SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang
panjang. Perjuangan rakyat Filipina dalam melepaskan diri dari penjajahan tidak lepas dari
peranan rakyatnya yang bahu-membahu berjuang membela tanah airnya dari tangan para
penjajah. Politik penjajah barat biasanya hanya “menghisap” kekayaan alam daerah jajahannya
tanpa memberi kemakmuran bagi rakyat yang dijajahnya. Penindasan ini telah membangkitkan
rakyat Filipina untuk melawan ketidakadilan tersebut. Perlawanan rakyat Filipina tidak hanya
dilakukan oleh para kaum cendekiawan saja atau-pun orang-orang terpelajar, tetapi juga oleh
orang-orang lapisan bawah terutama kaum petani yang merasa tersiksa dengan pajak-pajak yang
ditarik oleh pihak kolonial.
Para petani di Filipina juga merasa sangat tertekan ketika tanah yang mereka miliki harus
diserahkan kepada pihak kolonial untuk digunakan kepentingan pemerintah kolonial.
Penguasaan tanah ini telah membangkitkan semangat perlawanan dari para petani di Filipina.
Mereka menentang kebijakan pemerintah Spanyol yang menerapkan sistem perekonomian
economienda yang salah dalam penerapannya di lapangan. Sistem ini sebenarnya adalah adanya
pembagian bagi hasil yang cukup rata yaitu 50 : 50 dari hasil panen (Agoncillo,1990 : 441).
Namun seiring dengan kekuasaan Spanyol di Filipina yang cukup lama membuat para tuan tanah
yang terdiri dari orang-orang Spanyol dan orang pribumi pemilik modal melanggar sistem
economienda yang telah ditetapkan. Tidak ada tindakan apapun yang diambil oleh pemerintah
Spanyol di Filipina, karena kebanyakan para pejabat pemerintah juga merupakan para tuan tanah.
Pemerintah Spanyol menerapkan sistem pemerintahannya di Filipina secara tidak langsung
(indirect rule) dengan mengangkat orang orang pribumi sebagai pegawai pemerintahannya.
Orang-orang yang diangkat sebagai pegawai pemerintahan biasanya adalah orang-orang yang
mempunyai kedudukan yang cukup tinggi dalam masyarakatnya seperti pemuka desa dan
pendeta ( Bresnan, 1988:53).
Kenyataan yang terjadi dalam masyarakat Filipina pada masa itu, yang menjadi objek
ekploitasi pemerintah kolonial adalah para petani menengah dan para petani miskin yang
menggantungkan hidupnya menjadi petani penggarap. Agoncillo (1990:442) menegaskan bahwa
tuntutan mereka adalah adanya perbaikan dalam bidang upah yang mereka terima. Para tuan
tanah biasanya memberi upah tidak sesuai dengan tingkat kerja mereka yang selalu dituntut
bekerja secara penuh dari pagi sampai sore hari. Dengan diberi upah sebesar 1 peso tiap harinya
para petani miskin ini juga diwajibkan untuk membayar pajak pula terhadap pemerintah kolonial.
Begitu juga dengan para petani menengah yang dituntut untuk membayar sewa lahan pertanian
kepada para tuan tanah dengan harga yang cukup tinggi dan juga pajak kepada pemerintah
kolonial. Selain itu adanya perubahan dalam bidang pertanian dimana biasanya masyarakat
Filipina menanam padi untuk kebutuhan sehari-harinya dialihkan menjadi menanam tebu, bit dan
kelapa yang pada saat itu laku dipasaran Eropa dan Amerika. Akibatnya, Filipina tidak dapat
berswasembada beras dan untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut Filipina tergantung dari
Indonesia
( Bresnan, 1988 : 55).
Kondisi masyarakat di Filipina khususnya di daerah Luzon Tengah yang sebagian besar
penduduknya menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian telah membentuk pola hubungan
antara para tuan tanah dan para petani (Patron Klien) secara struktural (Bresnan, 1988 : 56).
Hubungan ini berubah menjadi ketidakselarasan ketika terjadi perubahan-perubahan dalam
kehidupan masyarakat petani yang diakibatkan adanya ekploitasi oleh tuan tanah ( Halimah,
2002 : 27-28). Ketidakselarasan ini telah menumbuhkan suatu bibit-bibit perlawanan dari para
petani.
Perkembangan zaman yang semakin modern dan ditunjang pula dengan semakin
meluasnya ilmu pengetahuan. Para petani di Filipina membentuk suatu organisasi petani yang
dinamakan dengan KPMP (Katipunan Pambansang mga Makbubukid sa Philipina atau The
National Union of Peasant in the Philipines). KPMP merupakan suatu organisasi yang didirikan
oleh para petani dan buruh. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk menuntut adanya reformasi
dalam hal pertanian dan perburuhan (Agoncillo, 1990 : 445).
KPMP yang awalnya merupakan organisasi Buruh dan tani biasa menjadi organisasi yang
mulai mengadakan perlawanan terhadap kepentingan pemerintah kolonial di Filipina. KPMP
juga menjadi penyokong berdirinya organisasi Hukbalahap di daerah Luzon Tengah. Hukbalahap
(Hukhbong Bayan Laban Sahapon) merupakan organisasi para petani yang anti Jepang yang
dipimpin oleh Luis Taruc, yang berdiri pada tanggal 29 Maret 1942 ( Elisabeth, 1989 : 77).
Berdirinya Hukbalahap merupakan akumulasi dari kekecewaan para petani di Luzon Tengah
