Dokumen tersebut membahas pengertian manajemen dan produksi. Manajemen didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan. Produksi diartikan sebagai proses mengubah input menjadi output untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan meningkatkan nilai barang. Proses produksi meliputi empat tahapan yaitu sifat produk, produk spesifik atau
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
Mnj.produksi.fix
1. PENDAHULUAN
A. PengertianManajemen
Berbagai perpustakaan online maupun off line dikunjungi,
berbagai literature dalam dan luar negeri dibaca, akhirnya
terkumpul sudah 315 pengertian manajemen. Tiga ratus
lima belas pengertian manajemen tersebut, dianalisis titik
temu kesamaan sekaligus perbedannya berbasis latar
belakang pendidikan penulis sendiri adalah bidang
manajemen. Sehingga ketemu sudah terdapat
Delapan kelompok arti manajemen, yaitu :
1). Manajemen juga sebagai proses.
Proses pencapaian hasil yang diinginkan via penggunaan
sumber daya secara efisien. Menurut pengertian manajemen
sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan
oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi
manajemen menurut pengertian yang pertama itu,
dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa
manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan
suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
2. Selanjutnya,Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah
fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai
tujuan yang sama.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbinganatau pengarahan
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun
seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai
hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah
kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan
dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan manajemen.
2).Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu
pengetahuan (Science) Menurut pengertian yang ketiga,
manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan.
Mengenaiinipun sesungguhnya belum ada keseragaman
pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa
manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu
3. sama mengandungkebenarannya. Menurut Mary Parker
Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan
suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini
mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer
mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur
orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu
dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan
pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
3). Manajemen sebagai alat atau cara.Ini mempunyai arti
penggunaan manusia, uang, bahan-bahan, perlengkapan
dan metode secara efektif demi mencapai tujuan.
4). Manajemen sebagai kekuatan.
Artinya, sebuah kekuatan yang memimpin, memberi
panduan, dan mengarahkan suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5). Manajemen sebagai sistem.
Sistem perilaku kerjasama manusia yang diarahkan dalam
mencapai tujuan lewat aktifitas-aktifitas rasional
berkesinambungan.
6). Manajemen sebagai fungsi.
4. Ini berarti, fungsi dari dewan manajer atau sering disebut
manajemen untuk menetapkan kebijakan, kebijaksanaan-kebijaksanaan
serta bertanggung jawab dalam membentuk
struktur organisasi untuk melaksanakan kebijakan yang
ditetapkannya.
7). Manajemen sebagai tugas.
Tugas daripada perencanaan, pengorganisasian,
pemotivasian dan pengawasan mencapai satu atau lebih
tujuan.
8). Manajemen sebagai aktifitas.
Sebagai aktifitas kata manajemen merujuk pada arti
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui usaha-usaha
yang dilakukan orang lain. Sebagai alat, sebagai
kekuatan, sebagai sistem, sebagai proses, sebagai fungsi,
sebagai tugas, dan sebagai aktifitas adalah tujuh kelompok
arti manajemen. Manajemen memunculkan dirinya sebagai
aktifitas yang dilakukan sekelompok orang dalam suatu
sistem relationship dengan pertolongan sumber daya
bersama seluruh fasilitas mencapai tujuan yang hendak
diperoleh secara efektif dan efisien. Jadi dengan kata lain,
5. segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu
saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja
yang dapat diterima secara universal. Menurut James
A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
B. PENGERTIAN PRODUKSI
Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan
erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa
dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh
manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan
penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak
heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan
hasil produksi secara global untuk meningkatkan
pendapatan perkapitanya.
Secara umum produksi diartikan sebagai suatu
kegiatan atau proses yang menstranspormasikan masukan
(input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pemgartian
6. yang bersifat umum ini penggunaannya cukup leas,
sehingga mencakup keluaran (output) yang berupa barang
atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya
dimaksud sebagai kegiatan yang menghsilkan barang baik
barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri
dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil
produksinya dapat berupa barangbarang konsumsi
maupun barang-barang industri. Produksi adalah kegiatan
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa. (Sofjan Assauri, 1999: him 11)
Produksi adalah suatu proses mengubah input
menjadi output sihingga nilai barang tersebut bertambah.
Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang
digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang
atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses produksi.(sri
adiningsih, 1999 : him 3-4). sedangkan menurut, sukanto
dan indriy, Produksi merupakan pusat pelaksanaan
kegiatan konkrit mengadakan barang-barang dan jasa-jasa.
Tanpa kegiatan ini kosonglah arti suatu badan
usaha.(sukanto, indriyo, 1992, him 12-13)
7. Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input
menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa di
nyatakan dalam fungsi produk, Fungsi produk
menunjukkan jumiah maksimum output yang dapat
dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan
menggunakan teknogi tertentu. (sugiarto, dkk, 2002 : him
202) sedangkan menurut Ari sudarman, Produksi sering
didefenisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna
bararti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia(Ari Sudarman, 2004 : him 103)
Menurut definisi diatas produksi meliputi semua
aktivitas dan tidak hanya mencakup pengertian yang sangat
luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya
mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat
dengan menggunakan faktor produksi. Faktor produksi
yang dimaksud adalah berbagai macam input yang
digunakan untuk melakukan proses produksi. Faktor-faktor
produksi tersebut dapat diklasifikasi menjadi faktor
produksi tenaga kerja, modal, dan bahan mentah. Ketiga
faktor produksi tersebut dikombinasikan dalam jumlah
dan kualitas tertentu. Aktivitas yang terjadi didalam proses
8. produksi yang meliputi perubahan-perubahan bentuk,
tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi.
Disamping itu produksi juga diartikan sebagai
penciptaan nilai guna (utility) suatu barang dan jasa
dimana nilai guna diartikan sebagai kemampuan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengertian
lain dengan lebih sederhana mengatakan bahwa produksi
adalah suatu kegiatan mengubah input (faktor produksi
menjadi output barang dan jasa). adanya perbedaan
produksi dalam arti teknis dan ekonomi adalah secara
teknis merupakan suatu pendayagunaan sumbersumber yang
tersedia. Dimana nantinya diharapkan terwvujudnya hasil
yang lebih baik dari segala pengorbanan yang telah
diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian
ekonomi, produksi merupakan suatu proses
pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk
mewujudkan hasil yang terjamin kualitas, terkelola dengan
baik sehingga kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan
biaya serendah mungkin untuk mencapai hasil maksimal.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi produksi:
PENGERTIAN PRODUKSI SECARA SEMPIT
9. Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk
membuat suatu barang atau mengubah suatu barang
menjadi barang yang lain
PENGERTIAN PRODUKSI SECARA LUAS
produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang
ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan
guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.
PENGERTIAN PRODUKSI SECARA UMUM
Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang
tidak hanya mencakup pembuatan barang - barang saja,
tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa
pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku - buku
cerita, dan pelayanan jasa keuangan
PRODUKSI SEBAGAI SISTEM DAN PROSES
Produksi sebagai sistem berarti bahwa terdapat hubungan
yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi
antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya. Produksi
sebagai proses berarti bawa produksi dilakukan melalui
tahap demi tahap secara berurutan.
10. PENGERTIAN PRODUKSI SECARA EKONOMI
Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan
dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau
utilitas suatu barang dan jasa.
1. Pengertian produksi menurut Para Ahli
Drs. BAMBANG PRISHARDOYO, M.Si; 2005
Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan
barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa
IMAMUL ARIFIN;
Produksi merupakan hasil akhir dari proses kegiatan
produksi atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan
beberapa input (faktor produksi)
2. Proses Produksi
Adapun proses produksi menurut berbagai macam bagian
dapat dibagi menjadi empat, yakni;
1. Sifat produk
Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari suatu
produk tertentu akan lain dengan sifat produk yang
berbeda. Hal ini biasanya dibedakan apakah produk yang
11. akan diproduksikan mencerminkan sifat khusus dari
konsumsi pembeli(spesifik) ataukah produk yang akan
diproduksi merupakan produk standar yang didasarkan
pada keputusan perusahaan.
2. Produk spesifik
Kalau pembeli menginginkan spesifikasi daritertentu dari
produk yang diinginkansedangkan jumlahnya hanya
terbatas, maka proses produksi yang dipakai adalah proses
produksi pesanan. Contohnya: Produk meuble, pakaian,
sepatu dsb
3. Produk standar
Produk standar yang akan menjadi keputusan perusahaan
akan mengakibatkan proses produksi yang digunakan akan
berbeda dengan proses produksiuntuk produk pesanan.
Sebab, perusahaan yang membuat produk standar berarti
perusahaan tersebut membuat produk yang ukurannya
standar dan jumlahnya sangat banyak karena bertujuan
untuk persediaan atau dikirimkan kepada pembeli atau
penyalur.
Contohnya: Televisi, lemari es, sikat gigi, pakaian bayi dsb.
Kalau proses produksi yang dipilih perusahaan adalah
12. proses produksi standar maka perusahaan diharuskan
menyediakan dana yang besar untuk penyimpanan,
penanggungan resiko turunnya harga maupun kualitas dan
biaya pemeliharaan yang cukup besar.
4. Tipe Proses Produksi
Tipe proses produksi ditinjau dari bahan mentah sampai
menjadi barang dapat dibagi menjadi 2 tipe, yakni;
1. Tipe proses produksi terus menerus (Continous Process)
Contohnya: Terjadi pada industri-industri yang mempunyai
hanya satu shift produksi seperti perusahaan tekstil, mobil,
semen dsb
2. Tipe proses produksi terputus-putus (intermiten)
Contohnya: Terjadi pada perusahaan yang membuat barang
tergantung dari pesanan konsumen seperti meubel,
pengecoran logam, pakaian dsb
3. Manfaat yang diciptakan
Berdasarkan manfaat yang diciptakan, proses produksi bisa
dilakukan dengan cara yang berbeda-beda tergantung
manfaat yang diciptakan . berdasarkan hal tersebut di atas,
kegiatan atau manfaat dapat dibagi menjadi 5 manfaat,
yaitu;
13. 1. Manfaat dasar (primary utility)
Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang dilakukan
perusahaan merupakan kegiatan yang bergerak dalam
bidang pengambilan dan penyediaan barang-barang atau
hasil-hasil dari sumber yang sudah tersedia oleh alam.
Misalnya perusahaan tambang, perikanan dll
Manfaat bentuk (form utility)
Proses produksi yang menciptakan manfaat bentuk adalah
meubel. Proses ini terjadi setelah manfaat dasar dilakukan,
kemudian baru dilakukan proses selanjutnya untuk
menciptakan manfaat yang lebih baik lagi.
Manfaat waktu (time utility)
Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai barang
yang mempunyai selisih waktu, misalnya disimpan di
pergudangan (bulog) setelah harga-harga naik maka beras
yang tidak habis dalam masa turunnya harga karena waktu
berjalan terus maka menyebabkan nilai beras tersebut
bertambah.
Manfaat tempat (place utility)
Manfaat tempat dapat kita lihat pada perusahaan
transportasi. Perusahaan transportasi seperti kereta api,
14. truk, kapal, maupun pesawatakan menyebabkan
bertambahnya manfaat barang yang dipindahkan tersebut.
Contoh: hasil-hasil pertanian yang diangkut ke desa
Manfaat kepemilikan (ownership utility)
Manfaat kepemilikan adalah usaha untuk memindahkan
barang dari hak milik orang yang satu ke orang yang lain.
