SlideShare a Scribd company logo
M e n g g e r a k k a n T r a d i s i , M e n e g u h k a n I n d o n e s i a 
E d i s i 1 5 / N o v e m b e r 2 0 1 4 Sekadar Mendahului 
Persoalan agraria di Indonesia terus berlarat-larat bahkan kian bertambah kasusnya. 
Awalnya adalah kegagalan reofrma agraria yang berbuntut panjang pada perebutan 
lahan antara petani dengan pihak-pihak lain yang melipatganda di berbagai daerah. 
Untuk menyelesaikannya, Roy Murtadlo menekankan dalam tulisannya agar petani dan 
elit agama harus bersatu menentang kelaliman terhadap petani. Stigma masa lalu 
bahwa reforma agraria identik dengan komunis harus disudahi. 
Redaksi menerima tulisan dari pembaca berupa artikel, opini, berita melalui selasar.redaksi@gmail.com. 
Redaksi tidak bertanggung jawab atas isi tulisan.Tulisan itu adalah pandangan pribadi penulis. Newsletter 
ini adalah produk nonprofit. 
S 
Salah satu upaya rekonsiliasi korban30S dengan kaum santri dicontohkan dengan 
apik oleh Paguyuban Anak Bangsa di Batang, Jawa Tengah. Generasi muda NU seperti 
Saiful Huda Shodiq tergerak untuk terlibat membangun dialog karya antara dua 
kelompok tersebut. Rekonsiliasi bukan isapan jempol berkat konsistensi dan itikad baik. 
Selamat Membaca! 
Sikap pemaaf disebutkan 
sebagai 
tanda kebaikan seorang muslim. 
Penanggung jawab 
SekNas JGD 
Penasihat 
Alissa QM Wahid 
Heru Prasetia 
Pemimpin Redaksi 
Nabilah Munsyarihah 
Redaksi 
Ahmad, Afan, Isna, Purwanto, 
Rifqiya, Uzi, Yani 
Editor 
Kindi, Zia 
Tata letak dan ilustrator 
Zein Arrasyd 
Kontributor 
GUSDURian di berbagai daerah 
Sirkulasi 
Manajemen Informasi Jaringan 
GUSDURian
MMMeeennnggggggeeerrraaakkkkkkaaannn TTTrrraaadddiiisssiii 
Keluar dari Malapetaka 
Konflik Agraria 
Oleh: Roy Murtadho* 
2 
Rekaman Konflik Agraria 2013, per sektor. Grafis: Konsorsium Pembaruan Agraria 
Oyang ptimisme akan ideologi pembangunan sempat didengung-dengungkan 
sudah sepantasnya untuk 
dicampakkan oleh siapapun juga di negeri ini. 
Developmentalisme telah mengekalkan 
ketergantungan Indonesia terhadap Amerika 
dan negara kapitalis lainnya. 
Developmentalisme dan neo liberalisme telah 
terbukti membuat malapetaka bagi dunia 
ketiga, khususnya Indonesia. 
Dalam enam tahun terakhir, HuMa 
mencatat konflik agraria dan sumber daya alam 
(SDA) di Indonesia, terjadi menyebar di 98 kota 
dan kabupaten di 22 provinsi. Luasan area 
konflik mencapai 2.043.287 hektar atau lebih 
dari 20 ribu kilometer persegi alias setara 
separuh Sumatera Barat. 
Kesengsaraan Indonesia saat ini 
setidaknya diakibatkan oleh dua hal. Pertama, 
kapitalisasi sumber daya alam di Indonesia. 
Tepat pada sisi ini accumulation by 
dispossession sebagaimana diungkapkan David 
Harvey dengan vulgar dipraktikkan di Indonesia 
(Harvey, The New Imperialism, 2003). 
Bagaimana kapitalisme dipraktikkan di 
Indonesia? Studi Richard Robison dalam 
Indonesia: The Rise of Capital (1987), dan Vedi R 
Hadiz, Reorganising Power in Indonesia (2004), 
dengan gamblang menerangkan bagaimana 
kapitalisme dioperasikan di Indonesia. Lebih-lebih 
setelah terbitnya UU No.1/1967 tentang 
Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi pintu 
penguasaan kapitalis atas sumber daya alam 
Indonesia beserta kelonggaran perpajakan (UU 
1967 BAB VI ). 
Kedua, Gagal dilaksankannya land 
reform. Dalam pidato perayaan HUT RI tahun 
1960, -sebulan sebelum UUPA disahkan- yang 
E d i s i 1 5 / N o v e m b e r 2 0 1 4
3 
berjudul "Laksana Malaikat yang Menyerbu dari 
Langit. Jalannya Revolusi Kita". UU PA 
No.5/1960 yang dianggap Soekarno sebagai 
"kemajuan paling penting dalam revolusi 
Indonesia" tersebut gagal dilaksanakan akibat 
lambannya pelaksanaan reforma agraria dan 
ketidaksiapan birokrasi yang memicu 
ketidaksabaran massa rakyat tani. Khususnya 
yang diorganisir BTI dan PKI. Mereka 
melakukan pendudukan atas lahan-lahan tuan 
tanah priyayi-feodal yang berafiliasi pada PNI 
dan kiai-kiai yang berafiliasi dengan NU. 
Soekarno menegaskan pentingnya 
pelaksanaan land reform demi cita-cita revolusi 
nasional, “Revolusi Indonesia tanpa land reform 
adalah sama saja dengan gedung tanpa alas, 
sama saja dengan pohon tanpa batang, sama 
saja dengan omong besar tanpa isi.” Ia juga 
mengatakan, “Tanah tidak boleh menjadi alat 
penghisapan, Tanah untuk Tani! Tanah untuk 
mereka yang betul-betul menggarap tanah!” 
Program redistribusi tanah UUPA 
diinspirasikan oleh visi presiden Soekarno untuk 
merombak struktur agraria feodal dan kolonial, 
dan menciptakan jalan menuju apa yang 
disebut oleh dokumen Manifesto Politik 1960 
sebagai "masyarakat sosialis Indonesia". 
Program redistribusi ditargetkan pada tanah 
pertanian yang melebihi batas maksimum, 
tanah absente, tanah swapraja, dan "tanah 
negara" lainnya (Rachman, Land Reform Dari 
Masa Ke Masa, 2012, hlm. 4). 
Di pelbagai daerah saat ini tengah bergolak 
konflik perebutan lahan antara rakyat dengan 
korporasi. Sebagai contoh, di Kebumen selatan, 
petani melawan pendudukan lahan sepihak 
oleh TNI. Di Rembang petani menolak 
beroperasinya pabrik semen Indonesia. Apa 
yang mesti menjadi catatan kita adalah ketika 
konflik agraria bergolak, banyak elit agama 
menarik diri dari jalan perjuangan bersama 
rakyat. Di Kebumen selatan dan Rembang, 
kelompok elit beragama cenderung mengambil 
jarak dengan rakyat penolak penguasaan lahan. 
Kaum elit beragama masih hidup dalam narasi 
tentang bahaya komunisme. Bahwa mereka 
yang menuntut land reform, menolak 
beroperasinya tambang distempel sebagai 
kelompok PKI yang tengah bangkit. 
Dulu, gagalnya reforma agraria karena gerakan 
progresif (rakyat penolak tambang, penolak 
penguasaan perkebunan oleh perusahaan) 
dianggap sebagai kelompok yang 
mengobarkan kekerasan dan anti Tuhan. 
Sementara elit beragama menolak keduanya. 
Kemudian, setiap pikiran dan gerakan anti 
kapitalisme-liberalisme selalu diandaikan 
sebagai komunisme. Padahal banyak gerakan 
tani anti kapitalisme berangkat dari motif yang 
berbeda. Sangat gegabah kalau menyimpulkan 
setiap petani yang melek situasi adalah 
komunis dan layak untuk disembelih 
sebagaimana malapetaka '65. Kita ingat, pasca 
