Dokumen tersebut membahas tentang pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di tempat kerja, termasuk persyaratan petugas P3K, fasilitas seperti kotak P3K, serta peraturan terkait P3K di tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang K3 Mekanik yang mencakup latar belakang pentingnya K3 pada peralatan mekanik, jenis kecelakaan yang terkait, faktor penyebab kecelakaan, dan upaya pengendalian sumber bahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan."
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah dan perkembangan budaya keselamatan (safety culture) serta program-program pengembangan budaya K3. Ia menjelaskan bahwa safety culture pertama kali diperkenalkan setelah insiden Chernobyl dan saat ini menjadi pilar penting dalam keselamatan kerja. Dokumen ini juga membahas berbagai model dan indikator budaya K3 serta tantangan dalam mengembangkan budaya K3 yang kuat di perusahaan.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang safety riding atau mengendarai sepeda motor dengan aman dan bertanggung jawab. Terdapat beberapa poin penting yang disarankan sebelum dan saat mengendarai, seperti memastikan kondisi fisik dan mental yang sehat, memeriksa kondisi sepeda motor, serta memiliki perlengkapan administrasi yang diperlukan seperti SIM dan STNK. Dokumen tersebut juga mengingatkan untuk tidak bersikap egois di jalan den
Dokumen tersebut membahas tentang pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di tempat kerja, termasuk persyaratan petugas P3K, fasilitas seperti kotak P3K, serta peraturan terkait P3K di tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang K3 Mekanik yang mencakup latar belakang pentingnya K3 pada peralatan mekanik, jenis kecelakaan yang terkait, faktor penyebab kecelakaan, dan upaya pengendalian sumber bahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan."
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah dan perkembangan budaya keselamatan (safety culture) serta program-program pengembangan budaya K3. Ia menjelaskan bahwa safety culture pertama kali diperkenalkan setelah insiden Chernobyl dan saat ini menjadi pilar penting dalam keselamatan kerja. Dokumen ini juga membahas berbagai model dan indikator budaya K3 serta tantangan dalam mengembangkan budaya K3 yang kuat di perusahaan.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang safety riding atau mengendarai sepeda motor dengan aman dan bertanggung jawab. Terdapat beberapa poin penting yang disarankan sebelum dan saat mengendarai, seperti memastikan kondisi fisik dan mental yang sehat, memeriksa kondisi sepeda motor, serta memiliki perlengkapan administrasi yang diperlukan seperti SIM dan STNK. Dokumen tersebut juga mengingatkan untuk tidak bersikap egois di jalan den
Dokumen tersebut membahas kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) nasional Indonesia. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi keselamatan para pekerja dan menjamin produktivitas nasional. Dokumen ini menjelaskan tanggung jawab berbagai pihak terkait penerapan K3, serta strategi dan program pemerintah untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko K3, meliputi definisi risiko dan manajemen risikonya, tahapan-tahapan manajemen risiko K3, dan metode identifikasi serta penilaian risiko. Ditekankan pentingnya komitmen manajemen dan keterlibatan seluruh pihak dalam mengelola risiko K3 secara terstruktur dan komprehensif.
Dokumen tersebut membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertujuan untuk melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja serta menjamin proses produksi berjalan dengan aman dan efisien dengan fokus pada pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja."
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian K3 yang mencakup kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan keamanan kerja. K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat bagi pekerja dengan mencegah terjadinya kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Dokumen juga menjelaskan berbagai alat pelindung diri yang digunakan untuk mencegah berbagai bahaya di tempat ker
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang merupakan bagian penting dalam pengelolaan risiko keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. SMK3 terdiri atas 5 prinsip dasar yaitu komitmen dan kebijakan, perencanaan, penerapan, pengukuran dan evaluasi, serta peninjauan ulang dan peningkatan. Dokumen ini juga menjelaskan proses pelaksanaan SMK3 mulai dari perencanaan
Budaya keselamatan merupakan filosofi yang mendasari sikap, perilaku, dan proses untuk mencegah kesalahan. Beberapa komponen penting budaya keselamatan adalah pelaporan insiden, pembelajaran dari kesalahan, dan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan masalah baru.
