Dokumen tersebut membahas definisi dan teori-teori semantik. Semantik didefinisikan sebagai kajian makna dalam bahasa, yang melibatkan berbagai aspek seperti konteks, budaya, dan psikologi. Beberapa teori semantik yang disebutkan meliputi teori representasi mental, behaviorisme, dan analisis komponen. Teori-teori ini berupaya menjelaskan hubungan antara bahasa dan makna.
1. Semantik adalah kajian tentang makna yang berasal dari bahasa Yunani "sema" yang bermakna menunjukkan, bererti, dan bermakna.
2. Terdapat dua pendekatan untuk memahami konsep makna, yaitu pendekatan anatikal (referensial) dan pendekatan operasional (kontekstual).
3. Makna suatu kata dapat berubah akibat berbagai faktor seperti perkembangan bahasa, perubahan tanggapan penutur
Dokumen tersebut membahas definisi dan teori-teori semantik. Semantik didefinisikan sebagai kajian makna dalam bahasa, yang melibatkan berbagai aspek seperti konteks, budaya, dan psikologi. Beberapa teori semantik yang disebutkan meliputi teori representasi mental, behaviorisme, dan analisis komponen. Teori-teori ini berupaya menjelaskan hubungan antara bahasa dan makna.
Bidang semantik dan pragmatik mempelajari makna bahasa namun dengan pendekatan yang berbeza. Semantik lebih fokus pada makna bahasa secara abstrak dan logika, sedangkan pragmatik melihat makna dalam konteks penggunaan bahasa dan hubungannya dengan penutur serta situasi. Kedua bidang ini saling melengkapi dalam menghuraikan makna secara menyeluruh.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara semantik dan pragmatik. Semantik mempelajari makna secara internal atau bebas konteks, sedangkan pragmatik mempelajari makna secara eksternal atau terkait konteks. Meskipun demikian, semantik dan pragmatik saling melengkapi dalam menelaah makna bahasa. Semantik melihat makna sebagai hubungan antara bentuk dan makna, sedangkan pragmatik melihatnya sebagai hubungan antara
Dokumen tersebut membahas tentang makna dalam linguistik, terutama dalam bidang semantik. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual, serta relasi antara tanda bahasa dan konsep yang dimaksud.
Dokumen tersebut membahas model analisis wacana yang diajukan oleh dua tokoh yaitu Sato Hirobumi dan Sanat Md. Nasir. Sato Hirobumi memperkenalkan konsep runtutan dan struktur maklumat sedangkan Sanat Md. Nasir mengemukakan Teori Atqakum, konsep tautan, dan konsep struktur tema dalam analisis wacana. Kedua tokoh tersebut telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan kajian wacana di Indonesia.
1. Semantik adalah kajian tentang makna yang berasal dari bahasa Yunani "sema" yang bermakna menunjukkan, bererti, dan bermakna.
2. Terdapat dua pendekatan untuk memahami konsep makna, yaitu pendekatan anatikal (referensial) dan pendekatan operasional (kontekstual).
3. Makna suatu kata dapat berubah akibat berbagai faktor seperti perkembangan bahasa, perubahan tanggapan penutur
Dokumen tersebut membahas definisi dan teori-teori semantik. Semantik didefinisikan sebagai kajian makna dalam bahasa, yang melibatkan berbagai aspek seperti konteks, budaya, dan psikologi. Beberapa teori semantik yang disebutkan meliputi teori representasi mental, behaviorisme, dan analisis komponen. Teori-teori ini berupaya menjelaskan hubungan antara bahasa dan makna.
Bidang semantik dan pragmatik mempelajari makna bahasa namun dengan pendekatan yang berbeza. Semantik lebih fokus pada makna bahasa secara abstrak dan logika, sedangkan pragmatik melihat makna dalam konteks penggunaan bahasa dan hubungannya dengan penutur serta situasi. Kedua bidang ini saling melengkapi dalam menghuraikan makna secara menyeluruh.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara semantik dan pragmatik. Semantik mempelajari makna secara internal atau bebas konteks, sedangkan pragmatik mempelajari makna secara eksternal atau terkait konteks. Meskipun demikian, semantik dan pragmatik saling melengkapi dalam menelaah makna bahasa. Semantik melihat makna sebagai hubungan antara bentuk dan makna, sedangkan pragmatik melihatnya sebagai hubungan antara
Dokumen tersebut membahas tentang makna dalam linguistik, terutama dalam bidang semantik. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual, serta relasi antara tanda bahasa dan konsep yang dimaksud.
