SlideShare a Scribd company logo
Hadits pada Zaman 
Khulafaur Rasydin 
Pengertian 
hadits 
1. Zaman Abu 
Bakar Ash- 
Shiddiq 
2. Zaman 
Umar Bin 
Khattab 
3. Zaman 
Utsman Bin 
Affan 
4. Zaman Ali 
Bin Thalib 
Pengertian 
Hadits 
Pengertian 
Khulafaur 
Rasydin 
Perkembangan 
Hadits pada Masa 
Memperbanyak 
Periwayatan 
Pusat 
Pembinaan 
Hadits
 Hadits merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah 
Al-Qur’an, dan secara fungsional hadis dapat berfungsi 
sebagai penjelas (bayan). Hal tersebut dikuatkan dengan 
berbagai pernyataan yang gamblang dalam Al-Qur’an itu 
sendiri yang menunjukkan pentingnya merujuk kepada 
hadis Nabi, Allah berfirman : 
 رَسُولِْ اللِْ أ سوَةْ حَْسَ لَقَ دْ كانَْ لَكُ مْ فِي 
لِمَ نْ كَانَْ يَ رجُوا اللَْ وَْ ا ليَ وْمَْ ا لْخِرَْ وَْ ذَكَرَْ 
اللَْ كَثِ يراْ 
 Artinya : “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah 
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang 
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat 
dan dia banyak menyebut Allah.”[1]
 Khulafaur Rasyidin (bahasa Arab: ) الخلفاء الراشدون atau 
Khalifah Ar-Rasyidin adalah empat orang khalifah (pemimpin) 
pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai 
penerus kepemimpinan Nabi Muhammad setelah beliau wafat. 
Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat Nabi 
Muhammad SAW yang tercatat paling dekat dan paling dikenal 
dalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa kerasulan 
Nabi Muhammad SAW. Keempat khalifah tersebut dipilih 
bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan 
konsensus bersama umat Islam[1]Sistem pemilihan terhadap 
masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebut 
terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan 
yang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentang 
bagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung.
 Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk 
pada empat orang khalifah pertama Islam, namun 
sebagian ulama menganggap bahwa Khulafaur 
Rasyidin atau khalifah yang memperoleh petunjuk 
tidak terbatas pada keempat orang tersebut di 
atas, tetapi dapat mencakup pula para khalifah 
setelahnya yang kehidupannya benar-benar sesuai 
dengan petunjuk al-Quran dan Sunnah Nabi. Salah 
seorang yang oleh kesepakatan banyak ulama 
dapat diberi gelar khulafaur rasyidin adalah Umar 
bin Abdul-Aziz, khalifah Bani Umayyah ke-8. 
Keempat khalifah tersebut adalah : 
 1. Abu Bakar As-shiddiq 
 2. Umar Bin Khattab 
 3. Usman Bin Affan 
 4. Ali Bin Abi Thalib
 حَدَّثَ يَِ يَ حيَْ عَ نْ مَالِك عَ نْ اِ بنِْ شِْهََا عٍَْ نْ عُث مَان بنِْ 
إِ سحَقَْ بنِْ خَ رشَ عٌََْ نْ قَبِ يصَ بْنِْ ذُؤَ ي أٍَْ هََُّْ قَالَْ جَْاءَتِْ 
ا لجَدَّةَْ اِلَى اَبِ يْ بَ ك رْ الصِدِ يقِْ تَ سألَُهُْ مِ يرَاثَهََا فَقَالَْ لَهََا اَبُو 
ب كرِْ مَالَكِْ فِ يْ كِتَا اٍِْللِْ شَ ي ئْ وَْمَا عَلِ متُْ لَكِْ فِ يْ سٌََُِّْْ 
رَسُ ولِْ اللِْ صَلَّى اللَّهَم عَلَ يهِْ وَسَْلَّمَْ شَ يئ ا فَا رجِعِي حَْتَّى 
أَ سألََْ ال اََّسَْ فَسَألََْ ال اََّسَْ فَقَالَْ ا لمُغِ يرَةْ بنُْ شُ عبٌََْ 
خَضَ رتُْ رَسُ ولَْ اللِْ صَلَّى الَّلهَم عَلَْ يهِْ وَسَلَّمَْ 
اَ عطَاهَاالسُّدُسِْ فَقَالَْ اَبُ وْ بَ ك رْ هَْ لْ مَعَكَْ غَ يرُكَْ فَقَامَْ مُحَْمَّدُْ 
بنُْ مَ سلَمَ اٌَْ لَْ صَارِيُّْ فَقَالَْ مِثْ لَْ مَا قَالَْ ا لمُغِ يرَةْ فَُأْ فَذَهُْ 
لَهََا اَبُو بَ ك رْ ال صدِ يق
 Artinya : “Dari Qabishah bin Dzu’aib Bahwasanya ia berkata : 
ketika Abu Bakar ash-Shiddiq didatangi seorang nenek yang 
menanyakan bagian warisnya, beliau menjawab :”Dalam 
kitabullah tidak terdapat bagian untukmu, dan sepengetahuan 
saya dalam sunnah Rasulullah SAW juga tidak ada. Silahkan 
kemari esok lusa , saya akan menanyakan hal itu kepada 
orang-orang.” Lalu Abu Bakar menanyakan kepada orang-orang. 
Diantara yang menjawab adalah al-Mughirah bin 
Syu’bah, Katanya :”saya pernah menghadap Rasulullah Saw, 
beliau menentukan bagian seperenam untuk nenek.” Abu 
Bakar lalu menanyainya : “apakah ketika kamu menghadap 
Rasulullah Saw kamu bersama orang lain?”. Maka Muhammad 
bin Maslamah al-Anshari bangkit dari duduknya dan berkata 
seperti yang dikatakan al-Mughirah. Akhirnya Abu Bakar 
menetapkan bagian seperenam untuk nenek.”[9]
 Berdasarkan riwayat diatas, pada masa pemerintahan Abu Bakar 
periwayatan Hadits dilakukan dengan sangat hati-hati, tidak serta-nerta 
menerima begitu saja riwayat suatu Hadits, sebelum meneliti 
terlebih dahulu periwayatannya. 
 Sikap beliau tersebut juga ditunjukkan dengan tindakan kongkrit 
beliau, yaitu dengan membakar catatan-catatan Hadits yang 
dimilikinya. Disebabkan karena beliau merasa khawatir berbuat salah 
dalam meriwayatkan Hadits. Tidak heran jika jumlah Hadits yang 
diriwayatkannya juga tidak banyak. Padahal, jika dilihat dari keadaan 
atau ukuran beliau bersama Nabi, beliaulah yang paling lama bersama 
Nabi, mulai dari zaman sebelum hijrah ke Madinah hingga Nabi wafat. 
 Menurut Syuhudi Ismail, terdapat tiga faktor yang menyebabkan 
sahabat Abu Bakar tidak banyak meriwayatkan Hadits, yaitu : 
a. Selalu sibuk saat menjabat sebagai khalifah. 
