada
subunit 1 sebelumnya. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Belanda syntaxis.
Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau
cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat,
klausa, dan frase (Ramlan, 2001). Tidak berbeda dengan pendapat tersebut,
Tarigan (1984) mengemukakan bahwa sintaksis adalah salah satu cabang dari
tatabahasa yang membicarakan struktur kalimat, klausa, dan frasa, misalnya:
Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan ketika nenek
Aminah sedang memasak nasik goreng
Contoh di atas dapat diklasifikasikan atas :
satu kalimat :
− Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan ketika
nenek Aminah sedang memasak nasik goreng
dua klausa :
(1) Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan;
(2) ketika nenek Aminah sedang memasak nasik goreng
enam frasa :
(1) Saya dan Ali
(2) sedang menggambar
(3) lukisan pemandangan
(4) nenek Aminah
(5) sedang memasak
(6) nasik goreng
Frase Bahasa Indonesia
Untuk memudahkan pemahaman Anda mengenai frase, perhatikan
kalimat berikut yang dicontohkan oleh Ramlan (1988).
S
5 - 4 Unit 5
Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan.
Kalimat itu terdiri dari satu klausa, yaitu Dua orang mahasiswa sedang
membaca buku baru diperpustakaan. Selanjutnya, klausa terdiri dari empat
unsur yang lebih rendah tatarannya, yaitu dua orang mahasiswa, sedang
membaca, buku baru, dan di perpustakaan. Unsur-unsur itu ada yang terdiri dari
dua kata, yakni sedang membaca, buku baru, di perpustakaan, dan ada yang
terdiri dari tiga kata, yaitu dua orang mahasiswa. Di samping itu, masing-
masing unsur itu menduduki satu fungsi. Dua orang mahasiswa menduduki
fungsi S, sedang membaca menduduki fungsi P, buku baru menempati fungsi O,
dan di perpustakaan menempati fungsi KET. Demikianlah, unsur klausa yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu merupakan
satuan gramatik yang disebut frase. Jadi, frase ialah satuan gramatik yang terdiri
dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.
Selain contoh di atas, Supriyadi, dkk. (1992) menguraikan cara mengenal
frase bahasa Indonesia seperti berikut.
Perhatikan unsur setiap fungsi yang terdapat kalimat-kalimat berikut:
(1) Saya guru. (SP)
(2) Ayah saya guru. (SP)
(3) Adik teman saya guru bahasa Indonesia. (SP)
Unsur manakah yang mempunyai fungsi S dan yang mempunyai fungsi P
pada kalimat di atas? Selanjutnya, hitunglah jumlah kata yang terdapat pada
setiap kalimat di atas. Sesuai dengan struktur fungsional ketiga kalimat itu, hasil
kerja Anda dapat digambarkan dalam bentuk tabel berikut.
No
Fungsi
S P
1 Saya guru
2
ayah saya
guru
ayah saya
3
adik teman saya guru bahasa Indonesia
adik
teman saya
guru
bahasa Indonesia
teman saya bahasa Indonesia
Berapakah jumlah kata pada masing-masing kalimat di atas? Jawabannya
jelan, bukan? Setiap kata merupakan unsur terkecil satuan sintaktik. Artinya,
dalam bidang sintaktik kata-kata tersebut tidak perlu diuraikan lagi atas unsur-
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 5
unsurnya yang lebih kecil. Mengapa? Ingat kembali struktur fonologi dan
morfologi.
Pada kalimat (2) dan (3) terdapat kelompok kata: ayah saya, adik teman
saya, teman saya, guru bahasa Indonesia, bahasa Indonesia. Kelompok tersebut
merupakan satuan gramatis, dan pembahasannya berada dalam bidang sintaksis.
Karena itu, satuan gramatis semacam itu termasuk satuan sintaktik.
Satuan sintaktik di atas ada yang menduduki fungsi S: ayah saya, adik
teman saya; fungsi P: guru bahasa Indonesia. Ada pula yang hanya menduduki
sebagian fungsi dari kalimat: teman saya (bagian S), bahasa Indonesia (bagian
P). Masing-masing tidak melewati batas fungsi, baik S maupun P. Satuan
sintaktik semacam ini disebut frase. Jadi, dapat disimpulkan bahwa frase adalah
kelompok kata yang mendududuki suatu fungsi (subjek, predikat, pelengkap,
objek, dan keterangan) dan kesatuan makna dalam kalimat.
Jenis Frase
Ramlan (1981) membagi frase berdasarkan kesetaraan distribusi
unsur unsurnya atas dua jenis, yakni frase endosentrik dan frase eksosentrik.
(1) Frase endosentrik
Frase endosentrik yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam
kalimat. Frase endosentrik terbagi atas tiga jenis:
(a) frase endosentrik koordinatif yakni frase yang unsur-unsurnya setara,
dapat dihubungkan dengan kata dan, atau, misalnya :
- rumah pekarangan
- kakek nenek
- suami isteri
(b) frase endosentrik atributif, yakni frase yang unsur-unsurnya tidak
setara sehingga tak dapat disisipkan kata penghubung dan, atau,
misalnya:
- buku baru
- sedang belajar
- belum mengajar
(c) Frase endosentrik apositif, yakni frase yang unsurnya bisa saling
menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungan dengan kata
dan dan atau
Mmisalnya:
- Almin, anak Pak Darto sedang membaca
- - ,anak Pak Darto sedang belajar
5 - 6 Unit 5
- Ahmad, - sedang belajar
(2) Frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama
dengan semua unsurnya, misalnya:
- di pasar
- ke sekolah
- dari kampung
Frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau
kategori kata, frase terdiri atas: frase nominal, frase verbal, frase ajektival,
frase, pronomina, frase numeralia. (Depdikbud, 1988).
(1) Frase verbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih
dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa.
Misalnya:
- Kapal lauat itu sudah belabuh
- Bapak saya belum pergi.
- Ibu saya sedang mencuci
(2) Frase nominal adalah dua buah kata atau lebih yang intinya dari dari
nominal atau benda dan satuan itu tidak membentuk klausa.
Misalnya:
- Kakek membeli tiga buah layang-layang.
- Amiruddin makan beberapa butir telur itik.
- Syarifuddin menjual tigapuluh kodi kayu besi
(3) Frase ajektival adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih
sedang intinya adalah ajektival (sifat) dan satuan itu tidak membentuk
klausa, misalnya:
- Ibu bapakku sangat gembira
- Baju itu sangat indah
- Mobil ferozamu baru sekali
(4) Frase pronomina adalah dua kata atau lebih yang intinya pronomina dan
hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat.
Misalnya :
- Saya sendiri akan pergi ke pasar
- Kami sekalian akan bekunjung ke Tator
- Kamu semua akan pergi studi wisata di Tator
(5) Frase numeralia adalah dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu
fungsi dalam kalimat namun satuan gramatik itu intinya pada numeralia.
Misalnya:
- Tiga buah rumah sedang terbakar
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 7
- Lima ekor ayam sedang terbang
- Sepuluh bungkus kue akan dibeli
Klausa Bahasa Indonesia
Suatu ujaran yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan keterangan,
misalnya Saya sedang makan kue di rumah merupakan sebuah klausa sekaligus
sebuah kalimat, yakni kalimat tunggal. Akan tetapi, ujaran Ibu sedang mencuci
piring ketika Ayah pulang dari pasar bukan sebuah klausa tetapi kalimat,
yakni kalimat majemuk. Hal tersebut berdasar pada definisi yang dikemukakan
oleh Kridalaksana (1982:85) bahwa “klausa adalah satuan gramatikal berupa
kelompok kata yang sekurang-kurangnya tediri dari subjek dan predikat dan
mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.” Pengertian yang sama
dikemukakan oleh Ramlan (1981:62) sebagai berikut
“Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri atas dari P,
baik disertai S, O, PEL, dan KET atau tidak. Dengan ringkas klausa
ialah (S) P (O), (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan bahwa
apa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh
ada, boleh juga tidak ada.”
Berdasarkan pengertian di atas, klausa adalah satuan gramatik yang
unsur-usurnya minimal terdiri atas Subjek-Predikat dan maksimal unsurnya
terdiri atas Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap-Keterangan
Misalnya:
- Saya makan
- Saya sedang makan nasi
- Saya sedang makan nasi kemarin
- Saya sedang memasakkan nasi kakakku
Jenis Klausa
Klausa dilihat dari segi kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi
Predikat terdiri atas klausa: nominal, klausa verbal, klausa bilangan, dan
klausa depan. ( Ramlan,1981).
(1) Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa
golongan nomina.
Misalnya:
- Ia guru IPA
- Yang dibeli pedagang itu kayu
5 - 8 Unit 5
(2) Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa
kategori verbal, dan klausa vebal terbagi atas empat jenis, yakni:
(a) Klausa verbal yang ajektif adalah klausa yang predikatnya dari kata
golongan verbal yang termasuk kategori sifat sebagai pusatnya.
Misalnya:
- Rumahnya sangat luas
- Motornya sangat mahal
- Rumahnya indah sekali
(b) Klausa verbal intransitif adalah klausa yang predikatnya dari kata
golongan kata kerja intransitif sebagai unsur intinya.
Misalnya:
- Burung merpati sedang terbang di angkasa
- Adikku sedang bermain-main di lapangan
- Pesawat Lion Air belum mendarat di Lanud Hasanuddin
(c) Klausa verbal yang aktif adalah klausa yang predikatnya dari kata
golongan verbal yang transitif sebagai unsur intinya.
Misalnya:
- Ibuku sedang mencuci piring
- Pamanku sedang mengajarkan IPS
- Guru-guruku sedang mengikuti pelatihan PIPS
(d) Klausa verbal yang reflektif adalah klausa yang predikatnya dari kata
verbal yang tergolong kata kerja reflektif.
Misalnya:
- Mereka sedang mendinginkan diri
- Anak-anak itu sedang menyelamatkan diri
- Kakek Ady telah mengobati peenyaakinya
(e) Klausa verbal yang resiprok adalah klausa yang predikatnya dari kata
golongan verbal yang termasuk kata keja resiprok.
Misalnya:
- Mereka saling melempar batu karang.
- Mereka tolong menolong di sungai
- Anak-anak itu ejek-mengejek di sekolah
(3) Klausa bilangan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa
golongan bilangan.
Misalnya:
- Kaki meja itu empat buah
- Mobil itu delapan rodanya.
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 9
- Rumah panggung itu duapuluh tiangnya
(4) Klausa depan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa depan
yang diawali kata depan sebagai penanda.
Misalnya:
- Baju dinas itu untuk pegawai pemda.
- Mobil itu dari Amerika.
- Makanan lezat itu buat adik-adikmu.
Kalimat Bahasa Indonesia
Ahli tatabahasa tradisional menyatakan bahwa kalimat adalah satuan
kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap.
Misalnya, “Saya makan nasi.” Defenisi tersebut tidak universal karena
kadangkala ada kalimat yang terdiri atas satu kata tetapi maknanya dapat
dipahami secara lengkap, misalnya Pergi! (pergi dari sini sekarang juga).
Keraf (1984:156) mendefinisikan kalimat sebagai satu bagian dari
ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan*), sedang intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap. Pengertian tersebut sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1982:72) bahwa “kalimat adalah
satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final
dan secara aktual dan potensial terdiri dari klausa. Misalnya:
- Diam!
- Amin membeli kue di pasar.
Selain pendapat tersebut, dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(1988) dinyatakan bahwa kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks
(wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan. Dalam
wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh
intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya
perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
5 - 10 Unit 5
Jenis Kalimat
Dari segi bentuk, kalimat dapat dikelompokkan atas dua jenis: (a)
kalimat tunggal dan (b) kalimat majemuk. Kedua jenis kalimat tersebut masing-
masing terbagi atas beberapa jenis. Agar lebih jelas, silakan perhatikan skema
berikut.
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola (SP,
SPO, SPOK) atau kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa.
Contoh:
- Dia pergi.
- Dia melempar mangga.
- Ahmad pergi ke pasar kemarin sore.
2. Jenis Kalimat tunggal
Jenis kalimat tunggal terdiri atas lima macam, yakni kalimat nominal,
kalimat ajektival, verbal, dan kalimat preposisional (Depdikbud, 1988). Kelima
jenis kalimat tunggal tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Kalimat nominal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata benda.
Misalnya:
- Ibuku petani sawah
Jenis
kalimat
Kalimat
Tunggal
bentuk
makna
K. Nominal
K. Verbal
K. Ajektival
K. preposisi
intransitif
ekatransitif
dwitransitif
pasif
semitransitif
berita serutanya perintah
Kalimat
Majemuk
Majemuk Setara : penambahan, berlawanan, pemilihan, sebab
Kalimat Majemuk bertingkat
Kalimat majemuk campuran
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 11
- Ayahku pegawai kantor pajak.
- Kakakku tukang kayu.
(2) Kalimat verbal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dibentuk dari kata
kerja/ verbal. Kalimat verbal terdiri atas lima macam yakni kalimat verbal
intransitif, ekatransitif, dwitransitif, semitransitif, dan pasif
(a) Kalimat intransitif adalah kalimat tunggal yang prediktnya tidak
memerlukan objek, misalya:
- Pak desa belum pergi ke kantor
- Ibunya sedang berenang di kolam
- Adik-adikku telah belajat matematika.
(b) Kalimat ekatransitif, yakni kalimat tunggal yag predikatnya hanya
memerlukan objek tanpa diikuti pelengkap.,misalnya
- Saya makan nasi goreng
- Ibu mencuci pakaian
(c) Kalimat dwitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya
memerlukan objek dan pelengkap, misalnya:
- Ali membelikan adiknya baju tadi malam
- Nurhani memasakkan nasi suaminya kemarin.
- Suwarni mendengakan neneknya bicara di kamar
(d) Kalimat semitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya dari
semitransitif, misalnya
- Alimuddin kehilangan uang milyaran kemarin
- Rumah Pak Desa kemasukan pencuri.
- Ibu Aminah kedatangan tamu dari Jakarta
(e) Kalimat pasif adalah kalimat tunggal yang predikatnya biasanya dari
kata kerja berawalan di- , misalnya
- Rumah itu dibeli oleh Pak Alimin Syahid.
- Motor itu dijual oleh Toko Mandala.
- Persoalan itu telah diselesaikan oleh Camat Makassar
(f) Kalimat ajektival yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata
sifat atau ajektival, misalnya:
- Buku bahasa Inggrisku sangat tebal,
- Rumahku besar sekali
- Keluarga itu sangat sopan dan bijaksana
(g) Kalimat preposisional yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari
kata depan atau preposisi, misalnya:
- Tempat tinggalnya di Makasar
5 - 12 Unit 5
- Beras ciliwung itu dari Sidrap
- Wesel pos ini untuk Miranda
Di samping itu, Menurt (Keraf, 1982) kalimat tunggal dilihat dari segi
maknanya dapat dikelompokkan atas empat macam, yakni:
(1) kalimat berita,
(2) kalimat tanya,
(3) kalimat perintah, dan
(4) kalimat seru.
Kalimat berita
Kalimat berita adalah kalimat yang digunakan bila kita ingin
mengutarakan suatu peristiwa atau kejadian yang kita alami dan atau yang
dialami orang lain.
Misalnya:
Ali pergi ke Jakarta kemarin.
Jalan itu sangat licin.
Saya mau berangkat ke Jakarta besok pagi.
Kalimat tanya.
Kalimat tanya, kalimat yang maksudnya atau berfungsi untuk
menanyakan sesuatu, yang di dalamnya terdapat tiga kemungkinan ciri:
(1) mengunakan intonasi tanya, dan atau
(2) menggunakan kata tanya, dan atau
(3) menggunakan partikel -kah.
Misalnya, seperti berikut.
Ibu datang?
Kapan Ibu datang?
Akankah ibu datang?
Jenis kata tanya yang biasa digunakan dalam kalimat tanya dapat
dikelompokkan menurut sifatnya, sebagai berikut:
(a) Untuk menanyakan benda/hal: apa, untuk apa, tentang apa.
Misalnya:
Apa yang kamu cari di sini?
