2
1. Anggaran1.1. Definisi Anggaran
Tanpa anggaran manajer dan karyawan akan sulit mengetahui apakah merekaakan mencapai target pertumbuhan maupun pengeluaran.
2
1. Anggaran1.1. Definisi Anggaran
Tanpa anggaran manajer dan karyawan akan sulit mengetahui apakah merekaakan mencapai target pertumbuhan maupun pengeluaran.
Thesis Journal - ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, ROA, DER DAN CAR TE...Yudy Yunardy
The result of this research shows inflation, exchange rate and Debt to Equity Ratio (DER) variables has a negative and significant influence to stock return, in other hand Return On Asset (ROA) and Capital Adequacy Ratio (CAR)
has a positive and significant influence to stock return on banking industry. This result is expected that inflation, exchange rate, Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) and Capital Adequacy Ratio (CAR) variable can be made reference, either by company management and also by investors in determining investment strategy.
The purpose of this research is to analyze the influence of macro economics indicator such as inflation, rate of interest, exchange rate and GDP toward property stock index and finance stock index. This research used data from 2008-2015. The method of this research is time series and the method of sampling is purposive sampling. This research used secondary data collect from Indonesia Stock Exchange consist of property stock index and finance stock index. Bank Indonesia consist of rate interest (BI Rate) and exchange rate of Rupiah/US Dollar. Badan Pusat Statistik consist of inflation and GDP. Data technique analysis used in this research is double linear regression analysis and chow test. The result of this research that by partial analysis with alpha (α) 0.05 showed inflation, rate of interest (BI Rate) and GDP do not have a significant effect to stock return of property stock index and finance stock index. While, the exchange rate Rupiah/US Dollar have a positive significant effect to stock return of property stock index and finance stock index. The result of simultaneous test showed at once inflation, BI Rate, Exchange rate and GDP have a signification effect to stock return of property and finance stock index. The result of chow test showed there is no different influence among inflation, BI Rate, exchange rate and GDP to stock return of property or finance stock index.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listed Di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018)
Oleh:
Muhammad Azis Raehan
1510421175
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA BI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDE...faisalpiliang1
The purpose of this study is to obtain empirical evidence regarding the problem under study, namely "The Effect of Inflation, Exchange Rates, and BI Interest Rates on the Jakarta Islamic Index (JII) Period (2014-2018)". The method used in this study was document recording and then analyzed using multiple linear analysis, the results showed that: Inflation, exchange rates, and interest rates simultaneously and partially affect the Jakarta Islamic Index in 2014 - 2018.
Aspek keuangan pada studi kelayakan bisnis digunakan untuk menilai keuangan perusahaan yang meliputi, perolehan sumber dana, estimasi pendapatan dan jenis investasi beserta biaya yang dikeluarkan selama investasi serta proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca dan arus kas.
PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSET, RETURN ON EQUITY, EARNING PER SH...Lini Hermin Erige
Studi ini dilakukan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan melalui Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 hingga 2011. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sampel sebanyak 20 perusahaan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan jangka waktu penelitian 2009-2011, data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan kuadrat persamaan terkecil, uji F-statistik untuk menguji koefisien regresi simultan dan uji t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial. Selain itu sebelumnya juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, dan uji Autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya penyimpangan asumsi klasik, hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk digunakan model regresi linear berganda. Persamaan regresi simultan didapatkan kesimpulan bahwa secara simultan Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap DPR . Sedangkan Persamaan regresi parsial didapatkan kesimpulan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) juga berpengaruh positif signifikan terhadap DPR.
Anggaran Bisnis Perusahaan Merupakan Suatu Tanggung Jawab Penyusunan Perencanaan Dalam Mencapai Tujuan Memaksimalkan Laba Perusahaan Dan Meminimalkan Biaya Secara Efisien. Pembuatan Anggaran Bisnis Korporasi, Suatu Cara Efektif Merencanakan Dan Mengendalikan Arus Kas, Pengelolaan Piutang, Utang Dan Modal, dan anggaran variable, sehingga dapat membuat suatu anggaran komprehensif korporasi. Aktivitas yang dilakukan anggaran komprehensif mencakup seluruh aktivitas yang ada pada perusahaan seperti dalam bidang pemasaran, produksi, administrasi dan keuangan sekalipun. Dengan adanya anggaran komprehensif memberikan manfaat berupa pendekatan sistematis pada kebijakan manajemen dan memudahkan evaluasi akhir. Anggaran kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas semasa tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan kas (aliran kas keluar). Anggaran Piutang Menunjukan Besarnya Piutang Dari Transaksi-Transaksi Penjualan Secara Kredit Yang Dilakukan Korporasi. Anggaran utang merupakan anggaran yang merencanakan jumlah utang pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal adalah proses menyeluruh menganalisa proyek-proyek dan menentukan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. Prinsip dasar dari anggaran variable adalah konsep variabelitas biaya (cost variability) dimana biaya dapat dihubungkan dengan tingkat kegiatan. Atas dasar konsep inilah biaya dapat dikategorikan menjadi biaya tetap, biaya variable, dan biaya semi variable.
Thesis Journal - ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, ROA, DER DAN CAR TE...Yudy Yunardy
The result of this research shows inflation, exchange rate and Debt to Equity Ratio (DER) variables has a negative and significant influence to stock return, in other hand Return On Asset (ROA) and Capital Adequacy Ratio (CAR)
has a positive and significant influence to stock return on banking industry. This result is expected that inflation, exchange rate, Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) and Capital Adequacy Ratio (CAR) variable can be made reference, either by company management and also by investors in determining investment strategy.
The purpose of this research is to analyze the influence of macro economics indicator such as inflation, rate of interest, exchange rate and GDP toward property stock index and finance stock index. This research used data from 2008-2015. The method of this research is time series and the method of sampling is purposive sampling. This research used secondary data collect from Indonesia Stock Exchange consist of property stock index and finance stock index. Bank Indonesia consist of rate interest (BI Rate) and exchange rate of Rupiah/US Dollar. Badan Pusat Statistik consist of inflation and GDP. Data technique analysis used in this research is double linear regression analysis and chow test. The result of this research that by partial analysis with alpha (α) 0.05 showed inflation, rate of interest (BI Rate) and GDP do not have a significant effect to stock return of property stock index and finance stock index. While, the exchange rate Rupiah/US Dollar have a positive significant effect to stock return of property stock index and finance stock index. The result of simultaneous test showed at once inflation, BI Rate, Exchange rate and GDP have a signification effect to stock return of property and finance stock index. The result of chow test showed there is no different influence among inflation, BI Rate, exchange rate and GDP to stock return of property or finance stock index.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listed Di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018)
Oleh:
Muhammad Azis Raehan
1510421175
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA BI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDE...faisalpiliang1
The purpose of this study is to obtain empirical evidence regarding the problem under study, namely "The Effect of Inflation, Exchange Rates, and BI Interest Rates on the Jakarta Islamic Index (JII) Period (2014-2018)". The method used in this study was document recording and then analyzed using multiple linear analysis, the results showed that: Inflation, exchange rates, and interest rates simultaneously and partially affect the Jakarta Islamic Index in 2014 - 2018.
Aspek keuangan pada studi kelayakan bisnis digunakan untuk menilai keuangan perusahaan yang meliputi, perolehan sumber dana, estimasi pendapatan dan jenis investasi beserta biaya yang dikeluarkan selama investasi serta proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca dan arus kas.
PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSET, RETURN ON EQUITY, EARNING PER SH...Lini Hermin Erige
Studi ini dilakukan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan melalui Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 hingga 2011. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sampel sebanyak 20 perusahaan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan jangka waktu penelitian 2009-2011, data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan kuadrat persamaan terkecil, uji F-statistik untuk menguji koefisien regresi simultan dan uji t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial. Selain itu sebelumnya juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, dan uji Autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya penyimpangan asumsi klasik, hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk digunakan model regresi linear berganda. Persamaan regresi simultan didapatkan kesimpulan bahwa secara simultan Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap DPR . Sedangkan Persamaan regresi parsial didapatkan kesimpulan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) juga berpengaruh positif signifikan terhadap DPR.
