Dokumen tersebut membahas tentang kerangka konseptual dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan. Kerangka konseptual digunakan sebagai pedoman untuk menentukan standar akuntansi yang konsisten dan mendefinisikan sifat, fungsi, dan batasan dari laporan keuangan. Dokumen ini menjelaskan tiga tingkatan kerangka konseptual yaitu tujuan, konsep dasar, dan konsep pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan s
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...RaihanAbid1
Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan dengan tujuan dan konsep yang melandasi akuntansi bisa menerapkan standar-standar yang konsisten dalam pelaporan akuntansi. Teori akuntansi merupakan kerangka acuan yang menjadi dasar pengembangan teknik-teknik akuntansi. Hal ini sangat penting dalam mendisiplinkan profesi akuntansi dan kelompok lainnya. Konsep-konsep dan prinsip-prinsip harus menjadi langkah pertama dalam memformulasikan suatu teori akuntansi. Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan saja, melainkan juga sebagai media informasi lainnya. Pelaporan keuangan memberikan informasi kepada para stakeholders. Dalam adanya kerangka konseptual, proses pelaporan akuntansi dalam PT Bank Central Asia, Tbk menjadi lebih terstruktur atas prinsip dan konsep yang diterapkan.
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...RaihanAbid1
Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan dengan tujuan dan konsep yang melandasi akuntansi bisa menerapkan standar-standar yang konsisten dalam pelaporan akuntansi. Teori akuntansi merupakan kerangka acuan yang menjadi dasar pengembangan teknik-teknik akuntansi. Hal ini sangat penting dalam mendisiplinkan profesi akuntansi dan kelompok lainnya. Konsep-konsep dan prinsip-prinsip harus menjadi langkah pertama dalam memformulasikan suatu teori akuntansi. Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan saja, melainkan juga sebagai media informasi lainnya. Pelaporan keuangan memberikan informasi kepada para stakeholders. Dalam adanya kerangka konseptual, proses pelaporan akuntansi dalam PT Bank Central Asia, Tbk menjadi lebih terstruktur atas prinsip dan konsep yang diterapkan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework Pada Perusahaan)
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“Conceptual Framework Pada Perusahaan”
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Nama : SHELLY MAULIDHA
NIM : 43116110130
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TAHUN 2017
2. CONCEPTUAL FRAMEWORK
Kerangka Konseptual (Conceptual Framework)
Kerangka konseptual serupa dengan konstitusi yakni suatu system koheren yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi
keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka konseptual sangat berguna dalam terbentuknya suatu keputusan yang sesuai
dengan aturan dan konsep yang terbentuk sebelumnya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
mengambil keputusan. Kerangka konseptual juga sangat dibutuhkan dalam Akuntansi karena
memungkinkan IASB menerbitkan suatu pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari
waktu ke waktu, dan dapat menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang logis.
Selain itu, agar dapat memberikan informasi yang berguna, penyusunan laporan
keuangan harus berdasarkan standar dan aturan yang berlaku. Untuk itu pelaporan keuangan
memerlukan kerangka konsep sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
Kerangka konseptual dibutuhkan agar aturan pelaporan keuangan dapat berguna dan
tidak mengambang. IASB dan FASB masing-masing memiliki konsep tersendiri, dimana
kerangka konseptual IASB tercermin pada dokumennya, sedangkan FASB ada pada
pengembangan dokumen itu, sekarang FASB dan IASB telah bekerja sama untuk
menghasilkan konsep yang dapat diterima secara umum.
IFRS membagi kerangka konseptual pelaporan keuangan kedalam tiga level yaitu,
pertama adalahfirst level: basic objective, kedua second level: fundamental
concept, ketiga third level : Recognition, measurement, and disclosure concept.
1. First level : Basic Objective
Disini dijelaskan apa sebenarnya tujuan dari pelaporan keuangan, dimana tujuannya ialah
menyediakan informasi yang berguna untuk investor yang ada dan yang berpotensial, kreditor,
serta pemberi pinjaman dalam membuat keputusan terkait perannya sebagai penyedia modal.