Untuk apa kamu bekerja siang dan malam?
Tentang apa yang masih belum jelas bagimu?
(b) Untuk menanyakan manusia: siapa, dengan siapa, untuk siapa.
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 13
Misalnya:
- Siapa yang kaucari kemarin sore?
- Dengan siapa Anda pergi ke Jakarta?
- Untuk siapa Anda bekerja keras selama ini?
(c) Untuk menanyakan jumlah: berapa, berapa banyak.
Misalnya:
- Berapa buku yang Anda perlukan bulandepan?
- Berapa banyak uang yang akan kaupinjam sekarang?
(d) Untuk menanyakan pilihan: mana, yang mana,
Misalnya:
- Mana yang kausenangi, membeli baju atau celana?
- Yang mana kau pilih , belajar di Unhas atau di UNM?
(e) Untuk menanyakan tempat: di mana, ke mana, dari mana.
Misalnya:
- Di mana engkau akan tiggal bulan depan?
- Ke mana Dia akan pergi merantau?
- Dari mana Amin pergi baru sekarang kelihatan?
(f) Untuk menanyakan temporal: bila, kapan, bilamana, apabila.
Misalnya:
- Bila dia selesai studinya di UGM?
- Kapan Kamarudin menjadi dosen IPS di UNJ?
- Bilamana Hamid menyelesaikan pembangunan rumahnya?
(g) Untuk menanyakan kausalitas: mengapa, apa sebab, akibat apa.
Misalnya:
- Mengapa Anda tidak mau menjadi guru?
- Apa sebabanya Anda jarang pergi ke kampung halamannya?
- Akibat apa yang ditimbulkan jika malas belajar di masa muda?
Kalimat tanya terdiri atas tiga macam:
(1) kalimat tanya biasa: kalimat yang benar-benar menanyakan sesuatu.
(2) kalimat tanya retoris: kalimat yang menanyakan menggunakan ciri
kalimat tanya tetapi tidak perlu dijawab. Kalimat ini biasa dipakai orang
yang berpidato sebagai cara untuk menarik perhatian pendengar.
(3) kalimat yang senilai perintah: bentuknya bertanya tetapi maksudnya
menyuruh, misalnya “Apakah jendela itu bisa dibuka sekarang?”
Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang maksudnya menyuruh orang lain
melakukan sesuatu.
5 - 14 Unit 5
Misalnya:
- Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK!
- Pergilah ke sekolah!
- Carilah pekerjaan apa saja, yang penting halal.
Kalimat perintah mempunyai beberapa jenis:
(1) Suruhan
Misalnya:
- Pergi dari sini!
- Makan obat dahulubaru ke sekolah!
- Angkat segera barang itu!
(2) Permintaan
Misalnya:
- Tolong bawa surat ini ke kantor pos!
- Bisakah Anda buatkan lukisan pemandangan!
- Mohon buatkan meja kayu!
(3) Memperkenankan
Misalnya :
- Masuklah ke dalam kalau Anda perlu!
- Silakan keluarlah jika ada yang mau dibeli!
- Disilakan berangkat dahulu!
(4) Ajakan
Misalnya:
- Marilah kita istirahat sejenak!
- Mari kita bekerja sama-sama!
- Ayo kita makan sama-sama!
(5) Larangan
Misalnya :
- Jangan pergi hari ini!
- Tidak boleh pergi pada tengah malam!
- Jangan pergi ke pasar
(6) Bujukan:
Misalnya:
- Tidurlah ibu menjagamu, sayang!
- Makan bersama neneklah, nanti saya yang jaga di luar!
(7) Harapan
Misalnya:
- Mudah-mudahan Anda selamat sampai di tujuan!
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 15
- Semoga Anda sehat al afiat!
- Semoga Anda sukses selalu!
Kalimat seru
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum.
Karena rasa kagum berkaitan dengan sifat, maka kalimat seru hanya dapat
dibuat dari kalimat berita yang predikatnya adjektiva (Depdikbud, 1988).
Contoh:
- Alangkah bebasnya pergaulan mereka!
- Bukan main bodohnya anak itu!
- Sungguh cerdas anak itu!
3. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang di dalamnya terdapat lebih dari
satu pola kalimat, misalnya: SP + SP, SPO + SPO; atau kalimat yang di
dalamnya terdapat induk kalimat (diterangkan) dan anak kalimat
(menerangkan).
Contoh:
- Saya minum teh dan bapak minum kopi. (majemuk setara)
- Kami sedang makan ketika paman datang kemarin. (majemuk
bertingkat)
- Pak Bupati telah menyelenggarakan sebuah malam kesenian, yang
dimeriahkan oleh para artis nasional, serta dihadiri para pejabat
muspida. (majemuk campuran)
Kalimat majemuk menurut Keraf (1982) terdiri atas atas tiga jenis yakni:
(1) Kalimat majemuk setara
(2) Kalimat majemuk bertingkat
(3) Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara terbagi atas empat jenis: yakni kalimat
mejemuk setara penambahan, kalimat majemuk setara pemilihan, kalimat
majemuk setara perlawanan, dan kalimat majemuk setara sebab.
(a) Kalimat majemuk setara penambahan ádalah kalimat majemuk setara yang
menggunakan kata-kata penghubung: dan, lagi pula, serta. Misalnya:
- Adi belajar IPS dan Erni belajar IPA.
5 - 16 Unit 5
- Tuti sangat pintar mejahit lagi pula sangat baik budi
- Muhaimin pergi ke pasar serta pergi ke kebun pada hari ini
(b) Kalimat majemuk setara pemilihan adalah kalimat majemuk setara yang
menggunakan kata-kata pengubung atau, baik... maupun,
Misalnya:
- Engkau mau pergi ke Jakarta atau mau pergi ke Semarang?
- Pemerintah perlu meningkatkan mutu pendidikan, baik mutu
pendidikan dasar-menengah maupun mutu pendidikan tinggi.
(c) Kalimat majemuk setara perlawanan adalah kalimat majemuk setara yang
menggunakan kata penghubung: tetapi, namun, padahal.
Misalnya:
- Dia mau belajar tetapi diberi hadiah dulu.
- Meskipun sakit jantung, Ali tetap bekerja di bengkel.
- Dia kelihatan sehat padahal memiliki penyakit kronis.
- Alimuddin sering marah kepada siswanya namun demikian tidak sampai
dalam hatinya.
(d) Kalimat majemuk setara sebab-akibat adalah kalimat majemuk setara yang
menggunakan kata penghubung: sebab, karena, behubung, akiba.,
Misalnya
- Saya tidak pergi karena sakit.
- Kamaruddin tidak masuk bekerja sebab pergi ke kampungnya.
- Hutan di hulu sungai Saddang sudah rusak total, akibatnya sering banjir
di hilir
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih, satu sebagai
induk kalimat (diterangkan) dan satu sebagai anak kalimat (menerangkan).
Atau, kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu
membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola pola yang sudah
ada.
Misalnya:
- Rumah kami kosong waktu pencuri masuk.
- Pak tani yang rajin itu memberantas hama padi.
- Kebersamaan sangat penting bagi rakyat Indonesia agar negara ini
semakin maju.
Kalimat majemuk campuran
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 17
Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat yang terdiri atas sebuah
pola atasan dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurang-
kurangnya dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan (Keraf, 1981).
Misalnya:
- Universitas Negeri makassar telah melaksanakan seminar nasional
tentang peningkatan mutu pendidikan, yang dihadiri Menteri Pendidikan
Nasional, Gubernur Sulawesi Selatan, pejabat tinggi lainnya, serta
pencinta pendidikan di kota Makassar dan sekitarnya.
Bagaimana? Apakah sudah mempelajari dengan baik materi di atas?
Kalau sudah, untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi
subunit 1 ini cobalah kerjakan latihan berikut.
1. Tentukanlah berapa frase yang terdapat dalam kalimat berikut dan yang
manakah frase nominal, frase verbal ,frase numeralia, dan frase
preposisional!
Lima pejabat tinggi telah mengungjungi kantor PGSD di Parepare.
2. Perhatikan kalimat berikut, yang mana klausa nominal, klausa verbal,
klausa bilangan, dan klausa depan?
- Ayahku sedang membersihkan halaman.
- Beras kepala itu dari Banywangi.
- Kursi itu empat kakinya.
- Ibuku guru sekolah dasar
3. Tuliskan masing-masing satu contoh jenis kalimat: verbal ekatransitif,
kalimat verbal dwitransitif, kalimat verbal semitransitif, kalimat ajektival,
dan kalimat nominal!
Rambu-rambu pengerjaan latihan.
1. Untuk menyelesaikan tugas 1, akan mudah jika Anda mengikuti contoh
cara menganalisis frase yang dikemukakan oleh Ramlan dan Supriyadi
dkk. Baca kembali uraian tersebut dengan baik.
2. Tugas nomor 2 dapat Anda kerjakan jika memahami dengan baik defenisi
kalimat secara umum. Begitu pula defenisi kalimat dalam wujud lisan dan
dalam wujud tulisan. Masih ingat, bukan? Kalau belum, silakan baca
kembali.
5 - 18 Unit 5
Rangkuman
Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan
seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Frase adalah kelompok kata
yang mendududuki fungsi tertentu (subjek, predikat, pelengkap, objek, dan
keterangan) dalam kalimat. Frase dilihat dari segi hubungan distribusi unsur-
unsurnya terdiri atas frase endosentrik (atributif, koordinatif, apositif) dan
eksosentrik; frase dilihat dari segi kategori katanya terdiri atas empat macam
frase: nominal, verbal, ajektival, numeralia, fromina.
Klausa adalah satuan gramatik yang minimal terdiri atas subjek-predikat
dan maksimal terdiri atas subjek, predikat, objek, dan keterangan dan
mempunyai potensi sebagai kalimat. Klausa dilihat dari kategori kata yang
menduduki predikat terdiri atas klausa verbal (ajektif, intransitif, aktif, pasif,
dan resiprokal), klausa nominal, klausa bilangan, dan klausa depan.
Adapun kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan potensial terdiri dari
klausa. Kalimat ditinjau dari segi jumlah pola struktur dikandungnya terdiri atas
kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang
hanya terdiri atas satu pola. Sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang g
terdiri atas dua pola atau lebih. Kalimat tunggal terdiri atas beberapa jenis,
yakni kalimat nominal, kalimat verbal (intransitif, ekatransitif, dwritransitif,
semi transitif, pasif) kalimat ajektival, kalimat preposisional. Dan kalimat
tunggal ditinjau dari segi maknanya terdiri atas kalimat berita, tanya,
dankalimat seru. Adapun jenis kalimat majemuk terdiri atas dua majenis, yakni
kalimat majemuk setara (penjumlahan pertentang, pemilihan, sebab), kalimat
mejemuk bertingkat dan kalimat majemuk bertingkat.
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 19
Tes Formatif 1
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
1. Cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat,
klausa, dan frase adalah...
A. semantik
B. sintaksis ‘
C. fonetik
D. morfologi
2. Pengertian ... adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih
yang tidak melampaui batas fungsi.
A. frase’
B. klausa
C. alomorf
D. kata
3. /Burung burung itu sedang terbang ke angkasa/
Satuan gamatik di atas adalah contoh klausa...
A. Verbal yang intransitif
B. Verbal yang replektif
C. Klausa verbal aktif
D. Verbal transitif
4. Suami isteri itu sedang berbelanja
Kata-kata yang digaris bawahi pada kalimat di atas adalah ....
A. frase endosentrik apositif
B. frase eksosentrik
C. frase edndosentrik atributif
D. frase endosentrik koordinatif
5. Ali membelikan adiknya motor baru adalah jenis ....
A. Kalimat dwitaransitif.
B. Kalimat intransitif
C. Kalimat semitransitif.
D. Kalimat ekatransitif
6. Kalimat berikut yang di dalamnya terdapat frase depan adalah ...
A. Mereka datang secara tiba-tiba.
B. Mereka merupakan pasangan suami istri. “
C. Ibunya menjual kain di pasar.
D. Dia menceritakan pengalamannya yang menarik.
5 - 20 Unit 5
7. Yang mana berikut ini termasuk jenis klausa resiprokal adalah ...
A. Mereka membeli baju hijau.
B. Mahasiswa UNM sering tolong-menolong.
C. Mereka menjadi pengedar narkoba.
D. Rumah itu sangat bagus.
8. Contoh kalimat perintah yang mengandung permintaan, misalnya ...
A. Pergi dari sini!
B. Tolong bawa surat ini ke kantor pos! ’
C. Jangan pergi hari ini!
D. Marilah kita istirahat sejenak!
9. Jenis kata tanya yang menanyakan kausalitas terdapat pada kalimat...
A. Mengapa kemarin anak itu tidak hadir di sekolah? “
B. Siapa yang membawa makanan ini?
C. Apa sebabnya sehingga dia terburu-buru pergi?
D. Untuk apa mereka menanyakan persoalan itu?
10. Kalimat majemuk bertingkat terdapat pada kalimat ...
A. Pak tani memberantas hama padi.
B. Warga Indonesia banyak yang terserang virus flu burung.
C. Kebersamaan sangat penting bagi rakyat Indonesia.
D. Akibat virus SARS mewabah, kegiatan pariwisata terganggu.
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 21
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Bagaiamana? Apakah semua soal sudah Anda kerjakan. Kalau sudah,
sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit
1 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang
benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
pemahaman Anda terhadap materi subunit 1.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat! Anda
sukses! Anda dapat terus mempelajari subunit berikutnya. Bila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa. Ulangilah
mempelajari subunit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
5 - 22 Unit 5
Subunit 2
Semantik Bahasa Indonesia
audara, dalam proses berkomunikasi sehari-hari dengan orang lain tentu
perlu menggunakan kalimat dengan makna yang tepat. Di samping itu,
perlu pula memperhatikan pilihan kata atau diksi agar gasasan atau ide yang
disampaikan kepada orang lain dapat terpahami secara efektif. Bagaimana
supaya proses komunikasi tersebut dapat berjalan efektif, antara lain Anda
perlu memiliki pemahaman yang berkaitan dengan semantik bahasa Indonesia,
seperti diksi, jenis-jensi makna, dan jenis perubahan makna. Dengan memahami
bagian-bagian semantik bahasa Indonesia tersebut, Anda dapat menciptakan
komunikasi yang saling terpahami dengan jelas dan tepat. Untuk memahami apa
sesungguhnya pengertian semantik, diksi, jenis makna, dan jenis perubahan
makna, bacalah dengan saksama uraian berikut.
Semantik Bahasa Indonesia
Apa yang dimaksud dengan semantik? Keraf (1982) mengemukakan
bahwa semantik adalah bahagian dari tatabahasa yang meneliti makna dalam
bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan dari arti suatu kata.
Sedangkan Harimurti (1982) mengemukakan bahwanya, semantik adalah
bagian dari struktur bahasa yang membahas makna suatu ungkapan atau kata
atau cabang ilmu bahasa yang mengkaji antara lambang dan referennya,
misalnya kata kata kursi bereferen dengan “sebuah benda yang fungsinya
dipakai duduk dengan kaki terdiri atas empat” Berdasarkan pengertian di atas,
semantik pada dasarnya merupakan salah satu cabang lingustik yang mengkaji
terjadinya berbagai kemungkinan makna suatu kata dan pengembangannya
seiring dengan terjadinya perubahan dalam masyarakat bahasa.
Adapun aspek-aspek yang dibahas dalam bidang semantik bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut.
S
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 23
Diksi
Diksi ialah pilihan kata yang tepat untuk mengungkapakan gagasan
sehingga memperoleh efek tertentu. (KBBI,1997:233.). Diksi menyangkut
kecermatan dan ketelitian memilih sejumlah kata yang relatif sinonim dalam
konteks tertentu sehingga dapat memberikan kesan yang khusus, estetis, dan
tepat. Misalnya penggunaan kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mangkat,
pulang ke rahatullah, mampus, tutup usia, tutup mata.
Kaitannya dengan diksi atau pilihan kata, perlu dipahami dengan baik
tentang perbedaan antara :
a. Kata baku dan nonbaku
Kata baku ialah kata yang sesuai kaidah tatabahasa dan nonbaku ialah
kata yang tidak sejalan standar kaidah bahasa yang tepat, misalnya
BAKU TIDAK BAKU
rapi
imbau
andal
objek
izin
teknik
beralangan
praktik
kuitansi
konduite
persentase
apotek
kontinu
pikir
sistem
pemirsa
rapih
himbau
handal
obyek
isin
tehnik
berhalangan
praktek
kwitansi
kondite
persentase
apotik
kontinyu
fikir
sistim
pirsawan
b. Kata abstrak dan konkret
Kata abstrak adalah kata yang tidak mempunyai rujukan/objek yang jelas
secara inderawi, sedang kata konkret ialah kata yang rujukannya berupa objek
yang dapat diserap pancaindera, atau nyata, misalnya:
Abstrak : kesehatan, keadilan, dan kecintaan, dan sebaganya.
Konkret: berdiskusi, buku, pesawat terbang, dan sebagainya
5 - 24 Unit 5
c. Sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf
Pengertian kelima istilah yang ada di atas menurut Keraf (1980)
dan Tarigan (1986) adalah sebagai berikut
(1) Sinonim terbagi atas sin ‘sama’ dan onim ‘nama’. Berdasar arti
harfiah tersebut sinonim adalah kata yang tulisan dan lafalnya
berbeda namun maknanya relatif mirip atau sama.
Misalnya:
− cerdas,
− pintar,
− cakap,
− cerdik,
− pandai, dan
− mahir.
(2) Antonim terdiri atas anti ‘lawan’ dan onim ‘nama’ . Berdasar dari arti
harfiah antonim adalah kata yang tulisan dan ucapannya sama sedang
maknanya berlawanan.
Misalnya:
− besar x kecil.
− tinggi x rendah,
− kurus x gemuk,
− salah x benar,
− dan sebagainya
(3) Homograf terdiri atas homo ‘sama’ dan onim ‘nama’. Berdasar dari
arti harfiah tersebut, homograf ialah kata yang sama tulisan tetapi
berbeda ucapan dan maknanya.
Misalnya:
− mental (terpelanting) dengan mEntal (jiwa),
− dekan (ulat) dengan dEkan (pimpinan fakultas),
− tabel (keranda mayat) dengan tabEl (kolom)
(4) Homofon terdiri atas homo ‘sama’ dan fon ‘bunyi. Berdasar pada arti
harfiah tersebut, homofon adalah kata yang relatif sama bunyinya
tetapi tulisan dan maknanya berbeda.
Misalnya:
- bang (mobil) dengan bank (BRI).
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 25
(5) Homonim terdiri atas homo ‘sama’ dan onim ‘nama’ . Berdasarkan
arti harfiah tersebut homoinym adalah kata yang tulisan dan ucapan
sama tetapi maknanya berbeda.
Misalnya:
- buku I (kitab) dengan buku II (sendi bambu),
- bias (dapat) dengan bisa (racun)
Jenis-jenis Makna
Jenis makna yang dimaksud meliputi makna leksikal-gramatikal, makna
lugas-kias, dan makna denotasi-konotatif. Ketiga jenis makna tersebut diuraikan
satu per satu sebagai berikut.
a. Makna leksikal dan makna gramatikal
Makna leksikal adalah makna kata secara lepas tanpa ikatan
dengan kata yang lainnya atau kata yang belum mengalami afiksasi, atau
perulangan, misalnya makan, satu, mata, sedang makna gramatikal adalah
makna baru yang timbul akibat terjadinya pristiwa gramatika
(pengimbuhan, reduplikasi, atau pemajemukan), misalnya makanan, satu-
satu, matahari
b. Makna lugas dan kana kias
Makna lugas adalah makna yang acuannya (referen) cocok dengan
makna dasar nya, misalnya kaki (alat berjalan), mata (alat melihat). Sedang
makna kias adalah makna yang acuannya (referen) tidak sesuai dengan
acuan dasarnya.
Misalnya:
- mata-mata (penyelidik)
- kaki tangan (orang suruhan dalam hal negatif).
c. Makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah makna kata yang tidak mengandung nilai rasa
(positif atau negatif), sedangkan makna konotasi adalah makna kata yang
mengandung nilai rasa (positif atau negatif) misalnya kata pembantu, asisten
dan babu. Kata pembantu bermakna denotasi tetapi asisten dan babu
bermakna konotasi positif dan negatif.
Tarigan (1986) membagi konotasi atas dua bagian, yakni konotasi
individual dan konotasi kolektif. Konotasi kolektif dibagi atas:
5 - 26 Unit 5
(1) Konotasi baik terdiri atas konotasi tinggi dan konotasi ramah.
Misal:
- konotasi tinggi: ikhtiar, imajinasi cakrawala.
- konotasi ramah: akur, besuk, cicil.
(2) Konotasi tidak baik:
- konotasi berbahaya
Misalnya:
− longsor
− hantu
- konotasi tidak pantas.
Misalnya:
- kencing
- sundal
- konotasi tidak enak misalnya: mata duitan, mata keranjang
- knotasi kasar misalnya: buta huruf , bodoh
- konotasi keras misalnya: bobrok, kacau-balau
(3) Konotasi netral aau biasa
- konotasi bentukan sekolah misalnya: agak lumayan, pegawai negeri
- konotasi kanak-kanak, misalnya: bobo, mami, papi
Perubahan Makna
Kata tertentu biasanya mengalami perubahan makna tertentu karena
adanya perkembangan kondisi masyarakat dalam situasi tertentu. Keraf (1982)
mengemukakan perubahan makna terdiri atas enam jenis. Keenam jenis
perubahan makna tersebut dapat dilihat secara utuh dan jelas pada skema
berikut.
(1) Meluas ialah kata yang maknanya menjadi luas pemakaiannya.
Contoh:
Jenis
perubahan
makna
meluas menyempit peyoratif amelioratif asosiasi sinestasia
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 27
− ikan dahulu hanya menunjuk jenis binatang yang hidup di air tetapi
sekarang meluas menjadi lauk pauk.
− Ibu dahulu hanya menunjukkan ibu kandung tetapi sekarang juga
digunakan untuk semua perempuan dewasa
− Bapak dahulu hanya menunjukkan ayah kandung tetapi sekarang juga
digunakan untuk semua pria yang sudah dewasa
(2) Menyempit ialah kata yang maknanya semakin dan pengalami proses
penyempitan penggunaannya.
Contoh:
− berlayar dahulu hanya digunakan dalam konteks perahu yang
menggunakan layar, tetapi sekarang juga digunakan untuk kapal besi
yang menggunakan mesin atau motor.
− Sarjana dahulu haanya digunakanuntk semua orang cedekiawan tetapi
sekarang hanya utuk lulusan universitas
(3) Amelioratif berasal dari bahasa Latin melior ‘semakin baik’. Dari kata
tesebut dapat dikatakan bawah ameliorative ialah makna suatu kata yang
semakin positif atau baik.
Contoh:
- kata gendut dan gemuk. Gemuk mengalami peninggian makna dibanding
gendut.
(4) Peyoratif berasal dari bahasa Latin peyor ‘jelek’. Maka peyoratif dapat
dikatakan sebagai makna suatu kata yang mengalami penurunan nilai atau
semakin jelek.
Misalnya:
− buta dianggap lebih jelek dibandingkan tunanetra
− gelandangan dianggap lebih jelek dibandingkan tunawisma
(5) Sinestasia ialah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan
antara dua indera yang berbeda.
Misalnya:
− kata “manis” (pengecap) tetapi dapat pula dipakai pada kalimat
“Perkataannya sangat manis’ (pendengaran)
(6) Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara
makna yang lama dengan makna yang baru, misalnya kursi dapat pula
dipakai dengan makna “jabatan”.
5 - 28 Unit 5
Apakah Anda sudah mempelajari dengan baik materi subunit 2 di atas?
Kalau sudah, silakan kerjakan latihan semantik berikut untuk lebih
memantapkan pemahaman Anda terhadap materi subunit 2 ini.
a. Kapan suatu kata dapat disebut sinomin, antonim, homofon, homograf dan
homonim?, Jelaskan disertai contoh!
b. Yang mana sajakah kata-kata berikut yang bermakna kias pada kalmat
berikut dan bermakna kias? Tentukan lalu keukakan alasannya
- Meja hijau sangat murah
- Kaki tangan dia semakin lincah bergerak
- Amrullah adalah kaki tangan Penjajah
- Baru dua bulan di tempat basah sudah beli mobil.
- Hati-hati berjalan di tempat basah
c. Dari suatu waktu ke waktu berikutnya, suatu kata relatif mengalami
perkembang-an atau perubahan makna. Ada sejumah kata yang mengalami
proses perubahan: menyempit, meluas, peyoratif, amelioratif, sinetasia, dn
asosiasi. Jelaskan jenis-jenis perubahan makna tersebut disertai contoh
yang tepat.
Rambu-rambu pengerjaan latihan.
1. Agar pekerjaan Anda bisa benar mengerjakan latihan bagian pertama,
perhatikan arti harfiah dan karakteristik yang menandai sinonim, antonim,
homofon, homograf, homofon secara tepat.
2. Sebelum Anda mengerjakan latihan bagian kedua, pahami da cermati
dengan baik dasar-dasar yang melandasi terjadinya berbagi jenis makna
leksikal-gramatikal, lugas-kias, denotatif-konotatif, baik secara internal
maupun eksternal.
3. Jika Anda akan mengerjakan latihan bagian ketiga, jangan lupa memahami
pengertian inti atau karakteristik yang membedakan setiap jenis perubahan
makna yang Anda akan kerjakan.
Rangkuman
Semantik bahasa Indonesia merupakan bagian dari tatabahasa yang
mengkaji makna suatu kata dan perubahan atau pengembangan makna kata
yang mungkin terjadi. Bagian-bagian yang dibahas dalam bidang semantik
meliputi diksi, jenis makna, dan perubahan makna. Diksi menyangkut: kata
baku-nonbaku, kata konkret-abstrak, sinonim, antnim, homofon, homograf, dan
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 29
homonim. Jenis makna meliputi makna leksikal-gramatikal, makna lugas-kias,
makna denotatif-konotatif. Sedang perubahan makna meliputi: menyempit,
meluas, peyoratif, amelioratif, sinestasia, asosiasi.
Tes Formatif 2
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
1. Kata-kata yang sama tulisan tetapi makna dan lafalnya berbeda adalah
adalah...
A. homonim
B. homograf
C. homofon
D. sinonim
2. Kata –kata yang merupakan contoh homofon berikut adalah …
A. Bang - bank
B. Teras - TEras
C. Tepat - benar
D. Tinggi - Rendah
3. Kata yang mengalami perubahan makna yang semakin bagus atau positif
disebut ...
A. Sinestasia
B. Peyoratif
C. Asosiasi
D. amelioratif
4. Bisa I (racun) bisa II (dapat) adalah contoh...
A. Homofon
B. Homograf
C. Homonim
D. Antonim
5. Kata yang maknanya yang tidak lagi merujuk kepada referen sebenarnya
tetapi merujuk pada makna yang bersifat pengembangan dari makna
dasarnya adalah kata yang ...
A. bermakna lugas
B. bermakna leksikal
C. bermakna denotative
D. bermakna kias
5 - 30 Unit 5
6. Yang termasuk contoh kata-kata yang baku berikut ini adalah…
A. prosentase, apotek, sistem.
B. alangan, sila, imbau
C. tehnik, azaz, ijasah
D. jaman, sakat, andal
7. Kata yang belum mengamali afiksasi, reduplikasi atau pemajemukan seperti
lari, minum, duduk berkaian dengan...
A. makna gramatikal
B. makna leksikal
C. makna lugas
D. makna denotatif
8. Pilih memilih kata di antara beberapa kata yang sinonim untuk memperoleh
kesan yang estetis atau tepat atau kesan tertentu adalah berkaitan dengan…
A. Antonim
B. gaya bahasa
C. diksi
D. asosiasi
9. Makna kata yang timbul sesudah mengalami penambahan awalan atau
akhiran seperti makanan, memakan disebut...
A. Makna gramatikal
B. Makna leksikal
C. Makna denotatif
D. Makna lugas
10. Ucapanmu sungguh menyayat-nyayat hatiku
Kata menyayat-nyayat pada kalimat di atas adalah contoh kaya yang
berkaitan dengan….
A. sinestasi .
B. amelioratif
C. asosiasi
D. peyoratif.
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 31
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Bagaiamana? Apakah semua soal sudah Anda kerjakan? Kalau sudah,
sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif unit 5
ini yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang
benar, lalu gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
pemahaman Anda terhadap materi subunit 2.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat! Anda
sukses! Anda dapat terus mempelajari subunit berikutnya. Bila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa. Ulangilah
mempelajari subunit 2, terutama bagian yang belum Anda pahami.
5 - 32 Unit 5
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1. B:
2. A:
3. A:
4. D:
5. A:
6. C:
7. B:
8. B:
9. A:
10.D:
Sintaksis adalah cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan
seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau
lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
Verbal yang intransitif karena klausa verbal intransitif adalah
klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja intransitif
sebagai unsur intinya (sedang terbang).
Frase endosentrik koordinatif karena frase suami isteri unsur-
unsurnya setara dan dapat dihubungkan dengan kata dan, atau.
Kalimat dwitaransitif karena kalimta Ali membelikan adiknya
motor baru adalah kalimat tunggal yang predikatnya memerlukan
objek dan pelengkap.
Ibunya menjual kain di pasar kalimat yang di dalamnya terdapat
frase depan yaitu di.
Mahasiswa UNM sering tolong-menolong termasuk jenis klausa
resiprokal karena predikatnya dari kata golongan verbal yang
termasuk kata keja resiprok.
Kalimat perintah yang mengandung permintaan (Tolong bawa
surat ini ke kantor pos!)
Jenis kata tanya yang menanyakan kausalitas terdapat pada
kalimat Mengapa kemarin anak itu tidak hadir di sekolah? Untuk
menanyakan kausalitas digunakan kata mengapa, apa sebab,
akibat apa.
Kalimat majemuk beringkat adalah kalimat yang terdiri atas dua
pola kalimat atau lebih, satu sebagai induk kalimat (diterangkan)
dan satu sebagai anak kalimat (menerangkan). Atau, kalimat
tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu
membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola
pola yang sudah ada.
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 33
Tes Formatif 2
1. B:
2. A:
3. D:
4. C:
5. D:
6. B:
7. B:
8. C:
9. A:
10. A:
Homograf: kata-kata yang sama tulisan tetapi makna dan
lafalnya berbeda.
Kata yang relatif sama bunyinya tetapi tulisan dan maknanya
berbeda (homofon).
Amelioratif, kata yang mengalami perubahan makna yang
semakin bagus atau positif disebut ...
Homonim: kata yang tulisan dan ucapan sama tetapi
maknanya berbeda.
Kata yang maknanya yang tidak lagi merujuk kepada referen
sebenarnya tetapi merujuk pada makna yang bersifat
pengembangan dari makna dasarnya adalah kata yang
bermakna kias.
Yang termasuk contoh kata-kata yang baku berikut ini adalah
alangan, sila, imbau (sudah jelas).
Makna leksikal adalah makna kata yang belum mengamali
afiksasi, reduplikasi atau pemajemukan.
Pilih memilih kata di antara beberapa kata yang sinonim
untuk memperoleh kesan yang estetis atau tepat atau kesan
tertentu adalah berkaitan dengan diksi.
Makna kata yang timbul sesudah mengalami penambahan
awalan atau akhiran disebut makna gramatikal (sebaliknya
leksikal).
Sinestasia ialah perubahan makna yang terjadi akibat
pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda.
5 - 34 Unit 5
Glosarium
preposisi
afiks
verbal
reduplikasi
afiksasi
inovatif
sufiks
morf
prefiks
linguistik
internal
afiksasi
referen
reduplikasi
eksternal
pemajemukan
baku
ikhtiar
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
kata depan
tentang imbuhan
kata yang tidak bisa diawali kata sangat /kata kerja
pengulanga kata asal tertentu
proses atau hasil penambahan afiks pada kata dasar
bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru
akhiran seperti -an, -kan
anggota morfem yang belum ditentukan distribusnya
awalan seperti meN-, ber-
ilmu bahasa; telahasa secara ilmiah
masalah ke dalam
proses pengimbuhan awalan, akhiran, konfiks
unsur luar bahasa yang ditunuk oleh unsur bahasa,
benda yang disebut ‘rumah’ adalah referen dar kata
rumah
proses atau hasl perulangan kata atau unsur kata
bersangkut paut dengan hal-hal luar
proses penggabungan dua bentuk kata mejadi suatu
kesatuan makna
tolok ukur yang berlaku untuk untuk kuantitas atau
kalitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
standar
upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai hasil
yang lebih baik
Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 35
Daftar Pustaka
Alwasilah, Abd. Chedar. 1983. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung:Angkasa
Badudu, J.S. 1980. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia Jakarta: Bandung Angkasa
__________ 1982. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:Gramedia.
Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Keraf, Gorys. 1982. Tatabahasa Indonesia. EndeFlores: Nusa Indah
Kridalaksana. H. 1982. Kamus Lingistik, Jakarta: Gramedia
Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: C.V.
Karyono.
Sartuni, Rasyid, dkk. 1984. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Nina Dinamika
Supriyadi, dkk. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 4. Jakarta:
Depdiknas
Tarigan, Djago & Sulistyaningsih, L.S. 1979. Analisis Kesalahan Berbahasa.
Jakarta; Depdikbud
Tarigan, Hendry Guntur, 1986. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
5 - 36 Unit 5