b. Kebutuhan Hadits tidak sebanyak pada zaman sesudahnya. 
c. Jarak waktu antara wafatnya dengan kewafatan Nabi sangat 
singkat.[10]
 Periwayatan hadits pada zaman umar bin 
khattab dilakukan dengan sangat hati-hati. 
Sikap hati-hati yang dilakukan oleh Abu Bakar 
juga diikuti oleh Umar bin Khattab. Beliau 
tidak mau menerima suatu riwayat apabila 
tidak disaksikan oleh sahabat yang lainnya, 
untuk membuktikan kebenaran Hadits 
tersebut benar-benar Nabi SAW pernah 
mengatakannya. Sebagaimana Hadits 
dibawah ini :
 عَ نْ أَبِ يْ سَعِ يد الخُ درِي قَالَْ كُ تُْ فِ يْ مَ جلِسِْ مِ نْ مَجَالِسِْ 
ا لأَ صَارِْ إِ ذجَاءَْ أَبُ وْ مُ وسَى كَأ هَََُّْْ مَ ذعُ و رْ فَقَالَْ ا ستَأْ ذَ تُْ 
عَلَى عُمَرَْ ثَلََث ا فَلَ مْ يُ ؤذَ نْ لِ يْ فَْرَجَ عتُْ فَقَالَْ مَا مَ عَََْكَْ 
قُ لتُْ ا ستَأ ذَ تُْ ثَلََث ا فَلَ مْ يُ ؤذَْ نْ لِ يْ فَرَجَ عتُْ وَقَالَْ رَسُْ ولُْ 
اللِْ صَلَّى الَّلهَم عَلَ يهِْ وَسَلَّمَْ إِذَْا ا ستَأ ذَ نْ أَحَدُكُ مْ ثَلََثْ ا فَلَ مْ 
يُ ؤذَ نْ لَهُْ فَ ليَ رجِ عْ فَقَالَْ وَاللُْ لَْت قيِمَنَّْ عَلَ يهِْ بِبَيِْ أٌَْمِ كُ مْ أَحَدْ 
سَمِعَهُْ مِنَْ الَّ بَِ يِْ صَلَّى اللَّهَم عَلَْ يهِْ وَسَلَّمَْ فَقَالَْ أبَُْ يِْ بنِْ 
كَ ع وٍَْاللُْ لَْْ يَقُ ومُْ مَعَكَْ إِلَّْْ أَ صْغَرَْ ا لقَ ومِْ فَكُ تُْ أَ صْغَرَْ 
ا لقَ ومِْ فَقُ متُْ مَعَهُْ فَأ خبَ رتُْ عُمَْرَْ أَنَّْ ال بََِّيَّْ صَلَّى اللَّهَم 
عَلَ يهِْ وَسَلَّمَْ قالََْ ذَلِكَْ
 Artinya : “Abu Sa’id al-Khudry berkata : aku sedang berada di salah 
satu majelis kaum Anshar. Kemudian datang Abu Musa, seakan-akan 
sedang merasa kesal, lalu berkata : aku meminta izin bertemu sebanyak 
tiga kali, tetapi tidak diberi izin. Kemudian aku kembali saja.” Lalu ia 
berkata : “mengapa engkau tidak jadi masuk?” aku menjawab : “aku 
telah meminta izin sebanyak tiga kali tetapi tidak diberi izin , sehingga 
aku kembali.” Rasulullah pernah bersabda : “bila seseorang diantara 
kamu meminta izin (untuk bertamu), tetapi tidak diizinkan, maka 
sebaiknya ia kembali saja.’ Lalu Umar berkata : “Demi Allah, 
hendaknya engkau memberikan saksi atas apa yang kau katakan itu.” 
Adakah salah seorang di antara kamu yang mendengarnya dari Nabi 
SAW? Lalu Ubay bin Ka’ab berkata : “demi Allah, tidaklah berdiri 
bersamamu kecuali yang terkecil di antara kaummu. Aku lah yang 
terkecil itu. Lalu aku berdiri bersamanya. Aku beri tahu kepada Umar 
bahwa Nabi SAW memang mengatakan seperti diatas.” (HR. 
Bukhari)[11]
 Bahkan pada masa kekhalifahanya Umar meminta dengan keras 
supaya menyelidiki riwayat. Tidak membenarkan hingga melarang 
para sahabat untuk meriwayatkan Hadits, dan menekankan agar para 
sahabat mengerahkan perhatiaanya untuk menyebarluaskan Al- 
Qur’an dan mengembangkan kebagusan tajwidnya. 
 Larangan tersebut dimaksudkan sebagai peringatan agar masyarakat 
lebih berhati-hati dalam periwayatan Hadits, dan supaya perhatian 
mereka terhadap Al-Qur’an tidak terganggu. Karena pada masa itu 
naskah Al-Qur’an masih sangat terbatas jumlahnya dan belum 
menyebar ke daerah-daerah kekuasaan Islam. 
 Menurut ‘Ajjaj al-Khattib, mengutip pernyataan al-Khattib al- 
Baghdadi, sebab-sebab dilarangnya para sahabat menulis Hadits 
pada periode awal yaitu : 
 a. Kekhawatiran mereka akan diabaikanya Al-Qur’an, 
 b. Mayoritas orang Arab saat itu belum faham betul mengenai agama 
dan belum membudayakan muyawarah bersama kaum ulama. 
 c. Untuk menghindarkan kekeliruan dalam meriwayatkan Hadits, dan 
menghalangi orang-orang yang tidak bertanggung jawab melakukan 
pemalsuan Hadits.
 Pada masa Utsman bin Affan, periwayatan Hadits dilakukan 
dengan tetap menjaga sikap hati-hati. Hanya saja tidak 
setegas apa yang dilakukan oleh Umar bin Khattab. 
 Sikap Utsman tersebut dapat dilihat ketika beliau sedang 
berkhutbah, meminta kepada para sahabat agar tidak 
banyak meriwayatkan Hadits yang tidak pernah mereka 
dengar pada zaman Abu Bakar dan Umar. 
 Meskipun melalui khutbahnya telah menyampaikan seruan 
agar tidak banyak meriwayatkan Hadits, ternyata pada 
zaman ini, kegiatan periwayatan Hadits telah banyak bila 
dibandingkan dengan kegiatan periwayatan pada zaman 
dua khalifah sebelumnya. Hal ini dikarenakan pribadi 
Utsman yang tidak sekeras pribadi Umar dan karena 
wilayah Islam semakin luas yang mengakibatkan sulitnya 
pengendalian kegiatan periwayatan Hadits secara ketat.
 Khalifah Ali tidak jauh berbeda dengan khalifah 
sebelumnya. Tetap berhati-hati dalam meriwayatkan 
Hadits. Ali baru bersedia menerima suatu riwayat apabila 
periwayat Hadits tersebut mengucapkan sumpah, bahwa 
Hadits yang disampaikan tersebut benar-benar berasal dari 
Nabi. Tetapi tidak pada orang-orang yang benar-benar 
dipercayainya, seperti Abu Bakar. 
 Ali tidak meminta beliau untuk bersumpah karena telah 
benar-benar diyakini periwayatannya tidak mungkin keliru. 
Seperti dalam suatu riwayat, Ali menyatakan : “Abu Bakar 
telah memberitakan Hadits Nabi kepada saya, dan 
benarlah Abu Bakar itu...”. Ahmad bin Hanbal telah 
meriwayatkan Hadits Nabi melalui riwayat Ali bin Abi 
Thalib sebanyak lebih dari 780 Hadits. Sehingga dalam 
Musnad Ahmad, Ali bin abi Thalib adalah periwayat yang 
