SlideShare a Scribd company logo
PENDAHULUAN 
A. PengertianManajemen 
Berbagai perpustakaan online maupun off line dikunjungi, 
berbagai literature dalam dan luar negeri dibaca, akhirnya 
terkumpul sudah 315 pengertian manajemen. Tiga ratus 
lima belas pengertian manajemen tersebut, dianalisis titik 
temu kesamaan sekaligus perbedannya berbasis latar 
belakang pendidikan penulis sendiri adalah bidang 
manajemen. Sehingga ketemu sudah terdapat 
Delapan kelompok arti manajemen, yaitu : 
1). Manajemen juga sebagai proses. 
Proses pencapaian hasil yang diinginkan via penggunaan 
sumber daya secara efisien. Menurut pengertian manajemen 
sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan 
oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi 
manajemen menurut pengertian yang pertama itu, 
dikemukakan tiga buah definisi. 
 Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa 
manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan 
suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
 Selanjutnya,Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah 
fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain 
dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai 
tujuan yang sama. 
 Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau 
kerangka kerja, yang melibatkan bimbinganatau pengarahan 
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan 
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. 
Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun 
seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai 
hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah 
kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan 
dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan 
pengetahuan manajemen. 
2).Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu 
pengetahuan (Science) Menurut pengertian yang ketiga, 
manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. 
Mengenaiinipun sesungguhnya belum ada keseragaman 
pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen 
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa 
manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu
sama mengandungkebenarannya. Menurut Mary Parker 
Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan 
suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini 
mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer 
mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur 
orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu 
dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan 
pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. 
3). Manajemen sebagai alat atau cara.Ini mempunyai arti 
penggunaan manusia, uang, bahan-bahan, perlengkapan 
dan metode secara efektif demi mencapai tujuan. 
4). Manajemen sebagai kekuatan. 
Artinya, sebuah kekuatan yang memimpin, memberi 
panduan, dan mengarahkan suatu organisasi untuk 
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
5). Manajemen sebagai sistem. 
Sistem perilaku kerjasama manusia yang diarahkan dalam 
mencapai tujuan lewat aktifitas-aktifitas rasional 
berkesinambungan. 
6). Manajemen sebagai fungsi.
Ini berarti, fungsi dari dewan manajer atau sering disebut 
manajemen untuk menetapkan kebijakan, kebijaksanaan-kebijaksanaan 
serta bertanggung jawab dalam membentuk 
struktur organisasi untuk melaksanakan kebijakan yang 
ditetapkannya. 
7). Manajemen sebagai tugas. 
Tugas daripada perencanaan, pengorganisasian, 
pemotivasian dan pengawasan mencapai satu atau lebih 
tujuan. 
8). Manajemen sebagai aktifitas. 
Sebagai aktifitas kata manajemen merujuk pada arti 
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui usaha-usaha 
yang dilakukan orang lain. Sebagai alat, sebagai 
kekuatan, sebagai sistem, sebagai proses, sebagai fungsi, 
sebagai tugas, dan sebagai aktifitas adalah tujuh kelompok 
arti manajemen. Manajemen memunculkan dirinya sebagai 
aktifitas yang dilakukan sekelompok orang dalam suatu 
sistem relationship dengan pertolongan sumber daya 
bersama seluruh fasilitas mencapai tujuan yang hendak 
diperoleh secara efektif dan efisien. Jadi dengan kata lain,
segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen 
dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. 
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu 
saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja 
yang dapat diterima secara universal. Menurut James 
A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, 
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya 
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya 
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan 
B. PENGERTIAN PRODUKSI 
Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan 
erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa 
dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh 
manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan 
penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak 
heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan 
hasil produksi secara global untuk meningkatkan 
pendapatan perkapitanya. 
Secara umum produksi diartikan sebagai suatu 
kegiatan atau proses yang menstranspormasikan masukan 
(input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pemgartian
yang bersifat umum ini penggunaannya cukup leas, 
sehingga mencakup keluaran (output) yang berupa barang 
atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya 
dimaksud sebagai kegiatan yang menghsilkan barang baik 
barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri 
dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil 
produksinya dapat berupa barangbarang konsumsi 
maupun barang-barang industri. Produksi adalah kegiatan 
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu 
barang atau jasa. (Sofjan Assauri, 1999: him 11) 
Produksi adalah suatu proses mengubah input 
menjadi output sihingga nilai barang tersebut bertambah. 
Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang 
digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang 
atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses produksi.(sri 
adiningsih, 1999 : him 3-4). sedangkan menurut, sukanto 
dan indriy, Produksi merupakan pusat pelaksanaan 
kegiatan konkrit mengadakan barang-barang dan jasa-jasa. 
Tanpa kegiatan ini kosonglah arti suatu badan 
usaha.(sukanto, indriyo, 1992, him 12-13)
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input 
menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa di 
nyatakan dalam fungsi produk, Fungsi produk 
menunjukkan jumiah maksimum output yang dapat 
dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan 
menggunakan teknogi tertentu. (sugiarto, dkk, 2002 : him 
202) sedangkan menurut Ari sudarman, Produksi sering 
didefenisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna 
bararti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi 
kebutuhan manusia(Ari Sudarman, 2004 : him 103) 
Menurut definisi diatas produksi meliputi semua 
aktivitas dan tidak hanya mencakup pengertian yang sangat 
luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya 
mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat 
dengan menggunakan faktor produksi. Faktor produksi 
yang dimaksud adalah berbagai macam input yang 
digunakan untuk melakukan proses produksi. Faktor-faktor 
produksi tersebut dapat diklasifikasi menjadi faktor 
produksi tenaga kerja, modal, dan bahan mentah. Ketiga 
faktor produksi tersebut dikombinasikan dalam jumlah 
dan kualitas tertentu. Aktivitas yang terjadi didalam proses
produksi yang meliputi perubahan-perubahan bentuk, 
tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. 
Disamping itu produksi juga diartikan sebagai 
penciptaan nilai guna (utility) suatu barang dan jasa 
dimana nilai guna diartikan sebagai kemampuan barang 
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengertian 
lain dengan lebih sederhana mengatakan bahwa produksi 
adalah suatu kegiatan mengubah input (faktor produksi 
menjadi output barang dan jasa). adanya perbedaan 
produksi dalam arti teknis dan ekonomi adalah secara 
teknis merupakan suatu pendayagunaan sumbersumber yang 
tersedia. Dimana nantinya diharapkan terwvujudnya hasil 
yang lebih baik dari segala pengorbanan yang telah 
diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian 
ekonomi, produksi merupakan suatu proses 
pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk 
mewujudkan hasil yang terjamin kualitas, terkelola dengan 
baik sehingga kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan 
biaya serendah mungkin untuk mencapai hasil maksimal. 
Berikut ini adalah pengertian dan definisi produksi: 
 PENGERTIAN PRODUKSI SECARA SEMPIT
Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk 
membuat suatu barang atau mengubah suatu barang 
menjadi barang yang lain 
 PENGERTIAN PRODUKSI SECARA LUAS 
produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan 
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang 
ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan 
guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. 
 PENGERTIAN PRODUKSI SECARA UMUM 
Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang 
tidak hanya mencakup pembuatan barang - barang saja, 
tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa 
pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku - buku 
cerita, dan pelayanan jasa keuangan 
 PRODUKSI SEBAGAI SISTEM DAN PROSES 
Produksi sebagai sistem berarti bahwa terdapat hubungan 
yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi 
antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya. Produksi 
sebagai proses berarti bawa produksi dilakukan melalui 
tahap demi tahap secara berurutan.
 PENGERTIAN PRODUKSI SECARA EKONOMI 
Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan 
dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau 
utilitas suatu barang dan jasa. 
1. Pengertian produksi menurut Para Ahli 
 Drs. BAMBANG PRISHARDOYO, M.Si; 2005 
Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk 
memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan 
barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa 
 IMAMUL ARIFIN; 
Produksi merupakan hasil akhir dari proses kegiatan 
produksi atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan 
beberapa input (faktor produksi) 
2. Proses Produksi 
Adapun proses produksi menurut berbagai macam bagian 
dapat dibagi menjadi empat, yakni; 
1. Sifat produk 
Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari suatu 
produk tertentu akan lain dengan sifat produk yang 
berbeda. Hal ini biasanya dibedakan apakah produk yang
akan diproduksikan mencerminkan sifat khusus dari 
konsumsi pembeli(spesifik) ataukah produk yang akan 
diproduksi merupakan produk standar yang didasarkan 
pada keputusan perusahaan. 
2. Produk spesifik 
Kalau pembeli menginginkan spesifikasi daritertentu dari 
produk yang diinginkansedangkan jumlahnya hanya 
terbatas, maka proses produksi yang dipakai adalah proses 
produksi pesanan. Contohnya: Produk meuble, pakaian, 
sepatu dsb 
3. Produk standar 
Produk standar yang akan menjadi keputusan perusahaan 
akan mengakibatkan proses produksi yang digunakan akan 
berbeda dengan proses produksiuntuk produk pesanan. 
Sebab, perusahaan yang membuat produk standar berarti 
perusahaan tersebut membuat produk yang ukurannya 
standar dan jumlahnya sangat banyak karena bertujuan 
untuk persediaan atau dikirimkan kepada pembeli atau 
penyalur. 
Contohnya: Televisi, lemari es, sikat gigi, pakaian bayi dsb. 
Kalau proses produksi yang dipilih perusahaan adalah
proses produksi standar maka perusahaan diharuskan 
menyediakan dana yang besar untuk penyimpanan, 
penanggungan resiko turunnya harga maupun kualitas dan 
biaya pemeliharaan yang cukup besar. 
4. Tipe Proses Produksi 
Tipe proses produksi ditinjau dari bahan mentah sampai 
menjadi barang dapat dibagi menjadi 2 tipe, yakni; 
1. Tipe proses produksi terus menerus (Continous Process) 
Contohnya: Terjadi pada industri-industri yang mempunyai 
hanya satu shift produksi seperti perusahaan tekstil, mobil, 
semen dsb 
2. Tipe proses produksi terputus-putus (intermiten) 
Contohnya: Terjadi pada perusahaan yang membuat barang 
tergantung dari pesanan konsumen seperti meubel, 
pengecoran logam, pakaian dsb 
3. Manfaat yang diciptakan 
Berdasarkan manfaat yang diciptakan, proses produksi bisa 
dilakukan dengan cara yang berbeda-beda tergantung 
manfaat yang diciptakan . berdasarkan hal tersebut di atas, 
kegiatan atau manfaat dapat dibagi menjadi 5 manfaat, 
yaitu;
1. Manfaat dasar (primary utility) 
 Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang dilakukan 
perusahaan merupakan kegiatan yang bergerak dalam 
bidang pengambilan dan penyediaan barang-barang atau 
hasil-hasil dari sumber yang sudah tersedia oleh alam. 
Misalnya perusahaan tambang, perikanan dll 
 Manfaat bentuk (form utility) 
Proses produksi yang menciptakan manfaat bentuk adalah 
meubel. Proses ini terjadi setelah manfaat dasar dilakukan, 
kemudian baru dilakukan proses selanjutnya untuk 
menciptakan manfaat yang lebih baik lagi. 
 Manfaat waktu (time utility) 
Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai barang 
yang mempunyai selisih waktu, misalnya disimpan di 
pergudangan (bulog) setelah harga-harga naik maka beras 
yang tidak habis dalam masa turunnya harga karena waktu 
berjalan terus maka menyebabkan nilai beras tersebut 
bertambah. 
 Manfaat tempat (place utility) 
Manfaat tempat dapat kita lihat pada perusahaan 
transportasi. Perusahaan transportasi seperti kereta api,
truk, kapal, maupun pesawatakan menyebabkan 
bertambahnya manfaat barang yang dipindahkan tersebut. 
Contoh: hasil-hasil pertanian yang diangkut ke desa 
 Manfaat kepemilikan (ownership utility) 
Manfaat kepemilikan adalah usaha untuk memindahkan 
barang dari hak milik orang yang satu ke orang yang lain. 
Contohnya: pedagang, toko, distributor, pengecer, dsb 
 Teknik proses produksi 
Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat 
proses produksi akan menentukan jenis atau bentuk pokok 
yang dipakai dalam proses produksi. Berdasarkan tekniknya 
dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu; 
1. Proses ekstraktif 
Yaitu proses produksi yang dilakukan dengan cara 
mengambil langsung dari sumber alam yang telah tersedia. 
Misalnya proses penambangan, perikanan, perkebunan dsb 
2. Proses analitis 
Yaitu proses untuk menguraikan atau memisahkan dari 
suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam 
bentuk yang menyerupai aslinya. Contoh: Pertamina 
3. Proses fabrikasi
Prosesnya sama dengan proses analitis, tetapi menggunakan 
alat seperti mesin dan bentuknya tidak harus sama dengan 
aslinya, seperti pakaian, meubel, sepatu 
4. Proses sintetis 
Yaitu proses pengkombinasian dari beberapa bahan dalam 
suatu bentuk produk. Contohnya perusahaan kimia, obat-obatan, 
kaca, gelas dsb 
5. Proses assembling 
Yaitu merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi 
menjadi produk baru tanpa merubah bentuk fisik susunan 
kimiawinya. Contohnya perusahaan karoseri, mobil, IPTN 
dsb 
C. Fungsi Produksi 
Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi 
produksi untuk menggambarkan hubungan antara input 
dan output. Fungsi produksi menunjjukan berapa banyak 
jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila 
sejumlah input yang tertentu dipergunakan pada proses 
produksi(Sri Adiningsi, 1999: hlm 5)
Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau 
persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output 
maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor 
produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu 
pula. Singkatnya fungsi produksi adalah katalog dari 
kemungkinan hasil produksi(Ari Sudarman, 2004: hlm 108) 
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di 
antara faktorfaktor produksi dan tingkat produksi yang 
dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan 
istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut 
sebagai output.(Sadono Sukirno, 2008 : him 193) 
Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai 
unsur-unsur dan Faktor-faktor produksi disini yang 
dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian 
keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja 
dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah. 
jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor 
produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang 
dicapai adalah perkaitan antara jumlah tenaga kerja yang 
digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel
independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan 
Pemasaran Hasil produksi. 
a. Bahan baku 
Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan 
yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku 
yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat 
diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari 
pengolahan sendiri. 
Adapun jenis jenis bahan baku menurut Gunawan 
Adisaputro dan Marwan Asri (1982: 185) terdiri dari 
1. Bahan baku langsung (direct material) 
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang 
merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. 
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah 
langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan 
sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan. 
2. Bahan baku tak langsung (indirect material) 
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut 
berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara 
langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan.
Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan 
kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung, 
sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak 
langsung. 
b. Tenaga kerja 
Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang 
dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada 
permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep 
produktivitasnya. Sumber : socialrewardsurvey 
Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti 
jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. 
Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan 
ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan 
pendidikannya, tenaga kerja di bedakan kepada tiga 
golongan berikut: 
1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak 
berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak 
memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan,
2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki 
keahlian dari pelatihan atau dari pengalaman kerja seperti 
montir mobil, tukang kayu dan ahli merepasi TV dan radio. 
3. Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki 
pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu 
seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan insinyur. .(sudono 
sukirno, 2003: hlm 7) 
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua 
dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. 
Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya 
dengan karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang 
muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna 
keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk 
meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan 
dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam 
kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan 
keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, 
terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat 
dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek 
kualitas,
D. Pemasaran Hasil produksi 
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya 
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka 
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, 
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk 
yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002: hlm 9) 
Perencanaan pemasaran harus dimulai dari penetapan 
tujuan perusahaan, misalnya tujuan yang ingin dicapai: 
a. Menciptakan kepuasan pelanggan melalui tawaran 
produk 
b. Meningkatkan kwalitas produk 
c. Meningkatkan pasar 
d. Medapat laba dalam jangka pendek dan panjang (Ali Hasan 
2008: hlm 31) 
Meskipun beberapa perusahaan mempunyai tujuan 
yang sama, tetapi strategi yang digunakan berbeda-beda. 
Umumnya strategi pemasaran adalah: 
a. Memilih pelanggan sasaran yang dituju atau dilayani 
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan
c. Menentukan bauran pemasaran panjang (Ali Hasan 2008: 
Mm 32) 
Agar strategi pemasaran dapat dijalankan, menajer 
pemasaran diharuskan untuk mengembangkan program-program 
pemasaran, seperti berikut: 
a. Target penjualan 
b. Anggaran pemasaran 
c. Alokasi bauran pemasaran 
d. Penetapan harga 
e. Alokasi anggaran pemasaran pada masing-masing 
kelompok(Ali Hasan 2008: him 32) 
Implementasi perencanaan pemasaran akan menjadi 
aktivitas terbaik perusahaan harus diorganisasikan melalui 
struktur organisasi yang mencerminkan kegiatan pemasaran 
yang optimal. 
Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada 
perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan 
yang diperlukan bagi terselenggaranya proses 
produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan 
proses produksi akan berjalanlancar dan hasil produksi pun 
akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh
masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam 
menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi 
bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian 
pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh 
karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua 
bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat 
dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian 
dalam perusahaan. 
Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan 
pencapaian tujuan perusahaan secara umum adalah 
berusaha mencapai biaya produksi yang rendah, mutu 
produk yang tinggi, tanggapan yang cepat atas permintaan, 
dan fleksibilitas untuk membuat beragam barang yang 
sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan (Amirullah, 
2002) . 
E. MANAJEMEN PRODUKSI 
a) Pengertian Manajemen Produksi 
Manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen 
yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk 
mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan 
yang berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai 
tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan 
apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen 
produksi menyangkut pengambilan keputusan yang 
berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai 
tujuan organisasi atau perusahaan. 
b) Ruang Lingkup Manajemen Produksi 
1. Perencanaan system produksi 
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian 
produksi 
c) Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi 
Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu 
rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan 
tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu 
dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan 
suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian 
suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan 
sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur 
yang berbeda secara terpadu, menyatu dan
menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi 
keluaran. 
Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri 
manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti 
perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit. 
Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa 
menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang 
dipergunakandalamindustrimanufaktur. 
Sebagai contoh suatu perusahaan telekomunikasi dalam 
pengoperasiannya membutuhkan modal untuk suku cadang 
dan komponen elektronik serta peralatan yang terdapat 
dalam suatu bangunan, disamping peralatan transmissi 
suara melalui sistem kabel, menara microwave, station, 
computers dan operator telepon. 
Lokasi dan Lay Out Pabrik 
Tata ruang pabrik juga merupakan salah satu faktor yang 
sangat penting diperhatikan agar suasana kerja menjadi 
baik. Sasaran tata ruang adalah untuk mengatur ruang agar 
aliran proses produksi menjadi lancar, efisien dan 
menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan mudah 
diawasi.
d) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tata ruang 
adalah sebagai berikut : 
1. Mudah dalam pengangkutan bahan baku maupun hasil 
produksi 
2. Letak bangunan pabrik sesuai dengan urutan proses 
3. Demi keselatan kerja maka pada tempat-tempat 
yang mudah 
4. terjadi kebakaran ditempatkan unit-unit pemadam 
kebakaran 
5. Penyimpanan bahan baku, bahan pembantu dan hasil 
produksi harus terletak pada lokasi yang terisolir, misalnya 
lem, atau bahan kimia lainnya 
6. Tersediannya ruang kosong untuk pembongkaran alat-alat 
7. Cukup ventilasi dan lubang-lubang sirkulasi udara 
8. Distribusi air dan listrik harus seefisien mungkin 
9. Letak peralatan harus dibuat seefisien mungkin sesuai 
dengan alur proses produksi 
10. Pengelompokan alat-alat yang sejenis untuk mempermudah 