2. Second level : Fundamental Concept
• Karakteristik kualitatif informasi akuntansi
• Karakteristik kualitatif mengidentifikasi alternatif yang menyediakan informasi paling
berguna dalam pengambilan keputusan. Karakteristik kualitatif terdiri atas dua jenis terkait
kegunaanya, yaitu, kualitas primer dan kualitas sekunder.
a. Kualitas Primer
3. Kualitas primer terdiri atas relevan dan reliabilitas, dimana relevan menjelaskan bahwa
informasi akuntansi harus dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil, yang dapat
mempengaruhinya ialah : 1. nilai prediktif, 2. nilai konfirmasi, sedangkan reliabilitas
menjelaskan bahwa semua saldo dan penjelasan yang disajikan benar – benar ada dan terjadi,
untuk dapat memenuhi reliabilitas unsur – unsur yang harus dipenuhi antara lain, 1.
kelengkapan, 2. netral, 3. bebas dari kesalahan.
b. Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder sebenarnya merupakan pelengkap dari kualitas primer, agar dapat
menjadikan laporan keuangan lebih berguna. Unsur – unsur kualitas sekunder ialah :
• Dapat dibandingkan
• Dapat diuji
• Tepat waktu
• Dapat dipahami
• Elemen Dasar
Dalam laporan keuangan banyak istilah yang digunakan, istilah berikut yang sering digunakan
adalah :
1. Aset
2. Kewajiban
3. Ekuitas
4. Pendapatan
5. Beban
3. Third Level : Recognition, Measurement, and Disclosure Concept
a. Asumsi Dasar
Lima asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan yang digunakan ialah :
· Economic Entity : asumsi ini menjelaskan bahwa kekayaan pemilik harus dipisahkan
dengan kekayaan perusahaan.
· Going Concern : asumsi ini menjelaskan bahwa entitas didirikan untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan
· Monetary Unit : asumsi ini menjelaskan bahwa transaksi yang terjadi harus dapat diukur
dengan satuan uang
· Periodicity : asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuanga dilaporkan dalam suatu
jangka waktu tertentu
4. · Accrual Basic : asumsi ini menjelaskan bahwa segala transaksi yang terjadi harus dicatat
saat itu juga
b. Prinsip Dasar Akuntansi
Umumnya ada empat prinsip dasar akuntansi, yaitu 1. Pengukuran, 2. Pengakuan pendapatan,
3. Pengakuan beban, 4. Pengungkapan penuh
· Pengukuran : ada dua jenis pengukuran yaitu cost principle, dimana aset dicatat pada saat
harga perolehan, dan fair value, yaitu aset dinilai sesuai nilai saat ini yang berlaku.
· Pengakuan pendapatan : pengakuan pendapatan terbagi tiga, ketika sebelum produksi,
pada saat selesai produksi dan saat menerima uang tunai.
· Pengakuan beban : pengakuan beban diklasifikasikan sebagai biaya produk, yang
berhubungan langsung dengan produksi, seperti bahan baku, dan biaya periode, yang tidak
berhubungan langsung dengan produksi, seperti gaji karyawan.
· Pengungkapan penuh : segala sesuatu yang bersangkutan dengan laporan keuangan dan
dapat mempengaruhi keputusan harus diungkapkan.
c. Hambatan – Hambatan
Dalam menyusun laporan keuangan terdapat hambatan yang terjadi, yaitu biaya penyusunan
dan materialitas.
· Biaya
Banyak orang mengira bahwa informasi akuntansi itu gratis, mereka salah, karena dalam
penyusunan laporan keuangan terdapat biaya yang dikeluarkan agar menjadi informasi yang
berguna, misal : nilai aset harus diaudit terlebih dahulu agar nilainya sesuai, biaya yang
dikeluarkan untuk membayar auditor menjadi biaya untuk menyusun laporan keuangan,
sehingga entitas harus lebih selektif dalam menyusun laporan keuangan, dan tidak
sembarangan.