terbanyak bila dibandingkan dengan ketiga khalifah 
pendahulunya. Hal ini disebabkan oleh sebagian matan dari 
Hadits tersebut berulang-ulang karena perbedaan 
sanadnya.
 Pada masa kekhalifahan Utsman dan Ali bin 
Abi Thalib telah terjadi pergolakan politik, 
yang mendorong orang-orang yang tidak 
bertanggung jawab melakukan pemalsuan 
Hadits. Hadits yang beredar makin 
bertambah banyak. Berbeda jauh bila 
dibandingkan dengan khalifah-khalifah 
sebelumnya. Maka, untuk mendapatkan 
Hadits dengan kualitas shahih, dibutuhkan 
penelitian yang mendalam dari segi 
periwayatan maupun matannya.
 Periode sejarah dan perkembangan Hadits yang 
ketiga adalah masa memperbanyak periwayatan 
atau dikenal sebagai Ashru Iktsar Riwayat al- 
Hadits. Periode ini terjadi pada masa sahabat 
kecil atau zaman tabi’in besar. Pada masa ini 
daerah Islam sudah meluas hingga negeri Syam, 
Irak, Mesir, Samarkand. Bahkan pada tahun 93 H 
tentara Islam berhasil menaklukkan Spanyol. 
 Pada periode ini umat Islam telah mulai 
mencurahkan perhatiannya terhadap 
periwayatan Hadits. Hal ini disebabkan :
1. Al-Qur’an telah dikodifikasikan. 
2. Peristiwa-peristiwa yang dihadapi umat Islam semakin 
banyak. Dan memerlukan petunjuk-petunjuk dari Hadits- 
Hadits Rasulullah yang lebih banyak lagi, disamping 
petunjuk-petunjuk dari Al-Qur’an. 
3. Meninggalnya para sahabat, dan sahabat yang masih 
hidup banyak yang berpencar ke daerah-daerah.[12] 
 Sedangkan cara umat Islam meriwayatkan Hadits pada 
periode ini yaitu : 
1. Para sahabat lebih berhati-hati dalam meriwayatkan dan 
menerima Hadits. Demikian pula para tabi’in. Karena 
pada periode ini pemalsuan Hadits dari orang-orang yang 
tidak bertanggung jawab semakin banyak 
2. Bentuk periwayatan Hadits pada periode ini, masih sama 
dengan periode sebelumnya, yaitu dengan cara : 
 Dari mulut ke mulut. 
 Periwayatan dilakukan dengan lafdziyah dan 
ma’nawiyah. 
 Bersandar kepada ingatan dan hafalan.[13]
 1. Pusat-Pusat Pembinaan Hadits 
 a. Madinah 
Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Abu Bakar, Umar, 
Ali (sebelum pindah ke Kuffah), Abu Hurairah, Aisyah, 
Ibnu Umar, Sa’id al-Khudry dan Zaid bin Tsabit. 
Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Sa’id bin al- 
Musayyab, Urwah bin al-Zubair, Ibnu Syihab al-Zuhri, 
Ubaidillah bin Urbah bin Mas’ud dan Salim bin Abdillah 
bin Umar. 
 b. Makkah 
Tokoh–tokoh dari kalangan sahabat : Mu’adz bin Jabal, 
Abdullah bin Abbas, Haris bin Hisyam, Atab bin Asid. 
Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Mujahid, Atha’ bin 
Abi Rabah, Ikrimah, Abul Zubair Muhammad bin Muslim.
 c. Kuffah 
Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Ali bin Abi Thalib, 
Abdullah bin Mas’ud, Sa’ad bin Abi Waqash, Sa’id bin Zaid. 
Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : al-Rabi’ bin Qasim, Kamal 
bin Zaid al-Nakha’i, Abu Ishaq al-Sa’bi. 
 d. Bashrah 
Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Anas bin Malik, Uthbah, 
Imran bin Husain, Abu Barzah, Abu Bakrah, Ma’qil bin Yasar. 
Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Abul ‘Aliyah, Rafi’ bin 
Mihram al-Riyahy, Muhammad bin sirrin. 
 e. Syam 
Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Ubadah bin Shamit dan 
Abu Darda’ 
Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Abu Idris al-Khaulany, 
Qabishah bin Dzuaib, Makhul, Raja’ bin Haiwah. 
 f. Mesir 
Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : kharijah bin hudzaifah, 
Uqbah bin Amir, Abdullah bin Sa’ad, Mahmiyah bin Juz, Abu 
Basyrah. 
Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Abul Khair Maartsad al- 
Yaziny dan Yazid bin Abi Habib.
1. Abu Hurairah, menurut Ibnu Jauzi dalam Talqih Fuhumi 
al-Atsar, meriwayatkan Hadits dari Rasulullah sebanyak 
5347 Hadits. Dalam kitab Musnad Imam Ahmad sebanyak 
3848 Hadits. Menurut perhitungan al-Kirmany 5364 buah 
Hadits. 352 Hadits disepakati oleh Bukhari Muslim 
(muttafaq ‘alaih), Imam Bukhari sendiri 93 Hadits dan 
Imam Muslim sendiri 139 Hadits. 
2. Abdullah bin Umar, meriwayatkan 2630 Hadits menurut 
ibnu Jauzi. Menurut Imam Ahmad dalam Kitab Musnad 
2019 Hadits. Muttafaq ‘alaih mentakhrij sebanyak 170 
Hadits, Imam Bukhari 80 Hadits dan 31 Hadits oleh Imam 
Muslim. 
3. Anas bin Malik meriwayatkan 2286 Hadits. Dari Anas bin 
Malik muttafaq ‘alaih mentakhrij sebanyak 168 Hadits. 
Oleh Imam Bukhari sendiri sebanyak 8 Hadits dan oleh 
Imam Muslim sebanyak 70 Hadits. 
4. ‘Aisyah binti Abu Bakar (isteri Nabi) meriwayatkan 
sebanyak 2210 Hadits.
5. Abdullah bin Abbas, menurut kitab Ibnu 
Jauzi meriwayatkan 1660 Hadits, dan 
menurut kitab Musnad Imam Ahmad 1696 
Hadits. 
6. Jabir bin Abdullah meriwayatkan 1540 Hadits 
menurut Ibnu Jauzi, dan 2019 Hadits menurut 
Imam Ahmad. 
7. Abu Sa’id Al Khudry Haditsnya 1170 menurut 
Ibnu Jauzi dan 958 Hadits menurut Imam 
Ahmad. 
8. Abdullah bin Mas’ud, sebanyak 848 Hadits 
menurut Ibnu Jauzi dan 892 Hadits menurut 
Imam Ahmad. 
9. Abdullah bin Amr bin Ash, Ibnu Jauzi 
mengatakan 700 Hadits dan 722 Hadits 
menurut Imam Ahmad.
Kelompok agama 2