terhadap pemerintahan yang berkuasa, dimana mereka selalu ditekan oleh para penjajah yang
pernah berkuasa di Filipina, mereka ( para petani ) mengaharapkan suatu perubahan yang sangat
signifikan khususnya mengenai kepemilikan lahan-lahan yang luas oleh para tuan tanah dan juga
sistem penarikan pajak oleh pemerintah yang selalu memberatkan beban mereka. Tuntutan yang
selalu mereka dengungkan adalah land reform, atau reformasi agraria. Para petani yang
tergabung dalam keanggotaan Hukbalahap meminta kepada pemerintah yang berkuasa saat itu
untuk meninjau kembali kepemilikan tanah yang luas oleh para tuan tanah, namun tidak ada
tanggapan yang diberikan oleh pemerintah Jepang yang saat itu sedang berkuasa di Filipina, ini
disebabkan karena para tuan tanah menjadi kolaborator dengan pemerintah Jepang. Para tuan
tanah yang bekerjasama dengan pemerintah Jepang selalu memberikan apa yang mereka minta,
hal ini juga tidak lepas dari persiapan pemerintah Jepang untuk menghadapi perang Timur Raya
setelah Jepang menyerang pangkalan militer Amerika di Pasifik persisnya di Pearl Harbaour.
Faktor tersebutlah yang menyebabkan rasa tidak senang dari kalangan para petani miskin
terhadap pemerintah Jepang yang selalu menganak tirikan mereka, padahal merekalah sebagai
ujung tombak dari persediaan logistik Jepang.
Keanggotaan Huk ini tidak hanya dari anggota dari KPMP tetapi juga berasal dari
berbagai organisasi yang anti Jepang, maka pada waktu itu gerakan Huk dipuji karena
militansinya yang luar biasa. Pada masa pendudukan Jepang keadaan perekonomian Filipina
sangat morat-marit, para tuan tanah dan para pejabat sebelumnya malah ikut berkolaborasi
dengan Pemerintahan Jepang. Orang-orang ini menurut Bresnan (1988 : 58) disebut Ilustrados.
Ilustrados adalah orang-orang yang terpelajar yang menerima pendidikan dari Barat. Bukti
dominan kalangan Ilustrados adalah bekerja sama dengan Jepang dalam Perang Dunia II yang
tidak sejalan dengan mayoritas penduduk Filipina yang menuntut ingin merdeka (Bresnan, 1988
: 62). Maka muncullah perjuangan dari bawah yang dipelopori oleh para petani untuk melawan
Jepang.
Adapun hal-hal yang menarik penulis untuk meneliti Pemberontakan Hukbalahap 1942-
1953 adalah Pemberontakan Hukbalahap ini dianggap sebagai cikal bakal dari rasa nasionalisme
rakyat Filipina yang muncul dari kalangan bawah (petani dan buruh tani) untuk lepas dari segala
bentuk penjajahan yang sangat menyengsarakan rakyat. Namun pada akhirnya pasca
kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 Hukbalahap dianggap sebagai ancaman serius bagi
pemerintah Filipina.
Dari permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis berusaha mengangkat masalah
tersebut sebagai bahan penulisan skripsi dengan judul Pemberontakan Hukbalahap 1942-1953.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan utama dalam penulisan skripsi ini adalah “mengapa terjadi
Pemberontakan Hukbalahap?”. Untuk memfokuskan penulisan skripsi ini, maka penulis
merincinya dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi sosial-ekonomi masyarakat Filipina pada masa pendudukan Jepang?
2. Bagaimanakah jalannya peristiwa pemberontakan Hukbalahap?
3. Bagaimana dampak politik, sosial dan ekonomi pemberontakan Hukbalahap terhadap
Pemerintah Filipina?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan kondisi sosial-ekonomi masyarakat Filipina pada masa pendudukan Jepang,
dengan uraian mengenai kondisi geografis, struktur sosial masyarakat Filipina, dan
karakteristik perekonomian Filipina.
2. Mendeskripsikan jalannya peristiwa pemberontakan Hukbalahap, dengan uraian mengenai
latar belakang peristiwa, toikoh-tokoh yang terlibat, dan proses terjadinya peristiwa
pemberontakan itu sendiri.
3. Mendeskripsikan dampak politik yang diakibatkan dari peristiwa pemberontakan
Hukbalahap terhadap pemerintahan Filipina, dengan uraian mengenai kondisi pemerintahan
Filipina dan kondisi kaum komunis setelah terjadinya pemberontakan.
1.4 Penjelasan Judul
Untuk menjelaskan maksud yang terkandung di dalam judul, maka akan diungkapkan
dengan beberapa istilah yang dianggap perlu mendapat penjelasan. Definisi judul ini akan
menjelaskan mengenai maksud yang terkandung dalam judul.
Pemberontakan diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh seseorang atau-pun
kelompok yang menginginkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik menurut pandangan
mereka. Di sisi lain, pemberontakan juga sering diartikan sebagai suatu proses penentangan
terhadap kekuasaan yang sah.
Hukbalahap (Hukhbong Bayan Laban Sahapon) atau Tentara Rakyat Anti Jepang adalah
suatu organisasi para petani dan buruh yang berada di Luzon Tengah Filipina yang menentang
pemerintahan Jepang. Mereka menentang pemerintah yang semena-mena terhadap mereka,
khususnya mengenai lahan pertanian mereka yang ingin dikuasainya.