11. statistik dan pelaporan kecelakaanWinarso Arso
Dokumen tersebut membahas tentang statistik dan pelaporan kecelakaan kerja dalam industri migas. Terdapat beberapa parameter untuk mengukur tingkat keselamatan kerja seperti tingkat kekerapan, tingkat keparahan, rata-rata hari hilang, indeks cidera berat, dan indikator kekerapan-keparahan. Pelaporan kecelakaan meliputi detail tempat, waktu, dan faktor penyebab kecelakaan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja kantor yang mencakup pengertian K3, tujuan, dan fungsi K3 serta penerapannya pada berbagai industri dan institusi.
2. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan K3 antara lain metode kerja, lingkungan kerja, alat kerja, dan bahan kerja.
3
Dokumen tersebut membahas tentang izin kerja dan prosedur keselamatan yang harus dipatuhi untuk pekerjaan berisiko tinggi seperti pengelasan, pekerjaan di ruang terbatas, dan pekerjaan lainnya. Izin kerja diperlukan untuk mengontrol risiko dan memastikan keselamatan pekerja.
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya listrik dan keselamatan listrik di fasilitas industri. Ia menjelaskan jenis bahaya listrik, efek sengatan listrik, pencegahan bahaya melalui isolasi, grounding, dan sirkuit proteksi, serta tindakan penyelamatan dan pertolongan pertama bagi korban sengatan listrik.
Makalah ini membahas pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan perguruan tinggi. K3 telah diajarkan sebagai mata kuliah wajib dengan beban kredit tertentu, dan berbagai universitas melakukan pelatihan K3 untuk mahasiswa. Penerapan K3 diharapkan dapat mencegah kecelakaan dan meningkatkan produktivitas di lingkungan kampus.
Dokumen tersebut membahas kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) nasional Indonesia. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi keselamatan para pekerja dan menjamin produktivitas nasional. Dokumen ini menjelaskan tanggung jawab berbagai pihak terkait penerapan K3, serta strategi dan program pemerintah untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko K3, meliputi definisi risiko dan manajemen risikonya, tahapan-tahapan manajemen risiko K3, dan metode identifikasi serta penilaian risiko. Ditekankan pentingnya komitmen manajemen dan keterlibatan seluruh pihak dalam mengelola risiko K3 secara terstruktur dan komprehensif.
Dokumen tersebut membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertujuan untuk melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja serta menjamin proses produksi berjalan dengan aman dan efisien dengan fokus pada pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja."
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian K3 yang mencakup kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan keamanan kerja. K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat bagi pekerja dengan mencegah terjadinya kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Dokumen juga menjelaskan berbagai alat pelindung diri yang digunakan untuk mencegah berbagai bahaya di tempat ker
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang merupakan bagian penting dalam pengelolaan risiko keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. SMK3 terdiri atas 5 prinsip dasar yaitu komitmen dan kebijakan, perencanaan, penerapan, pengukuran dan evaluasi, serta peninjauan ulang dan peningkatan. Dokumen ini juga menjelaskan proses pelaksanaan SMK3 mulai dari perencanaan
Budaya keselamatan merupakan filosofi yang mendasari sikap, perilaku, dan proses untuk mencegah kesalahan. Beberapa komponen penting budaya keselamatan adalah pelaporan insiden, pembelajaran dari kesalahan, dan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan masalah baru.
11. statistik dan pelaporan kecelakaanWinarso Arso
Dokumen tersebut membahas tentang statistik dan pelaporan kecelakaan kerja dalam industri migas. Terdapat beberapa parameter untuk mengukur tingkat keselamatan kerja seperti tingkat kekerapan, tingkat keparahan, rata-rata hari hilang, indeks cidera berat, dan indikator kekerapan-keparahan. Pelaporan kecelakaan meliputi detail tempat, waktu, dan faktor penyebab kecelakaan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja kantor yang mencakup pengertian K3, tujuan, dan fungsi K3 serta penerapannya pada berbagai industri dan institusi.
2. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan K3 antara lain metode kerja, lingkungan kerja, alat kerja, dan bahan kerja.
3
Dokumen tersebut membahas tentang izin kerja dan prosedur keselamatan yang harus dipatuhi untuk pekerjaan berisiko tinggi seperti pengelasan, pekerjaan di ruang terbatas, dan pekerjaan lainnya. Izin kerja diperlukan untuk mengontrol risiko dan memastikan keselamatan pekerja.
