SlideShare a Scribd company logo
ENERGI ANGIN
(Wind Energy)
Kuliah 4
Energi Angin
(Wind Energy)
• Energi angin dan potensinya
• Prinsip kerja PLTB (Pembangkit Listrik tenaga
Bayu)
• Jenis-jenis turbin angin & karakteristiknya
• Sistem mekanik & elektrik PLTB
• Wind Farm
• Potensi PLTB di Indonesia
Energi angin dan potensinya
• Sekitar 1 – 2 % radiasi surya yang ditransfer menjadi energi angin.
• Daya yang dapat dihasilkan dari energi angin di bumi dengan radiasi surya
rata-rata 1370 W/m2 dan radius bumi 6371 ribu km adalah sekitar 1,7 PW
(1700 TW). Tidak semua energi ini bisa dimanfaatkan. Namun sudah
sangan besar untuk mencukupi kebutuhan listrik dunia tahun 2020 yang
hanya 3 TW.
• Energi kinetik yang dihasilkan oleh angin adalah :
• Dimana :
– ρ = kerapatan udara = 1,2 kg/m3
– A = luas permukaan baling-baling turbin angin (m2)
– v = kecepatan angin (m/det)
• Daya dari angin dengan kecepatan 2 kali lebih besar adalah 8 kali lebih
besar
• Maksimum hanya 60% dari potensi energi angin teoritis tsb yang dapat
dimanfaatkan
3
2
1 AvEk 
Energi angin dan potensinya
• Kecepatan angin pada suatu lokasi pada umumnya mengikuti distribusi
Rayleigh
• Daya angin yang dapat dimanfaatkan adalah berbanding dengan
kecepatan angin pangkat 3 (v3)
• Apabila luas diameter baling-baling turbin adalah D maka luas permukaan
penampang udara adalah A = π.D2/4
• Sehingga daya angin adalah :
• Untuk energi angin berlaku hukum pembatasan Betz (Betz limit) dimana
sesuai dengan rugi-rugi yang ada , maka daya tubin angin adalah 1/3 dari
daya angin yang dapat dimanfaatkan
32
4
vDPwind