pengawasan dan pemeliharaan
F. PROBLEM DALAM MANAJEMEN PRODUKSI 
Dengan keterbatasan ruang yang tersedia, tulisan ini 
tentunya hanyamengulas permasalahan pokok yang 
dihadapai sektor ini yang diharapkan dapat menjadi 
sumbangan pemikiran bagi peningkatan daya saingnya 
dikemudianhari. Tulisan ini juga menyinggung beberapa 
permasalahan manajerial dalam pengelolaan perusahaan 
yang hangat dibicarakan belakangan ini. 
1. Masalah Organisasi, Hukum, dan Good Corporate 
Governance 
Dilihat dari aspek struktur organisasi perusahaan, kegiatan 
berproduksi pada sebagian besar industri manufaktur di 
Indonesia masih dikelompokkan dibawah “kotak” yang 
dinamakan Direktur Produksi. Sedangkan dengan 
berkembangnya informasi dan komunikasi serta dampak 
dari globalisasi, industri manufaktur di negara-negara maju 
telah menggunakan penamaan Direktur Operasi yang 
fungsinya adalah mengelola aspek desain, kualitas, sumber 
daya manusia, strategi proses, strategi lokasi, strategi lay-out, 
supply chain management (SCM), inventory
management, scheduling, dan maitenance sebagai kesatuan 
yang terpadu. 
Penulis berpendapat bahwa industri manufaktur di 
Indonesia perlu 
segera mengadopsi perubahan paradigma baru (sebenarnya 
sudah cukup lama) ini, karena apabila tetap menggunakan 
penamaan Direktur Produksi, banyak sekali keputusan yang 
tertunda karena decision flow menjadi terhambat, apalagi 
bila terdapat birokrasi yang berlebihan dalam suatu 
organisasi.Melalui pemusatan tanggung jawab dibawah satu 
orang, borderless organization akan terbentuk dan 
pelaksanan kegiatan operasi menjadi sangat efisien. 
Demikian pulan dengan penamaan/penugasan Direktur 
Operasi, masalah Engineering, Procurement, Construction, 
yang menjadi masalah pokok pada sektor industri 
manufaktur di BUMN dapat dieliminir. Itulah sebabnya 
dalam sistem Statutory Law yang berlaku di Amerika 
Serikat misalnya, kita mengenal istilah/peran dari apa yang 
dinamakan Chief Operations Officer (COO). Berbicara 
mengenai Officer, ada satu hal yang aneh dengan pengelola 
BUMN saat ini, yaitu penggunaan kata Officer bagi Direksi
BUMN. Apabila kita mengkaji Undang-undang No.1 tahun 
1995 tetang Perseroan Terbatas dan Undang-undang No. 19 
tahun 2003 tentang BUMN, kita tidak akan menemukan 
istilah Officer. 
Undang-undang No. 1 tahun 1995 menganut Two Board 
System, dimana terjadi pemisahan yang jelas antara Direksi 
dan Komisaris. Sedangkan Statutory Law menganut One 
Board System di mana dalam Board ini duduk para Direktor 
dan Komisaris; untuk menjalankan pengelolaan perusahaan 
sehari-hari Board of Directors menunjuk para Officers, yang 
diberi kekuasaan penuh untuk mewakili perusahaan. 
Member of The Board juga dapat dipilih menjadi Officer 
termasuk Chief Executive Officer (CEO). 
Yang saya maksudkan dengan aneh adalah peristiwa 
pemilihan dan 
penobatan CEO terbaik di Indonesia baru-baru ini. 
Barangkali dengan maksud merangsang prestasi seorang 
Direktur Utama BUMN, beberapa minggu yang lalu telah 
dilakukan pemilihan Chief Executive Officer terbaik 
(maksudnya mungkin Direktur Utama terbaik?) di 
Indonesia. Tidak tangung-tangung, penganugrahan CEO
terbaik ini (menurut berita) diserahkan oleh Presiden 
Megawati sendiri. Padahal sebagaimana disebut diatas, kita 
tidak menganut apa yang dinamakan Officer. Mengapa 
tidak memilih Direktur Utama terbai saja, misalnya; atau 
mungkin istilah Direktur Utama kalah gagah 
kedengarannya dari CEO? Kalau memang demikian, ganti 
saja sistemnya menjadi One Board System. 
Dikuatirkan pencampuradukan istilah CEO dengan Direktur 
Utama ini, dapat mengganggu prinsip Good Corporate 
Governance (yang sangat gencar dikumandangkan), 
mengingat keduanya menganut dsar hukum yang berbeda. 
2. Masalah Biaya dan Pendanaan 
Industri manufactur pada umumnya adalah industri padat 
modal dan mempunyai operating leverage (rasio antara 
biaya tetap dan biaya variabel total) yang tinggi. 
Sebagai industri padat modal (pada umumnya), sebuah 
industri 
manufaktur harus menekan biaya variabel serendah-rendahnya. 
Oleh karena itu (mengingat biaya variabel yang 
antara lain mencakup biaya buruh langsung), adalah sangat 
naif pendapat yang mengatakan bahwa suatu industri padat
modal sekaligus dapat menjadi industri padat karya. Kecuali 
apabila nilai 
tambah(diukur dari contribution margin) sanngatlah tinggi 
(misalnya, diatas 75%). Apabila prinsip ini tidak dipahami 
sepenuhnya, maka resikonya adalah sebuah perusahan 
industri manufaktur akan sangat sulit mencapai Break-Even 
Point. Resiko ini makin besar lagi mengingat fluktuasi 
pencapaianpenjualan sebuah industri manufaktur (by 
nature) sangat tinggi dari waktu ke 
waktu. Banyak industri manufaktur yang menghasilkan 
industrial goods, yaitu produk yang kegunaanya tidak 
untuk dikonsumsi, tetapi untuk dioperasikan mencari uang 
lagi, seperti kapal, pesawat terbang, taksi, dan sebagainya. 
Bagi perusahaan yang berbisnis dalam produk ini, maka 
tersedianya paket kredit ( baik kredit dalam negeri maupun 
kredit eksport) sangat dibutuhkan untuk menciptakan 
penjualan. Secanggih apapun industrial goods, tanpa 
fasilitas kredit/kredit ekspor, transaksi untuk menciptakan 
sales sangatlah sulit terjadi. 
3. Masalah Kemampuan Penguasaan Cross-Functional Area
Total Quality Management, misalnya, masih belum menjadi 
agenda 
penting dalam pertemuan RUPS pada beberapa BUMN 
walaupun topik ini sangatpenting bagi industri manufaktur; 
rapat lebih banyak memfokuskan diri pada aspek keuangan 
saja, yaitu laba atau rugi. 
Demikian pula, kita tahu bahwa hidup matinya sebuah 
perusahaan 
tergantung pada empat perspektif utama, yaitu: prespektif 
pemasaran, operasi/produksi, keuangan, dan learning 
organization & pertumbuhan. Dalam lingkungan yang 
bersaing, kemampuan untuk menguasai keempat prespektif 
ini sangat diperlukan. Oleh sebab itu, pengelola BUMN 
harus mempunyai expertise yang cross-functional. Dari hasil 
penelitian para pakar manajemen disimpulkan bahwa 
kemampuan menguasai keempat perspektif ini sudah 
menjadi persyaratan bagi pimpinan perusahaan masa 
depan, sebagaimana ditulis dalam sebuah artikel berjudul 
“The Business Leader of the Future” (Harvard B-School, 
Business Week, July 19, 1993). 
4. Masalah Suku Cadang dan Entrepreneurship
Salah satu penyebab dari lemahnya daya saing industri 
manufaktur di Indonesia adalah tidak siapnya pemasok 
suku cadang untuk produk industri manufaktur. Oleh sebab 
itu entrepreneurship berbasis teknologi (technopreneurship) 
sudah mutlak dikembangkan di Indonesia. Salah satu cara 
meningkatkan kemampuan entrepreneurship di Indonesia 
adalah dengan menciptakan inkubator bisnis di industri, 
tentunya dengan bekerjasama dengan penyedia dana bagi 
pebisnis pemula (venture capital) seperti PTPNM(Persero), 
Venture Capital yang berada di berbagai propinsi, dan lain-lain. 
5. Masalah kepemimpinan 
Dari semua industri penghasil produk dan jasa, learning 
process 
paling banyak terjadi di sektor industri manufaktur; oleh 
sebab itu dari pemimpin perusahaan sektor industri ini 
sangat dibutuhkan: 
- Pemimpin yang mampu mengatasi konflik antar fungsi-fungsi 
manajemen yang (lag-lagi by nature) adalah ciri khas dari 
sektor Industri ini. Kemampuan ini hanya dapat dimiliki
oleh seorang pemimpin sektor industri manufaktur apabila 
ia menguasai cross-functional area sebagaimana disebut 
diatas. 
- Pemimpin yang visonary, yang mampu menyelaraskan 
visi, misi, tujuan strategi dan mempunyai komitmen yang 
tinggi terhadap kebijakan perusahaan. Hanya dengan cara 
ini budaya profesional dapat timbul pada BUMN kita. 
6. Masalah Change Management 
Untuk menyehatkan BUMN, sudah banyak konsultan kelas 
dunia yang diminta bantuannya; sebut saja AT Kearney, 
Booz Allen Hamilton, Japan Indonesian Forum, dan masih 
banyak lagi. Semuanya berbicara mengenai jargon- jargon 
management yang mutahir, seperti restrukturisasi, 
revitalisasi, reengineering, reborn, reviving dan 
seterusnya……semuanya bertujuan untuk menyehatkan 
perusahaan. Tetapi apa hasilnya? Untuk menjawab 
pertanyaan ini, bandingkan saja dengan apa yang dicapai 
oleh Motorola misalnya. Berkat upaya resturkturisasi yang 
sama dengan yang dilakukan BUMN pada umumnya, 
namun berbeda dalam hal komitmen, Motorola dapat 
mencapai kualitas Six Sigma (atau prefection rate sebesar
99,99997%), setelah belajar dari peningkatan produktivitas 
Hitachi yang ambisius sebesar 200% dalam satu tahun 
Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu: 
Masalah penentuan posisi perusahaan. 
penetuuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan 
agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan 
masyarakat, dan dapat dijalankan secara ekonomis, efektif 
dan efsien. 
Masalah desain. 
Masalah desain akan mencakupo perancangan fasilitas 
operasi yang akan digunakan. Untuk mengatasi masalah ini, 
hendaknya dilakukan pengambilan keputusan di bidang 
rancang bangun (design) . Untuk proses manufaktur yang 
menghasilkan barang, keputusan ini antara lain meliputi; 
perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang 
digunakan, rencana kapasitas mesin yang akan dipakai, 
perencanaan bangunan, tata-letak ( layout ) ruangan, dan 
linkungan kerja. 
Masalah operasional. 
Masalah operasional timbul biasanya pada saat proses 
produksi sudah berjalan. Untuk proses manufaktur yang
menghasilkan barang, keputusan terhadap masalah 
operasional ini antara lain : rencana produksi, rencana 
persediaan bahan baku, penjadwalan kerja pegawai, 
pengawasan kualitas dan pengawasan biaya produksi. 
B. Masalah Proses Produksi Dan Operasi 
Persoalan-persoalan dalam proses prosduksi/operasi 
ternyata cukup banyak dan kompleks. Namun, Persoalan-persoalan 
itu akan dipilah-pilah, dan disesuaikan dalam 
studi kelayakan bisnis. Untuk Proses manufaktur, persoalan 
– persoalan dalam proses tersebut dikelompokan sesuai 
dengan masalah manajemen operasional sebagai berikut: 
a) Kelompok Masalah Posisi Perusahaan, 
persoalan-persoalan utamanya adalah: 
1. Pemilihan Startegi Produksi 
Agar barang/jasa yang diproduksi akan memenuhi 
kebutuhan konsumen, biasanya didahului dengan suatu 
kegiatan penelitian pasar dan pemasaran. Dari masukan 
penelitian pasar dan pemasran ini, berikutnya akan 
ditetapkan macam-macam produk yang menjadi alternatif 
untuk dibuat, selanjutnya akan dikaji pula kaitanya dengan
aspek-aspek yang lain, seperti aspek keuangan dan 
seterusnya. 
2. Pemilihan dan Perencanaan Produk 
Setelah beberapa alternatif ide produk tersaring,selanjutnya 
akan dikaji produk ( beberapa produk ) apa yang menjadi 
prioritas untuk diproduksi. Biasanya, untuk menetapkan 
produk ( produk-produk ) tersebut akan dilakukan melalui 
tahapan – tahapan pekerjaan , tahapan itu meliputi : 
a. Penentuan Ide Produk dan Seleksi Pasar intinya, 
aspek pasar dan pemasaran untuk mengetahui apakah ide-ide 
produk diperkirakan untuk mengetahui apakah 
perusahaan mampu membuat produk tersebut dengan 
segala sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan untuk 
aspek keuangan, adalah meniliai apakah produk tersebut 
jika dihasilkan akan mendatangkan keuntungan yang sesuai 
dengan harapan. 
b. Pembuatan Desain Produk Awal 
Pembuatan Desain Produk Awal dalam produksi barang, 
gambaran desain awalnya akan lebih jelas bila dibandingkan 
dengan produk jasa. Dalam membuat desain produk awal 
ini, hendaknya dipertimbangkan hal-hal seperti: manfaat
produk yang akan dibuat, fungsi yang hendaknya dimiliki 
barang agar menunjang manfaat-manfaatnya, desain, seni, 
dan estitika barang yang akan diproduksi. Desain produk 
awal ini akan ditindaklanjuti menjadi produk yang lebih 
mnedekati sebenarnya. 
c. Pembuatan Prototip dan Pengujian 
Prototip adalah produk yang dibuat sebagai produk 
percobaan sebelum produk dibuat secara besar-besaran. Ia 
berguna untuk menilai kemampuan produk agar sesuai 
dengan standar yang telah ditetapkan.Semetara itu, 
pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah prototip ini 
sudah dapat diimplementasikan atau belum. Jika belum, 
masih dapat diperbaiki lagi, lalu diuji lagi dan seterusnya 
sehingga prototip ini sesuai dengan harapan. Akhirnya, 
terciptalah desain produk akhir yang siap unutk 
diimplementasikan. 
d. Implementasi 
Tahap ini mecoba untuk menilai apakah produk yang sudah 
diproduksi dan ditawarkan di pasar memiliki masa depan 
yang baik. 
3. Perencanaan Kualitas
Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen. 
Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur 
rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya. 
Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini: 
a. Produk Berupa barang 
Menurut david garvin, yang dikutip Vincent Gaspersz, 
menentukan dimensi kualitas barang dapat dilkakukan 
melalui delapan dimensi seperti berikut ini: 
Performance, 
hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan 
merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan 
pelanggan dalam membeli barang tersebut 
Features, 
yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah 
fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan 
pengembangnya. 
Reliablility 
hal yang berkaitan dengan probablitas atau kemungkinan 
suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali 
digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi 
tertentu pula.
Confermance 
hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap 
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan 
pada keinginan pelanggan. 
Durability 
yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya 
tahan atau masa pakai barang. 
Serviceability 
yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, 
kompentensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan 
layanan untuk perbaikan barang 
Aesthetics 
merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai 
hal-hal estetika yang berkaitan dengan pertimbangan 
pribadi dan refleksi dari prefensi individual. 
Fit and finish 
suatu sifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan 
mengenai keberadaan produk tersebut sebagia produk yang 
berkualitas. 
b. Produk Jasa/ Servis
Zeithaml et. al. mengemukakan lima dimensi dalam 
menentukan kualitas jasa, yaitu : 
Reliability 
yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang 
sesuai dengan janji yang ditawarkan. 
Responsiveness 
yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu 
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan 
tanggap. 
Assurance 
meliputu kemampuan karyawan atas: pengetahuan 
terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, 
perhatian dan kesopanan dalam memberi pelayanan, 
keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan 
dalam memberikan informasi, kemampuan dalam 
memberikan keamanan didalam memanfaatkan jasa yang 
ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan 
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi ini 
merupakan gabungan dari dimensi kompetensi, kesopanan, 
dan kredibilitas. 
Emphaty
yaitu perhatian secara individual yang dibeikan perusahaan 
kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menguhubungi 
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomonikasi 
dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami 
keinginan dan kebutuhan pelangganya. Dimensi emphaty 
ini merupakan gabungan dari dimensi Akses, Komunikasi 
dan Pemahaman pada Pelanggan. 
Tangibles 
meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan 
ruangan frontoffice, tersedianya tempet parkir, kebersihan, 
kerapihan dan kenyaman , kelengkapan peralatan 
komunikasi dan penampilan karyawan 
b) Kelompok Masalah Desain, 
persoalan-persoalan utamanya adalah :: 
1. Pemilihan Teknologi 
Berkaitan dengan pemilihan teknologi , biasanya suatu 
produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara, 
sehingga teknologi yang dipilih pun perlu ditentukan secara 
jelas. Patokan umum yang dapat dipakai misalnya adalah 
dengan mengetahui seberapa jauh derajat mekanisasi yang 
diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.
2. Rencana Kapasitas Produksi 
Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas 
dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. 
Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan ( input ) dan 
keluaran ( output ). Rencana kapasitas produksi dalam 
rangka studi kelayakan aspek teknis dan teknologi ini 
tergantung beberapa pilihan sistem , antara lain: 
a. Skala Ekonomi 
Dengan faktor ini, kapasitas yang dipilih adalah yang 
memilki biaya per unit yang paling rendah. Akan tetapi cara 
ini memiliki kelemahan-kelemhan, seperti: waktu 
pengambilan modalnya berjangka panjang , akibatnya 
produk menjadi kurang fleksibel untuk disesuaikan dengan 
pelanggan. 
b. Focused facilities 
Dengan banyakanya kelemahan dengan system skala 
ekonomi diatas, maka munculah system focused facilities. 
Dimana cara ini mempertahankan volume produksi yang 
tinggi diganti dengan penyediaan produk yang lebih 
disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, dalam 
perencanaan kapasitas produksi, terdapat dua ekstirm
strategi, Pertama Strategi Ekspansi , startegi ini lebih bersifat 
proaktif., sedangkan cara kedua, dilakukan wait and see, 
dimana cara ini dilakukan , jika permintaan produk sudah 
yakin benar meningkat atau tidak meningkat. 
3. Perencenaan Letak Pabrik. 
a. Bagi Perusahaan Manufaktur 
Letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis 
secara saksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak 
aspek, seperti biaya. Murah atau mahalnya harga produk 
tergangtung pula pada letak pabrik karena jarak 
berpengaruh terhadap harga di pasar. Rentetan akibat 
lainnya adalah masalah kemampuan di pasar, yang ujung-ujungnya 
akan mempengaruhi laba yang akan dihasilkan. 
Dalam suatau studi kelayakan bisnis, pilihan letak pabrik 
hendaknya dapat dikaji dari beberapa faktor. Hasil kajian, 
kelak akan dianalisis lagi untuk mencapai keputusan akhir 
dimana pabrik akan didirikan. Faktor utama yang perlu 
diperhatikan antara lain : 
Letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan 
dijadikan tempat produk dijual 
Letak bahan baku utama.
sumber tenaga kerja 
Sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik di 
sekitar pabrik adalah penting bagi prosees produksi agar 
tidak terganggu, sehingga factor-faktor ini perlu 
dipertimbangkan secara saksama. 
Fasilitas transportasi yang memadai untuk memindahkan 
bahan baku ke pabrik, dan memindahkan hasil produksi 
dari pabrik kepasar. 
Pasilitas untuk pabrik. 
Lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi 
aktivitas pabrik secara positive maupun negative. 
Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasn berikat 
dan AMDAL. 
b. Bagi Perusahaan jasa 
Letak lokasi fasilitas jasa dapat dibagi dua macam. Pertama, 
pelanggang datang kelokasi pasilitas jasa, seperti pasien 
mendatangi tempat praktek dokter. Kedua, penyedia jasa 
mendatangi konsumen, seperti mobil pemadam kebakaran 
mendatangi lokasi kebakaran. Penentu lokasi fasilitas jasa 
perlu mempertimbangkan banyak hal, antara lain : mudah 
dan dapat di akses oleh konsumen, tempat parkir yang
memadai,dapat diekspansi, lingkungan yang mendukung 
usaha, kesesuaian dengan lokasi pesaing dan izin lokasi dari 
pihak yang berwenang. 
4. Perencanaan Tataletak (layout) 
a. Bagi Industri Manufaktur. 
Bagi perusahaan manufaktur, paling tidak ada tiga jenis 
tempat yang perlu diatur layout-nya, berikut paparanya: 
Tata letak pabrik. 
Tata lelak ( layout ) untuk industri manufaktur antara lain 
adalah pabrik seperti letak mesin-mesin, letak alat produksi, 
lajur pengangkutan barang,dan seterusnya. Letak dari 
fasilitas-fasilitas tersebut harus dikaji agar proses produksi 
dapat dijalankan secara efektif dan efisien. Faktor-faktor 
yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan layout 
untuk pabrik, yaitu : 
Sifat produk yang di buat. 
Jenis proses produksi. 
3Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan. 
Jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya. 
Keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas
Aliran barang dalam proses produksi hendaknya 
sedemikian rupa sehingga tidak saling menghambat atau 
menggangu 
Penggunaan ruangan hendaknya selain efektif untuk 
bekerja, hendaknya juga memperhatikan kesehatan dan 
keselamatan kerja 
Letak mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya juga 
memperhatikan kemudahan-kemudahan dalam hal 
pemeliharaan dan pengawasan 
Tataletak kantor. 
Selain pabrik perusahaan manufaktur juga memiliki kantor. 
Tataletak kantor hendaknya disesuaikan besar/kecilnya 
investasi. Selain itu, tataletak harus dirancang dengan 
memperhatikan kemudahan dalam berkomunikasi, 
fleksibilitytas pemakaian ruangan, struktur organisasi yang 
diterapkan, serta bentuk layanan yang dilaksanakan secara 
rutin. 
Tataletak Gudang, 
sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun bahan 
jadi, hendaknya juga diatur layoutnya. Hal-hal utama yang 
perlu dicermati dalam penyusunan tataletak gudang antara
lain besar/kecilnya nilai investasi, bahwa tataletak gudang 
fleksibel untuk memudahkan aktivitas bongkar muat 
barang, juga harus fleksibel untuk memudahkan pengaturan 
kembali jika jumlah barang yang disimpan berkurang atau 
bertambah. 
b. Bagian Industri Jasa 
Tataletak (layout) 
tataletak fasilitas yang tersedia akan berpengaruh pada 
persepsi pelanggang atas kualitas suatu jasa. Unsur-unsur 
yang perlu diperhatikan dalam tataletak fasilitas jasa 
meliputi : 
Pertimbangan Spasial 
Perencanaan Ruangan 
Perlengkapan/ Perabotan 
Tata cahaya 
Warna 
Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis 
Desain Fasilitas Jasa 
Dalam industri jasa desain dan tataletak fasilitas jasa erat 
hubungannya dengan pembentukan persepsi pelanggan, 
yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas
jasa tersebut dimata pelanggang. 
Ada beberapa faktor utama yang berpengaruh dalam desain 
fasilitas jasa seperti : 
 Sifat dan tujuan perusahaan jasa itu sendiri, karena hal ini 
akan menentukan berbagau persyaratan desainnya. 
 Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang/tempat 
dimana jasa akan ditawarkan. 
 Fleksibilitas desain apabila volume permintaan yang 
berubah-ubah dan spesikasi jasa yang cepat berkembang. 
 Faktor estetis penataan yang rapi dan menarik pada fasilitas 
jasa dapat meningkatkan sikap positif pelanggang terhadap 
suatu jasa. 
 Masyarakat dan lingkungan sekitar fasilitas jasa 
berpengaruh terhadap perusahaan, baik secara positif 
maupun negatif dilihat dari sisi perusahaan. 
 Biaya konstruksi dan operasi serta sumber daya lain. 
c) Kelompok Masalah Operasional, 
persoalan-persoalan utamanya adalah : 
1. Perencanaan Jumlah Produksi 
Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik 
agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak
atau terlalu sedikit. Dalam industri manufactur, ada 
beberapa faktor utama yang akan mempengaruhi 
perencenaan jumlah produksi perusahaan, yang biasanya 
dijadikan sebagai pembatas jumlah produksi yang akan 
dihasilkan. Faktor-faktor tersebut adalah : 
1. Permintaan. 
2. Kapasitas pabrik 
3. Suplai bahan baku. 
4. Modal kerja 
5. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya juga 
berperan dalam perencanaan jumlah produksi. 
2. Manajemen Persediaan 
Persediaan barang biasnya digunakan untuk mengantisipasi 
permintaan konsumen yang meningkat secara tajam, atau 
untuk mensupalai kekurangan bahan baku. Hal-hal yang 
pokok yang perlu dikaji dalam rangka studi kelayakan 
antara lain adalah sebagai berikut: 
 Penentuan jumlah order 
 Safety Stock 
 Inventory Sistem 
 Materials Requiment Planning
3. Pengawasan Kualitas Produk 
Kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan suatu 
kesatuan karesterintik produk dan jasa dari pemasaran, 
rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan yang membuat 
produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapanparakonsumen. 
Perencanaan kualitas. Aktivitas ini merupakan 
pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi 
kebutuhan konsumen, yang terdiri dari langkah-langkah 
sebagai berikut. 
Menentukan siapa konsumennya 
Menentukan apa kebutuhan atau keinginan 
konsumen 
Mengembangkan produk dan kualitas yang sesuai 
Memgembangkan proses sebagai pedoman bagian 
operasi/produksi. 
Pengendalian Kualitas, Aktiva ini dilakukan pada tahap 
operasi langkah-langkah yang dilakukan yaitu : 
Evaluasi performansi aktual 
Membandingkan performansi aktual dengan sasaran 
yang direncanakan
Mengambil tindakan terhadap penyimpangan. 
PERMASALAHAN EKONOMI 
Masalah ekonomi adalah masalah yang berkenaan dengan 
ekonomi, lekat kaitannya dengan segala aktivitas untuk 
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mulai dari jual beli, 
tawar menawar, atau ekspor impor. Sebenarnya masalah 
ekonom bukan hanya sebuah masalah yang harus diatasi 
oleh pakar ekonom saja, namun harus dicari solusinya 
secara bersama-sama. Jika ekonomi suatu negara lemah dan 
tak berdaya maka dapat dipastikan bahwa bidang-bidang 
yang lainnya pun juga berada dalam hal yang tak baik. 
Secara umum ada dua buah teori umum yang mencoba 
untuk menjelaskan permasalahan yang ada di dalam 
ekonomi, yaitu pokok masalah ekonomi secara klasik dan 