Contohnya: pedagang, toko, distributor, pengecer, dsb
Teknik proses produksi
Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat
proses produksi akan menentukan jenis atau bentuk pokok
yang dipakai dalam proses produksi. Berdasarkan tekniknya
dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu;
1. Proses ekstraktif
Yaitu proses produksi yang dilakukan dengan cara
mengambil langsung dari sumber alam yang telah tersedia.
Misalnya proses penambangan, perikanan, perkebunan dsb
2. Proses analitis
Yaitu proses untuk menguraikan atau memisahkan dari
suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam
bentuk yang menyerupai aslinya. Contoh: Pertamina
3. Proses fabrikasi
15. Prosesnya sama dengan proses analitis, tetapi menggunakan
alat seperti mesin dan bentuknya tidak harus sama dengan
aslinya, seperti pakaian, meubel, sepatu
4. Proses sintetis
Yaitu proses pengkombinasian dari beberapa bahan dalam
suatu bentuk produk. Contohnya perusahaan kimia, obat-obatan,
kaca, gelas dsb
5. Proses assembling
Yaitu merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi
menjadi produk baru tanpa merubah bentuk fisik susunan
kimiawinya. Contohnya perusahaan karoseri, mobil, IPTN
dsb
C. Fungsi Produksi
Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi
produksi untuk menggambarkan hubungan antara input
dan output. Fungsi produksi menunjjukan berapa banyak
jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila
sejumlah input yang tertentu dipergunakan pada proses
produksi(Sri Adiningsi, 1999: hlm 5)
16. Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau
persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output
maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor
produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu
pula. Singkatnya fungsi produksi adalah katalog dari
kemungkinan hasil produksi(Ari Sudarman, 2004: hlm 108)
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di
antara faktorfaktor produksi dan tingkat produksi yang
dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan
istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut
sebagai output.(Sadono Sukirno, 2008 : him 193)
Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai
unsur-unsur dan Faktor-faktor produksi disini yang
dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian
keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja
dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah.
jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor
produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang
dicapai adalah perkaitan antara jumlah tenaga kerja yang
digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel
17. independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan
Pemasaran Hasil produksi.
a. Bahan baku
Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan
yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku
yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat
diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari
pengolahan sendiri.
Adapun jenis jenis bahan baku menurut Gunawan
Adisaputro dan Marwan Asri (1982: 185) terdiri dari
1. Bahan baku langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang
merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan.
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah
langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan
sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut
berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara
langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan.
18. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan
kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung,
sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak
langsung.
b. Tenaga kerja
Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang
dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada
permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep
produktivitasnya. Sumber : socialrewardsurvey
Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti
jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian.
Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan
ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan
pendidikannya, tenaga kerja di bedakan kepada tiga
golongan berikut:
1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak
berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak
memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan,
19. 2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki
keahlian dari pelatihan atau dari pengalaman kerja seperti
montir mobil, tukang kayu dan ahli merepasi TV dan radio.
3. Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki
pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu
seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan insinyur. .(sudono
sukirno, 2003: hlm 7)
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua
dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian.
Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya
dengan karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang
muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna
keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan
dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam
kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan
keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini,
terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat
dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek
kualitas,
20. D. Pemasaran Hasil produksi
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002: hlm 9)
Perencanaan pemasaran harus dimulai dari penetapan
tujuan perusahaan, misalnya tujuan yang ingin dicapai:
a. Menciptakan kepuasan pelanggan melalui tawaran
produk
b. Meningkatkan kwalitas produk
c. Meningkatkan pasar
d. Medapat laba dalam jangka pendek dan panjang (Ali Hasan
2008: hlm 31)
Meskipun beberapa perusahaan mempunyai tujuan
yang sama, tetapi strategi yang digunakan berbeda-beda.
Umumnya strategi pemasaran adalah:
a. Memilih pelanggan sasaran yang dituju atau dilayani
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan
21. c. Menentukan bauran pemasaran panjang (Ali Hasan 2008:
Mm 32)
Agar strategi pemasaran dapat dijalankan, menajer
pemasaran diharuskan untuk mengembangkan program-program
pemasaran, seperti berikut:
a. Target penjualan
b. Anggaran pemasaran
c. Alokasi bauran pemasaran
d. Penetapan harga
e. Alokasi anggaran pemasaran pada masing-masing
kelompok(Ali Hasan 2008: him 32)
Implementasi perencanaan pemasaran akan menjadi
aktivitas terbaik perusahaan harus diorganisasikan melalui
struktur organisasi yang mencerminkan kegiatan pemasaran
yang optimal.
Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada
perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan
yang diperlukan bagi terselenggaranya proses
produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan
proses produksi akan berjalanlancar dan hasil produksi pun
akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh
22. masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam
menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi
bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian
pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh
karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua
bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat
dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian
dalam perusahaan.
Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan perusahaan secara umum adalah
berusaha mencapai biaya produksi yang rendah, mutu
produk yang tinggi, tanggapan yang cepat atas permintaan,
dan fleksibilitas untuk membuat beragam barang yang
sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan (Amirullah,
2002) .
E. MANAJEMEN PRODUKSI
a) Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen
yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan
23. menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk
mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan
yang berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan
apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen
produksi menyangkut pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan.
b) Ruang Lingkup Manajemen Produksi
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian
produksi
c) Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi
Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu
rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan
tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu
dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan
suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian
suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan
sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur
yang berbeda secara terpadu, menyatu dan
24. menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi
keluaran.
Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri
manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti
perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit.
Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa
menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang
dipergunakandalamindustrimanufaktur.
Sebagai contoh suatu perusahaan telekomunikasi dalam
pengoperasiannya membutuhkan modal untuk suku cadang
dan komponen elektronik serta peralatan yang terdapat
dalam suatu bangunan, disamping peralatan transmissi
suara melalui sistem kabel, menara microwave, station,
computers dan operator telepon.
Lokasi dan Lay Out Pabrik
Tata ruang pabrik juga merupakan salah satu faktor yang
sangat penting diperhatikan agar suasana kerja menjadi
baik. Sasaran tata ruang adalah untuk mengatur ruang agar
aliran proses produksi menjadi lancar, efisien dan
menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan mudah
diawasi.
25. d) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tata ruang
adalah sebagai berikut :
1. Mudah dalam pengangkutan bahan baku maupun hasil
produksi
2. Letak bangunan pabrik sesuai dengan urutan proses
3. Demi keselatan kerja maka pada tempat-tempat
yang mudah
4. terjadi kebakaran ditempatkan unit-unit pemadam
kebakaran
5. Penyimpanan bahan baku, bahan pembantu dan hasil
produksi harus terletak pada lokasi yang terisolir, misalnya
lem, atau bahan kimia lainnya
6. Tersediannya ruang kosong untuk pembongkaran alat-alat
7. Cukup ventilasi dan lubang-lubang sirkulasi udara
8. Distribusi air dan listrik harus seefisien mungkin
9. Letak peralatan harus dibuat seefisien mungkin sesuai
dengan alur proses produksi
10. Pengelompokan alat-alat yang sejenis untuk mempermudah
pengawasan dan pemeliharaan
26. F. PROBLEM DALAM MANAJEMEN PRODUKSI
Dengan keterbatasan ruang yang tersedia, tulisan ini
tentunya hanyamengulas permasalahan pokok yang
dihadapai sektor ini yang diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran bagi peningkatan daya saingnya
dikemudianhari. Tulisan ini juga menyinggung beberapa
permasalahan manajerial dalam pengelolaan perusahaan
yang hangat dibicarakan belakangan ini.
1. Masalah Organisasi, Hukum, dan Good Corporate
Governance
Dilihat dari aspek struktur organisasi perusahaan, kegiatan
berproduksi pada sebagian besar industri manufaktur di
Indonesia masih dikelompokkan dibawah “kotak” yang
dinamakan Direktur Produksi. Sedangkan dengan
berkembangnya informasi dan komunikasi serta dampak
dari globalisasi, industri manufaktur di negara-negara maju
telah menggunakan penamaan Direktur Operasi yang
fungsinya adalah mengelola aspek desain, kualitas, sumber
daya manusia, strategi proses, strategi lokasi, strategi lay-out,
supply chain management (SCM), inventory
27. management, scheduling, dan maitenance sebagai kesatuan
yang terpadu.
Penulis berpendapat bahwa industri manufaktur di
Indonesia perlu
segera mengadopsi perubahan paradigma baru (sebenarnya
sudah cukup lama) ini, karena apabila tetap menggunakan
penamaan Direktur Produksi, banyak sekali keputusan yang
tertunda karena decision flow menjadi terhambat, apalagi
bila terdapat birokrasi yang berlebihan dalam suatu
organisasi.Melalui pemusatan tanggung jawab dibawah satu
orang, borderless organization akan terbentuk dan
pelaksanan kegiatan operasi menjadi sangat efisien.
Demikian pulan dengan penamaan/penugasan Direktur
Operasi, masalah Engineering, Procurement, Construction,
yang menjadi masalah pokok pada sektor industri
manufaktur di BUMN dapat dieliminir. Itulah sebabnya
dalam sistem Statutory Law yang berlaku di Amerika
Serikat misalnya, kita mengenal istilah/peran dari apa yang
dinamakan Chief Operations Officer (COO). Berbicara
mengenai Officer, ada satu hal yang aneh dengan pengelola
BUMN saat ini, yaitu penggunaan kata Officer bagi Direksi
28. BUMN. Apabila kita mengkaji Undang-undang No.1 tahun
1995 tetang Perseroan Terbatas dan Undang-undang No. 19
tahun 2003 tentang BUMN, kita tidak akan menemukan
istilah Officer.
Undang-undang No. 1 tahun 1995 menganut Two Board
System, dimana terjadi pemisahan yang jelas antara Direksi
dan Komisaris. Sedangkan Statutory Law menganut One
Board System di mana dalam Board ini duduk para Direktor
dan Komisaris; untuk menjalankan pengelolaan perusahaan
sehari-hari Board of Directors menunjuk para Officers, yang
diberi kekuasaan penuh untuk mewakili perusahaan.
Member of The Board juga dapat dipilih menjadi Officer
termasuk Chief Executive Officer (CEO).
Yang saya maksudkan dengan aneh adalah peristiwa
pemilihan dan
penobatan CEO terbaik di Indonesia baru-baru ini.
Barangkali dengan maksud merangsang prestasi seorang
Direktur Utama BUMN, beberapa minggu yang lalu telah
dilakukan pemilihan Chief Executive Officer terbaik
(maksudnya mungkin Direktur Utama terbaik?) di
Indonesia. Tidak tangung-tangung, penganugrahan CEO
29. terbaik ini (menurut berita) diserahkan oleh Presiden
Megawati sendiri. Padahal sebagaimana disebut diatas, kita
tidak menganut apa yang dinamakan Officer. Mengapa
tidak memilih Direktur Utama terbai saja, misalnya; atau
mungkin istilah Direktur Utama kalah gagah
kedengarannya dari CEO? Kalau memang demikian, ganti
saja sistemnya menjadi One Board System.
Dikuatirkan pencampuradukan istilah CEO dengan Direktur
Utama ini, dapat mengganggu prinsip Good Corporate
Governance (yang sangat gencar dikumandangkan),
mengingat keduanya menganut dsar hukum yang berbeda.