3232
26,0
43
1
vDvDPturbin 


Energi angin dan potensinya
Keuntungan dan kerugian
Keuntungan Kerugian
Tersedia berlimpah Tersebar
Tidak menyebabkan polusi Kerapatan dayanya rendah
Renewable
Tersedianya tidak kontinu sehingga
perlu media penyimpan energi
Arah angin berubah-rubah (pada
umumnya) tetapi tdk disemua lokasi
Kurang andal ketersediannya
Sangat tergantung pada lokasi
Sisa bahan bakar sulit dikelola
• jumlah PLTB yang ada di dunia saat ini sekitar 158 GW (tahun 2009), dan setiap
tahunnya mengalami peningkatan sebesar 20-30%.
• Teknologi PLTB saat ini dapat menghasilkan energi listrik dengan efisiensi rata-rata
sebesar 40%. Hal ini karena akan selalu ada energi kinetik yang tersisa karena
angin yang keluar turbin tidak mungkin kecepatan = 0
Perkembangan pemanfaatan
energi angin
Karakteristik kecepatan angin
• kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh ketinggiannya dari permukaan
tanah. Semakin mendekati permukaan tanah, kecepatan angin semakin
rendah karena adanya gaya gesek antara permukaan tanah dan angin
• Untuk alasan ini, PLTB biasanya dibangun dengan menggunakan tower
yang tinggi atau dipasang diatas bangunan
• rumus berikut cara mengukur kecepatan angin berdasarkan ketinggiannya
dan jenis permukaan tanah sekitarnya.
Karakteritik angin
Garis putus-putus untuk n= 7
Garis lurus untuk n = 5
Pola sirkulasi udara akibat
rotasi bumi
• Angin timbul akibat sirkulasi di atmosfer akibat matahari menyinari bumi yang
berotasi. Daerah khatulistiwa akan menerima energi radiasi matahari lebih banyak
daripada di daerah kutub, atau udara di daerah khatulistiwa akan lebih tinggi
dibandingkan dengan udara di daerah kutub. Perbedaan berat jenis dan tekanan
udara inilah yang akan menimbulkan adanya pergerakan udara. Pergerakan udara
inilah yang didefinisikan sebagai angin
Jenis-jenis angin
• Angin laut dan angin darat
– Angin laut adalah angin yang timbul akibat adanya perbedaan suhu
antara daratan dan lautan. Seperti yang kita ketahui bahwa sifat air
dalam melepaskan panas dari radiasi sinar matahari lebih lambat
daripada daratan, sehingga suhu di laut pada malam hari akan lebih
tinggi dibandingkan dengan suhu di daratan. Semakin tinggi suhu,
tekanan udara akan semakin rendah. Akibat adanya perbedaan suhu ini
akan menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara di atas daratan
dan lautan. Hal inilah yang menyebabkan angin akan bertiup dari arah
darat ke arah laut. Sebaliknya, pada siang hari dari pukul 09.00 sampai
dengan pukul 16.00 angin akan berhembus dari laut ke darat akibat
sifat air yang lebih lambat menyerap panas matahari.
• Angin Lembah
– Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah
puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari. Prinsip terjadinya
hampir sama dengan terjadinya angin darat dan angin laut yaitu akibat
adanya perbedaan suhu antara lembah dan puncak gunung.
Jenis-jenis angin
• Angin Musim
– Angin musim dibedakan menjadi 2, yaitu angin musim barat dan angin
musim timur. Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang
mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim
panas). Apabila angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan
samudra, maka angin ini akan mengandung curah hujan yang tinggi.
Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim
hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan
maksimal pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.
– Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir
dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas).
Angin ini menyebabkan Indonesia mengalami musim
kemarau, karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai
gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Musim kemarau di
Indonesia terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada
bulan Juli.
Jenis-jenis angin
• Angin Permukaan
– Kecepatan dan arah angin ini dipengaruhi oleh perbedaan yang
diakibatkan oleh material permukaan Bumi dan ketinggiannya. Secara
umum, suatu tempat dengan perbedaan tekanan udara yang tinggi
akan memiliki potensi angin yang kuat. Ketinggian mengakibatkan pusat
tekanan menjadi lebih intensif.
– Selain perbedaan tekanan udara, material permukaan bumi juga
mempengaruhi kuat lemahnya kekuatan angin karena adanya gaya
gesek antara angin dan material permukaan bumi ini. Disamping itu,
material permukaan bumi juga mempengaruhi kemampuannya dalam
menyerap dan melepaskan panas yang diterima dari sinar matahari.
Sebagai contoh, belahan Bumi utara didominasi oleh daratan,
sedangkan selatan sebaliknya lebih di dominasi oleh lautan. Hal ini saja
sudah mengakibatkan angin di belahan Bumi utara dan selatan menjadi
tidak seragam.
Perbedaan tekanan terlihat dari perbedaan warna. Biru menyatakan tekanan
rendah, sedangkan kuning hingga oranye menyatakan sebaliknya. Arah dan besar
angin ditunjukkan dengan arah panah dan panjangnya.
Arah angin permukaan
Potensi energi angin dunia
Daerah Grubb and Meyer [4] Wijk and
Coelingh [5]
Afrika 10 600 -
Australia 3 000 1 638
Amerika Utara 14 000 3 762
America Latin 5 400 -
Eropa Barat 500 520
Europe Timur 10 600 -
Asia 4 900 -
Perkiraan Total 50 000 20 000 (+area
lain)
potensi sumber angin dunia diperkirakan sebesar 50,000 TWh/tahun. Total
potensial ini dihitung pada daratan dengan kecepatan angin rata-rata
diatas 5,1 m/s dan pada ketinggian 10 m. Data ini setelah direduksi sebesar
10% sebagai toleransi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
kepadatan penduduk, dan lain-lain.
Potensi energi angin di Indonesia
Perbedaan kecepatan udara terlihat dari perbedaan warnanya. Biru
menyatakan kecepatan udara rendah, sedangkan hijau, kuning, merah
dan sekitarnya menyatakan semakin besarnya kecepatan angin.
Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Angin/Bayu
(PLTB)• Kincir sngin
– Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu kincir angin yang
berputar dengan sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal
– kincir angin jenis multi-blade dan Savonius cocok digunakan untuk aplikasi
PLTB kecepatan rendah. Sedangkan kincir angin tipe Propeller, paling umum
digunakan karena dapat bekerja dengan lingkup kecepatan angin yang luas.
• Gear box
– Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60..
• Brake System
– Alat ini diperlukan saat angin berhembus terlalu kencang yang dapat
menimbulkan putaran berlebih pada generator. Dampak dari kerusakan akibat
putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, terjadi arus lebih
pada generator.
Jenis-jenis kincir angin
Karakteristik kincir angin
• Generator
– Ada berbagai jenis generator yang dapat digunakan dalam sistem
turbin angin, antara lain generator serempak (synchronous generator),
generator tak-serempak (unsynchronous generator), rotor sangkar
maupun rotor belitan ataupun generator magnet permanen
– Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur
tegangan dan frekuensi keluaran generator dengan cara mengatur-
atur arus medan dari generator. Sayangnya penggunaan generator
serempak jarang diaplikasikan karena biayanya yang mahal,
membutuhkan arus penguat dan membutuhkan sistem kontrol yang
rumit.
– Generator tak-serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin
dan sistem mikrohidro, baik untuk sistem fixed-speed maupun
sistem variable speed.
Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Angin/Bayu
(PLTB)
• Penyimpan energi
– Pada sistem stand alone, dibutuhkan baterei untuk menyimpan energi listrik
berlebih yang dihasilkan turbin angin. Contoh sederhana yang dapat dijadikan
referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki 12 volt, 65
Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga selama 0.5 jam pada daya 780
watt.
• Tower
– Tower PLTB dapat dibedakan menjadi 3 jenis . Setiap jenis tower
memiliki karakteristik masing-masing dalam hal biaya, perawatan,
efisiensinya, ataupun dari segi kesusahan dalam pembuatannya
Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Angin/Bayu
(PLTB)
Jenis-jenis tower PLTB
Guyed Structure Lattice Structure Mono Structure
Aliran konversi energi PLTB
Karateristik Kerja Turbin
Angin
• daerah kerja turbin angin dapat dibagi menjadi 3, yaitu (a) cut-in
speed (b) kecepatan kerja angin rata-rata (kecepatan nominal) (c)
cut-out speed.
• Secara ideal, turbin angin dirancang dengan kecepatan cut-in yang
seminimal mungkin, kecepatan nominal yang sesuai dengan potensi
angin lokal, dan kecepatan cut-out yang semaksimal mungkin.
• Namun secara mekanik kondisi ini sulit diwujudkan karena
kompensasi dari perancangan turbin angin dengan nilai kecepatan
