Dokumen tersebut membahas tentang puja dalam budaya, termasuk definisi puja, makna dan manfaat puja bagi umat Buddha, serta jenis-jenis puja dan hubungannya dengan budaya di Indonesia."
Selamat datang di portal informasi TP PKK Kota Bandung, Profile ini merupakan media publikasi dan komunikasi TP PKK Kota Bandung dalam menyampaikan informasi kegiatan dan dalam upaya mendukung tercapainya program kerja Pemerintah guna pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga masyarakat Kota Bandung.
Selamat datang di portal informasi TP PKK Kota Bandung, Profile ini merupakan media publikasi dan komunikasi TP PKK Kota Bandung dalam menyampaikan informasi kegiatan dan dalam upaya mendukung tercapainya program kerja Pemerintah guna pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga masyarakat Kota Bandung.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. KOMPETISI DASAR:
MENGHAYATI PUJA TERKAIT BUDAYA
MENUNJUKKAN PERILAKU SANTUN, RESPONSIF DAN
PROAKTIF TERKAIT PUJA DENGAN BUDAYA
MENERAPKA PENGETAHUAN TENTANG PUJA TERKAIT
DENGAN BUDAYA
MENYAJI PUJA TERKAIT DENGAN BUDAYA
4. PUJA DITUJUKAN KEPADA BUDDHA,
BODHISATVA, DEWA MAUPUN LELUHUR
YANG DIHORMATI KARENA KITA
BERSYUKUR, BERTERIMA KASIH, DAN
MEMUJI –NYA ATAS PERTOLONGAN DAN
BIMBINGAN YANG TELAH DIBERIKAN
KEPADA SEMUA MAKHLUK.
5. MAKNA PUJA BAGI UMAT BUDDHA
MEMUJA DAN MEMPERKUAT KEYAKINAN PADA
TRIRATNA
MENYATAKAN TEKAD MENJALANKAN AJARAN
BUDDHA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
MERENUNGI SIFAT LUHUR TRIRATNA
MENGULANG KEMBALI PEMBABARAN DHAMMA
MEMBANTU MENGEMBANGKAN SIFAT LUHUR.
MENGUNGKAPKAN HARAPAN, SYUKUR, DAN
PELIMPAHAN JASA
6. MANFAAT PUJA
Manfaat yang diperoleh dengan melaksanakan Puja adalah
berkembangnya hal berikut:
1. KEYAKINAN
2. BRAHMA VIHARA
3. PENGENDALIAN DIRI
4. KECUKUPAN HATI
5. KESABARAN
6. KEBAHAGIAAN
7.
8. PUJA SEBELUM ZAMAN SANG BUDDHA
• PUJA DALAM ZAMAN SEBELUM SANG
BUDDHA, LEBIH BERMAKNA
MEMBERIKAN PERSEMBAHAN KEPADA
PARA DEWA.
• AJARAN INI BERKEMBANG PESAT DENGAN
DIAWALI OLEH AJARAN BRAHMANISME.
• DIMANA, MANUSIA MEMBERIKAN
KORBAN KEPADA PARA DEWA DENGAN
TUJUAN AGAR DEWA SENANG, TIDAK
MENJATUHKAN MALAPETAKA
9. PUJA PADA ZAMAN BUDDHA
Pada Zaman sang Buddha, arti Puja
memiliki arti berbeda yaitu menghormati.
Pada massa Sang Buddha ada sebuah
kebiasaan yang dilakukan oleh para
Bhikkhu yang disebut Vatha.
Vatha adalah sebuah aktifitas
membersihkan kuti, menyediakan air,
memberikan bunga, wewangian dan
lainnya.Setelah selesai Umat maupun
Bhikkhu duduk mendengarkan khotbah
Sang Buddha.
Setiap bulan pada saat
pertengahan(uposatha), Para Bhikkhu
berkumpul dan mengulang Patimokkha.
10. Setelah Buddha Parinibanna, Para Bhikkhu, Samanera dan Umat Buddha mengenang jasa
dan teladan dari Sang Buddha dengan cara merenungkan kebajikan-kebajikan Sang
Buddha. Sebagai peganti kebiasaan Vattha Umat Buddha, Para Bhikkhu melaksanakan
penggulangan Sutta-Sutta dan khotbah Sang Buddha. Disamping itu juga dilakukan
pembacaan Paritta setiap pagi dan sore. Kebiasaan ini kemudian dikenal sebagai Kebaktian.
12. KISAH SUMANA PENJUAL BUNGA
KISAH BUDDHA MENOLAK KURBAN
“Duhai brahmana, apabila engkau mempunyai kehendak untuk
memuja Dhamma, engkau dapat melakukannya dengan
memuja para bhikkhu ‘bahussuta’ yang banyak mendengar,
senantiasa merawat, mempertahankan serta melestarikan
kemurnian Dhamma seperti Ananda, salah satu contohnya.”