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya listrik dan keselamatan listrik di fasilitas industri. Ia menjelaskan jenis bahaya listrik, efek sengatan listrik, pencegahan bahaya melalui isolasi, grounding, dan sirkuit proteksi, serta tindakan penyelamatan dan pertolongan pertama bagi korban sengatan listrik.
Makalah ini membahas pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan perguruan tinggi. K3 telah diajarkan sebagai mata kuliah wajib dengan beban kredit tertentu, dan berbagai universitas melakukan pelatihan K3 untuk mahasiswa. Penerapan K3 diharapkan dapat mencegah kecelakaan dan meningkatkan produktivitas di lingkungan kampus.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di sekolah sangat penting untuk diperhatikan karena dapat menjamin keselamatan dan kesehatan seluruh warga sekolah serta mencegah terjadinya kecelakaan. Sosialisasi budaya K3 perlu dilakukan, terutama kepada siswa, agar mereka memahami pentingnya K3 dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan K3 adalah memelihara lingkungan kerja yang
Modul ini membahas tentang Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan 2 melalui 4 kegiatan belajar yaitu menerapkan prinsip K3L pada situasi kerja, mendeskripsikan prosedur K3L, menceriterakan analisis dampak lingkungan dan peraturan kesehatan lingkungan, serta menerapkan prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan. Untuk mempelajari modul ini, diperlukan pemahaman dasar tentang K3L secara umum dan pent
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang prosedur keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja bagi siswa kelas X.
2. Terdapat empat kegiatan pembelajaran yang membahas tentang mengikuti prosedur K3, menghadapi situasi darurat, sistem manajemen K3, dan istilah kesehatan lingkungan.
3. Dokumen ini bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampil
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...wanfadhilahwanhitam
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui amalan keselamatan dan sejauh manakah ia diaplikasikan dalam kerja-kerja amali dalam bidang landskap dan binaan di Kolej Komuniti. Terdapat lima aspek yang dikaji iaitu pengetahuan, pematuhan, pelaksanaan tentang amalan keselamatan dan aspek keselamatan yang dilaksanakan serta keperihatinan pihak institusi terhadap keselamatan pelajar. Sampel kajian adalah seramai 52 orang yang mana merupakan pelajar yang mengikuti modul pembinaan dan projek landskap daripada Kolej Komuniti Selandar dan Masjid Tanah, Melaka dan Kolej Komuniti Mas Gading, Sarawak. Data yang dikumpul melalui borang soal selidik dianalisis menggunakan perisian Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 17.0. Secara keseluruhan, hasil kajian menunjukkan bahawa aplikasi amalan keselamatan dalam kerja-kerja amali binaan dan landskap pada kadar 55%. Oleh yang demikian, dicadangkan satu kursus dengan modul yang lengkap berkaitan dengan amalan keselamatan dan kesihatan pekerja serta aplikasinya di dalam bidang landskap dan binaan dibangunkan.
Proposal Seminar Nasional K3 by HSE Indonesia (participant)Dini Septiana
Seminar Nasional K3 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang K3 dan mendukung penerapan K3 yang baik di perusahaan dan masyarakat untuk mencapai Indonesia Berbudaya K3 pada tahun 2015. Seminar ini akan membahas topik-topik seperti penerapan manajemen keselamatan kontraktor, kesehatan kerja, dan peran wanita dalam K3. Acara ini diselenggarakan oleh PT. Familia Mitra Selaras dan akan
Dokumen tersebut membahas tentang K3 dan ketenagakerjaan. Termasuk tujuan, keuntungan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan K3 serta perbedaan antara dasar hukum dan dasar umum K3. Tujuan K3 adalah untuk menjaga keselamatan pekerja, sedangkan faktor yang mempengaruhi antara lain lingkungan kerja dan desain peralatan yang tidak sesuai. Ada juga perbedaan pengaturan hukum K3 berdas
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja dengan perilaku keselamatan pada karyawan produksi di PT. Famili Raya CRF Padang.
2. Variabel independen yang diteliti adalah rambu-rambu keselamatan, komunikasi pesan keselamatan, pelatihan keselamatan, dan pengawasan keselamatan. Variabel dependennya adalah perilaku keselamatan.