2. Masalah Biaya dan Pendanaan
Industri manufactur pada umumnya adalah industri padat
modal dan mempunyai operating leverage (rasio antara
biaya tetap dan biaya variabel total) yang tinggi.
Sebagai industri padat modal (pada umumnya), sebuah
industri
manufaktur harus menekan biaya variabel serendah-rendahnya.
Oleh karena itu (mengingat biaya variabel yang
antara lain mencakup biaya buruh langsung), adalah sangat
naif pendapat yang mengatakan bahwa suatu industri padat
30. modal sekaligus dapat menjadi industri padat karya. Kecuali
apabila nilai
tambah(diukur dari contribution margin) sanngatlah tinggi
(misalnya, diatas 75%). Apabila prinsip ini tidak dipahami
sepenuhnya, maka resikonya adalah sebuah perusahan
industri manufaktur akan sangat sulit mencapai Break-Even
Point. Resiko ini makin besar lagi mengingat fluktuasi
pencapaianpenjualan sebuah industri manufaktur (by
nature) sangat tinggi dari waktu ke
waktu. Banyak industri manufaktur yang menghasilkan
industrial goods, yaitu produk yang kegunaanya tidak
untuk dikonsumsi, tetapi untuk dioperasikan mencari uang
lagi, seperti kapal, pesawat terbang, taksi, dan sebagainya.
Bagi perusahaan yang berbisnis dalam produk ini, maka
tersedianya paket kredit ( baik kredit dalam negeri maupun
kredit eksport) sangat dibutuhkan untuk menciptakan
penjualan. Secanggih apapun industrial goods, tanpa
fasilitas kredit/kredit ekspor, transaksi untuk menciptakan
sales sangatlah sulit terjadi.
3. Masalah Kemampuan Penguasaan Cross-Functional Area
31. Total Quality Management, misalnya, masih belum menjadi
agenda
penting dalam pertemuan RUPS pada beberapa BUMN
walaupun topik ini sangatpenting bagi industri manufaktur;
rapat lebih banyak memfokuskan diri pada aspek keuangan
saja, yaitu laba atau rugi.
Demikian pula, kita tahu bahwa hidup matinya sebuah
perusahaan
tergantung pada empat perspektif utama, yaitu: prespektif
pemasaran, operasi/produksi, keuangan, dan learning
organization & pertumbuhan. Dalam lingkungan yang
bersaing, kemampuan untuk menguasai keempat prespektif
ini sangat diperlukan. Oleh sebab itu, pengelola BUMN
harus mempunyai expertise yang cross-functional. Dari hasil
penelitian para pakar manajemen disimpulkan bahwa
kemampuan menguasai keempat perspektif ini sudah
menjadi persyaratan bagi pimpinan perusahaan masa
depan, sebagaimana ditulis dalam sebuah artikel berjudul
“The Business Leader of the Future” (Harvard B-School,
Business Week, July 19, 1993).
4. Masalah Suku Cadang dan Entrepreneurship
32. Salah satu penyebab dari lemahnya daya saing industri
manufaktur di Indonesia adalah tidak siapnya pemasok
suku cadang untuk produk industri manufaktur. Oleh sebab
itu entrepreneurship berbasis teknologi (technopreneurship)
sudah mutlak dikembangkan di Indonesia. Salah satu cara
meningkatkan kemampuan entrepreneurship di Indonesia
adalah dengan menciptakan inkubator bisnis di industri,
tentunya dengan bekerjasama dengan penyedia dana bagi
pebisnis pemula (venture capital) seperti PTPNM(Persero),
Venture Capital yang berada di berbagai propinsi, dan lain-lain.
5. Masalah kepemimpinan
Dari semua industri penghasil produk dan jasa, learning
process
paling banyak terjadi di sektor industri manufaktur; oleh
sebab itu dari pemimpin perusahaan sektor industri ini
sangat dibutuhkan:
- Pemimpin yang mampu mengatasi konflik antar fungsi-fungsi
manajemen yang (lag-lagi by nature) adalah ciri khas dari
sektor Industri ini. Kemampuan ini hanya dapat dimiliki
33. oleh seorang pemimpin sektor industri manufaktur apabila
ia menguasai cross-functional area sebagaimana disebut
diatas.
- Pemimpin yang visonary, yang mampu menyelaraskan
visi, misi, tujuan strategi dan mempunyai komitmen yang
tinggi terhadap kebijakan perusahaan. Hanya dengan cara
ini budaya profesional dapat timbul pada BUMN kita.
6. Masalah Change Management
Untuk menyehatkan BUMN, sudah banyak konsultan kelas
dunia yang diminta bantuannya; sebut saja AT Kearney,
Booz Allen Hamilton, Japan Indonesian Forum, dan masih
banyak lagi. Semuanya berbicara mengenai jargon- jargon
management yang mutahir, seperti restrukturisasi,
revitalisasi, reengineering, reborn, reviving dan
seterusnya……semuanya bertujuan untuk menyehatkan
perusahaan. Tetapi apa hasilnya? Untuk menjawab
pertanyaan ini, bandingkan saja dengan apa yang dicapai
oleh Motorola misalnya. Berkat upaya resturkturisasi yang
sama dengan yang dilakukan BUMN pada umumnya,
namun berbeda dalam hal komitmen, Motorola dapat
mencapai kualitas Six Sigma (atau prefection rate sebesar
34. 99,99997%), setelah belajar dari peningkatan produktivitas
Hitachi yang ambisius sebesar 200% dalam satu tahun
Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu:
Masalah penentuan posisi perusahaan.
penetuuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan
agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dan dapat dijalankan secara ekonomis, efektif
dan efsien.
Masalah desain.
Masalah desain akan mencakupo perancangan fasilitas
operasi yang akan digunakan. Untuk mengatasi masalah ini,
hendaknya dilakukan pengambilan keputusan di bidang
rancang bangun (design) . Untuk proses manufaktur yang
menghasilkan barang, keputusan ini antara lain meliputi;
perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang
digunakan, rencana kapasitas mesin yang akan dipakai,
perencanaan bangunan, tata-letak ( layout ) ruangan, dan
linkungan kerja.
Masalah operasional.
Masalah operasional timbul biasanya pada saat proses
produksi sudah berjalan. Untuk proses manufaktur yang
35. menghasilkan barang, keputusan terhadap masalah
operasional ini antara lain : rencana produksi, rencana
persediaan bahan baku, penjadwalan kerja pegawai,
pengawasan kualitas dan pengawasan biaya produksi.
B. Masalah Proses Produksi Dan Operasi
Persoalan-persoalan dalam proses prosduksi/operasi
ternyata cukup banyak dan kompleks. Namun, Persoalan-persoalan
itu akan dipilah-pilah, dan disesuaikan dalam
studi kelayakan bisnis. Untuk Proses manufaktur, persoalan
– persoalan dalam proses tersebut dikelompokan sesuai
dengan masalah manajemen operasional sebagai berikut:
a) Kelompok Masalah Posisi Perusahaan,
persoalan-persoalan utamanya adalah:
1. Pemilihan Startegi Produksi
Agar barang/jasa yang diproduksi akan memenuhi
kebutuhan konsumen, biasanya didahului dengan suatu
kegiatan penelitian pasar dan pemasaran. Dari masukan
penelitian pasar dan pemasran ini, berikutnya akan
ditetapkan macam-macam produk yang menjadi alternatif
untuk dibuat, selanjutnya akan dikaji pula kaitanya dengan
36. aspek-aspek yang lain, seperti aspek keuangan dan
seterusnya.
2. Pemilihan dan Perencanaan Produk
Setelah beberapa alternatif ide produk tersaring,selanjutnya
akan dikaji produk ( beberapa produk ) apa yang menjadi
prioritas untuk diproduksi. Biasanya, untuk menetapkan
produk ( produk-produk ) tersebut akan dilakukan melalui
tahapan – tahapan pekerjaan , tahapan itu meliputi :
a. Penentuan Ide Produk dan Seleksi Pasar intinya,
aspek pasar dan pemasaran untuk mengetahui apakah ide-ide
produk diperkirakan untuk mengetahui apakah
perusahaan mampu membuat produk tersebut dengan
segala sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan untuk
aspek keuangan, adalah meniliai apakah produk tersebut
jika dihasilkan akan mendatangkan keuntungan yang sesuai
dengan harapan.
b. Pembuatan Desain Produk Awal
Pembuatan Desain Produk Awal dalam produksi barang,
gambaran desain awalnya akan lebih jelas bila dibandingkan
dengan produk jasa. Dalam membuat desain produk awal
ini, hendaknya dipertimbangkan hal-hal seperti: manfaat
37. produk yang akan dibuat, fungsi yang hendaknya dimiliki
barang agar menunjang manfaat-manfaatnya, desain, seni,
dan estitika barang yang akan diproduksi. Desain produk
awal ini akan ditindaklanjuti menjadi produk yang lebih
mnedekati sebenarnya.
c. Pembuatan Prototip dan Pengujian
Prototip adalah produk yang dibuat sebagai produk
percobaan sebelum produk dibuat secara besar-besaran. Ia
berguna untuk menilai kemampuan produk agar sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.Semetara itu,
pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah prototip ini
sudah dapat diimplementasikan atau belum. Jika belum,
masih dapat diperbaiki lagi, lalu diuji lagi dan seterusnya
sehingga prototip ini sesuai dengan harapan. Akhirnya,
terciptalah desain produk akhir yang siap unutk
diimplementasikan.
d. Implementasi
Tahap ini mecoba untuk menilai apakah produk yang sudah
diproduksi dan ditawarkan di pasar memiliki masa depan
yang baik.
3. Perencanaan Kualitas
38. Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen.
Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur
rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya.
Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini:
a. Produk Berupa barang
Menurut david garvin, yang dikutip Vincent Gaspersz,
menentukan dimensi kualitas barang dapat dilkakukan
melalui delapan dimensi seperti berikut ini:
Performance,
hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan
pelanggan dalam membeli barang tersebut
Features,
yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah
fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan
pengembangnya.
Reliablility
hal yang berkaitan dengan probablitas atau kemungkinan
suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali
digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi
tertentu pula.
39. Confermance
hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
pada keinginan pelanggan.
Durability
yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya
tahan atau masa pakai barang.
Serviceability
yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompentensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan
layanan untuk perbaikan barang
Aesthetics
merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai
hal-hal estetika yang berkaitan dengan pertimbangan
pribadi dan refleksi dari prefensi individual.
Fit and finish
suatu sifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan
mengenai keberadaan produk tersebut sebagia produk yang
berkualitas.
b. Produk Jasa/ Servis
40. Zeithaml et. al. mengemukakan lima dimensi dalam
menentukan kualitas jasa, yaitu :
Reliability
yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
sesuai dengan janji yang ditawarkan.
Responsiveness
yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap.
Assurance
meliputu kemampuan karyawan atas: pengetahuan
terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan,
perhatian dan kesopanan dalam memberi pelayanan,
keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan
dalam memberikan informasi, kemampuan dalam
memberikan keamanan didalam memanfaatkan jasa yang
ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi ini
merupakan gabungan dari dimensi kompetensi, kesopanan,
dan kredibilitas.
Emphaty
41. yaitu perhatian secara individual yang dibeikan perusahaan
kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menguhubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomonikasi
dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami
keinginan dan kebutuhan pelangganya. Dimensi emphaty
ini merupakan gabungan dari dimensi Akses, Komunikasi
dan Pemahaman pada Pelanggan.