maksimal (Vcutoff) yang besar adalah Vcut dan Vrated yang relatif akan
besar pula.
• penentuan kecepatan angin suatu daerah dapat juga dilakukan
dengan menggunakan metode probalistik distribusi Weibull dalam
mengolah kumpulan data hasil survey
Karateristik Kerja Turbin
Angin
Penentuan kecepatan
angin rata-rata
Komponen Turbin Angin
• Terdapat dua sistem elektrik PLTB yaitu kecepatan konstan
dan kecepatan berubah
• Kecepatan konstan:
– Keuntungan dari sistem kecepatan konstan (fixed-speed) adalah
murah, sistemnya sederhana dan kokoh (robust)
– Sistem ini beroperasi pada kecepatan putar turbin yang konstan dan
menghasilkan daya maksimum pada satu nilai kecepatan angin.
– Sistem ini biasanya menggunakan generator tak-serempak
(unsynchronous generator), dan cocok diterapkan pada daerah yang
memiliki potensi kecepatan angin yang besar
– Kelemahan dari sistem ini adalah generator memerlukan daya reaktif
untuk bisa menghasilkan listrik sehingga harus dipasang kapasitor
bank atau dihubungkan dengan grid
– Sistem ini rentan terhadap pulsating power menuju grid dan rentan
terhadap perubahan mekanis secara tiba-tiba
Sistem elektrik PLTB
Sistem elektrik
kecepatan konstan
• Kecepatan berubah (variabel speed)
– sistem didesain agar dapat mengekstrak daya maksimum pada
berbagai macam kecepatan.
– Sistem variable speed dapat menghilangkan pulsating torque yang
umumnya timbul pada sistem fixed speed.
– Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya
untuk mengkondisikan daya, seperti penyearah (rectifier), Konverter
DC-DC, ataupun Inverter.
– Pada sistem variable speed (b) menggunakan generator induksi rotor
belitan
– Karakteristik kerja generator induksi diatur dengan mengubah-ubah
nilai resistansi rotor, sehingga torsi maksimum selalu didapatkan pada
kecepatan putar turbin berapa pun
– Sistem ini lebih aman terhadap perubahan beban mekanis secara tiba-
tiba, terjadi reduksi pulsating power menuju grid dan memungkinkan
memperoleh daya maksimum pada beberapa kecepatan angin yang
berbeda.
Sistem elektrik PLTB
Sistem elektrik kecepatan berubah
Pada sistem variable speed (c) menggunakan rangkaian elektronika daya untuk
mengatur nilai resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki
jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan sistem pertama.
Sistem elektrik kecepatan berubah
Sistem variable speed dengan
kendali resistansi
• Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini
antara lain :
– Komponen yang ada dapat bertahan lebih lama, karena sistem ini
lebih aman terhadap perubahan beban secara tiba-tiba.
• Sedangkan kekurangan sistem ini adalah :
– Belitan rotornya masih menggunakan slip ring, sehingga timbul rugi-
rugi tambahan pada generator dan membutuhkan perawatan berkala.
– Membutuhkan roda gigi, sehingga menimbulkan rugi-rugi gesek dan
suara bising yang mengganggu lingkungan sekitar.
– Menggunakan generator induksi-rotor belitan sehingga menimbulkan
rugi-rugi tembaga pada rotor.
– Hanya dapat mengekstrak daya pada range 5-10% diatas kecepatan
nominalnya.
– Harus dihubungkan ke kapasitor bank atau grid untuk menghasilkan
daya keluaran.
Sistem variable speed dengan
kendali resistansi
Sistem variable speed dengan
generator induksi rotor sangkar
• Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem
ini antara lain :
– Jangkauan kecepatan lebih luas dibandingkan sistem I. Sistem
variable speed – rotor sangkar ini dapat mengekstrak daya pada
semua range kecepatan diatas kecepatan nominalnya.
– Tidak menggunakan konverter untuk medan eksitasinya.
– Tidak membutuhkan brush pada rotor sehingga sebagian rugi-
rugi pada rotor dapat dihilangkan.
– Teknologinya sudah terbukti handal.
• Sedangkan kekurangan sistem ini adalah :
– Membutuhkan roda gigi, sehingga menimbulkan rugi-rugi gesek
dan suara bising yang mengganggu lingkungan sekitar.
– Harus dihubungkan ke kapasitor bank atau grid untuk
menghasilkan daya keluaran
Dengan rotor sangkar
Sistem elektrik kecepatan
berubah
Sistem variable speed dengan
generator sinkron magnet permanen
• Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini
antara lain :
– Jangkauan kecepatan kerja sistem tidak terbatas. Sistem variable
speed direct-drive ini dapat mengekstrak daya pada kecepatan putar
turbin berapapun.
– Menghindarkan penggunaan roda gigi dengan menggunakan
generator yang dapat beroperasi pada putaran rendah (multi-pole
generator).
– Tidak menggunakan brush, sehingga biaya perawatan komponen
generator dan juga rugi-rugi daya pada rotor dapat dikurangi.
– Tidak menggunakan konverter untuk medan eksitasinya.
– Menggunakan magnet permanen untuk membangkitkan
tegangan, sehingga rugi-rugi daya pada rotor yang biasanya timbul
pada generator rotor belitan dapat dihilangkan.
• Sedangkan kekurangan sistem ini adalah :
– Ukuran generator dapat menjadi besar dan berat.
– Membutuhkan magnet permanen yang mahal dan sulit diperoleh di
Indonesia.
Dengan rotor permanen
Sistem elektrik kecepatan
berubah
Perkembangan PLTB
• Sistem turbin angin fixed-speed terkoneksi grid dengan generator induksi
– Pada awal sejarah digunakannya PLTB sebagai pembangkit listrik, teknologi
fixed-speed terkoneksi grid dengan menggunakan generator induksi – rotor
sangkar banyak digunakan Alasan utama sistem ini banyak dipakai karena
memiliki beberapa kelebihan diantaranya sangat murah, kokoh, dan sederhana
– Konsep fixed-speed mengandalkan konsep kendali yang dapat menjaga
kecepatan putar sudu turbin pada kecepatan putar konstan. Karena itu, sistem
ini dirancang untuk mengekstrak energi angin secara optimal pada satu tingkat
kecepatan angin saja. Hal ini tentunya akan menjadi kekurangan utama dalam
aplikasi PLTB, karena seperti kita ketahui profil kecepatan angin dapat berubah
cepat dalam orde detik. Pada kasus ini, efek nyata dari penggunaan sistem
turbin angin sangat terasa pada produksi daya yang dihasilkan oleh PLTB per
tahunnya jika dibandingkan sistem turbin angin lainnya
– Sistem turbin angin ini hanya menggunakan komponen elektronika soft-starter
yang digunakan untuk mengurangi dampak inrush current yang terjadi pada
saat pertama kali generator mulai terhubung dengan grid. Pencegahan inrush
current ini harus dilakukan karena bila tidak ditangani akan menyebabkan
frekuensi dan tegangan grid akan berubah secara drastis dan akan
mempengaruhi stabilitas komponen yang terhubung dengannya.
Perkembangan PLTB
• Sistem turbin angin direct-drive dengan generator sinkron magnet permanen
– Perkembangan terakhir dari teknologi sistem turbin angin yang ada saat ini
sudah banyak menggunakan komponen generator putaran rendah permanen
magnet untuk menghindari penggunaan roda gigi. Penggunaan roda gigi
menimbulkan rugi-rugi daya tambahan pada PLTB dan memerlukan
perawatan, pelumasan secara berkala. Selain itu, nilai lebih dari sistem ini
terletak pada kemampuannya mengkonversikan energi listrik secara optimal
pada rentang kecepatan angin berapapun. Rugi-rugi eksitasi generator pada
sistem turbin angin juga dapat dihilangkan dengan penggunaan permanen
magnet yang notabene tidak menghasilkan arus muatan. Sistem ini sudah
teruji kehandalannya baik pada saat beroperasi dengan grid maupun tidak
(stand-alone). sistem turbin angin ini teruji paling baik dari segi efisiensi dan
produksi daya per tahunnya.
– terdapat beberapa kerugian yang diantaranya karena biaya investasi yang
dibutuhkan jauh lebih mahal dari sistem turbin angin lainnya. Disamping itu,
untuk dapat menghasilkan daya yang optimal pada kecepatan angin yang
rendah (<100 rpm) ukuran sistem ini memiliki dimensi yang lebih besar
dibandingkan sistem lainnya, sehingga diperlukan pembangunan infrastruktur
tambahan yang tentunya juga berimplikasi pada bertambahnya biaya yang
diperlukan.
• Untuk daerah yang memiliki karateristik angin cukup baik, frekuensi
anginnya kintinu hampir sepanjang tahun, kecepatan anginnya cukup tinggi,
umumnya potensi energi anginnya dapat dioptimalkan dengan cara
memasang beberapa turbin angin dalam suatu lokasi yang biasa dikenal
dengan Wind Farm.
• Untuk membangun suatu komplek wind farm, turbin-turbin angin yang
berdekatan tersebut tidak boleh saling mengganggu dalam aliran anginnya.
• Dalam praktek jarak antara turbin angin adalah 5D – 10 D (D=diameter)
• Untuk suatu daerah dengan luas S, jumlah turbin angin yang dapat
dibangun adalah :
• Daya total yang dapat dibangkitkan dalam suatu area adalah :
• Jika : v = 12 m/det maka akan diperoleh 5 MW/km2
Wind farm
 2
10D
S
m 
2
3
2
32
/4,5
100
26,0
100
26,0.
mW
v
D
vD
S
Pm
S
P turbinfarm


Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam mendesain
Wind Farm
• Menentukan tinggi dari turbin angin – Semakin tinggi kita memasang
turbin angin maka kecepatan anginnya semakin besar. Namun semakin
tinggi turbin semakin besar pula biaya yang dibutuhkan untuk
membangun tower turbin. Rata-rata tinggi suatu turbin angin adalah 30 –
50 meter.
• Menentukan jarak antara setiap turbin angin pada wind farm – Terlalu
jauh atau terlalu dekat pemasangan turbin angin pada wind farm akan
menyebabkan produksi energi listrik yang dihasilkan wind farm tidak
sebanding dengan biaya pembangunannya dan energi yang dikonversikan
pada wind farm tersebut. Apabila turbin angin dibangun pada jarak yang
terlalu jauh maka pemanfaatan potensi angin pada tempat tersebut akan
tidak optimal. Sementara jika jarak antar turbin angin dibangun terlalu
dekat, dapat terjadi turbulensi pada turbin. Seperti yang ditunjukkan oleh
gambar 1, jarak vertikal ideal antara satu turbin angin dan yang lainnya
adalah sebesar 5 kali diameter baling-baling. Sedangkan jarang
horisontalnya adalah 7 kali diameter baling-baling turbin.
• Penempatan lokasi PLTB – Tidak semua lokasi pada suatu daerah cocok
untuk dibangun PLTB. Agar mampu menghasilkan energi angin yang besar
perlu diadakan survey pada setiap daerah untuk mengetahui potensi angin
lokalnya. Biasanya kecepatan angin pada suatu daerah juga akan semakin
besar pada setiap ketinggian tertentu.
• Kerapatan udara/angin - Kerapatan udara merupakan fungsi dari
temperatur dan tekanan udara yang angkanya tidak dapat diperkirakan
secara eksak. Kerapatan udara rata-rata adalah 800 kali lebih rendah
dibanding dengan kerapatan air. Sebagai contoh didaerah puncak gunung
memiliki kecepatan angin yang tinggi namun semakin tinggi gunung
semakin mengurangi kerapatan udara di daerah tersebut. Angka kerapatan
udara yang biasa digunakan dalam mendesain turbin angin adalah sebesar
0,1 – 0,5.
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam mendesain
Wind Farm
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam mendesain
Wind Farm
Ilustrasi Wind mill, Wind farm & kite
ladder

