Tujuan pembuatan esai ini adalah untuk membandingkan pengaplikasian sebuah metode pada benda yang berbeda dimensi. Metode yang digunakan adalah metode subtract (pengurangan) yang berupa satuan blok.
Reorganize : Memanfaatkan Metode Subtract pada Gambar Pixelate
1. Reorganize : Memanfaatkan Metode Subtract
pada Gambar Pixelate
Mata kuliah Geometri dan Arsitektur
Fajar Rian Wulandari, 1706973464
Arsitektur, Universitas Indonesia
Jakarta, 17 Juni 2020
Tujuan pembuatan esai ini adalah untuk membandingkan pengaplikasian sebuah metode pada benda
yang berbeda dimensi. Metode yang digunakan adalah metode subtract (pengurangan) yang berupa
satuan blok. Dilihat dari definisinya, sub·tract atau yang dibaca /səbˈtrakt/ adalah sebuah kata kerja
yang mengambil (sedikit atau sejumlah) dari yang lain untuk menghitung perbedaannya atau
mengambil (sesuatu) dari sesuatu yang lain sehingga mengurangi ukuran, jumlah, atau jumlah.
Dimana jika diaplikasikan dalam dimensi yang berbeda, maka bentuk pengurangannya akan berbeda
pula. Pada benda 2 dimensi, bentuknya akan berupa bangun datar segi empat. Sedangkan pada benda
3 dimensi, bentuknya akan berupa massa kubus atau balok. Oleh karena itu, yang menjadi
pertanyaan adalah tentang bagaimana hasil dari kedua pengaplikasian tersebut terlihat.
Pengaplikasian metode pada benda 3 dimensi, contohnya dapat terlihat pada sebuah proyek
bangunan karya arsitek Paolo Venturella yang diberi nama Turning Blocks.
Gambar 1. Metode dalam pencarian bentuk (forming) desain Turning Blocks.
Sumber : https://paoloventurella.carbonmade.com/projects/2951185
2. Berdasarkan gambar diagram di atas, dapat dilihat bahwa pengurangan didasarkan pada kebutuhan
yang digambarkan dengan bidang pembatas. Bidang tersebut diabstraksikan berbentuk spiral, akan
tetapi tidak membuat hasil dari pengurangan tersebut berbentuk serupa. Hal tersebut dikarenakan
metode pengurangan yang digunakan perancang berupa satuan blok massa bangunan seperti berikut.
Gambar 2. Gambar hasil analisis pribadi dari forming Turning Blocks.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk hasil pengurangan akan terlihat
berupa satuan blok hanya jika dilihat dari satu arah dengan proyeksi paralel. Dengan kata lain, dari
sudut seperti itu benda 3 dimensi akan terlihat seperti benda 2 dimensi yang hanya memiliki panjang
dan lebar. Hal tersebut terlihat seperti sebuah gambar pada sebuah kertas milimeter blok, dimana
pengurangan dilakukan dengan mengurangi beberapa persegi. Pendekatan serupa yang dapat
dilakukan pada benda 2 dimensi adalah dengan memanfaatkan gambar pixelate atau lebih dikenal
dengan sebutan gambar bitmap yang memang memiliki bentuk dasar persegi.
Gambar 3. Pengorganisasian ulang gambar tampak dengan metode pixelate.
Dilihat dari definisinya, pix·el·ate atau yang dibaca /ˈpiksəlāt/ adalah sebuah kata kerja yang
membagi (gambar) menjadi piksel, biasanya untuk tampilan atau penyimpanan dalam format digital.
Gambar ini biasanya (dari suatu gambar pada layar komputer atau tampilan lain) diperbesar
sehingga mata melihat unsur terkecil berupa piksel yang membentuk gambar, pembesaran telah
mencapai titik di mana tidak ada detail lebih lanjut yang dapat diselesaikan. Menurut sejarahnya,
Gambar dengan cara ini ditemukan pertama kali pada tahun 1960.
Selanjutnya, untuk pengaplikasian metode pada benda 2 dimensi, hal yang akan dilakukan adalah
mengubah atau mengorganisasikan ulang foto-foto pada feed instagram. Tujuannya adalah untuk
memperindah tampilan dengan cara baru. Karena untuk mempercantik feed instagram tidak hanya
3. dapat dilakukan dengan menyamakan warna, color palette, ataupun tema, tapi juga dengan hal
berikut ini. Dengan metode serupa dengan yang sebelumnya, hal yang dilakukan hanyalah
mengurangi bagian. Yang berbeda adalah medianya yang berupa foto atau gambar yang bersifat
digital.
Gambar 4. Proses pengurangan pada gambar pixelate lukisan monalisa dan foto bangunan parthenon.