pembantaian yang dimotori oleh orde baru dan 
RPKAD itu kapitalisme dilapangkan jalannya 
untuk menguasai SDA Indonesia. 
Solusi yang mesti diupayakan adalah; pertama, 
menyatukan visi bahwa ideologi greedy yang 
menjadi tanda dari kapitalisme adalah musuh 
semua golongan. Kelompok beragama tak 
perlu canggung terlibat dalam advokasi dan 
pembelaan petani. Kedua, menggeser politik 
aliran menuju politik kelas. Bukankah para nabi 
menanggung tugas profetiknya untuk 
mengatakan 'tidak' pada kebatilan? Ketiga, 
mengembalikan keterkaitan antara elit agama 
dengan umat yang pada umumnya adalah 
proletariat dan lumpen proletariat, karena elit 
agama hanya dimungkinkan keberadaannya 
oleh umatnya. Keempat, membangun koalisi 
perjuangan rakyat untuk memperjuangkan 
kedaulatan tata milik, tata kelola, tata guna 
SDA dan itu berarti terlaksannya UU PA 
No.5/1960. Kalau tidak, percayalah kita tidak 
sedang memperjuangkan apa-apa. [] 
*) Direktur Pusat Kajian Pesantren dan Demokrasi Hasyim Asy'ari 
Pesantren Tebuireng, koordinator FNKSDA Jatim
Forum 
orang. Upaya keras yang dilakukan secara 
bersama-sama ini berbuah manis, daerah 
Batang didaulat menjadi basis rekonsiliasi akar 
rumput nasional karena daerah tersebut 
menjadi perintis. Ini dikarenakan konsistensi 
Saiful beserta teman-temannya untuk 
menggerakan rekonsiliasi secara aktif di 32 
daerah berbeda. Kemudian untuk ditiru dan 
diterapkan di daerahnya masing-masing. 
Proses rekonsialiasi dimulai sejak berdirinya 
Balai Pengobatan Akupuntur Margo Waras. Di 
balai tersebut, para anggota paguyuban 
melakukan beragam kegiatan seperti, diskusi, 
rapat, arisan, dan lain sebagainya. Dari 
kegiatan tersebut terjadi hubungan dialog dan 
interaksi. Kemudian secara langsung dan tidak 
langsung, sentimen masa lalu yang berupa 
kecurigaan hingga dendam perlahan 
menghilang. Relasi sosial pun terbangun. 
Tindakan nyata tersebut menjadi wujud 
keseriusan dari hasil kolaborasi ekstapol dan 
anak muda NU. 
Sampai kini, Paguyuban Anak Bangsa yang 
beralamatkan di Gang Anggrek, Jalan A.Yani, 
Kauman, Batang, Pekalongan, ini masih 
disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang 
mereka rintis bersama. Misalnya seperti 
berternak kelinci, untuk melakukan pendekatan 
ekonomi, sekaligus memupuk kepercayaan 
terhadap satu sama lain agar menjadi basis 
relasi. Selain itu, juga mengadakan seminar dan 
diskusi masih sering mereka adakan. 
Peringatan 10 Desember dan halal bi halal 
menjadi agenda tahunan yang sampai sekarang 
masih berjalan. Serangkaian kegiatan tersebut, 
setidaknya apa yang menjadi cita-cita 
paguyuban ini menurut salah seorang korban 
ekstapol yaitu, memanusiakan manusia sedikit 
demi sedikit kembali pulih dan hak-hak mereka 
kembali sama sepeti masyarakat pada 
umumnya. [Isna] 
Rekonsiliasi Aktif 
Akar Rumput 
4 
KTerputusnya emiskinan dan dimiskinkan. relasi politik, sosial, 
ekonomi. Sampai perlakuan 
diskriminatif dari berbagai pihak (negara 
maupun masyarakat) dan masih banyak lagi 
kondisi yang dialami oleh para ekstapol 
tertuduh terlibat dalam G30S. Sentimen negatif 
yang seperti itu masih terus berlangsung. 
Mengharapkan peran negara untuk menjadi 
aktor utama rekonsiliasi pun tak kunjung 
datang. 
Berangkat dari rasa keprihatinan tersebut. 
Beberapa anak muda Nahdlatul Ulama dari 
generasi pertama yang berseberangan dengan 
PKI. Salah satunya Saiful Huda Shodiq dan anak 
muda Nahdlatul Ulama lainnya yang tergabung 
dalam Komunitas ALUR (Aktivitas Layanan 
untuk Rakyat), berinisiatif untuk merangkul 
Komunitas Korban 65. 
Maka tercetuslah ide untuk mendirikan 
Paguyuban Anak Bangsa pada 10 Desember 
2001 di Batang. Paguyuban ini mempunyai 
tujuan besar, yaitu memulihkan sejarah kelam 
G30S dengan cara aktivitas kultural. Meski 
sejak awal banyak batu sandungan yang 
menghadang perjalanan paguyuban. Namun 
tidak menyurutkan tujuan utama yang diemban 
bersama. 
Sampai kini jumlah anggota yang 
tergabung dalam paguyuban ini berjumlah 30 
E d i s i 1 5 / N o v e m b e r 2 0 1 4
Melawan Melalui Lelucon 
Sbercerita eorang pejabat tinggi negara kita di muka umum tentang 
banyaknya oran indonesia yang 
Oleh KH. Abdurrahman Wahid 
mengobatkan dan memeriksa gigi mereka di 
singapura. Apakah sebabnya karena kita 
kekurangan dokter gigi, ataukah karena 
kualitas dokter gigi rendah? Ternyata tidak, 
karena yang menjadi sebab adalah di indonesia 
orang tidak boleh membuka mulut. 
Lelucon seperti ini jelas merupakan 
potensi terselubung (atau justru tidak) atas 
sulitnya menyatakan pendapat di negeri kita 
saat ini, sebagai akibat banyak ketentuan 
diberlakukan, seperti SARA ( Suku, Agama, Ras, 
dan Antar Golongan). 
Protes dengan lelucon memang tidak 
efektif, kalau dilihat dari sudut pandang politik. 
Memang ada gerakan politik besar dilandaskan 
pada lelucon semacam 'manifesto politik'-nya! 
Belum lagi betapa lucunya kalau program partai 
atau golkar mencatunkan kalimat 'menyalurkan 
aspirasi rakyat melalui lelucon'. Begitu juga 
akan ada kesulitan besar ketika nanti harus di 
rumuskan penafsiran resmi atau lelucon yang 
ditampilkan oleh gerakan politik. 
Akan tetapi, lelucon sebagai sebagai 
wahana ekspresi politik sebenarnya memiliki 
kegunaan sendiri, minimal, ia akan menyatakan 
bahasa rakyat banyak dan mengidentifikasi 
masalah-masalah yang dikeluhkan dan 
diresahkan. 
Ambillah misal lelucon berikut dari mesir, 
dikala mendiang presiden nasser masih 
berkuasa. Di masa itu larangan bepergian ke 
luar negeri masih ketat. Nah, pada suatu hari, 
nasser mengunjungi patung spinx (dalam 
bahasa arab dikenal sebagai Abul haul) dekat 
piramida di Gaza, diluar kota kairo. 
5 
Ingin berkonsultasi, Nasser tidak 
memperoleh jawaban sepatahpun dari patung 
sing berkepala manusia yang sudah ribuan 
tahun usianya itu. Penjelasan nasser bahwa ia 
adalah presiden yang berkuasa penuh tidak 
menghasilkan jawaban apapun. Berkali-kali hal 
itu terjadi, hingga suatu kali habis kesabaran 
nasser. Dijanjikannya, kalau saja sphinx itu mau 
menjawan maka apapun permintaannya akan 
dituruti nasser. Dengan penuh lara, 
menjawablah sang sphinx: 'Exit Permit'. 