Pemberontakan Hukbalahap adalah suatu gerakan protes para petani di Luzon Tengah
terhadap pemerintahan Jepang pada awalnya dan berlanjut sampai pada pemerintahan Filipina
setelah merdeka. Pemberontakan ini boleh dikatakan suatu gerakan sosial karena melibatkan
seluruh para petani dan buruh yang ada di Luzon Tengah.
Tahun 1942 merupakan awal terjadinya perlawanan Hukbalahap terhadap Pemerintah
Jepang yang menuntut kemerdekaan. Perkembangan Hukbalahap ini sangat pesat daerah-daerah
di Luzon Tengah para petani dan buruh tani di daerah seperti Balucan. Pampanga, Nueva Ejica
bergabung dalam Hukbalahap untuk berjuang melawan pemerintah Jepang guna merebut
kemerdekaan.
Tahun 1953 ketika Filipina diperintah oleh Ramon Magasaysay sebagai presiden adanya
suatu kebijakan Land Reform yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengakhiri
pemberontakan tersebut.
1.5 Metoda dan Teknik Penelitian
Metode Penelitian yang penulis pergunakan dalam studi ini adalah Metode Historis,
metode historis ini lazim digunakan dalam penelitian sejarah. Metode historis mengandung
pengertian sebagai suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan
masa lampau (Gottschalk, 1986 : 32). Langkah-langkah tersebut terdiri dari heuristik, kritik atau
verifikasi, aufassung atau intepretasi, dan darstellung (historiografi) yang digunakan oleh
penulis dalam melakukan penulisannya yaitu:
Pertama heuristik (pengumpulan sumber-sumber sejarah), merupakan suatu teknik, suatu
seni dan bukannnya suatu ilmu, serta lebih merupakan keterampilan dalam menemukan,
menangani dan merinci bibliografi. Dalam hal ini penulis menghimpun dan mengumpulkan
sumber-sumber yang relevan yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi yang berjudul
Pemberontakan Hukbalahap 1942-1953, sumber yang banyak digunakan dalam mengkaji tentang
bahasan tersebut ialah sumber sekunder, yaitu sumber/bahan bacaan yang sudah diolah
berdasarkan hasil rekonstruksi pemikiran orang lain (Gottschalk, 1986 :35-40). Sumber primer
yang tadinya menjadi prioritas utama yang penulis coba cari, ternyata tidak didapatkan. Untuk
sumber-sumber sekunder ini penulis dapatkan di perpustakaan UPI, perpustakaan Jurusan,
perpustakaan daerah, Perpustakaan Asia-Afrika. Perpustakaan Asia-Afrika untuk saat ini
menjadi tempat yang banyak memberikan bahan-bahan tulisan, baik berupa buku maupun Jurnal
Ilmu politik.
Kedua kritik internal dan eksternal atau analisis (menilai sumber), penulis melakukan
kritik eksternal yang mencoba menguji otentitas serta integritas sumber sejarah yang telah
dikumpulkan. Kritik internal mencoba melihat dan menguji sumber sejarah dari dalam mengenai
realibilitas serta kredibilitas isi sumber-sumber yang telah dikumpulkan tersebut.
Ketiga interpretasi (menafsirkan sumber sejarah), penulis berusaha memberikan
penafsiran terhadap sumber yang diperoleh selama penelitian berlangsung dengan cara
menghubungkan fakta-fakta yang diperoleh dari sumber-sumber yang telah teruji melalui proses
kritik internal dan eksternal.
Keempat historiografi (penulisan sejarah), penulis akan menyajikan hasil temuannya pada
tiga tahap sebelumnya dengan cara menyusun dalam bentuk tulisan yang jelas dalam gaya
bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar.
Dalam mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk bahan pengkajian
penelitian ini penulis menggunakan teknik studi literatur. Studi literatur ini digunakan oleh
penulis untuk mengumpulkan fakta dari berbagai sumber yang relevan terhadap penelitian yang
dikaji, terutama literatur-literatur asing dan juga melakukan penelusuran melalui Internet untuk
mencari sumber-sumber yang relevan..
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I pendahuluan, dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, penjelasan judul, tinjauan pustaka, metoda dan teknik
penelitian serta sistematika penulisan. Bab II tinjauan pustaka, dalam bab ini akan diuraikan
mengenai beberapa literatur yang relevan serta memiliki kontribusi baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap ide dasar yang akan ditulis. Bab III metode dan teknik penelitian, bab ini
menjelaskan kegiatan serta cara-cara yang penulis tempuh dalam melakukan penelitian guna
mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji, mencakup
rancangan penelitian serta pelaksanaannya. Bab IV pembahasan, bab ini berisi uraian mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis mencakup
; kondisi-kondisi sebelum terjadinya peristiwa, jalannya peristiwa, akhir peristiwa serta
dampaknya terhadap kondisi politik di Filipina. Bab V kesimpulan, bab ini berisi tentang
pandangan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang sudah diperoleh penulis dan juga
merupakan jawaban singkat dari masalah yang menjadi objek penelitian penulis

