SlideShare a Scribd company logo
PENERAPAN BUDAYA K3 (SAFETY CULTURE) KESELAMATAN KERJA
DAN KESEHATAN DI LABORATORIUM SMK NEGERI Di KOTA
MAKASSAR
Oleh :
SYAMSAM ARDU. S
15B20046
LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wadah
pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus
berusaha untuk menghasilkan tenaga kerja yang
berkemampuan sesuai kebutuhan dunia industri. Sehingga
diharapkan siswa dapat menyesuaikan diri untuk memenuhi
kebutuhan tuntutan kerja di dunia industri. Termasuk
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
merupakan hal penting untuk dilakukan di dalam sebuah
proses produksi pada bidang industri. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja,
baik siswa pada saat praktek maupun belajar. Siswa
merupakan aset yang paling berharga bagi sekolah. Oleh
karena itu agar siswa dapat melaksanakan pekerjaan dengan
aman dan produktif, maka setiap siswa harus waspada dan
berusaha agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat dalam
bekerja.
Indonesia punya cita-cita untuk mewujudkan masyarakat berbudaya
K3, seperti tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No.
384 Tahun 2016 mengenai petunjuk pelaksanaan Bulan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2015-2019 dengan sasaran
mendorong pencapaian “Kemandirian Masyarakat Indonesia
Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara
berkesinambungan.
Menurut Heinrich (1931), sang penemu Teori Domino, 88%
kecelakaan terjadi karena perilaku tidak aman (unsafe action).
Sementara itu, kondisi tidak aman kerena lingkungan (Unsafe
condition) hanya memiliki porsi 10% dalam terjadinya kecelakaan dan
sisanya, sebanyak 2%, murni disebabkan olehkehendak Tuhan.
Masih banyak siswa yang belum sadar untuk berperilaku K3 terutama
ketika berada di laboratorium. Mereka merasa K3 tidak terlalu penting
untuk diterapkan di laboratorium karena hanya sebatas bagaimana
tujuan akhir itu terlaksana tanpa memperhatikan resiko-resiko yang
akan terjadi nantinya.
Indonesia punya cita-cita untuk mewujudkan masyarakat berbudaya K3, seperti
tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 384 Tahun 2016 mengenai petunjuk
pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2015-2019 dengan
sasaran mendorong pencapaian “Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) secara berkesinambungan.
Menurut Heinrich (1931), sang penemu Teori Domino, 88% kecelakaan terjadi
karena perilaku tidak aman (unsafe action). Sementara itu, kondisi tidak aman kerena
lingkungan (Unsafe condition) hanya memiliki porsi 10% dalam terjadinya kecelakaan dan
sisanya, sebanyak 2%, murni disebabkan olehkehendak Tuhan.
Masih banyak siswa yang belum sadar untuk berperilaku K3 terutama ketika berada
di laboratorium. Mereka merasa K3 tidak terlalu penting untuk diterapkan di laboratorium
karena hanya sebatas bagaimana tujuan akhir itu terlaksana tanpa memperhatikan resiko-resiko
yang akan terjadi nantinya.
Dimana siswa melakukan praktik tanpa melihat teori terlebih dahulu
sehingga pengetahuannya menjadi terbatas dan tidak mengetahui
bagaimana prosedur kerja yang benar. Siswa merasa kurang praktis
apabila praktik menggunakan peralatan keselamatan kerja sehingga
sikap mereka rata-rata menyepelekan hal-hal yang berhubungan
dengan K3.
Pemahaman siswa terhadap materi keselamatan dan
kesehatan kerja pada mata pelajaran praktik kerja khususnya di
laboratorium akan berpengaruh terhadap persepsi siswa mengenai
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Persepsi siswa dalam
memahami keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek yang
akan membentuk sikap siswa saat melakukan praktik di laboratorium
Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah, yang belum
memberikan perhatian dengan serius materi pelajaran
keselamatan dan kesehatan kerja. Materi pelajaran keselamatan
dan kesehatan kerja yang sudah diberikan belum efektif karena
hanya dominan pada pengetahuan saja yang terfokus pada bahan
materi ajarnya saja, selain itu pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja di sekolah masih belum sejalan dengan standar
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di industri.
Dari uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian
tentang “Penerapan Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota
Makassar
RUMUSAN MASALAH :
1. Bagaimanakah pengetahuan siswa terhadap Budaya
K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota
Makassar?
2. Bagaimanakah sikap siswa terhadap Budaya K3
(Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
3. Bagaimanakah gambaran pelaksanaan Budaya K3
(Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
4. Bagaimanakah Penerapan Budaya K3 (Safety
Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
TUJUAN
1. pengetahuan siswa terhadap Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota
Makassar?
2. sikap siswa terhadap Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
3. gambaran pelaksanaan Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
4. Penerapan Budaya (Safety Culture) efektif diterapkan di
Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
MAMFAAT
Mamfaat secara teoritis :
1. Penulis dapat menambah wawasan tentang Kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium
2. Penulis mendapatkan jawaban tentang dari penelitian
Mamfaat secara praktis :
1. Sekolah dapat menambahkan wawasan kepada siswa tentang pentingnya
memamahi pengetahuan K3
2. Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas
3. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
(laboratorium).
4. Siswa lebih produksi dalam pemeliharaan dan penggunaan alat-alat secara
aman dan efisien.
5. Sebagai bahan tambahan pengetahuan bagi para guru dan siswa
dilingkungan Sekolah Menengah Kejuruan dalam meminimalisir tingkat
kecelakaan kerja di tempat kerja dengan melakukan penilaian risiko
keselamatan dan kesehatan kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Negara – negara berkembang di seluruh dunia, pada umumnya
menyelengarakan dua jenis pendidikan utama yaitu pendidikan umum (general
education) dan pendidikan kejuruan (vocational education). Hal tersebut
