Berikut adalah ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang shalat sunnah menurut ajaran Islam, termasuk dalil-dalilnya dari hadits Nabi Muhammad SAW. Termasuk di dalamnya adalah jenis-jenis shalat sunnah seperti shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat lima waktu, serta keutamaan melaksanakan shalat sunnah tersebut.
1. Adab-adab menyambut hari raya meliputi mandi, makan, bertakbir, ucapan selamat, berpakaian baru, jalan berbeza ke dan dari solat, solat raya, dan berjalan kaki ke tempat solat.
2. Solat raya terdiri daripada dua rakaat dengan bacaan surah tertentu, diikuti khutbah, dan dilakukan selepas terbit matahari.
3. Wanita juga disuruh keluar untuk menyaksikan per
1. Al-Qur'an, sunnah, dan ijma' menunjukkan bahwa shalat malam disyariatkan. Para ulama sepakat bahwa melaksanakan shalat malam, terutama di bulan Ramadhan, adalah sunnah.
2. Ada pendapat yang mengutamakan melaksanakan shalat malam berjamaah di masjid, dan ada juga yang mengutamakan melakukannya sendirian di rumah. Kedua pendapat dianggap sah.
3. Shalat mal
Berikut adalah ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang shalat sunnah menurut ajaran Islam, termasuk dalil-dalilnya dari hadits Nabi Muhammad SAW. Termasuk di dalamnya adalah jenis-jenis shalat sunnah seperti shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat lima waktu, serta keutamaan melaksanakan shalat sunnah tersebut.
1. Adab-adab menyambut hari raya meliputi mandi, makan, bertakbir, ucapan selamat, berpakaian baru, jalan berbeza ke dan dari solat, solat raya, dan berjalan kaki ke tempat solat.
2. Solat raya terdiri daripada dua rakaat dengan bacaan surah tertentu, diikuti khutbah, dan dilakukan selepas terbit matahari.
3. Wanita juga disuruh keluar untuk menyaksikan per
1. Al-Qur'an, sunnah, dan ijma' menunjukkan bahwa shalat malam disyariatkan. Para ulama sepakat bahwa melaksanakan shalat malam, terutama di bulan Ramadhan, adalah sunnah.
2. Ada pendapat yang mengutamakan melaksanakan shalat malam berjamaah di masjid, dan ada juga yang mengutamakan melakukannya sendirian di rumah. Kedua pendapat dianggap sah.
3. Shalat mal
1. Shalat sunnah muakad merupakan shalat sunnah yang kuat dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW dan jarang ditinggalkan. Terdiri dari shalat sunnah rawatib, shalat sunnah malam, dan shalat sunnah idain.
2. Shalat sunnah rawatib terdiri dari shalat sebelum dan sesudah shalat wajib untuk mendapatkan pahala yang besar. Shalat sunnah malam meliputi witir, tahajud, dan tarawih selama
Teks tersebut membahas tentang sejarah, keutamaan, dan tata cara pelaksanaan shalat Tarawih. Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah muakkad yang dilakukan berjamaah di masjid pada bulan Ramadhan, yang dijadikan kebiasaan oleh Umar bin Khattab. Shalat ini memberikan pahala setara dengan melaksanakan shalat semalam penuh. Jumlah rakaatnya tidak diatur secara pasti, tetapi umumnya dilakukan 20
Adzan dan iqamah adalah tanda bagi waktu shalat dan pemberitahuan bahwa shalat akan segera dimulai. Adzan wajib dilakukan oleh laki-laki untuk memanggil jamaah shalat, sedangkan iqamah sunah untuk memberi tahu bahwa shalat akan dimulai. Keduanya bertujuan mengingatkan umat Islam untuk menunaikan shalat tepat waktu secara berjamaah.
Dokumen tersebut menjelaskan keutamaan shalat sunah sebelum shubuh berdasarkan hadis-hadis Nabi. Shalat ini sangat dianjurkan karena Rasulullah tidak pernah meninggalkannya. Dokumen juga menjelaskan cara melaksanakannya secara ringkas dan boleh dikerjakan di rumah atau masjid, serta apa yang harus dilakukan jika terlewatkan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang tuntunan shalat sunnah rawatib menurut pandangan ulama salaf, termasuk keutamaan, jumlah rakaat, surat yang dibaca, tempat dan waktu mengerjakannya.