Tangibles
meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
ruangan frontoffice, tersedianya tempet parkir, kebersihan,
kerapihan dan kenyaman , kelengkapan peralatan
komunikasi dan penampilan karyawan
b) Kelompok Masalah Desain,
persoalan-persoalan utamanya adalah ::
1. Pemilihan Teknologi
Berkaitan dengan pemilihan teknologi , biasanya suatu
produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara,
sehingga teknologi yang dipilih pun perlu ditentukan secara
jelas. Patokan umum yang dapat dipakai misalnya adalah
dengan mengetahui seberapa jauh derajat mekanisasi yang
diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.
42. 2. Rencana Kapasitas Produksi
Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas
dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu.
Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan ( input ) dan
keluaran ( output ). Rencana kapasitas produksi dalam
rangka studi kelayakan aspek teknis dan teknologi ini
tergantung beberapa pilihan sistem , antara lain:
a. Skala Ekonomi
Dengan faktor ini, kapasitas yang dipilih adalah yang
memilki biaya per unit yang paling rendah. Akan tetapi cara
ini memiliki kelemahan-kelemhan, seperti: waktu
pengambilan modalnya berjangka panjang , akibatnya
produk menjadi kurang fleksibel untuk disesuaikan dengan
pelanggan.
b. Focused facilities
Dengan banyakanya kelemahan dengan system skala
ekonomi diatas, maka munculah system focused facilities.
Dimana cara ini mempertahankan volume produksi yang
tinggi diganti dengan penyediaan produk yang lebih
disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, dalam
perencanaan kapasitas produksi, terdapat dua ekstirm
43. strategi, Pertama Strategi Ekspansi , startegi ini lebih bersifat
proaktif., sedangkan cara kedua, dilakukan wait and see,
dimana cara ini dilakukan , jika permintaan produk sudah
yakin benar meningkat atau tidak meningkat.
3. Perencenaan Letak Pabrik.
a. Bagi Perusahaan Manufaktur
Letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis
secara saksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak
aspek, seperti biaya. Murah atau mahalnya harga produk
tergangtung pula pada letak pabrik karena jarak
berpengaruh terhadap harga di pasar. Rentetan akibat
lainnya adalah masalah kemampuan di pasar, yang ujung-ujungnya
akan mempengaruhi laba yang akan dihasilkan.
Dalam suatau studi kelayakan bisnis, pilihan letak pabrik
hendaknya dapat dikaji dari beberapa faktor. Hasil kajian,
kelak akan dianalisis lagi untuk mencapai keputusan akhir
dimana pabrik akan didirikan. Faktor utama yang perlu
diperhatikan antara lain :
Letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan
dijadikan tempat produk dijual
Letak bahan baku utama.
44. sumber tenaga kerja
Sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik di
sekitar pabrik adalah penting bagi prosees produksi agar
tidak terganggu, sehingga factor-faktor ini perlu
dipertimbangkan secara saksama.
Fasilitas transportasi yang memadai untuk memindahkan
bahan baku ke pabrik, dan memindahkan hasil produksi
dari pabrik kepasar.
Pasilitas untuk pabrik.
Lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi
aktivitas pabrik secara positive maupun negative.
Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasn berikat
dan AMDAL.
b. Bagi Perusahaan jasa
Letak lokasi fasilitas jasa dapat dibagi dua macam. Pertama,
pelanggang datang kelokasi pasilitas jasa, seperti pasien
mendatangi tempat praktek dokter. Kedua, penyedia jasa
mendatangi konsumen, seperti mobil pemadam kebakaran
mendatangi lokasi kebakaran. Penentu lokasi fasilitas jasa
perlu mempertimbangkan banyak hal, antara lain : mudah
dan dapat di akses oleh konsumen, tempat parkir yang
45. memadai,dapat diekspansi, lingkungan yang mendukung
usaha, kesesuaian dengan lokasi pesaing dan izin lokasi dari
pihak yang berwenang.
4. Perencanaan Tataletak (layout)
a. Bagi Industri Manufaktur.
Bagi perusahaan manufaktur, paling tidak ada tiga jenis
tempat yang perlu diatur layout-nya, berikut paparanya:
Tata letak pabrik.
Tata lelak ( layout ) untuk industri manufaktur antara lain
adalah pabrik seperti letak mesin-mesin, letak alat produksi,
lajur pengangkutan barang,dan seterusnya. Letak dari
fasilitas-fasilitas tersebut harus dikaji agar proses produksi
dapat dijalankan secara efektif dan efisien. Faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan layout
untuk pabrik, yaitu :
Sifat produk yang di buat.
Jenis proses produksi.
3Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan.
Jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya.
Keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas
46. Aliran barang dalam proses produksi hendaknya
sedemikian rupa sehingga tidak saling menghambat atau
menggangu
Penggunaan ruangan hendaknya selain efektif untuk
bekerja, hendaknya juga memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja
Letak mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya juga
memperhatikan kemudahan-kemudahan dalam hal
pemeliharaan dan pengawasan
Tataletak kantor.
Selain pabrik perusahaan manufaktur juga memiliki kantor.
Tataletak kantor hendaknya disesuaikan besar/kecilnya
investasi. Selain itu, tataletak harus dirancang dengan
memperhatikan kemudahan dalam berkomunikasi,
fleksibilitytas pemakaian ruangan, struktur organisasi yang
diterapkan, serta bentuk layanan yang dilaksanakan secara
rutin.
Tataletak Gudang,
sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun bahan
jadi, hendaknya juga diatur layoutnya. Hal-hal utama yang
perlu dicermati dalam penyusunan tataletak gudang antara
47. lain besar/kecilnya nilai investasi, bahwa tataletak gudang
fleksibel untuk memudahkan aktivitas bongkar muat
barang, juga harus fleksibel untuk memudahkan pengaturan
kembali jika jumlah barang yang disimpan berkurang atau
bertambah.
b. Bagian Industri Jasa
Tataletak (layout)
tataletak fasilitas yang tersedia akan berpengaruh pada
persepsi pelanggang atas kualitas suatu jasa. Unsur-unsur
yang perlu diperhatikan dalam tataletak fasilitas jasa
meliputi :
Pertimbangan Spasial
Perencanaan Ruangan
Perlengkapan/ Perabotan
Tata cahaya
Warna
Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
Desain Fasilitas Jasa
Dalam industri jasa desain dan tataletak fasilitas jasa erat
hubungannya dengan pembentukan persepsi pelanggan,
yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas
48. jasa tersebut dimata pelanggang.
Ada beberapa faktor utama yang berpengaruh dalam desain
fasilitas jasa seperti :
Sifat dan tujuan perusahaan jasa itu sendiri, karena hal ini
akan menentukan berbagau persyaratan desainnya.
Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang/tempat
dimana jasa akan ditawarkan.
Fleksibilitas desain apabila volume permintaan yang
berubah-ubah dan spesikasi jasa yang cepat berkembang.
Faktor estetis penataan yang rapi dan menarik pada fasilitas
jasa dapat meningkatkan sikap positif pelanggang terhadap
suatu jasa.
Masyarakat dan lingkungan sekitar fasilitas jasa
berpengaruh terhadap perusahaan, baik secara positif
maupun negatif dilihat dari sisi perusahaan.
Biaya konstruksi dan operasi serta sumber daya lain.
c) Kelompok Masalah Operasional,
persoalan-persoalan utamanya adalah :
1. Perencanaan Jumlah Produksi
Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik
agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak
49. atau terlalu sedikit. Dalam industri manufactur, ada
beberapa faktor utama yang akan mempengaruhi
perencenaan jumlah produksi perusahaan, yang biasanya
dijadikan sebagai pembatas jumlah produksi yang akan
dihasilkan. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Permintaan.
2. Kapasitas pabrik
3. Suplai bahan baku.
4. Modal kerja
5. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya juga
berperan dalam perencanaan jumlah produksi.
2. Manajemen Persediaan
Persediaan barang biasnya digunakan untuk mengantisipasi
permintaan konsumen yang meningkat secara tajam, atau
untuk mensupalai kekurangan bahan baku. Hal-hal yang
pokok yang perlu dikaji dalam rangka studi kelayakan
antara lain adalah sebagai berikut:
Penentuan jumlah order
Safety Stock
Inventory Sistem
Materials Requiment Planning
50. 3. Pengawasan Kualitas Produk
Kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan suatu
kesatuan karesterintik produk dan jasa dari pemasaran,
rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan yang membuat
produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapanparakonsumen.
Perencanaan kualitas. Aktivitas ini merupakan
pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, yang terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut.
Menentukan siapa konsumennya
Menentukan apa kebutuhan atau keinginan
konsumen
Mengembangkan produk dan kualitas yang sesuai
Memgembangkan proses sebagai pedoman bagian
operasi/produksi.
Pengendalian Kualitas, Aktiva ini dilakukan pada tahap
operasi langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
Evaluasi performansi aktual
Membandingkan performansi aktual dengan sasaran
yang direncanakan
51. Mengambil tindakan terhadap penyimpangan.
PERMASALAHAN EKONOMI
Masalah ekonomi adalah masalah yang berkenaan dengan
ekonomi, lekat kaitannya dengan segala aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mulai dari jual beli,
tawar menawar, atau ekspor impor. Sebenarnya masalah
ekonom bukan hanya sebuah masalah yang harus diatasi
oleh pakar ekonom saja, namun harus dicari solusinya
secara bersama-sama. Jika ekonomi suatu negara lemah dan
tak berdaya maka dapat dipastikan bahwa bidang-bidang
yang lainnya pun juga berada dalam hal yang tak baik.
Secara umum ada dua buah teori umum yang mencoba
untuk menjelaskan permasalahan yang ada di dalam
ekonomi, yaitu pokok masalah ekonomi secara klasik dan
modern.
1. Pokok Masalah Ekonomi Klasik
52. Pokok masalah ekonomi klasik merupakan bahasan teori
ekonomi klasik. Teori ini berdasarkan pemikiran Adam
Smith, David Ricardo, dan Jhon Stuart Mill yang
mendominasi pemikiran ekonomi sampai tahun 1870-an.
Teori ini melihat pentingnya masalah ekonomi sebagai
kesatuan dari proses produksi, distribusi, dan konsumsi
untuk kesejahteraan (kemakmuran), dalam hal ini amat
menekankan kekuatan pasar sehingga menolak campur
tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Masalah
ekonomi klasik adalah ekonomi yang dilihat dari sudut
pandang sederhana. Pada dasarnya pemikiran ini bertujuan
pada satu hal, yaitu kemakmuran. Pemecahan masalah ini
dengan cara melakukan apapun yang dianggap perlu agar
kemakmuran dapat dicapai. Kemakmuran adalah situasi
dimana semua barang dan jasa yang dibutuhkan manusia
telah tersedia. Apabila dirincikan masalah ekonomi klasik
dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
Masalah Produksi. Permasalahan ini mencakup bagaimana
memproduksi semua benda (barang dan jasa) yang
dibutuhkan masyarakat banyak.
53. Masalah Distribusi. Permasalahan ini terletak pada
bagaimana supaya benda-benda pemuas kebutuhan bisa
sampai ke tangan konsumen yang membutuhkannya.
Seperti yang telah diketahui, barang dan jasa yang tidak
sampai ke tangan konsumen yang tepat, tidak ada nilai
gunanya, dan tidak dapat memuaskan kebutuhan.