seperti dinyatakan oleh Jandhyala B G Tilak (2002:46) dalam Vocational
Handbook on Educational Research in the Asia Pasific Region sebagai berikut
: Pendidikan umum atau kejuruan merupakan pilihan di banyak negara-negara
berkembang. Dalam kehidupan manusia, pendidikan umum menciptakan
manusia umum” dan pendidikan kejuruan dan vokasional menciptakan
“manusia khusus“. Pendidikan kejuruan mempunyai keuntungan, ketrampilan-
ketrampilan khusus yang sesuai dengan pekerjaan, yang dapat membuat
pekerja lebih siap terhadap pekerjaan yang diperoleh dan membuat mereka
lebih produktif.
PENDIDIKAN KEJURUAN
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan menjelaskan bahwa siswa SMK
adalah mereka yang dipersiapkan untuk berpartisi aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan, sehingga lulusan SMK siap terjun ke masyarakat berbaur dan
bersosialisasi dengan masyarakat. Artinya, selain memiliki kompetensi
keahlian sesuai bidangnya, siswa SMK juga dipersiapkan untuk menghadapi
kehidupan sosial di masyarakat. Prosser dan Quigley dalam Surya Dharma
(2013) menyatakan bahwa esensi dari pendidikan kejuruan adalah mengajarkan
kebiaaan berfikir dan bekerja melalui pelatihan yang berulang – ulang.
Terdapat tiga kebiasaan yang harus diajarkan yaitu :
1. Kebiasaan beradaptasi dengan lingkungan kerja,
2. Kebiasaan dalam proses pelaksanaan kerja, dan
3. Kebiasaan berfikir ( dalam pekerjaan )
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan
tenteram bagi para karyawan yang bekerja di perusahan yang
bersangkutan (Suma’mur, 1981: 2). Sedangkan menurut Undang-
undang No. 1 Tahun 1970 menerangkan bahwa keselamatan kerja
yang mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin,
landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan
perlindungan sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan produktifitas.
BUDAYA K3 (SAFETY CULTURE)
Istilah budaya keselamatan (safety culture) pertama kali tertera dalam laporan
yang disusun oleh ‘International Nuclear Safety Advisory Group’ (INSAG)
pada tahun 1987 yang membahas peristiwa ‘Chernobyl’ didalam laporan dari
International Nuclear Safety Advisory Group berjudul ’Safety Culture’
(SAFETY SERIES No.75-INSAG-4), yang oleh IAEA di publikasikan pada
1991. Atas dasar itu ’International Atomic Energy Agency’ (IAEA) menyusun
Konsep atau Model, Metoda Pengkuran Budaya Keselamatan (Safety Culture)
sebagai bagian dari Budaya Organisasi (Organizational Culture). Kemudian
disusun pula model dasar pembudayaan Keselamatan Instalasi Nuklir sebagai
panduan program untuk pengembangan budaya keselamatan instalasi nuklir di
tingkat internasional, regional, maupun pada tingkat nasional negara-negara
anggotanya.
Aspek Indikator Budaya K3
Kesehatan Kerja di sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari budaya organisasi bisa
dilihat dari 3 indikator yaitu :
1. Aspek psikologis pekerja terhadapK3 (psychological aspects, what people feel, what is
believe).
2. Aspek perilaku K3 pekerja (behavioral aspects, what people do, what is done,).
3. Aspek situasi atau organisasi dalam kaitan dengan K3 (situationalaspects, what
organizational has, what is said).
Budaya K3
(safety
culture)
Person:
Cara berpikir,
nilai,
pengetahuan,
motivasi dan
harapan
Behavior:
Perilaku
sehari-hari,
kebiasaan
dalam k3,
Enviorment :
Kebijakan k3, Organisasi K3, Sistem Managemen
K3, Pengelolaan K3
Aspek Budaya K3
PEMBELAJARAN Di LABORATORIUM
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal, Perguruan Tinggi
sebagai lembaga penyelenggara pendidikan memiliki peranan yang sangat
besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Salah satu fasilitas dalam proses
belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium.
Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang
memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan
didalam tempat kerjanya kelak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Laboratorium
adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk
mengadakan percobaan (penyelidikan).
PEMBELAJARAN Di LABORATORIUM
Laboratorium merupakan tempat dimana proses belajar mengajar yang berupa
kegiatan praktek dilaksanakan. Kegiatan praktek di laboratorium dapat berupa
pengukuran, pengamatan, pengujian bahan dan eksperimen. Fungsi utama
laboratorium dan workshop adalah memberikan pengetahuan dasar,
menerapkan dan mengaplikasikan konsep, pengujian, produksi, pemeliharaan
dan servis. Laboratorium dan workshop yang baik yaitu jika terdapat sejumlah
perkakas dan alat yang memadai, jenisnya lengkap dan kualitasnya memenuhi
syarat serta pengelolaan yang baik Fungsi lain dari sebuah laboratorium dan
workshop ditentukan oleh jenis laboratorium dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
KERANGKA BERPIKIR
Aspek psikologis siswa
terhadap budaya K3 (Person)
•Cara pikir,
•Nilai
•Pengetahuan,
•Motivasi
•Harapan
Aspek perilaku budaya k3
siswa (Behaviour)
•Perilaku sehari-hari di dalam
bekerja di laboratorium
•Kebiasaan-kebiasaan dalam
K3
Aspek situasi atau organisasi
dalam kaitan dengan
budayaK3 (Environment);
•Sistem Manajemen K3,
•SOP
•Komite K3,
•Peralatan Kerja
•Lingkungan kerja,
Laboratorium Teknik
Komputer dan Jaringan.
Penerapan Budaya K3
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
PENELITIAN YANG RELEFAN
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang di teliti oleh Prilia Relastiani
Ramadan Nim 10518241037 dengan judul Pengaruh Pengetahuan K3 dan Sikap
Terhadap Kesadaraan Berprilaku K3 di laboratorium CNC dan PLC SMK Negeri 3
Yogyakarta dari Penelitian ini menggunakan metode expost facto. Data yang
diperoleh berupa data interval. menunjukkan bahwa:
(1) terdapat pengaruh yang positif pengetahuan K3 terhadap kesadaran berperilaku
K3 siswa kelas XII jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di
lab. CNC dan PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengaruh pengetahuan terhadap
kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,149 (14,9%) dilihat dari nilai thitung > ttabel
(5,134 > 1,65508); (2) terdapat pengaruh yang positif sikap terhadap kesadaran
berperilaku K3 siswa kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik di lab. CNC dan PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengaruh sikap