3. Populasi penelitian ini
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
1. PENERAPAN BUDAYA K3 (SAFETY CULTURE) KESELAMATAN KERJA
DAN KESEHATAN DI LABORATORIUM SMK NEGERI Di KOTA
MAKASSAR
Oleh :
SYAMSAM ARDU. S
15B20046
2. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wadah
pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus
berusaha untuk menghasilkan tenaga kerja yang
berkemampuan sesuai kebutuhan dunia industri. Sehingga
diharapkan siswa dapat menyesuaikan diri untuk memenuhi
kebutuhan tuntutan kerja di dunia industri. Termasuk
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
merupakan hal penting untuk dilakukan di dalam sebuah
proses produksi pada bidang industri. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja,
baik siswa pada saat praktek maupun belajar. Siswa
merupakan aset yang paling berharga bagi sekolah. Oleh
karena itu agar siswa dapat melaksanakan pekerjaan dengan
aman dan produktif, maka setiap siswa harus waspada dan
berusaha agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat dalam
bekerja.
3. Indonesia punya cita-cita untuk mewujudkan masyarakat berbudaya
K3, seperti tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No.
384 Tahun 2016 mengenai petunjuk pelaksanaan Bulan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2015-2019 dengan sasaran
mendorong pencapaian “Kemandirian Masyarakat Indonesia
Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara
berkesinambungan.
Menurut Heinrich (1931), sang penemu Teori Domino, 88%
kecelakaan terjadi karena perilaku tidak aman (unsafe action).
Sementara itu, kondisi tidak aman kerena lingkungan (Unsafe
condition) hanya memiliki porsi 10% dalam terjadinya kecelakaan dan
sisanya, sebanyak 2%, murni disebabkan olehkehendak Tuhan.
Masih banyak siswa yang belum sadar untuk berperilaku K3 terutama
ketika berada di laboratorium. Mereka merasa K3 tidak terlalu penting
untuk diterapkan di laboratorium karena hanya sebatas bagaimana
tujuan akhir itu terlaksana tanpa memperhatikan resiko-resiko yang
akan terjadi nantinya.
4. Indonesia punya cita-cita untuk mewujudkan masyarakat berbudaya K3, seperti
tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 384 Tahun 2016 mengenai petunjuk
pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2015-2019 dengan
sasaran mendorong pencapaian “Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) secara berkesinambungan.
Menurut Heinrich (1931), sang penemu Teori Domino, 88% kecelakaan terjadi
karena perilaku tidak aman (unsafe action). Sementara itu, kondisi tidak aman kerena
lingkungan (Unsafe condition) hanya memiliki porsi 10% dalam terjadinya kecelakaan dan
sisanya, sebanyak 2%, murni disebabkan olehkehendak Tuhan.
Masih banyak siswa yang belum sadar untuk berperilaku K3 terutama ketika berada
di laboratorium. Mereka merasa K3 tidak terlalu penting untuk diterapkan di laboratorium
karena hanya sebatas bagaimana tujuan akhir itu terlaksana tanpa memperhatikan resiko-resiko
yang akan terjadi nantinya.
5. Dimana siswa melakukan praktik tanpa melihat teori terlebih dahulu
sehingga pengetahuannya menjadi terbatas dan tidak mengetahui
bagaimana prosedur kerja yang benar. Siswa merasa kurang praktis
apabila praktik menggunakan peralatan keselamatan kerja sehingga
sikap mereka rata-rata menyepelekan hal-hal yang berhubungan
dengan K3.
Pemahaman siswa terhadap materi keselamatan dan
kesehatan kerja pada mata pelajaran praktik kerja khususnya di
laboratorium akan berpengaruh terhadap persepsi siswa mengenai
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Persepsi siswa dalam
memahami keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek yang
akan membentuk sikap siswa saat melakukan praktik di laboratorium
6. Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah, yang belum
memberikan perhatian dengan serius materi pelajaran
keselamatan dan kesehatan kerja. Materi pelajaran keselamatan
dan kesehatan kerja yang sudah diberikan belum efektif karena
hanya dominan pada pengetahuan saja yang terfokus pada bahan
materi ajarnya saja, selain itu pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja di sekolah masih belum sejalan dengan standar
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di industri.
Dari uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian
tentang “Penerapan Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota
Makassar
7. RUMUSAN MASALAH :
1. Bagaimanakah pengetahuan siswa terhadap Budaya
K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota
Makassar?