Dokumen tersebut membahas model analisis wacana yang diajukan oleh dua tokoh yaitu Sato Hirobumi dan Sanat Md. Nasir. Sato Hirobumi memperkenalkan konsep runtutan dan struktur maklumat sedangkan Sanat Md. Nasir mengemukakan Teori Atqakum, konsep tautan, dan konsep struktur tema dalam analisis wacana. Kedua tokoh tersebut telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan kajian wacana di Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis makna, relasi makna, dan perubahan makna dalam bahasa Indonesia. Jenis-jenis makna dibedakan berdasarkan kriteria seperti jenis semantik, adanya referen, makna denotatif dan konotatif, sedangkan relasi makna meliputi sinonim, antonim, dan hiponim. Teks juga membahas tentang perubahan makna yang dapat terjadi secara diakronis."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis wacana secara umum, mulai dari definisi, ciri-ciri, jenis, penggunaan, serta pandangan analisis wacana terhadap realitas sosial. Analisis wacana adalah kajian bahasa secara ilmiah yang melihat bahasa sebagai sarana komunikasi dan cara untuk memahami makna tuturan dalam konteks sosial.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan klasifikasi makna leksikal dalam bahasa Melayu, termasuk definisi semantik, sinonim, antonim, dan jenis-jenisnya.
2) Semantik adalah ilmu yang mengkaji makna perkataan, frasa, ayat, dan ujaran. Sinonim adalah perkataan yang mempunyai makna sama, sementara antonim adalah perkata
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...darminladiro
Tugasan ini memberikan ringkasan tentang 5 jenis makna dalam bahasa Melayu yaitu makna leksikal, gramatikal, kontekstual, referensial, dan asosiatif. Makna leksikal adalah makna kata sebelum mengalami perubahan bentuk sedangkan makna gramatikal timbul dari proses gramatikal seperti imbuhan. Makna kontekstual bergantung pada konteks penggunaan kata. Makna referensial menunjuk langsung pada suatu referensi
Semantik adalah kajian tentang makna pada berbagai tingkatan bahasa seperti morfem, kata, frasa, ayat, dan wacana. Terdapat berbagai teori semantik yang mencoba menjelaskan konsep makna, seperti teori imej, behaviorisme, analisis komponen, dan logika simbolik. Masing-masing teori memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penjelasan makna.
Dokumen tersebut membahas tentang medan makna dalam bahasa Indonesia. Medan makna adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bidang kebudayaan atau realitas tertentu yang direalisasikan oleh kata-kata berhubungan maknanya. Kata-kata dalam medan makna dapat digolongkan menjadi kolokasi dan set, dimana kolokasi menunjuk hubungan sintagmatik linear antar kata, sedangkan set menunjuk pada hubungan paradigmat
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar teori semantik. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian semantik menurut para ahli, sejarah perkembangan studi semantik, hubungannya dengan ilmu lain seperti sosiologi dan antropologi, serta batasannya dalam mempelajari makna.
Tugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayuAhmad NazRi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang bahasa Melayu klasik dan perkembangannya hingga bahasa Melayu modern.
2. Bahasa Melayu klasik berkembang sejak abad ke-13 hingga abad ke-19 di bawah pengaruh agama Islam dan tulisan Jawi.
3. Bahasa Melayu modern mulai berkembang pada abad ke-19 di bawah pengaruh penjajahan Barat.
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis makna, relasi makna, dan perubahan makna dalam bahasa Indonesia. Jenis-jenis makna dibedakan berdasarkan kriteria seperti jenis semantik, adanya referen, makna denotatif dan konotatif, sedangkan relasi makna meliputi sinonim, antonim, dan hiponim. Teks juga membahas tentang perubahan makna yang dapat terjadi secara diakronis."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis wacana secara umum, mulai dari definisi, ciri-ciri, jenis, penggunaan, serta pandangan analisis wacana terhadap realitas sosial. Analisis wacana adalah kajian bahasa secara ilmiah yang melihat bahasa sebagai sarana komunikasi dan cara untuk memahami makna tuturan dalam konteks sosial.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan klasifikasi makna leksikal dalam bahasa Melayu, termasuk definisi semantik, sinonim, antonim, dan jenis-jenisnya.