More Related Content

What's hot

ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIArief Kurniatama
 
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnAnalisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnHariyatunnisa Ahmad
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Lela Warni
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKcandraabdillah1
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulistyaarahman
 
Hakikat Bahasa Indonesia
Hakikat Bahasa IndonesiaHakikat Bahasa Indonesia
Hakikat Bahasa Indonesia1231011994
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapAchmad Anang Aswanto
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
 
Landasan historis kurikulum
Landasan historis kurikulumLandasan historis kurikulum
Landasan historis kurikulumUlfia Rahmi
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
Pengantar Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Pengantar Mata Kuliah Bahasa IndonesiaPengantar Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Pengantar Mata Kuliah Bahasa IndonesiaSusriInarti1
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiAnnisa Ikhsanah
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDdodikdomek
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraMuhammadIqbal169
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsiMohammad Nawawi
 
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013Jhon Nahak
 
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 JurnalAnotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 JurnalDedy Wiranto
 

What's hot (20)

ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnAnalisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
 
Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran BerbicaraPembelajaran Berbicara
Pembelajaran Berbicara
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
 
Pembelajaran Membaca
Pembelajaran MembacaPembelajaran Membaca
Pembelajaran Membaca
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulis
 
Hakikat Bahasa Indonesia
Hakikat Bahasa IndonesiaHakikat Bahasa Indonesia
Hakikat Bahasa Indonesia
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalahSejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
 
Landasan historis kurikulum
Landasan historis kurikulumLandasan historis kurikulum
Landasan historis kurikulum
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Pengantar Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Pengantar Mata Kuliah Bahasa IndonesiaPengantar Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Pengantar Mata Kuliah Bahasa Indonesia
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
 
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
 
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 JurnalAnotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
 

Similar to Sintaksis dan Semantik

Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaMakalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
Sintaksis 1 jadi
Sintaksis 1 jadiSintaksis 1 jadi
Sintaksis 1 jadirizuki_jung
 
(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohmantaufiq99
 
Kalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektifKalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektifTitikbudiarti
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaChoirul Abidin
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaChoirul Abidin
 
Bab iv tata kalimat
Bab iv tata kalimatBab iv tata kalimat
Bab iv tata kalimatmudanp.com
 
Dian yuni lestari power point xii ips 2
Dian yuni lestari power point xii ips 2Dian yuni lestari power point xii ips 2
Dian yuni lestari power point xii ips 2Paarief Udin
 
Dian yuni lestari power point xii ips 2
Dian yuni lestari power point xii ips 2Dian yuni lestari power point xii ips 2
Dian yuni lestari power point xii ips 2Paarief Udin
 
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.pdf
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.pdfFrasa dan Ciri-Ciri Frasa.pdf
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.pdfZukét Printing
 