Anggaran Bisnis Perusahaan Merupakan Suatu Tanggung Jawab Penyusunan Perencanaan Dalam Mencapai Tujuan Memaksimalkan Laba Perusahaan Dan Meminimalkan Biaya Secara Efisien. Pembuatan Anggaran Bisnis Korporasi, Suatu Cara Efektif Merencanakan Dan Mengendalikan Arus Kas, Pengelolaan Piutang, Utang Dan Modal, dan anggaran variable, sehingga dapat membuat suatu anggaran komprehensif korporasi. Aktivitas yang dilakukan anggaran komprehensif mencakup seluruh aktivitas yang ada pada perusahaan seperti dalam bidang pemasaran, produksi, administrasi dan keuangan sekalipun. Dengan adanya anggaran komprehensif memberikan manfaat berupa pendekatan sistematis pada kebijakan manajemen dan memudahkan evaluasi akhir. Anggaran kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas semasa tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan kas (aliran kas keluar). Anggaran Piutang Menunjukan Besarnya Piutang Dari Transaksi-Transaksi Penjualan Secara Kredit Yang Dilakukan Korporasi. Anggaran utang merupakan anggaran yang merencanakan jumlah utang pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal adalah proses menyeluruh menganalisa proyek-proyek dan menentukan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. Prinsip dasar dari anggaran variable adalah konsep variabelitas biaya (cost variability) dimana biaya dapat dihubungkan dengan tingkat kegiatan. Atas dasar konsep inilah biaya dapat dikategorikan menjadi biaya tetap, biaya variable, dan biaya semi variable.
Produksi dalam pandangan islam dapat didefinisikan sebagai upaya manusia untuk
menghasilkkan barang dan jasa yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan masyarakat
secara umum, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan melalui usaha
yang halal dan berkah. Dalam pandangan islam, tujuan produksi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan materi manusia, tetapi juga untuk mencapai tujuan spiritual yang
lebih tinggi. Produksi yang dijalankan oleh umat islam harus mengarah pada kemaslahatan
bersama dan memperkuat tali persaudaraan antar sesama muslim.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Islam menekankan prinsip-prinsip berikut :
Keadilan
1.
Kemaslahatan Bersama
2.
Etika dan Moralitas
3.
Keterkaitan antara Produksi dan Ibadah
4.
2. KONSEP KONSUMSI DALAM ISLAM
Konsumsi dalam pandangan islam adalah suatu aktivitas mengeluarkan harta yang
dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsumsi dapat
dilakukan dengan cara yang halal maupun yang haram, oleh karena itu penting
bagi umat islam agar dapat memenuhi kebutuhannyha dengan cara yang halal
dan membawa berkah.
Konsumsi dalam Islam memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Dalam islam, konsumsi yang dilakukan dengan cara yang halal dan baik
akan membawa keberkahan dan mendatangkan rizki yang halal. Sebaliknya
konsumsi yang dilakukan dengan cara yang haram dan tidak baik akan membawa
malapetaka dan kehancuran. IInvestasi dalam pandangan Islam adalah upaya memanfaatkan harta dengan cara
menanamkan modal pada bidang-bidang usaha tertentu dengan harapan memperoleh
keuntungan dan berkembangnya usaha tersebut, sekaligus memberikan manfaat bagi
masyarakat.
Tujuan utama investasi dalam Islam adalah untuk memperoleh keuntungan yang halal
dan bermanfaat secara ekonomi serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Investasi dalam Islam juga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
dan mengurangi kemiskinan serta ketimpangan sosial. Selain itu, investasi juga dianggap
sebagai cara untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya yang diberikan oleh Allah
SWT.
PERAN INVESTASI DALAM
MEININGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Investasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Berikut adalah beberapa kontribusi investasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat:
a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Investasi
b. Kontribusi Investasi dalam Menurunkan Tingkat Kemiskinan
c. Peningkatan Kesejahteraan Umum melalui Investasi
4. POTENSI INDUSTRI HALAL
Industri halal memiliki potensi pasar yang besar, terutama di negara-negara mayoritas
Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu, produk halal juga diminati
oleh konsumen non-Muslim yang mencari produk yang berkualitas, aman dikonsumsi, dan
diproduksi dengan standar yang ketat. Beberapa faktor yang mempengaruhi potensi pasar
industri halal antara lain:
a. Ukuran Pasar Global Industri Halal.
b. Pertumbuhan Pasar Industri Halal.
c. permintaan Masyarakat akan Produk Halal.
1. SEMINAR HASIL DISERTASI
Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku investor dalam memrediksi
return saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI
PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Disusun dan diajukan oleh :
MUSDALIFAH AZIS
(P0500310004)Promotor
- Prof.Dr. Cepi Pahlevi, SE, M.Si
Co-Promotor
- Dr. Muhammad Ismail P, SE, M.Si
- Dr. Yansor Djaya, SE, MA
2. Latar Belakang
• Dengan momentum yang tepat, ekspektasi investor
terhadap kecendrungan pergerakan perubahan harga
saham meningkat maka diharapkan return saham pun
meningkat, hal tersebut menyebabkan investor harus
mempertimbangkan faktor – faktor yang memengaruhi
return saham secara langsung maupun tidak langsung
melalui perilaku investor itu sendiri.
• Perdagangan saham di BEI pada umumnya di pengaruhi
oleh faktor fundamental dan faktor teknikal.
3. Kerangka PEMIKIRAN
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERILAKU
RETURN (Y2)
SBI
BETA
IHSG
PERILAKU
INVESTOR
(Y1)
HARGA
SAHAM
FUNDAMENTAL
ROE (X1)
EPS (X2)
ROA (X3)
DER (X4)
DPR (X5)
PBV (X6)
INFLASI (X7)
KURS (X8)
TINGKAT SUKU BUNGA
PINJAMAN (X9)
TEKNIKAL
VOLUME
PERDG.(X10)
MARKET
KAPITALISASI (X11)
5. hipotesis penelitian
hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. faktor fundamental signifikan dan positif terhadap perilaku
investor.
2. faktor teknikal signifikan dan positif terhadap perilaku
investor.
3. faktor fundamental signifikan dan positif terhadap return.
4. faktor teknikal signifikan dan positif terhadap return.
5. faktor fundamental signifikan dan positif terhadap return
melalui perilaku investor.
6. faktor teknikal signifikan dan positif terhadap return
melalui perilaku investor.
6. Populasi
Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan LQ 45 yang
listed di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2002 -2011.
Berdasarkan populasi penelitian perusahaan yang terdaftar dalam
kategori LQ 45 ini diambil sampel yang memenuhi kriteria sebagai
berikut :
• Perusahaan yang termasuk dalam kategori indeks LQ 45 secara
terus menerus sejak tahun 2002 -2011.
• Perusahaan-perusahaan indeks LQ 45 yang tercatat pada setiap
akhir tahun / Desember sejak tahun 2002 -2011.
• Menyajikan laporan keuangan sejak tahun 2002 -2011
Jumlah perusahaan dalam kategori indeks LQ 45 yang listing setiap
akhir tahun / Desember sejak tahun 2002 hingga 2011 dan yang masuk
dalam criteria untuk dijadikan sampel sebanyak 16 perusahaan sebagai
berikut :
7. Alat analisis
• Untuk menguji pengaruh faktor intervening
yaitu perilaku investor terhadap return
digunakan analisis path, Robert D.Rutherford
(1993) mengatakan bahwa analisis path
adalah Suatu teknik untuk menganalisis
hubungan sebab akibat yang terjadi pada
regresi berganda jika variabel bebasnya
mempengaruhi variabel tegantung tidak hanya
secara langsung, tetapi juga secara tidak
langsung.
8. Deskripsi Variabel Penelitian
• Variabel Independen
– ROE
– EPS
– ROA
– DER
– DPR
– PBV
– Inflasi
– Nilai Tukar
– Suku Bunga Pinjaman
– Volume Perdagangan
– Kapitalisasi Pasar
• Variabel Dependen
– Perilaku Investor
– Return Saham
Definisi
operasional
9. Persamaan Uraian Nilai Keterangan
Persamaan 1-1.
Pengaruh faktor
fundamental
terhadap
perilaku
investor
R-Square
Adj.R-
Square
F-Hitung
Signifikansi
0,122
0,069
2,305
0,019
Tidak memenuhi asumsi klasik (terjadi
heteroskedastisitas pada variabel EPS,
Inflasi dan Suku Bunga Pinjaman) tetapi
memenuhi goodness of fit.
Persamaan 1-2.
Pengaruh faktor
teknikal
terhadap
perilaku
investor
R-Square
Adj.R-
Square
F-Hitung
Signifikansi
0,281
0,272
30,685
0,000
Tidak memenuhi asumsi klasik (terjadi
heteroskedastisitas pada variabel Volume
Perdagangan dan Kapitalisasi Pasar)
tetapi memenuhi goodness of fit.
Ringkasan Hasil Pengujian Model Persamaan 1
Sumber : Data diolah
10. Persamaan Uraian Nilai Keterangan
Persamaan 2-1. Pengaruh
faktor fundametal terhadap
return saham
R-Square
Adj.R-Square
F-Hitung
Signifikansi
0,317
0,276
7,735
0,000
Tidak memenuhi asumsi klasik (terjadi
heteroskedastisitas pada variabel ROA
dan Suku Bunga Pinjaman) tetapi
memenuhi goodness of fit.