· Materialitas
Materialitas merupakan salah saji yang terjadi dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Misal : nilai piutang yang tidak dapat ditagih
sebesar 60% dari total penjualan, hal ini tentu saja dapat mempengaruhi pengguna dalam
mengambil keputusan.
Peran Kerangka Kerja Konseptual
Conceptual Framework atas Kerangka Kerja Conceptual adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
5. bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan
keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang
mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian,
dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya,
cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya
mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang
dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai
laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan
keuangan perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada
Tujuan Kerangka Kerja Konseptual
IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut akan dipilih
salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:
1. berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
2. berguna dalam menilai prospek arus kas
3. tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di
dalamnya.
Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB, pada periode
1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut:
1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna
3. unsur-unsur laporan keuangan
4. kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
6. 5. penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.
IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Itu dikeluarkan oleh IASC, organisasi pendahulu ke IASB, pada tahun 1989 dan
kemudian diadopsi oleh IASB pada tahun 2001. Kerangka menggambarkan konsep-konsep
dasar dengan yang laporan keuangan disusun. Ini berfungsi sebagai panduan untuk tidak
menyasar langsung dalam IAS atau IFRS atau interpretasi. IASB menyatakan bahwa kerangka:
a. Menentukan tujuan laporan keuangan
b. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna
c. Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan
pengukuran mereka dalam laporan keuangan.
IAS 1 penyajian laporan keuangan dan IAS 8 kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi dan menangani kesalahan dengan penyajian laporan keuangan dan membuat
reverance untuk framework. IAS 8 mengatur bahwa dalam ketiadaan standar IASB atau
interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi, bahkan atau kondisi lain, manajemen
harus kita pertimbangan dalam mengembangkan sebuah menerapkan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang:
1. Relevansi dengan keputusan ekonomi membuat kebutuhan pengguna
2. Handal, dalam laporan keuangan:
Ø setia merupakan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas
Ø mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, acara lainnya dan kondisi, dan
bukan hanya bentuk hukum
Ø netral, yaitu. bebas dari bias
Ø tepat
Ø secara lengkap dalam semua hal yang material
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual
Perkembangan dari rerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu seperti yang akan di bahas
berikut.
1) Pengaturan standar dengan pendekatan berbasis prinsip (Principles-Based) dan berbasis
aturan (Rule-Based).
Pengaturan standar ada yang dipengaruhi prinsip dan ada yang dipengaruhi aturan dari
lingkungan pengambilan keputusan.
7. Perbedaan Principles-Based dan Rule-Based :
Principles-Based
v Standar berdasar prinsip – prinsip akuntansi
v Baku dan berlaku umum
v Prinsip adalah keyakinan yang kuat dan tidak dapat diubah
v Dampaknya harus membuat estimasi misalnya : Jika terjadi banjir maka rumahnya
akan digenangi sehingga harus pindah rumah ( mengungsi )
Rule-Based
v Standar berdasar aturan/ persyaratan rinci
v Lingkupnya hanya untuk kelompok tertentu dimana akuntansi dilaksanakan
v Konsisten
v Akurat (siapapun yang mengukur hasilnya sama sehingga informasinya netral )
v Ada adjusment karena lingkungan para stakeholdernya berbeda – beda
v Dipengaruhi politik ( pihak yang dominan seperti pada teori Private Interst )
Contoh Principle based : IFRS termasuk principle karena digunakan semua negara
(standarnya berlaku secara internasional)
Contoh Rules Based : seperti PSAK di Indonesia atau USGAAP di Amerika
2) Informasi untuk pembuatan keputusan dan pendekatan teori keputusan
Dalam banyak hal penekanan dalam pembuatan keputusan berdampak pada penggunaan
current value. Jika memungkinkan, pengguna akan memiliki informasi actual tentang
peristiwa-peristiwa masa depan yang akan mempengaruhi perusahaan. Namun demikian kita
hanya dapat memprediksi peristiwa-peristiwa tersebut.