More Related Content

Similar to S sej 993141_chapter1

gerakan komunis di Asia Tenggara -Filipina-
gerakan komunis di Asia Tenggara -Filipina-gerakan komunis di Asia Tenggara -Filipina-
gerakan komunis di Asia Tenggara -Filipina-STZ
 
Pergerakan nasionalisme asia
Pergerakan nasionalisme asiaPergerakan nasionalisme asia
Pergerakan nasionalisme asia
Rohman Efendi
 
Nasionalisme Filiphina
Nasionalisme FiliphinaNasionalisme Filiphina
Nasionalisme Filiphina
Nurullkk
 
PPT SEJARAH PEMINATAN PERGERAKAN NASIONALISME ASIA DAN AFRIKA
PPT SEJARAH PEMINATAN PERGERAKAN NASIONALISME ASIA DAN AFRIKAPPT SEJARAH PEMINATAN PERGERAKAN NASIONALISME ASIA DAN AFRIKA
PPT SEJARAH PEMINATAN PERGERAKAN NASIONALISME ASIA DAN AFRIKA
Zulfira Farah Nubua
 
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
Rahman Ab
 
Latar belakang pendudukan jepang di indonesia
Latar belakang pendudukan jepang di indonesiaLatar belakang pendudukan jepang di indonesia
Latar belakang pendudukan jepang di indonesia
MuhammadAmarRahman
 
Kebijakan Agraria Indonesia
Kebijakan Agraria IndonesiaKebijakan Agraria Indonesia
Kebijakan Agraria Indonesialodzi
 
Pertumbuhan perekonomian indonesia ( 5 )
Pertumbuhan perekonomian indonesia ( 5 )Pertumbuhan perekonomian indonesia ( 5 )
Pertumbuhan perekonomian indonesia ( 5 )
erlina risnandari
 
Dampak Kolonialisasi di Bidang SosBud.pptx
Dampak Kolonialisasi di Bidang SosBud.pptxDampak Kolonialisasi di Bidang SosBud.pptx
Dampak Kolonialisasi di Bidang SosBud.pptx
DivaputriDamayanti
 
Kebijakan jepang
Kebijakan jepangKebijakan jepang
Kebijakan jepang
Noti Setiani
 
Buku sejarah pemuda muslimin
Buku sejarah pemuda musliminBuku sejarah pemuda muslimin
Buku sejarah pemuda muslimin
PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA
 
Draft : Setengah jajahan dan setengah feodal serta persoalan pemuda mahasiswa...
Draft : Setengah jajahan dan setengah feodal serta persoalan pemuda mahasiswa...Draft : Setengah jajahan dan setengah feodal serta persoalan pemuda mahasiswa...
Draft : Setengah jajahan dan setengah feodal serta persoalan pemuda mahasiswa...
fprntb
 
Hsa 3033 asia tenggara abad ke-19-siap
Hsa 3033 asia tenggara abad ke-19-siapHsa 3033 asia tenggara abad ke-19-siap
Hsa 3033 asia tenggara abad ke-19-siap
Tatulrich Tatul
 
296619466-Menganalisis-Pengerahan-dan-Penindasan-Versus-Perlawanan-pptx.pptx
296619466-Menganalisis-Pengerahan-dan-Penindasan-Versus-Perlawanan-pptx.pptx296619466-Menganalisis-Pengerahan-dan-Penindasan-Versus-Perlawanan-pptx.pptx
296619466-Menganalisis-Pengerahan-dan-Penindasan-Versus-Perlawanan-pptx.pptx
DARIUSDARIUS24
 