More Related Content

What's hot

Nuclear power plant
Nuclear power plantNuclear power plant
Nuclear power plant
AMANDEEP MANDAL
 
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga AirPembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga Air
benuuuu
 
Wind power plant
Wind power plant Wind power plant
Wind power plant
Abhishek Choksi
 
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Aristia Endah Renaningtyas
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
Mentari Halimun
 
Motor listrik ac dan motor listrik dc
Motor listrik ac dan motor listrik dcMotor listrik ac dan motor listrik dc
Motor listrik ac dan motor listrik dc
firdhaush elghani
 
Wind energy
Wind energyWind energy
Wind energy
Sushil Kumar Gupta.
 
Nuclear power plants
Nuclear power plantsNuclear power plants
Nuclear power plants
Nishkam Dhiman
 
microgrid final (2).pptx
microgrid final (2).pptxmicrogrid final (2).pptx
microgrid final (2).pptx
gokari1254
 
Wind energy harvesting ppt
Wind energy harvesting ppt Wind energy harvesting ppt
Wind energy harvesting ppt
RavindraKumar568
 
Nces introduction
Nces introductionNces introduction
Nces introduction
Anu71
 
Motor DC
Motor DCMotor DC
Principles of wind turbines
Principles of wind turbines Principles of wind turbines
Principles of wind turbines
Dr. Tawfeeq Wasmi Mohammed Salih
 
Operasi sistem tenaga
Operasi sistem tenagaOperasi sistem tenaga
Operasi sistem tenagaJulius Ji
 
Wave Energy
Wave EnergyWave Energy
Wave Energy
Sena Koyuncu
 
Wind Turbine
Wind TurbineWind Turbine
Wind Turbine
Muhammad Haris
 
Soal Ujian Utama Pembangkit
Soal Ujian Utama PembangkitSoal Ujian Utama Pembangkit
Soal Ujian Utama Pembangkit
Hermawan Hermawan
 
Solar energy
Solar energySolar energy
Solar energy
Sohel Rana
 
WIND ENERGY SYSTEM
WIND ENERGY SYSTEM WIND ENERGY SYSTEM
WIND ENERGY SYSTEM
Power System Operation
 
Solar collectors nces
Solar collectors ncesSolar collectors nces
Solar collectors nces
Anu71
 

What's hot (20)

Nuclear power plant
Nuclear power plantNuclear power plant
Nuclear power plant
 
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga AirPembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga Air
 
Wind power plant
Wind power plant Wind power plant
Wind power plant
 
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
 
Motor listrik ac dan motor listrik dc
Motor listrik ac dan motor listrik dcMotor listrik ac dan motor listrik dc
Motor listrik ac dan motor listrik dc
 
Wind energy
Wind energyWind energy
Wind energy
 
Nuclear power plants
Nuclear power plantsNuclear power plants
Nuclear power plants
 
microgrid final (2).pptx
microgrid final (2).pptxmicrogrid final (2).pptx
microgrid final (2).pptx
 
Wind energy harvesting ppt
Wind energy harvesting ppt Wind energy harvesting ppt
Wind energy harvesting ppt
 
Nces introduction
Nces introductionNces introduction
Nces introduction
 
Motor DC
Motor DCMotor DC
Motor DC
 
Principles of wind turbines
Principles of wind turbines Principles of wind turbines
Principles of wind turbines
 
Operasi sistem tenaga
Operasi sistem tenagaOperasi sistem tenaga
Operasi sistem tenaga
 
Wave Energy
Wave EnergyWave Energy
Wave Energy
 
Wind Turbine
Wind TurbineWind Turbine
Wind Turbine
 
Soal Ujian Utama Pembangkit
Soal Ujian Utama PembangkitSoal Ujian Utama Pembangkit
Soal Ujian Utama Pembangkit
 
Solar energy
Solar energySolar energy
Solar energy
 
WIND ENERGY SYSTEM
WIND ENERGY SYSTEM WIND ENERGY SYSTEM
WIND ENERGY SYSTEM
 
Solar collectors nces
Solar collectors ncesSolar collectors nces
Solar collectors nces
 

Viewers also liked

Sde tm5
Sde tm5Sde tm5
Sde tm1-070312
Sde tm1-070312Sde tm1-070312
Sde tm1-070312
Alam Tuara Lampung
 
Sde tm8-7
Sde tm8-7Sde tm8-7
Sde tm12-f
Sde tm12-fSde tm12-f
Sde tm12-f
Alam Tuara Lampung
 
Sde tm9-indo
Sde tm9-indoSde tm9-indo
Sde tm9-indo
Alam Tuara Lampung
 
Sde tm6
Sde tm6Sde tm6
Luxación de la porcion larga del tendon del biceps
Luxación de la porcion larga del tendon del bicepsLuxación de la porcion larga del tendon del biceps
Luxación de la porcion larga del tendon del biceps
Rafael Barousse
 