2. Bagaimanakah sikap siswa terhadap Budaya K3
(Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
3. Bagaimanakah gambaran pelaksanaan Budaya K3
(Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
4. Bagaimanakah Penerapan Budaya K3 (Safety
Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
8. TUJUAN
1. pengetahuan siswa terhadap Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota
Makassar?
2. sikap siswa terhadap Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
3. gambaran pelaksanaan Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
4. Penerapan Budaya (Safety Culture) efektif diterapkan di
Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
9. MAMFAAT
Mamfaat secara teoritis :
1. Penulis dapat menambah wawasan tentang Kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium
2. Penulis mendapatkan jawaban tentang dari penelitian
Mamfaat secara praktis :
1. Sekolah dapat menambahkan wawasan kepada siswa tentang pentingnya
memamahi pengetahuan K3
2. Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas
3. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
(laboratorium).
4. Siswa lebih produksi dalam pemeliharaan dan penggunaan alat-alat secara
aman dan efisien.
5. Sebagai bahan tambahan pengetahuan bagi para guru dan siswa
dilingkungan Sekolah Menengah Kejuruan dalam meminimalisir tingkat
kecelakaan kerja di tempat kerja dengan melakukan penilaian risiko
keselamatan dan kesehatan kerja.
10. TINJAUAN PUSTAKA
Negara – negara berkembang di seluruh dunia, pada umumnya
menyelengarakan dua jenis pendidikan utama yaitu pendidikan umum (general
education) dan pendidikan kejuruan (vocational education). Hal tersebut
seperti dinyatakan oleh Jandhyala B G Tilak (2002:46) dalam Vocational
Handbook on Educational Research in the Asia Pasific Region sebagai berikut
: Pendidikan umum atau kejuruan merupakan pilihan di banyak negara-negara
berkembang. Dalam kehidupan manusia, pendidikan umum menciptakan
manusia umum” dan pendidikan kejuruan dan vokasional menciptakan
“manusia khusus“. Pendidikan kejuruan mempunyai keuntungan, ketrampilan-
ketrampilan khusus yang sesuai dengan pekerjaan, yang dapat membuat
pekerja lebih siap terhadap pekerjaan yang diperoleh dan membuat mereka
lebih produktif.
11. PENDIDIKAN KEJURUAN
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan menjelaskan bahwa siswa SMK
adalah mereka yang dipersiapkan untuk berpartisi aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan, sehingga lulusan SMK siap terjun ke masyarakat berbaur dan
bersosialisasi dengan masyarakat. Artinya, selain memiliki kompetensi
keahlian sesuai bidangnya, siswa SMK juga dipersiapkan untuk menghadapi
kehidupan sosial di masyarakat. Prosser dan Quigley dalam Surya Dharma
(2013) menyatakan bahwa esensi dari pendidikan kejuruan adalah mengajarkan
kebiaaan berfikir dan bekerja melalui pelatihan yang berulang – ulang.
Terdapat tiga kebiasaan yang harus diajarkan yaitu :
1. Kebiasaan beradaptasi dengan lingkungan kerja,
2. Kebiasaan dalam proses pelaksanaan kerja, dan
3. Kebiasaan berfikir ( dalam pekerjaan )
12. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan
tenteram bagi para karyawan yang bekerja di perusahan yang
bersangkutan (Suma’mur, 1981: 2). Sedangkan menurut Undang-
undang No. 1 Tahun 1970 menerangkan bahwa keselamatan kerja
yang mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin,
landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan
perlindungan sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan produktifitas.
13. BUDAYA K3 (SAFETY CULTURE)
Istilah budaya keselamatan (safety culture) pertama kali tertera dalam laporan
yang disusun oleh ‘International Nuclear Safety Advisory Group’ (INSAG)
pada tahun 1987 yang membahas peristiwa ‘Chernobyl’ didalam laporan dari
International Nuclear Safety Advisory Group berjudul ’Safety Culture’
(SAFETY SERIES No.75-INSAG-4), yang oleh IAEA di publikasikan pada
1991. Atas dasar itu ’International Atomic Energy Agency’ (IAEA) menyusun
Konsep atau Model, Metoda Pengkuran Budaya Keselamatan (Safety Culture)
sebagai bagian dari Budaya Organisasi (Organizational Culture). Kemudian
disusun pula model dasar pembudayaan Keselamatan Instalasi Nuklir sebagai
panduan program untuk pengembangan budaya keselamatan instalasi nuklir di
tingkat internasional, regional, maupun pada tingkat nasional negara-negara
anggotanya.