Sejarah perjuangan kemerdekaan negara di afrika
Sejarah perjuangan kemerdekaan negara di afrikaSejarah perjuangan kemerdekaan negara di afrika
Sejarah perjuangan kemerdekaan negara di afrika
Andri Pradinata
 
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di IndonesiaPPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
yasintaeriyanti
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido
firman sahari
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido
firman sahari
 

Similar to S sej 993141_chapter1 (20)

gerakan komunis di Asia Tenggara -Filipina-
gerakan komunis di Asia Tenggara -Filipina-gerakan komunis di Asia Tenggara -Filipina-
gerakan komunis di Asia Tenggara -Filipina-
 
Pergerakan nasionalisme asia
Pergerakan nasionalisme asiaPergerakan nasionalisme asia
Pergerakan nasionalisme asia
 
Nasionalisme Filiphina
Nasionalisme FiliphinaNasionalisme Filiphina
Nasionalisme Filiphina
 
PPT SEJARAH PEMINATAN PERGERAKAN NASIONALISME ASIA DAN AFRIKA
PPT SEJARAH PEMINATAN PERGERAKAN NASIONALISME ASIA DAN AFRIKAPPT SEJARAH PEMINATAN PERGERAKAN NASIONALISME ASIA DAN AFRIKA
PPT SEJARAH PEMINATAN PERGERAKAN NASIONALISME ASIA DAN AFRIKA
 
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
 
Latar belakang pendudukan jepang di indonesia
Latar belakang pendudukan jepang di indonesiaLatar belakang pendudukan jepang di indonesia
Latar belakang pendudukan jepang di indonesia
 
Kebijakan Agraria Indonesia
Kebijakan Agraria IndonesiaKebijakan Agraria Indonesia
Kebijakan Agraria Indonesia
 
masa penjajahan jepang
masa penjajahan jepangmasa penjajahan jepang
masa penjajahan jepang
 
Pertumbuhan perekonomian indonesia ( 5 )
Pertumbuhan perekonomian indonesia ( 5 )Pertumbuhan perekonomian indonesia ( 5 )
Pertumbuhan perekonomian indonesia ( 5 )
 
Dampak Kolonialisasi di Bidang SosBud.pptx
Dampak Kolonialisasi di Bidang SosBud.pptxDampak Kolonialisasi di Bidang SosBud.pptx
Dampak Kolonialisasi di Bidang SosBud.pptx
 
Kebijakan jepang
Kebijakan jepangKebijakan jepang
Kebijakan jepang
 
Buku sejarah pemuda muslimin
Buku sejarah pemuda musliminBuku sejarah pemuda muslimin
Buku sejarah pemuda muslimin
 
Draft : Setengah jajahan dan setengah feodal serta persoalan pemuda mahasiswa...
Draft : Setengah jajahan dan setengah feodal serta persoalan pemuda mahasiswa...Draft : Setengah jajahan dan setengah feodal serta persoalan pemuda mahasiswa...
Draft : Setengah jajahan dan setengah feodal serta persoalan pemuda mahasiswa...
 
Hsa 3033 asia tenggara abad ke-19-siap
Hsa 3033 asia tenggara abad ke-19-siapHsa 3033 asia tenggara abad ke-19-siap
Hsa 3033 asia tenggara abad ke-19-siap
 
296619466-Menganalisis-Pengerahan-dan-Penindasan-Versus-Perlawanan-pptx.pptx
296619466-Menganalisis-Pengerahan-dan-Penindasan-Versus-Perlawanan-pptx.pptx296619466-Menganalisis-Pengerahan-dan-Penindasan-Versus-Perlawanan-pptx.pptx
296619466-Menganalisis-Pengerahan-dan-Penindasan-Versus-Perlawanan-pptx.pptx
 
Sejarah perjuangan kemerdekaan negara di afrika
Sejarah perjuangan kemerdekaan negara di afrikaSejarah perjuangan kemerdekaan negara di afrika
Sejarah perjuangan kemerdekaan negara di afrika
 
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di IndonesiaPPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 