Persamaan 2-2. Pengaruh
faktor teknikal terhadap
return saham
R-Square
Adj.R-Square
F-Hitung
Signifikansi
0,020
0,008
1,605
0,204
Memenuhi asumsi klasik tetapi tidak
memenuhi goodness of fit.
Persamaan 3-1. Pengaruh
faktor fundamental terhadap
return saham melalui
perilaku investor
R-Square
Adj.R-Square
F-Hitung
Signifikansi
0,353
0,309
8,119
0,000
Tidak memenuhi asumsi klasik (terjadi
heteroskedastisitas pada variabel
Perilaku Investor, ROA dan Suku
Bunga Pinjaman) tetapi memenuhi
goodness of fit.
Persamaan 3-2. Pengaruh
faktor teknikal terhadap
return saham melalui
perilaku investor
R-Square
Adj.R-Square
F-Hitung
Signifikansi
0,062
0,044
3,431
0,019
Memenuhi asumsi klasik dan
memenuhi goodness of fit
Ringkasan Hasil Pengujian Model Persamaan 2
Sumber : Data diolah
11. Hasil Pengujian Korelasi varibel-variabel Penelitian
Sumber : Data Output SPSS
Variabel
Bebas
Variabel
terikat
direct direct
Indirect Total
(Y1) Ket (Y2) Ket
ROE (X1)
PerilakuInvestor(Y1)
ReturnSaham(Y2)
0,005 Tidak signifikan -0,021 Tidak signifikan 0,0012 0,250
EPS (X2) 0,230 Signifikan 0,019 Tidak signifikan 0,0563 0,475
ROA (X3) -0,073 Tidak signifikan 0,127
Signifikan pada 15
persen
-0,0178 0,172
DER (X4) 0,122 Tidak signifikan 0,134
Signifikan pada 10
persen
0,0298 0,367
0,061 Tidak signifikan 0,016 Tidak signifikan 0,0149 0,306DPR (X5)
PBV (X6) 0,043 Tidak signifikan 0,012 Tidak signifikan 0,0105 0,288
INF (X7) -0,383 signifikan 0,060 Tidak Signifikan 0,0147 0,305
NT (X8) 0,023 Tidak signifikan -0,024 Tidak signifikan 0,0056 0,268
SBP (X9) -0,071 Tidak signifikan -0,525 Signifikan -0,0173 0,174
VP (X10) -0,305 Signifikan -0,045 Tidak signifikan 0,0747 -0,060
KP (X11) 0,427 Signifikan -0,133
Signifikan pada 10
persen
0,1046 0,672
Perilaku
Investor (Y1)
0,245 Signifikan
13. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
No Hipotesis Kesimpulan Justifikasi
1 Pertama Diterima Secara simultan faktor fundamental signifikan
terhadap perilaku investor. Tetapi pengujian secara
parsial menyatakan bahwa ROE, DER, DPR, PBV dan
Nilai Tukar tidak signifikan terhadap Perilaku Investor.
Dan EPS, Inflasi dan Suku Bunga Pinjaman signifikan
terhadap Perilaku Investor.
2 Kedua Diterima Secara simultan faktor teknikal signifikan terhadap
perilaku investor. Dan pengujian secara parsial
menyatakan bahwa Kapitalisasi Pasar dan Volume
Perdagangan signifikan terhadap Perilaku Investor.
3 Ketiga Diterima Secara simultan faktor fundamental signifikan
terhadap return saham. Tetapi pengujian secara
parsial menyatakan bahwa ROE, EPS, DER, DPR, PBV,
Inflasi dan Nilai Tukar tidak signifikan terhadap Return
Saham. ROA dan Suku Bunga Pinjaman signifikan
terhadap Return Saham.
14. No Hipotesis Kesimpulan Justifikasi
4 Keempat Ditolak Secara simultan faktor teknikal tidak signifikan terhadap
return saham. Tetapi pengujian secara parsial menyatakan
bahwa Volume Perdagangan tidak signifikan terhadap
Return Saham. Dan Kapitalisasi Pasar signifikan terhadap
Return Saham.
5 Kelima Diterima Secara simultan faktor Fundamental signifikan terhadap
Return Saham melalui Perilaku Investor. Tetapi pengujian
secara parsial menyatakan bahwa ROE, EPS, DER, DPR,
PBV, Inflasi dan Nilai Tukar tidak signifikan terhadap
Return Saham. Dan Perilaku Investor, ROA dan Suku Bunga
Pinjaman signifikan terhadap Return Saham.
6 Keenam Diterima Secara simultan faktor teknikal berpengaruh signifikan
terhadap return saham melalui perilaku investor. Tetapi
pengujian secara parsial menyatakan bahwa Volume
Perdagangan (VP) dan Kapitalisasi Pasar (KP) berpengaruh
tidak signifikan terhadap Return Saham. Dan Perilaku
Investor (PI) berpengaruh signifikan terhadap Return
Saham.
Sumber: Ringkasan hasil pengolahan data untuk disertasi ini.
15. Temuan Alasan Dampak Saran Implikasi KebijakanPengaruhFundamental
terhadapPerilakuInvestor
Sesuai
teori/mendu
kung
penelitian
sebelumnya
Kecendrungan faktor
fundamental seperti EPS,
inflasi dan suku bunga
pinjaman berpengaruh
secara langsung terhadap
perilaku investor
Disarankan faktor fundamental seperti
ROE, DER, DPR, PBV dan nilai tukar
walaupun tidak berpengaruh secara
langsung terhadap perilaku investor,
tetapi harus tetap dalam pengamatan
investor dalam melihat kecendrungan
pergerakan harga saham sebagai
suatu momentum yang tepat dalam
berkeputusan.
PengaruhTeknikal
terhadapPerilaku
Investor
Sesuai
teori/mendu
kung
penelitian
sebelumnya
Kecendrungan faktor
teknikal seperti
kapitalisasi pasar dan
volume perdagangan
berpengaruh secara
langsung terhadap
perilaku investor.
Disarankan faktor teknikal yang baik
dari suatu perusahaan penerbit
saham dapat dijadikan sebagai suatu
indikator momentum pada perilaku
investor dalam bertransaksi saham di
BEI.
16. Temuan Alasan Dampak Saran Implikasi KebijakanPengaruhFundamentalterhadap
ReturnSaham
Sesuai
teori/mendukung
penelitian
sebelumnya
Kecendrungan faktor
fundamental seperti ROA dan
suku bunga pinjaman yang baik
dari suatu perusahaan penerbit
saham dapat dijadikan sebagai
suatu indikator momentum dalam
memeroleh return saham investor
dalam bertransaksi saham di bei.
Disarankan faktor fundamental seperti
ROE, EPS, DER, DPR, PBV dan
inflasi dan nilai tukar walaupun tidak
berpengaruh secara langsung
terhadap return saham, tetapi harus
tetap dalam pengamatan investor
dalam melihat kecendrungan
pergerakan harga saham sebagai
suatu momentum yang tepat dalam
berkeputusan.
PengaruhTeknikalterhadap
ReturnSaham
Tidak sesuai
teori/tidak
mendukung
penelitian
sebelumnya
Kecendrungan faktor teknikal
seperti kapitalisasi pasar yang
baik dari suatu perusahaan
penerbit saham dapat dijadikan
sebagai suatu indikator
momentum dalam memeroleh
return saham investor dalam
bertransaksi saham di BEI.
Disarankan faktor teknikal seperti
volume perdagangan walaupun tidak
berpengaruh secara langsung
terhadap return saham, tetapi harus
tetap dalam pengamatan investor
dalam melihat kecendrungan
pergerakan harga saham sebagai
suatu momentum yang tepat dalam
berkeputusan.
17. Temuan Alasan Dampak Saran Implikasi Kebijakan
PengaruhFundamental
terhadapReturnSaham
melaluiPerilakuInvestor
Sesuai
teori/mendukung
penelitian
sebelumnya
Kecendrungan faktor fundamental seperti
ROA dan suku bunga pinjaman yang baik
dari suatu perusahaan penerbit saham
dapat dijadikan sebagai suatu indikator
momentum dalam memeroleh return saham
investor melalui perilaku investor yang
bertransaksi saham di BEI.
Disarankan faktor fundamental seperti ROE,
EPS, DER, DPR, PBV dan inflasi dan nilai
tukar walaupun tidak berpengaruh secara
langsung terhadap return saham, tetapi
harus tetap dalam pengamatan investor
dalam melihat kecendrungan pergerakan
harga saham sebagai suatu momentum
yang tepat dalam berkeputusan.
PengaruhTeknikalterhadapReturn
SahammelaluiPerilakuInvestor
Sesuai teori/
mendukung
penelitian
sebelumnya
Kecendrungan faktor teknikal seperti
kapitalisasi pasar dan volume
perdagangan walaupun tidak berpengaruh
secara langsung terhadap return saham
melalui perilaku investor tetapi ada faktor
lain dalam perilaku investor yang baik dari
suatu perusahaan penerbit saham yang ikut
dipertimbangkan sehingga dapat dijadikan
sebagai suatu indikator momentum dalam
memeroleh return saham investor dalam
bertransaksi saham di BEI.