Lelucon juka memiliki kemampuan untuk 
menggalang kesatuan dan persatuan, minimal 
dengan jalan mengidentifikasi 'lawan bersama'. 
Seperti yang diibaratkan oleh lelucon berikut 
dari polandia. Dua orang bertemu, yang satu 
bertanya kepada kawannya: 'Hadiah apa yang 
diperoleh kalau memamerkan lambang serikat 
buruh solidaritas di moskow?' kawannya 
menjawab tidak tahu: Ápakah hadiahnya?'sang 
penanya pun kemudian menjawab sendiri teka-tekinya 
itu: 'Dua buah gelang dan satu rantai'. 
Kawannya kembali bertanya: 'Gelang apakah. 
Emas atau perak?'dijawab oleh sang penanya 
dengan singkat 'Borgol'. 
Lelucon juga dapat berfungsi kritik 
terhadap keadaan tidak menyenangkan di 
tempat sendiri, seperti lelucon pertama yang 
diuraikan oleh penulis di permulaan tulisan ini. 
Atau seperti lelucon berikut dari suriah: 
Seorang atlet lari dari suriah memenangkan 
rmas lomba lari olympiade. Prestasi 
mengagungkan di arena demikian terhormat. 
Pantas saja ia langsung di wawancarai, ditanya 
apa rahasia kemenangannya itu, sang atlet pun 
menjawab 'Mudah saja, tiap kali bersiap-siap 
akan start, saya bayangkan ada serdadu israel 
di belakang saya yang mau menembak saya'.
Acara ini dikoordinatori oleh Ubaidillah 
Fatawi, yang difasilitasi oleh Tata Khoiriyah dan 
Heru Prasetya. Acara yang berlangsung dari 
jam 10 pagi hingga 5 sore ini diikuti oleh 12 
pemuda Gusdurian Jogja. Tata khoriyah sebagai 
pemateri pertama mengungkapankan bahwa 
media mempunyai keefektifan yang tinggi 
dalam menyebarkan informasi dan gagasan. 
Sehingga, sangat tepat jika kita menggunakan 
media sosial untuk dijadikan media kampanye. 
“Karena gertakan di media sosial tanpa diikuti 
dengan gerakan sosial hanya akan menjadi 
pertukaran gagasan tanpa tindakan”,tambah 
Heru sebagai pemateri kedua. 
Diharapkan, dengan diadakannya pelatihan 
Social media ini, para penggiat gusdurian dapat 
meningkatkan kapasitasnya agar mampu 
memanfaatkan dan mengelola social media 
secara optimal untuk kampanye. 
GUSDURian Jogja: Pelatihan Sosial Media sebagai 
Media Kampanye 
Komunitas Pemikiran Gusdur Jogja 
mengadakan pelatihan Sosial Media sebagai 
Kampanye (14/09). Acara ini bertujuan 
mempersiapkan para anggota jaringan 
Gusdurian guna menyambut Era 
keterbukaan informasi yang sangat cepat 
dan transparan. 
Gusdurian Temanggung Peringati Hari Perdamaian Dunia 
KKKooonnngggkkkooowww 
KPerdamaian omunitas Gusdurian Temanggung bersama aktivis lintas agama di Temanggung memperingati Hari Dunia (International Peace Day) di Kabupaten Temanggung dengan cara berbeda dan 
unik. Para aktivis lintas agama di daerah penghasil tembakau ini memilih untuk menggelar aksi 
berbagi air sebagai sarana peringatan. Berbagi air diarahkan ke desa-desa yang mengalami kekeringan. 
Kegiatan berbagi air yang diikuti beberapa elemen organisasi maupun kelompok non organisasi ini yang 
dilakukan selama dua hari, pada hari Sabtu (20/9) diarahkan ke Kecamatan Kaloran dan Kecamatan 
Kandangan dengan dropping air masing-masing 3 tangki air. Sementara pada hari Minggu (21/9) air 
ditujukan ke Kecamatan Kandangan dengan sasaran enam dusun. 
Bantuan air bersih ini merupakan sasaran yang tepat karena daerah tersebut merupakan titik 
kekeringan yang cukup parah. Bentuk bantuan air yang diberikan tidak hanya memberikan kedamaian bagi 
masyarakat yang dilanda bencana kekeringan, namun juga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yang 
selama ini sulit diperoleh. 
6 E d i s i 1 5 / N o v emb e r 2 0 1 4
Pemuda Lintas Agama Kunjungi Makam Gus Dur 
dalam event YOT dan TOT 
Mlintas inggu, (1/9/14). Sejumlah pemuda agama di Jawa Timur yakni 
StaraMuda Community, PKPD 
Tebuireng, Pemuda GKJW Mojowarno dan 
Remas Mojowangi menggelar Diversity Youth 
Camp (DYC) & Training of Trainer (TOT) Conflict 
Transformation 2014 pada 19-21 September 
2014 DI Mahavihara Majapahit Trowulan 
Mojokerto. Kegiatan ini bertema “Promosi 
Perdamaian dan Transformasi Konflik oleh 
Pemuda Lintas Agama Melalui Potensi Kearifan 
Lokal dan Pemanfaatan Teknologi Informasi 
dan Komunikasi”. 
Salah satu rangkaian acara ini yakni 
melakukan kunjungan ke beberapa tempat 
yakni : Ponpes Tebuireng, makam Gus Dur dan 
GKJW Mojowarno. Peserta Camo ini juga akan 
Selamat Hari Toleransi 
7 
belajar tentang Pluralisme pada masa kerajaan 
Majapahit dengan mengunjungi situs-situs 
Majapahit di Trowulan, Mojokerto 
Kunjungan pertama mereka yakni Ponpes 
Tebuireng Jombang. Rombongan disambut 
oleh Gus Roy Murtadho. Setelah memberikan 
Sambutan, peserta DYC dan TOT ini menuju 
makam Gus Dur dan melakukan doa Lintas 
agama. Kemudian mereka melanjutkan 
perjalanan ke GKJW Mojowarno. Di Gereja 
tertua di Jawa ini peserta DYC & TOT Conflict 
Transformation 2014 akan belajar kearifan lokal 
yakni tradisi unduh-unduh
MMMaaatttiii KKKeeetttaaawwwaaa KKKooonnnflflfliiikkk 
Pergulatan 
Mpersoalan engakur pada akhirnya bukan minta maaf atau mengaku 
salah. Tetapi kerendahan hati untuk 
belajar dari masa lalu, melupakan dendam, dan 
melakukan sesuatu bersama. Jika konflik 
diwariskan, kita akan jadi generasi 
pendendam! 
Namun ternyata tidak sesederhana itu juga. 
Konflik yang harus diselesaikan secara hukum 
juga harus mendapatkan keadilannya. Atas 
nama kemanusiaan dan kecintaan terhadap 
alam, konflik-konflik atas tanah yang mewabah 
di seluruh pelosok negeri mesti diselesaikan 
dengan hukum yang adil. Menentang 
keuntungan yang diraih dengan merugikan 
pihak lain apalagi rakyat yang memiliki negeri. 
Laut & 
HUKUM 
araguay dikenal sebagai salah Psatu negara yang tidak 
mempunyai laut. Tapi anehnya, 
negara Amerika Latin ini punya 
panglima angkatan laut. Suatu ketika, 
kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini 
berkunjung ke negara Brasil. Dalam 
kunjungan itu ia menemui Panglima AL 
Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang 
ikut menemuinya bertanya seenaknya, 
"Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya 
laut, tapi punya panglima seperti 
Bapak." Dengan kalem sang tamu pun 
menanggapi, "Negeri Anda ini juga 
aneh, ya. Hukumnya tidak berjalan, tapi 
merasa perlu mengangkat seorang 
menteri kehakiman."