Recently uploaded

Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 

S sej 993141_chapter1

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang panjang. Perjuangan rakyat Filipina dalam melepaskan diri dari penjajahan tidak lepas dari peranan rakyatnya yang bahu-membahu berjuang membela tanah airnya dari tangan para penjajah. Politik penjajah barat biasanya hanya “menghisap” kekayaan alam daerah jajahannya tanpa memberi kemakmuran bagi rakyat yang dijajahnya. Penindasan ini telah membangkitkan rakyat Filipina untuk melawan ketidakadilan tersebut. Perlawanan rakyat Filipina tidak hanya dilakukan oleh para kaum cendekiawan saja atau-pun orang-orang terpelajar, tetapi juga oleh orang-orang lapisan bawah terutama kaum petani yang merasa tersiksa dengan pajak-pajak yang ditarik oleh pihak kolonial. Para petani di Filipina juga merasa sangat tertekan ketika tanah yang mereka miliki harus diserahkan kepada pihak kolonial untuk digunakan kepentingan pemerintah kolonial. Penguasaan tanah ini telah membangkitkan semangat perlawanan dari para petani di Filipina. Mereka menentang kebijakan pemerintah Spanyol yang menerapkan sistem perekonomian economienda yang salah dalam penerapannya di lapangan. Sistem ini sebenarnya adalah adanya pembagian bagi hasil yang cukup rata yaitu 50 : 50 dari hasil panen (Agoncillo,1990 : 441). Namun seiring dengan kekuasaan Spanyol di Filipina yang cukup lama membuat para tuan tanah yang terdiri dari orang-orang Spanyol dan orang pribumi pemilik modal melanggar sistem economienda yang telah ditetapkan. Tidak ada tindakan apapun yang diambil oleh pemerintah Spanyol di Filipina, karena kebanyakan para pejabat pemerintah juga merupakan para tuan tanah.
  • 2. Pemerintah Spanyol menerapkan sistem pemerintahannya di Filipina secara tidak langsung (indirect rule) dengan mengangkat orang orang pribumi sebagai pegawai pemerintahannya. Orang-orang yang diangkat sebagai pegawai pemerintahan biasanya adalah orang-orang yang mempunyai kedudukan yang cukup tinggi dalam masyarakatnya seperti pemuka desa dan pendeta ( Bresnan, 1988:53). Kenyataan yang terjadi dalam masyarakat Filipina pada masa itu, yang menjadi objek ekploitasi pemerintah kolonial adalah para petani menengah dan para petani miskin yang menggantungkan hidupnya menjadi petani penggarap. Agoncillo (1990:442) menegaskan bahwa tuntutan mereka adalah adanya perbaikan dalam bidang upah yang mereka terima. Para tuan tanah biasanya memberi upah tidak sesuai dengan tingkat kerja mereka yang selalu dituntut bekerja secara penuh dari pagi sampai sore hari. Dengan diberi upah sebesar 1 peso tiap harinya para petani miskin ini juga diwajibkan untuk membayar pajak pula terhadap pemerintah kolonial. Begitu juga dengan para petani menengah yang dituntut untuk membayar sewa lahan pertanian kepada para tuan tanah dengan harga yang cukup tinggi dan juga pajak kepada pemerintah kolonial. Selain itu adanya perubahan dalam bidang pertanian dimana biasanya masyarakat Filipina menanam padi untuk kebutuhan sehari-harinya dialihkan menjadi menanam tebu, bit dan kelapa yang pada saat itu laku dipasaran Eropa dan Amerika. Akibatnya, Filipina tidak dapat berswasembada beras dan untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut Filipina tergantung dari Indonesia ( Bresnan, 1988 : 55). Kondisi masyarakat di Filipina khususnya di daerah Luzon Tengah yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian telah membentuk pola hubungan antara para tuan tanah dan para petani (Patron Klien) secara struktural (Bresnan, 1988 : 56).
  • 3. Hubungan ini berubah menjadi ketidakselarasan ketika terjadi perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat petani yang diakibatkan adanya ekploitasi oleh tuan tanah ( Halimah, 2002 : 27-28). Ketidakselarasan ini telah menumbuhkan suatu bibit-bibit perlawanan dari para petani. Perkembangan zaman yang semakin modern dan ditunjang pula dengan semakin meluasnya ilmu pengetahuan. Para petani di Filipina membentuk suatu organisasi petani yang dinamakan dengan KPMP (Katipunan Pambansang mga Makbubukid sa Philipina atau The National Union of Peasant in the Philipines). KPMP merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh para petani dan buruh. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk menuntut adanya reformasi dalam hal pertanian dan perburuhan (Agoncillo, 1990 : 445). KPMP yang awalnya merupakan organisasi Buruh dan tani biasa menjadi organisasi yang mulai mengadakan perlawanan terhadap kepentingan pemerintah kolonial di Filipina. KPMP juga menjadi penyokong berdirinya organisasi Hukbalahap di daerah Luzon Tengah. Hukbalahap (Hukhbong Bayan Laban Sahapon) merupakan organisasi para petani yang anti Jepang yang dipimpin oleh Luis Taruc, yang berdiri pada tanggal 29 Maret 1942 ( Elisabeth, 1989 : 77). Berdirinya Hukbalahap merupakan akumulasi dari kekecewaan para petani di Luzon Tengah terhadap pemerintahan yang berkuasa, dimana mereka selalu ditekan oleh para penjajah yang pernah berkuasa di Filipina, mereka ( para petani ) mengaharapkan suatu perubahan yang sangat signifikan khususnya mengenai kepemilikan lahan-lahan yang luas oleh para tuan tanah dan juga sistem penarikan pajak oleh pemerintah yang selalu memberatkan beban mereka. Tuntutan yang selalu mereka dengungkan adalah land reform, atau reformasi agraria. Para petani yang tergabung dalam keanggotaan Hukbalahap meminta kepada pemerintah yang berkuasa saat itu untuk meninjau kembali kepemilikan tanah yang luas oleh para tuan tanah, namun tidak ada