modern. 
1. Pokok Masalah Ekonomi Klasik
Pokok masalah ekonomi klasik merupakan bahasan teori 
ekonomi klasik. Teori ini berdasarkan pemikiran Adam 
Smith, David Ricardo, dan Jhon Stuart Mill yang 
mendominasi pemikiran ekonomi sampai tahun 1870-an. 
Teori ini melihat pentingnya masalah ekonomi sebagai 
kesatuan dari proses produksi, distribusi, dan konsumsi 
untuk kesejahteraan (kemakmuran), dalam hal ini amat 
menekankan kekuatan pasar sehingga menolak campur 
tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Masalah 
ekonomi klasik adalah ekonomi yang dilihat dari sudut 
pandang sederhana. Pada dasarnya pemikiran ini bertujuan 
pada satu hal, yaitu kemakmuran. Pemecahan masalah ini 
dengan cara melakukan apapun yang dianggap perlu agar 
kemakmuran dapat dicapai. Kemakmuran adalah situasi 
dimana semua barang dan jasa yang dibutuhkan manusia 
telah tersedia. Apabila dirincikan masalah ekonomi klasik 
dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu : 
 Masalah Produksi. Permasalahan ini mencakup bagaimana 
memproduksi semua benda (barang dan jasa) yang 
dibutuhkan masyarakat banyak.
 Masalah Distribusi. Permasalahan ini terletak pada 
bagaimana supaya benda-benda pemuas kebutuhan bisa 
sampai ke tangan konsumen yang membutuhkannya. 
Seperti yang telah diketahui, barang dan jasa yang tidak 
sampai ke tangan konsumen yang tepat, tidak ada nilai 
gunanya, dan tidak dapat memuaskan kebutuhan. 
 Masalah Konsumsi. Permasalahan ini menyangkut masalah 
apakah benda pemuas kebutuhan yang diproduksi memang 
benda yang dapat dimiliki oleh konsumen. Barang yang 
diproduksi haruslah barang yang tepat, yaitu barang yang 
memang dibutuhkan, diinginkan, dan mampu dibeli oleh 
konsumen. 
2. Pokok Masalah Ekonomi Modern 
Pokok permasalahan ekonomi modern terangkum dalam 
dua kata kunci, yaitu Kelangkaan dan Pilihan. Yang pertama 
menjadi penyebab yang kedua sehingga muncul empat 
pertanyaan mendasar tentang What, How, Who, dan For 
Whom. Walaupun setiap masyarakat menghadapi 
pertanyaan yang sama, namun cara mengatasinya berbeda. 
Perbedaan cara inilah yang melahirkan sejumlah sistem 
ekonomi.
 Apa (What). Barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi 
dan dalam jumlah berapa harus ditentukan. Dari sekian 
banyak barang dan jasa, manakah yang harus dipilih untuk 
diproduksi. Keputusan produksi tidak lagi hanya bertujuan 
untuk memenuhi kebutuhan, namun juga untuk 
menghasilkan keuntungan maksimum. 
 Bagaimana (How). Dengan cara bagaimana (how) proses 
produksi akan dilakukan? Maksudnya adalah siapa yang 
akan melaksanakan, menggunakan sumber daya apa saja, 
dengan teknologi apa barang-barang tersebut dapat 
dihasilkan, dan seberapa besar skala produksinya. Hal ini 
dibutuhkan dalam rangka ppenyesuaian perkembangan 
zaman. Beberapa faktor yang terlibat dalam pengambilan 
keputusan ini yaitu a) Pilihan kombinasi sumber daya yang 
digunakan, b) Perencanaan proses produksi untuk 
mendapatkan keuntungan, c) Penentuan teknologi yang 
digunakan, dan d) Pertimbangan faktor eksternal. 
 Siapa pelaku produksi (Who). Di zaman modern, banyak 
pihak yang bisa melakukan produksi seperti pemerintah, 
swasta, atau koperasi. Inilah salah satu modernisasi, yaitu 
spesialisasi. Spesialisasi berarti setiap pihak memiliki
keterampilan dan keahlian khusus yang tidak dimiliki pihak 
lain. 
 Untuk siapa (For Whom). Berarti di produksi apakah untuk 
segmen pasar tertentu, atau masyarakat umum. 
Masalah ekonomi yang sering terjadi biasanya, yaitu : 
1) Kemiskinan. Permasalahan ini tidak akan benar tertutup 
dan akan terus ada jika pemerintah dan dengan bantuan kita 
semua tidak lebih giat lagi memberantasnya. 
2) Kesejahteraan. Masalah ini merupakan kebalikan dari 
kemiskinan. Permasalahan ini populer karena sifat manusia 
yang selalu tidak merasa cukup, ingin menjadi orang kaya, 
dan banyak uang. 
3) Lapangan Pekerjaan. Permasalah ini akan terus 
bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk 
dan antusiasme untuk bekerja, sedangkan lapangan 
pekerjaannya tidak ada. 
4) Harga. Masalah ini biasanya muncul ketika terjadi 
perayaan hari-hari besar tertentu saja. Penyebabnya karena 
ketersediaan produksi tidak dapat memenuhi lonjakan 
permintaan.
5) Sistem Ekonomi. Sistem perekonomian di setiap negara 
selalu berbeda. Namun, saat ini dunia disinyalir terjadi non-ideologis 
fase, dimana gaya sistem ekonomi menyatu 
menjadi satu. 
6) Inflasi. Inflasi berhubungan dengan harga. Pemerintah 
mempunyai hak untuk bisa mencegah terjadinya 
oeningkatan atau inflasi. 
7) Pertumbuhan Ekonomi. Masalah ini identik dengan 
tingkat kesejahteraan. Masalah ini bisa dipandang dari 
aspek produk domestik bruto (PDB), total ekspor impor, dan 
lain sebagainya. 
8)Profit. Masalah ini timbul karena saat ini kehidupan 
masyarakat akan melakukan segala hal untuk mengejar 
keuntungan, baik itu hal yang baik atau hal yang buruk. 
9) Hutang. Masalah ini muncul dikarenakan tidak adanya 
modal pendukung untuk membantu proses produksi, 
sehingga negara melakukan pinjaman ke luar negeri dan 
mengakibatkan hutang negara semakin banyak. 
10) Ekonomi Politik. Masalah ekonomi tidak bisa 
diselesaikan dengan memakai pandangan tunggal. Sebab itu 
politik terintegrasi untuk melihat permasalahan secara lebih
luas dan dalam. Ekonomi politik diperlukan untuk dapat 
menyelesaikan semua permasalahan ekonomi yang ada 
termasuk contoh masalah ekonomi yang telah disebutkan 
diatas. 
Masalah Ekonomi di Indonesia 
Indonesia termasuk negara yang kaya akan sumber daya 
alam yang tidak dimiliki oleh negara lain. Namun, 
sayangnya pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia 
belum maksimal. Bahkan ada orang asing yang berhasil 
mengeruk kekayaan alam kita. Masih banyak lagi masalah 
ekonomi di Indonesia yang membuat ekonomi di Indonesia 
agak lambat dalam berkembang. Masalah-masalah ekonomi 
tersebut antara lain : 
 Tingginya jumlah pengangguran. Dari tahun ke tahun, 
masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. 
Belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi tingginya 
angka pengangguran di Indonesia. Pengadaan lapangan 
pekerjaan saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka 
pengangguran di Indonesia. 
 Tingginya biaya produksi. Sudah menjadi rahasia umum di 
dunia industri di Indonesia bahwa selain biaya produksi
yang cukup tinggi belum lagi ditambah dengan biaya-biaya 
yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Namun, karena 
faktor keamanan di negara kita masih sangat minim dan 
ketidakmampuan pemerintah untuk mendukung dan 
melindungi sektor industri, akibatnya terdapat banyak 
pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-akhir ini 
dilakukan secara terbuka. 
 Keputusan pemerintah yang kurang tepat. Beberapa kali 
pemerintah mengeluarkan keputusan mengenai regulasi 
ekonomi yang dianggap tidak tepat bagi kondisi 
perekonomian Indonesia. Contohnya adalah keputusan 
pemerintah untuk masuk dalam anggota ASEAN-China 
Free Trade Area (CAFTA) yang sekarang ini mengakibatkan 
membanjirnya produk China di Indonesia sehingga 
membuat produk lokal hampir kalah saing di negara sendiri. 
 Bahan kebutuhan pokok masih langka. Langkanya bahan 
kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius yang 
menimpa kondisi ekonomi Indonesia. Biasanya hal ini 
terjadi karena alasan teknis seperti transportasi. Masalah ini 
akan sangat terasa sekali di saat menjelang perayaan hari-
hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan hari besar 
lainnya. 
 Suku bunga perbankan terlalu tinggi. Perlu diketahui 
bahwa salah satu indikator untuk menentukan baik atau 
tidaknya kondisi perekonomian di suatu negara adalah suku 
bunga. Semakin tinggi atau semakin rendahnya suku bunga 
perbankan di suatu negara, maka akan berpengaruh besar 
terhadap kondisi ekonomi di negara tersebut. Suku bunga 
perbankan di Indonesia dinilai masih terlalu tinggi sehingga 
masih perlu perhatian dari pemerintah untuk mengatasi 
masalah ini. 
 Nilai inflasi semakin tinggi. Di Indonesia, nilai inflasi 
dinilai hampir cukup sensitif. Bahkan hanya karena harga 
sembako di pasaran tinggi, maka nilai inflasi juga akan 
terpengaruh. Akibat dari tingginya nilai inflasi di Indonesia, 
akan timbul masalah-masalah ekonomi yang lainnya. 
D. MANAJEMEN PRODUKS SEBAGAI ILMU DAN 
PROFESI 
Banyak usaha telah dilakukan untuk mengaplikasikan 
menajemen sebagai suatu profesi. Edgar H. Schein telah
menguraikan kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu 
sebagai profesi yang dapat diperinci sebagai berikut: 
Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip 
umum. Adanya pendidikan, dan program-program 
latihan formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip 
manajemen tertentu yang dapatdiandalkan. 
Para profesional mendapatkan status tertentu, bukan karena 
favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya dan 
kriteria politik atau sosial budayanya. Para profesional harus 
ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin 
untuk mereka yang menjadi kliennya. Manajemen telah 
berkembang menjadi bidang yang semakin profesional 
melalui perkembangan yang menyolok program-program 
latihan manajemen di universitas maupun diberbagai 
lembaga manajemen swasta, dan melalui pengembangan 
para eksekutif organisasi (perusahaan). 
Manajemen produksi sebagai ilmu dan profesi. Tidak 
dapat dipungkiri bahwa adanya revolusi industri adalah 
berkat aktivitas para ahli seperti Watt, Kay,Arkwright, dan 
beberapa para ahli kemudian seperti Brunel, Stephensen dan 
lainnya. Atas penemuan mereka maka terjadi perubahan-
perubahan yang cukup hebat dalam bidang produksi, 
terutama peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam 
proses produksi perusahan. Perkembangan ilmu dan 
teknologi juga membawa akibat menjadi semakin 
banyaknya perusahan yang dapat memproduksi barang 
yang sama. Hal ini menjadi kendala yang harus dihadapi 
perusahan dengan menyiapkan strategi dari perusahan 
masing-masing. Perusahan mulai berpikir bagaimana cara 
serta apa yang harus dilaksanakan agar perusahan dapat 
melakukan proses produksi. Penerapan teknologi yang baru 
serta melaksanakan manajemen produksi merupakan salah 
satu usaha yang sangat memadai untuk mengadakan 
penekanan biaya produksi dalam perusahan menjadi 
serendah-rendahnya. Sampai dengan saat ini manajemen 
produksi selalu berkembang, baik manajemen produksi 
sebagai ilmu maupun sebagai profesi. Dengan semakin 
tajamnya persaingan antara perusahan-perusahan baik yang 
memproduksi barang atau jasa, maka kepentingan 
perusahan untuk dapat melaksanakan minimisasi biaya 
produksi bukannya semakin berkurang melainkan 
semakinbertambah.
(Sumber ; Manajemen Produksi Perencanaan sistem 
Produksi Drs. Agus Ahyari, Manajemen Produksi 
Pengendalian Produksi Drs. Agus Ahyari, Manajemen 
Produksi Perencanaan sistem Produksi Elwood Buffa, 
Rakesh Sarin, Manajemen Produksi dan Produkdi Modern 
Elwood Buffa, Rakesh Sarin) 
Banyak usaha tekah dilakukan untuk mengkasifikasikan 
manajemen sebagai suatu profesi. Edgar H. Scheim telah 
menguraikan karakteristik-karakteristik atau kriteria-kriteria 
untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat 
diperinci berikut : 
1. Para profesi membuat keputusan keputusan atas dasar 
prinsip-prinsip umum. Adanya program-program latihan 
formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen 
tertentu yang dapat diandalkan. 
2. Para professional mendapatkan status mereka karena 
mencapai standar prestasi kerja tertentu, bukan karena 
favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya dan 
kriteria politik atai social lainnya.
3. Para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik 
yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi 
kliennya. 
Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang 
semakin profesional melalui perkembangan yang menyolok 
program-program latihan manajemen di universitas-universitas 
ataupun lembaga-lembaga manajemen swasta, 
dan melalui pengembangan para eksekutif organisasi 
(perusahaan).Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen juga 
bersifat universal, dan mempergunakan kerangka ilmu 
pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, 
prinsip-prinsip dan konsep yang cenderung benar dalam 
semua situasi manajerial. Ilmu pengetahuan manajemen 
dapat diterapkan dalam semua organisasi manusia, seperti 
perusahaan, pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan, 
dan lain-lainnya. 
 Manajemen Dengan Pendekatan Sistem
Perkembangan teknologi menyebabkan semakin rumitnya 
sistem produksi dan semakin pendeknya umur suatu 
produk. Selain itu penyebaran teknologi yang begitu cepat, 
ditambah dengan adanya perdagangan yang bebas 
menyebabkan makin ketatnya persaingan, tidak lagi antar 
perusahaan dalam satu negara melainkan sudah mencapai 
tingkatan antar negara. Hal ini menuntut pengelolaan usaha 
yang makin baik, yang dengan perkataan lain makin 
mendorong perkembangan ilmu manajemen. Perkembangan 
berikutnya dari ilmu manajemen adalah manajemen dengan 
pendekatan sistem dan manajemen dengan pendekatan 
situsional (contingency approach). 
Pendekatan sistem memandang manajemen sebagai suatu 
sistem. Sistem itu sendiri adalah suatu kesatuan dari 
beberapa bagian yang disebut subsistem, dan mempunyai 
suatu tujuan tertentu. Setiap sistem memiliki masukan-masukan 
tertentu dan memiliki proses transformasi tertentu 
yang memproses masukan-masukan tersebut menjadi 
keluaran-keluaran tertentu. Sistem berada dalam suatu 
lingkungan tertentu yang sangat mempengaruhi, dan sifat 
khas lingkungan adalah sulit untuk dikendalikan. Misalkan
suatu perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka 
situasi ekonomi, dan persaingan, merupakan lingkungan 
sistem (perusahaan) yang akan mempengaruhi setiap 
aktivitas perusahaan dan sulit untuk dikendalikan. 
Manajemen yang baik harus dapat mengendalikan 
subsistem-subsistem yang dimilikinya dengan baik dan 
dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang dapat 
terjadi dalam lingkungan. Dengan kata lain, pendekatan ini 
berusaha melihat persoalan-persoalan manajemen dalam 
perspektif kesatuan sebab-akibat yang bersifat menyeluruh, 
bukan sebagai satuan-satuan yang terpisah-pisah. 
Dalam prakteknya pendekatan-pendekatan kuantitatif 
dalam penyelidikan operasional banyak dipakai dalam 
pendekatan sistem ini. Dapat dibayangkan betapa rumitnya 
penyelesaian yang harus dilakukan mengingat persoalan 
dilihat dalam perspektif kesatuan, sehingga komputer 
banyak dipakai dalam penerapan manajemen dengan 
pendekatan sistem ini. 
 Manajemen Dengan Pendekatan Situasional (Contingency 
Approach)
Pengembangan lebih lanjut dari manajemen dengan 
pendekatan sistem adalah manajemen dengan pendekatan 
situasional. Pendekatan situasional ini dikembangkan 
berdasarkan kenyataan bahwa banyak pemecahan masalah 
manajemen yang efektif di suatu tempat belum tentu 
berhasil di tempat lain. Timbul pendapat bahwa faktor-faktor 
keadaanlah (situasional factor) yang menyebabkan hal-hal 
tersebut terjadi. 
Sesuai dengan prinsipnya, maka tugas dari seorang 
manajer adalah mencari atau menentukan teknik-teknik 
manajemen yang dapat memecahkan persoalan sesuai 
dengan tujuan dan situasi yang dihadapi, batasan-batasan, 
dan jangka waktu yang tersedia. Sebagai contoh, bila suatu 
perusahaan ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya, 
manajemen dengan pendekatan perilaku akan segera 
mengusahakan pengembangan motivasi kerja pekerja. 
Tetapi dengan pendekatan situasional, pihak manajemen 
terlebih dahulu akan melihat keadaan pekerja. Bila pekerja 
masih belum memiliki keterampilan yang baik, maka
manajemen mungkin akan mengusulkan program 
penyederhanaan kerja (work simplification). Sebaliknya jika 
pekerja sudah terampil program yang mungkin baik 
dilakukan bukan penyederhanaan kerja, melainkan 
pengkayaan kerja (job enrichment). 
Dalam pendekatan ini kecenderungan dalam memandang 
setiap situasi yang rumit sangat diperlukan, dan manajerlah 
yang harus berperan aktif dalam menentukan apa yang baik 
bagi situasi yang dihadapinya itu. Pendekatan manajemen 
situasional ini dikembangkan oleh beberapa ahli antara lain 
Fremont Kast, James Rosenzweig, Robert Kahn, dan lain-lain. 
 Manajemen dengan Pendekatan Sistem : 
Perkembangan teknologi menyebabkan semakin rumitnya 
sistem produksi dan semakin pendeknya umur suatu 
produk. Selain itu penyebaran teknologi yang begitu cepat, 
ditambah dengah adanya perdagangan bebas menyebabkan 
makin ketatnya persaingan, tidak lagi antar perusahaan 
dalam suatu negara melainkan sudah mencapai tingkatan 
antar negara. Hal ini menuntut pengelolaan usaha yang
makin baik, yang dengan perkataan lain makin mendorong 
perkembangan ilmu manajemen. 
Perkembangan berikutnya dari ilmu manajemen adalah 
manajemen dengan pendekatan sistem dan manajemen 
dengan pendekatan situasional (Contingency approach). 
Pendekatan sistem memandang manajemen sebagai suatu 
sistem. Sistem itu sendiri adalah suatu kesatuan dari 
beberapa bagian yang disebut subsistem, dan mempunyai 
satu tujuan tertentu. Setiap sistem memiliki masukan-masukan 
tertentu dan memiliki proses transformasi tertentu 
yang memproses masukan-masukan tersebut menjadi 
keluaran-keluaran tertentu. Sistem berada dalam suatu 
lingkungan tertentu yang sangat mempengaruhi, dan sifat 
khas lingkungan adalah sulit untuk dikendalikan. Misalkan 
suatu perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka 
situasi ekonomi, dan persaingan, merupakan lingkungan 
sistem (perusahaan) yang akan mempengaruhi setiap 
aktivitas perusahaan dan sulit untuk dikendalikan.
Manajemen yang baik harus dapat mengendalikan 
subsietm-subsistem yang dimilikinya dengan baik dan dapat 
mengangtisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam 
lingkungan. Dengan kata lain, pendekatan ini berusaha 
melihat persoalan-persoalan manajemen dalam perspektif 
kesatuan sebab-akibat yang bersifat menyeluruh, bukan 
sebagai satuan-satuan yang terpisah-pisah. 
Dalam parktiknya pendekatan-pendekatan kuantitatif dalam 
penyelidikan operasional banyak dipakai dalam pendekatan 
sistem ini. Dapat dibayangkan betapa rumitnya 
penyelesaian yang harus dilakukan mengingat persoalan 
dilihat dalam perspektif kesatuan, sehingga komputer 
banyak dipakai dalam penerapan manajemen dengan 
pendekatan sistem ini. 
 Manajemen dengan pendekatan Situasional (Contingency 
Approach 
Pengembanngan lebih lanjut dari manajemen dengan 
pendekatan sistem adalah manajemen dengan pendekatan 
situasional. Pendekatan situasional ini dikembangkan
berdasarkan kenyataan bahwa banyak pemecahan masalah 
manajemen yang efektif di suatu tempat belum tentu 
berhasil di tempat lain. Timbul pendapat bahwa faktor-faktor 
keadaanlah (sutuasional factor) yang menyebabkan 
hal-hal tersebut terjadi. 
Sesuai dengan prinsipnya, maka tugas dari seorang 
manejer adalah mencari atau menentukan teknik-teknik 
manajemen yang dapat memecahkan persdoalan sesuai 
dengan tujuan dan situasi yang dihadapi, batasan-batasan, 
dan jangka waktu yang tersedia. Sebagai contoh, bila suatu 
perusahaan ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya, 
manajemen dengan pendekatan perilaku akan segera 
mengusahakan pengembangan motivasi kerja pekerja. 
Tetapi dengan pendekatan situasional, pihak manajemen 
terlebih dahulu akan melihat keadaan pekerja. Bila pekerja 
masih belum memiliki keterampilan yang baik, maka 
manajemen mungkin akan mengusulkan program 
penyederhanaan kerja (work simplification). Sebaliknya jika 
pekerja sudah terampil program yang mungkin baik
dilakukan bukan penyederhaan kerja, melainkan pengayaan 
kerja (job enrichment). 
Dalam pendekayan ini kecermatan dalam memandang 
setiap situasi yang rumit sangat diperlukan, dan manejerlah 
yang harus berperan aktif dalam menentukan apa yang baik 
bagi situasi yang dihadapinya itu. Pendekatan manajemen 
situasional ini dikembangkan oleh beberapa ahli antara lain 
Fremont Kast, James Rosenzweig, Robert Kahn, dan lain-lain. 
 pengertian manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi 
pengertian manajemen sebagai ilmu : 
artinya manajemen mempunyai peranan penting dalam 
kehidupan.karena manajemen salah satu untuk membentuk 
seseorang menjadi lebih baik, dan manajemen juga untuk 
memberikan pengawasan, pengetahuan, serta 
pengorganisasian, baik untuk atasan, bawahan didalam 
organisasi, maupun untuk pribadinya masing - masing 
dalam kehidupan sehari - hari.dan manajemen juga di 
artikan sebagai ilmu karena manajemen sangat dibutuhkan
untuk bekal kita ketika kita menjadi seorang pemimpin 
kelak. baik pemimpin perusahaan, oraganisasi 
dan sebagainya. Jadi manajemen sebagai ilmu adalah 
manajemen sebagai pengetahuan atau cara untuk 
membekali diri kita menjadi seorang pemimpin. 
pengertian manajemen sebagai seni : artinya dalam 
manajemen orang yang mengatur, mengawasi, atau 
memimpin organisasi seseorang mempunyai karakter, sikap, 
dan jiwa kepemimpinan dalam suatu perusahan atau 
organisasi terhadap bahwahannya berbeda - beda. Jadi 
manajemen di artikan sebagai seni yaitu manajemen dilihat 
dari orang yang melakukannya, dan orang itu mempunyai 
kebebasan untuk melakukan apa saja yang dia inginkan 
didalam peranan manajamen.dengan tujuan agar cita -cita 
dan harapannya tercapai dengan baik. Pengertian 
manajemen sebagai profesi : artinya manajemen dilakukan 
oleh semua orang mulai dari perusahaan, organisasi, dan 
untuk dirinya sendiri, baik sebagai kepala instansi 
perusahaan, organisasi dan lain sebagainya. 
jadi seseorang yang mempunyai profesi dia akan melakukan 
manajemen untuk keberhasilan yang diinginkan.
G. PENDEKATAN SISTEM DALAM MANAJEMEN 
PRODUKSI 
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu 
kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan. 
Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal 
dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system 
manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus serta 
analisis tertutup maupun terbuka. 
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep 
organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. 
Analis system manajemen spesifik meliputi struktur 
organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi 
dan mekanisme perencanaan serta pengawasan. 
Pendekatan dalam manajemen produksi bertujuan untuk 
menghasilkan produk yang baik, dapat dilakukan dengan 
tiga cara, sebagai berikut. 
a. Pendekatan pragmatis, 
artinya manajemen produksi merupakan usaha untuk 
menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan standar yang 
diinginkan, baik kualitas maupun kuantitasnya.
b. Pendekatan Iptek, 
artinya pendekatan yang menitikberatkan pada pemakaian 
konsep matematika modern terhadap kasus yang ada 
hubungannya dengan proses produksi. 
c. Pendekatan atas dasar siklus kehidupan industri, 
artinya sistem produksi dipandang sebagai suatu organisme 
yang diawali oleh proses pertumbuhan operasi, proses 
pendewasaan sistem terhadap posisi tertentu, dan diakhiri 
oleh proses pelapukan sistem. 
PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI 
Manajemen produksi yaitu kegiatan atau usaha yang di 
lakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan 
/koordinasi kegiatan orang lain: 
 Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam 
manajemen 
 Manajemen produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan 
mengkoordinasikan menggunakan sumber- sumber daya.
Dalam menungkatkan produktifitasdi jumpai 
permasalahan-permasalahan penting yaitu: 
 Produktifitas akan meninggkat apabila terdapat perbaikan 
kondisi kerja. 
 Beberapa peningkatan produktifitas tidak dapat membatu 
organisasi secara keseluruhan. 
Perkembangan Manajemen Produksi 
Sejarah perkembangan manajemen operasi akan diuraikan 
lebih menurut aliran – aliran utama daripada dalam istilah – 
istilah teknologi yang kaku. Dengan basis ini, ada enam 
aliran utama yang menyumbangkan terhadap 
perkembangan bidang manajemen operasi. 
Pembagian Kerja. pembagian kerja (division of labor) 
didasarkan atas konsep yang sangat sederhana. 
Revolusi Industri. Revolusi industri pada pokoknya 
merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga 
mesin. 
Manajemen Ilmiah. Gagasan – gagasan tentang 
manajemen ilmiah pertama kali dikembangkan oleh 
Frederick Winslow Taylor sekitar awal tahun 1900an.
Pemikiran aliran manajemen ilmiah bertujuan untuk 
menemukan metoda kerja terbaik melalui penggunaan 
pendekatan ilmiah berikut ini : 
1. Observasi metoda – metoda kerja sekarang dan 
pengembangan metoda – metoda kerja yang lebih baik 
melalui pengukuran dan analisis ilmiah. 
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat 
diberikan tanggung jawab atau suatu tugas sesuai dengan 
kemampuannya. 
3. Latihan dan pengembangan para karyawan. 
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja 
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya 
factor: 
a. Adanya pembagian kerja (divisi of labour) dan 
spesialisasi 
agar produksi efektif dan efesien. Produksen 
hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas 
manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya 
tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bil di sertai 
dengan pengolahan yang baik dan akan mengurangi biaya
produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang 
lebih tinggi, 
Perkembangan Manajemen Produksi 
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya 
factor : 
a. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan 
spesialisasi 
Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya 
menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. 
Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan 
kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan 
pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi 
sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih 
tinggi 
b. Revolusi Industri 
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa 
penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi 
itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan 
cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan 
perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan 
peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak. 
Perkembangan revolusi industri terlihat pada : 
1. Bertambahnya penggunaan mesin 
2. efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja, 
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan 
komunikasi. 
4. meluasnya system perbankan dan perkreditan. 
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil 
produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran. 
c. Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup 
penggunaan computer 
Sehingga pada banyak hal manajer produsi 
mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam 
d. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup 
metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model 
keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan 
memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan 
pendekatan sebagai berikut 
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku 
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran 
dan analisis ilmiah 
3. pelatihan pekerja dengan metode baru 
4. pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses 
kerja 
Pengertian Manajemen Produksi 
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang 
dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan 
/koordinasi kegiatan orang lain. 
· Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam 
manajemen. 
· Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur 
dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya. 
Dalam peningkatan produktivitas dijumpai2 permasalahan 
penting, yaitu:
1. Produktifitas akan meningkat apabila terdapat perbaikan 
kondisi kerja 
2. Beberapa peningkatan produktivits tidak dapat membantu 
organisasi secara keseluruhan. 
Pengertian produksi 
Produksi adalah: 
suatu kegiatan atau proses yang mengubah masukan (input) 
menjadi keluaran (output) kegiatan yang menghasilkan 
barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri, 
suku cadang maupun komponen-komponen penunjang. 
kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan 
penambahan kegunaan suatu barang atau jasa. 
Utilitas / Kegunaan (Utility) adalah kemampuan suatu 
produk untuk memuaskan keinginan manusia (konsumen). 
Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi:
1. Utilitas waktu : perusahaan membuat produk tersedia 
sewaktu konsumen menginginkannnya. Misalnya hiasan 
pohon natal di waktu natal 
2. Utilitas tempat: Produk-produk tersedia di tempat yang 
sesuai bagi consume 
3. Utilitas kepemilikan : Dengan membuat suatu produk 
tersedia bagi konsumen untuk dimiliki dan digunakan. 
4. Utilitas bentuk : Dengan mengubah bahan mentah menjadi 
barang jadi, produksi menyebabkan produk-produk menjadi 
tersedia 
Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang 
mentransformasikan masukan(input) menjadi 
keluaran(output) 
Proses Produksi 
Proses Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu: 
1. Kelangsungan hidup 
a. Produksi terus-menerus : Dilakukan sebagai proses untuk 
mengubah bentuk barang-barang.walaupun terjadi 
perubahan bentuk barang-barangtetapi tidak mengubah 
susunan dan fungsi alat-alatmesin.proses ini menghasilkan 
produk yang standar(massal)
b. Produksi yang terputus-putusProses produksi ini dilakukan 
berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat 
dan penyesuaian terus-menerus. 
2. Teknik 
 Proses Ekkstraktif 
 Proses analitis 
 Proses Pengubahan 
 Proses Sintetis 
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi 
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, 
dibedakan menjadi 
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti 
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung 
resiko 
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti 
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul 
karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung Jawab keputusan 
Utama, yaitu : 
1. Proses 
2. Kapasitas 
3. Persediaan 
4. Tenaga Kerja 
5. Mutu/Kualitas 
6. Ruang Lingkup Manajemen Produksi 
MANAJEMEN OPERASI DAN LINGKUNGANNYA 
Pentingnya Manajemen Produksi untuk Bidang–bidang 
Fungsional Lainnya 
Alasan pertama, seperti telah disebutkan sebelumnya, 
adalah bahwa topik – topik yang dipelajari dalam 
manajemen produksi berkatian dengan disain, operasi dan 
pengawasan sisi penawaran (suplai) organisasi – organisasi. 
Alasan kedua, pentingnya mempelajari manajemen 
produksi/ operasi adalah bahwa sekitar 70 persen aktiva – 
aktiva dalam berbagai organisasi manufacturing dan pemrosesan 
adalah berbentuk persediaan – persediaan, pabrik dan peralatan
……… yang secara langsung atau tidak langsung dibawah 
pengawasan para manajer produksi atau operasi, manajer 
bahan, manajer pemeliharaan, dan para penyelia 
(supervisors) produksi yang semuanya merupakan anggota 
organisasi manajemen produksis dan operasi. 
Alasan ketiga adalah untuk memperoleh pengetahuan 
tentang berbagai macam tekanan yang dihadapi para 
manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan 
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. 
Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen 
produksi/operasi adalah bahwa ada kesempatan pekerjaan 
dan karier yang cerah bagi para individu kreatif yang 
berminat terjun dalam karier profesional di bidang 
manajemen produksi/operasi dan manajemen pembelian. 
Penyanggaan fungsi produksi dari pengaruh 
lingkungan secara langsung diperlukan untuk beberapa 
alasan. 
Hubungan Fungsi Produksi dan Lingkungannya
1. Interaksi dengan unsur-unsur lingkungan (yaitu, langganan 
dan tenaga penjualan di tempat produksi) dapat 
mengganggu proses transpormasi. 
2. Proses transformasi teknologik sering lebih efisien daripada 
proses yang diperlukan dalam pengadaan masukan-masukan 
dan penjualan produk-produk akhir. 
3. Ketrampilan-ketrampilan manajerial yang diperlukan untuk 
keberhasilan operasi proses transformasi sering berbeda 
dengan dengan yang diperlukan untuk keberhasilan operasi 
pemasaran, personalia, atau keuangan. 
Organisasi Formal Fungsi Produksi 
Pengorganisasian fungsi produksi menyangkut 
pengelompokan kegiatan-kegiatan manajemen operasi yang 
telah disebutkan di atas ke dalam departemen-departemen; 
perancangan struktur formal untuk penggunaan yang paling 
efektif sember daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan 
mentah, dan tenaga kerja; penugasan wewenang dan 
tanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasi 
perusahaan kepada seorang manajer atau penyelia; dan 
penciptaan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, 
jabatan-jabatan, tugas-tugas dicapai dengan efisien.
PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM OPERASI-OPERASI 
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting 
manajemen produksi dan operasi. Dari sudut pandang 
sempit, pembuatan keputusan adalah kegiatan pemilihan di 
antara berbagai alternatif yang berbeda(choice making). Dari 
sudut pandangan lebih luas, pembuatan keputusan 
menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan 
dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. 
Proses Pembuatan Keputusan 
Pembuatan keputusan dapat digambarkan sebagai 
suatu urutan langkah-langkah : perumusan masalah, 
pengembangan alternatif-alternatif, evaluasi alternatif-alternatif, 
pemilihan, implementasi dan evaluasi hasil-hasil. 
1. Perumusan masalah, Kebutuhan akan keputusan sering 
berupa suatu masalah atau suatu kesempatan dalam 
berbagai bentuk. Kebutuhan-kebutuhan ini dalam 
kenyataannya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya 
mengidentifikasikan gejala masalah bukan penyebab yang 
mendasar.
2. Pengembangan alternatif-alternatif. Setelah masalah ditentukan 
dan dirumuskan, langkah selanjutnya adalah 
mengumpulkan dananalisa data yang relevan. Atas dasar 
data tersebut satu atau lebih alternatif dikembangkan 
sebelum suatu keputusan dibuat. 
3. Evaluasi alternatif-alternatif. Evaluasi alternatif-alternatif 
tergantung pada pemilihan kriteria keputusan yang tepat. 
Karena kriteria sangat penting, maka hal ini juga akan 
dibahas di belakang. 
4. Pemilihan alternatif tebaik. Meskipun kualitas analisis yang 
dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif cukup 
tinggi, pemilihannya jarang menjadi mudah dan jelas. 
5. Impelmentasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai 
sebelum dilaksanakan dan diterapkan dalam praktek. 
6. Evaluasi hasil-hasil. Setelah keputusan diimplementasikan, 
manajer harus memonitornya terus menerus. Manajer perlu 
mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan tepat 
dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diharapkan 
Kerangka Keputusan-keputusan Operasi 
Mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama,
1. Proses. Keputusan-keputusan dalam kategori ini 
dimaksudkan untuk merancang proses produksi secara 
phisik yang mencakup seleksi tipe proses, pemilihan 
tekhnologi, analisis aliran proses, penentuan lokasi fasilitas 
dan layout fasilitas, dan penanganan bahan (material 
handling). 
2. Kapasitas. Keputusan-keputusan kapasitas ditujukan pada 
penyediaan volume keluaran yang optimal bagi organisasi-tidak 
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Keputusan-keputusan 
ini menyangkut pengembangan. 
3. Persediaan. Persediaan adalah harta penting yang harus 
dikelola secara baik. Para manajer persediaan membuat 
keputusan-keputusan yang berkenaan dengan kapan harus 
memesan dan berapa banyak setiap kali pesan. 
4. Tenaga kerja. Bidang tanggung jawab keputusan ini 
bersangkutan dengan perancangan dan penelolaan tenaga 
kerja dalam operasi-operasi. 
5. Kualitas. Fungsi operasi-operasi terutama bertanggung 
jawab atas kualitas barang-barang dan jasa-jasa yang 
dihasilkan. 
Kriteria untuk Keputusan Operasi
Ada empat sasaran dalam operasi-operasi; yaitu biaya, 
kualitas, dapat diandalkan(dependability), dan fleksibelitas. 
1. Biaya. Sasaran biaya adalah sangat penting dalam operasi-operasi; 
dan secara kasar dapat disamakan dengan efisiensi. 
Bila biaya-biaya untuk suatu keputusan dinilai, semua biaya 
relevan harus dimasukkan. 
2. Kualitas. Sasaran kualitas berkaitan dengan kualitas produk 
atau jasa yang dihasilkan oleh operasi-operasi. Sasaran ini 
dipengaruhi bai oleh disain produk maupun cara produk 
dibuat dalam operasi-operasi. 
3. Dependability. Dependability sebagai suatu sasaran 
menyangkut dapat diandalkan suplai barang atau jasa. 
Dalam operasi-operasi, dependability dapat diukur dengan 
persentase kekurangan bahan, persentase pemenuhan janji-janji 
pengiriman. 
4. Fleksibilitas. Fleksibilitas menyangkut kemampuan operasi-operasi 
untuk membuat perubahan-perubahan dalam desain 
produk atau dalam kapasitas produksi dan sebagainya, 
utnuk menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan 
yang terjadi.
Banyak keputusan-keputusan manajerial dalam 
manajemen produksi dan operasi yang harus dibuat 
berdasarkan suatu konsep ekonomi manajerial lainnya, yaitu 
analisis “trade-off”. Sebagai contoh, masalah-masalah 
“garis-tunggu” (atau antrian) dalam bagian pemeliharaan 
fasilitas produksi perusahaan. Bila perusahaan hanya 
menyediakan fasilitas pemeliharaan yang terbatas, maka 
banyak mesin yang harus menunggu untuk dilayani. 
Bagaimanapun juga, konsep analisis trade-off 
memberikan kepada manajer suatu titik awal dengan 
pertanyaan-pertanyaan, “ apa biaya-biaya yang akan naik 
atau turun bila manjer melakukan penambahan atau 
pengurangan sesuatu ? Mana titik biaya terendah bila dua 
atau lebih variabel diperhatikan ? “ Kurva-kurva sebagai 
hasil jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu menyajikan 
akumulasi perubahan-perubahan perilaku biaya beberapa 
variabel yang berubah karena volume 
Ruang lingkup manajemen produksi 
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi 
Manajemen produksi mencakup perancangan atau 
penyiapan sistem produksi serta pengoprasiannya. 
Penambahan dan perancangan sistem produksi meliputi : 
1. Seleksi dan desain hasil produksi 
2. seleksi dan perancangan proses serta peralatan 
3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi 
4. rancangan tata letak dan arus kerja 
5. Rancangan tugas 
6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas 
Fungsi Serta Sistem Produksi Dan Operasi 
Fungsi Produksi dan Operasi 
Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan 
operasi 
1. Proses Pengolahan 
2. jasa-jasa penunjang 
3. Perencanaan 
4. pengendalian /pengawasan 
Pemilihan Lokasi Pabrik
Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting, 
karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam 
persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi 
pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan 
ekspansi. 
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik 
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan 
lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan 
faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang 
dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk 
menurunkan biaya operasi. 
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik : 
Faktor utama : 
>Lingkungan masyarakat 
> Kedekatan dengan pasar 
> Tenaga kerja 
> Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok 
> Fasilitas dan biaya transportasi 
> Sumberdaya alam lainnya 
Faktor sekunder
> Harga tanah 
> Dominasi masyarakat 
> Peraturan tenaga kerja 
> Rencana tata ruang 
> Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing 
> Tingkat pajak 
> Cuaca/iklim 
> Keamanan 
> Peraturan lingkungan hidup 
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan 
lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan 
dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya : 
> Dekat dengan pasar 
> Dekat dengan sumber bahan baku saja 
> Tersedia tenaga kerja 
> Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi 
> Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja . 
> Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek 
sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
> Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas 
prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun. 
> Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah. 
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik Ü Melihat kemungkinan 
beberapa alternatif daerah yang akan dipilih. Ü Melihat 
pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk 
menentukan lokasi pabrik.Ü Mempertimbangkan dan 
menilai alternatif pilihan yang menguntungkan. 
MANJEMEN PRODUKSI DAN RUANG LINGKUPNYA 
1. PENGERTIAN MANAJEMEN 
Istilah “manajemen produksi” berubah menjadi 
“manajemen oprasi” seiring dengan pengembangan produk 
jasa yang jauh lebih mencolok bila dibandingkan dengan 
produk pabrikasi, sehingga orientasimenejemen oprasi 
menjadi lebih luas bukan saja pada bidang pabrik tetapi 
juga pada pengelolaan produk pada pelayanan dan jasa. 
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, 
pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan. Dalam
manajemen juga terdapat proses pengendalian, pengelolaan, 
penganggaran, pemeriksaan, pencarian, dan penyimpanan 
dana yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi. 
Manajemen merupakan proses perencanaan (Planning), 
pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Actuating) dan 
pengawasan (Controlling) usaha-usaha para anggota 
organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumber daya 
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang 
telah ditetapkan. 
Ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan 
semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai 
tujuan secara efektif dan efisien. 
MANAJEMEN MODERN 
Prinsip dasar Perilaku Organisasi dari tokoh 
manajemen modern : 
 Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses 
teknik secara ketat
 Manajemen harus sistematik dan pendekatan yg digunakan 
harus dgn pertimbangan secara hati-hati 
 Organisasi sebagi suatu keseluruhan dan pendekatan 
manajer individual untuk pengawasan harus sesuai situasi 
 Pendekatan motivasional yg menghasilkan komitmen 
pekerja thd tujuan organisasi sangat dibutuhkan 
Pengertian Manajemen Produksi 
Serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam 
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi 
output (Jay Helzer dan Barry Render, 2005:4). 
Penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan 
produksi agar dapat dilakukan secara efisien (Pangestu 
Subagyo, 2000:1). 
Suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif 
menggunakan fungsi–fungsi manajemen untuk 
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien 
dalam rangka mencapai tujuan (Edy Herjanto, 2003:2).
Manajemen Produksi 
Pengertian Produksi : 
Kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau 
jasa dari bahanbahan atau sumber-sumber faktor produksi 
dengan tujuan untuk dijual lagi. 
Jenis produksi: 
 Produksi Langsung: 
 Produksi Primer (Ekstratif) 
 Produksi Sekunder 
 Produksi Tak Langsung 
Manajemen : 
 Sebagai Ilmu (Science)  ilmu terus berkembang 
 utk pembuatan keputsn 
 Sebagai Seni (Art)  perencanaan, 
kepemimpinan, komunikasi & segala sesuatu yang 
menyangkut manusia 
 Sebagai Profesi 
 Profesional : pembuatan keputusan berdasarkan 
prinsip umum  pendidikan formal
 Para profesinal mendapatkan status karena prestasi 
bukan favorit, suku dan kriteria lain 
Proses Produksi 
Proses produksi terus menerus (continuous production): 
uatu proses produksi yang mempunyai pola atau urutan 
yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di 
dalam perusahaan. Contoh: Pabrik Semen, Tekstil, Mobil. 
Proses produksi yang terputus-putus (intermiten 
production): 
Suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam 
perusahaan tidak selalu sama. Contoh: Pengecoran Logam, 
Meubel. 
Ciri-Ciri 
Proses Produksi Terus-Menerus (Continuous Processes) 
• Produksi dalam jumlah besar (produksi massa), variasi 
produk sangat kecil dan sudah distandardisir.
• Menggunakan product lay out atau departementation by 
product. 
• Mesin bersifat khusus (special purpose machines) 
• Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi. 
• Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh 
proses produksi terhenti. 
• Tenaga kerja sedikit 
• Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil 
• Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan 
dan pengalaman yang banyak. 
• Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang fixed ( 
fixed path equipment ) menggunakan ban berjalan ( 
conveyor ). 
Teknik Proses Produksi 
• Proses Ekstraktif: 
Suatu proses produksi yang dijalankan dengan 
mengambil langsung dari sumber alam yang telah tersedia. 
Misalnya: proses penambangan batu bara, biji besi, biji emas, 
pengeboran minyak, perusahaan perikanan, perkebunan 
dan sebagainya.
• Proses Analitik: 
Proses untuk menguraikan atau memisahkan dari 
suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam 
bentuk yang menyerupai jenis aslinya. Contoh: penyulingan 
minyak (pertamina). 
• Proses Fabrikasi: 
Suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi 
beberapa bentuk. Pengubahan tersebut menggunakan alat 
seperti mesin, gergaji, pengepres, dan sebagainya. 
Contoh: pakaian, proses pembuatan sepatu dan 
sebagainya. 
• Proses Sintesis: 
Proses mengkombinasikan beberapa bahan 
(persenyawaan zat) dalam suatu bentuk produk. Contoh: 
perusahaan kimia, obat-obatan, gelas, kaca dan sebagainya. 
• Proses Assembling: 
Merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi 
menjadi produk baru (barang bam) tanpa merubah bentuk 
fisik susunan kimiawinya. Contoh: perusahaan karoseri 
mobil. WTN. perusahaan alat listrik dan sebagainya.
Perkembangan Manajemen Produksi 
Terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang 
menunjang, yaitu : 
• Pembagian Kerja (Division of Labour) dan Spesialisasi 
• Revolusi industri 
• Perkembangan Alat dan Teknologi 
• Perkembangan Ilmu dan Metode Kerja dalam Era 
Manajemen Ilmiah 
Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Produksi 
a. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti. 
b. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung 
risiko. 
c. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti. 
d. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena 
pertentangan dengan keadaan yang lain. 
Manajemen modern menilai bahwa tidak ada satu cara 
atau pendekatan yang dapat digunakan pada seluruh 
situasi, manajemen pada dasarnya atas dua konsep utama, 
yaitu teori tentang perilaku organisasi (organizational 
behaviouf) dan manajemen kuantitatif (managemen science).
a) Teori Perilaku 
Pandangan – pandangan umum dalam teori perilaku 
ini di tandai oleh tiga tingkatan kelompok perilaku, yaitu 1) 
perilaku individu per individu; 2) perilaku antar kelompok – 
kelompok social dan; 3) perilaku antar kelompok social. 
b) Teori Kuantitatif 
Teori kuantitatif memfokuskan perhitungan 
manajemen didasarkan atas perhitungan – perhitungan 
yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Dalam 
setiap pemecahan masalah harus terlebih dahulu diketahui 
masalahnya dengan melakukaiatan kegiatan – kegiatan riset 
ilmiah, riset oprasional, teknik-teknik ilmiah seperti kegiatan 
penganggaran modal, perencanaan manajemen aliran kas, 
pengembangan setrategi produk, perencanaan program, 
pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya. 
Manajemen yang mana sebagai ilmu dan seni dapat 
diartikan sebagai upaya pencapaian tujuan dengan 
pendekatan yang mana menjelaskan fenomena – fenomena 
dan gejala – gejala menejemen serta mentransformasikan
dan mengidentifikasikan proses manajemen berdasarkan 
kadar ilmiah. Komponen kaidah ilmiah didalam proses 
pengambilan keputusan ialah kumpulan pengetahuan 
tertentu seperti dinyatakan oleh perraturan – peraturan atau 
statement umum yang telah dipertahankan oleh berbagai 
tingkatan ujian dan pembuktian serta penyelidikan. 
Manajemen sebagai profesi penekanan utama dalam 
penyebutan manajemen sebagai profesi adalah pada 
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau 
manajer dengan menggunakan keahlian tertentu. Seseorang 
yang memiliki keahlian dan keterampilan tertentu akan 
memperoleh status dan insentif manakala mereka terlibat 
dalam organisasi. Oleh sebab itu mereka yang bekerja dalam 
organisasi dengan menggunakan keahlian dikelompokkan 
dengan kelompok manajemen professional. Profesionalisme 
manajemen dikategorikan kedalam suatu proses yang 
memang membutuhkan suatu keahlian tertentu serta posisi 
dan keahliannya diakui oleh masyasrakat.
Manajemen sebagai kumpulan orang untuk mencapai 
tujuan setiap kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau 
lebih secara kooperatif dalam organisasi disebut sebagai 
aktivitas manajemen.Kolektivitas orang – orang tersebut 
bergabung dalam satu organisasi dan dipimpin oleh seorang 
pemimpin (manajer) yang bertanggung jawab penuh atas 
upaya pencapaian tujuan secara efesien dan efektif. 
Pengendalian Produksi Materials Inventory 
• Carrying costs 
• Biaya-biaya pemeliharaan persediaan. 
• Order costs 
• Biaya-biaya yang dilibatkan dalam penempatan pesanan. 
• Just-in-time (JIT) system 
• Mengurangi persediaan dengan frekuensi pesanan 
persediaan. 
• Materials requirements planning (MRP) 
• Memastikan material ada tersedia ketika diperlukan. 
Pengendalian Produksi Inventory Control 
Inventory control: proses pengelolaan persediaan pada 
tingkat level biaya minimal.
Pengendalian ini meliputi : 
• Materials inventory. 
• Work-in-process inventory. 
• Finished goods inventory. 
Pengendalian Produksi Scheduling 
 Production Schedule: 
Sebuah rencana waktu dan volume tugas produksi. 
 Techniques used in scheduling: 
- Gantt chart, Memperkirakan waktu untuk masing-masing 
tugas dalam proses produksi. 
- PERT chart, Skedul tugas-tugas untuk mengurangi 
kelambatan dalam proses produksi. 
Pengendalian Produksi Quality Control 
 Proses penentuan apakah kualitas sebuah produk atas jasa 
memenuhi tingkatan mutu 
 Identifikasi peningkatan yang mungkin diutuhkan 
dalam proses produkasi 
Pengendalian Produksi Routing Process 
• Hadirkan urutan tugas yang diperlukan untuk melengkapi 
produksi suatu produk.
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix

More Related Content

What's hot

Ekma4116 manajemen
Ekma4116 manajemenEkma4116 manajemen
Ekma4116 manajemen
Ratzman III
 
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
Christian Lokas
 
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi SyariahPower Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Ratna Kusuma Wardhany
 
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahMakalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Ratna Kusuma Wardhany
 

What's hot (18)

Session 1 hakikat, filsafat dan perkembangan Ilmu Manajemen
Session 1 hakikat, filsafat dan perkembangan Ilmu ManajemenSession 1 hakikat, filsafat dan perkembangan Ilmu Manajemen
Session 1 hakikat, filsafat dan perkembangan Ilmu Manajemen
 
Ekma4116 manajemen
Ekma4116 manajemenEkma4116 manajemen
Ekma4116 manajemen
 
9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...
9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...
9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...
 
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
 
1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...
1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...
1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...
 
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi SyariahPower Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
 
Present mikro islam
Present mikro islamPresent mikro islam
Present mikro islam
 
Pengantar Manajemen
Pengantar Manajemen Pengantar Manajemen
Pengantar Manajemen
 
Resume pengantar manajemen bab iii s.d. bab vii (Referensi Hani T. Handoko) o...
Resume pengantar manajemen bab iii s.d. bab vii (Referensi Hani T. Handoko) o...Resume pengantar manajemen bab iii s.d. bab vii (Referensi Hani T. Handoko) o...
Resume pengantar manajemen bab iii s.d. bab vii (Referensi Hani T. Handoko) o...
 
KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)
KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)
KONTRIBUTOR ILMU MANAJEMEN MODERN (MODERN MANAGEMENT GURU)
 
Manajemen Indonesia
Manajemen IndonesiaManajemen Indonesia
Manajemen Indonesia
 
Filsafat Ilmu Manajemen
Filsafat Ilmu ManajemenFilsafat Ilmu Manajemen
Filsafat Ilmu Manajemen
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Evolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemenEvolusi teori manajemen
Evolusi teori manajemen
 
2018 diktat menejemen sumber daya manusia ganjil 05 04-2018
2018 diktat menejemen sumber daya manusia ganjil  05 04-20182018 diktat menejemen sumber daya manusia ganjil  05 04-2018
2018 diktat menejemen sumber daya manusia ganjil 05 04-2018
 
Implementasi manajemen ppt
Implementasi manajemen pptImplementasi manajemen ppt
Implementasi manajemen ppt
 
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahMakalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
 
Manajemen sdm pelatohan
Manajemen sdm pelatohanManajemen sdm pelatohan
Manajemen sdm pelatohan
 

Similar to Mnj.produksi.fix

Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
Lhya Baha
 
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani
 
Bab Satu Pengertian Manajemen
Bab Satu Pengertian ManajemenBab Satu Pengertian Manajemen
Bab Satu Pengertian Manajemen
Universitas PGRI
 
Tugas manajemen pendidikan ferida novita
Tugas manajemen pendidikan ferida novitaTugas manajemen pendidikan ferida novita
Tugas manajemen pendidikan ferida novita
feridanovita
 

Similar to Mnj.produksi.fix (20)

Arah Pengembangan SANKRI Dalam Dimensi Manajemen
Arah Pengembangan SANKRI Dalam Dimensi ManajemenArah Pengembangan SANKRI Dalam Dimensi Manajemen
Arah Pengembangan SANKRI Dalam Dimensi Manajemen
 
Minggu ke 11 MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi
Minggu ke 11   MSDM, Manajemen Operasi dan ProduksiMinggu ke 11   MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi
Minggu ke 11 MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi
 
Manajemen
ManajemenManajemen
Manajemen
 
11, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, MSDM, Manajemen Opera...
11, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, MSDM, Manajemen Opera...11, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, MSDM, Manajemen Opera...
11, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, MSDM, Manajemen Opera...
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
 
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
 
Managemen umum @SharaRachman
Managemen umum @SharaRachmanManagemen umum @SharaRachman
Managemen umum @SharaRachman
 
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
 
Manajemen Kelas X
Manajemen Kelas XManajemen Kelas X
Manajemen Kelas X
 
Usaha, masda alif araffi, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajemen dal...
Usaha, masda alif araffi, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajemen dal...Usaha, masda alif araffi, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajemen dal...
Usaha, masda alif araffi, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajemen dal...
 
Tugas Eko 12, saskia dilla maharani, Ranti pusriana, makalah manajemen, sman ...
Tugas Eko 12, saskia dilla maharani, Ranti pusriana, makalah manajemen, sman ...Tugas Eko 12, saskia dilla maharani, Ranti pusriana, makalah manajemen, sman ...
Tugas Eko 12, saskia dilla maharani, Ranti pusriana, makalah manajemen, sman ...
 
tugas eko 12, Sofia nabila ramdan, Ranty pusriana, manajemen, SMAN12, 2017
tugas eko 12, Sofia nabila ramdan, Ranty pusriana, manajemen, SMAN12, 2017tugas eko 12, Sofia nabila ramdan, Ranty pusriana, manajemen, SMAN12, 2017
tugas eko 12, Sofia nabila ramdan, Ranty pusriana, manajemen, SMAN12, 2017
 
tugas eko 12, Fikri hanif, Ranty pusriana, manajemen, SMAN12, 2017
tugas eko 12, Fikri hanif, Ranty pusriana, manajemen, SMAN12, 2017tugas eko 12, Fikri hanif, Ranty pusriana, manajemen, SMAN12, 2017
tugas eko 12, Fikri hanif, Ranty pusriana, manajemen, SMAN12, 2017
 
Tugas Eko 12, Roshanara Devina Safa, Ranti Pusriana, manajemen, SMAN 12, 2017
Tugas Eko 12, Roshanara Devina Safa, Ranti Pusriana, manajemen, SMAN 12, 2017Tugas Eko 12, Roshanara Devina Safa, Ranti Pusriana, manajemen, SMAN 12, 2017
Tugas Eko 12, Roshanara Devina Safa, Ranti Pusriana, manajemen, SMAN 12, 2017
 
Makalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi PendidikanMakalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi Pendidikan
 
Bab Satu Pengertian Manajemen
Bab Satu Pengertian ManajemenBab Satu Pengertian Manajemen
Bab Satu Pengertian Manajemen
 
Resume manajemen
Resume manajemenResume manajemen
Resume manajemen
 
Tugas manajemen pendidikan ferida novita
Tugas manajemen pendidikan ferida novitaTugas manajemen pendidikan ferida novita
Tugas manajemen pendidikan ferida novita
 
PPT Pengantar Manajemen
PPT Pengantar ManajemenPPT Pengantar Manajemen
PPT Pengantar Manajemen
 
Materi 1.ppt
Materi 1.pptMateri 1.ppt
Materi 1.ppt
 

More from Universitas Mulawarman Samarinda

penganggaran bisnis korporasi
penganggaran bisnis korporasipenganggaran bisnis korporasi
penganggaran bisnis korporasi
Universitas Mulawarman Samarinda
 

More from Universitas Mulawarman Samarinda (20)

penganggaran bisnis korporasi
penganggaran bisnis korporasipenganggaran bisnis korporasi
penganggaran bisnis korporasi
 
Sekilas Pandang Kegiatan Masa Pandemic Covid 19
Sekilas Pandang Kegiatan Masa Pandemic Covid 19Sekilas Pandang Kegiatan Masa Pandemic Covid 19
Sekilas Pandang Kegiatan Masa Pandemic Covid 19
 
E t i k a, mm1
E t i k a, mm1E t i k a, mm1
E t i k a, mm1
 
Kebijakan teknis kementerian keuangan
Kebijakan teknis kementerian keuanganKebijakan teknis kementerian keuangan
Kebijakan teknis kementerian keuangan
 
The political economy of the european union
The political economy of the european unionThe political economy of the european union
The political economy of the european union
 
Politik ekonomi jepang, mm
Politik ekonomi jepang, mmPolitik ekonomi jepang, mm
Politik ekonomi jepang, mm
 
Republik rakyat china, mm
Republik rakyat china, mmRepublik rakyat china, mm
Republik rakyat china, mm
 
3. musdalifah azis fe unmul
3. musdalifah azis fe unmul3. musdalifah azis fe unmul
3. musdalifah azis fe unmul
 
security information system
security information systemsecurity information system
security information system
 
Information in action, SIM2
Information in action, SIM2Information in action, SIM2
Information in action, SIM2
 
CAPM dan Arbitrage Pricing Theory
CAPM dan Arbitrage Pricing TheoryCAPM dan Arbitrage Pricing Theory
CAPM dan Arbitrage Pricing Theory
 
Pengembangan SIM
Pengembangan SIMPengembangan SIM
Pengembangan SIM
 
Gbrp.analisis investasi dan portofolio
Gbrp.analisis investasi dan portofolioGbrp.analisis investasi dan portofolio
Gbrp.analisis investasi dan portofolio
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
ekonomi-manajerial, Michael R Baye
ekonomi-manajerial, Michael R Bayeekonomi-manajerial, Michael R Baye
ekonomi-manajerial, Michael R Baye
 
Ringkasan pengajaran manajemen operasional
Ringkasan pengajaran manajemen operasionalRingkasan pengajaran manajemen operasional
Ringkasan pengajaran manajemen operasional
 
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusanAnalisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
 
Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)
 
Manajemen risiko1
Manajemen risiko1Manajemen risiko1
Manajemen risiko1
 
Manajemen operasional.1
Manajemen operasional.1Manajemen operasional.1
Manajemen operasional.1
 

Recently uploaded

Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 

Recently uploaded (11)

Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
Estimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptx
Estimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptxEstimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptx
Estimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptx
 
MANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODAL
MANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODALMANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODAL
MANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODAL
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .ppt
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .pptAnggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .ppt
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .ppt
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 