14. Aspek Indikator Budaya K3
Kesehatan Kerja di sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari budaya organisasi bisa
dilihat dari 3 indikator yaitu :
1. Aspek psikologis pekerja terhadapK3 (psychological aspects, what people feel, what is
believe).
2. Aspek perilaku K3 pekerja (behavioral aspects, what people do, what is done,).
3. Aspek situasi atau organisasi dalam kaitan dengan K3 (situationalaspects, what
organizational has, what is said).
Budaya K3
(safety
culture)
Person:
Cara berpikir,
nilai,
pengetahuan,
motivasi dan
harapan
Behavior:
Perilaku
sehari-hari,
kebiasaan
dalam k3,
Enviorment :
Kebijakan k3, Organisasi K3, Sistem Managemen
K3, Pengelolaan K3
Aspek Budaya K3
15. PEMBELAJARAN Di LABORATORIUM
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal, Perguruan Tinggi
sebagai lembaga penyelenggara pendidikan memiliki peranan yang sangat
besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Salah satu fasilitas dalam proses
belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium.
Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang
memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan
didalam tempat kerjanya kelak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Laboratorium
adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk
mengadakan percobaan (penyelidikan).
16. PEMBELAJARAN Di LABORATORIUM
Laboratorium merupakan tempat dimana proses belajar mengajar yang berupa
kegiatan praktek dilaksanakan. Kegiatan praktek di laboratorium dapat berupa
pengukuran, pengamatan, pengujian bahan dan eksperimen. Fungsi utama
laboratorium dan workshop adalah memberikan pengetahuan dasar,
menerapkan dan mengaplikasikan konsep, pengujian, produksi, pemeliharaan
dan servis. Laboratorium dan workshop yang baik yaitu jika terdapat sejumlah
perkakas dan alat yang memadai, jenisnya lengkap dan kualitasnya memenuhi
syarat serta pengelolaan yang baik Fungsi lain dari sebuah laboratorium dan
workshop ditentukan oleh jenis laboratorium dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
17. KERANGKA BERPIKIR
Aspek psikologis siswa
terhadap budaya K3 (Person)
•Cara pikir,
•Nilai
•Pengetahuan,
•Motivasi
•Harapan
Aspek perilaku budaya k3
siswa (Behaviour)
•Perilaku sehari-hari di dalam
bekerja di laboratorium
•Kebiasaan-kebiasaan dalam
K3
Aspek situasi atau organisasi
dalam kaitan dengan
budayaK3 (Environment);
•Sistem Manajemen K3,
•SOP
•Komite K3,
•Peralatan Kerja
•Lingkungan kerja,
Laboratorium Teknik
Komputer dan Jaringan.
Penerapan Budaya K3
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
18. PENELITIAN YANG RELEFAN
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang di teliti oleh Prilia Relastiani
Ramadan Nim 10518241037 dengan judul Pengaruh Pengetahuan K3 dan Sikap
Terhadap Kesadaraan Berprilaku K3 di laboratorium CNC dan PLC SMK Negeri 3
Yogyakarta dari Penelitian ini menggunakan metode expost facto. Data yang
diperoleh berupa data interval. menunjukkan bahwa:
(1) terdapat pengaruh yang positif pengetahuan K3 terhadap kesadaran berperilaku
K3 siswa kelas XII jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di
lab. CNC dan PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengaruh pengetahuan terhadap
kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,149 (14,9%) dilihat dari nilai thitung > ttabel
(5,134 > 1,65508); (2) terdapat pengaruh yang positif sikap terhadap kesadaran
berperilaku K3 siswa kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik di lab. CNC dan PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengaruh sikap
terhadap kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,293 (29,3%) dilihat dari nilai thitung >
ttabel (78,76 > 1,65508); dan (3) terdapat pengaruh yang positif pengetahuan K3
dan sikap secara bersama-sama terhadap kesadaran berperilaku K3 siswa kelas
XII jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di lab. CNC dan
PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengaruh pengetahuan dan sikap secara bersama-
sama terhadap kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,352 (35,2%) dilihat dari
Fhitung > Ftabel (40,147 > 3,06).