terhadap kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,293 (29,3%) dilihat dari nilai thitung >
ttabel (78,76 > 1,65508); dan (3) terdapat pengaruh yang positif pengetahuan K3
dan sikap secara bersama-sama terhadap kesadaran berperilaku K3 siswa kelas
XII jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di lab. CNC dan
PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengaruh pengetahuan dan sikap secara bersama-
sama terhadap kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,352 (35,2%) dilihat dari
Fhitung > Ftabel (40,147 > 3,06).
PENELITIAN YANG RELEFAN
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang di teliti oleh Arifin Noor Rachman
Nim 09501241002 dengan judul Pengaruh Praktek Kerja Industri dan Penegetahuan K3
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK PIRI 1 Yogyakarta Penelitian ini
merupakan penelitian ex-post facto. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK
PIRI 1 Yogyakarta dengan populasi 236 siswa dan sampel penelitian 148 siswa kelas XII.
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu: Praktik Kerja Industri (X1), pengetahuan K3
(X2) sebagai variabel bebas, dan kesiapan kerja Siswa (Y) sebagai variabel terikat. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket. Hasil penelitian ini adalah (1) sebagian kecil siswa
(49%) memiliki kecenderungan Praktik Kerja Industri dalam katagori tinggi, sebagian kecil
siswa (52%) memiliki kecenderungan pengetahuan K3 dalam katagori sangat tinggi, dan
sebagian kecil siswa (51%) memiliki kecenderungan kesiapan kerja dalam katagori tinggi,
(2) Praktik Kerja Industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa
kelas XII SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,433, (3) pengetahuan K3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK PIRI 1
Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,309, (4) Praktik Kerja Industri dan pengetahuan K3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK PIRI 1
Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,453.
DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif dengan pendekatan deskriptif
kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2010: 37) mengatakan bahwa penelitian evaluatif
bermaksud mengumpulkan data tentang implementasi kebijakan dan manfaat hasil
penelitiannya juga untuk pihak pembuat kebijakan. Evaluasi merupakan bagian dari
proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan,
produk dengan standar program yang telah ditetapkan Riduwan (2009: 53). Penelitian
evaluatif mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui keterlaksanaan kebijakan, bukan
hanya pada kesimpulan sudah terlaksana dengan baik atau tidaknya, tetapi juga
untuk mengetahui apa yang menyebabkan, dimana letak kelemahannya dan apa
sebab kelemahannya.
Penelitian evaluasi ini yaitu evaluasi formatif dimana peneliti ingin melihat
sejauh mana pelaksanaan program penerapa budaya K3 di sekolah tersebut.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
ditetapkan. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana Penerapan
Budaya K3 (safety culture) Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium SMK
Negeri di Kota Makassar.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah jumlah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 61). Populasi dari penelitian ini
adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Kota Makassar.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2016: 62). Teknik sampling adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh
sampel yang representative (Margono 2014: 125). Menurut Sugiono (2016) dengan
pengambilan Teknik sampel diambil menggunakan teknik Probability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Selanjutnya peneliti memilih bagian teknik
sampel tersebut dengan mengunakan Simpel Random Sampling dimana pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Dari
penjelasan diatas tersebut peneliti memilih sebagai bahan dasar pertimbangan yang telah
sesuai dengan tujuan peneliti mendapatkan data yang akurat dari permasalahan yang ingin
dicapai. Adapun sampel yang diambil adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Komputer dan
Jaringan tahun ajaran 2016/2017 SMK Negeri se Kota Makassar.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
• “Angket (questionnaire) merupakan daftar pertanyaan diberikan kepada orang
lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan
pengguna. Jenis angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup dengan skala Likert dengan lima (5) jawaban alternatif.
• Checklist Observasi yaitu melakukan pengamatan secara lansung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegitan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat prilaku dan tindakan manusia fenomena alam (kejadian-
kejadian yang ada di alam sekitar) proses kerja dan penggunaan responden
kecil. (Riduwan Chechlist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek
dan aspek-aspek yang akan diamati
.”(Riduwan,
2009:72).
• Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Dengan
wawancara peneliti melakukan percakapan langsung dengan
responden tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara ini dilakukan
guna membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat bebas yang berkaitan dengan rumusan masalah peneliti untuk
melengkapi data-data secara mendalam.
.”(Riduwan,
2002: 29)
• Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya.”(Riduwan, 2002: 29). Dengan
wawancara peneliti melakukan percakapan langsung dengan responden
tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara ini dilakukan guna membantu
peneliti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat bebas yang
berkaitan dengan rumusan masalah peneliti untuk melengkapi data-data secara
mendalam.
(Riduwan,
2002:31).
TEKNIK ANALISI DATA
Deskripsi Tabel
Distribusi
Frekuensi
Grafik
Menghitung
Mean
Median
Modus Standar Deviasi
Pedoman
Kriteria
PENYAJIAN DATA
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Materi Training Safety
Materi Training SafetyMateri Training Safety
Materi Training Safety
Afrian Hasendra
 
Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3
Al Marson
 
Prosedur ruang terbatas
Prosedur ruang terbatasProsedur ruang terbatas
Prosedur ruang terbatas
Raja Bangun
 
1. KEBIJAKAN K3.pptx
1. KEBIJAKAN K3.pptx1. KEBIJAKAN K3.pptx
1. KEBIJAKAN K3.pptx
AdityaKurniawan95
 
Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3
Ardhi Elka
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Herry Prakoso
 
Dasar hukum K3
Dasar hukum K3Dasar hukum K3
Dasar hukum K3
David Lumempouw
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Dzul Fiqri
 
SMK3 AKAMIGAS.ppt
SMK3 AKAMIGAS.pptSMK3 AKAMIGAS.ppt
SMK3 AKAMIGAS.ppt
MohammadEnggarEnggoa
 
BUDAYA KESELAMATAN terbaru.pptx
BUDAYA KESELAMATAN terbaru.pptxBUDAYA KESELAMATAN terbaru.pptx
BUDAYA KESELAMATAN terbaru.pptx
LeanneNorris2
 
Hot work permit
Hot work permitHot work permit
Hot work permit
HenyPamungkasPutri
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
gabrielirfan
 
11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaan11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaan
Winarso Arso
 
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptxPPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
ZhulvardyanArmayrish
 
Confined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang TerbatasConfined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang Terbatas
Lany Aprili Sulistiani
 
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia BerbahayaPengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
AliHafid3
 
Pengantar k3
Pengantar k3 Pengantar k3
Pengantar k3
Rossa Rossa
 
WORK PERMIT.pdf
WORK PERMIT.pdfWORK PERMIT.pdf
WORK PERMIT.pdf
NaufalRozinAlbana
 
Electrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyElectrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & Safety
Yusrizal Azmi
 

What's hot (20)

Materi Training Safety
Materi Training SafetyMateri Training Safety
Materi Training Safety
 
Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3
 
Prosedur ruang terbatas
Prosedur ruang terbatasProsedur ruang terbatas
Prosedur ruang terbatas
 
1. KEBIJAKAN K3.pptx
1. KEBIJAKAN K3.pptx1. KEBIJAKAN K3.pptx
1. KEBIJAKAN K3.pptx
 
Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 
Dasar hukum K3
Dasar hukum K3Dasar hukum K3
Dasar hukum K3
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
SMK3 AKAMIGAS.ppt
SMK3 AKAMIGAS.pptSMK3 AKAMIGAS.ppt
SMK3 AKAMIGAS.ppt
 