  • 4. tanggapan yang diberikan oleh pemerintah Jepang yang saat itu sedang berkuasa di Filipina, ini disebabkan karena para tuan tanah menjadi kolaborator dengan pemerintah Jepang. Para tuan tanah yang bekerjasama dengan pemerintah Jepang selalu memberikan apa yang mereka minta, hal ini juga tidak lepas dari persiapan pemerintah Jepang untuk menghadapi perang Timur Raya setelah Jepang menyerang pangkalan militer Amerika di Pasifik persisnya di Pearl Harbaour. Faktor tersebutlah yang menyebabkan rasa tidak senang dari kalangan para petani miskin terhadap pemerintah Jepang yang selalu menganak tirikan mereka, padahal merekalah sebagai ujung tombak dari persediaan logistik Jepang. Keanggotaan Huk ini tidak hanya dari anggota dari KPMP tetapi juga berasal dari berbagai organisasi yang anti Jepang, maka pada waktu itu gerakan Huk dipuji karena militansinya yang luar biasa. Pada masa pendudukan Jepang keadaan perekonomian Filipina sangat morat-marit, para tuan tanah dan para pejabat sebelumnya malah ikut berkolaborasi dengan Pemerintahan Jepang. Orang-orang ini menurut Bresnan (1988 : 58) disebut Ilustrados. Ilustrados adalah orang-orang yang terpelajar yang menerima pendidikan dari Barat. Bukti dominan kalangan Ilustrados adalah bekerja sama dengan Jepang dalam Perang Dunia II yang tidak sejalan dengan mayoritas penduduk Filipina yang menuntut ingin merdeka (Bresnan, 1988 : 62). Maka muncullah perjuangan dari bawah yang dipelopori oleh para petani untuk melawan Jepang. Adapun hal-hal yang menarik penulis untuk meneliti Pemberontakan Hukbalahap 1942- 1953 adalah Pemberontakan Hukbalahap ini dianggap sebagai cikal bakal dari rasa nasionalisme rakyat Filipina yang muncul dari kalangan bawah (petani dan buruh tani) untuk lepas dari segala bentuk penjajahan yang sangat menyengsarakan rakyat. Namun pada akhirnya pasca
  • 5. kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 Hukbalahap dianggap sebagai ancaman serius bagi pemerintah Filipina. Dari permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis berusaha mengangkat masalah tersebut sebagai bahan penulisan skripsi dengan judul Pemberontakan Hukbalahap 1942-1953. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan utama dalam penulisan skripsi ini adalah “mengapa terjadi Pemberontakan Hukbalahap?”. Untuk memfokuskan penulisan skripsi ini, maka penulis merincinya dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi sosial-ekonomi masyarakat Filipina pada masa pendudukan Jepang? 2. Bagaimanakah jalannya peristiwa pemberontakan Hukbalahap? 3. Bagaimana dampak politik, sosial dan ekonomi pemberontakan Hukbalahap terhadap Pemerintah Filipina? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan kondisi sosial-ekonomi masyarakat Filipina pada masa pendudukan Jepang, dengan uraian mengenai kondisi geografis, struktur sosial masyarakat Filipina, dan karakteristik perekonomian Filipina. 2. Mendeskripsikan jalannya peristiwa pemberontakan Hukbalahap, dengan uraian mengenai latar belakang peristiwa, toikoh-tokoh yang terlibat, dan proses terjadinya peristiwa pemberontakan itu sendiri.
  • 6. 3. Mendeskripsikan dampak politik yang diakibatkan dari peristiwa pemberontakan Hukbalahap terhadap pemerintahan Filipina, dengan uraian mengenai kondisi pemerintahan Filipina dan kondisi kaum komunis setelah terjadinya pemberontakan. 1.4 Penjelasan Judul Untuk menjelaskan maksud yang terkandung di dalam judul, maka akan diungkapkan dengan beberapa istilah yang dianggap perlu mendapat penjelasan. Definisi judul ini akan menjelaskan mengenai maksud yang terkandung dalam judul. Pemberontakan diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh seseorang atau-pun kelompok yang menginginkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik menurut pandangan mereka. Di sisi lain, pemberontakan juga sering diartikan sebagai suatu proses penentangan terhadap kekuasaan yang sah. Hukbalahap (Hukhbong Bayan Laban Sahapon) atau Tentara Rakyat Anti Jepang adalah suatu organisasi para petani dan buruh yang berada di Luzon Tengah Filipina yang menentang pemerintahan Jepang. Mereka menentang pemerintah yang semena-mena terhadap mereka, khususnya mengenai lahan pertanian mereka yang ingin dikuasainya. Pemberontakan Hukbalahap adalah suatu gerakan protes para petani di Luzon Tengah terhadap pemerintahan Jepang pada awalnya dan berlanjut sampai pada pemerintahan Filipina setelah merdeka. Pemberontakan ini boleh dikatakan suatu gerakan sosial karena melibatkan seluruh para petani dan buruh yang ada di Luzon Tengah. Tahun 1942 merupakan awal terjadinya perlawanan Hukbalahap terhadap Pemerintah Jepang yang menuntut kemerdekaan. Perkembangan Hukbalahap ini sangat pesat daerah-daerah di Luzon Tengah para petani dan buruh tani di daerah seperti Balucan. Pampanga, Nueva Ejica