Materi Perbandingan Madzhab
Ahkam Sholat
disampaikan :
Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA)
Masjid Al-Azhar <depan>
Jln. Dr. Sumarmo Sentra Primer Baru, Kel. Pulogebang Kec. Cakung Jakarta Timur
Ppt sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkadfalahnurul96
Shalat sunnah dibagi menjadi dua jenis, yaitu shalat sunnah muakad dan ghairu muakad. Shalat sunnah muakad adalah shalat sunnah yang selalu dilakukan Nabi seperti dua rakaat sebelum shubuh, sedangkan ghairu muakad kadang dilakukan dan kadang tidak. Jenis shalat sunnah muakad meliputi shalat malam, rawatib sebelum dan sesudah shalat wajib, idain pada hari raya
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian tabarruk dari segi bahasa dan istilah, contoh tabarruk sahabat kepada Nabi Muhammad SAW seperti mencuci jubahnya, tabarruk dengan orang-orang shalih seperti pohon kurma dan wali, serta kesimpulan bahwa hukum tabarruk hanya khusus untuk Nabi saja menurut para sahabat.
- Rasulullah membagi-bagikan potongan rambut dan kukunya kepada sahabat dan orang lain ketika bercukur di haji terakhirnya
- Potongan rambut tersebut dibagikan dengan tujuan agar dijadikan tabarruk oleh para sahabat dan umat
- Perbuatan ini menunjukkan bahwa tabarruk hanya dibolehkan terhadap Rasulullah saja, bukan orang shalih lainnya
1. Puasa pada hari Arafah disunnahkan bagi yang tidak melaksanakan wuquf di Arafah karena diyakini dapat menghapus dosa-dosa.
2. Bagi yang melaksanakan wuquf di Arafah, sebagian ulama menyarankan berbuka karena ada hadis Nabi berbuka di Arafah.
3. Terdapat perbedaan pendapat soal mengikuti penanggalan Arab Saudi atau lokal dalam menentukan hari Arafah.
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkadfalahnurul96
Shalat sunnah dibagi menjadi muakkad dan ghairu muakkad. Shalat sunnah muakkad antara lain rawatib (sebelum dan sesudah shalat wajib), malam seperti witir dan tahajjud, serta idain pada hari raya. Pelaksanaan shalat sunnah berbeda di setiap madzhab.
Makalah ini membahas perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih. Terdapat dua pendapat utama yaitu delapan rakaat ditambah witir berdasarkan hadis dari Aisyah dan dua puluh rakaat berdasarkan ijma' sahabat di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab. Meskipun Nabi hanya melaksanakan delapan rakaat, tindakan sahabat lain melanjutkan shalat di rumah menunjukkan tidak
1. Shalat sunnah muakad merupakan shalat sunnah yang kuat dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW dan jarang ditinggalkan. Terdiri dari shalat sunnah rawatib, shalat sunnah malam, dan shalat sunnah idain.
2. Shalat sunnah rawatib terdiri dari shalat sebelum dan sesudah shalat wajib untuk mendapatkan pahala yang besar. Shalat sunnah malam meliputi witir, tahajud, dan tarawih selama
Teks tersebut membahas tentang sejarah, keutamaan, dan tata cara pelaksanaan shalat Tarawih. Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah muakkad yang dilakukan berjamaah di masjid pada bulan Ramadhan, yang dijadikan kebiasaan oleh Umar bin Khattab. Shalat ini memberikan pahala setara dengan melaksanakan shalat semalam penuh. Jumlah rakaatnya tidak diatur secara pasti, tetapi umumnya dilakukan 20
Adzan dan iqamah adalah tanda bagi waktu shalat dan pemberitahuan bahwa shalat akan segera dimulai. Adzan wajib dilakukan oleh laki-laki untuk memanggil jamaah shalat, sedangkan iqamah sunah untuk memberi tahu bahwa shalat akan dimulai. Keduanya bertujuan mengingatkan umat Islam untuk menunaikan shalat tepat waktu secara berjamaah.
Dokumen tersebut menjelaskan keutamaan shalat sunah sebelum shubuh berdasarkan hadis-hadis Nabi. Shalat ini sangat dianjurkan karena Rasulullah tidak pernah meninggalkannya. Dokumen juga menjelaskan cara melaksanakannya secara ringkas dan boleh dikerjakan di rumah atau masjid, serta apa yang harus dilakukan jika terlewatkan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang tuntunan shalat sunnah rawatib menurut pandangan ulama salaf, termasuk keutamaan, jumlah rakaat, surat yang dibaca, tempat dan waktu mengerjakannya.