2) Semantik adalah ilmu yang mengkaji makna perkataan, frasa, ayat, dan ujaran. Sinonim adalah perkataan yang mempunyai makna sama, sementara antonim adalah perkata
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...darminladiro
Tugasan ini memberikan ringkasan tentang 5 jenis makna dalam bahasa Melayu yaitu makna leksikal, gramatikal, kontekstual, referensial, dan asosiatif. Makna leksikal adalah makna kata sebelum mengalami perubahan bentuk sedangkan makna gramatikal timbul dari proses gramatikal seperti imbuhan. Makna kontekstual bergantung pada konteks penggunaan kata. Makna referensial menunjuk langsung pada suatu referensi
Semantik adalah kajian tentang makna pada berbagai tingkatan bahasa seperti morfem, kata, frasa, ayat, dan wacana. Terdapat berbagai teori semantik yang mencoba menjelaskan konsep makna, seperti teori imej, behaviorisme, analisis komponen, dan logika simbolik. Masing-masing teori memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penjelasan makna.
Dokumen tersebut membahas tentang medan makna dalam bahasa Indonesia. Medan makna adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bidang kebudayaan atau realitas tertentu yang direalisasikan oleh kata-kata berhubungan maknanya. Kata-kata dalam medan makna dapat digolongkan menjadi kolokasi dan set, dimana kolokasi menunjuk hubungan sintagmatik linear antar kata, sedangkan set menunjuk pada hubungan paradigmat
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar teori semantik. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian semantik menurut para ahli, sejarah perkembangan studi semantik, hubungannya dengan ilmu lain seperti sosiologi dan antropologi, serta batasannya dalam mempelajari makna.
Tugasan bmm 3112 perkembangan bahasa melayuAhmad NazRi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang bahasa Melayu klasik dan perkembangannya hingga bahasa Melayu modern.
2. Bahasa Melayu klasik berkembang sejak abad ke-13 hingga abad ke-19 di bawah pengaruh agama Islam dan tulisan Jawi.
3. Bahasa Melayu modern mulai berkembang pada abad ke-19 di bawah pengaruh penjajahan Barat.
Dokumen tersebut membahas tentang bahasa baku dan tidak baku. Definisi bahasa baku adalah ragam bahasa yang pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah standar, sedangkan bahasa tidak baku tidak memenuhi kaidah tersebut. Fungsi bahasa baku adalah sebagai pemersatu, pemberi kekhasan, kerangka acuan, dan pembawa kewibawaan bagi penuturnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian semantik dan jenis-jenisnya. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa, terutama hubungan antara tanda bahasa dengan makna. Terdapat beberapa jenis semantik seperti semantik leksikal yang mempelajari makna kata, semantik gramatikal yang mempelajari makna dalam tataran gramatika, dan semantik kontekstual yang mempelajari perubahan makna
Modul ini membahas lingkup kajian makna secara semantik dan pragmatik, relasi makna antara kata, serta makna kata, frasa, dan kalimat. Topik utama meliputi perbedaan antara semantik dan pragmatik, objek kajian semantik seperti makna kata dan relasi antarkata, serta makna frasa dan kalimat."
Teks tersebut membahas pengertian dan pendekatan dalam analisis wacana, termasuk pendekatan positivis, fenomenologi, dan post-strukturalisme. Analisis wacana digunakan untuk memahami makna yang tersirat dalam teks, tidak hanya arti harfiahnya."