Masalah Konsumsi. Permasalahan ini menyangkut masalah
apakah benda pemuas kebutuhan yang diproduksi memang
benda yang dapat dimiliki oleh konsumen. Barang yang
diproduksi haruslah barang yang tepat, yaitu barang yang
memang dibutuhkan, diinginkan, dan mampu dibeli oleh
konsumen.
2. Pokok Masalah Ekonomi Modern
Pokok permasalahan ekonomi modern terangkum dalam
dua kata kunci, yaitu Kelangkaan dan Pilihan. Yang pertama
menjadi penyebab yang kedua sehingga muncul empat
pertanyaan mendasar tentang What, How, Who, dan For
Whom. Walaupun setiap masyarakat menghadapi
pertanyaan yang sama, namun cara mengatasinya berbeda.
Perbedaan cara inilah yang melahirkan sejumlah sistem
ekonomi.
54. Apa (What). Barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi
dan dalam jumlah berapa harus ditentukan. Dari sekian
banyak barang dan jasa, manakah yang harus dipilih untuk
diproduksi. Keputusan produksi tidak lagi hanya bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan, namun juga untuk
menghasilkan keuntungan maksimum.
Bagaimana (How). Dengan cara bagaimana (how) proses
produksi akan dilakukan? Maksudnya adalah siapa yang
akan melaksanakan, menggunakan sumber daya apa saja,
dengan teknologi apa barang-barang tersebut dapat
dihasilkan, dan seberapa besar skala produksinya. Hal ini
dibutuhkan dalam rangka ppenyesuaian perkembangan
zaman. Beberapa faktor yang terlibat dalam pengambilan
keputusan ini yaitu a) Pilihan kombinasi sumber daya yang
digunakan, b) Perencanaan proses produksi untuk
mendapatkan keuntungan, c) Penentuan teknologi yang
digunakan, dan d) Pertimbangan faktor eksternal.
Siapa pelaku produksi (Who). Di zaman modern, banyak
pihak yang bisa melakukan produksi seperti pemerintah,
swasta, atau koperasi. Inilah salah satu modernisasi, yaitu
spesialisasi. Spesialisasi berarti setiap pihak memiliki
55. keterampilan dan keahlian khusus yang tidak dimiliki pihak
lain.
Untuk siapa (For Whom). Berarti di produksi apakah untuk
segmen pasar tertentu, atau masyarakat umum.
Masalah ekonomi yang sering terjadi biasanya, yaitu :
1) Kemiskinan. Permasalahan ini tidak akan benar tertutup
dan akan terus ada jika pemerintah dan dengan bantuan kita
semua tidak lebih giat lagi memberantasnya.
2) Kesejahteraan. Masalah ini merupakan kebalikan dari
kemiskinan. Permasalahan ini populer karena sifat manusia
yang selalu tidak merasa cukup, ingin menjadi orang kaya,
dan banyak uang.
3) Lapangan Pekerjaan. Permasalah ini akan terus
bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
dan antusiasme untuk bekerja, sedangkan lapangan
pekerjaannya tidak ada.
4) Harga. Masalah ini biasanya muncul ketika terjadi
perayaan hari-hari besar tertentu saja. Penyebabnya karena
ketersediaan produksi tidak dapat memenuhi lonjakan
permintaan.
56. 5) Sistem Ekonomi. Sistem perekonomian di setiap negara
selalu berbeda. Namun, saat ini dunia disinyalir terjadi non-ideologis
fase, dimana gaya sistem ekonomi menyatu
menjadi satu.
6) Inflasi. Inflasi berhubungan dengan harga. Pemerintah
mempunyai hak untuk bisa mencegah terjadinya
oeningkatan atau inflasi.
7) Pertumbuhan Ekonomi. Masalah ini identik dengan
tingkat kesejahteraan. Masalah ini bisa dipandang dari
aspek produk domestik bruto (PDB), total ekspor impor, dan
lain sebagainya.
8)Profit. Masalah ini timbul karena saat ini kehidupan
masyarakat akan melakukan segala hal untuk mengejar
keuntungan, baik itu hal yang baik atau hal yang buruk.
9) Hutang. Masalah ini muncul dikarenakan tidak adanya
modal pendukung untuk membantu proses produksi,
sehingga negara melakukan pinjaman ke luar negeri dan
mengakibatkan hutang negara semakin banyak.
10) Ekonomi Politik. Masalah ekonomi tidak bisa
diselesaikan dengan memakai pandangan tunggal. Sebab itu
politik terintegrasi untuk melihat permasalahan secara lebih
57. luas dan dalam. Ekonomi politik diperlukan untuk dapat
menyelesaikan semua permasalahan ekonomi yang ada
termasuk contoh masalah ekonomi yang telah disebutkan
diatas.
Masalah Ekonomi di Indonesia
Indonesia termasuk negara yang kaya akan sumber daya
alam yang tidak dimiliki oleh negara lain. Namun,
sayangnya pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia
belum maksimal. Bahkan ada orang asing yang berhasil
mengeruk kekayaan alam kita. Masih banyak lagi masalah
ekonomi di Indonesia yang membuat ekonomi di Indonesia
agak lambat dalam berkembang. Masalah-masalah ekonomi
tersebut antara lain :
Tingginya jumlah pengangguran. Dari tahun ke tahun,
masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah.
Belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi tingginya
angka pengangguran di Indonesia. Pengadaan lapangan
pekerjaan saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka
pengangguran di Indonesia.
Tingginya biaya produksi. Sudah menjadi rahasia umum di
dunia industri di Indonesia bahwa selain biaya produksi
58. yang cukup tinggi belum lagi ditambah dengan biaya-biaya
yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Namun, karena
faktor keamanan di negara kita masih sangat minim dan
ketidakmampuan pemerintah untuk mendukung dan
melindungi sektor industri, akibatnya terdapat banyak
pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-akhir ini
dilakukan secara terbuka.
Keputusan pemerintah yang kurang tepat. Beberapa kali
pemerintah mengeluarkan keputusan mengenai regulasi
ekonomi yang dianggap tidak tepat bagi kondisi
perekonomian Indonesia. Contohnya adalah keputusan
pemerintah untuk masuk dalam anggota ASEAN-China
Free Trade Area (CAFTA) yang sekarang ini mengakibatkan
membanjirnya produk China di Indonesia sehingga
membuat produk lokal hampir kalah saing di negara sendiri.
Bahan kebutuhan pokok masih langka. Langkanya bahan
kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius yang
menimpa kondisi ekonomi Indonesia. Biasanya hal ini
terjadi karena alasan teknis seperti transportasi. Masalah ini
akan sangat terasa sekali di saat menjelang perayaan hari-
59. hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan hari besar
lainnya.
Suku bunga perbankan terlalu tinggi. Perlu diketahui
bahwa salah satu indikator untuk menentukan baik atau
tidaknya kondisi perekonomian di suatu negara adalah suku
bunga. Semakin tinggi atau semakin rendahnya suku bunga
perbankan di suatu negara, maka akan berpengaruh besar
terhadap kondisi ekonomi di negara tersebut. Suku bunga
perbankan di Indonesia dinilai masih terlalu tinggi sehingga
masih perlu perhatian dari pemerintah untuk mengatasi
masalah ini.
Nilai inflasi semakin tinggi. Di Indonesia, nilai inflasi
dinilai hampir cukup sensitif. Bahkan hanya karena harga
sembako di pasaran tinggi, maka nilai inflasi juga akan
terpengaruh. Akibat dari tingginya nilai inflasi di Indonesia,
akan timbul masalah-masalah ekonomi yang lainnya.
D. MANAJEMEN PRODUKS SEBAGAI ILMU DAN
PROFESI
Banyak usaha telah dilakukan untuk mengaplikasikan
menajemen sebagai suatu profesi. Edgar H. Schein telah
60. menguraikan kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu
sebagai profesi yang dapat diperinci sebagai berikut:
Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip
umum. Adanya pendidikan, dan program-program
latihan formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip
manajemen tertentu yang dapatdiandalkan.
Para profesional mendapatkan status tertentu, bukan karena
favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya dan
kriteria politik atau sosial budayanya. Para profesional harus
ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin
untuk mereka yang menjadi kliennya. Manajemen telah
berkembang menjadi bidang yang semakin profesional
melalui perkembangan yang menyolok program-program
latihan manajemen di universitas maupun diberbagai
lembaga manajemen swasta, dan melalui pengembangan
para eksekutif organisasi (perusahaan).
Manajemen produksi sebagai ilmu dan profesi. Tidak
dapat dipungkiri bahwa adanya revolusi industri adalah
berkat aktivitas para ahli seperti Watt, Kay,Arkwright, dan
beberapa para ahli kemudian seperti Brunel, Stephensen dan
lainnya. Atas penemuan mereka maka terjadi perubahan-
61. perubahan yang cukup hebat dalam bidang produksi,
terutama peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam
proses produksi perusahan. Perkembangan ilmu dan
teknologi juga membawa akibat menjadi semakin
banyaknya perusahan yang dapat memproduksi barang
yang sama. Hal ini menjadi kendala yang harus dihadapi
perusahan dengan menyiapkan strategi dari perusahan
masing-masing. Perusahan mulai berpikir bagaimana cara
serta apa yang harus dilaksanakan agar perusahan dapat
melakukan proses produksi. Penerapan teknologi yang baru
serta melaksanakan manajemen produksi merupakan salah
satu usaha yang sangat memadai untuk mengadakan
penekanan biaya produksi dalam perusahan menjadi
serendah-rendahnya. Sampai dengan saat ini manajemen
produksi selalu berkembang, baik manajemen produksi
sebagai ilmu maupun sebagai profesi. Dengan semakin
tajamnya persaingan antara perusahan-perusahan baik yang
memproduksi barang atau jasa, maka kepentingan
perusahan untuk dapat melaksanakan minimisasi biaya
produksi bukannya semakin berkurang melainkan
semakinbertambah.
62. (Sumber ; Manajemen Produksi Perencanaan sistem
Produksi Drs. Agus Ahyari, Manajemen Produksi
Pengendalian Produksi Drs. Agus Ahyari, Manajemen
Produksi Perencanaan sistem Produksi Elwood Buffa,
Rakesh Sarin, Manajemen Produksi dan Produkdi Modern
Elwood Buffa, Rakesh Sarin)
Banyak usaha tekah dilakukan untuk mengkasifikasikan
manajemen sebagai suatu profesi. Edgar H. Scheim telah
menguraikan karakteristik-karakteristik atau kriteria-kriteria
untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat
diperinci berikut :
1. Para profesi membuat keputusan keputusan atas dasar
prinsip-prinsip umum. Adanya program-program latihan
formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen
tertentu yang dapat diandalkan.
2. Para professional mendapatkan status mereka karena
mencapai standar prestasi kerja tertentu, bukan karena
favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya dan
kriteria politik atai social lainnya.
63. 3. Para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik
yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi
kliennya.
Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang
semakin profesional melalui perkembangan yang menyolok
program-program latihan manajemen di universitas-universitas
ataupun lembaga-lembaga manajemen swasta,
dan melalui pengembangan para eksekutif organisasi
(perusahaan).Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen juga
bersifat universal, dan mempergunakan kerangka ilmu
pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah,
prinsip-prinsip dan konsep yang cenderung benar dalam
semua situasi manajerial. Ilmu pengetahuan manajemen
dapat diterapkan dalam semua organisasi manusia, seperti
perusahaan, pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan,
dan lain-lainnya.