Materi Perbandingan Madzhab
Ahkam Sholat
disampaikan :
Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA)
Masjid Al-Azhar <depan>
Jln. Dr. Sumarmo Sentra Primer Baru, Kel. Pulogebang Kec. Cakung Jakarta Timur
Ppt sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkadfalahnurul96
Shalat sunnah dibagi menjadi dua jenis, yaitu shalat sunnah muakad dan ghairu muakad. Shalat sunnah muakad adalah shalat sunnah yang selalu dilakukan Nabi seperti dua rakaat sebelum shubuh, sedangkan ghairu muakad kadang dilakukan dan kadang tidak. Jenis shalat sunnah muakad meliputi shalat malam, rawatib sebelum dan sesudah shalat wajib, idain pada hari raya
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian tabarruk dari segi bahasa dan istilah, contoh tabarruk sahabat kepada Nabi Muhammad SAW seperti mencuci jubahnya, tabarruk dengan orang-orang shalih seperti pohon kurma dan wali, serta kesimpulan bahwa hukum tabarruk hanya khusus untuk Nabi saja menurut para sahabat.
- Rasulullah membagi-bagikan potongan rambut dan kukunya kepada sahabat dan orang lain ketika bercukur di haji terakhirnya
- Potongan rambut tersebut dibagikan dengan tujuan agar dijadikan tabarruk oleh para sahabat dan umat
- Perbuatan ini menunjukkan bahwa tabarruk hanya dibolehkan terhadap Rasulullah saja, bukan orang shalih lainnya
1. Puasa pada hari Arafah disunnahkan bagi yang tidak melaksanakan wuquf di Arafah karena diyakini dapat menghapus dosa-dosa.
2. Bagi yang melaksanakan wuquf di Arafah, sebagian ulama menyarankan berbuka karena ada hadis Nabi berbuka di Arafah.
3. Terdapat perbedaan pendapat soal mengikuti penanggalan Arab Saudi atau lokal dalam menentukan hari Arafah.
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkadfalahnurul96
Shalat sunnah dibagi menjadi muakkad dan ghairu muakkad. Shalat sunnah muakkad antara lain rawatib (sebelum dan sesudah shalat wajib), malam seperti witir dan tahajjud, serta idain pada hari raya. Pelaksanaan shalat sunnah berbeda di setiap madzhab.
Makalah ini membahas perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih. Terdapat dua pendapat utama yaitu delapan rakaat ditambah witir berdasarkan hadis dari Aisyah dan dua puluh rakaat berdasarkan ijma' sahabat di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab. Meskipun Nabi hanya melaksanakan delapan rakaat, tindakan sahabat lain melanjutkan shalat di rumah menunjukkan tidak
Solat jamak dan qasar merupakan keringanan yang diberikan Allah kepada orang musafir dengan jarak dua marhalah. Solat jamak melibatkan penghimpunan dua solat dalam satu waktu manakala solat qasar melibatkan pengurangan bilangan rakaat solat. Terdapat syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuk melaksanakan solat jamak dan qasar secara sah.
Materi kuliah tentang hukum shalat. Cari lebih banyak lagi materi kuliah Semester 1 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.htm
Tatacara solat Aidil Fitri menurut sunnah Nabi Muhammad SAW terdiri daripada dua rakaat tanpa azan atau iqamah. Terdapat tambahan takbir dalam setiap rakaat dengan membaca zikir antara takbir. Surah yang dibaca ialah Qaf dan al-Qamar pada rakaat pertama, serta al-A'la dan al-Gasyiyah pada rakaat kedua. Jika terlewat solat berjemaah, hendaklah solat sendirian dua rakaat
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mempelajari adab menurut para ulama. Adab dipandang sebagai dasar utama untuk mempelajari ilmu. Para ulama menghabiskan waktu lebih lama untuk mempelajari adab dibanding ilmu. Berkah adab mulia antara lain mampu memahami ilmu dengan mudah dan meraih derajat yang tinggi di akhirat.
Dokumen tersebut membahas tentang shalat sunnah rawatib yang terbagi menjadi dua, yaitu shalat rawatib mu'aqqad dan ghairu mu'aqqad. Shalat rawatib mu'aqqad terdiri atas dua belas rakaat yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu, sedangkan shalat rawatib ghairu mu'aqqad meliputi empat rakaat setelah zhuhur, empat rakaat sebelum ashar, dan dua rakaat se
Bab-bab dalam kitab ini membahas berbagai hal terkait shalat Jumat, mulai dari kewajiban menghadirinya berdasarkan al-Qur'an, keutamaan mandi dan berpakaian rapi saat menghadirinya, hingga keringanan bagi yang tidak dapat hadir karena hujan. Juga dibahas mengenai pelaksanaan shalat Jumat di desa dan kota, serta waktu masuknya shalat Jumat.