Disarankan ada pertimbangan lain dari faktor
teknikal yang melalui perilaku investor
terhadap return saham walaupun faktor
teknikal tersebut tidak berpengaruh secara
langsung terhadap return saham melalui
perilaku investor tetap harus dalam
pengamatan investor dalam melihat
kecendrungan pergerakan harga saham
sebagai suatu momentum yang tepat dalam
berkeputusan.
18. Kesimpulan
• Dengan momentum yang tepat dalam
mencapai return saham yang optimal,
maka perilaku Investor melihat secara
menyeluruh faktor fundamental
maupun faktor teknikal sebagai suatu
kesatuan set yang memengaruhi
mereka dalam berinvestasi di BEI.
19. Saran
• Model yang digunakan dalam penelitian ini juga bisa
dikembangkan dengan menggunakan faktor fundamental
yang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang belum
diakomodir dalam model penelitian ini seperti Net Profit
Margin (NPM), Return On Sales (ROS), Current Ratio (CR),
Asset Turnover, Inventory Turnover Ratio, Debt To Asset
Ratio (DAR), Price Earning Grow Ratio (PEG), Price Sales
Ratio (PSR) dan psikologi investor yang banyak berasal dari
faktor teknikal yang melakukan trading short term, dan
perlu indikator komponen lain dari pengukuran return
saham dengan memperhitungkan return saham milik
penjual dan pembeli investasi saham tersebut.
• Jenis data yang digunakan dalam pengembangan penelitian
selanjutnya sebaiknya menggunakan gabungan data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif sebagai data
kinerja keuangan. Dan data kualitatif yang berasal dari data
responden mengenai psikologi investor yang berinvestasi
saham di BEI.
20. Faktor Fundamental
• Faktor fundamental luas dan kompleks yang meliputi kondisi
internal perusahaan (basic financial) dan eksternal perusahaan
(basic economic). Hal-hal yang termasuk dalam faktor fundamental
antara lain; faktor ekonomi dan industri, penilaian perusahaan
secara individu dengan menggunakan model penilaian dividend dan
model penilaian pendapatan/laba, atau model penilaian kekayaan
(asset), serta analisa laporan keuangan seperti faktor kecendrungan
dan faktor rasio (Mike, 1997).
• Brealey dkk (2007:184) menyatakan pula bahwa sebagian besar
investor mencoba mengukur prospek bisnis perusahaan dengan
mempelajari media keuangan dan perdagangan, rekening keuangan
perusahaan, pernyataan tahunan presiden perusahaan dan butir
berita lainnya.
• Penelitian ini mengasumsikan bahwa investor adalah rasional, dan
asumsi ekspektasi rasional "tidak menyangkal bahwa orang sering
membuat kesalahan peramalan, tetapi menunjukkan bahwa
kesalahan tidak akan terus-menerus terjadi pada satu sisi atau yang
lain (Sargent : 1993), sehingga aspek fundamental menjadi dasar
penilaian (basic valuation) yang utama.
21. Faktor Teknikal
• Faktor teknikal bisa diaplikasikan pada semua jenis surat berharga
atau sekuritas pada market manapun. Selama sekuritas tersebut
memiliki data historis dengan waktu yang beruntun dan bisa
digambarkan grafik dari runtutan waktu tersebut, maka sekuritas
tersebut pasti bisa dianalisis dengan faktor teknikal. Faktor teknikal
dapat menentukan waktu beli dan jual saham. Faktor teknikal dapat
diterapkan untuk berbagai dimensi waktu, baik harian, mingguan,
maupun untuk jangka waktu yang lebih panjang. Faktor teknikal
dapat memberikan Return Saham yang tinggi hanya dengan
mempelajari adanya suatu perubahan tertentu pada market
sebelum bergerak menuju keseimbangan baru.
• Faktor teknikal ini pada intinya menginterpretasikan grafik saham
ditinjau dari pergerakan harga saham dan volume transaksinya
untuk mendapatkan petunjuk tentang arah perubahan di masa yang
akan datang (Malkiel:1996).
• Faktor teknikal merupakan teknik faktor yang paling banyak
dilakukan oleh para investor, bahkan penelitian Taylor dan Aller
(1992) dalam Fernandez-Rodriguez dkk (1999) menyatakan bahwa
lebih dari 90 persen investor memberikan bobot yang lebih tinggi
pada penggunaan faktor teknikal dibandingkan faktor fundamental
dalam membeli atau menjual saham.
22. LATAR BELAKANG MASALAH
• FENOMENA PASAR MODAL
– Kondisi BEI yang termasuk Emerging Market
– Tantangan , berlakunya sistem online trading
– Prospek BEI yang semakin kuat,karena Likuiditas
Global masih mengalir ke Pasar Emerging, Kuatnya
pertumbuhan ekonomi (PDB) & profitabilitas emiten
(EPS Growth), Revisi asumsi harga komoditas Rupiah
berlanjut menguat sedikit terhadap USD dan
Peluang“Investment grade” bagi Indonesia -dalam 6-
12 bulan ke depan.
• FENOMENA PERILAKU INVESTOR
• TUJUAN SETIAP INVESTOR
• RETURN
23. Fenomena perilaku investor
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERILAKU
INVESTOR adalah Informasi
asimetrik dan ekspektasi
investor terhadap return
saham yang diperoleh
Fluktuasi perubahan
harga saham yang
berdampak positif
pada kepekaan
harga untuk
berinvestasi saham
RETURN
SAHAM
FAKTOR
FUNDAMENTAL
• RASIO
KEUANGAN
•MAKRO
EKONOMI
FAKTOR
TEKNIKAL
•VOLUME
PERDAGANGAN
•MARKET
KAPITALISASI
24. Tujuan investor
Berdampak pada
penggunaan analisis yang
digunakan berdasarkan
tujuan kognitif investor
yang berbeda-beda sesuai
dengan preferensi mereka
Kedua faktor ini yang
memengaruhi perilaku investor
Tujuan investor
FAKTOR
FUNDAMENTAL
• RASIO
KEUANGAN
•MAKRO
EKONOMI
FAKTOR
TEKNIKAL
•VOLUME
PERDAGANGAN
•MARKET
KAPITALISASI
Berbeda, dalam
hal periode,
jangka panjang
(nilai investasi),
jangka pendek
(momentum
yang tepat)
Sama, dalam
hal Capital gain Return
25. return
informasi
asimetrik
(Dongmin
Kong, dkk :
2011)
memicu keperbedaan
investor dalam
berperilaku terhadap
aktivitas perdagangan
saham untuk
memaksimalkan return
saham, Statman, M
(2004).
PREDICTOR RETURN
(Nicolae G.
L.H.Pedersen:2012)
dan C.S. Asness, T.J.
Moskowitz, and L.H.
Pedersen :2009).