Mnj.produksi.fix

  • 1. PENDAHULUAN A. PengertianManajemen Berbagai perpustakaan online maupun off line dikunjungi, berbagai literature dalam dan luar negeri dibaca, akhirnya terkumpul sudah 315 pengertian manajemen. Tiga ratus lima belas pengertian manajemen tersebut, dianalisis titik temu kesamaan sekaligus perbedannya berbasis latar belakang pendidikan penulis sendiri adalah bidang manajemen. Sehingga ketemu sudah terdapat Delapan kelompok arti manajemen, yaitu : 1). Manajemen juga sebagai proses. Proses pencapaian hasil yang diinginkan via penggunaan sumber daya secara efisien. Menurut pengertian manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.  Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
  • 2.  Selanjutnya,Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.  Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbinganatau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. 2).Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science) Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenaiinipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu
  • 3. sama mengandungkebenarannya. Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. 3). Manajemen sebagai alat atau cara.Ini mempunyai arti penggunaan manusia, uang, bahan-bahan, perlengkapan dan metode secara efektif demi mencapai tujuan. 4). Manajemen sebagai kekuatan. Artinya, sebuah kekuatan yang memimpin, memberi panduan, dan mengarahkan suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 5). Manajemen sebagai sistem. Sistem perilaku kerjasama manusia yang diarahkan dalam mencapai tujuan lewat aktifitas-aktifitas rasional berkesinambungan. 6). Manajemen sebagai fungsi.
  • 4. Ini berarti, fungsi dari dewan manajer atau sering disebut manajemen untuk menetapkan kebijakan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta bertanggung jawab dalam membentuk struktur organisasi untuk melaksanakan kebijakan yang ditetapkannya. 7). Manajemen sebagai tugas. Tugas daripada perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian dan pengawasan mencapai satu atau lebih tujuan. 8). Manajemen sebagai aktifitas. Sebagai aktifitas kata manajemen merujuk pada arti pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui usaha-usaha yang dilakukan orang lain. Sebagai alat, sebagai kekuatan, sebagai sistem, sebagai proses, sebagai fungsi, sebagai tugas, dan sebagai aktifitas adalah tujuh kelompok arti manajemen. Manajemen memunculkan dirinya sebagai aktifitas yang dilakukan sekelompok orang dalam suatu sistem relationship dengan pertolongan sumber daya bersama seluruh fasilitas mencapai tujuan yang hendak diperoleh secara efektif dan efisien. Jadi dengan kata lain,
  • 5. segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan B. PENGERTIAN PRODUKSI Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang menstranspormasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pemgartian
  • 6. yang bersifat umum ini penggunaannya cukup leas, sehingga mencakup keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghsilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya dapat berupa barangbarang konsumsi maupun barang-barang industri. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. (Sofjan Assauri, 1999: him 11) Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sihingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses produksi.(sri adiningsih, 1999 : him 3-4). sedangkan menurut, sukanto dan indriy, Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan konkrit mengadakan barang-barang dan jasa-jasa. Tanpa kegiatan ini kosonglah arti suatu badan usaha.(sukanto, indriyo, 1992, him 12-13)
  • 7. Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa di nyatakan dalam fungsi produk, Fungsi produk menunjukkan jumiah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknogi tertentu. (sugiarto, dkk, 2002 : him 202) sedangkan menurut Ari sudarman, Produksi sering didefenisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna bararti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia(Ari Sudarman, 2004 : him 103) Menurut definisi diatas produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pengertian yang sangat luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor produksi. Faktor produksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut dapat diklasifikasi menjadi faktor produksi tenaga kerja, modal, dan bahan mentah. Ketiga faktor produksi tersebut dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Aktivitas yang terjadi didalam proses
  • 8. produksi yang meliputi perubahan-perubahan bentuk, tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Disamping itu produksi juga diartikan sebagai penciptaan nilai guna (utility) suatu barang dan jasa dimana nilai guna diartikan sebagai kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengertian lain dengan lebih sederhana mengatakan bahwa produksi adalah suatu kegiatan mengubah input (faktor produksi menjadi output barang dan jasa). adanya perbedaan produksi dalam arti teknis dan ekonomi adalah secara teknis merupakan suatu pendayagunaan sumbersumber yang tersedia. Dimana nantinya diharapkan terwvujudnya hasil yang lebih baik dari segala pengorbanan yang telah diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian ekonomi, produksi merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas, terkelola dengan baik sehingga kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan biaya serendah mungkin untuk mencapai hasil maksimal. Berikut ini adalah pengertian dan definisi produksi:  PENGERTIAN PRODUKSI SECARA SEMPIT
  • 9. Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau mengubah suatu barang menjadi barang yang lain  PENGERTIAN PRODUKSI SECARA LUAS produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.  PENGERTIAN PRODUKSI SECARA UMUM Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang - barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku - buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan  PRODUKSI SEBAGAI SISTEM DAN PROSES Produksi sebagai sistem berarti bahwa terdapat hubungan yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya. Produksi sebagai proses berarti bawa produksi dilakukan melalui tahap demi tahap secara berurutan.
  • 10.  PENGERTIAN PRODUKSI SECARA EKONOMI Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa. 1. Pengertian produksi menurut Para Ahli  Drs. BAMBANG PRISHARDOYO, M.Si; 2005 Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa  IMAMUL ARIFIN; Produksi merupakan hasil akhir dari proses kegiatan produksi atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa input (faktor produksi) 2. Proses Produksi Adapun proses produksi menurut berbagai macam bagian dapat dibagi menjadi empat, yakni; 1. Sifat produk Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari suatu produk tertentu akan lain dengan sifat produk yang berbeda. Hal ini biasanya dibedakan apakah produk yang
  • 11. akan diproduksikan mencerminkan sifat khusus dari konsumsi pembeli(spesifik) ataukah produk yang akan diproduksi merupakan produk standar yang didasarkan pada keputusan perusahaan. 2. Produk spesifik Kalau pembeli menginginkan spesifikasi daritertentu dari produk yang diinginkansedangkan jumlahnya hanya terbatas, maka proses produksi yang dipakai adalah proses produksi pesanan. Contohnya: Produk meuble, pakaian, sepatu dsb 3. Produk standar Produk standar yang akan menjadi keputusan perusahaan akan mengakibatkan proses produksi yang digunakan akan berbeda dengan proses produksiuntuk produk pesanan. Sebab, perusahaan yang membuat produk standar berarti perusahaan tersebut membuat produk yang ukurannya standar dan jumlahnya sangat banyak karena bertujuan untuk persediaan atau dikirimkan kepada pembeli atau penyalur. Contohnya: Televisi, lemari es, sikat gigi, pakaian bayi dsb. Kalau proses produksi yang dipilih perusahaan adalah
  • 12. proses produksi standar maka perusahaan diharuskan menyediakan dana yang besar untuk penyimpanan, penanggungan resiko turunnya harga maupun kualitas dan biaya pemeliharaan yang cukup besar. 4. Tipe Proses Produksi Tipe proses produksi ditinjau dari bahan mentah sampai menjadi barang dapat dibagi menjadi 2 tipe, yakni; 1. Tipe proses produksi terus menerus (Continous Process) Contohnya: Terjadi pada industri-industri yang mempunyai hanya satu shift produksi seperti perusahaan tekstil, mobil, semen dsb 2. Tipe proses produksi terputus-putus (intermiten) Contohnya: Terjadi pada perusahaan yang membuat barang tergantung dari pesanan konsumen seperti meubel, pengecoran logam, pakaian dsb 3. Manfaat yang diciptakan Berdasarkan manfaat yang diciptakan, proses produksi bisa dilakukan dengan cara yang berbeda-beda tergantung manfaat yang diciptakan . berdasarkan hal tersebut di atas, kegiatan atau manfaat dapat dibagi menjadi 5 manfaat, yaitu;
  • 13. 1. Manfaat dasar (primary utility)  Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan kegiatan yang bergerak dalam bidang pengambilan dan penyediaan barang-barang atau hasil-hasil dari sumber yang sudah tersedia oleh alam. Misalnya perusahaan tambang, perikanan dll  Manfaat bentuk (form utility) Proses produksi yang menciptakan manfaat bentuk adalah meubel. Proses ini terjadi setelah manfaat dasar dilakukan, kemudian baru dilakukan proses selanjutnya untuk menciptakan manfaat yang lebih baik lagi.  Manfaat waktu (time utility) Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai barang yang mempunyai selisih waktu, misalnya disimpan di pergudangan (bulog) setelah harga-harga naik maka beras yang tidak habis dalam masa turunnya harga karena waktu berjalan terus maka menyebabkan nilai beras tersebut bertambah.  Manfaat tempat (place utility) Manfaat tempat dapat kita lihat pada perusahaan transportasi. Perusahaan transportasi seperti kereta api,
  • 14. truk, kapal, maupun pesawatakan menyebabkan bertambahnya manfaat barang yang dipindahkan tersebut. Contoh: hasil-hasil pertanian yang diangkut ke desa  Manfaat kepemilikan (ownership utility) Manfaat kepemilikan adalah usaha untuk memindahkan barang dari hak milik orang yang satu ke orang yang lain. Contohnya: pedagang, toko, distributor, pengecer, dsb  Teknik proses produksi Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat proses produksi akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam proses produksi. Berdasarkan tekniknya dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu; 1. Proses ekstraktif Yaitu proses produksi yang dilakukan dengan cara mengambil langsung dari sumber alam yang telah tersedia. Misalnya proses penambangan, perikanan, perkebunan dsb 2. Proses analitis Yaitu proses untuk menguraikan atau memisahkan dari suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam bentuk yang menyerupai aslinya. Contoh: Pertamina 3. Proses fabrikasi
  • 15. Prosesnya sama dengan proses analitis, tetapi menggunakan alat seperti mesin dan bentuknya tidak harus sama dengan aslinya, seperti pakaian, meubel, sepatu 4. Proses sintetis Yaitu proses pengkombinasian dari beberapa bahan dalam suatu bentuk produk. Contohnya perusahaan kimia, obat-obatan, kaca, gelas dsb 5. Proses assembling Yaitu merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi menjadi produk baru tanpa merubah bentuk fisik susunan kimiawinya. Contohnya perusahaan karoseri, mobil, IPTN dsb C. Fungsi Produksi Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjjukan berapa banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input yang tertentu dipergunakan pada proses produksi(Sri Adiningsi, 1999: hlm 5)
  • 16. Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi(Ari Sudarman, 2004: hlm 108) Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktorfaktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.(Sadono Sukirno, 2008 : him 193) Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai unsur-unsur dan Faktor-faktor produksi disini yang dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah. jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah perkaitan antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel
  • 17. independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Pemasaran Hasil produksi. a. Bahan baku Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri. Adapun jenis jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1982: 185) terdiri dari 1. Bahan baku langsung (direct material) Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan. 2. Bahan baku tak langsung (indirect material) Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan.
  • 18. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung. b. Tenaga kerja Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep produktivitasnya. Sumber : socialrewardsurvey Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja di bedakan kepada tiga golongan berikut: 1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan,
  • 19. 2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki keahlian dari pelatihan atau dari pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli merepasi TV dan radio. 3. Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan insinyur. .(sudono sukirno, 2003: hlm 7) Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas,
  • 20. D. Pemasaran Hasil produksi Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002: hlm 9) Perencanaan pemasaran harus dimulai dari penetapan tujuan perusahaan, misalnya tujuan yang ingin dicapai: a. Menciptakan kepuasan pelanggan melalui tawaran produk b. Meningkatkan kwalitas produk c. Meningkatkan pasar d. Medapat laba dalam jangka pendek dan panjang (Ali Hasan 2008: hlm 31) Meskipun beberapa perusahaan mempunyai tujuan yang sama, tetapi strategi yang digunakan berbeda-beda. Umumnya strategi pemasaran adalah: a. Memilih pelanggan sasaran yang dituju atau dilayani b. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan
  • 21. c. Menentukan bauran pemasaran panjang (Ali Hasan 2008: Mm 32) Agar strategi pemasaran dapat dijalankan, menajer pemasaran diharuskan untuk mengembangkan program-program pemasaran, seperti berikut: a. Target penjualan b. Anggaran pemasaran c. Alokasi bauran pemasaran d. Penetapan harga e. Alokasi anggaran pemasaran pada masing-masing kelompok(Ali Hasan 2008: him 32) Implementasi perencanaan pemasaran akan menjadi aktivitas terbaik perusahaan harus diorganisasikan melalui struktur organisasi yang mencerminkan kegiatan pemasaran yang optimal. Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalanlancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh
  • 22. masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan. Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi, tanggapan yang cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan (Amirullah, 2002) . E. MANAJEMEN PRODUKSI a) Pengertian Manajemen Produksi Manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan
  • 23. menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. b) Ruang Lingkup Manajemen Produksi 1. Perencanaan system produksi 2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi c) Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan
  • 24. menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran. Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit. Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang dipergunakandalamindustrimanufaktur. Sebagai contoh suatu perusahaan telekomunikasi dalam pengoperasiannya membutuhkan modal untuk suku cadang dan komponen elektronik serta peralatan yang terdapat dalam suatu bangunan, disamping peralatan transmissi suara melalui sistem kabel, menara microwave, station, computers dan operator telepon. Lokasi dan Lay Out Pabrik Tata ruang pabrik juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting diperhatikan agar suasana kerja menjadi baik. Sasaran tata ruang adalah untuk mengatur ruang agar aliran proses produksi menjadi lancar, efisien dan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan mudah diawasi.
  • 25. d) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tata ruang adalah sebagai berikut : 1. Mudah dalam pengangkutan bahan baku maupun hasil produksi 2. Letak bangunan pabrik sesuai dengan urutan proses 3. Demi keselatan kerja maka pada tempat-tempat yang mudah 4. terjadi kebakaran ditempatkan unit-unit pemadam kebakaran 5. Penyimpanan bahan baku, bahan pembantu dan hasil produksi harus terletak pada lokasi yang terisolir, misalnya lem, atau bahan kimia lainnya 6. Tersediannya ruang kosong untuk pembongkaran alat-alat 7. Cukup ventilasi dan lubang-lubang sirkulasi udara 8. Distribusi air dan listrik harus seefisien mungkin 9. Letak peralatan harus dibuat seefisien mungkin sesuai dengan alur proses produksi 10. Pengelompokan alat-alat yang sejenis untuk mempermudah pengawasan dan pemeliharaan
  • 26. F. PROBLEM DALAM MANAJEMEN PRODUKSI Dengan keterbatasan ruang yang tersedia, tulisan ini tentunya hanyamengulas permasalahan pokok yang dihadapai sektor ini yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi peningkatan daya saingnya dikemudianhari. Tulisan ini juga menyinggung beberapa permasalahan manajerial dalam pengelolaan perusahaan yang hangat dibicarakan belakangan ini. 1. Masalah Organisasi, Hukum, dan Good Corporate Governance Dilihat dari aspek struktur organisasi perusahaan, kegiatan berproduksi pada sebagian besar industri manufaktur di Indonesia masih dikelompokkan dibawah “kotak” yang dinamakan Direktur Produksi. Sedangkan dengan berkembangnya informasi dan komunikasi serta dampak dari globalisasi, industri manufaktur di negara-negara maju telah menggunakan penamaan Direktur Operasi yang fungsinya adalah mengelola aspek desain, kualitas, sumber daya manusia, strategi proses, strategi lokasi, strategi lay-out, supply chain management (SCM), inventory
  • 27. management, scheduling, dan maitenance sebagai kesatuan yang terpadu. Penulis berpendapat bahwa industri manufaktur di Indonesia perlu segera mengadopsi perubahan paradigma baru (sebenarnya sudah cukup lama) ini, karena apabila tetap menggunakan penamaan Direktur Produksi, banyak sekali keputusan yang tertunda karena decision flow menjadi terhambat, apalagi bila terdapat birokrasi yang berlebihan dalam suatu organisasi.Melalui pemusatan tanggung jawab dibawah satu orang, borderless organization akan terbentuk dan pelaksanan kegiatan operasi menjadi sangat efisien. Demikian pulan dengan penamaan/penugasan Direktur Operasi, masalah Engineering, Procurement, Construction, yang menjadi masalah pokok pada sektor industri manufaktur di BUMN dapat dieliminir. Itulah sebabnya dalam sistem Statutory Law yang berlaku di Amerika Serikat misalnya, kita mengenal istilah/peran dari apa yang dinamakan Chief Operations Officer (COO). Berbicara mengenai Officer, ada satu hal yang aneh dengan pengelola BUMN saat ini, yaitu penggunaan kata Officer bagi Direksi
  • 28. BUMN. Apabila kita mengkaji Undang-undang No.1 tahun 1995 tetang Perseroan Terbatas dan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, kita tidak akan menemukan istilah Officer. Undang-undang No. 1 tahun 1995 menganut Two Board System, dimana terjadi pemisahan yang jelas antara Direksi dan Komisaris. Sedangkan Statutory Law menganut One Board System di mana dalam Board ini duduk para Direktor dan Komisaris; untuk menjalankan pengelolaan perusahaan sehari-hari Board of Directors menunjuk para Officers, yang diberi kekuasaan penuh untuk mewakili perusahaan. Member of The Board juga dapat dipilih menjadi Officer termasuk Chief Executive Officer (CEO). Yang saya maksudkan dengan aneh adalah peristiwa pemilihan dan penobatan CEO terbaik di Indonesia baru-baru ini. Barangkali dengan maksud merangsang prestasi seorang Direktur Utama BUMN, beberapa minggu yang lalu telah dilakukan pemilihan Chief Executive Officer terbaik (maksudnya mungkin Direktur Utama terbaik?) di Indonesia. Tidak tangung-tangung, penganugrahan CEO
  • 29. terbaik ini (menurut berita) diserahkan oleh Presiden Megawati sendiri. Padahal sebagaimana disebut diatas, kita tidak menganut apa yang dinamakan Officer. Mengapa tidak memilih Direktur Utama terbai saja, misalnya; atau mungkin istilah Direktur Utama kalah gagah kedengarannya dari CEO? Kalau memang demikian, ganti saja sistemnya menjadi One Board System. Dikuatirkan pencampuradukan istilah CEO dengan Direktur Utama ini, dapat mengganggu prinsip Good Corporate Governance (yang sangat gencar dikumandangkan), mengingat keduanya menganut dsar hukum yang berbeda. 2. Masalah Biaya dan Pendanaan Industri manufactur pada umumnya adalah industri padat modal dan mempunyai operating leverage (rasio antara biaya tetap dan biaya variabel total) yang tinggi. Sebagai industri padat modal (pada umumnya), sebuah industri manufaktur harus menekan biaya variabel serendah-rendahnya. Oleh karena itu (mengingat biaya variabel yang antara lain mencakup biaya buruh langsung), adalah sangat naif pendapat yang mengatakan bahwa suatu industri padat
  • 30. modal sekaligus dapat menjadi industri padat karya. Kecuali apabila nilai tambah(diukur dari contribution margin) sanngatlah tinggi (misalnya, diatas 75%). Apabila prinsip ini tidak dipahami sepenuhnya, maka resikonya adalah sebuah perusahan industri manufaktur akan sangat sulit mencapai Break-Even Point. Resiko ini makin besar lagi mengingat fluktuasi pencapaianpenjualan sebuah industri manufaktur (by nature) sangat tinggi dari waktu ke waktu. Banyak industri manufaktur yang menghasilkan industrial goods, yaitu produk yang kegunaanya tidak untuk dikonsumsi, tetapi untuk dioperasikan mencari uang lagi, seperti kapal, pesawat terbang, taksi, dan sebagainya. Bagi perusahaan yang berbisnis dalam produk ini, maka tersedianya paket kredit ( baik kredit dalam negeri maupun kredit eksport) sangat dibutuhkan untuk menciptakan penjualan. Secanggih apapun industrial goods, tanpa fasilitas kredit/kredit ekspor, transaksi untuk menciptakan sales sangatlah sulit terjadi. 3. Masalah Kemampuan Penguasaan Cross-Functional Area
  • 31. Total Quality Management, misalnya, masih belum menjadi agenda penting dalam pertemuan RUPS pada beberapa BUMN walaupun topik ini sangatpenting bagi industri manufaktur; rapat lebih banyak memfokuskan diri pada aspek keuangan saja, yaitu laba atau rugi. Demikian pula, kita tahu bahwa hidup matinya sebuah perusahaan tergantung pada empat perspektif utama, yaitu: prespektif pemasaran, operasi/produksi, keuangan, dan learning organization & pertumbuhan. Dalam lingkungan yang bersaing, kemampuan untuk menguasai keempat prespektif ini sangat diperlukan. Oleh sebab itu, pengelola BUMN harus mempunyai expertise yang cross-functional. Dari hasil penelitian para pakar manajemen disimpulkan bahwa kemampuan menguasai keempat perspektif ini sudah menjadi persyaratan bagi pimpinan perusahaan masa depan, sebagaimana ditulis dalam sebuah artikel berjudul “The Business Leader of the Future” (Harvard B-School, Business Week, July 19, 1993). 4. Masalah Suku Cadang dan Entrepreneurship
  • 32. Salah satu penyebab dari lemahnya daya saing industri manufaktur di Indonesia adalah tidak siapnya pemasok suku cadang untuk produk industri manufaktur. Oleh sebab itu entrepreneurship berbasis teknologi (technopreneurship) sudah mutlak dikembangkan di Indonesia. Salah satu cara meningkatkan kemampuan entrepreneurship di Indonesia adalah dengan menciptakan inkubator bisnis di industri, tentunya dengan bekerjasama dengan penyedia dana bagi pebisnis pemula (venture capital) seperti PTPNM(Persero), Venture Capital yang berada di berbagai propinsi, dan lain-lain. 5. Masalah kepemimpinan Dari semua industri penghasil produk dan jasa, learning process paling banyak terjadi di sektor industri manufaktur; oleh sebab itu dari pemimpin perusahaan sektor industri ini sangat dibutuhkan: - Pemimpin yang mampu mengatasi konflik antar fungsi-fungsi manajemen yang (lag-lagi by nature) adalah ciri khas dari sektor Industri ini. Kemampuan ini hanya dapat dimiliki
  • 33. oleh seorang pemimpin sektor industri manufaktur apabila ia menguasai cross-functional area sebagaimana disebut diatas. - Pemimpin yang visonary, yang mampu menyelaraskan visi, misi, tujuan strategi dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap kebijakan perusahaan. Hanya dengan cara ini budaya profesional dapat timbul pada BUMN kita. 6. Masalah Change Management Untuk menyehatkan BUMN, sudah banyak konsultan kelas dunia yang diminta bantuannya; sebut saja AT Kearney, Booz Allen Hamilton, Japan Indonesian Forum, dan masih banyak lagi. Semuanya berbicara mengenai jargon- jargon management yang mutahir, seperti restrukturisasi, revitalisasi, reengineering, reborn, reviving dan seterusnya……semuanya bertujuan untuk menyehatkan perusahaan. Tetapi apa hasilnya? Untuk menjawab pertanyaan ini, bandingkan saja dengan apa yang dicapai oleh Motorola misalnya. Berkat upaya resturkturisasi yang sama dengan yang dilakukan BUMN pada umumnya, namun berbeda dalam hal komitmen, Motorola dapat mencapai kualitas Six Sigma (atau prefection rate sebesar
  • 34. 99,99997%), setelah belajar dari peningkatan produktivitas Hitachi yang ambisius sebesar 200% dalam satu tahun Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu: Masalah penentuan posisi perusahaan. penetuuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat dijalankan secara ekonomis, efektif dan efsien. Masalah desain. Masalah desain akan mencakupo perancangan fasilitas operasi yang akan digunakan. Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya dilakukan pengambilan keputusan di bidang rancang bangun (design) . Untuk proses manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan ini antara lain meliputi; perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang digunakan, rencana kapasitas mesin yang akan dipakai, perencanaan bangunan, tata-letak ( layout ) ruangan, dan linkungan kerja. Masalah operasional. Masalah operasional timbul biasanya pada saat proses produksi sudah berjalan. Untuk proses manufaktur yang
  • 35. menghasilkan barang, keputusan terhadap masalah operasional ini antara lain : rencana produksi, rencana persediaan bahan baku, penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas dan pengawasan biaya produksi. B. Masalah Proses Produksi Dan Operasi Persoalan-persoalan dalam proses prosduksi/operasi ternyata cukup banyak dan kompleks. Namun, Persoalan-persoalan itu akan dipilah-pilah, dan disesuaikan dalam studi kelayakan bisnis. Untuk Proses manufaktur, persoalan – persoalan dalam proses tersebut dikelompokan sesuai dengan masalah manajemen operasional sebagai berikut: a) Kelompok Masalah Posisi Perusahaan, persoalan-persoalan utamanya adalah: 1. Pemilihan Startegi Produksi Agar barang/jasa yang diproduksi akan memenuhi kebutuhan konsumen, biasanya didahului dengan suatu kegiatan penelitian pasar dan pemasaran. Dari masukan penelitian pasar dan pemasran ini, berikutnya akan ditetapkan macam-macam produk yang menjadi alternatif untuk dibuat, selanjutnya akan dikaji pula kaitanya dengan
  • 36. aspek-aspek yang lain, seperti aspek keuangan dan seterusnya. 2. Pemilihan dan Perencanaan Produk Setelah beberapa alternatif ide produk tersaring,selanjutnya akan dikaji produk ( beberapa produk ) apa yang menjadi prioritas untuk diproduksi. Biasanya, untuk menetapkan produk ( produk-produk ) tersebut akan dilakukan melalui tahapan – tahapan pekerjaan , tahapan itu meliputi : a. Penentuan Ide Produk dan Seleksi Pasar intinya, aspek pasar dan pemasaran untuk mengetahui apakah ide-ide produk diperkirakan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membuat produk tersebut dengan segala sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan untuk aspek keuangan, adalah meniliai apakah produk tersebut jika dihasilkan akan mendatangkan keuntungan yang sesuai dengan harapan. b. Pembuatan Desain Produk Awal Pembuatan Desain Produk Awal dalam produksi barang, gambaran desain awalnya akan lebih jelas bila dibandingkan dengan produk jasa. Dalam membuat desain produk awal ini, hendaknya dipertimbangkan hal-hal seperti: manfaat
  • 37. produk yang akan dibuat, fungsi yang hendaknya dimiliki barang agar menunjang manfaat-manfaatnya, desain, seni, dan estitika barang yang akan diproduksi. Desain produk awal ini akan ditindaklanjuti menjadi produk yang lebih mnedekati sebenarnya. c. Pembuatan Prototip dan Pengujian Prototip adalah produk yang dibuat sebagai produk percobaan sebelum produk dibuat secara besar-besaran. Ia berguna untuk menilai kemampuan produk agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Semetara itu, pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah prototip ini sudah dapat diimplementasikan atau belum. Jika belum, masih dapat diperbaiki lagi, lalu diuji lagi dan seterusnya sehingga prototip ini sesuai dengan harapan. Akhirnya, terciptalah desain produk akhir yang siap unutk diimplementasikan. d. Implementasi Tahap ini mecoba untuk menilai apakah produk yang sudah diproduksi dan ditawarkan di pasar memiliki masa depan yang baik. 3. Perencanaan Kualitas