1. Shalat berjamaah lima waktu di masjid dianggap wajib oleh beberapa ulama, sedangkan menurut ulama lain hukumnya hanya sunnah.
2. Boleh menjama' shalat Zhuhur dan Ashar serta Maghrib dan Isya' ketika bepergian, baik perjalanan jauh maupun dekat.
3. Boleh menunda atau memajukan waktu shalat yang dijama' tergantung kondisi.
1. Nishfu Sya'ban merupakan malam yang kontroversial karena hadis-hadis yang menjelaskan ibadah khusus pada malam itu dianggap lemah atau palsu oleh para ulama.
2. Para ulama berbeda pendapat apakah malam yang dimaksud dalam ayat Al-Quran mengenai "malam yang diberkahi" merujuk kepada Lailatul Qadr atau Nishfu Sya'ban. Kebanyakan ulama berpendapat itu mengacu kep
1. Hadis-hadis berkaitan Lailatulqadar:
Dari Abu Hurairah Radiallahu ‘anhu, Nabi Sallallahu ’alaihi wassalam ber-
sabda: “ Sesiapa yang menghidupkan malam lailatulqadar dengan penuh
keimanan dan mengharap, nescaya diampuni dosa-dosanya yang lalu.” [al-
Bukhari:1901 dan Muslim: 760]
Aisyah Radiallahu ’anha berkata, Rasulullah Sallallahu ’alaihi wassalam
mengasingkan diri (di dalam masjid; beri’tikaf) pada sepuluh (malam) tera-
khir di dalam Ramadhan. Dan Rasulullah SAW berkata: “Carilah malam al
-Qadr pada sepuluh malam terakhir dari Ramadhan.” [al-Bukhari:2020 dan
Muslim:219].
Aisyah RA berkata lagi, bahawa Rasulullah SAW berkata: “Carilah malam
al-Qadr pada (malam-malam) yang ganjil daripada sepuluh malam yang
akhir di bulan Ramadhan.” [al-Bukhari]
Ibn Umar Radiallahu ’anhu berkata: “Beberapa orang daripada sahabat
Nabi saw telah melihat malam al-Qadr di dalam tidur pada tujuh (malam)
yang terakhir. Maka berkata Rasulullah SAW: “Aku melihat mimpi kamu
bertepatan dengan tujuh (malam) yang terakhir. Sesiapa yang benar-benar
mencarinya (malam al-Qadr), maka carilah ia di tujuh (malam) yang tera-
khir. [al-Bukhari:2015 dan Muslim:1165].
Doa di Malam alDoa di Malam alDoa di Malam alDoa di Malam al----QadarQadarQadarQadar
Daripada 'Aisyah Radiallahu 'Anhu:
Aku berkata: "Wahai Rasulullah, jika aku berkesempatan bertemu Malam
Al-Qadar, apakah yang perlu aku katakan (doa) ?" Bersabda Nabi : dise-
butlah doa: "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, dan amat
suka memberi ampun, maka berikanlah daku keampunan"
[HR at-Tirmizi: 3513, Ibn Majah: 3119, Imam at-Tirmizi rahimahullah
menyatakan ia hadis Hasan Sahih.]
Terbitan: INTIS Consultant
http://intisonline.com
E-mel: intisonline@gmail.com
2. Definisi I’tikaf:
Dari segi bahasa: I’tikaf bermakna :berdiam di suatu tempat untuk melakukan
sesuatu pekerjaan ; yang baik mahupun yang buruk dan tetap dalam keadaan
demikian.