Manajemen Dengan Pendekatan Sistem
64. Perkembangan teknologi menyebabkan semakin rumitnya
sistem produksi dan semakin pendeknya umur suatu
produk. Selain itu penyebaran teknologi yang begitu cepat,
ditambah dengan adanya perdagangan yang bebas
menyebabkan makin ketatnya persaingan, tidak lagi antar
perusahaan dalam satu negara melainkan sudah mencapai
tingkatan antar negara. Hal ini menuntut pengelolaan usaha
yang makin baik, yang dengan perkataan lain makin
mendorong perkembangan ilmu manajemen. Perkembangan
berikutnya dari ilmu manajemen adalah manajemen dengan
pendekatan sistem dan manajemen dengan pendekatan
situsional (contingency approach).
Pendekatan sistem memandang manajemen sebagai suatu
sistem. Sistem itu sendiri adalah suatu kesatuan dari
beberapa bagian yang disebut subsistem, dan mempunyai
suatu tujuan tertentu. Setiap sistem memiliki masukan-masukan
tertentu dan memiliki proses transformasi tertentu
yang memproses masukan-masukan tersebut menjadi
keluaran-keluaran tertentu. Sistem berada dalam suatu
lingkungan tertentu yang sangat mempengaruhi, dan sifat
khas lingkungan adalah sulit untuk dikendalikan. Misalkan
65. suatu perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka
situasi ekonomi, dan persaingan, merupakan lingkungan
sistem (perusahaan) yang akan mempengaruhi setiap
aktivitas perusahaan dan sulit untuk dikendalikan.
Manajemen yang baik harus dapat mengendalikan
subsistem-subsistem yang dimilikinya dengan baik dan
dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang dapat
terjadi dalam lingkungan. Dengan kata lain, pendekatan ini
berusaha melihat persoalan-persoalan manajemen dalam
perspektif kesatuan sebab-akibat yang bersifat menyeluruh,
bukan sebagai satuan-satuan yang terpisah-pisah.
Dalam prakteknya pendekatan-pendekatan kuantitatif
dalam penyelidikan operasional banyak dipakai dalam
pendekatan sistem ini. Dapat dibayangkan betapa rumitnya
penyelesaian yang harus dilakukan mengingat persoalan
dilihat dalam perspektif kesatuan, sehingga komputer
banyak dipakai dalam penerapan manajemen dengan
pendekatan sistem ini.
Manajemen Dengan Pendekatan Situasional (Contingency
Approach)
66. Pengembangan lebih lanjut dari manajemen dengan
pendekatan sistem adalah manajemen dengan pendekatan
situasional. Pendekatan situasional ini dikembangkan
berdasarkan kenyataan bahwa banyak pemecahan masalah
manajemen yang efektif di suatu tempat belum tentu
berhasil di tempat lain. Timbul pendapat bahwa faktor-faktor
keadaanlah (situasional factor) yang menyebabkan hal-hal
tersebut terjadi.
Sesuai dengan prinsipnya, maka tugas dari seorang
manajer adalah mencari atau menentukan teknik-teknik
manajemen yang dapat memecahkan persoalan sesuai
dengan tujuan dan situasi yang dihadapi, batasan-batasan,
dan jangka waktu yang tersedia. Sebagai contoh, bila suatu
perusahaan ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya,
manajemen dengan pendekatan perilaku akan segera
mengusahakan pengembangan motivasi kerja pekerja.
Tetapi dengan pendekatan situasional, pihak manajemen
terlebih dahulu akan melihat keadaan pekerja. Bila pekerja
masih belum memiliki keterampilan yang baik, maka
67. manajemen mungkin akan mengusulkan program
penyederhanaan kerja (work simplification). Sebaliknya jika
pekerja sudah terampil program yang mungkin baik
dilakukan bukan penyederhanaan kerja, melainkan
pengkayaan kerja (job enrichment).
Dalam pendekatan ini kecenderungan dalam memandang
setiap situasi yang rumit sangat diperlukan, dan manajerlah
yang harus berperan aktif dalam menentukan apa yang baik
bagi situasi yang dihadapinya itu. Pendekatan manajemen
situasional ini dikembangkan oleh beberapa ahli antara lain
Fremont Kast, James Rosenzweig, Robert Kahn, dan lain-lain.
Manajemen dengan Pendekatan Sistem :
Perkembangan teknologi menyebabkan semakin rumitnya
sistem produksi dan semakin pendeknya umur suatu
produk. Selain itu penyebaran teknologi yang begitu cepat,
ditambah dengah adanya perdagangan bebas menyebabkan
makin ketatnya persaingan, tidak lagi antar perusahaan
dalam suatu negara melainkan sudah mencapai tingkatan
antar negara. Hal ini menuntut pengelolaan usaha yang
68. makin baik, yang dengan perkataan lain makin mendorong
perkembangan ilmu manajemen.
Perkembangan berikutnya dari ilmu manajemen adalah
manajemen dengan pendekatan sistem dan manajemen
dengan pendekatan situasional (Contingency approach).
Pendekatan sistem memandang manajemen sebagai suatu
sistem. Sistem itu sendiri adalah suatu kesatuan dari
beberapa bagian yang disebut subsistem, dan mempunyai
satu tujuan tertentu. Setiap sistem memiliki masukan-masukan
tertentu dan memiliki proses transformasi tertentu
yang memproses masukan-masukan tersebut menjadi
keluaran-keluaran tertentu. Sistem berada dalam suatu
lingkungan tertentu yang sangat mempengaruhi, dan sifat
khas lingkungan adalah sulit untuk dikendalikan. Misalkan
suatu perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka
situasi ekonomi, dan persaingan, merupakan lingkungan
sistem (perusahaan) yang akan mempengaruhi setiap
aktivitas perusahaan dan sulit untuk dikendalikan.
69. Manajemen yang baik harus dapat mengendalikan
subsietm-subsistem yang dimilikinya dengan baik dan dapat
mengangtisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam
lingkungan. Dengan kata lain, pendekatan ini berusaha
melihat persoalan-persoalan manajemen dalam perspektif
kesatuan sebab-akibat yang bersifat menyeluruh, bukan
sebagai satuan-satuan yang terpisah-pisah.
Dalam parktiknya pendekatan-pendekatan kuantitatif dalam
penyelidikan operasional banyak dipakai dalam pendekatan
sistem ini. Dapat dibayangkan betapa rumitnya
penyelesaian yang harus dilakukan mengingat persoalan
dilihat dalam perspektif kesatuan, sehingga komputer
banyak dipakai dalam penerapan manajemen dengan
pendekatan sistem ini.
Manajemen dengan pendekatan Situasional (Contingency
Approach
Pengembanngan lebih lanjut dari manajemen dengan
pendekatan sistem adalah manajemen dengan pendekatan
situasional. Pendekatan situasional ini dikembangkan
70. berdasarkan kenyataan bahwa banyak pemecahan masalah
manajemen yang efektif di suatu tempat belum tentu
berhasil di tempat lain. Timbul pendapat bahwa faktor-faktor
keadaanlah (sutuasional factor) yang menyebabkan
hal-hal tersebut terjadi.
Sesuai dengan prinsipnya, maka tugas dari seorang
manejer adalah mencari atau menentukan teknik-teknik
manajemen yang dapat memecahkan persdoalan sesuai
dengan tujuan dan situasi yang dihadapi, batasan-batasan,
dan jangka waktu yang tersedia. Sebagai contoh, bila suatu
perusahaan ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya,
manajemen dengan pendekatan perilaku akan segera
mengusahakan pengembangan motivasi kerja pekerja.
Tetapi dengan pendekatan situasional, pihak manajemen
terlebih dahulu akan melihat keadaan pekerja. Bila pekerja
masih belum memiliki keterampilan yang baik, maka
manajemen mungkin akan mengusulkan program
penyederhanaan kerja (work simplification). Sebaliknya jika
pekerja sudah terampil program yang mungkin baik
71. dilakukan bukan penyederhaan kerja, melainkan pengayaan
kerja (job enrichment).
Dalam pendekayan ini kecermatan dalam memandang
setiap situasi yang rumit sangat diperlukan, dan manejerlah
yang harus berperan aktif dalam menentukan apa yang baik
bagi situasi yang dihadapinya itu. Pendekatan manajemen
situasional ini dikembangkan oleh beberapa ahli antara lain
Fremont Kast, James Rosenzweig, Robert Kahn, dan lain-lain.
pengertian manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi
pengertian manajemen sebagai ilmu :
artinya manajemen mempunyai peranan penting dalam
kehidupan.karena manajemen salah satu untuk membentuk
seseorang menjadi lebih baik, dan manajemen juga untuk
memberikan pengawasan, pengetahuan, serta
pengorganisasian, baik untuk atasan, bawahan didalam
organisasi, maupun untuk pribadinya masing - masing
dalam kehidupan sehari - hari.dan manajemen juga di
artikan sebagai ilmu karena manajemen sangat dibutuhkan
72. untuk bekal kita ketika kita menjadi seorang pemimpin
kelak. baik pemimpin perusahaan, oraganisasi
dan sebagainya. Jadi manajemen sebagai ilmu adalah
manajemen sebagai pengetahuan atau cara untuk
membekali diri kita menjadi seorang pemimpin.
pengertian manajemen sebagai seni : artinya dalam
manajemen orang yang mengatur, mengawasi, atau
memimpin organisasi seseorang mempunyai karakter, sikap,
dan jiwa kepemimpinan dalam suatu perusahan atau
organisasi terhadap bahwahannya berbeda - beda. Jadi
manajemen di artikan sebagai seni yaitu manajemen dilihat
dari orang yang melakukannya, dan orang itu mempunyai
kebebasan untuk melakukan apa saja yang dia inginkan
didalam peranan manajamen.dengan tujuan agar cita -cita
dan harapannya tercapai dengan baik. Pengertian
manajemen sebagai profesi : artinya manajemen dilakukan
oleh semua orang mulai dari perusahaan, organisasi, dan
untuk dirinya sendiri, baik sebagai kepala instansi
perusahaan, organisasi dan lain sebagainya.
jadi seseorang yang mempunyai profesi dia akan melakukan
manajemen untuk keberhasilan yang diinginkan.
73. G. PENDEKATAN SISTEM DALAM MANAJEMEN
PRODUKSI
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu
kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan.
Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal
dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system
manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus serta
analisis tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep
organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis.
Analis system manajemen spesifik meliputi struktur
organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi
dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.
Pendekatan dalam manajemen produksi bertujuan untuk
menghasilkan produk yang baik, dapat dilakukan dengan
tiga cara, sebagai berikut.
a. Pendekatan pragmatis,
artinya manajemen produksi merupakan usaha untuk
menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan standar yang
diinginkan, baik kualitas maupun kuantitasnya.
74. b. Pendekatan Iptek,
artinya pendekatan yang menitikberatkan pada pemakaian
konsep matematika modern terhadap kasus yang ada
hubungannya dengan proses produksi.
c. Pendekatan atas dasar siklus kehidupan industri,
artinya sistem produksi dipandang sebagai suatu organisme
yang diawali oleh proses pertumbuhan operasi, proses
pendewasaan sistem terhadap posisi tertentu, dan diakhiri
oleh proses pelapukan sistem.
PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen produksi yaitu kegiatan atau usaha yang di
lakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
/koordinasi kegiatan orang lain:
Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam
manajemen
Manajemen produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan menggunakan sumber- sumber daya.