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptxPaparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
Budi Supomo
 
Lesiones de pie en el deportista pptx
Lesiones de pie en el deportista pptxLesiones de pie en el deportista pptx
Lesiones de pie en el deportista pptx
Rafael Barousse
 
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kelas 11
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kelas 11Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kelas 11
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kelas 11
Diva Pendidikan
 

Viewers also liked (14)

Sde tm5
Sde tm5Sde tm5
Sde tm5
 
Sde tm1-070312
Sde tm1-070312Sde tm1-070312
Sde tm1-070312
 
Sde tm8-7
Sde tm8-7Sde tm8-7
Sde tm8-7
 
Sde tm10-f
Sde tm10-fSde tm10-f
Sde tm10-f
 
Sde tm2ab
Sde tm2abSde tm2ab
Sde tm2ab
 
Sde tm11
Sde tm11Sde tm11
Sde tm11
 
Sde tm12-f
Sde tm12-fSde tm12-f
Sde tm12-f
 
Sde tm3x2
Sde tm3x2Sde tm3x2
Sde tm3x2
 
Sde tm9-indo
Sde tm9-indoSde tm9-indo
Sde tm9-indo
 
Sde tm6
Sde tm6Sde tm6
Sde tm6
 
Luxación de la porcion larga del tendon del biceps
Luxación de la porcion larga del tendon del bicepsLuxación de la porcion larga del tendon del biceps
Luxación de la porcion larga del tendon del biceps
 
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptxPaparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
 
Lesiones de pie en el deportista pptx
Lesiones de pie en el deportista pptxLesiones de pie en el deportista pptx
Lesiones de pie en el deportista pptx
 
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kelas 11
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kelas 11Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kelas 11
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kelas 11
 

Similar to Sde tm4a

Pltb
PltbPltb
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
Muhammad Fajar Muharam
 
Pembangkit listrik energi angin
Pembangkit listrik energi anginPembangkit listrik energi angin
Pembangkit listrik energi angin
chairini fikry
 
IPBA - pertemuan 9 (iklim).ppt
IPBA - pertemuan 9 (iklim).pptIPBA - pertemuan 9 (iklim).ppt
IPBA - pertemuan 9 (iklim).ppt
IwanPermanaSuwarna1
 
Energi pasang surut
Energi pasang surutEnergi pasang surut
Energi pasang surut
Reynes E. Tekay
 
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomiGroup 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
Feni Malviowita
 
Bekalan tenaga
Bekalan tenagaBekalan tenaga
Bekalan tenaga
sarahshamm
 
Dean 8.3.3 Wind power 8.3.4 Wave power.pptx
Dean 8.3.3 Wind power 8.3.4 Wave power.pptxDean 8.3.3 Wind power 8.3.4 Wave power.pptx
Dean 8.3.3 Wind power 8.3.4 Wave power.pptx
deanIrvanda1
 
Kincir angin
Kincir anginKincir angin
Kincir angin
Moch Hikmat Octavian
 
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
DanangPrabowo5
 
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga AnginPembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
prihase
 
Dasar klimatologi
Dasar klimatologiDasar klimatologi
Dasar klimatologi
Dedep Tohpati
 
Materi Energi Gelombang Laut kelompok1.pptx
Materi Energi Gelombang Laut kelompok1.pptxMateri Energi Gelombang Laut kelompok1.pptx
Materi Energi Gelombang Laut kelompok1.pptx
barid041208
 
13981017.ppt
13981017.ppt13981017.ppt
13981017.ppt
Qoriaina4
 
Pltb
PltbPltb
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
DanangPrabowo5
 
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptxCHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
Aditandrii
 
Angin (geografi) kelas X
Angin (geografi) kelas XAngin (geografi) kelas X
Angin (geografi) kelas X
Zhafirah Yumna
 
Presentasi Kel 2_EBT_Energi Angin.pptx
Presentasi Kel 2_EBT_Energi Angin.pptxPresentasi Kel 2_EBT_Energi Angin.pptx
Presentasi Kel 2_EBT_Energi Angin.pptx
Kurniawan Adi Kuncoro
 
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan anginBab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan anginAsmawi Abdullah
 

Similar to Sde tm4a (20)

Pltb
PltbPltb
Pltb
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Pembangkit listrik energi angin
Pembangkit listrik energi anginPembangkit listrik energi angin
Pembangkit listrik energi angin
 
IPBA - pertemuan 9 (iklim).ppt
IPBA - pertemuan 9 (iklim).pptIPBA - pertemuan 9 (iklim).ppt
IPBA - pertemuan 9 (iklim).ppt
 
Energi pasang surut
Energi pasang surutEnergi pasang surut
Energi pasang surut
 
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomiGroup 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
 
Bekalan tenaga
Bekalan tenagaBekalan tenaga
Bekalan tenaga
 
Dean 8.3.3 Wind power 8.3.4 Wave power.pptx
Dean 8.3.3 Wind power 8.3.4 Wave power.pptxDean 8.3.3 Wind power 8.3.4 Wave power.pptx
Dean 8.3.3 Wind power 8.3.4 Wave power.pptx
 
Kincir angin
Kincir anginKincir angin
Kincir angin
 
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
 
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga AnginPembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
 
Dasar klimatologi
Dasar klimatologiDasar klimatologi
Dasar klimatologi
 
Materi Energi Gelombang Laut kelompok1.pptx
Materi Energi Gelombang Laut kelompok1.pptxMateri Energi Gelombang Laut kelompok1.pptx
Materi Energi Gelombang Laut kelompok1.pptx
 
13981017.ppt
13981017.ppt13981017.ppt
13981017.ppt
 
Pltb
PltbPltb
Pltb
 
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
 
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptxCHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
 
Angin (geografi) kelas X
Angin (geografi) kelas XAngin (geografi) kelas X
Angin (geografi) kelas X
 
Presentasi Kel 2_EBT_Energi Angin.pptx
Presentasi Kel 2_EBT_Energi Angin.pptxPresentasi Kel 2_EBT_Energi Angin.pptx
Presentasi Kel 2_EBT_Energi Angin.pptx
 
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan anginBab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
 