FAKTOR
FUNDAMENTAL
DAN TEKNIKAL
NILAI
INVESTASI
MOMENTUM
YANG TEPAT
26. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran
No Variabel DefinisiOperasional Indikatorpengukuran Skala
1
Perilaku
Investor
persentase perubahan harga
saham pada satu periode tahun
dari periode tahun sebelumnya
Rasio
2
Returnsaha
m
(Ri)
Tingkat return yang diisyaratkan
investor pada suatu sekuritas
ke-i
Ri= Rf + β(Rm-Rf)
Rasio
27. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran
No Variabel Definisi Operasional Indikator pengukuran Skala
3
Expected Return
On Equity (ROE)
Kemampuan laba perusahaan dalam
menghasilkan return dengan memanfaatkan
ekuitas (shareholder’s equity) yang dimiliki oleh
perusahaan
Rasio
4
Earning Per Share
(EPS)
kemampuan laba perusahaan membayarkan
deviden juga semakin besar ataupun
diinvestasikan lagi (retained earning), maka
diharapkan akan memeroleh return yang
semakin besar dimasa mendatang
Rasio
5
Expected Return
On Asse t (ROA)
kemampuan laba perusahaan dalam
menghasilkan return dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya
Rasio
6
Price to Book
Value
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
nilai buku yang diukur dari kinerja perusahaan
Rasio
28. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran
No Variabel DefinisiOperasional Indikatorpengukuran Skala
7
Debt to Equity
Ratio (DER)
kemampuanperusahaandalammemenuhiselu
ruhkewajibannya yang
ditunjukkanolehberapabagiandari modal
sendiri yang
digunakanuntukmembayarhutang
Rasio
8
Dividend
payout ratio
(DPR)
persentase perubahan dari kemampuan
perusahaan membagikan deviden dengan
memanfaatkan laba yang diperolehnya pada
satu periode tahun dari periode tahun
sebelumnya
Jika membayar deviden, DPR = 1, dan jika
tidak membayar deviden maka DPR = 0
Rasio
9
Volume
Perdagangan
persentase perubahan volume perdagangan
pada satu periode tahun dari periode tahun
sebelumnya
Rasio
10
Kapitalisasi
Pasar
persentase perubahan kapitalisasi pasar
saham suatu perusahaan pada satu periode
tahun dari periode tahun sebelumnya
Rasio
29. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran
No Variabel DefinisiOperasional Indikatorpengukuran Skala
11 Inflasi
persentase perubahan inflasi
pada satu periode tahun dari
periode tahun sebelumnya
rasio
12
sukubungapin
jaman
persentase perubahan suku
bunga pinjaman pada satu
periode tahun dari periode
tahun sebelumnya
Rasio
13 nilai tukar
persentase perubahan nilai
tukar matauang US dollar
terhadapmatauang rupiah
Indonesia pada satu periode
tahun dari periode tahun
sebelumnya
Rasio
1
1
%
t
tt
INF
INF
INFINFi
P
30. Sampel Perusahaan LQ 45 yang diteliti
No Simbol Uraian Sektor
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Plantation
2 ANTM Aneka Tambang Tbk Metal And Mineral Mining
3 ASII Astra International Tbk Automotive and Component
4 BBCA Bank Central Asia Tbk Bank
5 BDMN Bank Danamon Tbk Bank
6 BUMI Bumi Resources Tbk Crude Petroleum & Gas Production
7 GGRM Gudang Garam Tbk Tobacco Manufacturers
8 INCO International Nickel Indonesia Tbk Metal and Mineral Mining
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Food and Beverages
10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Cement
11 KLBF Kalbe Farma Tbk Pharmaceuticals
12 LPKR Lippo Karawaci Tbk Property
13 LSIP PP London Sumatera Tbk Plantation
14 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk Telecommunication
15 UNTR United Tractors Tbk Wholesale (Durable & Non Durable Goods
16 UNVR Unilever Indonesia Tbk Cosmetics and household
Sumber : Data emiten saham LQ 45
31. Gambaran UmumNo
Uraian Sektor/Ruang Lingkup Kegiatan
tgl/bln/ thn
Sejarah Pencatatan
Pen
diriTer
daft
1
Astra Agro
Lestari Tbk
(AALI)
Plantation
Perkebunan, perdagangan
umum, perindustrian,
pengangkutan, konsultan
dan jasa. Namun kegiatan
utama perusahaan bergerak
dalam bidang usaha kelapa
sawit.
30Juni1997
9Desember1997
IPO saham AALI kepada
masyarakat sebanyak
125.800.000 saham dengan
nilai nominal Rp500,- per
saham dengan harga
penawaran sebesar Rp1.550,-
per saham.
2
Aneka
Tambang
Tbk
(ANTM)
MetalAndMineral
Mining
Pertambangan berbagai
jenis bahan galian, serta
menjalankan usaha di
bidang industri,
perdagangan, pengangkutan
dan jasa lainnya yang
berkaitan dengan galian
tersebut. 05Juli1968
27Nopember1997
IPO Saham sebanyak
430.769.000 saham dengan
nilai nominal Rp500,- per
saham dengan Harga
Penawaran Perdana sebesar
Rp1.400,- per saham.
3
Astra
Internation
al Tbk
(ASII)
Automotiveand
Component
Bidang perdagangan umum,
perindustrian, jasa
pertambangan,
pengangkutan, pertanian,
pembangunan dan jasa
konsultasi.
20Februari
1957.
4April1990 IPO Saham sebanyak
30.000.000 saham dengan nilai
nominal Rp14850,-
32. 4
Bank
Central
Asia Tbk
(BBCA)
Bank
Perbankan dan jasa
keuangan lainnya.
12Oktober1956
31Mei2000
Penawaran Umum Saham
Perdana BBCA dicatatkan
pada Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya
pada tanggal sebanyak
662.400.000 saham dengan
jumlah nilai nominal
Rp500,- dengan harga
penawaran Rp1.400,- per
saham
5
Bank
Danamon
Tbk
(BDMN)
Bank
Perbankan dan kegiatan
perbankan lainnya
berdasarkan prinsip
Syariah.
16Juli1956
06Desember
1989
IPO Saham BDMN kepada
masyarakat sebanyak
12.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran
Rp12.000,- per saham.
6
Bumi
Resources
Tbk
(BUMI)
CrudePetroleum
&Gas
Production
Eksplorasi dan eksploitasi
kandungan batubara
(termasuk pertambangan
dan penjualan batubara)
dan eksplorasi minyak.
26Juni1973
30Juli1990
IPO Saham BUMI kepada
masyarakat sebanyak
10.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran
Rp4.500,- per saham.
33. 7
Gudang
Garam Tbk
(GGRM)
Tobacco
Manufacturers
Bidang industri rokok dan
yang terkait dengan industri
rokok.
26Juni1958
27Agustus1990
IPO Saham GGRM kepada
masyarakat sebanyak 57.807.800
dengan nilai nominal Rp1.000,-
per saham dengan harga
penawaran Rp10.250,- per
saham.
8
International
Nickel
Indonesia
Tbk (INCO)
Metaland
MineralMining Eksplorasi dan penambangan,
pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan dan pemasaran
nikel beserta produk mineral
terkait lainnya.
25Juli1968
16Mei1990
IPO Saham INCO kepada
masyarakat sebanyak 49.681.694
dengan nilai nominal Rp1.000,- per
saham dengan harga penawaran
Rp9.800,- per saham.
9
Indofood
Sukses
Makmur Tbk
(INDF)
Foodand
Beverages
Industri makanan olahan, bumbu
penyedap, minuman ringan,
kemasan, minyak goreng,
penggilingan biji gandum dan
tekstil pembuatan karung terigu.
14Agustus1990
14Juli1994
IPO Saham INDF kepada
masyarakat sebanyak 21.000.000
dengan nilai nominal Rp1.000,- per
saham dengan harga penawaran
Rp6.200,- per saham.
10
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk
(INTP)
Cement
Pabrikasi dan penjualan semen
(sebagai usaha inti) dan beton
siap pakai, serta tambang
agregat dan trass.
16Januari1985
05Desember
1989
IPO Saham INTP kepada
masyarakat sebanyak 89.832.150
dengan nilai nominal Rp1.000,- per
saham dengan harga penawaran
Rp10.000,- per saham.
34. 11
Kalbe
Farma Tbk
(KLBF)
Pharmaceuticals
Usaha pengembangan,
pembuatan dan
perdagangan sediaan
farmasi termasuk obat dan
produk konsumsi
kesehatan dalam bidang
farmasi, perdagangan dan
perwakilan.
10September1966
30Juli1991
IPO Saham KLBF kepada
masyarakat sebanyak
10.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran
Rp7.800,- per saham.
12
Lippo
Karawaci
Tbk (LPKR)
Property
Urban Development, Large
Scale Integrated
Development, Retail Malls,
Healthcare, Hospitality and
Infrastructure, dan Property
and Portfolio Management.
15Oktober1990
28Juni1996
IPO Saham LPKR kepada
masyarakat sebanyak
30.800.000 dengan nilai nominal
Rp500,- per saham dengan
harga penawaran Rp3.250,- per
saham.
13
PP London
Sumatera
Tbk (LSIP)
Plantation
Usaha perkebunan yang
berlokasi di Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Jawa,
Kalimantan Timur, Sulawesi
Utara dan Sulawesi Selatan.
Produk utamanya adalah
minyak kelapa sawit dan
karet, serta kakao, teh dan
benih dalam kuantitas yang
lebih kecil.
18Desember1962
05Juli1996
IPO Saham LSIP kepada
masyarakat sebanyak
38.800.000 dengan nilai nominal
Rp500,- per saham dengan
harga penawaran Rp4.650,- per
saham.
35. 14
Telekomunik
asi
Indonesia
Tbk (TLKM)
Telecommunication
Jaringan dan jasa
telekomunikasi, informatika,
serta optimalisasi sumber daya
Perusahaan, dengan
memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.
24September1991
14November1995
Pemerintah menjual saham
Perusahaan yang terdiri dari
933.333.000 saham baru Seri B dan
233.334.000 saham Seri B milik
Pemerintah kepada masyarakat
melalui IPO di BEI, penawaran dan
pencatatan di Bursa Efek New York
dan Bursa Efek London atas
700.000.000 saham Seri B milik
Pemerintah dalam bentuk American
Depositary Shares, dengan harga
penawaran sebesar Rp2.050,- per
saham.
15
United
Tractors Tbk
(UNTR)
Wholesale(Durable&
NonDurableGoods
Penjualan dan penyewaan alat
berat beserta pelayanan purna
jual, pertambangan dan kontraktor
pertambangan. Termasuk didalam
kontraktor pertambangan adalah
jasa kontraktor pertambangan
terpadu.