More Related Content

What's hot

sejarah pembukuan hadits
sejarah pembukuan hadits sejarah pembukuan hadits
sejarah pembukuan hadits
khoirotul ula
 
Ahkamul Jumat
Ahkamul JumatAhkamul Jumat
Ahkamul Jumat
Ardian DP
 
perkembangan Studi al qur'an
perkembangan Studi al qur'an perkembangan Studi al qur'an
perkembangan Studi al qur'an
qoida malik
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiKhusnul Kotimah
 
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u Roeslandy Ahmad Andy
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanRiyan Smart
 
KHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUM
KHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUMKHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUM
KHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUM
primagraphology consulting
 
Jam' ul quran
Jam' ul quranJam' ul quran
Jam' ul quran
Mahbub Su'aibi
 
Sejarah pemeliharaan al qur’an
Sejarah pemeliharaan al qur’anSejarah pemeliharaan al qur’an
Sejarah pemeliharaan al qur’an
swirawan
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anSuya Yahya
 
Power point alquran
Power point alquranPower point alquran
Power point alquran
wiwin ginarti
 
Pengantar ilmu tafsir
Pengantar ilmu tafsirPengantar ilmu tafsir
Pengantar ilmu tafsir
adinc_26
 
Usuluddin metod pendokumentasian al quran
Usuluddin metod pendokumentasian al quranUsuluddin metod pendokumentasian al quran
Usuluddin metod pendokumentasian al quran
AliahNadhirah1
 
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1) PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
Mahrum Assyafa'ah
 
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
Feizal Karim
 
Bhan hadis palsu
Bhan hadis palsuBhan hadis palsu
Bhan hadis palsuMawar Pink
 
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ahQunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ahRa Hardianto
 

What's hot (19)