Sde tm4a

  • 2. Energi Angin (Wind Energy) • Energi angin dan potensinya • Prinsip kerja PLTB (Pembangkit Listrik tenaga Bayu) • Jenis-jenis turbin angin & karakteristiknya • Sistem mekanik & elektrik PLTB • Wind Farm • Potensi PLTB di Indonesia
  • 3. Energi angin dan potensinya • Sekitar 1 – 2 % radiasi surya yang ditransfer menjadi energi angin. • Daya yang dapat dihasilkan dari energi angin di bumi dengan radiasi surya rata-rata 1370 W/m2 dan radius bumi 6371 ribu km adalah sekitar 1,7 PW (1700 TW). Tidak semua energi ini bisa dimanfaatkan. Namun sudah sangan besar untuk mencukupi kebutuhan listrik dunia tahun 2020 yang hanya 3 TW. • Energi kinetik yang dihasilkan oleh angin adalah : • Dimana : – ρ = kerapatan udara = 1,2 kg/m3 – A = luas permukaan baling-baling turbin angin (m2) – v = kecepatan angin (m/det) • Daya dari angin dengan kecepatan 2 kali lebih besar adalah 8 kali lebih besar • Maksimum hanya 60% dari potensi energi angin teoritis tsb yang dapat dimanfaatkan 3 2 1 AvEk 
  • 4. Energi angin dan potensinya
  • 5. • Kecepatan angin pada suatu lokasi pada umumnya mengikuti distribusi Rayleigh • Daya angin yang dapat dimanfaatkan adalah berbanding dengan kecepatan angin pangkat 3 (v3) • Apabila luas diameter baling-baling turbin adalah D maka luas permukaan penampang udara adalah A = π.D2/4 • Sehingga daya angin adalah : • Untuk energi angin berlaku hukum pembatasan Betz (Betz limit) dimana sesuai dengan rugi-rugi yang ada , maka daya tubin angin adalah 1/3 dari daya angin yang dapat dimanfaatkan 32 4 vDPwind   3232 26,0 43 1 vDvDPturbin    Energi angin dan potensinya
  • 6. Keuntungan dan kerugian Keuntungan Kerugian Tersedia berlimpah Tersebar Tidak menyebabkan polusi Kerapatan dayanya rendah Renewable Tersedianya tidak kontinu sehingga perlu media penyimpan energi Arah angin berubah-rubah (pada umumnya) tetapi tdk disemua lokasi Kurang andal ketersediannya Sangat tergantung pada lokasi Sisa bahan bakar sulit dikelola
  • 7. • jumlah PLTB yang ada di dunia saat ini sekitar 158 GW (tahun 2009), dan setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 20-30%. • Teknologi PLTB saat ini dapat menghasilkan energi listrik dengan efisiensi rata-rata sebesar 40%. Hal ini karena akan selalu ada energi kinetik yang tersisa karena angin yang keluar turbin tidak mungkin kecepatan = 0 Perkembangan pemanfaatan energi angin
  • 8. Karakteristik kecepatan angin • kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh ketinggiannya dari permukaan tanah. Semakin mendekati permukaan tanah, kecepatan angin semakin rendah karena adanya gaya gesek antara permukaan tanah dan angin • Untuk alasan ini, PLTB biasanya dibangun dengan menggunakan tower yang tinggi atau dipasang diatas bangunan • rumus berikut cara mengukur kecepatan angin berdasarkan ketinggiannya dan jenis permukaan tanah sekitarnya.
  • 9. Karakteritik angin Garis putus-putus untuk n= 7 Garis lurus untuk n = 5
  • 10. Pola sirkulasi udara akibat rotasi bumi • Angin timbul akibat sirkulasi di atmosfer akibat matahari menyinari bumi yang berotasi. Daerah khatulistiwa akan menerima energi radiasi matahari lebih banyak daripada di daerah kutub, atau udara di daerah khatulistiwa akan lebih tinggi dibandingkan dengan udara di daerah kutub. Perbedaan berat jenis dan tekanan udara inilah yang akan menimbulkan adanya pergerakan udara. Pergerakan udara inilah yang didefinisikan sebagai angin
  • 11. Jenis-jenis angin • Angin laut dan angin darat – Angin laut adalah angin yang timbul akibat adanya perbedaan suhu antara daratan dan lautan. Seperti yang kita ketahui bahwa sifat air dalam melepaskan panas dari radiasi sinar matahari lebih lambat daripada daratan, sehingga suhu di laut pada malam hari akan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di daratan. Semakin tinggi suhu, tekanan udara akan semakin rendah. Akibat adanya perbedaan suhu ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara di atas daratan dan lautan. Hal inilah yang menyebabkan angin akan bertiup dari arah darat ke arah laut. Sebaliknya, pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00 angin akan berhembus dari laut ke darat akibat sifat air yang lebih lambat menyerap panas matahari. • Angin Lembah – Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari. Prinsip terjadinya hampir sama dengan terjadinya angin darat dan angin laut yaitu akibat adanya perbedaan suhu antara lembah dan puncak gunung.
  • 12. Jenis-jenis angin • Angin Musim – Angin musim dibedakan menjadi 2, yaitu angin musim barat dan angin musim timur. Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas). Apabila angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra, maka angin ini akan mengandung curah hujan yang tinggi. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan maksimal pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s. – Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas). Angin ini menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau, karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
  • 13. Jenis-jenis angin • Angin Permukaan – Kecepatan dan arah angin ini dipengaruhi oleh perbedaan yang diakibatkan oleh material permukaan Bumi dan ketinggiannya. Secara umum, suatu tempat dengan perbedaan tekanan udara yang tinggi akan memiliki potensi angin yang kuat. Ketinggian mengakibatkan pusat tekanan menjadi lebih intensif. – Selain perbedaan tekanan udara, material permukaan bumi juga mempengaruhi kuat lemahnya kekuatan angin karena adanya gaya gesek antara angin dan material permukaan bumi ini. Disamping itu, material permukaan bumi juga mempengaruhi kemampuannya dalam menyerap dan melepaskan panas yang diterima dari sinar matahari. Sebagai contoh, belahan Bumi utara didominasi oleh daratan, sedangkan selatan sebaliknya lebih di dominasi oleh lautan. Hal ini saja sudah mengakibatkan angin di belahan Bumi utara dan selatan menjadi tidak seragam.
  • 14. Perbedaan tekanan terlihat dari perbedaan warna. Biru menyatakan tekanan rendah, sedangkan kuning hingga oranye menyatakan sebaliknya. Arah dan besar angin ditunjukkan dengan arah panah dan panjangnya. Arah angin permukaan
  • 15. Potensi energi angin dunia Daerah Grubb and Meyer [4] Wijk and Coelingh [5] Afrika 10 600 - Australia 3 000 1 638 Amerika Utara 14 000 3 762 America Latin 5 400 - Eropa Barat 500 520 Europe Timur 10 600 - Asia 4 900 - Perkiraan Total 50 000 20 000 (+area lain) potensi sumber angin dunia diperkirakan sebesar 50,000 TWh/tahun. Total potensial ini dihitung pada daratan dengan kecepatan angin rata-rata diatas 5,1 m/s dan pada ketinggian 10 m. Data ini setelah direduksi sebesar 10% sebagai toleransi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, dan lain-lain.
  • 16. Potensi energi angin di Indonesia Perbedaan kecepatan udara terlihat dari perbedaan warnanya. Biru menyatakan kecepatan udara rendah, sedangkan hijau, kuning, merah dan sekitarnya menyatakan semakin besarnya kecepatan angin.
  • 17. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB)• Kincir sngin – Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu kincir angin yang berputar dengan sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal – kincir angin jenis multi-blade dan Savonius cocok digunakan untuk aplikasi PLTB kecepatan rendah. Sedangkan kincir angin tipe Propeller, paling umum digunakan karena dapat bekerja dengan lingkup kecepatan angin yang luas. • Gear box – Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.. • Brake System – Alat ini diperlukan saat angin berhembus terlalu kencang yang dapat menimbulkan putaran berlebih pada generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, terjadi arus lebih pada generator.
  • 20. • Generator – Ada berbagai jenis generator yang dapat digunakan dalam sistem turbin angin, antara lain generator serempak (synchronous generator), generator tak-serempak (unsynchronous generator), rotor sangkar maupun rotor belitan ataupun generator magnet permanen – Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur tegangan dan frekuensi keluaran generator dengan cara mengatur- atur arus medan dari generator. Sayangnya penggunaan generator serempak jarang diaplikasikan karena biayanya yang mahal, membutuhkan arus penguat dan membutuhkan sistem kontrol yang rumit. – Generator tak-serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin dan sistem mikrohidro, baik untuk sistem fixed-speed maupun sistem variable speed. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB)
  • 21. • Penyimpan energi – Pada sistem stand alone, dibutuhkan baterei untuk menyimpan energi listrik berlebih yang dihasilkan turbin angin. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga selama 0.5 jam pada daya 780 watt. • Tower – Tower PLTB dapat dibedakan menjadi 3 jenis . Setiap jenis tower memiliki karakteristik masing-masing dalam hal biaya, perawatan, efisiensinya, ataupun dari segi kesusahan dalam pembuatannya Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB)
  • 22. Jenis-jenis tower PLTB Guyed Structure Lattice Structure Mono Structure
  • 24. Karateristik Kerja Turbin Angin • daerah kerja turbin angin dapat dibagi menjadi 3, yaitu (a) cut-in speed (b) kecepatan kerja angin rata-rata (kecepatan nominal) (c) cut-out speed. • Secara ideal, turbin angin dirancang dengan kecepatan cut-in yang seminimal mungkin, kecepatan nominal yang sesuai dengan potensi angin lokal, dan kecepatan cut-out yang semaksimal mungkin. • Namun secara mekanik kondisi ini sulit diwujudkan karena kompensasi dari perancangan turbin angin dengan nilai kecepatan maksimal (Vcutoff) yang besar adalah Vcut dan Vrated yang relatif akan besar pula. • penentuan kecepatan angin suatu daerah dapat juga dilakukan dengan menggunakan metode probalistik distribusi Weibull dalam mengolah kumpulan data hasil survey