Kajian wacana mencakup berbagai aspek komunikasi manusia, termasuk antropologi, sosial, dan pragmatis. Ada pola-pola, aturan, dan prinsip-prinsip yang saling terkait dalam membangun komunikasi sehingga tujuan dan maksudnya dapat tercapai. Kajian wacana menjelaskan berbagai kemungkinan kesalahan interpretasi dalam komunikasi dan bagaimana wacana merupakan proses yang membentuk dan dibentuk oleh
Semantik berhubungan erat dengan bidang ilmu lain seperti linguistik, filsafat, psikologi, dan sosiologi. Semantik mempelajari makna dalam bahasa yang memiliki hubungan dengan unsur-unsur luar bahasa seperti pemikiran, jiwa, dan masyarakat.
Tajuk 7 membahasikan tiga bidang struktur linguistik yaitu semantik, pragmatik, dan analisis wacana. Semantik mengkaji makna, pragmatik mengkaji penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi, dan analisis wacana mengkaji bahasa pada tingkat yang lebih besar dari kalimat.
Tajuk 7 membahasikan tiga bidang struktur linguistik yaitu semantik, pragmatik, dan analisis wacana. Semantik mengkaji makna, pragmatik mengkaji penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi, dan analisis wacana mengkaji bahasa pada tingkat yang lebih besar dari kalimat.
Teks tersebut membahas tentang aspek-aspek makna dan semantik dalam linguistik. Terdapat beberapa aspek makna menurut para ahli, yaitu pengertian, nilai rasa, nada, dan maksud. Jenis-jenis makna dalam semantik antara lain makna emotif, konotatif, kognitif, referensial, dan piktorikal. Teks ini juga membahas para ahli yang membedah konsep semantik dan makna serta hubungannya dengan unsur-unsur b
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya ilmu semantik bagi guru bahasa Melayu dan menjelaskan beberapa aspek makna yang perlu diketahui, yaitu: (1) makna leksikal, gramatikal, kontekstual, dan referensial yang membentuk makna kata, (2) hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sejarah, serta (3) pentingnya memahami as
1. Menurut Kamus Dewan edisi keempat (2010: 1659), teori ialah pendapat (bersifat
pandangan yang tidak dapat dibuktikan dengan kukuhnya) yang dikemukakan untuk
menerangkan sesuatu perkara dan lain-lain. Menurut Lyons (1993: 483), semantik
mellibatkan interprestasi konotatif, rujukan denotatif, syarat benar, struktur argumentasi
(penafian) dan peraturan tema yang kesemuanya mempunyai pertalian dengan
sintaksis atau ayat. Kajian semantik pada aras kata misalnya, dapat dibahagikan
kepada makna denotasi, konotasi, ekstensi, intensi, kiasan, kognitif, referensial, sempit,
luas, konstruksi dan kontekstual. Walau bagaimanapun, deretan makna tersebut dapat
dikelompokkan kepada dua sahaja, iaitu makna leksikal dan makna gramatikal atau
struktural. Makna leksikal dapat dihubungkan dengan makna rujukan dengan
berdasarkan makna kamus. Sementara makna gramatikal mempunyai keahlian yang
kecil, tetap, tertutup dan dapat dikaitkan dengan perbezaan antara subjek dengan
objek; pertentangan ketentuan, kala, bilangan; perbezaan antara kenyataan,
pertanyaan dan permintaan.
Selanjutnya, menurut Brown dan Yule (1983: 240), menerangkan semantik
dianalisis melalui sintaksis yang membabitkan wacana atau teks secara
keseluruhannya. Analisis ini mempertimbangkan sintaksis dan semantik yang berfungsi
untuk menerangkan ciri-ciri linguistik sesuatu wacana. Setiap nilai maksud atau makna
yang dianalisis mestilah tepat dan sesuai dengan fakta pada ketika pengkaji itu
menjalankan kajian dan dapat digeneralisasikan. Misalnya, mendung bermakna hari
hujan dan sokongannya sangat bermakna bagi kami. Setiap ujaran tersebut membawa
makna yang berbeza berdasarkan penggunaannya. Dengan erti kata lain, dari segi
semantik, setiap ujaran itu mempunyai nilai makna yang berbeza. Contohnya, ujaran
(mendung bermakna hari hujan) yang mengaitkan „mendung‟ dengan „hujan‟
kelihatannya tidak melibatkan aspek linguistik. Namun demikian, jika dipandang dari
segi semantik, „mendung‟ merupakan satu tanda yang ada yang kaitannya dengan
tanda yang lain, iaitu „hujan‟. Dalam hal ini menerangkan tentang tarikan pemerhatian
ahli bahasa untuk mengkaji makna dalam bidang semantik.