Sebab nuzul
Sebab nuzulSebab nuzul
Sebab nuzul
 
sejarah pembukuan hadits
sejarah pembukuan hadits sejarah pembukuan hadits
sejarah pembukuan hadits
 
Ahkamul Jumat
Ahkamul JumatAhkamul Jumat
Ahkamul Jumat
 
perkembangan Studi al qur'an
perkembangan Studi al qur'an perkembangan Studi al qur'an
perkembangan Studi al qur'an
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
 
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
 
KHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUM
KHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUMKHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUM
KHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUM
 
Jam' ul quran
Jam' ul quranJam' ul quran
Jam' ul quran
 
Sejarah pemeliharaan al qur’an
Sejarah pemeliharaan al qur’anSejarah pemeliharaan al qur’an
Sejarah pemeliharaan al qur’an
 
Turunnya al quran
Turunnya al quranTurunnya al quran
Turunnya al quran
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'an
 
Power point alquran
Power point alquranPower point alquran
Power point alquran
 
Pengantar ilmu tafsir
Pengantar ilmu tafsirPengantar ilmu tafsir
Pengantar ilmu tafsir
 
Usuluddin metod pendokumentasian al quran
Usuluddin metod pendokumentasian al quranUsuluddin metod pendokumentasian al quran
Usuluddin metod pendokumentasian al quran
 
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1) PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
 
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
 
Bhan hadis palsu
Bhan hadis palsuBhan hadis palsu
Bhan hadis palsu
 
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ahQunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
 

Similar to Kelompok agama 2

Ulumul quran
Ulumul quranUlumul quran
Ulumul quran
jamaluddinpamrayoga
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi savedFakhri Cool
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasiFakhri Cool
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Ratih Aini
 
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
galangpengerukan
 
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadistsejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
HamimTohari7
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
ikbar ghifari
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
Arifuddin Ali.
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Ltfltf
 
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptxJAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
zulkiflikifli5
 
UAS KEPEMIMPINAN_NAJIB BASSYA_2B.pptx
UAS KEPEMIMPINAN_NAJIB BASSYA_2B.pptxUAS KEPEMIMPINAN_NAJIB BASSYA_2B.pptx
UAS KEPEMIMPINAN_NAJIB BASSYA_2B.pptx
NajibBassya
 
Sejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranSejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranRifka Marwani
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
Liseu Taqillah
 
I.hadits
I.haditsI.hadits
I.hadits
MbaCh DrenZz
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)
Ibnu Ahmad
 
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Toto Dwiarso
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quranNisa Ell
 

Similar to Kelompok agama 2 (20)

Saqifah (1)
Saqifah (1)Saqifah (1)
Saqifah (1)
 
Ulumul quran
Ulumul quranUlumul quran
Ulumul quran
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
 
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
 
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadistsejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
 
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptxJAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
 
UAS KEPEMIMPINAN_NAJIB BASSYA_2B.pptx
UAS KEPEMIMPINAN_NAJIB BASSYA_2B.pptxUAS KEPEMIMPINAN_NAJIB BASSYA_2B.pptx
UAS KEPEMIMPINAN_NAJIB BASSYA_2B.pptx
 
Sejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranSejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al Quran
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
 
I.hadits
I.haditsI.hadits
I.hadits
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)
 
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
 
Utsman bin affan
Utsman bin affanUtsman bin affan
Utsman bin affan
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quran
 