Pendekatan teori keputusan dalam akuntansi berguna dalam menguji akuntansi apakah telah
mencapai targetnya. Teori harus berperan sebagaimana standar dimana praktik akuntansi akan
diterapkan.
Kerangka Konseptual Untuk Standar Auditing
Salah satu pemakai laporan keuangan adalah auditor. Hal yang perlu dilakukan auditor adalah
memeriksa laporan keuangan dan memberi pendapat. Tujuannya untuk meyakinkan laporan
keuangan disusun sesuai aturan yang berlaku.
8. Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu: karena standarnya banyak
terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang kesesuaian
laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat dijadikan
pedoman utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran sehingga
akuntan publik harus melakukan hal–hal berikut agar laporan audit masih dapat digunakan:
Ø Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap
Ø Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien
Ø Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk lebih meyakinkan keabsahan
Kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan
tujuan dasar. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta
kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.
Asumsi-Asumsi Dasar.
Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar
akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat
dipraktikkan.
a. Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa
perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki
kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).
b. Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi
kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman
mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat
memiliki kelangsungan hidup yang panjang
c. Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit moneter
sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah
stabil dari waktu ke waktu.
d. Asumsi periodisitas (periodicity assumption). Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil
operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi.
Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi
semacam itu. Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan
bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial
periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan dan
tahunan.
9. KARAKTERISTIK-KARAKERISTIK KUALITATIF
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus
memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa
kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.
1. Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.
1) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan
erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak
relevan.
a. Nilai umpan balik (feedback value) adalah suatu alat bantu laporan keuangan dari umpan
balik kejadian masa lalu yang membantu dalam mengkonfirmasi atau memperbaiki perkiraan
sebelumnya.
b. Nilai prediksi (predictive value) adalah nilai perkiraan dari informasi-informasi
sebelumnya untuk memberikan prediksi di masa yang akan datang. Sebagai contoh, ketika
perusahaan menyajikan laporan laba rugi komparatif, seorang investor memiliki informasi
untuk membandingkan hasil operasi tahun lalu dengan tahun ini. Hal ini memberikan dasar
umum untuk mengevaluasi perkiraan sebelumnya dan untuk menfestimasi hasil yang
muungkin diperoleh tahun depan.
c. Tepat waktu (timeliness) adalah aspek yang penting agar informasi dapat “membuat
suatu perbedaan” karena apabila informasi baru bisa didapat setelah keputusan diambil, tidak
akan banyak berguna. Pelaporan keuangan banyak dikritik mengenai ketepatan waktunya
karena pada masa teknologi informasi seperti sekarang, pemakai laporan keuangan semakin
ingin mendapatkan jawaban dadlam waktu singkat, bukan pada akhir suatu tahun atau suatu
kuartal.
2) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat
serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi
individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi
faktual dari informasi. Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak
memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
a. Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
b. Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam
10. laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
c. Netralitas (neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok
pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias
3) Keberdaya ujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya
kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan
informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada
faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah
berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan
taksiran umur ekonomis.
4) Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan
berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan
keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.
5) Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti adanya
kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
2. Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan
(comparability) dan konsistensi (consistency).
1) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat
dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri
(perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang
berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.
2) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi
apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-
kejadian serupa, dari periode ke periode.
KESIMPULAN
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi
keuangan dan laporan keuangan Tujuan dari pelaporan keuangan menurut SFAC NO. 1
(Statement of Financial Accounting Concepts) : Pelaporan keuangan memberikan informasi
yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan
investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat
11. comprehensive bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis
dan ekonomi dan memiliki kemauan untuk memelajari informasi dengan cara yang rasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://ar-alfajri.blogspot.co.id/2013/10/kerangka-konseptual-conceptual-framework.html
http://awaccounting.blogspot.co.id/2015/02/makalah-kerangka-kerja-konseptual.html