More Related Content

What's hot

Kerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragamaKerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragama
universitas negeri makassar
 
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaStrategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Firman Nugraha
 
Makalah kerukunan antar umat beragama
Makalah kerukunan antar umat beragamaMakalah kerukunan antar umat beragama
Makalah kerukunan antar umat beragama
Irsal Shabirin
 
Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat BeragamaKerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat Beragama
Yopi Adie
 
Implementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenialImplementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenial
EranioMuktiLazuardi
 
Kerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragamaKerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragama
Mushoddik Indisav
 
KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMASwee Mun
 
Hubungan Etnik Bab-6
Hubungan Etnik Bab-6Hubungan Etnik Bab-6
Hubungan Etnik Bab-6
Fadhil Ismail
 
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran dalam islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran dalam islamTopik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran dalam islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran dalam islam
Afif Syakir
 
Amalan terbaik sosial (mapan islam)
Amalan terbaik sosial (mapan islam)Amalan terbaik sosial (mapan islam)
Amalan terbaik sosial (mapan islam)
fi3acik
 
Lmcp1552 slide tugasan 3
Lmcp1552 slide tugasan 3Lmcp1552 slide tugasan 3
Lmcp1552 slide tugasan 3
RUQAIYAHRUSDI
 
Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.
adminpancasilamanaje1
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGiovanni Promesso
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 5 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 5   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 5   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 5 done
Mabriantama Wisastrio
 
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)Arief Rahman Hakim
 
Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaMakalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragama
AswanPrinting
 
Makalah pancasila kelompok 3
Makalah pancasila kelompok 3Makalah pancasila kelompok 3
Makalah pancasila kelompok 3
adminpancasilamanaje1
 
Evidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan RasulullahEvidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan Rasulullah
Supriadi Fadel
 

What's hot (20)

Kerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragamaKerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragama
 
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaStrategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
 
Makalah kerukunan antar umat beragama
Makalah kerukunan antar umat beragamaMakalah kerukunan antar umat beragama
Makalah kerukunan antar umat beragama
 
Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat BeragamaKerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat Beragama
 
Implementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenialImplementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenial
 
Kerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragamaKerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragama
 
KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMA
 
Hubungan Etnik Bab-6
Hubungan Etnik Bab-6Hubungan Etnik Bab-6
Hubungan Etnik Bab-6
 
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran dalam islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran dalam islamTopik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran dalam islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran dalam islam
 
Amalan terbaik sosial (mapan islam)
Amalan terbaik sosial (mapan islam)Amalan terbaik sosial (mapan islam)
Amalan terbaik sosial (mapan islam)
 
Lmcp1552 slide tugasan 3
Lmcp1552 slide tugasan 3Lmcp1552 slide tugasan 3
Lmcp1552 slide tugasan 3
 
Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 5 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 5   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 5   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 5 done
 
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
 
Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2
 
kerukunan antar umat beragama
kerukunan antar umat beragamakerukunan antar umat beragama
kerukunan antar umat beragama
 
Makalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaMakalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragama
 
Makalah pancasila kelompok 3
Makalah pancasila kelompok 3Makalah pancasila kelompok 3
Makalah pancasila kelompok 3
 
Evidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan RasulullahEvidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan Rasulullah
 

Similar to Selasar edisi 15

Pengertian masyarakat madani ( civic society )~PKN
Pengertian masyarakat madani ( civic society )~PKNPengertian masyarakat madani ( civic society )~PKN
Pengertian masyarakat madani ( civic society )~PKN
Khofifahh Indrianii
 
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan NasionalBerkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Alya Titania Annisaa
 
Wawancara iii
Wawancara iiiWawancara iii
Wawancara iii
Abner D Nero
 
Masyarakat multikultural
Masyarakat multikulturalMasyarakat multikultural
Masyarakat multikultural
Fajar Fajar
 