13Oktober1972
19September1989
IPO Saham menawarkan 2.700.000
lembar sahamnya kepada masyarakat
dengan nilai nominal Rp1.000,- per
saham,
16
Unilever
Indonesia Tbk
(UNVR)
Cosmeticsand
household
Bidang produksi, pemasaran dan
distribusi barang-barang konsumsi
yang meliputi sabun, deterjen,
margarin, makanan berinti susu,
es krim, produk–produk kosmetik,
minuman dengan bahan pokok
teh dan minuman sari buah.
5Desember1933
11Januari1982
IPO Saham menawarkan 9.200.000
lembar sahamnya dengan harga
penawaran sebesar Rp3.175,- per
saham.
36. Persamaan 1-1
• Nilai Koefisien EPS, DER, PBV, DPR dan INF (positif) yang masing-
masing sebesar 0,243; 0,129; 0,052; 0,071; 0,338 berarti Hubungan
EPS, DER, PBV, DPR dan INF searah terhadap PI. Dan Nilai Koefisien
ROE, ROA, NT dan SBP (negatif) yang masing-masing sebesar -
0,113; -0,029; -0,060 dan -0,331 berarti Hubungan ROE, ROA, NT
dan SBP tidak searah terhadap PI.
• Hubungan ROE, ROA, DER, DPR, PBV dan NT secara statistik tidak
signifikan terhadap Perilaku Investor. Hubungan EPS, INF dan SBP
secara statistik signifikan terhadap PI.
Persamaan 1-2
• Nilai Koefisien VP (negatif) sebesar -0,314 dan KP (positif) sebesar
0,434 berarti Hubungan VP tidak searah dan KP searah terhadap PI.
Artinya hubungan VP dan KP secara statistik signifikan terhadap PI.
37. Persamaan 2-1
• Nilai koefisien EPS, ROA, DER, DPR, PBV Inflasi dan Nilai Tukar (positif)
yang masing-masing sebesar 0,035; 0,130; 0,088; 0,032; 0,062; 0,133 dan
0,045 berarti Hubungan EPS, ROA, DER, DPR, PBV INF dan NT searah
terhadap return saham. Dan nilai koefisien ROE dan SBP (negatif) yang
masing-masing sebesar -0,065; -dan -0,643 berarti hubungan ROE dan SBP
negatif terhadap Return Saham.
• Hubungan ROE, EPS, DER, DPR, PBV, INF dan NT secara statistik tidak
signifikan terhadap return saham. Hubungan SBP secara statistik signifikan
terhadap Return Saham. Dan hubungan ROA secara statistik signifikan
terhadap Return Saham pada level signifikansi 10 persen.
Persamaan 2-2
• Nilai Koefisien KP (positif) sebesar 0,134 berarti hubungan KP
searah terhadap return saham. Dan nilai koefisien VP (negatif)
sebesar -0,048 berarti hubungan VP negatif terhadap return saham.
• Hubungan KP secara statistik signifikan terhadap return saham
pada level signifikan 10 persen. Dan hubungan VP secara statistik
tidak signifikan terhadap return saham.
38. Persamaan 3-1
• Nilai koefisien Perilaku Investor , ROA, DER, DPR, PBV, INF dan NT
(positif) sebesar 0,202; 0,136; 0,062; 0,022; 0,048; 0,065 dan 0,057
berarti hubungan PI, ROA, DER, DPR, PBV, INF dan NT searah
terhadap Return Saham. Dan nilai koefisien EPS, ROA, dan SBP
(negatif) sebesar -0,042; -0,014 dan -0,576 berarti hubungan EPS,
ROA, NT dan SBP tidak searah terhadap return saham.
• Hubungan ROE, EPS, DER, DPR, PBV, INF dan NT secara statistik
tidak signifikan terhadap return saham. Hubungan ROA, PI dan SBP
secara statistik signifikan terhadap return saham.
Persamaan 3-2
• Nilai koefisien VP, KP dan PI (positif) yang masing – masing
sebesar 0,028; 0,029 dan 0,241 berarti hubungan KP dan PI
searah terhadap Return Saham. Hubungan VP dan KP secara
statistik tidak signifikan terhadap return saham. Dan hubungan PI
secara statistik signifikan terhadap return saham.
39. Deskripsi ROE
ROE merupakan variabel independen pertama (X1) mengacu pada
kenaikan laba bersih yang diperoleh perusahaan dalam
menghasilkan return dengan memanfaatkan total ekuitas yang
dimiliki perusahaan tersebut. Nilai minimum ROE sebesar -142,94
persen dan nilai maksimum ROE sebesar 198,76 persen serta
memiliki rata-rata 7,0492 persen.
5.25
-7.50
20.40
-6.46
16.01
23.67
4.47
-8.54
13.50
9.69
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
ROE
ROE
Pergerakan rata-rata ROE periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
40. Deskripsi EPS
EPS merupakan variabel independen kedua (X2) mengacu pada
kenaikan laba bersih yang disediakan bagi pemegang saham
tersebut yang didistribusikan untuk setiap lembar saham yang
diterbitkan oleh perusahaan. Nilai minimum EPS sebesar -180,27
persen dan nilai maksimum EPS sebesar 270,40 persen serta
memiliki rata-rata 20,0731 persen.
22.47
-3.14
8.75
12.67 13.43
57.23
1.20
17.30
52.23
18.59
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
EPS
Pergerakan rata-rata EPS periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
41. Deskripsi ROA
ROA merupakan variabel independen ketiga (X3) mengacu pada
kenaikan laba bersih yang diperoleh perusahaan dalam
menghasilkan return dengan memanfaatkan toal aktiva yang dimiliki
perusahaan tersebut. Nilai minimum ROA sebesar 7,44 persen dan
nilai maksimum ROA sebesar 92,10 persen berada serta memiliki
rata-rata 30,7611 persen.
20.58
27.27
30.28
28.62
43.16 42.21
30.17
27.25 26.04
32.03
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
ROA
Pergerakan rata-rata ROA periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
42. Deskripsi DER
DER merupakan variabel keempat (X4) mengacu pada kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan
oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk
membayar hutang. Nilai minimum DER sebesar -189,00 persen dan
nilai maksimum DER sebesar 295,00 persen serta memiliki rata-rata
109,6262 persen.
135.38 142.45
130.13
117.38 115.69
105.81
97.19 95.19
76.50 80.56
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
DER
DER
Pergerakan rata-rata DER periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
43. Deskripsi DPR
DPR merupakan variabel independen kelima (X5) mengacu pada persentase
perubahan pembagian deviden yang dibayarkan Perusahaan dengan memanfaatkan
laba yang diperolehnya. Namun mengingat kurun waktu periode tahun pengamatan
adalah 10 tahun dan minimnya data emiten yang membayar dividen rutin setiap
tahunnya selama periode tahun pengamatan, maka variabel DPR ditetapkan sebagai
variabel dummy yang diukur dari nilai Dividend Payout Ratio / DPR . Jika nilaia DPR = 0
berarti perusahaan tersebut tidak bayar deviden, dan DPR = 1 berarti perusahaan
membayar dividen tiap tahunnya. Nilai minimum DPR sebesar 0 persen dan nilai
maksimum DPR sebesar 100 persen serta memiliki rata-rata 40,000 persen.
37.50
56.25
25.00
43.75
25.00
50.00 50.00
43.75
37.50
31.25
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
DPR
Pergerakan rata-rata DPR periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
44. Deskripsi PBV
PBV merupakan variabel independen keenam (X6) mengacu pada
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan nilai buku yang diukur
dari kinerja harga pasar saham perusahaan tersebut. Nilai minimum
PBV sebesar -72,66 persen dan nilai maksimum PBV sebesar 848,90
persen serta memiliki rata-rata 275,7856 persen.
171.61
204.92
262.37 259.96
278.21
381.68
311.32
252.71
312.99 322.10
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
PBV
Pergerakan rata-rata PBV periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
45. Deskripsi Inflasi
Inflasi merupakan variabel independen ketujuh (X7) mengacu pada
persentase perubahan Inflasi pada satu periode tahun dari periode tahun
sebelumnya yang tercermin dari naiknya harga barang-barang secara
umum yang terjadi di Indonesia. Nilai minimum inflasi sebesar -9,77
persen dan nilai maksimum inflasi sebesar 11,07 persen serta memiliki
rata-rata 0,3530 persen.