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.doc
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.docFrasa dan Ciri-Ciri Frasa.doc
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.docZukét Printing
 
makalah tugas 4 TIK
makalah tugas  4 TIK makalah tugas  4 TIK
makalah tugas 4 TIK distynanda
 
Proposal linguistik
Proposal linguistikProposal linguistik
Proposal linguistikYeti Dwi
 
Dr ton sintaksis
Dr ton sintaksisDr ton sintaksis
Dr ton sintaksisShah Raider
 

Similar to Sintaksis dan Semantik (20)

Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaMakalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Sintaksis 1 jadi
Sintaksis 1 jadiSintaksis 1 jadi
Sintaksis 1 jadi
 
(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman
 
Kalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektifKalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektif
 
Frase bahasa indonesia
Frase bahasa indonesiaFrase bahasa indonesia
Frase bahasa indonesia
 
TATAP MUKA KE 2.pptx
TATAP MUKA KE 2.pptxTATAP MUKA KE 2.pptx
TATAP MUKA KE 2.pptx
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Bab iv tata kalimat
Bab iv tata kalimatBab iv tata kalimat
Bab iv tata kalimat
 
Dian yuni lestari power point xii ips 2
Dian yuni lestari power point xii ips 2Dian yuni lestari power point xii ips 2
Dian yuni lestari power point xii ips 2
 
Dian yuni lestari power point xii ips 2
Dian yuni lestari power point xii ips 2Dian yuni lestari power point xii ips 2
Dian yuni lestari power point xii ips 2
 
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.pdf
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.pdfFrasa dan Ciri-Ciri Frasa.pdf
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.pdf
 
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.doc
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.docFrasa dan Ciri-Ciri Frasa.doc
Frasa dan Ciri-Ciri Frasa.doc
 
makalah tugas 4 TIK
makalah tugas  4 TIK makalah tugas  4 TIK
makalah tugas 4 TIK
 
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docxPraktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
 
Proposal linguistik
Proposal linguistikProposal linguistik
Proposal linguistik
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Dr ton sintaksis
Dr ton sintaksisDr ton sintaksis
Dr ton sintaksis
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
 

More from Yohanes Sangkang

Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014Yohanes Sangkang
 
Laporan Individu KKN Unib Periode 73 Pengenalan pramuka pada siswa sekolah dasa1
Laporan Individu KKN Unib Periode 73 Pengenalan pramuka pada siswa sekolah dasa1Laporan Individu KKN Unib Periode 73 Pengenalan pramuka pada siswa sekolah dasa1
Laporan Individu KKN Unib Periode 73 Pengenalan pramuka pada siswa sekolah dasa1Yohanes Sangkang
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluYohanes Sangkang
 
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkuluLaporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkuluYohanes Sangkang
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)Yohanes Sangkang
 
Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69Yohanes Sangkang
 

More from Yohanes Sangkang (10)

Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
 
Laporan Individu KKN Unib Periode 73 Pengenalan pramuka pada siswa sekolah dasa1
Laporan Individu KKN Unib Periode 73 Pengenalan pramuka pada siswa sekolah dasa1Laporan Individu KKN Unib Periode 73 Pengenalan pramuka pada siswa sekolah dasa1
Laporan Individu KKN Unib Periode 73 Pengenalan pramuka pada siswa sekolah dasa1
 
Pendekatan ctl
Pendekatan ctlPendekatan ctl
Pendekatan ctl
 
Resiko usaha
Resiko usahaResiko usaha
Resiko usaha
 
Keputusan bersama sd
Keputusan bersama sdKeputusan bersama sd
Keputusan bersama sd
 
Metode simulasi
Metode simulasiMetode simulasi
Metode simulasi
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
 
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkuluLaporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
 
Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69
 

Sintaksis dan Semantik

  • 1. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 1 SINTAKSIS DAN SEMANTIK BAHASA INDONESIA Muh. Faisal Abd. Halik ahan ajar cetak Unit 5 ini membahas Satuan Sintaksis dan Semantik Bahasa Indonesia. Unit ini terdiri atas 2 subunit yaitu: (1) Sintaksis bahasa Indonesia, dan (2) Semantik bahasa Indonesia. Saudara, pemahaman satuan sintaksis dan semantik bahasa Indonesia bagi guru, selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan berbahasa siswa. Sehingga, materi ini menjadi modal awal bagi Anda yang ingin menjadi pengajar bahasa Indonesia yang baik SD, karena dengan dikuasainya materi ini Anda telah memiliki kemampuan yang dapat mendukung tugasnya dalam membimbing anak didiknya sehingga semakin mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam kaitannya dengan materi yang lain, pemahaman mengenai sintaksis dan semantik akan bermanfaat, karena dengan dipahaminya materi ini akan memudahkan Anda memahami kalimat dan makna materi bahan ajar cetak. Untuk itu, maka setelah mempelajari uni ini, Anda diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian sintaksis; 2. menjelaskan pengertian frase, klausa dan kalimat; 3. mengklasifikasikan jenis frase, klausa,. dan kalimat; 4. menjelaskan pengertian semantik; 5. menjelaskan pengertian diksi; 6. menjelaskan perbedaan jenis-jenis makna; 7. membedakan perbedaan jenis-jenis perubahan makna. Untuk mencapai kemampuan yang diharapkan di atas, maka pelajarilah dengan baik materi yang disajikan pada setiap subunit. Setiap subunit disertai B Unit 5
  • 2. 5 - 2 Unit 5 dengan latihan/tugas. Kerjakanlah latihan/tugas itu dengan cermat, sehingga Anda dapat mengukur sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang baru Anda pelajari. Kalau perlu, diskusikan dengan rekan-rekan Anda yang lebih mengerti dalam memecahkan bagian-bagian yang Anda belum pahami. Bacalah sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan materi ini, sebagai bahan pembanding dan penambah wawasan bagi Anda. Ingat pula, pelengkap materi unit ini juga terdapat di internet. Bukalah internet. Selanjutnya, ada rangkuman yang dapat membantu Anda memahami garis besar dari uraian yang telah Anda pelajari. Pada akhir unit, juga disediakan tes formatif. Silakan kerjakan. Periksa jawaban Anda dan cocokkan dengan kunci jawaban. Terakhir, tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda akan berhasil. Selamat belajar, semoga sukses.
  • 3. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 3 Subunit 1 Sintaksis audara, kajian sintaksis bahasa Indonesia merupakan kelanjutan dari kajian fonologi dan morfologi bahasa Indonesia yang telah Anda pelajari pada subunit 1 sebelumnya. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001). Tidak berbeda dengan pendapat tersebut, Tarigan (1984) mengemukakan bahwa sintaksis adalah salah satu cabang dari tatabahasa yang membicarakan struktur kalimat, klausa, dan frasa, misalnya: Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan ketika nenek Aminah sedang memasak nasik goreng Contoh di atas dapat diklasifikasikan atas : satu kalimat : − Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan ketika nenek Aminah sedang memasak nasik goreng dua klausa : (1) Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan; (2) ketika nenek Aminah sedang memasak nasik goreng enam frasa : (1) Saya dan Ali (2) sedang menggambar (3) lukisan pemandangan (4) nenek Aminah (5) sedang memasak (6) nasik goreng Frase Bahasa Indonesia Untuk memudahkan pemahaman Anda mengenai frase, perhatikan kalimat berikut yang dicontohkan oleh Ramlan (1988). S
  • 4. 5 - 4 Unit 5 Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan. Kalimat itu terdiri dari satu klausa, yaitu Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru diperpustakaan. Selanjutnya, klausa terdiri dari empat unsur yang lebih rendah tatarannya, yaitu dua orang mahasiswa, sedang membaca, buku baru, dan di perpustakaan. Unsur-unsur itu ada yang terdiri dari dua kata, yakni sedang membaca, buku baru, di perpustakaan, dan ada yang terdiri dari tiga kata, yaitu dua orang mahasiswa. Di samping itu, masing- masing unsur itu menduduki satu fungsi. Dua orang mahasiswa menduduki fungsi S, sedang membaca menduduki fungsi P, buku baru menempati fungsi O, dan di perpustakaan menempati fungsi KET. Demikianlah, unsur klausa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu merupakan satuan gramatik yang disebut frase. Jadi, frase ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Selain contoh di atas, Supriyadi, dkk. (1992) menguraikan cara mengenal frase bahasa Indonesia seperti berikut. Perhatikan unsur setiap fungsi yang terdapat kalimat-kalimat berikut: (1) Saya guru. (SP) (2) Ayah saya guru. (SP) (3) Adik teman saya guru bahasa Indonesia. (SP) Unsur manakah yang mempunyai fungsi S dan yang mempunyai fungsi P pada kalimat di atas? Selanjutnya, hitunglah jumlah kata yang terdapat pada setiap kalimat di atas. Sesuai dengan struktur fungsional ketiga kalimat itu, hasil kerja Anda dapat digambarkan dalam bentuk tabel berikut. No Fungsi S P 1 Saya guru 2 ayah saya guru ayah saya 3 adik teman saya guru bahasa Indonesia adik teman saya guru bahasa Indonesia teman saya bahasa Indonesia Berapakah jumlah kata pada masing-masing kalimat di atas? Jawabannya jelan, bukan? Setiap kata merupakan unsur terkecil satuan sintaktik. Artinya, dalam bidang sintaktik kata-kata tersebut tidak perlu diuraikan lagi atas unsur-
  • 5. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 5 unsurnya yang lebih kecil. Mengapa? Ingat kembali struktur fonologi dan morfologi. Pada kalimat (2) dan (3) terdapat kelompok kata: ayah saya, adik teman saya, teman saya, guru bahasa Indonesia, bahasa Indonesia. Kelompok tersebut merupakan satuan gramatis, dan pembahasannya berada dalam bidang sintaksis. Karena itu, satuan gramatis semacam itu termasuk satuan sintaktik. Satuan sintaktik di atas ada yang menduduki fungsi S: ayah saya, adik teman saya; fungsi P: guru bahasa Indonesia. Ada pula yang hanya menduduki sebagian fungsi dari kalimat: teman saya (bagian S), bahasa Indonesia (bagian P). Masing-masing tidak melewati batas fungsi, baik S maupun P. Satuan sintaktik semacam ini disebut frase. Jadi, dapat disimpulkan bahwa frase adalah kelompok kata yang mendududuki suatu fungsi (subjek, predikat, pelengkap, objek, dan keterangan) dan kesatuan makna dalam kalimat. Jenis Frase Ramlan (1981) membagi frase berdasarkan kesetaraan distribusi unsur unsurnya atas dua jenis, yakni frase endosentrik dan frase eksosentrik. (1) Frase endosentrik Frase endosentrik yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat. Frase endosentrik terbagi atas tiga jenis: (a) frase endosentrik koordinatif yakni frase yang unsur-unsurnya setara, dapat dihubungkan dengan kata dan, atau, misalnya : - rumah pekarangan - kakek nenek - suami isteri (b) frase endosentrik atributif, yakni frase yang unsur-unsurnya tidak setara sehingga tak dapat disisipkan kata penghubung dan, atau, misalnya: - buku baru - sedang belajar - belum mengajar (c) Frase endosentrik apositif, yakni frase yang unsurnya bisa saling menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungan dengan kata dan dan atau Mmisalnya: - Almin, anak Pak Darto sedang membaca - - ,anak Pak Darto sedang belajar
  • 6. 5 - 6 Unit 5 - Ahmad, - sedang belajar (2) Frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya, misalnya: - di pasar - ke sekolah - dari kampung Frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frase terdiri atas: frase nominal, frase verbal, frase ajektival, frase, pronomina, frase numeralia. (Depdikbud, 1988). (1) Frase verbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa. Misalnya: - Kapal lauat itu sudah belabuh - Bapak saya belum pergi. - Ibu saya sedang mencuci (2) Frase nominal adalah dua buah kata atau lebih yang intinya dari dari nominal atau benda dan satuan itu tidak membentuk klausa. Misalnya: - Kakek membeli tiga buah layang-layang. - Amiruddin makan beberapa butir telur itik. - Syarifuddin menjual tigapuluh kodi kayu besi (3) Frase ajektival adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih sedang intinya adalah ajektival (sifat) dan satuan itu tidak membentuk klausa, misalnya: - Ibu bapakku sangat gembira - Baju itu sangat indah - Mobil ferozamu baru sekali (4) Frase pronomina adalah dua kata atau lebih yang intinya pronomina dan hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat. Misalnya : - Saya sendiri akan pergi ke pasar - Kami sekalian akan bekunjung ke Tator - Kamu semua akan pergi studi wisata di Tator (5) Frase numeralia adalah dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat namun satuan gramatik itu intinya pada numeralia. Misalnya: - Tiga buah rumah sedang terbakar
  • 7. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 7 - Lima ekor ayam sedang terbang - Sepuluh bungkus kue akan dibeli Klausa Bahasa Indonesia Suatu ujaran yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan keterangan, misalnya Saya sedang makan kue di rumah merupakan sebuah klausa sekaligus sebuah kalimat, yakni kalimat tunggal. Akan tetapi, ujaran Ibu sedang mencuci piring ketika Ayah pulang dari pasar bukan sebuah klausa tetapi kalimat, yakni kalimat majemuk. Hal tersebut berdasar pada definisi yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1982:85) bahwa “klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya tediri dari subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.” Pengertian yang sama dikemukakan oleh Ramlan (1981:62) sebagai berikut “Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri atas dari P, baik disertai S, O, PEL, dan KET atau tidak. Dengan ringkas klausa ialah (S) P (O), (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.” Berdasarkan pengertian di atas, klausa adalah satuan gramatik yang unsur-usurnya minimal terdiri atas Subjek-Predikat dan maksimal unsurnya terdiri atas Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap-Keterangan Misalnya: - Saya makan - Saya sedang makan nasi - Saya sedang makan nasi kemarin - Saya sedang memasakkan nasi kakakku Jenis Klausa Klausa dilihat dari segi kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi Predikat terdiri atas klausa: nominal, klausa verbal, klausa bilangan, dan klausa depan. ( Ramlan,1981). (1) Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa golongan nomina. Misalnya: - Ia guru IPA - Yang dibeli pedagang itu kayu
  • 8. 5 - 8 Unit 5 (2) Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa kategori verbal, dan klausa vebal terbagi atas empat jenis, yakni: (a) Klausa verbal yang ajektif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kategori sifat sebagai pusatnya. Misalnya: - Rumahnya sangat luas - Motornya sangat mahal - Rumahnya indah sekali (b) Klausa verbal intransitif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja intransitif sebagai unsur intinya. Misalnya: - Burung merpati sedang terbang di angkasa - Adikku sedang bermain-main di lapangan - Pesawat Lion Air belum mendarat di Lanud Hasanuddin (c) Klausa verbal yang aktif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang transitif sebagai unsur intinya. Misalnya: - Ibuku sedang mencuci piring - Pamanku sedang mengajarkan IPS - Guru-guruku sedang mengikuti pelatihan PIPS (d) Klausa verbal yang reflektif adalah klausa yang predikatnya dari kata verbal yang tergolong kata kerja reflektif. Misalnya: - Mereka sedang mendinginkan diri - Anak-anak itu sedang menyelamatkan diri - Kakek Ady telah mengobati peenyaakinya (e) Klausa verbal yang resiprok adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kata keja resiprok. Misalnya: - Mereka saling melempar batu karang. - Mereka tolong menolong di sungai - Anak-anak itu ejek-mengejek di sekolah (3) Klausa bilangan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa golongan bilangan. Misalnya: - Kaki meja itu empat buah - Mobil itu delapan rodanya.
  • 9. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 9 - Rumah panggung itu duapuluh tiangnya (4) Klausa depan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa depan yang diawali kata depan sebagai penanda. Misalnya: - Baju dinas itu untuk pegawai pemda. - Mobil itu dari Amerika. - Makanan lezat itu buat adik-adikmu. Kalimat Bahasa Indonesia Ahli tatabahasa tradisional menyatakan bahwa kalimat adalah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Misalnya, “Saya makan nasi.” Defenisi tersebut tidak universal karena kadangkala ada kalimat yang terdiri atas satu kata tetapi maknanya dapat dipahami secara lengkap, misalnya Pergi! (pergi dari sini sekarang juga). Keraf (1984:156) mendefinisikan kalimat sebagai satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan*), sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap. Pengertian tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1982:72) bahwa “kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan potensial terdiri dari klausa. Misalnya: - Diam! - Amin membeli kue di pasar. Selain pendapat tersebut, dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dinyatakan bahwa kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
  • 10. 5 - 10 Unit 5 Jenis Kalimat Dari segi bentuk, kalimat dapat dikelompokkan atas dua jenis: (a) kalimat tunggal dan (b) kalimat majemuk. Kedua jenis kalimat tersebut masing- masing terbagi atas beberapa jenis. Agar lebih jelas, silakan perhatikan skema berikut. 1. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola (SP, SPO, SPOK) atau kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa. Contoh: - Dia pergi. - Dia melempar mangga. - Ahmad pergi ke pasar kemarin sore. 2. Jenis Kalimat tunggal Jenis kalimat tunggal terdiri atas lima macam, yakni kalimat nominal, kalimat ajektival, verbal, dan kalimat preposisional (Depdikbud, 1988). Kelima jenis kalimat tunggal tersebut adalah sebagai berikut. (1) Kalimat nominal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata benda. Misalnya: - Ibuku petani sawah Jenis kalimat Kalimat Tunggal bentuk makna K. Nominal K. Verbal K. Ajektival K. preposisi intransitif ekatransitif dwitransitif pasif semitransitif berita serutanya perintah Kalimat Majemuk Majemuk Setara : penambahan, berlawanan, pemilihan, sebab Kalimat Majemuk bertingkat Kalimat majemuk campuran
  • 11. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 11 - Ayahku pegawai kantor pajak. - Kakakku tukang kayu. (2) Kalimat verbal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dibentuk dari kata kerja/ verbal. Kalimat verbal terdiri atas lima macam yakni kalimat verbal intransitif, ekatransitif, dwitransitif, semitransitif, dan pasif (a) Kalimat intransitif adalah kalimat tunggal yang prediktnya tidak memerlukan objek, misalya: - Pak desa belum pergi ke kantor - Ibunya sedang berenang di kolam - Adik-adikku telah belajat matematika. (b) Kalimat ekatransitif, yakni kalimat tunggal yag predikatnya hanya memerlukan objek tanpa diikuti pelengkap.,misalnya - Saya makan nasi goreng - Ibu mencuci pakaian (c) Kalimat dwitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya memerlukan objek dan pelengkap, misalnya: - Ali membelikan adiknya baju tadi malam - Nurhani memasakkan nasi suaminya kemarin. - Suwarni mendengakan neneknya bicara di kamar (d) Kalimat semitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya dari semitransitif, misalnya - Alimuddin kehilangan uang milyaran kemarin - Rumah Pak Desa kemasukan pencuri. - Ibu Aminah kedatangan tamu dari Jakarta (e) Kalimat pasif adalah kalimat tunggal yang predikatnya biasanya dari kata kerja berawalan di- , misalnya - Rumah itu dibeli oleh Pak Alimin Syahid. - Motor itu dijual oleh Toko Mandala. - Persoalan itu telah diselesaikan oleh Camat Makassar (f) Kalimat ajektival yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata sifat atau ajektival, misalnya: - Buku bahasa Inggrisku sangat tebal, - Rumahku besar sekali - Keluarga itu sangat sopan dan bijaksana (g) Kalimat preposisional yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata depan atau preposisi, misalnya: - Tempat tinggalnya di Makasar