Dari segi istilah: I’tikaf bermaksud duduk di masjid dalam rangka ibadah yang
dilakukan oleh orang yang tertentu, dengan sifat atau cara yang tertentu dan
pada waktu yang tertentu (Lihat Fathul Bari 4 : 344)
Dalil-Dalil Pensyariatan I’tikaf:
Dalil al-Quran:
:187
“Dan janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mes-
jid”(Al Baqarah : 187)
Dalil-dalil As-Sunnah:
Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu, beliau berkata:
––
”Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan
selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Baginda beri’tikaf selama
dua puluh hari”.[HR. al-Bukhari no. 2044 ]
‘Aisyah radiallahu ‘anha berkata:
––
1. I’tikaf merupakan wasilah (cara) yang digunakan oleh Nabi Salllahu
‘Alaihi Wassalam untuk mendapatkan malam Lailatulqadar
2. Orang yang melakukan i’tikaf akan dengan mudah mendirikan solat
fardhu berjamaah berterusan bahkan dengan i’tikaf seseorang selalu berun-
tung atau paling tidak berpeluang besar mendapatkan saf pertama
3. I’tikaf membiasakan jiwa untuk suka berlama-lama tinggal di dalam mas-
jid, dan menjadikan hatinya terpaut pada masjid
4. I’tikaf akan menjaga puasa seseorang daripada perbuatan-perbuatan dosa.
Ia juga merupakan sarana untuk menjaga mata dan telinga daripada hal-hal
yang diharamkan
5. I'tikaf membiasakan hidup sederhana, zuhud dan tidak tamak terhadap
dunia yang sering membuatkan ramai manusia tenggelam dalam kenikma-
tannya.
Dalil al-Quran:
)1()2(
)3
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar .
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih
baik daripada seribu bulan.” (Al-Qadr: 1-3).
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati dan
sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan.” (Ad-Dukhan: 3). Yang
dimaksud malam yang diberkati di sini adalah malam lailatul qadr. Inilah
pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir At-Thabari rahimahullah [Tafsir At-
Thabari, 21/6 ]. Inilah yang menjadi pendapat majoriti ulama di antaranya
Ibnu ‘Abbas radiallahu ‘anhuma.[Zaadul Masiir, 7/336-337 ]
3. Perkara-Perkara Yang Membatalkan I’tikaf
1) Keluar masjid tanpa alasan syar’i dan tanpa ada keperluaan yang men-
desak.
2) Jima’ (bersetubuh) -Ibn al-Munzir telah menukil ijma’/kesepakatan
ulama’ bahawa yang dimaksudkan dengan mubasyaroh dalam surat Al
Baqarah ayat 187 adalah jima’ (hubungan intim) [Fathul Bari, 4/272 ].
Adab-adab I’tikaf
Seseorang hendaklah menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan seperti
berdoa, zikir, berselawat pada Nabi, mempelajari Al-Quran dan mengkaji
Al-Hadis. Dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan
yang tidak bermanfaat. [Shahih Fiqh Sunnah, 2/150-158]
Seseorang hendaklah sentiasa menjaga kebersihan diri ketika beri’tikaf. Dia
hendaklah memakai wangi-wangian, berpakai yang elok, mandi, bersikat
rambut. Ini terbukti pada kisah ‘Aisyah menyikatkan rambut Nabi Sallal-
lahu ‘Alaihi Wassalam ketika baginda sedang beri’tikaf.
Kebersihan masjid juga hendaklah dijaga. Peralatan yang dibawa hendaklah
dikemaskan agar tidak mengganggu orang yang solat.
Yang Dibolehkan Ketika I’tikaf
1)Keluar masjid disebabkan ada hajat yang mesti ditunaikan seperti keluar
untuk makan, minum, dan hajat lain yang tidak mampu dilakukan di dalam
masjid.
2) Melakukan hal-hal harus seperti bercakap-cakap dengan orang lain.
3) Isteri mengunjungi suami yang beri’tikaf dan berdua-duaan dengannya.
4) Mandi dan berwudhu di masjid.
5) Membawa kelengkapan tidur seperti tilam, bantal untuk tidur di masjid.
“Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir
dari Ramadhan sehingga Allah mengambil nyawanya, setelah kewafatan
baginda isteri-isteri baginda pun beri’tikaf .”[HR. al-Bukhari no. 2026
dan Muslim no. 1172]
Hukum I’tikaf
Al-Imam Ibn al-Munzir berkata: Para ulama’ telah bersepakat/ijma’ bahawa
I’tikaf adalah sunat, dan bukan kewajipan kecuali jika seseorang bernazar
mewajibkan dirinya untuk melakukan I’tikaf [Al Mughni, 4/456 ]
Al-Imam Ibn Arabi al-Maliki dan Ibn Batthal rahimahumallah menyatakan
bahawa I’tikaf merupakan sunnah muakkadah/sunat yang sangat dituntut
kerana Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam tidak pernah meninggal-
kannya.