  • 38. Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen. Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya. Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini: a. Produk Berupa barang Menurut david garvin, yang dikutip Vincent Gaspersz, menentukan dimensi kualitas barang dapat dilkakukan melalui delapan dimensi seperti berikut ini: Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut Features, yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnya. Reliablility hal yang berkaitan dengan probablitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
  • 39. Confermance hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan. Durability yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. Serviceability yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompentensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang Aesthetics merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai hal-hal estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi individual. Fit and finish suatu sifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagia produk yang berkualitas. b. Produk Jasa/ Servis
  • 40. Zeithaml et. al. mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu : Reliability yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. Responsiveness yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. Assurance meliputu kemampuan karyawan atas: pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan didalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi ini merupakan gabungan dari dimensi kompetensi, kesopanan, dan kredibilitas. Emphaty
  • 41. yaitu perhatian secara individual yang dibeikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menguhubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomonikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelangganya. Dimensi emphaty ini merupakan gabungan dari dimensi Akses, Komunikasi dan Pemahaman pada Pelanggan. Tangibles meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan frontoffice, tersedianya tempet parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyaman , kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan b) Kelompok Masalah Desain, persoalan-persoalan utamanya adalah :: 1. Pemilihan Teknologi Berkaitan dengan pemilihan teknologi , biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara, sehingga teknologi yang dipilih pun perlu ditentukan secara jelas. Patokan umum yang dapat dipakai misalnya adalah dengan mengetahui seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.
  • 42. 2. Rencana Kapasitas Produksi Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan ( input ) dan keluaran ( output ). Rencana kapasitas produksi dalam rangka studi kelayakan aspek teknis dan teknologi ini tergantung beberapa pilihan sistem , antara lain: a. Skala Ekonomi Dengan faktor ini, kapasitas yang dipilih adalah yang memilki biaya per unit yang paling rendah. Akan tetapi cara ini memiliki kelemahan-kelemhan, seperti: waktu pengambilan modalnya berjangka panjang , akibatnya produk menjadi kurang fleksibel untuk disesuaikan dengan pelanggan. b. Focused facilities Dengan banyakanya kelemahan dengan system skala ekonomi diatas, maka munculah system focused facilities. Dimana cara ini mempertahankan volume produksi yang tinggi diganti dengan penyediaan produk yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, dalam perencanaan kapasitas produksi, terdapat dua ekstirm
  • 43. strategi, Pertama Strategi Ekspansi , startegi ini lebih bersifat proaktif., sedangkan cara kedua, dilakukan wait and see, dimana cara ini dilakukan , jika permintaan produk sudah yakin benar meningkat atau tidak meningkat. 3. Perencenaan Letak Pabrik. a. Bagi Perusahaan Manufaktur Letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara saksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya. Murah atau mahalnya harga produk tergangtung pula pada letak pabrik karena jarak berpengaruh terhadap harga di pasar. Rentetan akibat lainnya adalah masalah kemampuan di pasar, yang ujung-ujungnya akan mempengaruhi laba yang akan dihasilkan. Dalam suatau studi kelayakan bisnis, pilihan letak pabrik hendaknya dapat dikaji dari beberapa faktor. Hasil kajian, kelak akan dianalisis lagi untuk mencapai keputusan akhir dimana pabrik akan didirikan. Faktor utama yang perlu diperhatikan antara lain : Letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan dijadikan tempat produk dijual Letak bahan baku utama.
  • 44. sumber tenaga kerja Sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik di sekitar pabrik adalah penting bagi prosees produksi agar tidak terganggu, sehingga factor-faktor ini perlu dipertimbangkan secara saksama. Fasilitas transportasi yang memadai untuk memindahkan bahan baku ke pabrik, dan memindahkan hasil produksi dari pabrik kepasar. Pasilitas untuk pabrik. Lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi aktivitas pabrik secara positive maupun negative. Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasn berikat dan AMDAL. b. Bagi Perusahaan jasa Letak lokasi fasilitas jasa dapat dibagi dua macam. Pertama, pelanggang datang kelokasi pasilitas jasa, seperti pasien mendatangi tempat praktek dokter. Kedua, penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti mobil pemadam kebakaran mendatangi lokasi kebakaran. Penentu lokasi fasilitas jasa perlu mempertimbangkan banyak hal, antara lain : mudah dan dapat di akses oleh konsumen, tempat parkir yang
  • 45. memadai,dapat diekspansi, lingkungan yang mendukung usaha, kesesuaian dengan lokasi pesaing dan izin lokasi dari pihak yang berwenang. 4. Perencanaan Tataletak (layout) a. Bagi Industri Manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu diatur layout-nya, berikut paparanya: Tata letak pabrik. Tata lelak ( layout ) untuk industri manufaktur antara lain adalah pabrik seperti letak mesin-mesin, letak alat produksi, lajur pengangkutan barang,dan seterusnya. Letak dari fasilitas-fasilitas tersebut harus dikaji agar proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan efisien. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan layout untuk pabrik, yaitu : Sifat produk yang di buat. Jenis proses produksi. 3Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan. Jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya. Keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas
  • 46. Aliran barang dalam proses produksi hendaknya sedemikian rupa sehingga tidak saling menghambat atau menggangu Penggunaan ruangan hendaknya selain efektif untuk bekerja, hendaknya juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja Letak mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya juga memperhatikan kemudahan-kemudahan dalam hal pemeliharaan dan pengawasan Tataletak kantor. Selain pabrik perusahaan manufaktur juga memiliki kantor. Tataletak kantor hendaknya disesuaikan besar/kecilnya investasi. Selain itu, tataletak harus dirancang dengan memperhatikan kemudahan dalam berkomunikasi, fleksibilitytas pemakaian ruangan, struktur organisasi yang diterapkan, serta bentuk layanan yang dilaksanakan secara rutin. Tataletak Gudang, sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun bahan jadi, hendaknya juga diatur layoutnya. Hal-hal utama yang perlu dicermati dalam penyusunan tataletak gudang antara
  • 47. lain besar/kecilnya nilai investasi, bahwa tataletak gudang fleksibel untuk memudahkan aktivitas bongkar muat barang, juga harus fleksibel untuk memudahkan pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan berkurang atau bertambah. b. Bagian Industri Jasa Tataletak (layout) tataletak fasilitas yang tersedia akan berpengaruh pada persepsi pelanggang atas kualitas suatu jasa. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam tataletak fasilitas jasa meliputi : Pertimbangan Spasial Perencanaan Ruangan Perlengkapan/ Perabotan Tata cahaya Warna Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis Desain Fasilitas Jasa Dalam industri jasa desain dan tataletak fasilitas jasa erat hubungannya dengan pembentukan persepsi pelanggan, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas
  • 48. jasa tersebut dimata pelanggang. Ada beberapa faktor utama yang berpengaruh dalam desain fasilitas jasa seperti :  Sifat dan tujuan perusahaan jasa itu sendiri, karena hal ini akan menentukan berbagau persyaratan desainnya.  Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang/tempat dimana jasa akan ditawarkan.  Fleksibilitas desain apabila volume permintaan yang berubah-ubah dan spesikasi jasa yang cepat berkembang.  Faktor estetis penataan yang rapi dan menarik pada fasilitas jasa dapat meningkatkan sikap positif pelanggang terhadap suatu jasa.  Masyarakat dan lingkungan sekitar fasilitas jasa berpengaruh terhadap perusahaan, baik secara positif maupun negatif dilihat dari sisi perusahaan.  Biaya konstruksi dan operasi serta sumber daya lain. c) Kelompok Masalah Operasional, persoalan-persoalan utamanya adalah : 1. Perencanaan Jumlah Produksi Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak
  • 49. atau terlalu sedikit. Dalam industri manufactur, ada beberapa faktor utama yang akan mempengaruhi perencenaan jumlah produksi perusahaan, yang biasanya dijadikan sebagai pembatas jumlah produksi yang akan dihasilkan. Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Permintaan. 2. Kapasitas pabrik 3. Suplai bahan baku. 4. Modal kerja 5. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya juga berperan dalam perencanaan jumlah produksi. 2. Manajemen Persediaan Persediaan barang biasnya digunakan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam, atau untuk mensupalai kekurangan bahan baku. Hal-hal yang pokok yang perlu dikaji dalam rangka studi kelayakan antara lain adalah sebagai berikut:  Penentuan jumlah order  Safety Stock  Inventory Sistem  Materials Requiment Planning
  • 50. 3. Pengawasan Kualitas Produk Kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan suatu kesatuan karesterintik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapanparakonsumen. Perencanaan kualitas. Aktivitas ini merupakan pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut. Menentukan siapa konsumennya Menentukan apa kebutuhan atau keinginan konsumen Mengembangkan produk dan kualitas yang sesuai Memgembangkan proses sebagai pedoman bagian operasi/produksi. Pengendalian Kualitas, Aktiva ini dilakukan pada tahap operasi langkah-langkah yang dilakukan yaitu : Evaluasi performansi aktual Membandingkan performansi aktual dengan sasaran yang direncanakan
  • 51. Mengambil tindakan terhadap penyimpangan. PERMASALAHAN EKONOMI Masalah ekonomi adalah masalah yang berkenaan dengan ekonomi, lekat kaitannya dengan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mulai dari jual beli, tawar menawar, atau ekspor impor. Sebenarnya masalah ekonom bukan hanya sebuah masalah yang harus diatasi oleh pakar ekonom saja, namun harus dicari solusinya secara bersama-sama. Jika ekonomi suatu negara lemah dan tak berdaya maka dapat dipastikan bahwa bidang-bidang yang lainnya pun juga berada dalam hal yang tak baik. Secara umum ada dua buah teori umum yang mencoba untuk menjelaskan permasalahan yang ada di dalam ekonomi, yaitu pokok masalah ekonomi secara klasik dan modern. 1. Pokok Masalah Ekonomi Klasik
  • 52. Pokok masalah ekonomi klasik merupakan bahasan teori ekonomi klasik. Teori ini berdasarkan pemikiran Adam Smith, David Ricardo, dan Jhon Stuart Mill yang mendominasi pemikiran ekonomi sampai tahun 1870-an. Teori ini melihat pentingnya masalah ekonomi sebagai kesatuan dari proses produksi, distribusi, dan konsumsi untuk kesejahteraan (kemakmuran), dalam hal ini amat menekankan kekuatan pasar sehingga menolak campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Masalah ekonomi klasik adalah ekonomi yang dilihat dari sudut pandang sederhana. Pada dasarnya pemikiran ini bertujuan pada satu hal, yaitu kemakmuran. Pemecahan masalah ini dengan cara melakukan apapun yang dianggap perlu agar kemakmuran dapat dicapai. Kemakmuran adalah situasi dimana semua barang dan jasa yang dibutuhkan manusia telah tersedia. Apabila dirincikan masalah ekonomi klasik dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :  Masalah Produksi. Permasalahan ini mencakup bagaimana memproduksi semua benda (barang dan jasa) yang dibutuhkan masyarakat banyak.
  • 53.  Masalah Distribusi. Permasalahan ini terletak pada bagaimana supaya benda-benda pemuas kebutuhan bisa sampai ke tangan konsumen yang membutuhkannya. Seperti yang telah diketahui, barang dan jasa yang tidak sampai ke tangan konsumen yang tepat, tidak ada nilai gunanya, dan tidak dapat memuaskan kebutuhan.  Masalah Konsumsi. Permasalahan ini menyangkut masalah apakah benda pemuas kebutuhan yang diproduksi memang benda yang dapat dimiliki oleh konsumen. Barang yang diproduksi haruslah barang yang tepat, yaitu barang yang memang dibutuhkan, diinginkan, dan mampu dibeli oleh konsumen. 2. Pokok Masalah Ekonomi Modern Pokok permasalahan ekonomi modern terangkum dalam dua kata kunci, yaitu Kelangkaan dan Pilihan. Yang pertama menjadi penyebab yang kedua sehingga muncul empat pertanyaan mendasar tentang What, How, Who, dan For Whom. Walaupun setiap masyarakat menghadapi pertanyaan yang sama, namun cara mengatasinya berbeda. Perbedaan cara inilah yang melahirkan sejumlah sistem ekonomi.
  • 54.  Apa (What). Barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi dan dalam jumlah berapa harus ditentukan. Dari sekian banyak barang dan jasa, manakah yang harus dipilih untuk diproduksi. Keputusan produksi tidak lagi hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan, namun juga untuk menghasilkan keuntungan maksimum.  Bagaimana (How). Dengan cara bagaimana (how) proses produksi akan dilakukan? Maksudnya adalah siapa yang akan melaksanakan, menggunakan sumber daya apa saja, dengan teknologi apa barang-barang tersebut dapat dihasilkan, dan seberapa besar skala produksinya. Hal ini dibutuhkan dalam rangka ppenyesuaian perkembangan zaman. Beberapa faktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan ini yaitu a) Pilihan kombinasi sumber daya yang digunakan, b) Perencanaan proses produksi untuk mendapatkan keuntungan, c) Penentuan teknologi yang digunakan, dan d) Pertimbangan faktor eksternal.  Siapa pelaku produksi (Who). Di zaman modern, banyak pihak yang bisa melakukan produksi seperti pemerintah, swasta, atau koperasi. Inilah salah satu modernisasi, yaitu spesialisasi. Spesialisasi berarti setiap pihak memiliki
  • 55. keterampilan dan keahlian khusus yang tidak dimiliki pihak lain.  Untuk siapa (For Whom). Berarti di produksi apakah untuk segmen pasar tertentu, atau masyarakat umum. Masalah ekonomi yang sering terjadi biasanya, yaitu : 1) Kemiskinan. Permasalahan ini tidak akan benar tertutup dan akan terus ada jika pemerintah dan dengan bantuan kita semua tidak lebih giat lagi memberantasnya. 2) Kesejahteraan. Masalah ini merupakan kebalikan dari kemiskinan. Permasalahan ini populer karena sifat manusia yang selalu tidak merasa cukup, ingin menjadi orang kaya, dan banyak uang. 3) Lapangan Pekerjaan. Permasalah ini akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan antusiasme untuk bekerja, sedangkan lapangan pekerjaannya tidak ada. 4) Harga. Masalah ini biasanya muncul ketika terjadi perayaan hari-hari besar tertentu saja. Penyebabnya karena ketersediaan produksi tidak dapat memenuhi lonjakan permintaan.
  • 56. 5) Sistem Ekonomi. Sistem perekonomian di setiap negara selalu berbeda. Namun, saat ini dunia disinyalir terjadi non-ideologis fase, dimana gaya sistem ekonomi menyatu menjadi satu. 6) Inflasi. Inflasi berhubungan dengan harga. Pemerintah mempunyai hak untuk bisa mencegah terjadinya oeningkatan atau inflasi. 7) Pertumbuhan Ekonomi. Masalah ini identik dengan tingkat kesejahteraan. Masalah ini bisa dipandang dari aspek produk domestik bruto (PDB), total ekspor impor, dan lain sebagainya. 8)Profit. Masalah ini timbul karena saat ini kehidupan masyarakat akan melakukan segala hal untuk mengejar keuntungan, baik itu hal yang baik atau hal yang buruk. 9) Hutang. Masalah ini muncul dikarenakan tidak adanya modal pendukung untuk membantu proses produksi, sehingga negara melakukan pinjaman ke luar negeri dan mengakibatkan hutang negara semakin banyak. 10) Ekonomi Politik. Masalah ekonomi tidak bisa diselesaikan dengan memakai pandangan tunggal. Sebab itu politik terintegrasi untuk melihat permasalahan secara lebih
  • 57. luas dan dalam. Ekonomi politik diperlukan untuk dapat menyelesaikan semua permasalahan ekonomi yang ada termasuk contoh masalah ekonomi yang telah disebutkan diatas. Masalah Ekonomi di Indonesia Indonesia termasuk negara yang kaya akan sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain. Namun, sayangnya pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia belum maksimal. Bahkan ada orang asing yang berhasil mengeruk kekayaan alam kita. Masih banyak lagi masalah ekonomi di Indonesia yang membuat ekonomi di Indonesia agak lambat dalam berkembang. Masalah-masalah ekonomi tersebut antara lain :  Tingginya jumlah pengangguran. Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi tingginya angka pengangguran di Indonesia. Pengadaan lapangan pekerjaan saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran di Indonesia.  Tingginya biaya produksi. Sudah menjadi rahasia umum di dunia industri di Indonesia bahwa selain biaya produksi
  • 58. yang cukup tinggi belum lagi ditambah dengan biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Namun, karena faktor keamanan di negara kita masih sangat minim dan ketidakmampuan pemerintah untuk mendukung dan melindungi sektor industri, akibatnya terdapat banyak pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-akhir ini dilakukan secara terbuka.  Keputusan pemerintah yang kurang tepat. Beberapa kali pemerintah mengeluarkan keputusan mengenai regulasi ekonomi yang dianggap tidak tepat bagi kondisi perekonomian Indonesia. Contohnya adalah keputusan pemerintah untuk masuk dalam anggota ASEAN-China Free Trade Area (CAFTA) yang sekarang ini mengakibatkan membanjirnya produk China di Indonesia sehingga membuat produk lokal hampir kalah saing di negara sendiri.  Bahan kebutuhan pokok masih langka. Langkanya bahan kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius yang menimpa kondisi ekonomi Indonesia. Biasanya hal ini terjadi karena alasan teknis seperti transportasi. Masalah ini akan sangat terasa sekali di saat menjelang perayaan hari-
  • 59. hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan hari besar lainnya.  Suku bunga perbankan terlalu tinggi. Perlu diketahui bahwa salah satu indikator untuk menentukan baik atau tidaknya kondisi perekonomian di suatu negara adalah suku bunga. Semakin tinggi atau semakin rendahnya suku bunga perbankan di suatu negara, maka akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi di negara tersebut. Suku bunga perbankan di Indonesia dinilai masih terlalu tinggi sehingga masih perlu perhatian dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.  Nilai inflasi semakin tinggi. Di Indonesia, nilai inflasi dinilai hampir cukup sensitif. Bahkan hanya karena harga sembako di pasaran tinggi, maka nilai inflasi juga akan terpengaruh. Akibat dari tingginya nilai inflasi di Indonesia, akan timbul masalah-masalah ekonomi yang lainnya. D. MANAJEMEN PRODUKS SEBAGAI ILMU DAN PROFESI Banyak usaha telah dilakukan untuk mengaplikasikan menajemen sebagai suatu profesi. Edgar H. Schein telah
  • 60. menguraikan kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat diperinci sebagai berikut: Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum. Adanya pendidikan, dan program-program latihan formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapatdiandalkan. Para profesional mendapatkan status tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya dan kriteria politik atau sosial budayanya. Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi kliennya. Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang semakin profesional melalui perkembangan yang menyolok program-program latihan manajemen di universitas maupun diberbagai lembaga manajemen swasta, dan melalui pengembangan para eksekutif organisasi (perusahaan). Manajemen produksi sebagai ilmu dan profesi. Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya revolusi industri adalah berkat aktivitas para ahli seperti Watt, Kay,Arkwright, dan beberapa para ahli kemudian seperti Brunel, Stephensen dan lainnya. Atas penemuan mereka maka terjadi perubahan-
  • 61. perubahan yang cukup hebat dalam bidang produksi, terutama peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam proses produksi perusahan. Perkembangan ilmu dan teknologi juga membawa akibat menjadi semakin banyaknya perusahan yang dapat memproduksi barang yang sama. Hal ini menjadi kendala yang harus dihadapi perusahan dengan menyiapkan strategi dari perusahan masing-masing. Perusahan mulai berpikir bagaimana cara serta apa yang harus dilaksanakan agar perusahan dapat melakukan proses produksi. Penerapan teknologi yang baru serta melaksanakan manajemen produksi merupakan salah satu usaha yang sangat memadai untuk mengadakan penekanan biaya produksi dalam perusahan menjadi serendah-rendahnya. Sampai dengan saat ini manajemen produksi selalu berkembang, baik manajemen produksi sebagai ilmu maupun sebagai profesi. Dengan semakin tajamnya persaingan antara perusahan-perusahan baik yang memproduksi barang atau jasa, maka kepentingan perusahan untuk dapat melaksanakan minimisasi biaya produksi bukannya semakin berkurang melainkan semakinbertambah.
  • 62. (Sumber ; Manajemen Produksi Perencanaan sistem Produksi Drs. Agus Ahyari, Manajemen Produksi Pengendalian Produksi Drs. Agus Ahyari, Manajemen Produksi Perencanaan sistem Produksi Elwood Buffa, Rakesh Sarin, Manajemen Produksi dan Produkdi Modern Elwood Buffa, Rakesh Sarin) Banyak usaha tekah dilakukan untuk mengkasifikasikan manajemen sebagai suatu profesi. Edgar H. Scheim telah menguraikan karakteristik-karakteristik atau kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat diperinci berikut : 1. Para profesi membuat keputusan keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum. Adanya program-program latihan formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat diandalkan. 2. Para professional mendapatkan status mereka karena mencapai standar prestasi kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya dan kriteria politik atai social lainnya.
  • 63. 3. Para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi kliennya. Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang semakin profesional melalui perkembangan yang menyolok program-program latihan manajemen di universitas-universitas ataupun lembaga-lembaga manajemen swasta, dan melalui pengembangan para eksekutif organisasi (perusahaan).Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen juga bersifat universal, dan mempergunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip dan konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajerial. Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi manusia, seperti perusahaan, pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lainnya.  Manajemen Dengan Pendekatan Sistem
  • 64. Perkembangan teknologi menyebabkan semakin rumitnya sistem produksi dan semakin pendeknya umur suatu produk. Selain itu penyebaran teknologi yang begitu cepat, ditambah dengan adanya perdagangan yang bebas menyebabkan makin ketatnya persaingan, tidak lagi antar perusahaan dalam satu negara melainkan sudah mencapai tingkatan antar negara. Hal ini menuntut pengelolaan usaha yang makin baik, yang dengan perkataan lain makin mendorong perkembangan ilmu manajemen. Perkembangan berikutnya dari ilmu manajemen adalah manajemen dengan pendekatan sistem dan manajemen dengan pendekatan situsional (contingency approach). Pendekatan sistem memandang manajemen sebagai suatu sistem. Sistem itu sendiri adalah suatu kesatuan dari beberapa bagian yang disebut subsistem, dan mempunyai suatu tujuan tertentu. Setiap sistem memiliki masukan-masukan tertentu dan memiliki proses transformasi tertentu yang memproses masukan-masukan tersebut menjadi keluaran-keluaran tertentu. Sistem berada dalam suatu lingkungan tertentu yang sangat mempengaruhi, dan sifat khas lingkungan adalah sulit untuk dikendalikan. Misalkan
  • 65. suatu perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka situasi ekonomi, dan persaingan, merupakan lingkungan sistem (perusahaan) yang akan mempengaruhi setiap aktivitas perusahaan dan sulit untuk dikendalikan. Manajemen yang baik harus dapat mengendalikan subsistem-subsistem yang dimilikinya dengan baik dan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang dapat terjadi dalam lingkungan. Dengan kata lain, pendekatan ini berusaha melihat persoalan-persoalan manajemen dalam perspektif kesatuan sebab-akibat yang bersifat menyeluruh, bukan sebagai satuan-satuan yang terpisah-pisah. Dalam prakteknya pendekatan-pendekatan kuantitatif dalam penyelidikan operasional banyak dipakai dalam pendekatan sistem ini. Dapat dibayangkan betapa rumitnya penyelesaian yang harus dilakukan mengingat persoalan dilihat dalam perspektif kesatuan, sehingga komputer banyak dipakai dalam penerapan manajemen dengan pendekatan sistem ini.  Manajemen Dengan Pendekatan Situasional (Contingency Approach)
  • 66. Pengembangan lebih lanjut dari manajemen dengan pendekatan sistem adalah manajemen dengan pendekatan situasional. Pendekatan situasional ini dikembangkan berdasarkan kenyataan bahwa banyak pemecahan masalah manajemen yang efektif di suatu tempat belum tentu berhasil di tempat lain. Timbul pendapat bahwa faktor-faktor keadaanlah (situasional factor) yang menyebabkan hal-hal tersebut terjadi. Sesuai dengan prinsipnya, maka tugas dari seorang manajer adalah mencari atau menentukan teknik-teknik manajemen yang dapat memecahkan persoalan sesuai dengan tujuan dan situasi yang dihadapi, batasan-batasan, dan jangka waktu yang tersedia. Sebagai contoh, bila suatu perusahaan ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya, manajemen dengan pendekatan perilaku akan segera mengusahakan pengembangan motivasi kerja pekerja. Tetapi dengan pendekatan situasional, pihak manajemen terlebih dahulu akan melihat keadaan pekerja. Bila pekerja masih belum memiliki keterampilan yang baik, maka
  • 67. manajemen mungkin akan mengusulkan program penyederhanaan kerja (work simplification). Sebaliknya jika pekerja sudah terampil program yang mungkin baik dilakukan bukan penyederhanaan kerja, melainkan pengkayaan kerja (job enrichment). Dalam pendekatan ini kecenderungan dalam memandang setiap situasi yang rumit sangat diperlukan, dan manajerlah yang harus berperan aktif dalam menentukan apa yang baik bagi situasi yang dihadapinya itu. Pendekatan manajemen situasional ini dikembangkan oleh beberapa ahli antara lain Fremont Kast, James Rosenzweig, Robert Kahn, dan lain-lain.  Manajemen dengan Pendekatan Sistem : Perkembangan teknologi menyebabkan semakin rumitnya sistem produksi dan semakin pendeknya umur suatu produk. Selain itu penyebaran teknologi yang begitu cepat, ditambah dengah adanya perdagangan bebas menyebabkan makin ketatnya persaingan, tidak lagi antar perusahaan dalam suatu negara melainkan sudah mencapai tingkatan antar negara. Hal ini menuntut pengelolaan usaha yang
  • 68. makin baik, yang dengan perkataan lain makin mendorong perkembangan ilmu manajemen. Perkembangan berikutnya dari ilmu manajemen adalah manajemen dengan pendekatan sistem dan manajemen dengan pendekatan situasional (Contingency approach). Pendekatan sistem memandang manajemen sebagai suatu sistem. Sistem itu sendiri adalah suatu kesatuan dari beberapa bagian yang disebut subsistem, dan mempunyai satu tujuan tertentu. Setiap sistem memiliki masukan-masukan tertentu dan memiliki proses transformasi tertentu yang memproses masukan-masukan tersebut menjadi keluaran-keluaran tertentu. Sistem berada dalam suatu lingkungan tertentu yang sangat mempengaruhi, dan sifat khas lingkungan adalah sulit untuk dikendalikan. Misalkan suatu perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka situasi ekonomi, dan persaingan, merupakan lingkungan sistem (perusahaan) yang akan mempengaruhi setiap aktivitas perusahaan dan sulit untuk dikendalikan.