75. Dalam menungkatkan produktifitasdi jumpai
permasalahan-permasalahan penting yaitu:
Produktifitas akan meninggkat apabila terdapat perbaikan
kondisi kerja.
Beberapa peningkatan produktifitas tidak dapat membatu
organisasi secara keseluruhan.
Perkembangan Manajemen Produksi
Sejarah perkembangan manajemen operasi akan diuraikan
lebih menurut aliran – aliran utama daripada dalam istilah –
istilah teknologi yang kaku. Dengan basis ini, ada enam
aliran utama yang menyumbangkan terhadap
perkembangan bidang manajemen operasi.
Pembagian Kerja. pembagian kerja (division of labor)
didasarkan atas konsep yang sangat sederhana.
Revolusi Industri. Revolusi industri pada pokoknya
merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin.
Manajemen Ilmiah. Gagasan – gagasan tentang
manajemen ilmiah pertama kali dikembangkan oleh
Frederick Winslow Taylor sekitar awal tahun 1900an.
76. Pemikiran aliran manajemen ilmiah bertujuan untuk
menemukan metoda kerja terbaik melalui penggunaan
pendekatan ilmiah berikut ini :
1. Observasi metoda – metoda kerja sekarang dan
pengembangan metoda – metoda kerja yang lebih baik
melalui pengukuran dan analisis ilmiah.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat
diberikan tanggung jawab atau suatu tugas sesuai dengan
kemampuannya.
3. Latihan dan pengembangan para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya
factor:
a. Adanya pembagian kerja (divisi of labour) dan
spesialisasi
agar produksi efektif dan efesien. Produksen
hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas
manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya
tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bil di sertai
dengan pengolahan yang baik dan akan mengurangi biaya
77. produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang
lebih tinggi,
Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya
factor :
a. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan
spesialisasi
Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya
menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen.
Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan
kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan
pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi
sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih
tinggi
b. Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa
penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi
itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan
cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.
78. Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan
perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan
peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan
komunikasi.
4. meluasnya system perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil
produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
c. Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup
penggunaan computer
Sehingga pada banyak hal manajer produsi
mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam
d. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup
metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model
keputusan.
79. Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan
memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan
pendekatan sebagai berikut
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran
dan analisis ilmiah
3. pelatihan pekerja dengan metode baru
4. pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses
kerja
Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang
dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
/koordinasi kegiatan orang lain.
· Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam
manajemen.
· Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur
dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Dalam peningkatan produktivitas dijumpai2 permasalahan
penting, yaitu:
80. 1. Produktifitas akan meningkat apabila terdapat perbaikan
kondisi kerja
2. Beberapa peningkatan produktivits tidak dapat membantu
organisasi secara keseluruhan.
Pengertian produksi
Produksi adalah:
suatu kegiatan atau proses yang mengubah masukan (input)
menjadi keluaran (output) kegiatan yang menghasilkan
barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri,
suku cadang maupun komponen-komponen penunjang.
kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan
penambahan kegunaan suatu barang atau jasa.
Utilitas / Kegunaan (Utility) adalah kemampuan suatu
produk untuk memuaskan keinginan manusia (konsumen).
Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi:
81. 1. Utilitas waktu : perusahaan membuat produk tersedia
sewaktu konsumen menginginkannnya. Misalnya hiasan
pohon natal di waktu natal
2. Utilitas tempat: Produk-produk tersedia di tempat yang
sesuai bagi consume
3. Utilitas kepemilikan : Dengan membuat suatu produk
tersedia bagi konsumen untuk dimiliki dan digunakan.
4. Utilitas bentuk : Dengan mengubah bahan mentah menjadi
barang jadi, produksi menyebabkan produk-produk menjadi
tersedia
Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang
mentransformasikan masukan(input) menjadi
keluaran(output)
Proses Produksi
Proses Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu:
1. Kelangsungan hidup
a. Produksi terus-menerus : Dilakukan sebagai proses untuk
mengubah bentuk barang-barang.walaupun terjadi
perubahan bentuk barang-barangtetapi tidak mengubah
susunan dan fungsi alat-alatmesin.proses ini menghasilkan
produk yang standar(massal)
82. b. Produksi yang terputus-putusProses produksi ini dilakukan
berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat
dan penyesuaian terus-menerus.
2. Teknik
Proses Ekkstraktif
Proses analitis
Proses Pengubahan
Proses Sintetis
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil,
dibedakan menjadi
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung
resiko
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul
karena pertentangan dengan keadaan lain.
83. Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung Jawab keputusan
Utama, yaitu :
1. Proses
2. Kapasitas
3. Persediaan
4. Tenaga Kerja
5. Mutu/Kualitas
6. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
MANAJEMEN OPERASI DAN LINGKUNGANNYA
Pentingnya Manajemen Produksi untuk Bidang–bidang
Fungsional Lainnya
Alasan pertama, seperti telah disebutkan sebelumnya,
adalah bahwa topik – topik yang dipelajari dalam
manajemen produksi berkatian dengan disain, operasi dan
pengawasan sisi penawaran (suplai) organisasi – organisasi.
Alasan kedua, pentingnya mempelajari manajemen
produksi/ operasi adalah bahwa sekitar 70 persen aktiva –
aktiva dalam berbagai organisasi manufacturing dan pemrosesan
adalah berbentuk persediaan – persediaan, pabrik dan peralatan
84. ……… yang secara langsung atau tidak langsung dibawah
pengawasan para manajer produksi atau operasi, manajer
bahan, manajer pemeliharaan, dan para penyelia
(supervisors) produksi yang semuanya merupakan anggota
organisasi manajemen produksis dan operasi.
Alasan ketiga adalah untuk memperoleh pengetahuan
tentang berbagai macam tekanan yang dihadapi para
manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.
Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen
produksi/operasi adalah bahwa ada kesempatan pekerjaan
dan karier yang cerah bagi para individu kreatif yang
berminat terjun dalam karier profesional di bidang
manajemen produksi/operasi dan manajemen pembelian.
Penyanggaan fungsi produksi dari pengaruh
lingkungan secara langsung diperlukan untuk beberapa
alasan.
Hubungan Fungsi Produksi dan Lingkungannya
85. 1. Interaksi dengan unsur-unsur lingkungan (yaitu, langganan
dan tenaga penjualan di tempat produksi) dapat
mengganggu proses transpormasi.
2. Proses transformasi teknologik sering lebih efisien daripada
proses yang diperlukan dalam pengadaan masukan-masukan
dan penjualan produk-produk akhir.
3. Ketrampilan-ketrampilan manajerial yang diperlukan untuk
keberhasilan operasi proses transformasi sering berbeda
dengan dengan yang diperlukan untuk keberhasilan operasi
pemasaran, personalia, atau keuangan.
Organisasi Formal Fungsi Produksi
Pengorganisasian fungsi produksi menyangkut
pengelompokan kegiatan-kegiatan manajemen operasi yang
telah disebutkan di atas ke dalam departemen-departemen;
perancangan struktur formal untuk penggunaan yang paling
efektif sember daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan
mentah, dan tenaga kerja; penugasan wewenang dan
tanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasi
perusahaan kepada seorang manajer atau penyelia; dan
penciptaan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi,
jabatan-jabatan, tugas-tugas dicapai dengan efisien.
86. PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM OPERASI-OPERASI
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting
manajemen produksi dan operasi. Dari sudut pandang
sempit, pembuatan keputusan adalah kegiatan pemilihan di
antara berbagai alternatif yang berbeda(choice making). Dari
sudut pandangan lebih luas, pembuatan keputusan
menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan
dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
Proses Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan dapat digambarkan sebagai
suatu urutan langkah-langkah : perumusan masalah,
pengembangan alternatif-alternatif, evaluasi alternatif-alternatif,
pemilihan, implementasi dan evaluasi hasil-hasil.
1. Perumusan masalah, Kebutuhan akan keputusan sering
berupa suatu masalah atau suatu kesempatan dalam
berbagai bentuk. Kebutuhan-kebutuhan ini dalam
kenyataannya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya
mengidentifikasikan gejala masalah bukan penyebab yang
mendasar.
87. 2. Pengembangan alternatif-alternatif. Setelah masalah ditentukan
dan dirumuskan, langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan dananalisa data yang relevan. Atas dasar
data tersebut satu atau lebih alternatif dikembangkan
sebelum suatu keputusan dibuat.
3. Evaluasi alternatif-alternatif. Evaluasi alternatif-alternatif
tergantung pada pemilihan kriteria keputusan yang tepat.
Karena kriteria sangat penting, maka hal ini juga akan
dibahas di belakang.
4. Pemilihan alternatif tebaik. Meskipun kualitas analisis yang
dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif cukup
tinggi, pemilihannya jarang menjadi mudah dan jelas.
5. Impelmentasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai
sebelum dilaksanakan dan diterapkan dalam praktek.
6. Evaluasi hasil-hasil. Setelah keputusan diimplementasikan,
manajer harus memonitornya terus menerus. Manajer perlu
mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan tepat
dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diharapkan
Kerangka Keputusan-keputusan Operasi
Mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama,
88. 1. Proses. Keputusan-keputusan dalam kategori ini
dimaksudkan untuk merancang proses produksi secara
phisik yang mencakup seleksi tipe proses, pemilihan
tekhnologi, analisis aliran proses, penentuan lokasi fasilitas
dan layout fasilitas, dan penanganan bahan (material
handling).
2. Kapasitas. Keputusan-keputusan kapasitas ditujukan pada
penyediaan volume keluaran yang optimal bagi organisasi-tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Keputusan-keputusan
ini menyangkut pengembangan.
3. Persediaan. Persediaan adalah harta penting yang harus
dikelola secara baik. Para manajer persediaan membuat
keputusan-keputusan yang berkenaan dengan kapan harus
memesan dan berapa banyak setiap kali pesan.
4. Tenaga kerja. Bidang tanggung jawab keputusan ini
bersangkutan dengan perancangan dan penelolaan tenaga
kerja dalam operasi-operasi.
5. Kualitas. Fungsi operasi-operasi terutama bertanggung
jawab atas kualitas barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan.
Kriteria untuk Keputusan Operasi
89. Ada empat sasaran dalam operasi-operasi; yaitu biaya,
kualitas, dapat diandalkan(dependability), dan fleksibelitas.
1. Biaya. Sasaran biaya adalah sangat penting dalam operasi-operasi;
dan secara kasar dapat disamakan dengan efisiensi.
Bila biaya-biaya untuk suatu keputusan dinilai, semua biaya
relevan harus dimasukkan.
2. Kualitas. Sasaran kualitas berkaitan dengan kualitas produk
atau jasa yang dihasilkan oleh operasi-operasi. Sasaran ini
dipengaruhi bai oleh disain produk maupun cara produk
dibuat dalam operasi-operasi.
3. Dependability. Dependability sebagai suatu sasaran
menyangkut dapat diandalkan suplai barang atau jasa.
Dalam operasi-operasi, dependability dapat diukur dengan
persentase kekurangan bahan, persentase pemenuhan janji-janji
pengiriman.
4. Fleksibilitas. Fleksibilitas menyangkut kemampuan operasi-operasi
untuk membuat perubahan-perubahan dalam desain
produk atau dalam kapasitas produksi dan sebagainya,
utnuk menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi.