Jangan Biarkan Petani Lemah dan Bertarung Sendiri
Jangan Biarkan Petani Lemah dan Bertarung SendiriJangan Biarkan Petani Lemah dan Bertarung Sendiri
Jangan Biarkan Petani Lemah dan Bertarung Sendiri
Pindai Media
 
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 YogyakartaRangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
Resma Puspitasari
 
Sejarah Indonesia (Rangkuman Jawaban)
Sejarah Indonesia (Rangkuman Jawaban)Sejarah Indonesia (Rangkuman Jawaban)
Sejarah Indonesia (Rangkuman Jawaban)
Alimah Hanan
 
KELOMPOK 6 PUTARAN 2 Mata Kuliah Agama Islam
KELOMPOK 6 PUTARAN 2 Mata Kuliah Agama IslamKELOMPOK 6 PUTARAN 2 Mata Kuliah Agama Islam
KELOMPOK 6 PUTARAN 2 Mata Kuliah Agama Islam
abdulhamidalyFKIP
 
Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia
Pancasila Vs Ideologi-Ideologi DuniaPancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia
Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia
Rajabul Gufron
 
Kabar JKPP Edisi 4
Kabar JKPP Edisi 4Kabar JKPP Edisi 4
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOCPerjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Likamp
 
Kebijakan pemerintah Indonesia mengatasi konflik papua
Kebijakan pemerintah Indonesia mengatasi konflik papuaKebijakan pemerintah Indonesia mengatasi konflik papua
Kebijakan pemerintah Indonesia mengatasi konflik papua
AnisNurMaisyaroh
 
Sejarah GMKI : Sebuah Pengantar
Sejarah GMKI : Sebuah PengantarSejarah GMKI : Sebuah Pengantar
Sejarah GMKI : Sebuah Pengantar
Ericko Sinuhaji
 
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoPemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoLaras Kun Rahmanti Putri
 
Doktrin zionisme dan ideologi pancasila
Doktrin  zionisme dan ideologi pancasilaDoktrin  zionisme dan ideologi pancasila
Doktrin zionisme dan ideologi pancasila
Satrio Adi
 
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitasotonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
ANTON HILMAN
 
Refleksi filosofis sila kelima dalam kehidupan berbangsa & bernegara
Refleksi filosofis sila kelima dalam kehidupan berbangsa & bernegaraRefleksi filosofis sila kelima dalam kehidupan berbangsa & bernegara
Refleksi filosofis sila kelima dalam kehidupan berbangsa & bernegara
Agus Widiyanto
 
Sifat dan Bentuk Interaksi sosial budaya dalam pembangunan nasional
Sifat dan Bentuk Interaksi sosial budaya dalam pembangunan nasionalSifat dan Bentuk Interaksi sosial budaya dalam pembangunan nasional
Sifat dan Bentuk Interaksi sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fathimah Aulia
 
Makna & Arti Sila Keempat Pancasila
Makna & Arti Sila Keempat PancasilaMakna & Arti Sila Keempat Pancasila
Makna & Arti Sila Keempat Pancasila
Agus Widiyanto
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
Fauzan 'Math
 

Similar to Selasar edisi 15 (20)

Pengertian masyarakat madani ( civic society )~PKN
Pengertian masyarakat madani ( civic society )~PKNPengertian masyarakat madani ( civic society )~PKN
Pengertian masyarakat madani ( civic society )~PKN
 
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan NasionalBerkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
 
Wawancara iii
Wawancara iiiWawancara iii
Wawancara iii
 
Masyarakat multikultural
Masyarakat multikulturalMasyarakat multikultural
Masyarakat multikultural
 
Jangan Biarkan Petani Lemah dan Bertarung Sendiri
Jangan Biarkan Petani Lemah dan Bertarung SendiriJangan Biarkan Petani Lemah dan Bertarung Sendiri
Jangan Biarkan Petani Lemah dan Bertarung Sendiri
 
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 YogyakartaRangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
 
Sejarah Indonesia (Rangkuman Jawaban)
Sejarah Indonesia (Rangkuman Jawaban)Sejarah Indonesia (Rangkuman Jawaban)
Sejarah Indonesia (Rangkuman Jawaban)
 
KELOMPOK 6 PUTARAN 2 Mata Kuliah Agama Islam
KELOMPOK 6 PUTARAN 2 Mata Kuliah Agama IslamKELOMPOK 6 PUTARAN 2 Mata Kuliah Agama Islam
KELOMPOK 6 PUTARAN 2 Mata Kuliah Agama Islam
 
Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia
Pancasila Vs Ideologi-Ideologi DuniaPancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia
Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia
 
Kabar JKPP Edisi 4
Kabar JKPP Edisi 4Kabar JKPP Edisi 4
Kabar JKPP Edisi 4
 
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOCPerjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
 
Kebijakan pemerintah Indonesia mengatasi konflik papua
Kebijakan pemerintah Indonesia mengatasi konflik papuaKebijakan pemerintah Indonesia mengatasi konflik papua
Kebijakan pemerintah Indonesia mengatasi konflik papua
 
Sejarah GMKI : Sebuah Pengantar
Sejarah GMKI : Sebuah PengantarSejarah GMKI : Sebuah Pengantar
Sejarah GMKI : Sebuah Pengantar
 
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoPemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
 
Doktrin zionisme dan ideologi pancasila
Doktrin  zionisme dan ideologi pancasilaDoktrin  zionisme dan ideologi pancasila
Doktrin zionisme dan ideologi pancasila
 
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitasotonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
 
Refleksi filosofis sila kelima dalam kehidupan berbangsa & bernegara
Refleksi filosofis sila kelima dalam kehidupan berbangsa & bernegaraRefleksi filosofis sila kelima dalam kehidupan berbangsa & bernegara
Refleksi filosofis sila kelima dalam kehidupan berbangsa & bernegara
 
Sifat dan Bentuk Interaksi sosial budaya dalam pembangunan nasional
Sifat dan Bentuk Interaksi sosial budaya dalam pembangunan nasionalSifat dan Bentuk Interaksi sosial budaya dalam pembangunan nasional
Sifat dan Bentuk Interaksi sosial budaya dalam pembangunan nasional
 
Makna & Arti Sila Keempat Pancasila
Makna & Arti Sila Keempat PancasilaMakna & Arti Sila Keempat Pancasila
Makna & Arti Sila Keempat Pancasila
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
 