BUDAYA KESELAMATAN terbaru.pptx
BUDAYA KESELAMATAN terbaru.pptxBUDAYA KESELAMATAN terbaru.pptx
BUDAYA KESELAMATAN terbaru.pptx
 
Hot work permit
Hot work permitHot work permit
Hot work permit
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaan11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaan
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptxPPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
 
Confined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang TerbatasConfined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang Terbatas
 
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia BerbahayaPengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
 
Pengantar k3
Pengantar k3 Pengantar k3
Pengantar k3
 
WORK PERMIT.pdf
WORK PERMIT.pdfWORK PERMIT.pdf
WORK PERMIT.pdf
 
Electrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyElectrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & Safety
 

Similar to Safety Culture

Tugas makalah k3
Tugas makalah k3Tugas makalah k3
Tugas makalah k3
RiniNew
 
K3-UNDARU.pptx
K3-UNDARU.pptxK3-UNDARU.pptx
K3-UNDARU.pptx
K3RSUMentengMitraAfi
 
esai K3.docx
esai K3.docxesai K3.docx
esai K3.docx
triyananovianti
 
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganKeselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Bedjo Tjahmrican
 
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganKeselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Bedjo Tjahmrican
 
Program pelatihan ak3 umun
Program pelatihan ak3 umunProgram pelatihan ak3 umun
Keselamatan keamanan kerja
Keselamatan keamanan kerjaKeselamatan keamanan kerja
Keselamatan keamanan kerja
Niela La
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
Sri Aryanti
 
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
wanfadhilahwanhitam
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i1933R
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i1933R
 
penyusunan rpp
penyusunan rpppenyusunan rpp
penyusunan rpp
Tarjo Boga
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganRochmad Putra
 
Proposal Seminar Nasional K3 by HSE Indonesia (participant)
Proposal Seminar Nasional K3 by HSE Indonesia (participant)Proposal Seminar Nasional K3 by HSE Indonesia (participant)
Proposal Seminar Nasional K3 by HSE Indonesia (participant)
Dini Septiana
 
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3 K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
MOCHAMAD RIZKY BINTANG ARDYANSYAH
 
BAB 1 Pendahuluan.pdf
BAB 1 Pendahuluan.pdfBAB 1 Pendahuluan.pdf
BAB 1 Pendahuluan.pdf
Imamkc
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
Reski Aprilia
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
magdalena praharani
 
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
RajandraNurhadi
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Robby Firmansyah
 

Similar to Safety Culture (20)

Tugas makalah k3
Tugas makalah k3Tugas makalah k3
Tugas makalah k3
 
K3-UNDARU.pptx
K3-UNDARU.pptxK3-UNDARU.pptx
K3-UNDARU.pptx
 
esai K3.docx
esai K3.docxesai K3.docx
esai K3.docx
 
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganKeselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
 
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganKeselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
 
Program pelatihan ak3 umun
Program pelatihan ak3 umunProgram pelatihan ak3 umun
Program pelatihan ak3 umun
 
Keselamatan keamanan kerja
Keselamatan keamanan kerjaKeselamatan keamanan kerja
Keselamatan keamanan kerja
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
penyusunan rpp
penyusunan rpppenyusunan rpp
penyusunan rpp
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
 
Proposal Seminar Nasional K3 by HSE Indonesia (participant)
Proposal Seminar Nasional K3 by HSE Indonesia (participant)Proposal Seminar Nasional K3 by HSE Indonesia (participant)
Proposal Seminar Nasional K3 by HSE Indonesia (participant)
 
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3 K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
 
BAB 1 Pendahuluan.pdf
BAB 1 Pendahuluan.pdfBAB 1 Pendahuluan.pdf
BAB 1 Pendahuluan.pdf
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 