Penggunaan gambar pixelate selain memiliki karakteristik utama yang diperlukan yaitu memiliki
bentuk dasar persegi, ternyata juga memiliki nilai tambah dalam hal estetika seperti yang
dikemukakan oleh Le Berthelaine dalam bukunya yang berjudul ‘The Work of Art in the Digital
Age: The Painting and Pixel : an Essay’ seperti berikut ini, “Ordinarily, the pixelated digital picture
is scorned, looked down on: it belongs to an inferior aesthetic category of low status. When Pixels
and Patches explicitly express the pixel it is in an open confrontation with the aesthetic norm, as no
one wants to know of the screen pixel - neither in everyday life or common ignorance. But, in the
conjured up canvas pixel is an unsurpassed beauty - a double beauty: (i) an aesthetic beauty: the
pure visual expression and 'loveliness of landscape", and (ii) a philosophical beauty of rendering
conscious: the spectator becomes aware of his own time and its constituting unit.”
(Le Berthélaine, 2012)
Dimana biasanya gambar digital pixelate dicemooh dan dipandang rendah, baik dari segi estetika
maupun statusnya. Akan tetapi, pada kenyataannya memiliki keindahan tersembunyi.
Berbanding terbalik dengan alasan penggunaan gambar pixelate, penggunaan Golden Ratio
ditujukan utamanya sebagai garis pembatas, akan tetapi tidak menutup fakta bahwa Golden Ratio
dipercaya memberikan misteri tersendiri dengan proporsi geometris dan menyenangkan di mata.
4. Dalam arsitektur, proporsi yang ‘bagus, sempurna, indah’ itulah metode Golden Ratio, digunakan
untuk mencapai keseimbangan dan keindahan di seni lukis maupun seni rupa Renaissance. Menurut
Adrian Bejan, profesor teknik mesin Duke’s Pratt School of Engineering, alasan Golden Ratio
berada di mana mana; mata melihat gambar secara cepat ketika bentuknya persegi Golden Ratio.
Dalam pengaplikasiannya, dibutuhkan 2 hal yaitu foto atau gambar yang akan/sudah diupload di
Instagram dan gambar Golden Ratio dalam bentuk png. Hal yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut.
Pada percobaan pertama, dihasilkan tampilan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 5. Tampilan instagram hasil percobaan pertama pengurangan pada gambar pixelate.
Berdasarkan gambar di atas, disadari bahwa selain keindahan, poin utama foto yang diupload di instagram
adalah untuk menunjukkan informasi yang ingin disampaikan. Akan tetapi dari gambar di atas, informasi
tersebut tidak tersampaikan karena gambar yang dihasilkan terlalu blur. Oleh karena itu, perlu dilakukan trial
and error untuk memperbaikinya.
Gambar 6. Tampilan instagram hasil trial and error.
01.
Pilih foto yang akan
diubah tampilannya.
02.
Ubah filter gambar
menjadi Mosaic Pixelate.
03.
Subtract gambar sesuai hasil
tracing bentuk Golden Ratio.
5. Percobaan (1) = 1 – 2 – 3
trial and error
Percobaan (2) = 1 – 3 – 2
Hal yang pertama kali coba dilakukan adalah dengan mengubah urutannya. Jika sebelumnya subtract
dilakukan setelah gambar berupa mosaic pixelate, maka kali ini subtract dilakukan pada gambar asli. Lalu
setelahnya baru men-select (memilih) bagian tepi gambar untuk diubah dengan filter mosaic pixelate seperti
gambar di atas.
Dengan begini, tampilan instagram tidak hanya indah tapi juga memiliki informasi yang
disampaikan. Dengan kata lain, desain ini tidak menghilangkan tujuan utama penggunaan instagram
dan malah menambah efek visual yang menyenangkan mata.
Sebagai hasil akhirnya, didapatkan tampilan instagram yang indah dengan cara baru seperti berikut ini.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian metode pada kedua
dimensi yang berbeda dapat memiliki hasil yang serupa. Dari metode pencarian form pada project
Turning Blocks, yang mana perancang mensubtract balok berdasarkan performance yang ingin
dicapainya, sehingga hanya menyisakan bagian yang diperlukan. Yang menjadi inti pembentukan
formnya adalah metode pengurangannya yang berbentuk balok. Aplikasi dari pengorganisasian
ulang gambar ini juga serupa. Dengan menggunakan pixelate yang memang memiliki bentuk dasar
Dari ini Menjadi ini
02.
Subtract gambar sesuai hasil
tracing bentuk Golden Ratio.
03.
Select dan ubah filtergambar
menjadi Mosaic Pixelate.
01.
Pilih foto yang akan
diubah tampilannya.
6. persegi, saat gambar disubtract sesuai dengan golden ratio, maka tepi gambar yang dihasilkan tidak
halus, melainkan berbentuk kotak.
DAFTAR PUSTAKA
“The Golden Ratio Bottom Weighting & Balance”. butlerhouse.net, 25 Januari 2019
https://butlerhouse.net/2019/01/25/the-golden-ratio-bottom-weighting-balance/
(Diakses pada 16 Juni 2020)
Berthélaine, Le. 2012. “The Work of Art in the Digital Age: The Painting and Pixel : an Essay”.
Books on Demand
Sumber Definisi
https://www.lexico.com/en/definition/subtract
https://www.lexico.com/en/definition/pixelate
https://techterms.com/definition/bitmap
(Diakses pada 16 Juni 2020)