Tambahan lagi, menurut Siti Hajar Abdul Aziz (2009), semantik membekalkan
kajian makna ayat untuk bahasa dengan cara menghuraikan makna secara spesifik,
iaitu berlandaskan situasi ayat-ayat dalam bahasa. Misalnya, semua pengguna jalan
2. raya mempunyai tanggapan makna yang sama tentang warna lampu isyarat jalan raya,
iaitu „merah‟ bermaksud berhenti, „hijau‟ bermaksud jalan dan „kuning‟ bermaksud
bersedia untuk berhenti. Dalam situasi pertuturan pula, penutur menggunakan bahasa
yang bermakna apabila mereka menuturkan sesuatu bunyi bahasa atau ujaran.
Sebahagian besar nya berkaitan dengan makna rujukan. Apabila seseorang individu itu
menuturkan tentang sesuatu, dia sebenarnya merujuk kepada benda, orang, konsep
atau membuat komen. Dia menggunakan sumber sintektikal dan fonologikal bahasa
dari segi semantik untuk menggambarkan atau membayangkan makna. Seterusnya,
makna pertuturan dapat diperoleh dengan berdasarkan konteks pertuturan itu berlaku.
Lantaran itu, teori rujukan merupakan salah satu teori makna. Kata digunakan
sebagai cara untuk merujuk kepada dunia luar. Namun demikian, ada kata yang bukan
merupakan rujukan seperti „mungkin‟, „jika‟, „bukan‟, dan „oleh itu‟. Justeru, kata nama
merupakan contoh terbaik bagi memperkatakan rujukan seperti „Musa‟, „jururawat‟ dan
„menteri‟ kesemuanya merujuk kepada individu tertentu. Namun begitu, kelemahan
teori ini ialah teori ini tidak merujuk kepada sesuatu yang abstrak mahupun yang ghaib.
Oleh itu, terhasilah satu lagi teori yang dikenali teori representasi mental. Teori ini
merujuk kepada imej dalam otak dan wujud padanan dengannya di dunia nyata.
Misalnya, bunga mawar sebagai imej yang terdapat dalam minda seseorang dan
dihubungkan dengan bunga mawar di dunia nyata. Selain teori tersebut terdapat
beberapa teori lain yang telah diketengahkan dalam kajian semantik. Teori tersebut
diperkenalkan sejak timbulnya perdebatan tentang persoalan makna dalam kajian
linguistik. Sehingga kini, tiada satu teori semantik yang dapat dianggap lebih baik
daripada teori yang lain memandangkan setiap teori mempunyai analisis yang tersendiri
dalam mengkaji makna.
Selain itu, melalui laman sesawang Rujuk Nota
(2009/http://rujuknota.blogspot.com/2009/09/teori-kajian-semantik.html), bidang
semantik merupakan kajian linguistik yang paling sukar kerana untuk mengkaji makna,
kita juga harus melihat aspek kebudayaan, konteks, psikologi penutur, alam
pemikirannya, hubungan sosial penutur dan pendengar, tajuk perbincangan, dan
sebagainya. Pada awal abad ke-20 para pengkaji hanya berminat kepada aspek
perubahan makna, pengelasan makna dan sebab-sebab berlakunya perubahan makna
3. sesuatu perkataan. Semantik juga selanjutnya telah dijadikan sebagai dasar untuk
penghuraian bahasa. Pada tahun 1930-an, kajian semantik hanya tertumpu kepada
semantik huraian. Pada pertengahan dan akhir abad ke-20, bidang semantik semakin
popular dengan lahirnya golongan linguistik transformasi. Semantik dianggap sama
pentingnya dengan kajian terhadap struktur bahasa. Banyak teori tentang timbulnya
bahasa dan bagaimana bahasa tersebut berhubungan dengan makna telah
dikemukakan oleh ahli-ahli bahasa. Antara yang utama ialah teori behaviorisme, teori
analisis komponen, dan teori logik simbolik.