Selasar edisi 15

  • 1. M e n g g e r a k k a n T r a d i s i , M e n e g u h k a n I n d o n e s i a E d i s i 1 5 / N o v e m b e r 2 0 1 4 Sekadar Mendahului Persoalan agraria di Indonesia terus berlarat-larat bahkan kian bertambah kasusnya. Awalnya adalah kegagalan reofrma agraria yang berbuntut panjang pada perebutan lahan antara petani dengan pihak-pihak lain yang melipatganda di berbagai daerah. Untuk menyelesaikannya, Roy Murtadlo menekankan dalam tulisannya agar petani dan elit agama harus bersatu menentang kelaliman terhadap petani. Stigma masa lalu bahwa reforma agraria identik dengan komunis harus disudahi. Redaksi menerima tulisan dari pembaca berupa artikel, opini, berita melalui selasar.redaksi@gmail.com. Redaksi tidak bertanggung jawab atas isi tulisan.Tulisan itu adalah pandangan pribadi penulis. Newsletter ini adalah produk nonprofit. S Salah satu upaya rekonsiliasi korban30S dengan kaum santri dicontohkan dengan apik oleh Paguyuban Anak Bangsa di Batang, Jawa Tengah. Generasi muda NU seperti Saiful Huda Shodiq tergerak untuk terlibat membangun dialog karya antara dua kelompok tersebut. Rekonsiliasi bukan isapan jempol berkat konsistensi dan itikad baik. Selamat Membaca! Sikap pemaaf disebutkan sebagai tanda kebaikan seorang muslim. Penanggung jawab SekNas JGD Penasihat Alissa QM Wahid Heru Prasetia Pemimpin Redaksi Nabilah Munsyarihah Redaksi Ahmad, Afan, Isna, Purwanto, Rifqiya, Uzi, Yani Editor Kindi, Zia Tata letak dan ilustrator Zein Arrasyd Kontributor GUSDURian di berbagai daerah Sirkulasi Manajemen Informasi Jaringan GUSDURian
  • 2. MMMeeennnggggggeeerrraaakkkkkkaaannn TTTrrraaadddiiisssiii Keluar dari Malapetaka Konflik Agraria Oleh: Roy Murtadho* 2 Rekaman Konflik Agraria 2013, per sektor. Grafis: Konsorsium Pembaruan Agraria Oyang ptimisme akan ideologi pembangunan sempat didengung-dengungkan sudah sepantasnya untuk dicampakkan oleh siapapun juga di negeri ini. Developmentalisme telah mengekalkan ketergantungan Indonesia terhadap Amerika dan negara kapitalis lainnya. Developmentalisme dan neo liberalisme telah terbukti membuat malapetaka bagi dunia ketiga, khususnya Indonesia. Dalam enam tahun terakhir, HuMa mencatat konflik agraria dan sumber daya alam (SDA) di Indonesia, terjadi menyebar di 98 kota dan kabupaten di 22 provinsi. Luasan area konflik mencapai 2.043.287 hektar atau lebih dari 20 ribu kilometer persegi alias setara separuh Sumatera Barat. Kesengsaraan Indonesia saat ini setidaknya diakibatkan oleh dua hal. Pertama, kapitalisasi sumber daya alam di Indonesia. Tepat pada sisi ini accumulation by dispossession sebagaimana diungkapkan David Harvey dengan vulgar dipraktikkan di Indonesia (Harvey, The New Imperialism, 2003). Bagaimana kapitalisme dipraktikkan di Indonesia? Studi Richard Robison dalam Indonesia: The Rise of Capital (1987), dan Vedi R Hadiz, Reorganising Power in Indonesia (2004), dengan gamblang menerangkan bagaimana kapitalisme dioperasikan di Indonesia. Lebih-lebih setelah terbitnya UU No.1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi pintu penguasaan kapitalis atas sumber daya alam Indonesia beserta kelonggaran perpajakan (UU 1967 BAB VI ). Kedua, Gagal dilaksankannya land reform. Dalam pidato perayaan HUT RI tahun 1960, -sebulan sebelum UUPA disahkan- yang E d i s i 1 5 / N o v e m b e r 2 0 1 4
  • 3. 3 berjudul "Laksana Malaikat yang Menyerbu dari Langit. Jalannya Revolusi Kita". UU PA No.5/1960 yang dianggap Soekarno sebagai "kemajuan paling penting dalam revolusi Indonesia" tersebut gagal dilaksanakan akibat lambannya pelaksanaan reforma agraria dan ketidaksiapan birokrasi yang memicu ketidaksabaran massa rakyat tani. Khususnya yang diorganisir BTI dan PKI. Mereka melakukan pendudukan atas lahan-lahan tuan tanah priyayi-feodal yang berafiliasi pada PNI dan kiai-kiai yang berafiliasi dengan NU. Soekarno menegaskan pentingnya pelaksanaan land reform demi cita-cita revolusi nasional, “Revolusi Indonesia tanpa land reform adalah sama saja dengan gedung tanpa alas, sama saja dengan pohon tanpa batang, sama saja dengan omong besar tanpa isi.” Ia juga mengatakan, “Tanah tidak boleh menjadi alat penghisapan, Tanah untuk Tani! Tanah untuk mereka yang betul-betul menggarap tanah!” Program redistribusi tanah UUPA diinspirasikan oleh visi presiden Soekarno untuk merombak struktur agraria feodal dan kolonial, dan menciptakan jalan menuju apa yang disebut oleh dokumen Manifesto Politik 1960 sebagai "masyarakat sosialis Indonesia". Program redistribusi ditargetkan pada tanah pertanian yang melebihi batas maksimum, tanah absente, tanah swapraja, dan "tanah negara" lainnya (Rachman, Land Reform Dari Masa Ke Masa, 2012, hlm. 4). Di pelbagai daerah saat ini tengah bergolak konflik perebutan lahan antara rakyat dengan korporasi. Sebagai contoh, di Kebumen selatan, petani melawan pendudukan lahan sepihak oleh TNI. Di Rembang petani menolak beroperasinya pabrik semen Indonesia. Apa yang mesti menjadi catatan kita adalah ketika konflik agraria bergolak, banyak elit agama menarik diri dari jalan perjuangan bersama rakyat. Di Kebumen selatan dan Rembang, kelompok elit beragama cenderung mengambil jarak dengan rakyat penolak penguasaan lahan. Kaum elit beragama masih hidup dalam narasi tentang bahaya komunisme. Bahwa mereka yang menuntut land reform, menolak beroperasinya tambang distempel sebagai kelompok PKI yang tengah bangkit. Dulu, gagalnya reforma agraria karena gerakan progresif (rakyat penolak tambang, penolak penguasaan perkebunan oleh perusahaan) dianggap sebagai kelompok yang mengobarkan kekerasan dan anti Tuhan. Sementara elit beragama menolak keduanya. Kemudian, setiap pikiran dan gerakan anti kapitalisme-liberalisme selalu diandaikan sebagai komunisme. Padahal banyak gerakan tani anti kapitalisme berangkat dari motif yang berbeda. Sangat gegabah kalau menyimpulkan setiap petani yang melek situasi adalah komunis dan layak untuk disembelih sebagaimana malapetaka '65. Kita ingat, pasca