Waktu I’tikaf
I’tikaf boleh dilakukan pada bila-bila masa, dan ia sangat ditekankan pada 10
hari akhir Ramadhan kerana Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam sentiasa
melakukannya.
Batasan Waktu:
Ulama’ bersepakat bahawa I’tikaf tidak mempunyai had masa maksima,
akan tetapi mereka berbeza pendapat tentang minimum waktu I’tikaf.
Majoriti ulama’ berpendapat bahawa tiada masa minima untuk I’tikaf. I’tikaf
sah walau hanya duduk seketika di dalam masjid. Al-Imam An-Nawawi rahi-
mahullah berkata:
“Adapun tentang minima tempoh I’tikaf, pendapat yang benar yang dipu-
tuskan oleh jumhur ulama’ ialah disyaratkan berada di dalam masjid, dan
dibenarkan melakukannya dalam tempoh yang panjang mahupun pendek,
hatta walau satu jam mahupun seketika” [al-Majmu’, 6/514]
Shaikh Ibn Bazz menyatakan bahawa Imam Ab Hanifah dan sebahagian
ulama’ Maliki berpendapat tempoh minima ialah satu hari. [Majmu’ al-
Fatawa 15/441]
4. Di Manakah Lokasi I’tikaf?
Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Para ulama bersepakat bahawa
disyaratkan melakukan i’tikaf di masjid.”[Fathul Bari, 4/271 ]
Ini berdalilkan ayat berikut ayat 187 surah al-Baqarah: “….. Sedang kamu
beri’tikaf dalam masjid”.
Para ulama’ berbeza pendapat apakah ia sah dilakukan di semua masjid yang
mendirikan solat lima waktu berjemaah, atau hanya untuk masjid jami’/masjid
yang dilakukan solat fardhu Jumaat.?
Imam Malik Rahimahullah berpendapat ia sah dilakukan di mana-mana mas-
jid yang didirikan solat fardhu lima waktu secara berjemaah [di dalam istilah
di Malaysia, dipanggil surau/musolla]
Al-Imam asy-Syafie Rahimahullah pula mensyaratkan agar ia dilakukan di
masjid jami’/masjid yang melakukan solat fardhu Jumaat [Al Mughni, 4/462 ]
agar orang tersebut tidak perlu ke tempat lain untuk mendirikan solat Jumaat.
Bilakah bermulanya waktu I’tikaf 10 akhir Ramadhan?
Pendapat pertama: Masuk ke masjid sebelum masuk waktu Maghrib 20
Ramadhan. Ini merupakan pendapat jumhur empat mazhab.
Pendapat kedua: Selepas Solat Subuh 21 Ramadhan. Ini merupakan pendapat
Al-ImamAl Auza’ie, Al-Laits dan At-Tsauri, Al Hafiz Ibn Hajar al-Asqalani
dan Al-Imam As-Son’ani Rahimahumullah. Mereka berdalilkan hadis berikut:
––
”Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan.
Apabila selesai solat Subuh, baginda masuk ke tempat I’tikaf baginda. [HR.
al-Bukhari no. 2041 ].
Untuk lebih berhati-hati dicadangkan agar mengambil pendapat pertama agar
tidak terlepas malam Lailatulqadar seandainya ia berlaku pada malam 21
Ramadhan.
Ulama jua berbeza pendapat pada waktu bilakah kita perlu keluar daripada
masjid, pada Maghrib hari terakhir Ramadhan, atau selepas solat Aidil-
fitri.
Bolehkah wanita melakukan I’tikaf?
Ini berdasarkan dalil berikut: ‘Aisyah radiallahu ‘anha berkata,
––
––
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada bulan
Ramadhan. Apabila selesaiSolat Subuh, baginda masuk ke tempat I’tikaf
baginda. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian ‘Aisyah radiallahu
‘anha meminta izin untuk beri’tikaf , maka baginda mengizinkannya.
” [HR. al-Bukhari no. 2041]
‘Aisyah radiallahu ‘anha berkata:
––
“Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir
dari Ramadhan sehingga Allah mengambil nyawanya, setelah kewafatan
baginda isteri-isteri baginda pun beri’tikaf .”[HR. Bukhari no. 2026
dan Muslim no. 1172]
Akan tetapi wanita tersebut hendaklah mendapat keizinan daripada suami,
keadaan yang aman daripada fitnah, serta tidak melakukan perkara yang
melanggar syara’ seperti berwangi-wangian, berhias-hias dan sebagainya.