Seterusnya, melalui laman sesawang Teori Semantik
(2009/http://cikgimoon.blogspot.com/2009/10/teori-semantik.html), teori adalah
pendapat atau pandangan yang dikemukakan untuk menerangkan sesuatu perkara.
Teori merupakan prinsip atau dasar pembentukan sesuatu ilmu. Teori linguistik
merupakan prinsip dan dasar untuk menganalisis dan menghuraikan data bahasa.
Manakala teori semantik adalah teori yang dapat meletakkan makna pada setiap
perkataan dan ayat yang berkaitan dengannya dalam sesuatu bahasa. Melalui laman
sesawang ini Kempson (1991: 2), telah membicarakan tentang teori semantik yang
merupakan sebahagian daripada teori linguistik am. Teori – teori tersebut termasuklah
seperti teori imegan, teori behaviosme, teori analisis komponen dan teori lagik simbolik.
Bagaimanapun, untuk memenuhi tuntutan kepadaan, satu – satu teori semantik itu
mestilah memenuhi sekurang-kurangnya tiga syarat, iaitu teori tersebut mesti mencerap
bagi mana-mana bahasa sifat makna perkataan dan makna ayat, dan menjelaskan sifat
hubungan antara unsur tersebut. Selain itu, teori itu mesti berupaya meramalkan
ketaksaan dalam bentuk-bentuk unsur bahasa, sama ada perkataan atau ayat. Akhir
sekali, teori berkenaan mesti mencirikan dan menjelaskan hubungan sistematik antara
perkataan dan antara ayat sesuatu bahasa, iaitu teori tersebut mesti memberi huraian
yang agak jelas hubungan sinonim, perangkuman logik, pertentangan, dan
sebagainya. Mana-man teori yang gagal menepati ketiga-tiga syarat di atas, sama ada
antaranya atau semuanya sekali, pastilah tidak memadai sama ada dari segi prinsipnya
atau pada bahagian tertentu teori itu.
Melalui laman sesawang Teori Semantik (2009/
http://rujuknota.blogspot.com/2009/09/teori-kajian-semantik.html). Bidang semantik
4. merupakan bidang kajian linguistik yang paling sukar kerana untuk mengkaji makna,
kita juga harus melihat aspek kebudayaan, konteks, psikologi penutur, alam
pemikirannya, hubungan sosial penutur dan pendengar, tajuk perbincangan dan
sebagainya. Selain itu, pada awal abad ke-20 para pengkaji hanya berminat kepada
aspek perubahan makna, pengelasan makna dan sebab-sebab berlakunya perubahan
makna sesuatu perkataan. Semantik juga selanjutnya telah dijadikan sebagai dasar
untuk penghuraian bahasa. Seterusnya pada tahun 1930-an, kajian semantik hanya
tertumpu kepada semantik huraian. Pada pertengahan dan akhir abad ke-20, bidang
semantik semakin popular dengan lahirnya golongan linguistik transformasi. Semantik
dianggap sama pentingnya dengan kajian terhadap struktur bahasa. Akhir sekali,
banyak teori tentang timbulnya bahasa dan bagaimana bahasa tersebut berhubungan
dengan makna telah dikemukakan oleh ahli-ahli bahasa. Antara yang utama ialah teori
imejan, teori behaviorisme, teori analisis komponen dan teori logik simbolik.
definisi semantik
Menurut Siti Hajar Abdul Aziz (2009), semantik berasal daripada perkataan Greek, iaitu
semantikos yang membawa maksud memberikan tanda, sesuatu gejala atau tanda atau
sesuatu yang bermakna. Semantik bermula daripada perkataan sema yang merujuk
kepada aspek makna atau maksud, iaitu makna seperti yang diungkapkan dalam
sesuatu bahasa atau sistem tanda yang lain. Merujuk kepada bahasa Inggeris,
meaning, mean, meant dan means kesemuanya merujuk kepada makna atau maksud
yang boleh digunakan dalam pelbagai situasi.