2.01
-5.16
2.07
11.07
-5.24
0.08
4.60
-9.77
8.68
-4.81
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Inflasi
Pergerakan rata-rata Inflasi periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
46. Deskripsi Nilai Tukar
Nilai Tukar merupakan variabel ketujuh (X7) mengacu pada persentase
perubahan nilai tukar mata uang us dollar terhadap mata uang rupiah
indonesia pada satu periode tahun dari periode tahun sebelumnya yang
berdampak pada harga saham dimana mata uang asing diperjual belikan
terhadap mata uang domestik dan harga tersebut berhubungan dengan
penawaran dan permintaan uang. Nilai minimum nilai tukar sebesar -8,28
persen dan nilai maksimum nilai tukar sebesar 1,88 persen serta memiliki
rata-rata -0,8950 persen.
-1.21
-0.40
0.72
0.23
-0.25
0.20
1.88
-1.55
-0.29
-8.28
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Nilai Tukar
Pergerakan rata-rata Nilai Tukar periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
47. Deskripsi Suku Bunga Pinjaman
Suku bunga pinjaman merupakan variabel independen kedelapan (X8) mengacu pada
persentase perubahan suku bunga pinjaman pada satu periode tahun dari periode
tahun sebelumnya yang tercermin dari kemampuan sejumlah investasi sebagai bentuk
pendapatan yang diberikan kepada investor atau dengan kata lain kemampuan debitur
dalam memberikan tingkat pengembalian kepada kreditur. Nilai minimum suku bunga
pinjaman sebesar -4,14 dan nilai maksimum suku bunga pinjaman sebesar 4,68 persen
serta memiliki rata-rata -0,8220 persen.
-2.51
-3.59
-0.91
4.68
-2.19
-1.63
2.64
-4.14
0.06
-0.632002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Suku Bunga Pinjaman
Pergerakan rata-rata suku bunga pinjaman periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
48. Deskripsi Volume Perdagangan
Volume perdagangan merupakan variabel independen kesepuluh (X10) mengacu pada
persentase perubahan volume perdagangan pada satu periode tahun dari periode
tahun sebelumnya. Volume perdagangan dapat digunakan sebagai alat untuk
menganalisis pergerakan suatu saham karena volume perdagangan sebenarnya
menggambarkan pertempuran antara supply dan demand transaksi saham. Volume
perdagangan dapat digunakan untuk mengkonfirmasi apakah suatu trend akan
berlanjut ataukah terjadi pembalikan arah. Nilai minimum volume perdagangan
sebesar -0,73 persen dan nilai maksimum volume perdagangan sebesar 2,64 persen
serta memiliki rata-rata 0,1796 persen.
0.13
0.35
0.44
0.01 0.00
0.20
0.36 0.36
-0.10
0.04
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Volume Perdagangan
Pergerakan rata-rata Volume Perdagangan periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
49. Deskripsi Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi pasar merupakan variabel independen kesebelas (X11) mengacu pada
persentase perubahan kapitalisasi pasar saham suatu perusahaan pada satu
periode tahun dari periode tahun sebelumnya. Kapitalisasi pasar saham suatu
perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis pergerakan harga
saham dan volume yang mengindikasikan salah satu bentuk potensi pertumbuhan
perusahaan serta resiko yang dimiliki perusahaan tersebut. Nilai minimum
kapitalisasi pasar sebesar -0,63 persen dan nilai maksimum kapitalisasi pasar
sebesar 2,47 persen serta memiliki rata-rata 0,4441 persen.
0.21
0.40
0.99
0.64
0.47
0.75
0.12
0.02
0.65
0.18
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Kapitalisasi Pasar
Pergerakan rata-rata Kapitalisasi Pasar periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
50. Deskripsi Perilaku Investor
Perilaku investor merupakan variabel dependen pertama (Y1) mengacu sebagi
proksi persentase perubahan harga saham pada satu periode tahun dari
periode tahun sebelumnya. Persentase perubahan harga saham dalam
penelitian diukur dari selisih harga rata-rata suatu periode tahun dalam satu
tahun dengan harga rata-rata periode tahun sebelumnya. Nilai minimum
perilaku investor sebesar -90,99 persen dan nilai maksimum perilaku investor
sebesar 99,89 persen serta memiliki rata-rata 23,3887 persen.
19.79
33.29
23.76
29.60
33.72
40.36
-10.39
7.85
40.18
15.72
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Perilaku Investor
Pergerakan rata-rata Perilaku Investor periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
51. Deskripsi Return Saham
Return saham merupakan variabel dependen kedua (Y2) mengacu pada
tingkat return saham yang diisyaratkan investor pada suatu sekuritas
tertentu yang diukur dengan menggunakan metode CAPM, dimana
CAPM merupakan suatu model yang menghubungkan tingkat return
yang diharapkan dari suatu aset yang berisiko dengan risiko dari aset
tersebut pada kondisi pasar yang seimbang. Nilai minimum return
saham sebesar -3,84 persen dan nilai maksimum return saham sebesar
4,01 persen serta memiliki rata-rata 1,3148 persen.
0.60
2.20
1.82
1.00
2.50
2.19
-1.96
2.78
1.52
0.49
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Return Saham
Pergerakan rata-rata Return Saham periode tahun 2002-2011
Sumber : Data BEI, tahun 2002-2011
52. ROE
• Pergerakan ROE relatif stabil mendekati nol pada
perusahaan LQ 45, sehingga pergerakan ROE ini secara
langsung maupun melalui kecendrungan perilaku investor
tidak dapat menjelaskan return saham yang optimal pada
momentum yang tepat.
• Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Yin Wong Cheung dan Lilian K.Ing. 1992, bahwa
ketidaksignifikanan ROE terhadap return saham melalui
perilaku investor berasal dari dampak pergerakan spread
bid ask dan volume perdagangan dan ternyata karakteristik
esensial pergerakan harga saham dan kapitalisasi pasar
yang paling stabil, dan hubungan tersebut terus berubah
mengikuti fluktuasi transaksi saham. Return saham investor
yang mengindikasikan dari return indeks harga pasar tidak
hanya dipengaruhi oleh ROE.
TABEL
KORELASI
53. EPS
• perubahan pergerakan rata-rata EPS pada perusahaan
LQ 45 periode tahun 2002-2011 relatif
berfluktuasi, dengan mencermati momentum yang
tepat dapat menimbulkan minat investor untuk
berperilaku dalam mencapai return saham.
• Hasil penelitian ini memberikan dukungan terhadap
penelitian Dimitrios dkk (2007) yang menemukan
bahwa EPS sebagai faktor fundamental dapat
diprioritaskan menjadi pertimbangan ukuran nilai dasar
pasar bagi para investor yang trading di BEI. Perbedaan
penelitian ini terletak pada metode dan periode tahun
penelitian, metode yang digunakan adalah metode
kuesioner yang didistribusikan pada 1014 responden di
Greece dengan periode tahun penelitian Desember
2003 hingga Juni 2004.
TABEL
KORELASI
54. ROA
• perubahan pergerakan rata-rata ROA pada perusahaan LQ 45
periode tahun 2002-2011 relatif stabil dan menjauhi nilai
nol, fluktuasi ROA ini sulit diprediksi, berdampak pada
kemampuan/produktivitas aktiva perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Hal tersebut ditanggapi oleh perilaku investor sebagai
hal yang wajar yang dimiliki oleh perusahaan LQ 45 yang hampir
dikatakan perusahaan tersebut mature/blue chip yang tercatat di
papan utama BEI, oleh karena itu investor akan menunggu
momentum pergerakan harga yang tepat dalam berperilaku untuk
mendapatkan capital gain dari selisih harga saham mereka.
• Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Eric
Melse (2008) bahwa fenomena yang sangat berbeda dari rasio
seperti ROA dapat memberikan sinyal informasi penting untuk
analis laporan keuangan. Dan peneliti dalam penelitian ini
berasumsi bahwa laporan keuangan menjadi dasar pertimbangan
faktor fundamental yang memengaruhi perilaku investor terhadap
perolehan return saham.
TABEL
KORELASI
55. DER
• perubahan pergerakan rata-rata DER periode tahun 2002-
2011 relatif stabil yang mengalami down trends, DER tidak
mampu menjelaskan pengaruh secara langsung terhadap
return saham maupun tidak langsung melalui perilaku
investor.
• perilaku investor yang mencermati pergerakan fluktuasi
DER, beranggapan bahwa relatif perusahaan LQ 45 mampu
mengelola hutang dengan baik, hal tersebut akan
berdampak pada perilaku investor lebih mempercayai
kinerja perusahaan yang akan mampu menghasilkan
pendapatan yang lebih besar, dan impilikasi ini didukung
oleh teori Michael C.Thomsett (2006:148-150) yang
mengemukakan bahwa cermati pergerakan long-term debt
dalam memeroleh long-term value sehingga perusahaan
dapat membayar deviden untuk mencapai return saham
yang maksimal.
TABEL
KORELASI
56. DPR
• perubahan pergerakan rata-rata DPR periode pertengahan
tahun 2002-2007 mengalami sideways trends, kemudian
mulai tahun 2006-2011 mengalami down trends, DPR tidak
mampu menjelaskan pengaruh langsung terhadap return
saham maupun tidak langsung melalui perilaku investor.