  • 7. bergabung dalam Hukbalahap untuk berjuang melawan pemerintah Jepang guna merebut kemerdekaan. Tahun 1953 ketika Filipina diperintah oleh Ramon Magasaysay sebagai presiden adanya suatu kebijakan Land Reform yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengakhiri pemberontakan tersebut. 1.5 Metoda dan Teknik Penelitian Metode Penelitian yang penulis pergunakan dalam studi ini adalah Metode Historis, metode historis ini lazim digunakan dalam penelitian sejarah. Metode historis mengandung pengertian sebagai suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986 : 32). Langkah-langkah tersebut terdiri dari heuristik, kritik atau verifikasi, aufassung atau intepretasi, dan darstellung (historiografi) yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penulisannya yaitu: Pertama heuristik (pengumpulan sumber-sumber sejarah), merupakan suatu teknik, suatu seni dan bukannnya suatu ilmu, serta lebih merupakan keterampilan dalam menemukan, menangani dan merinci bibliografi. Dalam hal ini penulis menghimpun dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi yang berjudul Pemberontakan Hukbalahap 1942-1953, sumber yang banyak digunakan dalam mengkaji tentang bahasan tersebut ialah sumber sekunder, yaitu sumber/bahan bacaan yang sudah diolah berdasarkan hasil rekonstruksi pemikiran orang lain (Gottschalk, 1986 :35-40). Sumber primer yang tadinya menjadi prioritas utama yang penulis coba cari, ternyata tidak didapatkan. Untuk sumber-sumber sekunder ini penulis dapatkan di perpustakaan UPI, perpustakaan Jurusan, perpustakaan daerah, Perpustakaan Asia-Afrika. Perpustakaan Asia-Afrika untuk saat ini
  • 8. menjadi tempat yang banyak memberikan bahan-bahan tulisan, baik berupa buku maupun Jurnal Ilmu politik. Kedua kritik internal dan eksternal atau analisis (menilai sumber), penulis melakukan kritik eksternal yang mencoba menguji otentitas serta integritas sumber sejarah yang telah dikumpulkan. Kritik internal mencoba melihat dan menguji sumber sejarah dari dalam mengenai realibilitas serta kredibilitas isi sumber-sumber yang telah dikumpulkan tersebut. Ketiga interpretasi (menafsirkan sumber sejarah), penulis berusaha memberikan penafsiran terhadap sumber yang diperoleh selama penelitian berlangsung dengan cara menghubungkan fakta-fakta yang diperoleh dari sumber-sumber yang telah teruji melalui proses kritik internal dan eksternal. Keempat historiografi (penulisan sejarah), penulis akan menyajikan hasil temuannya pada tiga tahap sebelumnya dengan cara menyusun dalam bentuk tulisan yang jelas dalam gaya bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar. Dalam mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk bahan pengkajian penelitian ini penulis menggunakan teknik studi literatur. Studi literatur ini digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan fakta dari berbagai sumber yang relevan terhadap penelitian yang dikaji, terutama literatur-literatur asing dan juga melakukan penelusuran melalui Internet untuk mencari sumber-sumber yang relevan.. 1.6 Sistematika Penulisan Bab I pendahuluan, dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, penjelasan judul, tinjauan pustaka, metoda dan teknik penelitian serta sistematika penulisan. Bab II tinjauan pustaka, dalam bab ini akan diuraikan mengenai beberapa literatur yang relevan serta memiliki kontribusi baik secara langsung maupun
  • 9. tidak langsung terhadap ide dasar yang akan ditulis. Bab III metode dan teknik penelitian, bab ini menjelaskan kegiatan serta cara-cara yang penulis tempuh dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji, mencakup rancangan penelitian serta pelaksanaannya. Bab IV pembahasan, bab ini berisi uraian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis mencakup ; kondisi-kondisi sebelum terjadinya peristiwa, jalannya peristiwa, akhir peristiwa serta dampaknya terhadap kondisi politik di Filipina. Bab V kesimpulan, bab ini berisi tentang pandangan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang sudah diperoleh penulis dan juga merupakan jawaban singkat dari masalah yang menjadi objek penelitian penulis