  • 12. 5 - 12 Unit 5 - Beras ciliwung itu dari Sidrap - Wesel pos ini untuk Miranda Di samping itu, Menurt (Keraf, 1982) kalimat tunggal dilihat dari segi maknanya dapat dikelompokkan atas empat macam, yakni: (1) kalimat berita, (2) kalimat tanya, (3) kalimat perintah, dan (4) kalimat seru. Kalimat berita Kalimat berita adalah kalimat yang digunakan bila kita ingin mengutarakan suatu peristiwa atau kejadian yang kita alami dan atau yang dialami orang lain. Misalnya: Ali pergi ke Jakarta kemarin. Jalan itu sangat licin. Saya mau berangkat ke Jakarta besok pagi. Kalimat tanya. Kalimat tanya, kalimat yang maksudnya atau berfungsi untuk menanyakan sesuatu, yang di dalamnya terdapat tiga kemungkinan ciri: (1) mengunakan intonasi tanya, dan atau (2) menggunakan kata tanya, dan atau (3) menggunakan partikel -kah. Misalnya, seperti berikut. Ibu datang? Kapan Ibu datang? Akankah ibu datang? Jenis kata tanya yang biasa digunakan dalam kalimat tanya dapat dikelompokkan menurut sifatnya, sebagai berikut: (a) Untuk menanyakan benda/hal: apa, untuk apa, tentang apa. Misalnya: Apa yang kamu cari di sini? Untuk apa kamu bekerja siang dan malam? Tentang apa yang masih belum jelas bagimu? (b) Untuk menanyakan manusia: siapa, dengan siapa, untuk siapa.
  • 13. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 13 Misalnya: - Siapa yang kaucari kemarin sore? - Dengan siapa Anda pergi ke Jakarta? - Untuk siapa Anda bekerja keras selama ini? (c) Untuk menanyakan jumlah: berapa, berapa banyak. Misalnya: - Berapa buku yang Anda perlukan bulandepan? - Berapa banyak uang yang akan kaupinjam sekarang? (d) Untuk menanyakan pilihan: mana, yang mana, Misalnya: - Mana yang kausenangi, membeli baju atau celana? - Yang mana kau pilih , belajar di Unhas atau di UNM? (e) Untuk menanyakan tempat: di mana, ke mana, dari mana. Misalnya: - Di mana engkau akan tiggal bulan depan? - Ke mana Dia akan pergi merantau? - Dari mana Amin pergi baru sekarang kelihatan? (f) Untuk menanyakan temporal: bila, kapan, bilamana, apabila. Misalnya: - Bila dia selesai studinya di UGM? - Kapan Kamarudin menjadi dosen IPS di UNJ? - Bilamana Hamid menyelesaikan pembangunan rumahnya? (g) Untuk menanyakan kausalitas: mengapa, apa sebab, akibat apa. Misalnya: - Mengapa Anda tidak mau menjadi guru? - Apa sebabanya Anda jarang pergi ke kampung halamannya? - Akibat apa yang ditimbulkan jika malas belajar di masa muda? Kalimat tanya terdiri atas tiga macam: (1) kalimat tanya biasa: kalimat yang benar-benar menanyakan sesuatu. (2) kalimat tanya retoris: kalimat yang menanyakan menggunakan ciri kalimat tanya tetapi tidak perlu dijawab. Kalimat ini biasa dipakai orang yang berpidato sebagai cara untuk menarik perhatian pendengar. (3) kalimat yang senilai perintah: bentuknya bertanya tetapi maksudnya menyuruh, misalnya “Apakah jendela itu bisa dibuka sekarang?” Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang maksudnya menyuruh orang lain melakukan sesuatu.
  • 14. 5 - 14 Unit 5 Misalnya: - Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK! - Pergilah ke sekolah! - Carilah pekerjaan apa saja, yang penting halal. Kalimat perintah mempunyai beberapa jenis: (1) Suruhan Misalnya: - Pergi dari sini! - Makan obat dahulubaru ke sekolah! - Angkat segera barang itu! (2) Permintaan Misalnya: - Tolong bawa surat ini ke kantor pos! - Bisakah Anda buatkan lukisan pemandangan! - Mohon buatkan meja kayu! (3) Memperkenankan Misalnya : - Masuklah ke dalam kalau Anda perlu! - Silakan keluarlah jika ada yang mau dibeli! - Disilakan berangkat dahulu! (4) Ajakan Misalnya: - Marilah kita istirahat sejenak! - Mari kita bekerja sama-sama! - Ayo kita makan sama-sama! (5) Larangan Misalnya : - Jangan pergi hari ini! - Tidak boleh pergi pada tengah malam! - Jangan pergi ke pasar (6) Bujukan: Misalnya: - Tidurlah ibu menjagamu, sayang! - Makan bersama neneklah, nanti saya yang jaga di luar! (7) Harapan Misalnya: - Mudah-mudahan Anda selamat sampai di tujuan!
  • 15. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 15 - Semoga Anda sehat al afiat! - Semoga Anda sukses selalu! Kalimat seru Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Karena rasa kagum berkaitan dengan sifat, maka kalimat seru hanya dapat dibuat dari kalimat berita yang predikatnya adjektiva (Depdikbud, 1988). Contoh: - Alangkah bebasnya pergaulan mereka! - Bukan main bodohnya anak itu! - Sungguh cerdas anak itu! 3. Kalimat majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang di dalamnya terdapat lebih dari satu pola kalimat, misalnya: SP + SP, SPO + SPO; atau kalimat yang di dalamnya terdapat induk kalimat (diterangkan) dan anak kalimat (menerangkan). Contoh: - Saya minum teh dan bapak minum kopi. (majemuk setara) - Kami sedang makan ketika paman datang kemarin. (majemuk bertingkat) - Pak Bupati telah menyelenggarakan sebuah malam kesenian, yang dimeriahkan oleh para artis nasional, serta dihadiri para pejabat muspida. (majemuk campuran) Kalimat majemuk menurut Keraf (1982) terdiri atas atas tiga jenis yakni: (1) Kalimat majemuk setara (2) Kalimat majemuk bertingkat (3) Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara terbagi atas empat jenis: yakni kalimat mejemuk setara penambahan, kalimat majemuk setara pemilihan, kalimat majemuk setara perlawanan, dan kalimat majemuk setara sebab. (a) Kalimat majemuk setara penambahan ádalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata-kata penghubung: dan, lagi pula, serta. Misalnya: - Adi belajar IPS dan Erni belajar IPA.
  • 16. 5 - 16 Unit 5 - Tuti sangat pintar mejahit lagi pula sangat baik budi - Muhaimin pergi ke pasar serta pergi ke kebun pada hari ini (b) Kalimat majemuk setara pemilihan adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata-kata pengubung atau, baik... maupun, Misalnya: - Engkau mau pergi ke Jakarta atau mau pergi ke Semarang? - Pemerintah perlu meningkatkan mutu pendidikan, baik mutu pendidikan dasar-menengah maupun mutu pendidikan tinggi. (c) Kalimat majemuk setara perlawanan adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung: tetapi, namun, padahal. Misalnya: - Dia mau belajar tetapi diberi hadiah dulu. - Meskipun sakit jantung, Ali tetap bekerja di bengkel. - Dia kelihatan sehat padahal memiliki penyakit kronis. - Alimuddin sering marah kepada siswanya namun demikian tidak sampai dalam hatinya. (d) Kalimat majemuk setara sebab-akibat adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung: sebab, karena, behubung, akiba., Misalnya - Saya tidak pergi karena sakit. - Kamaruddin tidak masuk bekerja sebab pergi ke kampungnya. - Hutan di hulu sungai Saddang sudah rusak total, akibatnya sering banjir di hilir Kalimat majemuk bertingkat Kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih, satu sebagai induk kalimat (diterangkan) dan satu sebagai anak kalimat (menerangkan). Atau, kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola pola yang sudah ada. Misalnya: - Rumah kami kosong waktu pencuri masuk. - Pak tani yang rajin itu memberantas hama padi. - Kebersamaan sangat penting bagi rakyat Indonesia agar negara ini semakin maju. Kalimat majemuk campuran
  • 17. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 17 Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat yang terdiri atas sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurang- kurangnya dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan (Keraf, 1981). Misalnya: - Universitas Negeri makassar telah melaksanakan seminar nasional tentang peningkatan mutu pendidikan, yang dihadiri Menteri Pendidikan Nasional, Gubernur Sulawesi Selatan, pejabat tinggi lainnya, serta pencinta pendidikan di kota Makassar dan sekitarnya. Bagaimana? Apakah sudah mempelajari dengan baik materi di atas? Kalau sudah, untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi subunit 1 ini cobalah kerjakan latihan berikut. 1. Tentukanlah berapa frase yang terdapat dalam kalimat berikut dan yang manakah frase nominal, frase verbal ,frase numeralia, dan frase preposisional! Lima pejabat tinggi telah mengungjungi kantor PGSD di Parepare. 2. Perhatikan kalimat berikut, yang mana klausa nominal, klausa verbal, klausa bilangan, dan klausa depan? - Ayahku sedang membersihkan halaman. - Beras kepala itu dari Banywangi. - Kursi itu empat kakinya. - Ibuku guru sekolah dasar 3. Tuliskan masing-masing satu contoh jenis kalimat: verbal ekatransitif, kalimat verbal dwitransitif, kalimat verbal semitransitif, kalimat ajektival, dan kalimat nominal! Rambu-rambu pengerjaan latihan. 1. Untuk menyelesaikan tugas 1, akan mudah jika Anda mengikuti contoh cara menganalisis frase yang dikemukakan oleh Ramlan dan Supriyadi dkk. Baca kembali uraian tersebut dengan baik. 2. Tugas nomor 2 dapat Anda kerjakan jika memahami dengan baik defenisi kalimat secara umum. Begitu pula defenisi kalimat dalam wujud lisan dan dalam wujud tulisan. Masih ingat, bukan? Kalau belum, silakan baca kembali.
  • 18. 5 - 18 Unit 5 Rangkuman Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Frase adalah kelompok kata yang mendududuki fungsi tertentu (subjek, predikat, pelengkap, objek, dan keterangan) dalam kalimat. Frase dilihat dari segi hubungan distribusi unsur- unsurnya terdiri atas frase endosentrik (atributif, koordinatif, apositif) dan eksosentrik; frase dilihat dari segi kategori katanya terdiri atas empat macam frase: nominal, verbal, ajektival, numeralia, fromina. Klausa adalah satuan gramatik yang minimal terdiri atas subjek-predikat dan maksimal terdiri atas subjek, predikat, objek, dan keterangan dan mempunyai potensi sebagai kalimat. Klausa dilihat dari kategori kata yang menduduki predikat terdiri atas klausa verbal (ajektif, intransitif, aktif, pasif, dan resiprokal), klausa nominal, klausa bilangan, dan klausa depan. Adapun kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan potensial terdiri dari klausa. Kalimat ditinjau dari segi jumlah pola struktur dikandungnya terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola. Sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang g terdiri atas dua pola atau lebih. Kalimat tunggal terdiri atas beberapa jenis, yakni kalimat nominal, kalimat verbal (intransitif, ekatransitif, dwritransitif, semi transitif, pasif) kalimat ajektival, kalimat preposisional. Dan kalimat tunggal ditinjau dari segi maknanya terdiri atas kalimat berita, tanya, dankalimat seru. Adapun jenis kalimat majemuk terdiri atas dua majenis, yakni kalimat majemuk setara (penjumlahan pertentang, pemilihan, sebab), kalimat mejemuk bertingkat dan kalimat majemuk bertingkat.
  • 19. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 19 Tes Formatif 1 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase adalah... A. semantik B. sintaksis ‘ C. fonetik D. morfologi 2. Pengertian ... adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. A. frase’ B. klausa C. alomorf D. kata 3. /Burung burung itu sedang terbang ke angkasa/ Satuan gamatik di atas adalah contoh klausa... A. Verbal yang intransitif B. Verbal yang replektif C. Klausa verbal aktif D. Verbal transitif 4. Suami isteri itu sedang berbelanja Kata-kata yang digaris bawahi pada kalimat di atas adalah .... A. frase endosentrik apositif B. frase eksosentrik C. frase edndosentrik atributif D. frase endosentrik koordinatif 5. Ali membelikan adiknya motor baru adalah jenis .... A. Kalimat dwitaransitif. B. Kalimat intransitif C. Kalimat semitransitif. D. Kalimat ekatransitif 6. Kalimat berikut yang di dalamnya terdapat frase depan adalah ... A. Mereka datang secara tiba-tiba. B. Mereka merupakan pasangan suami istri. “ C. Ibunya menjual kain di pasar. D. Dia menceritakan pengalamannya yang menarik.
  • 20. 5 - 20 Unit 5 7. Yang mana berikut ini termasuk jenis klausa resiprokal adalah ... A. Mereka membeli baju hijau. B. Mahasiswa UNM sering tolong-menolong. C. Mereka menjadi pengedar narkoba. D. Rumah itu sangat bagus. 8. Contoh kalimat perintah yang mengandung permintaan, misalnya ... A. Pergi dari sini! B. Tolong bawa surat ini ke kantor pos! ’ C. Jangan pergi hari ini! D. Marilah kita istirahat sejenak! 9. Jenis kata tanya yang menanyakan kausalitas terdapat pada kalimat... A. Mengapa kemarin anak itu tidak hadir di sekolah? “ B. Siapa yang membawa makanan ini? C. Apa sebabnya sehingga dia terburu-buru pergi? D. Untuk apa mereka menanyakan persoalan itu? 10. Kalimat majemuk bertingkat terdapat pada kalimat ... A. Pak tani memberantas hama padi. B. Warga Indonesia banyak yang terserang virus flu burung. C. Kebersamaan sangat penting bagi rakyat Indonesia. D. Akibat virus SARS mewabah, kegiatan pariwisata terganggu.
  • 21. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 21 Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Bagaiamana? Apakah semua soal sudah Anda kerjakan. Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit 1 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 1. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat! Anda sukses! Anda dapat terus mempelajari subunit berikutnya. Bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa. Ulangilah mempelajari subunit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
  • 22. 5 - 22 Unit 5 Subunit 2 Semantik Bahasa Indonesia audara, dalam proses berkomunikasi sehari-hari dengan orang lain tentu perlu menggunakan kalimat dengan makna yang tepat. Di samping itu, perlu pula memperhatikan pilihan kata atau diksi agar gasasan atau ide yang disampaikan kepada orang lain dapat terpahami secara efektif. Bagaimana supaya proses komunikasi tersebut dapat berjalan efektif, antara lain Anda perlu memiliki pemahaman yang berkaitan dengan semantik bahasa Indonesia, seperti diksi, jenis-jensi makna, dan jenis perubahan makna. Dengan memahami bagian-bagian semantik bahasa Indonesia tersebut, Anda dapat menciptakan komunikasi yang saling terpahami dengan jelas dan tepat. Untuk memahami apa sesungguhnya pengertian semantik, diksi, jenis makna, dan jenis perubahan makna, bacalah dengan saksama uraian berikut. Semantik Bahasa Indonesia Apa yang dimaksud dengan semantik? Keraf (1982) mengemukakan bahwa semantik adalah bahagian dari tatabahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan dari arti suatu kata. Sedangkan Harimurti (1982) mengemukakan bahwanya, semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang membahas makna suatu ungkapan atau kata atau cabang ilmu bahasa yang mengkaji antara lambang dan referennya, misalnya kata kata kursi bereferen dengan “sebuah benda yang fungsinya dipakai duduk dengan kaki terdiri atas empat” Berdasarkan pengertian di atas, semantik pada dasarnya merupakan salah satu cabang lingustik yang mengkaji terjadinya berbagai kemungkinan makna suatu kata dan pengembangannya seiring dengan terjadinya perubahan dalam masyarakat bahasa. Adapun aspek-aspek yang dibahas dalam bidang semantik bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. S
