Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Rpp 2.10 hukum kebenaran tentang dukkkha kelas xi sma tmi
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA TMI
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI / 2
Topik : Hukum-Hukum Kebanaran Mutlak
Sub Topik : Hukum Kebanaran Tentang Dukkha
Kompetensi dasar
3.4 memahami berbagai fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja hukum-Hukum
Kebanaran Tentang Dukkha
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning dan pendekatan saintifik, peserta
didik dapat mengolah, menalar, dan menyaji tentang Hukum Kebanaran Tentang Dukkha dalam
Perspektif Agama Budhha dalam ranah konkret serta ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan serta mengembangkan nilai karakter menerima,
menghargai (religiositas), disiplin, dan bertanggung jawab (integritas). dan nasionalisme.
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Pendidik mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan melihat lingkungan sekitar.
Pendidik memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
Peserta didik Mengamati power point/Materi tentang Hukum Kebanaran Tentang Dukkha
dalam pandangan agama buddha
Peserta didik dan pendidik melakukan tanya jawab tentang Hukum KebanaranTentang Dukkha
dalam pandangan agama buddha
Peserta didik Mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan Hukum Kebanaran Tentang
Dukkha dalam pandangan agama buddha
Peserta didik Mengasosiasi dan menguatkan konsep tentang Hukum Kebanaran Tentang
Dukkha dalam pandangan agama buddha
Peserta didik Mengomunikasikan dengan mengerjakan tugas
Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode : Ceramah, Diskusi,Tanya Jawab, Praktek, Penugasan
Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Proyek, Portofolio
Bentuk Penilaian:
d. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
e. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
f. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
g. Proyek : lembar tugas proyek dan pedoman penilaian
h. Portofolio : pedomana penilaian portofolio
Mengetahui Bandar Lampung, juli 2020
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Tri Puji Astuti, S.Si.,M.Pd Sutiyono, S.Pd