Kelompok agama 2

  • 1.
  • 2. Hadits pada Zaman Khulafaur Rasydin Pengertian hadits 1. Zaman Abu Bakar Ash- Shiddiq 2. Zaman Umar Bin Khattab 3. Zaman Utsman Bin Affan 4. Zaman Ali Bin Thalib Pengertian Hadits Pengertian Khulafaur Rasydin Perkembangan Hadits pada Masa Memperbanyak Periwayatan Pusat Pembinaan Hadits
  • 3.  Hadits merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, dan secara fungsional hadis dapat berfungsi sebagai penjelas (bayan). Hal tersebut dikuatkan dengan berbagai pernyataan yang gamblang dalam Al-Qur’an itu sendiri yang menunjukkan pentingnya merujuk kepada hadis Nabi, Allah berfirman :  رَسُولِْ اللِْ أ سوَةْ حَْسَ لَقَ دْ كانَْ لَكُ مْ فِي لِمَ نْ كَانَْ يَ رجُوا اللَْ وَْ ا ليَ وْمَْ ا لْخِرَْ وَْ ذَكَرَْ اللَْ كَثِ يراْ  Artinya : “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”[1]
  • 4.  Khulafaur Rasyidin (bahasa Arab: ) الخلفاء الراشدون atau Khalifah Ar-Rasyidin adalah empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan Nabi Muhammad setelah beliau wafat. Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat Nabi Muhammad SAW yang tercatat paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa kerasulan Nabi Muhammad SAW. Keempat khalifah tersebut dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat Islam[1]Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentang bagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung.
  • 5.  Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang khalifah pertama Islam, namun sebagian ulama menganggap bahwa Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang memperoleh petunjuk tidak terbatas pada keempat orang tersebut di atas, tetapi dapat mencakup pula para khalifah setelahnya yang kehidupannya benar-benar sesuai dengan petunjuk al-Quran dan Sunnah Nabi. Salah seorang yang oleh kesepakatan banyak ulama dapat diberi gelar khulafaur rasyidin adalah Umar bin Abdul-Aziz, khalifah Bani Umayyah ke-8. Keempat khalifah tersebut adalah :  1. Abu Bakar As-shiddiq  2. Umar Bin Khattab  3. Usman Bin Affan  4. Ali Bin Abi Thalib
  • 6.  حَدَّثَ يَِ يَ حيَْ عَ نْ مَالِك عَ نْ اِ بنِْ شِْهََا عٍَْ نْ عُث مَان بنِْ إِ سحَقَْ بنِْ خَ رشَ عٌََْ نْ قَبِ يصَ بْنِْ ذُؤَ ي أٍَْ هََُّْ قَالَْ جَْاءَتِْ ا لجَدَّةَْ اِلَى اَبِ يْ بَ ك رْ الصِدِ يقِْ تَ سألَُهُْ مِ يرَاثَهََا فَقَالَْ لَهََا اَبُو ب كرِْ مَالَكِْ فِ يْ كِتَا اٍِْللِْ شَ ي ئْ وَْمَا عَلِ متُْ لَكِْ فِ يْ سٌََُِّْْ رَسُ ولِْ اللِْ صَلَّى اللَّهَم عَلَ يهِْ وَسَْلَّمَْ شَ يئ ا فَا رجِعِي حَْتَّى أَ سألََْ ال اََّسَْ فَسَألََْ ال اََّسَْ فَقَالَْ ا لمُغِ يرَةْ بنُْ شُ عبٌََْ خَضَ رتُْ رَسُ ولَْ اللِْ صَلَّى الَّلهَم عَلَْ يهِْ وَسَلَّمَْ اَ عطَاهَاالسُّدُسِْ فَقَالَْ اَبُ وْ بَ ك رْ هَْ لْ مَعَكَْ غَ يرُكَْ فَقَامَْ مُحَْمَّدُْ بنُْ مَ سلَمَ اٌَْ لَْ صَارِيُّْ فَقَالَْ مِثْ لَْ مَا قَالَْ ا لمُغِ يرَةْ فَُأْ فَذَهُْ لَهََا اَبُو بَ ك رْ ال صدِ يق
  • 7.  Artinya : “Dari Qabishah bin Dzu’aib Bahwasanya ia berkata : ketika Abu Bakar ash-Shiddiq didatangi seorang nenek yang menanyakan bagian warisnya, beliau menjawab :”Dalam kitabullah tidak terdapat bagian untukmu, dan sepengetahuan saya dalam sunnah Rasulullah SAW juga tidak ada. Silahkan kemari esok lusa , saya akan menanyakan hal itu kepada orang-orang.” Lalu Abu Bakar menanyakan kepada orang-orang. Diantara yang menjawab adalah al-Mughirah bin Syu’bah, Katanya :”saya pernah menghadap Rasulullah Saw, beliau menentukan bagian seperenam untuk nenek.” Abu Bakar lalu menanyainya : “apakah ketika kamu menghadap Rasulullah Saw kamu bersama orang lain?”. Maka Muhammad bin Maslamah al-Anshari bangkit dari duduknya dan berkata seperti yang dikatakan al-Mughirah. Akhirnya Abu Bakar menetapkan bagian seperenam untuk nenek.”[9]
  • 8.  Berdasarkan riwayat diatas, pada masa pemerintahan Abu Bakar periwayatan Hadits dilakukan dengan sangat hati-hati, tidak serta-nerta menerima begitu saja riwayat suatu Hadits, sebelum meneliti terlebih dahulu periwayatannya.  Sikap beliau tersebut juga ditunjukkan dengan tindakan kongkrit beliau, yaitu dengan membakar catatan-catatan Hadits yang dimilikinya. Disebabkan karena beliau merasa khawatir berbuat salah dalam meriwayatkan Hadits. Tidak heran jika jumlah Hadits yang diriwayatkannya juga tidak banyak. Padahal, jika dilihat dari keadaan atau ukuran beliau bersama Nabi, beliaulah yang paling lama bersama Nabi, mulai dari zaman sebelum hijrah ke Madinah hingga Nabi wafat.  Menurut Syuhudi Ismail, terdapat tiga faktor yang menyebabkan sahabat Abu Bakar tidak banyak meriwayatkan Hadits, yaitu : a. Selalu sibuk saat menjabat sebagai khalifah. b. Kebutuhan Hadits tidak sebanyak pada zaman sesudahnya. c. Jarak waktu antara wafatnya dengan kewafatan Nabi sangat singkat.[10]