  • 28. • Terdapat dua sistem elektrik PLTB yaitu kecepatan konstan dan kecepatan berubah • Kecepatan konstan: – Keuntungan dari sistem kecepatan konstan (fixed-speed) adalah murah, sistemnya sederhana dan kokoh (robust) – Sistem ini beroperasi pada kecepatan putar turbin yang konstan dan menghasilkan daya maksimum pada satu nilai kecepatan angin. – Sistem ini biasanya menggunakan generator tak-serempak (unsynchronous generator), dan cocok diterapkan pada daerah yang memiliki potensi kecepatan angin yang besar – Kelemahan dari sistem ini adalah generator memerlukan daya reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga harus dipasang kapasitor bank atau dihubungkan dengan grid – Sistem ini rentan terhadap pulsating power menuju grid dan rentan terhadap perubahan mekanis secara tiba-tiba Sistem elektrik PLTB
  • 30. • Kecepatan berubah (variabel speed) – sistem didesain agar dapat mengekstrak daya maksimum pada berbagai macam kecepatan. – Sistem variable speed dapat menghilangkan pulsating torque yang umumnya timbul pada sistem fixed speed. – Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya untuk mengkondisikan daya, seperti penyearah (rectifier), Konverter DC-DC, ataupun Inverter. – Pada sistem variable speed (b) menggunakan generator induksi rotor belitan – Karakteristik kerja generator induksi diatur dengan mengubah-ubah nilai resistansi rotor, sehingga torsi maksimum selalu didapatkan pada kecepatan putar turbin berapa pun – Sistem ini lebih aman terhadap perubahan beban mekanis secara tiba- tiba, terjadi reduksi pulsating power menuju grid dan memungkinkan memperoleh daya maksimum pada beberapa kecepatan angin yang berbeda. Sistem elektrik PLTB
  • 32. Pada sistem variable speed (c) menggunakan rangkaian elektronika daya untuk mengatur nilai resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan sistem pertama. Sistem elektrik kecepatan berubah
  • 33. Sistem variable speed dengan kendali resistansi • Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini antara lain : – Komponen yang ada dapat bertahan lebih lama, karena sistem ini lebih aman terhadap perubahan beban secara tiba-tiba. • Sedangkan kekurangan sistem ini adalah : – Belitan rotornya masih menggunakan slip ring, sehingga timbul rugi- rugi tambahan pada generator dan membutuhkan perawatan berkala. – Membutuhkan roda gigi, sehingga menimbulkan rugi-rugi gesek dan suara bising yang mengganggu lingkungan sekitar. – Menggunakan generator induksi-rotor belitan sehingga menimbulkan rugi-rugi tembaga pada rotor. – Hanya dapat mengekstrak daya pada range 5-10% diatas kecepatan nominalnya. – Harus dihubungkan ke kapasitor bank atau grid untuk menghasilkan daya keluaran.
  • 34. Sistem variable speed dengan kendali resistansi
  • 35. Sistem variable speed dengan generator induksi rotor sangkar • Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini antara lain : – Jangkauan kecepatan lebih luas dibandingkan sistem I. Sistem variable speed – rotor sangkar ini dapat mengekstrak daya pada semua range kecepatan diatas kecepatan nominalnya. – Tidak menggunakan konverter untuk medan eksitasinya. – Tidak membutuhkan brush pada rotor sehingga sebagian rugi- rugi pada rotor dapat dihilangkan. – Teknologinya sudah terbukti handal. • Sedangkan kekurangan sistem ini adalah : – Membutuhkan roda gigi, sehingga menimbulkan rugi-rugi gesek dan suara bising yang mengganggu lingkungan sekitar. – Harus dihubungkan ke kapasitor bank atau grid untuk menghasilkan daya keluaran
  • 36. Dengan rotor sangkar Sistem elektrik kecepatan berubah
  • 37. Sistem variable speed dengan generator sinkron magnet permanen • Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini antara lain : – Jangkauan kecepatan kerja sistem tidak terbatas. Sistem variable speed direct-drive ini dapat mengekstrak daya pada kecepatan putar turbin berapapun. – Menghindarkan penggunaan roda gigi dengan menggunakan generator yang dapat beroperasi pada putaran rendah (multi-pole generator). – Tidak menggunakan brush, sehingga biaya perawatan komponen generator dan juga rugi-rugi daya pada rotor dapat dikurangi. – Tidak menggunakan konverter untuk medan eksitasinya. – Menggunakan magnet permanen untuk membangkitkan tegangan, sehingga rugi-rugi daya pada rotor yang biasanya timbul pada generator rotor belitan dapat dihilangkan. • Sedangkan kekurangan sistem ini adalah : – Ukuran generator dapat menjadi besar dan berat. – Membutuhkan magnet permanen yang mahal dan sulit diperoleh di Indonesia.
  • 38. Dengan rotor permanen Sistem elektrik kecepatan berubah
  • 39. Perkembangan PLTB • Sistem turbin angin fixed-speed terkoneksi grid dengan generator induksi – Pada awal sejarah digunakannya PLTB sebagai pembangkit listrik, teknologi fixed-speed terkoneksi grid dengan menggunakan generator induksi – rotor sangkar banyak digunakan Alasan utama sistem ini banyak dipakai karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya sangat murah, kokoh, dan sederhana – Konsep fixed-speed mengandalkan konsep kendali yang dapat menjaga kecepatan putar sudu turbin pada kecepatan putar konstan. Karena itu, sistem ini dirancang untuk mengekstrak energi angin secara optimal pada satu tingkat kecepatan angin saja. Hal ini tentunya akan menjadi kekurangan utama dalam aplikasi PLTB, karena seperti kita ketahui profil kecepatan angin dapat berubah cepat dalam orde detik. Pada kasus ini, efek nyata dari penggunaan sistem turbin angin sangat terasa pada produksi daya yang dihasilkan oleh PLTB per tahunnya jika dibandingkan sistem turbin angin lainnya – Sistem turbin angin ini hanya menggunakan komponen elektronika soft-starter yang digunakan untuk mengurangi dampak inrush current yang terjadi pada saat pertama kali generator mulai terhubung dengan grid. Pencegahan inrush current ini harus dilakukan karena bila tidak ditangani akan menyebabkan frekuensi dan tegangan grid akan berubah secara drastis dan akan mempengaruhi stabilitas komponen yang terhubung dengannya.
  • 40. Perkembangan PLTB • Sistem turbin angin direct-drive dengan generator sinkron magnet permanen – Perkembangan terakhir dari teknologi sistem turbin angin yang ada saat ini sudah banyak menggunakan komponen generator putaran rendah permanen magnet untuk menghindari penggunaan roda gigi. Penggunaan roda gigi menimbulkan rugi-rugi daya tambahan pada PLTB dan memerlukan perawatan, pelumasan secara berkala. Selain itu, nilai lebih dari sistem ini terletak pada kemampuannya mengkonversikan energi listrik secara optimal pada rentang kecepatan angin berapapun. Rugi-rugi eksitasi generator pada sistem turbin angin juga dapat dihilangkan dengan penggunaan permanen magnet yang notabene tidak menghasilkan arus muatan. Sistem ini sudah teruji kehandalannya baik pada saat beroperasi dengan grid maupun tidak (stand-alone). sistem turbin angin ini teruji paling baik dari segi efisiensi dan produksi daya per tahunnya. – terdapat beberapa kerugian yang diantaranya karena biaya investasi yang dibutuhkan jauh lebih mahal dari sistem turbin angin lainnya. Disamping itu, untuk dapat menghasilkan daya yang optimal pada kecepatan angin yang rendah (<100 rpm) ukuran sistem ini memiliki dimensi yang lebih besar dibandingkan sistem lainnya, sehingga diperlukan pembangunan infrastruktur tambahan yang tentunya juga berimplikasi pada bertambahnya biaya yang diperlukan.
  • 41. • Untuk daerah yang memiliki karateristik angin cukup baik, frekuensi anginnya kintinu hampir sepanjang tahun, kecepatan anginnya cukup tinggi, umumnya potensi energi anginnya dapat dioptimalkan dengan cara memasang beberapa turbin angin dalam suatu lokasi yang biasa dikenal dengan Wind Farm. • Untuk membangun suatu komplek wind farm, turbin-turbin angin yang berdekatan tersebut tidak boleh saling mengganggu dalam aliran anginnya. • Dalam praktek jarak antara turbin angin adalah 5D – 10 D (D=diameter) • Untuk suatu daerah dengan luas S, jumlah turbin angin yang dapat dibangun adalah : • Daya total yang dapat dibangkitkan dalam suatu area adalah : • Jika : v = 12 m/det maka akan diperoleh 5 MW/km2 Wind farm  2 10D S m  2 3 2 32 /4,5 100 26,0 100 26,0. mW v D vD S Pm S P turbinfarm  
  • 42. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain Wind Farm • Menentukan tinggi dari turbin angin – Semakin tinggi kita memasang turbin angin maka kecepatan anginnya semakin besar. Namun semakin tinggi turbin semakin besar pula biaya yang dibutuhkan untuk membangun tower turbin. Rata-rata tinggi suatu turbin angin adalah 30 – 50 meter. • Menentukan jarak antara setiap turbin angin pada wind farm – Terlalu jauh atau terlalu dekat pemasangan turbin angin pada wind farm akan menyebabkan produksi energi listrik yang dihasilkan wind farm tidak sebanding dengan biaya pembangunannya dan energi yang dikonversikan pada wind farm tersebut. Apabila turbin angin dibangun pada jarak yang terlalu jauh maka pemanfaatan potensi angin pada tempat tersebut akan tidak optimal. Sementara jika jarak antar turbin angin dibangun terlalu dekat, dapat terjadi turbulensi pada turbin. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1, jarak vertikal ideal antara satu turbin angin dan yang lainnya adalah sebesar 5 kali diameter baling-baling. Sedangkan jarang horisontalnya adalah 7 kali diameter baling-baling turbin.
  • 43. • Penempatan lokasi PLTB – Tidak semua lokasi pada suatu daerah cocok untuk dibangun PLTB. Agar mampu menghasilkan energi angin yang besar perlu diadakan survey pada setiap daerah untuk mengetahui potensi angin lokalnya. Biasanya kecepatan angin pada suatu daerah juga akan semakin besar pada setiap ketinggian tertentu. • Kerapatan udara/angin - Kerapatan udara merupakan fungsi dari temperatur dan tekanan udara yang angkanya tidak dapat diperkirakan secara eksak. Kerapatan udara rata-rata adalah 800 kali lebih rendah dibanding dengan kerapatan air. Sebagai contoh didaerah puncak gunung memiliki kecepatan angin yang tinggi namun semakin tinggi gunung semakin mengurangi kerapatan udara di daerah tersebut. Angka kerapatan udara yang biasa digunakan dalam mendesain turbin angin adalah sebesar 0,1 – 0,5. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain Wind Farm
  • 44. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain Wind Farm
  • 45. Ilustrasi Wind mill, Wind farm & kite ladder