Safety Culture

  • 1. PENERAPAN BUDAYA K3 (SAFETY CULTURE) KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN DI LABORATORIUM SMK NEGERI Di KOTA MAKASSAR Oleh : SYAMSAM ARDU. S 15B20046
  • 2. LATAR BELAKANG Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wadah pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkemampuan sesuai kebutuhan dunia industri. Sehingga diharapkan siswa dapat menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan tuntutan kerja di dunia industri. Termasuk penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang merupakan hal penting untuk dilakukan di dalam sebuah proses produksi pada bidang industri. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja, baik siswa pada saat praktek maupun belajar. Siswa merupakan aset yang paling berharga bagi sekolah. Oleh karena itu agar siswa dapat melaksanakan pekerjaan dengan aman dan produktif, maka setiap siswa harus waspada dan berusaha agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat dalam bekerja.
  • 3. Indonesia punya cita-cita untuk mewujudkan masyarakat berbudaya K3, seperti tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 384 Tahun 2016 mengenai petunjuk pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2015-2019 dengan sasaran mendorong pencapaian “Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara berkesinambungan. Menurut Heinrich (1931), sang penemu Teori Domino, 88% kecelakaan terjadi karena perilaku tidak aman (unsafe action). Sementara itu, kondisi tidak aman kerena lingkungan (Unsafe condition) hanya memiliki porsi 10% dalam terjadinya kecelakaan dan sisanya, sebanyak 2%, murni disebabkan olehkehendak Tuhan. Masih banyak siswa yang belum sadar untuk berperilaku K3 terutama ketika berada di laboratorium. Mereka merasa K3 tidak terlalu penting untuk diterapkan di laboratorium karena hanya sebatas bagaimana tujuan akhir itu terlaksana tanpa memperhatikan resiko-resiko yang akan terjadi nantinya.
  • 4. Indonesia punya cita-cita untuk mewujudkan masyarakat berbudaya K3, seperti tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 384 Tahun 2016 mengenai petunjuk pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2015-2019 dengan sasaran mendorong pencapaian “Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara berkesinambungan. Menurut Heinrich (1931), sang penemu Teori Domino, 88% kecelakaan terjadi karena perilaku tidak aman (unsafe action). Sementara itu, kondisi tidak aman kerena lingkungan (Unsafe condition) hanya memiliki porsi 10% dalam terjadinya kecelakaan dan sisanya, sebanyak 2%, murni disebabkan olehkehendak Tuhan. Masih banyak siswa yang belum sadar untuk berperilaku K3 terutama ketika berada di laboratorium. Mereka merasa K3 tidak terlalu penting untuk diterapkan di laboratorium karena hanya sebatas bagaimana tujuan akhir itu terlaksana tanpa memperhatikan resiko-resiko yang akan terjadi nantinya.
  • 5. Dimana siswa melakukan praktik tanpa melihat teori terlebih dahulu sehingga pengetahuannya menjadi terbatas dan tidak mengetahui bagaimana prosedur kerja yang benar. Siswa merasa kurang praktis apabila praktik menggunakan peralatan keselamatan kerja sehingga sikap mereka rata-rata menyepelekan hal-hal yang berhubungan dengan K3. Pemahaman siswa terhadap materi keselamatan dan kesehatan kerja pada mata pelajaran praktik kerja khususnya di laboratorium akan berpengaruh terhadap persepsi siswa mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Persepsi siswa dalam memahami keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek yang akan membentuk sikap siswa saat melakukan praktik di laboratorium
  • 6. Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah, yang belum memberikan perhatian dengan serius materi pelajaran keselamatan dan kesehatan kerja. Materi pelajaran keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah diberikan belum efektif karena hanya dominan pada pengetahuan saja yang terfokus pada bahan materi ajarnya saja, selain itu pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di sekolah masih belum sejalan dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di industri. Dari uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang “Penerapan Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar
  • 7. RUMUSAN MASALAH : 1. Bagaimanakah pengetahuan siswa terhadap Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar? 2. Bagaimanakah sikap siswa terhadap Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar? 3. Bagaimanakah gambaran pelaksanaan Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar? 4. Bagaimanakah Penerapan Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
  • 8. TUJUAN 1. pengetahuan siswa terhadap Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar? 2. sikap siswa terhadap Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar? 3. gambaran pelaksanaan Budaya K3 (Safety Culture) Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar? 4. Penerapan Budaya (Safety Culture) efektif diterapkan di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar?
  • 9. MAMFAAT Mamfaat secara teoritis : 1. Penulis dapat menambah wawasan tentang Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium 2. Penulis mendapatkan jawaban tentang dari penelitian Mamfaat secara praktis : 1. Sekolah dapat menambahkan wawasan kepada siswa tentang pentingnya memamahi pengetahuan K3 2. Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas 3. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja (laboratorium). 4. Siswa lebih produksi dalam pemeliharaan dan penggunaan alat-alat secara aman dan efisien. 5. Sebagai bahan tambahan pengetahuan bagi para guru dan siswa dilingkungan Sekolah Menengah Kejuruan dalam meminimalisir tingkat kecelakaan kerja di tempat kerja dengan melakukan penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja.