  • 69. Manajemen yang baik harus dapat mengendalikan subsietm-subsistem yang dimilikinya dengan baik dan dapat mengangtisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan. Dengan kata lain, pendekatan ini berusaha melihat persoalan-persoalan manajemen dalam perspektif kesatuan sebab-akibat yang bersifat menyeluruh, bukan sebagai satuan-satuan yang terpisah-pisah. Dalam parktiknya pendekatan-pendekatan kuantitatif dalam penyelidikan operasional banyak dipakai dalam pendekatan sistem ini. Dapat dibayangkan betapa rumitnya penyelesaian yang harus dilakukan mengingat persoalan dilihat dalam perspektif kesatuan, sehingga komputer banyak dipakai dalam penerapan manajemen dengan pendekatan sistem ini.  Manajemen dengan pendekatan Situasional (Contingency Approach Pengembanngan lebih lanjut dari manajemen dengan pendekatan sistem adalah manajemen dengan pendekatan situasional. Pendekatan situasional ini dikembangkan
  • 70. berdasarkan kenyataan bahwa banyak pemecahan masalah manajemen yang efektif di suatu tempat belum tentu berhasil di tempat lain. Timbul pendapat bahwa faktor-faktor keadaanlah (sutuasional factor) yang menyebabkan hal-hal tersebut terjadi. Sesuai dengan prinsipnya, maka tugas dari seorang manejer adalah mencari atau menentukan teknik-teknik manajemen yang dapat memecahkan persdoalan sesuai dengan tujuan dan situasi yang dihadapi, batasan-batasan, dan jangka waktu yang tersedia. Sebagai contoh, bila suatu perusahaan ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya, manajemen dengan pendekatan perilaku akan segera mengusahakan pengembangan motivasi kerja pekerja. Tetapi dengan pendekatan situasional, pihak manajemen terlebih dahulu akan melihat keadaan pekerja. Bila pekerja masih belum memiliki keterampilan yang baik, maka manajemen mungkin akan mengusulkan program penyederhanaan kerja (work simplification). Sebaliknya jika pekerja sudah terampil program yang mungkin baik
  • 71. dilakukan bukan penyederhaan kerja, melainkan pengayaan kerja (job enrichment). Dalam pendekayan ini kecermatan dalam memandang setiap situasi yang rumit sangat diperlukan, dan manejerlah yang harus berperan aktif dalam menentukan apa yang baik bagi situasi yang dihadapinya itu. Pendekatan manajemen situasional ini dikembangkan oleh beberapa ahli antara lain Fremont Kast, James Rosenzweig, Robert Kahn, dan lain-lain.  pengertian manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi pengertian manajemen sebagai ilmu : artinya manajemen mempunyai peranan penting dalam kehidupan.karena manajemen salah satu untuk membentuk seseorang menjadi lebih baik, dan manajemen juga untuk memberikan pengawasan, pengetahuan, serta pengorganisasian, baik untuk atasan, bawahan didalam organisasi, maupun untuk pribadinya masing - masing dalam kehidupan sehari - hari.dan manajemen juga di artikan sebagai ilmu karena manajemen sangat dibutuhkan
  • 72. untuk bekal kita ketika kita menjadi seorang pemimpin kelak. baik pemimpin perusahaan, oraganisasi dan sebagainya. Jadi manajemen sebagai ilmu adalah manajemen sebagai pengetahuan atau cara untuk membekali diri kita menjadi seorang pemimpin. pengertian manajemen sebagai seni : artinya dalam manajemen orang yang mengatur, mengawasi, atau memimpin organisasi seseorang mempunyai karakter, sikap, dan jiwa kepemimpinan dalam suatu perusahan atau organisasi terhadap bahwahannya berbeda - beda. Jadi manajemen di artikan sebagai seni yaitu manajemen dilihat dari orang yang melakukannya, dan orang itu mempunyai kebebasan untuk melakukan apa saja yang dia inginkan didalam peranan manajamen.dengan tujuan agar cita -cita dan harapannya tercapai dengan baik. Pengertian manajemen sebagai profesi : artinya manajemen dilakukan oleh semua orang mulai dari perusahaan, organisasi, dan untuk dirinya sendiri, baik sebagai kepala instansi perusahaan, organisasi dan lain sebagainya. jadi seseorang yang mempunyai profesi dia akan melakukan manajemen untuk keberhasilan yang diinginkan.
  • 73. G. PENDEKATAN SISTEM DALAM MANAJEMEN PRODUKSI Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka. Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Analis system manajemen spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan. Pendekatan dalam manajemen produksi bertujuan untuk menghasilkan produk yang baik, dapat dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut. a. Pendekatan pragmatis, artinya manajemen produksi merupakan usaha untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan standar yang diinginkan, baik kualitas maupun kuantitasnya.
  • 74. b. Pendekatan Iptek, artinya pendekatan yang menitikberatkan pada pemakaian konsep matematika modern terhadap kasus yang ada hubungannya dengan proses produksi. c. Pendekatan atas dasar siklus kehidupan industri, artinya sistem produksi dipandang sebagai suatu organisme yang diawali oleh proses pertumbuhan operasi, proses pendewasaan sistem terhadap posisi tertentu, dan diakhiri oleh proses pelapukan sistem. PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI Manajemen produksi yaitu kegiatan atau usaha yang di lakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain:  Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen  Manajemen produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan menggunakan sumber- sumber daya.
  • 75. Dalam menungkatkan produktifitasdi jumpai permasalahan-permasalahan penting yaitu:  Produktifitas akan meninggkat apabila terdapat perbaikan kondisi kerja.  Beberapa peningkatan produktifitas tidak dapat membatu organisasi secara keseluruhan. Perkembangan Manajemen Produksi Sejarah perkembangan manajemen operasi akan diuraikan lebih menurut aliran – aliran utama daripada dalam istilah – istilah teknologi yang kaku. Dengan basis ini, ada enam aliran utama yang menyumbangkan terhadap perkembangan bidang manajemen operasi. Pembagian Kerja. pembagian kerja (division of labor) didasarkan atas konsep yang sangat sederhana. Revolusi Industri. Revolusi industri pada pokoknya merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Manajemen Ilmiah. Gagasan – gagasan tentang manajemen ilmiah pertama kali dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor sekitar awal tahun 1900an.
  • 76. Pemikiran aliran manajemen ilmiah bertujuan untuk menemukan metoda kerja terbaik melalui penggunaan pendekatan ilmiah berikut ini : 1. Observasi metoda – metoda kerja sekarang dan pengembangan metoda – metoda kerja yang lebih baik melalui pengukuran dan analisis ilmiah. 2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atau suatu tugas sesuai dengan kemampuannya. 3. Latihan dan pengembangan para karyawan. 4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya factor: a. Adanya pembagian kerja (divisi of labour) dan spesialisasi agar produksi efektif dan efesien. Produksen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bil di sertai dengan pengolahan yang baik dan akan mengurangi biaya
  • 77. produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi, Perkembangan Manajemen Produksi Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya factor : a. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi b. Revolusi Industri Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.
  • 78. Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak. Perkembangan revolusi industri terlihat pada : 1. Bertambahnya penggunaan mesin 2. efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja, 3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi. 4. meluasnya system perbankan dan perkreditan. Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran. c. Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan computer Sehingga pada banyak hal manajer produsi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam d. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
  • 79. Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut 1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku 2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah 3. pelatihan pekerja dengan metode baru 4. pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja Pengertian Manajemen Produksi Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain. · Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen. · Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya. Dalam peningkatan produktivitas dijumpai2 permasalahan penting, yaitu:
  • 80. 1. Produktifitas akan meningkat apabila terdapat perbaikan kondisi kerja 2. Beberapa peningkatan produktivits tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan. Pengertian produksi Produksi adalah: suatu kegiatan atau proses yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output) kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri, suku cadang maupun komponen-komponen penunjang. kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang atau jasa. Utilitas / Kegunaan (Utility) adalah kemampuan suatu produk untuk memuaskan keinginan manusia (konsumen). Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi:
  • 81. 1. Utilitas waktu : perusahaan membuat produk tersedia sewaktu konsumen menginginkannnya. Misalnya hiasan pohon natal di waktu natal 2. Utilitas tempat: Produk-produk tersedia di tempat yang sesuai bagi consume 3. Utilitas kepemilikan : Dengan membuat suatu produk tersedia bagi konsumen untuk dimiliki dan digunakan. 4. Utilitas bentuk : Dengan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi, produksi menyebabkan produk-produk menjadi tersedia Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan masukan(input) menjadi keluaran(output) Proses Produksi Proses Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu: 1. Kelangsungan hidup a. Produksi terus-menerus : Dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang.walaupun terjadi perubahan bentuk barang-barangtetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alatmesin.proses ini menghasilkan produk yang standar(massal)
  • 82. b. Produksi yang terputus-putusProses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat dan penyesuaian terus-menerus. 2. Teknik  Proses Ekkstraktif  Proses analitis  Proses Pengubahan  Proses Sintetis Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi 1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti 2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko 3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti 4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
  • 83. Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung Jawab keputusan Utama, yaitu : 1. Proses 2. Kapasitas 3. Persediaan 4. Tenaga Kerja 5. Mutu/Kualitas 6. Ruang Lingkup Manajemen Produksi MANAJEMEN OPERASI DAN LINGKUNGANNYA Pentingnya Manajemen Produksi untuk Bidang–bidang Fungsional Lainnya Alasan pertama, seperti telah disebutkan sebelumnya, adalah bahwa topik – topik yang dipelajari dalam manajemen produksi berkatian dengan disain, operasi dan pengawasan sisi penawaran (suplai) organisasi – organisasi. Alasan kedua, pentingnya mempelajari manajemen produksi/ operasi adalah bahwa sekitar 70 persen aktiva – aktiva dalam berbagai organisasi manufacturing dan pemrosesan adalah berbentuk persediaan – persediaan, pabrik dan peralatan
  • 84. ……… yang secara langsung atau tidak langsung dibawah pengawasan para manajer produksi atau operasi, manajer bahan, manajer pemeliharaan, dan para penyelia (supervisors) produksi yang semuanya merupakan anggota organisasi manajemen produksis dan operasi. Alasan ketiga adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang berbagai macam tekanan yang dihadapi para manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen produksi/operasi adalah bahwa ada kesempatan pekerjaan dan karier yang cerah bagi para individu kreatif yang berminat terjun dalam karier profesional di bidang manajemen produksi/operasi dan manajemen pembelian. Penyanggaan fungsi produksi dari pengaruh lingkungan secara langsung diperlukan untuk beberapa alasan. Hubungan Fungsi Produksi dan Lingkungannya
  • 85. 1. Interaksi dengan unsur-unsur lingkungan (yaitu, langganan dan tenaga penjualan di tempat produksi) dapat mengganggu proses transpormasi. 2. Proses transformasi teknologik sering lebih efisien daripada proses yang diperlukan dalam pengadaan masukan-masukan dan penjualan produk-produk akhir. 3. Ketrampilan-ketrampilan manajerial yang diperlukan untuk keberhasilan operasi proses transformasi sering berbeda dengan dengan yang diperlukan untuk keberhasilan operasi pemasaran, personalia, atau keuangan. Organisasi Formal Fungsi Produksi Pengorganisasian fungsi produksi menyangkut pengelompokan kegiatan-kegiatan manajemen operasi yang telah disebutkan di atas ke dalam departemen-departemen; perancangan struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sember daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan mentah, dan tenaga kerja; penugasan wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasi perusahaan kepada seorang manajer atau penyelia; dan penciptaan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dicapai dengan efisien.
  • 86. PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM OPERASI-OPERASI Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen produksi dan operasi. Dari sudut pandang sempit, pembuatan keputusan adalah kegiatan pemilihan di antara berbagai alternatif yang berbeda(choice making). Dari sudut pandangan lebih luas, pembuatan keputusan menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Proses Pembuatan Keputusan Pembuatan keputusan dapat digambarkan sebagai suatu urutan langkah-langkah : perumusan masalah, pengembangan alternatif-alternatif, evaluasi alternatif-alternatif, pemilihan, implementasi dan evaluasi hasil-hasil. 1. Perumusan masalah, Kebutuhan akan keputusan sering berupa suatu masalah atau suatu kesempatan dalam berbagai bentuk. Kebutuhan-kebutuhan ini dalam kenyataannya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan gejala masalah bukan penyebab yang mendasar.
  • 87. 2. Pengembangan alternatif-alternatif. Setelah masalah ditentukan dan dirumuskan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dananalisa data yang relevan. Atas dasar data tersebut satu atau lebih alternatif dikembangkan sebelum suatu keputusan dibuat. 3. Evaluasi alternatif-alternatif. Evaluasi alternatif-alternatif tergantung pada pemilihan kriteria keputusan yang tepat. Karena kriteria sangat penting, maka hal ini juga akan dibahas di belakang. 4. Pemilihan alternatif tebaik. Meskipun kualitas analisis yang dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif cukup tinggi, pemilihannya jarang menjadi mudah dan jelas. 5. Impelmentasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum dilaksanakan dan diterapkan dalam praktek. 6. Evaluasi hasil-hasil. Setelah keputusan diimplementasikan, manajer harus memonitornya terus menerus. Manajer perlu mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan tepat dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diharapkan Kerangka Keputusan-keputusan Operasi Mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama,
  • 88. 1. Proses. Keputusan-keputusan dalam kategori ini dimaksudkan untuk merancang proses produksi secara phisik yang mencakup seleksi tipe proses, pemilihan tekhnologi, analisis aliran proses, penentuan lokasi fasilitas dan layout fasilitas, dan penanganan bahan (material handling). 2. Kapasitas. Keputusan-keputusan kapasitas ditujukan pada penyediaan volume keluaran yang optimal bagi organisasi-tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Keputusan-keputusan ini menyangkut pengembangan. 3. Persediaan. Persediaan adalah harta penting yang harus dikelola secara baik. Para manajer persediaan membuat keputusan-keputusan yang berkenaan dengan kapan harus memesan dan berapa banyak setiap kali pesan. 4. Tenaga kerja. Bidang tanggung jawab keputusan ini bersangkutan dengan perancangan dan penelolaan tenaga kerja dalam operasi-operasi. 5. Kualitas. Fungsi operasi-operasi terutama bertanggung jawab atas kualitas barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan. Kriteria untuk Keputusan Operasi
  • 89. Ada empat sasaran dalam operasi-operasi; yaitu biaya, kualitas, dapat diandalkan(dependability), dan fleksibelitas. 1. Biaya. Sasaran biaya adalah sangat penting dalam operasi-operasi; dan secara kasar dapat disamakan dengan efisiensi. Bila biaya-biaya untuk suatu keputusan dinilai, semua biaya relevan harus dimasukkan. 2. Kualitas. Sasaran kualitas berkaitan dengan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan oleh operasi-operasi. Sasaran ini dipengaruhi bai oleh disain produk maupun cara produk dibuat dalam operasi-operasi. 3. Dependability. Dependability sebagai suatu sasaran menyangkut dapat diandalkan suplai barang atau jasa. Dalam operasi-operasi, dependability dapat diukur dengan persentase kekurangan bahan, persentase pemenuhan janji-janji pengiriman. 4. Fleksibilitas. Fleksibilitas menyangkut kemampuan operasi-operasi untuk membuat perubahan-perubahan dalam desain produk atau dalam kapasitas produksi dan sebagainya, utnuk menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
  • 90. Banyak keputusan-keputusan manajerial dalam manajemen produksi dan operasi yang harus dibuat berdasarkan suatu konsep ekonomi manajerial lainnya, yaitu analisis “trade-off”. Sebagai contoh, masalah-masalah “garis-tunggu” (atau antrian) dalam bagian pemeliharaan fasilitas produksi perusahaan. Bila perusahaan hanya menyediakan fasilitas pemeliharaan yang terbatas, maka banyak mesin yang harus menunggu untuk dilayani. Bagaimanapun juga, konsep analisis trade-off memberikan kepada manajer suatu titik awal dengan pertanyaan-pertanyaan, “ apa biaya-biaya yang akan naik atau turun bila manjer melakukan penambahan atau pengurangan sesuatu ? Mana titik biaya terendah bila dua atau lebih variabel diperhatikan ? “ Kurva-kurva sebagai hasil jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu menyajikan akumulasi perubahan-perubahan perilaku biaya beberapa variabel yang berubah karena volume Ruang lingkup manajemen produksi 1. Perencanaan system produksi
  • 91. 2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi Manajemen produksi mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi serta pengoprasiannya. Penambahan dan perancangan sistem produksi meliputi : 1. Seleksi dan desain hasil produksi 2. seleksi dan perancangan proses serta peralatan 3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi 4. rancangan tata letak dan arus kerja 5. Rancangan tugas 6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas Fungsi Serta Sistem Produksi Dan Operasi Fungsi Produksi dan Operasi Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi 1. Proses Pengolahan 2. jasa-jasa penunjang 3. Perencanaan 4. pengendalian /pengawasan Pemilihan Lokasi Pabrik
  • 92. Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik : Faktor utama : >Lingkungan masyarakat > Kedekatan dengan pasar > Tenaga kerja > Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok > Fasilitas dan biaya transportasi > Sumberdaya alam lainnya Faktor sekunder
  • 93. > Harga tanah > Dominasi masyarakat > Peraturan tenaga kerja > Rencana tata ruang > Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing > Tingkat pajak > Cuaca/iklim > Keamanan > Peraturan lingkungan hidup Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya : > Dekat dengan pasar > Dekat dengan sumber bahan baku saja > Tersedia tenaga kerja > Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi > Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja . > Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
  • 94. > Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun. > Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah. Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik Ü Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih. Ü Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.Ü Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan. MANJEMEN PRODUKSI DAN RUANG LINGKUPNYA 1. PENGERTIAN MANAJEMEN Istilah “manajemen produksi” berubah menjadi “manajemen oprasi” seiring dengan pengembangan produk jasa yang jauh lebih mencolok bila dibandingkan dengan produk pabrikasi, sehingga orientasimenejemen oprasi menjadi lebih luas bukan saja pada bidang pabrik tetapi juga pada pengelolaan produk pada pelayanan dan jasa. Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan. Dalam
  • 95. manajemen juga terdapat proses pengendalian, pengelolaan, penganggaran, pemeriksaan, pencarian, dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi. Manajemen merupakan proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. MANAJEMEN MODERN Prinsip dasar Perilaku Organisasi dari tokoh manajemen modern :  Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat
  • 96.  Manajemen harus sistematik dan pendekatan yg digunakan harus dgn pertimbangan secara hati-hati  Organisasi sebagi suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai situasi  Pendekatan motivasional yg menghasilkan komitmen pekerja thd tujuan organisasi sangat dibutuhkan Pengertian Manajemen Produksi Serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output (Jay Helzer dan Barry Render, 2005:4). Penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi agar dapat dilakukan secara efisien (Pangestu Subagyo, 2000:1). Suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi–fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan (Edy Herjanto, 2003:2).
  • 97. Manajemen Produksi Pengertian Produksi : Kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dari bahanbahan atau sumber-sumber faktor produksi dengan tujuan untuk dijual lagi. Jenis produksi:  Produksi Langsung:  Produksi Primer (Ekstratif)  Produksi Sekunder  Produksi Tak Langsung Manajemen :  Sebagai Ilmu (Science)  ilmu terus berkembang  utk pembuatan keputsn  Sebagai Seni (Art)  perencanaan, kepemimpinan, komunikasi & segala sesuatu yang menyangkut manusia  Sebagai Profesi  Profesional : pembuatan keputusan berdasarkan prinsip umum  pendidikan formal
  • 98.  Para profesinal mendapatkan status karena prestasi bukan favorit, suku dan kriteria lain Proses Produksi Proses produksi terus menerus (continuous production): uatu proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Contoh: Pabrik Semen, Tekstil, Mobil. Proses produksi yang terputus-putus (intermiten production): Suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama. Contoh: Pengecoran Logam, Meubel. Ciri-Ciri Proses Produksi Terus-Menerus (Continuous Processes) • Produksi dalam jumlah besar (produksi massa), variasi produk sangat kecil dan sudah distandardisir.
  • 99. • Menggunakan product lay out atau departementation by product. • Mesin bersifat khusus (special purpose machines) • Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi. • Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti. • Tenaga kerja sedikit • Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil • Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak. • Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang fixed ( fixed path equipment ) menggunakan ban berjalan ( conveyor ). Teknik Proses Produksi • Proses Ekstraktif: Suatu proses produksi yang dijalankan dengan mengambil langsung dari sumber alam yang telah tersedia. Misalnya: proses penambangan batu bara, biji besi, biji emas, pengeboran minyak, perusahaan perikanan, perkebunan dan sebagainya.
  • 100. • Proses Analitik: Proses untuk menguraikan atau memisahkan dari suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam bentuk yang menyerupai jenis aslinya. Contoh: penyulingan minyak (pertamina). • Proses Fabrikasi: Suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan tersebut menggunakan alat seperti mesin, gergaji, pengepres, dan sebagainya. Contoh: pakaian, proses pembuatan sepatu dan sebagainya. • Proses Sintesis: Proses mengkombinasikan beberapa bahan (persenyawaan zat) dalam suatu bentuk produk. Contoh: perusahaan kimia, obat-obatan, gelas, kaca dan sebagainya. • Proses Assembling: Merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi menjadi produk baru (barang bam) tanpa merubah bentuk fisik susunan kimiawinya. Contoh: perusahaan karoseri mobil. WTN. perusahaan alat listrik dan sebagainya.
  • 101. Perkembangan Manajemen Produksi Terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang menunjang, yaitu : • Pembagian Kerja (Division of Labour) dan Spesialisasi • Revolusi industri • Perkembangan Alat dan Teknologi • Perkembangan Ilmu dan Metode Kerja dalam Era Manajemen Ilmiah Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Produksi a. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti. b. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung risiko. c. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti. d. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan yang lain. Manajemen modern menilai bahwa tidak ada satu cara atau pendekatan yang dapat digunakan pada seluruh situasi, manajemen pada dasarnya atas dua konsep utama, yaitu teori tentang perilaku organisasi (organizational behaviouf) dan manajemen kuantitatif (managemen science).
  • 102. a) Teori Perilaku Pandangan – pandangan umum dalam teori perilaku ini di tandai oleh tiga tingkatan kelompok perilaku, yaitu 1) perilaku individu per individu; 2) perilaku antar kelompok – kelompok social dan; 3) perilaku antar kelompok social. b) Teori Kuantitatif Teori kuantitatif memfokuskan perhitungan manajemen didasarkan atas perhitungan – perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Dalam setiap pemecahan masalah harus terlebih dahulu diketahui masalahnya dengan melakukaiatan kegiatan – kegiatan riset ilmiah, riset oprasional, teknik-teknik ilmiah seperti kegiatan penganggaran modal, perencanaan manajemen aliran kas, pengembangan setrategi produk, perencanaan program, pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya. Manajemen yang mana sebagai ilmu dan seni dapat diartikan sebagai upaya pencapaian tujuan dengan pendekatan yang mana menjelaskan fenomena – fenomena dan gejala – gejala menejemen serta mentransformasikan
  • 103. dan mengidentifikasikan proses manajemen berdasarkan kadar ilmiah. Komponen kaidah ilmiah didalam proses pengambilan keputusan ialah kumpulan pengetahuan tertentu seperti dinyatakan oleh perraturan – peraturan atau statement umum yang telah dipertahankan oleh berbagai tingkatan ujian dan pembuktian serta penyelidikan. Manajemen sebagai profesi penekanan utama dalam penyebutan manajemen sebagai profesi adalah pada kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau manajer dengan menggunakan keahlian tertentu. Seseorang yang memiliki keahlian dan keterampilan tertentu akan memperoleh status dan insentif manakala mereka terlibat dalam organisasi. Oleh sebab itu mereka yang bekerja dalam organisasi dengan menggunakan keahlian dikelompokkan dengan kelompok manajemen professional. Profesionalisme manajemen dikategorikan kedalam suatu proses yang memang membutuhkan suatu keahlian tertentu serta posisi dan keahliannya diakui oleh masyasrakat.
  • 104. Manajemen sebagai kumpulan orang untuk mencapai tujuan setiap kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara kooperatif dalam organisasi disebut sebagai aktivitas manajemen.Kolektivitas orang – orang tersebut bergabung dalam satu organisasi dan dipimpin oleh seorang pemimpin (manajer) yang bertanggung jawab penuh atas upaya pencapaian tujuan secara efesien dan efektif. Pengendalian Produksi Materials Inventory • Carrying costs • Biaya-biaya pemeliharaan persediaan. • Order costs • Biaya-biaya yang dilibatkan dalam penempatan pesanan. • Just-in-time (JIT) system • Mengurangi persediaan dengan frekuensi pesanan persediaan. • Materials requirements planning (MRP) • Memastikan material ada tersedia ketika diperlukan. Pengendalian Produksi Inventory Control Inventory control: proses pengelolaan persediaan pada tingkat level biaya minimal.
  • 105. Pengendalian ini meliputi : • Materials inventory. • Work-in-process inventory. • Finished goods inventory. Pengendalian Produksi Scheduling  Production Schedule: Sebuah rencana waktu dan volume tugas produksi.  Techniques used in scheduling: - Gantt chart, Memperkirakan waktu untuk masing-masing tugas dalam proses produksi. - PERT chart, Skedul tugas-tugas untuk mengurangi kelambatan dalam proses produksi. Pengendalian Produksi Quality Control  Proses penentuan apakah kualitas sebuah produk atas jasa memenuhi tingkatan mutu  Identifikasi peningkatan yang mungkin diutuhkan dalam proses produkasi Pengendalian Produksi Routing Process • Hadirkan urutan tugas yang diperlukan untuk melengkapi produksi suatu produk.