  • 9.  Periwayatan hadits pada zaman umar bin khattab dilakukan dengan sangat hati-hati. Sikap hati-hati yang dilakukan oleh Abu Bakar juga diikuti oleh Umar bin Khattab. Beliau tidak mau menerima suatu riwayat apabila tidak disaksikan oleh sahabat yang lainnya, untuk membuktikan kebenaran Hadits tersebut benar-benar Nabi SAW pernah mengatakannya. Sebagaimana Hadits dibawah ini :
  • 10.  عَ نْ أَبِ يْ سَعِ يد الخُ درِي قَالَْ كُ تُْ فِ يْ مَ جلِسِْ مِ نْ مَجَالِسِْ ا لأَ صَارِْ إِ ذجَاءَْ أَبُ وْ مُ وسَى كَأ هَََُّْْ مَ ذعُ و رْ فَقَالَْ ا ستَأْ ذَ تُْ عَلَى عُمَرَْ ثَلََث ا فَلَ مْ يُ ؤذَ نْ لِ يْ فَْرَجَ عتُْ فَقَالَْ مَا مَ عَََْكَْ قُ لتُْ ا ستَأ ذَ تُْ ثَلََث ا فَلَ مْ يُ ؤذَْ نْ لِ يْ فَرَجَ عتُْ وَقَالَْ رَسُْ ولُْ اللِْ صَلَّى الَّلهَم عَلَ يهِْ وَسَلَّمَْ إِذَْا ا ستَأ ذَ نْ أَحَدُكُ مْ ثَلََثْ ا فَلَ مْ يُ ؤذَ نْ لَهُْ فَ ليَ رجِ عْ فَقَالَْ وَاللُْ لَْت قيِمَنَّْ عَلَ يهِْ بِبَيِْ أٌَْمِ كُ مْ أَحَدْ سَمِعَهُْ مِنَْ الَّ بَِ يِْ صَلَّى اللَّهَم عَلَْ يهِْ وَسَلَّمَْ فَقَالَْ أبَُْ يِْ بنِْ كَ ع وٍَْاللُْ لَْْ يَقُ ومُْ مَعَكَْ إِلَّْْ أَ صْغَرَْ ا لقَ ومِْ فَكُ تُْ أَ صْغَرَْ ا لقَ ومِْ فَقُ متُْ مَعَهُْ فَأ خبَ رتُْ عُمَْرَْ أَنَّْ ال بََِّيَّْ صَلَّى اللَّهَم عَلَ يهِْ وَسَلَّمَْ قالََْ ذَلِكَْ
  • 11.  Artinya : “Abu Sa’id al-Khudry berkata : aku sedang berada di salah satu majelis kaum Anshar. Kemudian datang Abu Musa, seakan-akan sedang merasa kesal, lalu berkata : aku meminta izin bertemu sebanyak tiga kali, tetapi tidak diberi izin. Kemudian aku kembali saja.” Lalu ia berkata : “mengapa engkau tidak jadi masuk?” aku menjawab : “aku telah meminta izin sebanyak tiga kali tetapi tidak diberi izin , sehingga aku kembali.” Rasulullah pernah bersabda : “bila seseorang diantara kamu meminta izin (untuk bertamu), tetapi tidak diizinkan, maka sebaiknya ia kembali saja.’ Lalu Umar berkata : “Demi Allah, hendaknya engkau memberikan saksi atas apa yang kau katakan itu.” Adakah salah seorang di antara kamu yang mendengarnya dari Nabi SAW? Lalu Ubay bin Ka’ab berkata : “demi Allah, tidaklah berdiri bersamamu kecuali yang terkecil di antara kaummu. Aku lah yang terkecil itu. Lalu aku berdiri bersamanya. Aku beri tahu kepada Umar bahwa Nabi SAW memang mengatakan seperti diatas.” (HR. Bukhari)[11]
  • 12.  Bahkan pada masa kekhalifahanya Umar meminta dengan keras supaya menyelidiki riwayat. Tidak membenarkan hingga melarang para sahabat untuk meriwayatkan Hadits, dan menekankan agar para sahabat mengerahkan perhatiaanya untuk menyebarluaskan Al- Qur’an dan mengembangkan kebagusan tajwidnya.  Larangan tersebut dimaksudkan sebagai peringatan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam periwayatan Hadits, dan supaya perhatian mereka terhadap Al-Qur’an tidak terganggu. Karena pada masa itu naskah Al-Qur’an masih sangat terbatas jumlahnya dan belum menyebar ke daerah-daerah kekuasaan Islam.  Menurut ‘Ajjaj al-Khattib, mengutip pernyataan al-Khattib al- Baghdadi, sebab-sebab dilarangnya para sahabat menulis Hadits pada periode awal yaitu :  a. Kekhawatiran mereka akan diabaikanya Al-Qur’an,  b. Mayoritas orang Arab saat itu belum faham betul mengenai agama dan belum membudayakan muyawarah bersama kaum ulama.  c. Untuk menghindarkan kekeliruan dalam meriwayatkan Hadits, dan menghalangi orang-orang yang tidak bertanggung jawab melakukan pemalsuan Hadits.
  • 13.  Pada masa Utsman bin Affan, periwayatan Hadits dilakukan dengan tetap menjaga sikap hati-hati. Hanya saja tidak setegas apa yang dilakukan oleh Umar bin Khattab.  Sikap Utsman tersebut dapat dilihat ketika beliau sedang berkhutbah, meminta kepada para sahabat agar tidak banyak meriwayatkan Hadits yang tidak pernah mereka dengar pada zaman Abu Bakar dan Umar.  Meskipun melalui khutbahnya telah menyampaikan seruan agar tidak banyak meriwayatkan Hadits, ternyata pada zaman ini, kegiatan periwayatan Hadits telah banyak bila dibandingkan dengan kegiatan periwayatan pada zaman dua khalifah sebelumnya. Hal ini dikarenakan pribadi Utsman yang tidak sekeras pribadi Umar dan karena wilayah Islam semakin luas yang mengakibatkan sulitnya pengendalian kegiatan periwayatan Hadits secara ketat.
  • 14.  Khalifah Ali tidak jauh berbeda dengan khalifah sebelumnya. Tetap berhati-hati dalam meriwayatkan Hadits. Ali baru bersedia menerima suatu riwayat apabila periwayat Hadits tersebut mengucapkan sumpah, bahwa Hadits yang disampaikan tersebut benar-benar berasal dari Nabi. Tetapi tidak pada orang-orang yang benar-benar dipercayainya, seperti Abu Bakar.  Ali tidak meminta beliau untuk bersumpah karena telah benar-benar diyakini periwayatannya tidak mungkin keliru. Seperti dalam suatu riwayat, Ali menyatakan : “Abu Bakar telah memberitakan Hadits Nabi kepada saya, dan benarlah Abu Bakar itu...”. Ahmad bin Hanbal telah meriwayatkan Hadits Nabi melalui riwayat Ali bin Abi Thalib sebanyak lebih dari 780 Hadits. Sehingga dalam Musnad Ahmad, Ali bin abi Thalib adalah periwayat yang terbanyak bila dibandingkan dengan ketiga khalifah pendahulunya. Hal ini disebabkan oleh sebagian matan dari Hadits tersebut berulang-ulang karena perbedaan sanadnya.