90. Banyak keputusan-keputusan manajerial dalam
manajemen produksi dan operasi yang harus dibuat
berdasarkan suatu konsep ekonomi manajerial lainnya, yaitu
analisis “trade-off”. Sebagai contoh, masalah-masalah
“garis-tunggu” (atau antrian) dalam bagian pemeliharaan
fasilitas produksi perusahaan. Bila perusahaan hanya
menyediakan fasilitas pemeliharaan yang terbatas, maka
banyak mesin yang harus menunggu untuk dilayani.
Bagaimanapun juga, konsep analisis trade-off
memberikan kepada manajer suatu titik awal dengan
pertanyaan-pertanyaan, “ apa biaya-biaya yang akan naik
atau turun bila manjer melakukan penambahan atau
pengurangan sesuatu ? Mana titik biaya terendah bila dua
atau lebih variabel diperhatikan ? “ Kurva-kurva sebagai
hasil jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu menyajikan
akumulasi perubahan-perubahan perilaku biaya beberapa
variabel yang berubah karena volume
Ruang lingkup manajemen produksi
1. Perencanaan system produksi
91. 2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi
Manajemen produksi mencakup perancangan atau
penyiapan sistem produksi serta pengoprasiannya.
Penambahan dan perancangan sistem produksi meliputi :
1. Seleksi dan desain hasil produksi
2. seleksi dan perancangan proses serta peralatan
3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
4. rancangan tata letak dan arus kerja
5. Rancangan tugas
6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
Fungsi Serta Sistem Produksi Dan Operasi
Fungsi Produksi dan Operasi
Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan
operasi
1. Proses Pengolahan
2. jasa-jasa penunjang
3. Perencanaan
4. pengendalian /pengawasan
Pemilihan Lokasi Pabrik
92. Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting,
karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam
persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi
pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan
ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan
lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan
faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang
dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk
menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
Faktor utama :
>Lingkungan masyarakat
> Kedekatan dengan pasar
> Tenaga kerja
> Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok
> Fasilitas dan biaya transportasi
> Sumberdaya alam lainnya
Faktor sekunder
93. > Harga tanah
> Dominasi masyarakat
> Peraturan tenaga kerja
> Rencana tata ruang
> Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing
> Tingkat pajak
> Cuaca/iklim
> Keamanan
> Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan
lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan
dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
> Dekat dengan pasar
> Dekat dengan sumber bahan baku saja
> Tersedia tenaga kerja
> Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
> Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
> Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek
sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
94. > Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas
prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
> Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik Ü Melihat kemungkinan
beberapa alternatif daerah yang akan dipilih. Ü Melihat
pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk
menentukan lokasi pabrik.Ü Mempertimbangkan dan
menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.
MANJEMEN PRODUKSI DAN RUANG LINGKUPNYA
1. PENGERTIAN MANAJEMEN
Istilah “manajemen produksi” berubah menjadi
“manajemen oprasi” seiring dengan pengembangan produk
jasa yang jauh lebih mencolok bila dibandingkan dengan
produk pabrikasi, sehingga orientasimenejemen oprasi
menjadi lebih luas bukan saja pada bidang pabrik tetapi
juga pada pengelolaan produk pada pelayanan dan jasa.
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan. Dalam
95. manajemen juga terdapat proses pengendalian, pengelolaan,
penganggaran, pemeriksaan, pencarian, dan penyimpanan
dana yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi.
Manajemen merupakan proses perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Actuating) dan
pengawasan (Controlling) usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
Ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan
semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
MANAJEMEN MODERN
Prinsip dasar Perilaku Organisasi dari tokoh
manajemen modern :
Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses
teknik secara ketat
96. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yg digunakan
harus dgn pertimbangan secara hati-hati
Organisasi sebagi suatu keseluruhan dan pendekatan
manajer individual untuk pengawasan harus sesuai situasi
Pendekatan motivasional yg menghasilkan komitmen
pekerja thd tujuan organisasi sangat dibutuhkan
Pengertian Manajemen Produksi
Serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
output (Jay Helzer dan Barry Render, 2005:4).
Penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan
produksi agar dapat dilakukan secara efisien (Pangestu
Subagyo, 2000:1).
Suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif
menggunakan fungsi–fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien
dalam rangka mencapai tujuan (Edy Herjanto, 2003:2).
97. Manajemen Produksi
Pengertian Produksi :
Kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau
jasa dari bahanbahan atau sumber-sumber faktor produksi
dengan tujuan untuk dijual lagi.
Jenis produksi:
Produksi Langsung:
Produksi Primer (Ekstratif)
Produksi Sekunder
Produksi Tak Langsung
Manajemen :
Sebagai Ilmu (Science) ilmu terus berkembang
utk pembuatan keputsn
Sebagai Seni (Art) perencanaan,
kepemimpinan, komunikasi & segala sesuatu yang
menyangkut manusia
Sebagai Profesi
Profesional : pembuatan keputusan berdasarkan
prinsip umum pendidikan formal
98. Para profesinal mendapatkan status karena prestasi
bukan favorit, suku dan kriteria lain
Proses Produksi
Proses produksi terus menerus (continuous production):
uatu proses produksi yang mempunyai pola atau urutan
yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di
dalam perusahaan. Contoh: Pabrik Semen, Tekstil, Mobil.
Proses produksi yang terputus-putus (intermiten
production):
Suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam
perusahaan tidak selalu sama. Contoh: Pengecoran Logam,
Meubel.
Ciri-Ciri
Proses Produksi Terus-Menerus (Continuous Processes)
• Produksi dalam jumlah besar (produksi massa), variasi
produk sangat kecil dan sudah distandardisir.
99. • Menggunakan product lay out atau departementation by
product.
• Mesin bersifat khusus (special purpose machines)
• Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi.
• Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh
proses produksi terhenti.
• Tenaga kerja sedikit
• Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil
• Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan
dan pengalaman yang banyak.
• Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang fixed (
fixed path equipment ) menggunakan ban berjalan (
conveyor ).
Teknik Proses Produksi
• Proses Ekstraktif:
Suatu proses produksi yang dijalankan dengan
mengambil langsung dari sumber alam yang telah tersedia.
Misalnya: proses penambangan batu bara, biji besi, biji emas,
pengeboran minyak, perusahaan perikanan, perkebunan
dan sebagainya.
100. • Proses Analitik:
Proses untuk menguraikan atau memisahkan dari
suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam
bentuk yang menyerupai jenis aslinya. Contoh: penyulingan
minyak (pertamina).
• Proses Fabrikasi:
Suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi
beberapa bentuk. Pengubahan tersebut menggunakan alat
seperti mesin, gergaji, pengepres, dan sebagainya.
Contoh: pakaian, proses pembuatan sepatu dan
sebagainya.
• Proses Sintesis:
Proses mengkombinasikan beberapa bahan
(persenyawaan zat) dalam suatu bentuk produk. Contoh:
perusahaan kimia, obat-obatan, gelas, kaca dan sebagainya.
• Proses Assembling:
Merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi
menjadi produk baru (barang bam) tanpa merubah bentuk
fisik susunan kimiawinya. Contoh: perusahaan karoseri
mobil. WTN. perusahaan alat listrik dan sebagainya.
101. Perkembangan Manajemen Produksi
Terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang
menunjang, yaitu :
• Pembagian Kerja (Division of Labour) dan Spesialisasi
• Revolusi industri
• Perkembangan Alat dan Teknologi
• Perkembangan Ilmu dan Metode Kerja dalam Era
Manajemen Ilmiah
Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Produksi
a. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
b. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung
risiko.
c. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
d. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena
pertentangan dengan keadaan yang lain.
Manajemen modern menilai bahwa tidak ada satu cara
atau pendekatan yang dapat digunakan pada seluruh
situasi, manajemen pada dasarnya atas dua konsep utama,
yaitu teori tentang perilaku organisasi (organizational
behaviouf) dan manajemen kuantitatif (managemen science).
102. a) Teori Perilaku
Pandangan – pandangan umum dalam teori perilaku
ini di tandai oleh tiga tingkatan kelompok perilaku, yaitu 1)
perilaku individu per individu; 2) perilaku antar kelompok –
kelompok social dan; 3) perilaku antar kelompok social.
b) Teori Kuantitatif
Teori kuantitatif memfokuskan perhitungan
manajemen didasarkan atas perhitungan – perhitungan
yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Dalam
setiap pemecahan masalah harus terlebih dahulu diketahui
masalahnya dengan melakukaiatan kegiatan – kegiatan riset
ilmiah, riset oprasional, teknik-teknik ilmiah seperti kegiatan
penganggaran modal, perencanaan manajemen aliran kas,
pengembangan setrategi produk, perencanaan program,
pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya.
Manajemen yang mana sebagai ilmu dan seni dapat
diartikan sebagai upaya pencapaian tujuan dengan
pendekatan yang mana menjelaskan fenomena – fenomena
dan gejala – gejala menejemen serta mentransformasikan
103. dan mengidentifikasikan proses manajemen berdasarkan
kadar ilmiah. Komponen kaidah ilmiah didalam proses
pengambilan keputusan ialah kumpulan pengetahuan
tertentu seperti dinyatakan oleh perraturan – peraturan atau
statement umum yang telah dipertahankan oleh berbagai
tingkatan ujian dan pembuktian serta penyelidikan.
Manajemen sebagai profesi penekanan utama dalam
penyebutan manajemen sebagai profesi adalah pada
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau
manajer dengan menggunakan keahlian tertentu. Seseorang
yang memiliki keahlian dan keterampilan tertentu akan
memperoleh status dan insentif manakala mereka terlibat
dalam organisasi. Oleh sebab itu mereka yang bekerja dalam
organisasi dengan menggunakan keahlian dikelompokkan
dengan kelompok manajemen professional. Profesionalisme
manajemen dikategorikan kedalam suatu proses yang
memang membutuhkan suatu keahlian tertentu serta posisi
dan keahliannya diakui oleh masyasrakat.
104. Manajemen sebagai kumpulan orang untuk mencapai
tujuan setiap kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih secara kooperatif dalam organisasi disebut sebagai
aktivitas manajemen.Kolektivitas orang – orang tersebut
bergabung dalam satu organisasi dan dipimpin oleh seorang
pemimpin (manajer) yang bertanggung jawab penuh atas
upaya pencapaian tujuan secara efesien dan efektif.
Pengendalian Produksi Materials Inventory
• Carrying costs
• Biaya-biaya pemeliharaan persediaan.
• Order costs
• Biaya-biaya yang dilibatkan dalam penempatan pesanan.
• Just-in-time (JIT) system
• Mengurangi persediaan dengan frekuensi pesanan
persediaan.
• Materials requirements planning (MRP)
• Memastikan material ada tersedia ketika diperlukan.
Pengendalian Produksi Inventory Control
Inventory control: proses pengelolaan persediaan pada
tingkat level biaya minimal.
105. Pengendalian ini meliputi :
• Materials inventory.
• Work-in-process inventory.
• Finished goods inventory.
Pengendalian Produksi Scheduling
Production Schedule:
Sebuah rencana waktu dan volume tugas produksi.
Techniques used in scheduling:
- Gantt chart, Memperkirakan waktu untuk masing-masing
tugas dalam proses produksi.
- PERT chart, Skedul tugas-tugas untuk mengurangi
kelambatan dalam proses produksi.
Pengendalian Produksi Quality Control
Proses penentuan apakah kualitas sebuah produk atas jasa
memenuhi tingkatan mutu
Identifikasi peningkatan yang mungkin diutuhkan
dalam proses produkasi
Pengendalian Produksi Routing Process
• Hadirkan urutan tugas yang diperlukan untuk melengkapi
produksi suatu produk.