  • 23. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 23 Diksi Diksi ialah pilihan kata yang tepat untuk mengungkapakan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. (KBBI,1997:233.). Diksi menyangkut kecermatan dan ketelitian memilih sejumlah kata yang relatif sinonim dalam konteks tertentu sehingga dapat memberikan kesan yang khusus, estetis, dan tepat. Misalnya penggunaan kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mangkat, pulang ke rahatullah, mampus, tutup usia, tutup mata. Kaitannya dengan diksi atau pilihan kata, perlu dipahami dengan baik tentang perbedaan antara : a. Kata baku dan nonbaku Kata baku ialah kata yang sesuai kaidah tatabahasa dan nonbaku ialah kata yang tidak sejalan standar kaidah bahasa yang tepat, misalnya BAKU TIDAK BAKU rapi imbau andal objek izin teknik beralangan praktik kuitansi konduite persentase apotek kontinu pikir sistem pemirsa rapih himbau handal obyek isin tehnik berhalangan praktek kwitansi kondite persentase apotik kontinyu fikir sistim pirsawan b. Kata abstrak dan konkret Kata abstrak adalah kata yang tidak mempunyai rujukan/objek yang jelas secara inderawi, sedang kata konkret ialah kata yang rujukannya berupa objek yang dapat diserap pancaindera, atau nyata, misalnya: Abstrak : kesehatan, keadilan, dan kecintaan, dan sebaganya. Konkret: berdiskusi, buku, pesawat terbang, dan sebagainya
  • 24. 5 - 24 Unit 5 c. Sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf Pengertian kelima istilah yang ada di atas menurut Keraf (1980) dan Tarigan (1986) adalah sebagai berikut (1) Sinonim terbagi atas sin ‘sama’ dan onim ‘nama’. Berdasar arti harfiah tersebut sinonim adalah kata yang tulisan dan lafalnya berbeda namun maknanya relatif mirip atau sama. Misalnya: − cerdas, − pintar, − cakap, − cerdik, − pandai, dan − mahir. (2) Antonim terdiri atas anti ‘lawan’ dan onim ‘nama’ . Berdasar dari arti harfiah antonim adalah kata yang tulisan dan ucapannya sama sedang maknanya berlawanan. Misalnya: − besar x kecil. − tinggi x rendah, − kurus x gemuk, − salah x benar, − dan sebagainya (3) Homograf terdiri atas homo ‘sama’ dan onim ‘nama’. Berdasar dari arti harfiah tersebut, homograf ialah kata yang sama tulisan tetapi berbeda ucapan dan maknanya. Misalnya: − mental (terpelanting) dengan mEntal (jiwa), − dekan (ulat) dengan dEkan (pimpinan fakultas), − tabel (keranda mayat) dengan tabEl (kolom) (4) Homofon terdiri atas homo ‘sama’ dan fon ‘bunyi. Berdasar pada arti harfiah tersebut, homofon adalah kata yang relatif sama bunyinya tetapi tulisan dan maknanya berbeda. Misalnya: - bang (mobil) dengan bank (BRI).
  • 25. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 25 (5) Homonim terdiri atas homo ‘sama’ dan onim ‘nama’ . Berdasarkan arti harfiah tersebut homoinym adalah kata yang tulisan dan ucapan sama tetapi maknanya berbeda. Misalnya: - buku I (kitab) dengan buku II (sendi bambu), - bias (dapat) dengan bisa (racun) Jenis-jenis Makna Jenis makna yang dimaksud meliputi makna leksikal-gramatikal, makna lugas-kias, dan makna denotasi-konotatif. Ketiga jenis makna tersebut diuraikan satu per satu sebagai berikut. a. Makna leksikal dan makna gramatikal Makna leksikal adalah makna kata secara lepas tanpa ikatan dengan kata yang lainnya atau kata yang belum mengalami afiksasi, atau perulangan, misalnya makan, satu, mata, sedang makna gramatikal adalah makna baru yang timbul akibat terjadinya pristiwa gramatika (pengimbuhan, reduplikasi, atau pemajemukan), misalnya makanan, satu- satu, matahari b. Makna lugas dan kana kias Makna lugas adalah makna yang acuannya (referen) cocok dengan makna dasar nya, misalnya kaki (alat berjalan), mata (alat melihat). Sedang makna kias adalah makna yang acuannya (referen) tidak sesuai dengan acuan dasarnya. Misalnya: - mata-mata (penyelidik) - kaki tangan (orang suruhan dalam hal negatif). c. Makna denotatif dan konotatif Makna denotatif adalah makna kata yang tidak mengandung nilai rasa (positif atau negatif), sedangkan makna konotasi adalah makna kata yang mengandung nilai rasa (positif atau negatif) misalnya kata pembantu, asisten dan babu. Kata pembantu bermakna denotasi tetapi asisten dan babu bermakna konotasi positif dan negatif. Tarigan (1986) membagi konotasi atas dua bagian, yakni konotasi individual dan konotasi kolektif. Konotasi kolektif dibagi atas:
  • 26. 5 - 26 Unit 5 (1) Konotasi baik terdiri atas konotasi tinggi dan konotasi ramah. Misal: - konotasi tinggi: ikhtiar, imajinasi cakrawala. - konotasi ramah: akur, besuk, cicil. (2) Konotasi tidak baik: - konotasi berbahaya Misalnya: − longsor − hantu - konotasi tidak pantas. Misalnya: - kencing - sundal - konotasi tidak enak misalnya: mata duitan, mata keranjang - knotasi kasar misalnya: buta huruf , bodoh - konotasi keras misalnya: bobrok, kacau-balau (3) Konotasi netral aau biasa - konotasi bentukan sekolah misalnya: agak lumayan, pegawai negeri - konotasi kanak-kanak, misalnya: bobo, mami, papi Perubahan Makna Kata tertentu biasanya mengalami perubahan makna tertentu karena adanya perkembangan kondisi masyarakat dalam situasi tertentu. Keraf (1982) mengemukakan perubahan makna terdiri atas enam jenis. Keenam jenis perubahan makna tersebut dapat dilihat secara utuh dan jelas pada skema berikut. (1) Meluas ialah kata yang maknanya menjadi luas pemakaiannya. Contoh: Jenis perubahan makna meluas menyempit peyoratif amelioratif asosiasi sinestasia
  • 27. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 27 − ikan dahulu hanya menunjuk jenis binatang yang hidup di air tetapi sekarang meluas menjadi lauk pauk. − Ibu dahulu hanya menunjukkan ibu kandung tetapi sekarang juga digunakan untuk semua perempuan dewasa − Bapak dahulu hanya menunjukkan ayah kandung tetapi sekarang juga digunakan untuk semua pria yang sudah dewasa (2) Menyempit ialah kata yang maknanya semakin dan pengalami proses penyempitan penggunaannya. Contoh: − berlayar dahulu hanya digunakan dalam konteks perahu yang menggunakan layar, tetapi sekarang juga digunakan untuk kapal besi yang menggunakan mesin atau motor. − Sarjana dahulu haanya digunakanuntk semua orang cedekiawan tetapi sekarang hanya utuk lulusan universitas (3) Amelioratif berasal dari bahasa Latin melior ‘semakin baik’. Dari kata tesebut dapat dikatakan bawah ameliorative ialah makna suatu kata yang semakin positif atau baik. Contoh: - kata gendut dan gemuk. Gemuk mengalami peninggian makna dibanding gendut. (4) Peyoratif berasal dari bahasa Latin peyor ‘jelek’. Maka peyoratif dapat dikatakan sebagai makna suatu kata yang mengalami penurunan nilai atau semakin jelek. Misalnya: − buta dianggap lebih jelek dibandingkan tunanetra − gelandangan dianggap lebih jelek dibandingkan tunawisma (5) Sinestasia ialah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda. Misalnya: − kata “manis” (pengecap) tetapi dapat pula dipakai pada kalimat “Perkataannya sangat manis’ (pendengaran) (6) Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna yang lama dengan makna yang baru, misalnya kursi dapat pula dipakai dengan makna “jabatan”.
  • 28. 5 - 28 Unit 5 Apakah Anda sudah mempelajari dengan baik materi subunit 2 di atas? Kalau sudah, silakan kerjakan latihan semantik berikut untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi subunit 2 ini. a. Kapan suatu kata dapat disebut sinomin, antonim, homofon, homograf dan homonim?, Jelaskan disertai contoh! b. Yang mana sajakah kata-kata berikut yang bermakna kias pada kalmat berikut dan bermakna kias? Tentukan lalu keukakan alasannya - Meja hijau sangat murah - Kaki tangan dia semakin lincah bergerak - Amrullah adalah kaki tangan Penjajah - Baru dua bulan di tempat basah sudah beli mobil. - Hati-hati berjalan di tempat basah c. Dari suatu waktu ke waktu berikutnya, suatu kata relatif mengalami perkembang-an atau perubahan makna. Ada sejumah kata yang mengalami proses perubahan: menyempit, meluas, peyoratif, amelioratif, sinetasia, dn asosiasi. Jelaskan jenis-jenis perubahan makna tersebut disertai contoh yang tepat. Rambu-rambu pengerjaan latihan. 1. Agar pekerjaan Anda bisa benar mengerjakan latihan bagian pertama, perhatikan arti harfiah dan karakteristik yang menandai sinonim, antonim, homofon, homograf, homofon secara tepat. 2. Sebelum Anda mengerjakan latihan bagian kedua, pahami da cermati dengan baik dasar-dasar yang melandasi terjadinya berbagi jenis makna leksikal-gramatikal, lugas-kias, denotatif-konotatif, baik secara internal maupun eksternal. 3. Jika Anda akan mengerjakan latihan bagian ketiga, jangan lupa memahami pengertian inti atau karakteristik yang membedakan setiap jenis perubahan makna yang Anda akan kerjakan. Rangkuman Semantik bahasa Indonesia merupakan bagian dari tatabahasa yang mengkaji makna suatu kata dan perubahan atau pengembangan makna kata yang mungkin terjadi. Bagian-bagian yang dibahas dalam bidang semantik meliputi diksi, jenis makna, dan perubahan makna. Diksi menyangkut: kata baku-nonbaku, kata konkret-abstrak, sinonim, antnim, homofon, homograf, dan
  • 29. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 29 homonim. Jenis makna meliputi makna leksikal-gramatikal, makna lugas-kias, makna denotatif-konotatif. Sedang perubahan makna meliputi: menyempit, meluas, peyoratif, amelioratif, sinestasia, asosiasi. Tes Formatif 2 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Kata-kata yang sama tulisan tetapi makna dan lafalnya berbeda adalah adalah... A. homonim B. homograf C. homofon D. sinonim 2. Kata –kata yang merupakan contoh homofon berikut adalah … A. Bang - bank B. Teras - TEras C. Tepat - benar D. Tinggi - Rendah 3. Kata yang mengalami perubahan makna yang semakin bagus atau positif disebut ... A. Sinestasia B. Peyoratif C. Asosiasi D. amelioratif 4. Bisa I (racun) bisa II (dapat) adalah contoh... A. Homofon B. Homograf C. Homonim D. Antonim 5. Kata yang maknanya yang tidak lagi merujuk kepada referen sebenarnya tetapi merujuk pada makna yang bersifat pengembangan dari makna dasarnya adalah kata yang ... A. bermakna lugas B. bermakna leksikal C. bermakna denotative D. bermakna kias
  • 30. 5 - 30 Unit 5 6. Yang termasuk contoh kata-kata yang baku berikut ini adalah… A. prosentase, apotek, sistem. B. alangan, sila, imbau C. tehnik, azaz, ijasah D. jaman, sakat, andal 7. Kata yang belum mengamali afiksasi, reduplikasi atau pemajemukan seperti lari, minum, duduk berkaian dengan... A. makna gramatikal B. makna leksikal C. makna lugas D. makna denotatif 8. Pilih memilih kata di antara beberapa kata yang sinonim untuk memperoleh kesan yang estetis atau tepat atau kesan tertentu adalah berkaitan dengan… A. Antonim B. gaya bahasa C. diksi D. asosiasi 9. Makna kata yang timbul sesudah mengalami penambahan awalan atau akhiran seperti makanan, memakan disebut... A. Makna gramatikal B. Makna leksikal C. Makna denotatif D. Makna lugas 10. Ucapanmu sungguh menyayat-nyayat hatiku Kata menyayat-nyayat pada kalimat di atas adalah contoh kaya yang berkaitan dengan…. A. sinestasi . B. amelioratif C. asosiasi D. peyoratif.
  • 31. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 31 Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Bagaiamana? Apakah semua soal sudah Anda kerjakan? Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif unit 5 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, lalu gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 2. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat! Anda sukses! Anda dapat terus mempelajari subunit berikutnya. Bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa. Ulangilah mempelajari subunit 2, terutama bagian yang belum Anda pahami.
  • 32. 5 - 32 Unit 5 Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1 1. B: 2. A: 3. A: 4. D: 5. A: 6. C: 7. B: 8. B: 9. A: 10.D: Sintaksis adalah cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Verbal yang intransitif karena klausa verbal intransitif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja intransitif sebagai unsur intinya (sedang terbang). Frase endosentrik koordinatif karena frase suami isteri unsur- unsurnya setara dan dapat dihubungkan dengan kata dan, atau. Kalimat dwitaransitif karena kalimta Ali membelikan adiknya motor baru adalah kalimat tunggal yang predikatnya memerlukan objek dan pelengkap. Ibunya menjual kain di pasar kalimat yang di dalamnya terdapat frase depan yaitu di. Mahasiswa UNM sering tolong-menolong termasuk jenis klausa resiprokal karena predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kata keja resiprok. Kalimat perintah yang mengandung permintaan (Tolong bawa surat ini ke kantor pos!) Jenis kata tanya yang menanyakan kausalitas terdapat pada kalimat Mengapa kemarin anak itu tidak hadir di sekolah? Untuk menanyakan kausalitas digunakan kata mengapa, apa sebab, akibat apa. Kalimat majemuk beringkat adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih, satu sebagai induk kalimat (diterangkan) dan satu sebagai anak kalimat (menerangkan). Atau, kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola pola yang sudah ada.
  • 33. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 33 Tes Formatif 2 1. B: 2. A: 3. D: 4. C: 5. D: 6. B: 7. B: 8. C: 9. A: 10. A: Homograf: kata-kata yang sama tulisan tetapi makna dan lafalnya berbeda. Kata yang relatif sama bunyinya tetapi tulisan dan maknanya berbeda (homofon). Amelioratif, kata yang mengalami perubahan makna yang semakin bagus atau positif disebut ... Homonim: kata yang tulisan dan ucapan sama tetapi maknanya berbeda. Kata yang maknanya yang tidak lagi merujuk kepada referen sebenarnya tetapi merujuk pada makna yang bersifat pengembangan dari makna dasarnya adalah kata yang bermakna kias. Yang termasuk contoh kata-kata yang baku berikut ini adalah alangan, sila, imbau (sudah jelas). Makna leksikal adalah makna kata yang belum mengamali afiksasi, reduplikasi atau pemajemukan. Pilih memilih kata di antara beberapa kata yang sinonim untuk memperoleh kesan yang estetis atau tepat atau kesan tertentu adalah berkaitan dengan diksi. Makna kata yang timbul sesudah mengalami penambahan awalan atau akhiran disebut makna gramatikal (sebaliknya leksikal). Sinestasia ialah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda.
  • 34. 5 - 34 Unit 5 Glosarium preposisi afiks verbal reduplikasi afiksasi inovatif sufiks morf prefiks linguistik internal afiksasi referen reduplikasi eksternal pemajemukan baku ikhtiar : : : : : : : : : : : : : : : : : : kata depan tentang imbuhan kata yang tidak bisa diawali kata sangat /kata kerja pengulanga kata asal tertentu proses atau hasil penambahan afiks pada kata dasar bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru akhiran seperti -an, -kan anggota morfem yang belum ditentukan distribusnya awalan seperti meN-, ber- ilmu bahasa; telahasa secara ilmiah masalah ke dalam proses pengimbuhan awalan, akhiran, konfiks unsur luar bahasa yang ditunuk oleh unsur bahasa, benda yang disebut ‘rumah’ adalah referen dar kata rumah proses atau hasl perulangan kata atau unsur kata bersangkut paut dengan hal-hal luar proses penggabungan dua bentuk kata mejadi suatu kesatuan makna tolok ukur yang berlaku untuk untuk kuantitas atau kalitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih baik
  • 35. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5- 35 Daftar Pustaka Alwasilah, Abd. Chedar. 1983. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung:Angkasa Badudu, J.S. 1980. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia Jakarta: Bandung Angkasa __________ 1982. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:Gramedia. Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Keraf, Gorys. 1982. Tatabahasa Indonesia. EndeFlores: Nusa Indah Kridalaksana. H. 1982. Kamus Lingistik, Jakarta: Gramedia Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono. Sartuni, Rasyid, dkk. 1984. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Nina Dinamika Supriyadi, dkk. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Depdiknas Tarigan, Djago & Sulistyaningsih, L.S. 1979. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta; Depdikbud Tarigan, Hendry Guntur, 1986. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
  • 36. 5 - 36 Unit 5