pembantaian yang dimotori oleh orde baru dan RPKAD itu kapitalisme dilapangkan jalannya untuk menguasai SDA Indonesia. Solusi yang mesti diupayakan adalah; pertama, menyatukan visi bahwa ideologi greedy yang menjadi tanda dari kapitalisme adalah musuh semua golongan. Kelompok beragama tak perlu canggung terlibat dalam advokasi dan pembelaan petani. Kedua, menggeser politik aliran menuju politik kelas. Bukankah para nabi menanggung tugas profetiknya untuk mengatakan 'tidak' pada kebatilan? Ketiga, mengembalikan keterkaitan antara elit agama dengan umat yang pada umumnya adalah proletariat dan lumpen proletariat, karena elit agama hanya dimungkinkan keberadaannya oleh umatnya. Keempat, membangun koalisi perjuangan rakyat untuk memperjuangkan kedaulatan tata milik, tata kelola, tata guna SDA dan itu berarti terlaksannya UU PA No.5/1960. Kalau tidak, percayalah kita tidak sedang memperjuangkan apa-apa. [] *) Direktur Pusat Kajian Pesantren dan Demokrasi Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng, koordinator FNKSDA Jatim
  • 4. Forum orang. Upaya keras yang dilakukan secara bersama-sama ini berbuah manis, daerah Batang didaulat menjadi basis rekonsiliasi akar rumput nasional karena daerah tersebut menjadi perintis. Ini dikarenakan konsistensi Saiful beserta teman-temannya untuk menggerakan rekonsiliasi secara aktif di 32 daerah berbeda. Kemudian untuk ditiru dan diterapkan di daerahnya masing-masing. Proses rekonsialiasi dimulai sejak berdirinya Balai Pengobatan Akupuntur Margo Waras. Di balai tersebut, para anggota paguyuban melakukan beragam kegiatan seperti, diskusi, rapat, arisan, dan lain sebagainya. Dari kegiatan tersebut terjadi hubungan dialog dan interaksi. Kemudian secara langsung dan tidak langsung, sentimen masa lalu yang berupa kecurigaan hingga dendam perlahan menghilang. Relasi sosial pun terbangun. Tindakan nyata tersebut menjadi wujud keseriusan dari hasil kolaborasi ekstapol dan anak muda NU. Sampai kini, Paguyuban Anak Bangsa yang beralamatkan di Gang Anggrek, Jalan A.Yani, Kauman, Batang, Pekalongan, ini masih disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang mereka rintis bersama. Misalnya seperti berternak kelinci, untuk melakukan pendekatan ekonomi, sekaligus memupuk kepercayaan terhadap satu sama lain agar menjadi basis relasi. Selain itu, juga mengadakan seminar dan diskusi masih sering mereka adakan. Peringatan 10 Desember dan halal bi halal menjadi agenda tahunan yang sampai sekarang masih berjalan. Serangkaian kegiatan tersebut, setidaknya apa yang menjadi cita-cita paguyuban ini menurut salah seorang korban ekstapol yaitu, memanusiakan manusia sedikit demi sedikit kembali pulih dan hak-hak mereka kembali sama sepeti masyarakat pada umumnya. [Isna] Rekonsiliasi Aktif Akar Rumput 4 KTerputusnya emiskinan dan dimiskinkan. relasi politik, sosial, ekonomi. Sampai perlakuan diskriminatif dari berbagai pihak (negara maupun masyarakat) dan masih banyak lagi kondisi yang dialami oleh para ekstapol tertuduh terlibat dalam G30S. Sentimen negatif yang seperti itu masih terus berlangsung. Mengharapkan peran negara untuk menjadi aktor utama rekonsiliasi pun tak kunjung datang. Berangkat dari rasa keprihatinan tersebut. Beberapa anak muda Nahdlatul Ulama dari generasi pertama yang berseberangan dengan PKI. Salah satunya Saiful Huda Shodiq dan anak muda Nahdlatul Ulama lainnya yang tergabung dalam Komunitas ALUR (Aktivitas Layanan untuk Rakyat), berinisiatif untuk merangkul Komunitas Korban 65. Maka tercetuslah ide untuk mendirikan Paguyuban Anak Bangsa pada 10 Desember 2001 di Batang. Paguyuban ini mempunyai tujuan besar, yaitu memulihkan sejarah kelam G30S dengan cara aktivitas kultural. Meski sejak awal banyak batu sandungan yang menghadang perjalanan paguyuban. Namun tidak menyurutkan tujuan utama yang diemban bersama. Sampai kini jumlah anggota yang tergabung dalam paguyuban ini berjumlah 30 E d i s i 1 5 / N o v e m b e r 2 0 1 4
  • 5. Melawan Melalui Lelucon Sbercerita eorang pejabat tinggi negara kita di muka umum tentang banyaknya oran indonesia yang Oleh KH. Abdurrahman Wahid mengobatkan dan memeriksa gigi mereka di singapura. Apakah sebabnya karena kita kekurangan dokter gigi, ataukah karena kualitas dokter gigi rendah? Ternyata tidak, karena yang menjadi sebab adalah di indonesia orang tidak boleh membuka mulut. Lelucon seperti ini jelas merupakan potensi terselubung (atau justru tidak) atas sulitnya menyatakan pendapat di negeri kita saat ini, sebagai akibat banyak ketentuan diberlakukan, seperti SARA ( Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan). Protes dengan lelucon memang tidak efektif, kalau dilihat dari sudut pandang politik. Memang ada gerakan politik besar dilandaskan pada lelucon semacam 'manifesto politik'-nya! Belum lagi betapa lucunya kalau program partai atau golkar mencatunkan kalimat 'menyalurkan aspirasi rakyat melalui lelucon'. Begitu juga akan ada kesulitan besar ketika nanti harus di rumuskan penafsiran resmi atau lelucon yang ditampilkan oleh gerakan politik. Akan tetapi, lelucon sebagai sebagai wahana ekspresi politik sebenarnya memiliki kegunaan sendiri, minimal, ia akan menyatakan bahasa rakyat banyak dan mengidentifikasi masalah-masalah yang dikeluhkan dan diresahkan. Ambillah misal lelucon berikut dari mesir, dikala mendiang presiden nasser masih berkuasa. Di masa itu larangan bepergian ke luar negeri masih ketat. Nah, pada suatu hari, nasser mengunjungi patung spinx (dalam bahasa arab dikenal sebagai Abul haul) dekat piramida di Gaza, diluar kota kairo. 