• Temuan ini sejalan dengan teori penelitian yang dilakukan
oleh John Y. Campbell, Christopher Polk and Tuomo
Vuolteenaho (2005) yang menyatakan bahwa secara
intuitif, jika harga saham hari ini tinggi, definisi dari return
saham dan kondisi DPR adalah non-explosive, maka
pengharapan dividen yang tinggi atau return saham rendah
di masa depan di sana harus menjadi baik. Perilaku investor
harus kemudian mengharapkan beberapa kombinasi dari
tingginya deviden dan rendahnya return saham terhadap
konsistenan pengamatan harga saham tersebut.
TABEL
KORELASI
57. PBV
• perubahan pergerakan rata-rata PBV periode tahun 2002-2007
relatif stabil yang mengalami uptrends kemudian mulai tahun 2007-
2009 mengalami downtrends, PBV tidak mampu menjelaskan
pengaruh langsung terhadap return saham maupun tidak langsung
melalui perilaku investor.
• perilaku investor yang mencermati pergerakan PBV tersebut yang
mempunyai variabilitas nilai PBV dari tiap-tiap perusahaan yang
diobservasi cukup tinggi akan menanggapi harga saham perusahaan
tersebut terlalu tinggi daripada nilai buku per sahamnya, ada
kekhawatiran pada perilaku investor bahwa harga saham tersebut
overvalued, hal tersebut berbahaya karena bisa kapan waktu harga
saham tersebut anjlok atau turun,
• Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Rosenberg dkk (1989)
yang menemukan bahwa strategi PBV ini negatif dan tidak signifikan
selama periode tahun pengamatan dalam pasar yang
efisien, hubungan PBV bisa saja tetap menjadi pembuktian strategi
dalam pasar yang tidak efisien.
TABEL
KORELASI
58. Inflasi
• perubahan pergerakan rata-rata Inflasi periode tahun 2002-2011
relatif stabil berada di sekitar nilai nol dan mengalami sideways
trends. Ketidakstabilan inflasi mengakibatkan peningkatan Indeks
LQ 45 pada periode tahun pengamatan. Pada beberapa periode
tahun pengamatan, kenaikan inflasi mengakibatkan adanya
kenaikan Indeks LQ 45, yaitu pada tahun 2004 sampai tahun 2006.
Keadaan pergerakan inflasi ini memotivasi perilaku investor dalam
bertransaksi di BEI.
• Hasil penelitian ini pun mendukung teori yang dikemukakan
Desmond Wira (2011 : 22) menyatakan bahwa investor lebih baik
mencermati Inflasi inti dimana inflasi dipengaruhi oleh faktor
fundamental, seperti interaksi permintaan penawaran, nilai
tukar, harga komoditi internasional, yang sifatnya cenderung
menetap.
• Keynes (1936) dan Fisher (1898) menyatakan bahwa kenaikan inflasi
akan mengurangi volume laba perusahaan. Kenaikan inflasi timbul
karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi
permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi.
TABEL
KORELASI
59. Nilai Tukar
• perubahan pergerakan rata-rata nilai tukar periode tahun 2002-
2010 relatif stabil berada mendekati nilai nol kemudian mengalami
down trends. Nilai Tukar tidak berdampak pada seluruh kinerja
perusahaan dalam mengelola asset-asset mereka. Nilai tukar tidak
mampu menjelaskan pengaruh langsung terhadap return saham
maupun tidak langsung melalui perilaku investor.
• Implikasi hasil penelitian ini memberikan pertimbangan bagi
perilaku investor bahwa ketidaksignifikanan hubungan nilai tukar
berkaitan dengan kestabilan fluktuasi pergerakan nilai tukar itu
sendiri yang memberikan petunjuk bahwa mungkin lebih baik
memperhatikan faktor yang berakibat atas pergerakan nilai tukar
itu sendiri yang memengaruhi iklim investasi saham di BEI.
• Berdasarkan teori yang dikemukakan Tucker (1995:445) dan
N.Gregory Mankiw (2003:123), bahwa Hubungan antara nilai tukar
dan harga saham pada perilaku invesor itu tetap ada , artinya
semakin menguat mata uang rupiah terhadap dolar menyebabkan
meningkatnya aliran modal masuk ke Indonesia yang pada akhirnya
meningkatkan pendapatan nasional dan harga-harga saham
TABEL
KORELASI
60. Suku Bunga Pinjaman
• perubahan pergerakan rata-rata suku bunga pinjaman
periode tahun 2002-2011 relatif stabil berada di sekitar
nilai nol dan mengalami sideways trends. Dan menurunnya
harga rata-rata keseluruhan saham akan berimbas pada
menurunnya Indeks LQ 45, jika Indeks LQ 45 menurun maka
hal itu akan mengakibatkan tingkat return yang akan
dibagikan akan menurun. Sehingga suku bunga pinjaman
mampu menjelaskan pengaruh langsung terhadap return
saham maupun tidak langsung mealui perilaku investor.
• Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh
Weston dan Brigham (1994) bahwa tingkat bunga
mempunyai pengaruh yang besar terhadap harga saham.
Suku bunga pinjaman yang makin tinggi memperlesu
perekonomian, menaikkan biaya bunga dengan demikian
menurunkan laba perusahaan, dan menyebabkan para
investor menjual saham dan mentransfer dana ke pasar
obligasi. TABEL
KORELASI
61. Volume Perdagangan
• perubahan pergerakan rata-rata volume perdagangan periode
tahun 2002-2011 relatif stabil membentuk pola double top yang
terjadi karena uptrends tidak cukup kuat untuk menembus level
resistance, kemudian berbalik lalu mencoba naik tetapi tetap tidak
berhasil, gagal menembus level tertinggi volume perdagangan
sebelumnya, kemudian terjadi downtrens. volume perdagangan
memainkan peran dalam return saham sebagai suatu strategi
momentum, yang mereka menafsirkan sebagai suatu strategi
perilaku investor yang berarti bahwa harga saham umumnya
menyimpang dari nilai-nilai fundamental (Lee dan swaminathan:
2000).
• Hasil penelitian ini mendukung gagasan Bodie, Kane, dan Marcus
(2006 : 483) bahwa penurunan harga yang disertai dengan volume
perdagangan yang besar merupakan sinyal penurunan pasar
daripada jika volume perdagangannya lebih kecil, karena penurunan
harga dipandang sebagai perwakilan dari tekanan jual secara
umum. Dan kegiatan volume perdagangan yang sangat tinggi di
bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar yang akan membaik.
TABEL
KORELASI
62. Kapitalisasi Pasar
• perubahan pergerakan rata-rata kapitalisasi pasar periode tahun 2002-
2004 mendekati nol yang mengalami uptrends kemudian tahun 2004-2010
terbentuk double bottom, tetapi bottom kedua lebih curam, dan kembali
downtrends. Kapitalisasi pasar mampu menjelaskan pengaruh langsung
terhadap return saham tetapi tidak mampu menjelaskan secara tidak
langsung melalui perilaku investor.
• Nilai kapitalisasi pasar memberikan koreksi terhadap harga saham karena
masih biasnya informasi yang ada pada harga saham. Dan berdasarkan
teori Jones (2007:101) bahwa harga saham per lembar mencerminkan
kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan karena adanya dampak dari
jumlah lembar saham yang diterbitkan akibat adanya stock split atau
usaha-usaha lain yang dilakukan agar harga sahamnya rendah dan menarik
minat investor dalam berperilaku membeli, menjual atau menahan
investasi saham mereka, menunggu momentum yang tepat untuk dapat
mencapai return saham yang maksimal.
• Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Lo, A., dan
J.Wang (2000) bahwa peran kapitalisasi pasar dalam menjelaskan volume
berkaitan dengan model Merton (1987) keseimbangan pasar modal di
mana investor memiliki hanya aset yang mereka akrab dengan saham
tersebut. Ini berarti bahwa perusahaan bermodal besar cenderung
memiliki kepemilikan yang lebih beragam, yang dapat mengakibatkan
perdagangan lebih aktif. TABEL
KORELASI
Editor's Notes
investor rasionalmemilihinvestasi yang memberikanutilitas yang diharapkantertinggi (maksimalisasiutilitas) sertamemberikankesejahteraankepadanya (Scott, 2003).Fluktuasihargasaham, halitumempunyaidampakpositifpadakepekaanhargauntuk berinvestasisaham (Dongmin Kong, dkk : 2011).Penelitiantentangfaktor fundamental danteknikalmasihfenomenauapakahmerekadapatdigabungataudipisahataubagaimana??,didukungolehCheng-Few dkk (2011), Chandra, dkk (2011), Ashish Kumar (2011), StephanusR.W.dkk (2010), Bender.J and Nielsen.F (2010), Jenni.LBettmandkk (2009), dll.