Selain itu, perkataan semantic yang digunakan pada hari ini berasal daripada
bahasa Perancis, iaitu semantique. Perkataan ini digunakan oleh Michael Breal sejak
abad ke-19 lagi. Semantik amat berbeza jika dibandingkan dengan sintaksis kerana
semantik mengkaji makna, manakala sintaksis mengkaji struktur bagi sesuatu sistem
tanda. Hal ini menegaskan bahawa sintaksis berfokuskan kepada bentuk dan bukan
makna. Disebaliknya, semantik pula dapat dikaitkan dengan bidang pragmatik. Bidang
pragmatik bermaksud mengkaji penggunaan tanda mengikut konteks oleh pengguna
atau penutur bahasa. Semantik juga bermaksud satu kajian yang teoritikal berkaitan
5. dengan makna dalam sistem tanda. Secara umumnya, semantik mempunyai dua jenis
ekspresi makna. Misalnya, „Pensyarah Bahasa Melayu saya Encik Rani‟. Dalam
konteks ayat tersebut menerangkan hubungan penyataan yang boleh dibahagikan
kepada beberapa unsur (tanda), benda dan keadaan dalam dunia sebenar. Selain itu,
ayat tersebut menerangkan hubungan pada tanda – tanda itu dengan tanda lain yang
juga disebut sebagai konsep.
Selanjutnya, menurut Akmajian et al. (1995: 222), menyatakan bahawa dalam
bidang linguistik, semantik bermaksud kajian tentang makna dan bahasa. Semantik
berkaitan dengan kajian berkaitan unit linguistik dan prinsip gabungannya. Dalam
bidang logik, semantik dilihat atau ditafsirkan sebagai kajian tentang rujukan linguistik
atau denotasi dan syarat kebenaran. Kajian semantik boleh dibuat dari aras kata atau
pada aras yang paling tinggi , iaitu kalimat yang terhasil daripada frasa dan ayat. Fakta
semantik merupakan maklumat atau bahagian penting dalam tatabahasa kerana
tatabahasa digunakan untuk menghuraikan sesuatu bahasa.
Seterusnya, menurut Stalnaker (1972: 383), menyatakan bahawa sintaksis
mengkaji ayat, manakala semantik mengkaji preposisi. Tokoh ini telah menjelaskan
bahawa semantik memperjelas peraturan untuk menyesuaikan ayat dalam bahasa
dengan preposisi yang diungkapkan. Dalam semua perkara, peraturan tersebut
sememangnya tidak mendapat penyesuaian ayat secara terus dengan preposisi.
Sebaliknya, penyesuaian ayat dengan preposisi berkaitan dengan konteks ayat tersebut
digunakan.
Tambahan lagi, semantik ialah kajian tentang makna yang diaplikasikan pada
spek makna ayat dari segi bentuk logiknya. Menurut Sperber dan Wilson (1980), yang
memperkenalkan Semantik Sistem Penuh berpendapat pada situasi yang sebenar
bahawa konsep semantik tidak dapat menerbitkan makna sebenar sesuatu ujaran
kerana ia mengabaikan konteks dan kontekstualiti. Sebaliknya, perkara yang
diutamakan ialah bentuk logik yang membentuk sebahagian daripada nahu sesuatu
bahasa. Hal ini menerangkan bahawa semantik mengkaji makna dari segi permaknaan
pada peringkat linguistik tulen. Dengan erti kata lain, kajian semantik khusus pada
peringkat tatabahasa dan nahu bentuk logik sahaja.
6. Lantaran itu, menurut Siti Hajar Abdul Aziz (2009), sematik ialah bidang kajian
tentang aspek makna dalam bidang ilmu linguistik. Semantik sebahagian daripada
bidang kajian tatabahasa secara khusus, iaitu merujuk kepada kajian yang melibatkan
struktur dalam sesuatu bahasa seperti juga aspek kajian fonologi, morfologi dan
sintaksis. Semantik merupakan komponen tatabahasa yang sukar difahami kerana
berkaitan dengan perkara abstrak yang memerlukan taakulan yang tinggi. Sehubungan
itu, hingga kini suatu teori makna dalam bidang linguistik yang bersifat autoritatif serta
menyeluruh belum dapat diketengahkan secara mantap.