  • 15.  Pada masa kekhalifahan Utsman dan Ali bin Abi Thalib telah terjadi pergolakan politik, yang mendorong orang-orang yang tidak bertanggung jawab melakukan pemalsuan Hadits. Hadits yang beredar makin bertambah banyak. Berbeda jauh bila dibandingkan dengan khalifah-khalifah sebelumnya. Maka, untuk mendapatkan Hadits dengan kualitas shahih, dibutuhkan penelitian yang mendalam dari segi periwayatan maupun matannya.
  • 16.  Periode sejarah dan perkembangan Hadits yang ketiga adalah masa memperbanyak periwayatan atau dikenal sebagai Ashru Iktsar Riwayat al- Hadits. Periode ini terjadi pada masa sahabat kecil atau zaman tabi’in besar. Pada masa ini daerah Islam sudah meluas hingga negeri Syam, Irak, Mesir, Samarkand. Bahkan pada tahun 93 H tentara Islam berhasil menaklukkan Spanyol.  Pada periode ini umat Islam telah mulai mencurahkan perhatiannya terhadap periwayatan Hadits. Hal ini disebabkan :
  • 17. 1. Al-Qur’an telah dikodifikasikan. 2. Peristiwa-peristiwa yang dihadapi umat Islam semakin banyak. Dan memerlukan petunjuk-petunjuk dari Hadits- Hadits Rasulullah yang lebih banyak lagi, disamping petunjuk-petunjuk dari Al-Qur’an. 3. Meninggalnya para sahabat, dan sahabat yang masih hidup banyak yang berpencar ke daerah-daerah.[12]  Sedangkan cara umat Islam meriwayatkan Hadits pada periode ini yaitu : 1. Para sahabat lebih berhati-hati dalam meriwayatkan dan menerima Hadits. Demikian pula para tabi’in. Karena pada periode ini pemalsuan Hadits dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab semakin banyak 2. Bentuk periwayatan Hadits pada periode ini, masih sama dengan periode sebelumnya, yaitu dengan cara :  Dari mulut ke mulut.  Periwayatan dilakukan dengan lafdziyah dan ma’nawiyah.  Bersandar kepada ingatan dan hafalan.[13]
  • 18.  1. Pusat-Pusat Pembinaan Hadits  a. Madinah Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Abu Bakar, Umar, Ali (sebelum pindah ke Kuffah), Abu Hurairah, Aisyah, Ibnu Umar, Sa’id al-Khudry dan Zaid bin Tsabit. Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Sa’id bin al- Musayyab, Urwah bin al-Zubair, Ibnu Syihab al-Zuhri, Ubaidillah bin Urbah bin Mas’ud dan Salim bin Abdillah bin Umar.  b. Makkah Tokoh–tokoh dari kalangan sahabat : Mu’adz bin Jabal, Abdullah bin Abbas, Haris bin Hisyam, Atab bin Asid. Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Mujahid, Atha’ bin Abi Rabah, Ikrimah, Abul Zubair Muhammad bin Muslim.
  • 19.  c. Kuffah Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Sa’ad bin Abi Waqash, Sa’id bin Zaid. Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : al-Rabi’ bin Qasim, Kamal bin Zaid al-Nakha’i, Abu Ishaq al-Sa’bi.  d. Bashrah Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Anas bin Malik, Uthbah, Imran bin Husain, Abu Barzah, Abu Bakrah, Ma’qil bin Yasar. Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Abul ‘Aliyah, Rafi’ bin Mihram al-Riyahy, Muhammad bin sirrin.  e. Syam Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Ubadah bin Shamit dan Abu Darda’ Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Abu Idris al-Khaulany, Qabishah bin Dzuaib, Makhul, Raja’ bin Haiwah.  f. Mesir Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : kharijah bin hudzaifah, Uqbah bin Amir, Abdullah bin Sa’ad, Mahmiyah bin Juz, Abu Basyrah. Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Abul Khair Maartsad al- Yaziny dan Yazid bin Abi Habib.
  • 20. 1. Abu Hurairah, menurut Ibnu Jauzi dalam Talqih Fuhumi al-Atsar, meriwayatkan Hadits dari Rasulullah sebanyak 5347 Hadits. Dalam kitab Musnad Imam Ahmad sebanyak 3848 Hadits. Menurut perhitungan al-Kirmany 5364 buah Hadits. 352 Hadits disepakati oleh Bukhari Muslim (muttafaq ‘alaih), Imam Bukhari sendiri 93 Hadits dan Imam Muslim sendiri 139 Hadits. 2. Abdullah bin Umar, meriwayatkan 2630 Hadits menurut ibnu Jauzi. Menurut Imam Ahmad dalam Kitab Musnad 2019 Hadits. Muttafaq ‘alaih mentakhrij sebanyak 170 Hadits, Imam Bukhari 80 Hadits dan 31 Hadits oleh Imam Muslim. 3. Anas bin Malik meriwayatkan 2286 Hadits. Dari Anas bin Malik muttafaq ‘alaih mentakhrij sebanyak 168 Hadits. Oleh Imam Bukhari sendiri sebanyak 8 Hadits dan oleh Imam Muslim sebanyak 70 Hadits. 4. ‘Aisyah binti Abu Bakar (isteri Nabi) meriwayatkan sebanyak 2210 Hadits.
  • 21. 5. Abdullah bin Abbas, menurut kitab Ibnu Jauzi meriwayatkan 1660 Hadits, dan menurut kitab Musnad Imam Ahmad 1696 Hadits. 6. Jabir bin Abdullah meriwayatkan 1540 Hadits menurut Ibnu Jauzi, dan 2019 Hadits menurut Imam Ahmad. 7. Abu Sa’id Al Khudry Haditsnya 1170 menurut Ibnu Jauzi dan 958 Hadits menurut Imam Ahmad. 8. Abdullah bin Mas’ud, sebanyak 848 Hadits menurut Ibnu Jauzi dan 892 Hadits menurut Imam Ahmad. 9. Abdullah bin Amr bin Ash, Ibnu Jauzi mengatakan 700 Hadits dan 722 Hadits menurut Imam Ahmad.