5 Ingin berkonsultasi, Nasser tidak memperoleh jawaban sepatahpun dari patung sing berkepala manusia yang sudah ribuan tahun usianya itu. Penjelasan nasser bahwa ia adalah presiden yang berkuasa penuh tidak menghasilkan jawaban apapun. Berkali-kali hal itu terjadi, hingga suatu kali habis kesabaran nasser. Dijanjikannya, kalau saja sphinx itu mau menjawan maka apapun permintaannya akan dituruti nasser. Dengan penuh lara, menjawablah sang sphinx: 'Exit Permit'. Lelucon juka memiliki kemampuan untuk menggalang kesatuan dan persatuan, minimal dengan jalan mengidentifikasi 'lawan bersama'. Seperti yang diibaratkan oleh lelucon berikut dari polandia. Dua orang bertemu, yang satu bertanya kepada kawannya: 'Hadiah apa yang diperoleh kalau memamerkan lambang serikat buruh solidaritas di moskow?' kawannya menjawab tidak tahu: Ápakah hadiahnya?'sang penanya pun kemudian menjawab sendiri teka-tekinya itu: 'Dua buah gelang dan satu rantai'. Kawannya kembali bertanya: 'Gelang apakah. Emas atau perak?'dijawab oleh sang penanya dengan singkat 'Borgol'. Lelucon juga dapat berfungsi kritik terhadap keadaan tidak menyenangkan di tempat sendiri, seperti lelucon pertama yang diuraikan oleh penulis di permulaan tulisan ini. Atau seperti lelucon berikut dari suriah: Seorang atlet lari dari suriah memenangkan rmas lomba lari olympiade. Prestasi mengagungkan di arena demikian terhormat. Pantas saja ia langsung di wawancarai, ditanya apa rahasia kemenangannya itu, sang atlet pun menjawab 'Mudah saja, tiap kali bersiap-siap akan start, saya bayangkan ada serdadu israel di belakang saya yang mau menembak saya'.
  • 6. Acara ini dikoordinatori oleh Ubaidillah Fatawi, yang difasilitasi oleh Tata Khoiriyah dan Heru Prasetya. Acara yang berlangsung dari jam 10 pagi hingga 5 sore ini diikuti oleh 12 pemuda Gusdurian Jogja. Tata khoriyah sebagai pemateri pertama mengungkapankan bahwa media mempunyai keefektifan yang tinggi dalam menyebarkan informasi dan gagasan. Sehingga, sangat tepat jika kita menggunakan media sosial untuk dijadikan media kampanye. “Karena gertakan di media sosial tanpa diikuti dengan gerakan sosial hanya akan menjadi pertukaran gagasan tanpa tindakan”,tambah Heru sebagai pemateri kedua. Diharapkan, dengan diadakannya pelatihan Social media ini, para penggiat gusdurian dapat meningkatkan kapasitasnya agar mampu memanfaatkan dan mengelola social media secara optimal untuk kampanye. GUSDURian Jogja: Pelatihan Sosial Media sebagai Media Kampanye Komunitas Pemikiran Gusdur Jogja mengadakan pelatihan Sosial Media sebagai Kampanye (14/09). Acara ini bertujuan mempersiapkan para anggota jaringan Gusdurian guna menyambut Era keterbukaan informasi yang sangat cepat dan transparan. Gusdurian Temanggung Peringati Hari Perdamaian Dunia KKKooonnngggkkkooowww KPerdamaian omunitas Gusdurian Temanggung bersama aktivis lintas agama di Temanggung memperingati Hari Dunia (International Peace Day) di Kabupaten Temanggung dengan cara berbeda dan unik. Para aktivis lintas agama di daerah penghasil tembakau ini memilih untuk menggelar aksi berbagi air sebagai sarana peringatan. Berbagi air diarahkan ke desa-desa yang mengalami kekeringan. Kegiatan berbagi air yang diikuti beberapa elemen organisasi maupun kelompok non organisasi ini yang dilakukan selama dua hari, pada hari Sabtu (20/9) diarahkan ke Kecamatan Kaloran dan Kecamatan Kandangan dengan dropping air masing-masing 3 tangki air. Sementara pada hari Minggu (21/9) air ditujukan ke Kecamatan Kandangan dengan sasaran enam dusun. Bantuan air bersih ini merupakan sasaran yang tepat karena daerah tersebut merupakan titik kekeringan yang cukup parah. Bentuk bantuan air yang diberikan tidak hanya memberikan kedamaian bagi masyarakat yang dilanda bencana kekeringan, namun juga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yang selama ini sulit diperoleh. 6 E d i s i 1 5 / N o v emb e r 2 0 1 4
  • 7. Pemuda Lintas Agama Kunjungi Makam Gus Dur dalam event YOT dan TOT Mlintas inggu, (1/9/14). Sejumlah pemuda agama di Jawa Timur yakni StaraMuda Community, PKPD Tebuireng, Pemuda GKJW Mojowarno dan Remas Mojowangi menggelar Diversity Youth Camp (DYC) & Training of Trainer (TOT) Conflict Transformation 2014 pada 19-21 September 2014 DI Mahavihara Majapahit Trowulan Mojokerto. Kegiatan ini bertema “Promosi Perdamaian dan Transformasi Konflik oleh Pemuda Lintas Agama Melalui Potensi Kearifan Lokal dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Salah satu rangkaian acara ini yakni melakukan kunjungan ke beberapa tempat yakni : Ponpes Tebuireng, makam Gus Dur dan GKJW Mojowarno. Peserta Camo ini juga akan Selamat Hari Toleransi 7 belajar tentang Pluralisme pada masa kerajaan Majapahit dengan mengunjungi situs-situs Majapahit di Trowulan, Mojokerto Kunjungan pertama mereka yakni Ponpes Tebuireng Jombang. Rombongan disambut oleh Gus Roy Murtadho. Setelah memberikan Sambutan, peserta DYC dan TOT ini menuju makam Gus Dur dan melakukan doa Lintas agama. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke GKJW Mojowarno. Di Gereja tertua di Jawa ini peserta DYC & TOT Conflict Transformation 2014 akan belajar kearifan lokal yakni tradisi unduh-unduh
  • 8. MMMaaatttiii KKKeeetttaaawwwaaa KKKooonnnflflfliiikkk Pergulatan Mpersoalan engakur pada akhirnya bukan minta maaf atau mengaku salah. Tetapi kerendahan hati untuk belajar dari masa lalu, melupakan dendam, dan melakukan sesuatu bersama. Jika konflik diwariskan, kita akan jadi generasi pendendam! Namun ternyata tidak sesederhana itu juga. Konflik yang harus diselesaikan secara hukum juga harus mendapatkan keadilannya. Atas nama kemanusiaan dan kecintaan terhadap alam, konflik-konflik atas tanah yang mewabah di seluruh pelosok negeri mesti diselesaikan dengan hukum yang adil. Menentang keuntungan yang diraih dengan merugikan pihak lain apalagi rakyat yang memiliki negeri. Laut & HUKUM araguay dikenal sebagai salah Psatu negara yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya, negara Amerika Latin ini punya panglima angkatan laut. Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil. Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya, "Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti Bapak." Dengan kalem sang tamu pun menanggapi, "Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya tidak berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri kehakiman."