19. PENELITIAN YANG RELEFAN
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang di teliti oleh Arifin Noor Rachman
Nim 09501241002 dengan judul Pengaruh Praktek Kerja Industri dan Penegetahuan K3
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK PIRI 1 Yogyakarta Penelitian ini
merupakan penelitian ex-post facto. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK
PIRI 1 Yogyakarta dengan populasi 236 siswa dan sampel penelitian 148 siswa kelas XII.
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu: Praktik Kerja Industri (X1), pengetahuan K3
(X2) sebagai variabel bebas, dan kesiapan kerja Siswa (Y) sebagai variabel terikat. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket. Hasil penelitian ini adalah (1) sebagian kecil siswa
(49%) memiliki kecenderungan Praktik Kerja Industri dalam katagori tinggi, sebagian kecil
siswa (52%) memiliki kecenderungan pengetahuan K3 dalam katagori sangat tinggi, dan
sebagian kecil siswa (51%) memiliki kecenderungan kesiapan kerja dalam katagori tinggi,
(2) Praktik Kerja Industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa
kelas XII SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,433, (3) pengetahuan K3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK PIRI 1
Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,309, (4) Praktik Kerja Industri dan pengetahuan K3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK PIRI 1
Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,453.
20. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif dengan pendekatan deskriptif
kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2010: 37) mengatakan bahwa penelitian evaluatif
bermaksud mengumpulkan data tentang implementasi kebijakan dan manfaat hasil
penelitiannya juga untuk pihak pembuat kebijakan. Evaluasi merupakan bagian dari
proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan,
produk dengan standar program yang telah ditetapkan Riduwan (2009: 53). Penelitian
evaluatif mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui keterlaksanaan kebijakan, bukan
hanya pada kesimpulan sudah terlaksana dengan baik atau tidaknya, tetapi juga
untuk mengetahui apa yang menyebabkan, dimana letak kelemahannya dan apa
sebab kelemahannya.
Penelitian evaluasi ini yaitu evaluasi formatif dimana peneliti ingin melihat
sejauh mana pelaksanaan program penerapa budaya K3 di sekolah tersebut.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
ditetapkan. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana Penerapan
Budaya K3 (safety culture) Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium SMK
Negeri di Kota Makassar.
21. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah jumlah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 61). Populasi dari penelitian ini
adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Kota Makassar.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2016: 62). Teknik sampling adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh
sampel yang representative (Margono 2014: 125). Menurut Sugiono (2016) dengan
pengambilan Teknik sampel diambil menggunakan teknik Probability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Selanjutnya peneliti memilih bagian teknik
sampel tersebut dengan mengunakan Simpel Random Sampling dimana pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Dari
penjelasan diatas tersebut peneliti memilih sebagai bahan dasar pertimbangan yang telah
sesuai dengan tujuan peneliti mendapatkan data yang akurat dari permasalahan yang ingin
dicapai. Adapun sampel yang diambil adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Komputer dan
Jaringan tahun ajaran 2016/2017 SMK Negeri se Kota Makassar.
22. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
• “Angket (questionnaire) merupakan daftar pertanyaan diberikan kepada orang
lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan
pengguna. Jenis angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup dengan skala Likert dengan lima (5) jawaban alternatif.
• Checklist Observasi yaitu melakukan pengamatan secara lansung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegitan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat prilaku dan tindakan manusia fenomena alam (kejadian-
kejadian yang ada di alam sekitar) proses kerja dan penggunaan responden
kecil. (Riduwan Chechlist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek
dan aspek-aspek yang akan diamati
.”(Riduwan,
2009:72).
• Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Dengan
wawancara peneliti melakukan percakapan langsung dengan
responden tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara ini dilakukan
guna membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat bebas yang berkaitan dengan rumusan masalah peneliti untuk
melengkapi data-data secara mendalam.
.”(Riduwan,
2002: 29)
• Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya.”(Riduwan, 2002: 29). Dengan
wawancara peneliti melakukan percakapan langsung dengan responden
tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara ini dilakukan guna membantu
peneliti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat bebas yang
berkaitan dengan rumusan masalah peneliti untuk melengkapi data-data secara
mendalam.
(Riduwan,
2002:31).
23. TEKNIK ANALISI DATA
Deskripsi Tabel
Distribusi
Frekuensi
Grafik
Menghitung
Mean
Median
Modus Standar Deviasi
Pedoman
Kriteria
PENYAJIAN DATA