  • 10. TINJAUAN PUSTAKA Negara – negara berkembang di seluruh dunia, pada umumnya menyelengarakan dua jenis pendidikan utama yaitu pendidikan umum (general education) dan pendidikan kejuruan (vocational education). Hal tersebut seperti dinyatakan oleh Jandhyala B G Tilak (2002:46) dalam Vocational Handbook on Educational Research in the Asia Pasific Region sebagai berikut : Pendidikan umum atau kejuruan merupakan pilihan di banyak negara-negara berkembang. Dalam kehidupan manusia, pendidikan umum menciptakan manusia umum” dan pendidikan kejuruan dan vokasional menciptakan “manusia khusus“. Pendidikan kejuruan mempunyai keuntungan, ketrampilan- ketrampilan khusus yang sesuai dengan pekerjaan, yang dapat membuat pekerja lebih siap terhadap pekerjaan yang diperoleh dan membuat mereka lebih produktif.
  • 11. PENDIDIKAN KEJURUAN Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan menjelaskan bahwa siswa SMK adalah mereka yang dipersiapkan untuk berpartisi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, sehingga lulusan SMK siap terjun ke masyarakat berbaur dan bersosialisasi dengan masyarakat. Artinya, selain memiliki kompetensi keahlian sesuai bidangnya, siswa SMK juga dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan sosial di masyarakat. Prosser dan Quigley dalam Surya Dharma (2013) menyatakan bahwa esensi dari pendidikan kejuruan adalah mengajarkan kebiaaan berfikir dan bekerja melalui pelatihan yang berulang – ulang. Terdapat tiga kebiasaan yang harus diajarkan yaitu : 1. Kebiasaan beradaptasi dengan lingkungan kerja, 2. Kebiasaan dalam proses pelaksanaan kerja, dan 3. Kebiasaan berfikir ( dalam pekerjaan )
  • 12. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tenteram bagi para karyawan yang bekerja di perusahan yang bersangkutan (Suma’mur, 1981: 2). Sedangkan menurut Undang- undang No. 1 Tahun 1970 menerangkan bahwa keselamatan kerja yang mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan perlindungan sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
  • 13. BUDAYA K3 (SAFETY CULTURE) Istilah budaya keselamatan (safety culture) pertama kali tertera dalam laporan yang disusun oleh ‘International Nuclear Safety Advisory Group’ (INSAG) pada tahun 1987 yang membahas peristiwa ‘Chernobyl’ didalam laporan dari International Nuclear Safety Advisory Group berjudul ’Safety Culture’ (SAFETY SERIES No.75-INSAG-4), yang oleh IAEA di publikasikan pada 1991. Atas dasar itu ’International Atomic Energy Agency’ (IAEA) menyusun Konsep atau Model, Metoda Pengkuran Budaya Keselamatan (Safety Culture) sebagai bagian dari Budaya Organisasi (Organizational Culture). Kemudian disusun pula model dasar pembudayaan Keselamatan Instalasi Nuklir sebagai panduan program untuk pengembangan budaya keselamatan instalasi nuklir di tingkat internasional, regional, maupun pada tingkat nasional negara-negara anggotanya.
  • 14. Aspek Indikator Budaya K3 Kesehatan Kerja di sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari budaya organisasi bisa dilihat dari 3 indikator yaitu : 1. Aspek psikologis pekerja terhadapK3 (psychological aspects, what people feel, what is believe). 2. Aspek perilaku K3 pekerja (behavioral aspects, what people do, what is done,). 3. Aspek situasi atau organisasi dalam kaitan dengan K3 (situationalaspects, what organizational has, what is said). Budaya K3 (safety culture) Person: Cara berpikir, nilai, pengetahuan, motivasi dan harapan Behavior: Perilaku sehari-hari, kebiasaan dalam k3, Enviorment : Kebijakan k3, Organisasi K3, Sistem Managemen K3, Pengelolaan K3 Aspek Budaya K3
  • 15. PEMBELAJARAN Di LABORATORIUM Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal, Perguruan Tinggi sebagai lembaga penyelenggara pendidikan memiliki peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan).
  • 16. PEMBELAJARAN Di LABORATORIUM Laboratorium merupakan tempat dimana proses belajar mengajar yang berupa kegiatan praktek dilaksanakan. Kegiatan praktek di laboratorium dapat berupa pengukuran, pengamatan, pengujian bahan dan eksperimen. Fungsi utama laboratorium dan workshop adalah memberikan pengetahuan dasar, menerapkan dan mengaplikasikan konsep, pengujian, produksi, pemeliharaan dan servis. Laboratorium dan workshop yang baik yaitu jika terdapat sejumlah perkakas dan alat yang memadai, jenisnya lengkap dan kualitasnya memenuhi syarat serta pengelolaan yang baik Fungsi lain dari sebuah laboratorium dan workshop ditentukan oleh jenis laboratorium dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  • 17. KERANGKA BERPIKIR Aspek psikologis siswa terhadap budaya K3 (Person) •Cara pikir, •Nilai •Pengetahuan, •Motivasi •Harapan Aspek perilaku budaya k3 siswa (Behaviour) •Perilaku sehari-hari di dalam bekerja di laboratorium •Kebiasaan-kebiasaan dalam K3 Aspek situasi atau organisasi dalam kaitan dengan budayaK3 (Environment); •Sistem Manajemen K3, •SOP •Komite K3, •Peralatan Kerja •Lingkungan kerja, Laboratorium Teknik Komputer dan Jaringan. Penerapan Budaya K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • 18. PENELITIAN YANG RELEFAN Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang di teliti oleh Prilia Relastiani Ramadan Nim 10518241037 dengan judul Pengaruh Pengetahuan K3 dan Sikap Terhadap Kesadaraan Berprilaku K3 di laboratorium CNC dan PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta dari Penelitian ini menggunakan metode expost facto. Data yang diperoleh berupa data interval. menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif pengetahuan K3 terhadap kesadaran berperilaku K3 siswa kelas XII jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di lab. CNC dan PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengaruh pengetahuan terhadap kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,149 (14,9%) dilihat dari nilai thitung > ttabel (5,134 > 1,65508); (2) terdapat pengaruh yang positif sikap terhadap kesadaran berperilaku K3 siswa kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di lab. CNC dan PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengaruh sikap terhadap kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,293 (29,3%) dilihat dari nilai thitung > ttabel (78,76 > 1,65508); dan (3) terdapat pengaruh yang positif pengetahuan K3 dan sikap secara bersama-sama terhadap kesadaran berperilaku K3 siswa kelas XII jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di lab. CNC dan PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengaruh pengetahuan dan sikap secara bersama- sama terhadap kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,352 (35,2%) dilihat dari Fhitung > Ftabel (40,147 > 3,06).
  • 19. PENELITIAN YANG RELEFAN Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang di teliti oleh Arifin Noor Rachman Nim 09501241002 dengan judul Pengaruh Praktek Kerja Industri dan Penegetahuan K3 Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK PIRI 1 Yogyakarta Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan populasi 236 siswa dan sampel penelitian 148 siswa kelas XII. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu: Praktik Kerja Industri (X1), pengetahuan K3 (X2) sebagai variabel bebas, dan kesiapan kerja Siswa (Y) sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Hasil penelitian ini adalah (1) sebagian kecil siswa (49%) memiliki kecenderungan Praktik Kerja Industri dalam katagori tinggi, sebagian kecil siswa (52%) memiliki kecenderungan pengetahuan K3 dalam katagori sangat tinggi, dan sebagian kecil siswa (51%) memiliki kecenderungan kesiapan kerja dalam katagori tinggi, (2) Praktik Kerja Industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,433, (3) pengetahuan K3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,309, (4) Praktik Kerja Industri dan pengetahuan K3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,453.
  • 20. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2010: 37) mengatakan bahwa penelitian evaluatif bermaksud mengumpulkan data tentang implementasi kebijakan dan manfaat hasil penelitiannya juga untuk pihak pembuat kebijakan. Evaluasi merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan, produk dengan standar program yang telah ditetapkan Riduwan (2009: 53). Penelitian evaluatif mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui keterlaksanaan kebijakan, bukan hanya pada kesimpulan sudah terlaksana dengan baik atau tidaknya, tetapi juga untuk mengetahui apa yang menyebabkan, dimana letak kelemahannya dan apa sebab kelemahannya. Penelitian evaluasi ini yaitu evaluasi formatif dimana peneliti ingin melihat sejauh mana pelaksanaan program penerapa budaya K3 di sekolah tersebut. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana Penerapan Budaya K3 (safety culture) Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium SMK Negeri di Kota Makassar.
  • 21. POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah jumlah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 61). Populasi dari penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Kota Makassar. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2016: 62). Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative (Margono 2014: 125). Menurut Sugiono (2016) dengan pengambilan Teknik sampel diambil menggunakan teknik Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Selanjutnya peneliti memilih bagian teknik sampel tersebut dengan mengunakan Simpel Random Sampling dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Dari penjelasan diatas tersebut peneliti memilih sebagai bahan dasar pertimbangan yang telah sesuai dengan tujuan peneliti mendapatkan data yang akurat dari permasalahan yang ingin dicapai. Adapun sampel yang diambil adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan tahun ajaran 2016/2017 SMK Negeri se Kota Makassar.
  • 22. TEKNIK PENGUMPULAN DATA • “Angket (questionnaire) merupakan daftar pertanyaan diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Jenis angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan skala Likert dengan lima (5) jawaban alternatif. • Checklist Observasi yaitu melakukan pengamatan secara lansung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegitan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat prilaku dan tindakan manusia fenomena alam (kejadian- kejadian yang ada di alam sekitar) proses kerja dan penggunaan responden kecil. (Riduwan Chechlist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati .”(Riduwan, 2009:72). • Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Dengan wawancara peneliti melakukan percakapan langsung dengan responden tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara ini dilakukan guna membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat bebas yang berkaitan dengan rumusan masalah peneliti untuk melengkapi data-data secara mendalam. .”(Riduwan, 2002: 29) • Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.”(Riduwan, 2002: 29). Dengan wawancara peneliti melakukan percakapan langsung dengan responden tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara ini dilakukan guna membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat bebas yang berkaitan dengan rumusan masalah peneliti untuk melengkapi data-data secara mendalam. (Riduwan, 2002:31).
  • 23. TEKNIK ANALISI DATA Deskripsi Tabel Distribusi Frekuensi Grafik Menghitung Mean Median Modus Standar Deviasi Pedoman Kriteria PENYAJIAN DATA