Sehubungan itu, semantik ialah kajian linguistik yang menanalisis makna baik
pada peringkat morfem, kata, frasa, ayat atau wacana dan hubungannya dengan idea,
konsep dan emosi. Makna diertikan sebagai maksud, idea atau konsep yang boleh
dipindahkan daripada fikiran penutur kepada fikiran pendengar. Semantik atau makna
merupakan situasi apabila penutur mengujarkan kata dan mendapat gerak balas seperti
yang dijangkakan daripada pendengar. Makna ujaran atau ayat bukan ditentukan oleh
makna kata semata – mata, tetapi juga faktor lain seperti intonasi, gaya pengucapan,
tujuan, konteks penutur dan pendengar. Pendapat lain mengenai semantik mengikut
pendapat tokoh, iaitu menurut Sperber dan Wilson (1980), memberi pengertian
semantik sebagai kajian tentang makna yang diaplikasikan pada aspek makna ayat dari
segi logiknya, khususnya pada peringkat tatabahasa dan nahu bentuk logik.
Akhir sekali, melalui laman sesawang Rujuk Nota
(2009/http://rujuknota.blogspot.com/2009/09/definisi-semantik.html), istilah „semantik‟
berasal dari perkataan Yunani „semantickos‟ yang bermaksud „penting; bererti‟.
Semantik ialah cabang linguistik yang akan membahas erti atau makna J.W.M. Verhar
(1996) dalam laman sesawang ini. Menurut Kamus Dewan (1997: 1228) dalam laman
sesawang ini, semantik ialah bidang yang mengkaji dan menganalisis makna kata dan
ayat. Manakala, menurut Abdul Chaer (1994), dalam laman sesawang ini, semantik
ialah kajian tentang makna perkataan dan penambahan makna sesuatu makna kata.
kesimpulan semantik
7. Memilih kata yang sesuai digunakan dalam perbualan bukanlah sesuatu yang mudah.
Oleh itu, pilihan kata atau diksi perlulah sesuai dengan konteks. Dalam hal ini ilmu
semantik amat berguna bagi membantu penutur memilih kata dan ayat yang betul
dalam perbualan. Kita kadangkala memilih untuk menggunakan konotasi dibandingkan
dengan memilih denotasi. Namun demikian, jika kata itu mengandungi konotasi yang
salah, ia boleh menyebabkan kesalafahaman atau kesalahtanggapan pada pihak
pendengar.
Selain itu, ada kata yang dianggap sopan dan ada kata yang dianggap kasar,
malah ada kata tertentu yang dianggap salah jika digunakan pada orang-orang
tertentu. Kata „mengandung‟, „hamil‟, dan „bunting‟ mempunyai nilai emotif dan
digunakan pada orang yang tertentu. Demikian juga jika kita berkata “Diam! Jangan
bising!” bermakna orang yang kita hadapi itu mempunyai status yang sama atau lebih
rendah daripada kita. Sebaliknya, jika kita berkata “Tuan-tuan dan puan-puan diminta
bertenang” bermakna orang yang kita hadapi itu dianggap sedarjat tingkat sosialnya.
Secara kesimpulannya, setiap teori dalam kajian semantik mempunyai
kelebihannya yang tersendiri. Namun begitu, rumusan yang dapat dibuat semasa
melakukan kajian teori semantik, iaitu menggunakan teori imejan dalam memberikan
makna sesuatu kata mengikut imej yang hadir di dalam minda kita. Teori imejan
merupakan teori yang hanya dapat memberikan makna sesuatu kata berdasarkan
kefahaman seseorang berkaitan dengan imej kata atau gambaran dalam proses
memberi makna kepada perkataan tersebut. Namun demikian, terdapat kelemahan
dalam teori ini yang hanya menggunakan imej sebagai pengukur makna perkataan. Hal
ini kerana pendapat atau gambaran seseorang dengan individu yang lain amatlah
berbeza dari segi pemberian makna.