Konsep dan regulasi rks dan rkas 2015 final 30 aprilKahar Muzakkir
RKS/RKJM dan RKAS/RKT adalah suatu dokumen yang memuat rencana program kerja dan kegiatan sekolah empat tahun dan satu tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi Standar Nasional Pedidikan (SNP) atau lebih
Buku Proker Strategis Carek ITS 2015-2019 by Joni HermanaDhani Sancok
Buku ringkasan program kerja strategis calon rektor ITS 2015-2019 sebagai bahan presentasi di sidang rapat senat tanggal 7 januari 2014 oleh Prof. Ir. Joni Hermana. MScEs. Ph.D.
semoga bermanfaat dan mohon doa restu mari kita wujudkan #ITSRumahKitaBersama :)
Konsep dan regulasi rks dan rkas 2015 final 30 aprilKahar Muzakkir
RKS/RKJM dan RKAS/RKT adalah suatu dokumen yang memuat rencana program kerja dan kegiatan sekolah empat tahun dan satu tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi Standar Nasional Pedidikan (SNP) atau lebih
Buku Proker Strategis Carek ITS 2015-2019 by Joni HermanaDhani Sancok
Buku ringkasan program kerja strategis calon rektor ITS 2015-2019 sebagai bahan presentasi di sidang rapat senat tanggal 7 januari 2014 oleh Prof. Ir. Joni Hermana. MScEs. Ph.D.
semoga bermanfaat dan mohon doa restu mari kita wujudkan #ITSRumahKitaBersama :)
Rencana Strategis (RENSTRA) 2015 – 2020 STAIN Jurai Siwo Metro merupakan tindak lanjut RENSTRA sebelumnya yang dianggap perlu untuk segera dilakukan revisi. Renstra yang terdiri atas kebijakan strategis di tingkat institusi, jurusan, dan program studi sehingga dapat ditindaklanjuti secara lebih teknis.
Kebijakan yang dirumuskan dalam RENSTRA ini didasarkan pada faktor kekuatan dan kelemahan faktor internal serta peluang dan ancaman faktor eksternal. Disamping itu ditinjau dari hal-hal teknis tentang fenomena proses pendidikan berkelanjutan, kebutuhan SDM, dan sistem informasi yang diperlukan
A. Ketentuan /Persyaratan Penerima Bantuan Keringanan Biaya Pendidikan:
1. Rajin Hadir Belajar di sekolah
2. Mematuhi Tata Tertib dan disiplin sekolah
3. Rajin melaksanakan program sekolah, program pembinaan karakter, program kesehatan dari ekstrakurikuler yang ditentukan oleh sekolah.
A. Ketentuan /Persyaratan Penerima Bantuan Keringanan Biaya Pendidikan:
1. Rajin Hadir Belajar di sekolah
2. Mematuhi Tata Tertib dan disiplin sekolah
3. Rajin melaksanakan program sekolah, program pembinaan karakter, program kesehatan dari ekstrakurikuler yang ditentukan oleh sekolah.
Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015 (Ringkasan Eksek...Indonesia Mengajar
Laporan ini dipersiapkan oleh Mark Fiorello dari PT SOLIDARITAS Consultindo Abadi (SOLIDARITAS), yaitu seorang konsultan yang dipekerjakan oleh Education Partnership – Performance Oversight and Monitoring unit (EP-POM), di mana EP-POM mewakili Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (Department of Foreign Affairs and Trade - DFAT) untuk mendukung Indonesia Mengajar (IM). Laporan ini meringkas hasil dari proses “analisis kinerja dan identifikasi pelajaran yang terkait dari sejumlah badan/ organisasi yang dianggap relevan” (secara kumulatif disebut sebagai “penugasan” atau “hasil kajian”).
Ringkasan Eksekutif ini utamanya ditujukan untuk menyajikan temuan-temuan pokok yang dijumpai selama masa penugasan. Temuan tersebut, yang dipaparkan secara terperinci dalam laporan utama, bertujuan untuk dipergunakan IM sebagai bahan acuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan strategi umumnya selama periode 2016-2020 dan ke depannya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP merupakan blueprint (kerangka kerja yang terperinci) dari suatu proses pembelajaran di sebuah sekolah yang menggambarkan tujuan sekolah yang akan dicapai, apa saja yang akan diajarkan pada peserta didik, bagaiman proses pengaturan waktunya, serta bagaimana melakukan penilaian hasil pembelajaran serta evaluasinya.
KTSP merupakan kurikulum implementatif yang disusun dan dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan. Yang berisikan keseluruhan program aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun tidak-terstruktur yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran di SMK
KTSP sebagai dokumen terdiri atas; visi, misi, tujuan, strategi pencapaian visi-misi, Profil Lulusan, SKL, Struktur kurikulum, kalender pendidikan, Silabus, dan RPP yang dilengkapi dengan perangkat penilaian.
Persaingan pada industri pendidikan tinggi saat ini sudah semakin ketat. Persaingan bukan lagi pada tingkat lokal namun sudah meluas ke tingkat dunia. Untuk itu penyelenggara pendidikan perlu mengelola organisasinya seperti layaknya suatu bisnis dengan tidak meninggalkan aspek idealnya. Konsep pemasaran harus diterapkan dalam mengelola organisasi. Pemasaran bukan lagi merupakan aktifitas fungsional bagian pemasaran saja melainkan merupakan bagian yang utuh dari suatu organisasi. Institusi/organisasi harus mampu untuk mentransformasi dirinya menjadi the marketing company untuk mampu bersaing secara lokal, regional, dan/atau pun global. STIE Mulia Pratama dengan Program Studi Manajemen dan Akuntansi merupakan salah satu pelaku bisnis pada industri pendidikan, secara khusus pada bidang Manajemen dan Akuntansi, tidak terlepas dari pengaruh persaingan ketat baik dari aspek lembaga maupun surnber daya manusia. Program studi manajemen dan akuntansi dapat berkembang dan berkompetisi serta menjadi pemimpin pasar pada bidangnya bila lembaga beserta perangkatnya dapat selalu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan termasuk di dalamnya tuntutan kebutuhan konsumen dan stakeholder.
Pendidikan dengan sistem terbuka adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan (multi entry-multi exit system). Peserta didik dapat belajar sambil bekerja, atau mengambil program-program pendidikan pada jenis dan jalur pendidikan yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka atau jarak jauh. Pendidikan multimakna adalah proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
Pendidikan berkewajiban memberdayakan semua komponen masyarakat berarti pendidikan diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam suasana kemitraan dan kerja sama yang saling melengkapi dan memperkuat.
Stie ibmt pengumuman rekrutmen-terbuka_pegawai_tetap_bpkh_2020sabaribmt
Dalam rangka memenuhi kebutuhan Pegawai Tetap (PKWTT) Posisi Asisten Manajer, Manajer, dan Kepala Divisi di lingkungan BPKH, maka BPKH melakukan rekrutmen terbuka
Buku panduan merdeka belajar - kampus merdekasabaribmt
Buku ini diterbitkan dengan tujuan sebagai Panduan Penyelenggaraaan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Melalui panduan ini diharapkan Perguruan Tinggi dapat mengembangkan program secara optimal, efektif, efisien, dan bermutu sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Panduan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelola atau pimpinan Perguruan Tinggi, dosen, mahasiswa, mitra industri, dan pihak terkait lainnya. Buku panduan ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan dipergunakan dalam tahap perancangan, pelaksanaan, penilaian hingga evaluasi pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Buku Panduan ini merupakan “panduan dinamis” yang senantiasa dapat diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku panduan ini.
Implementing Project-Based Learning with Video Creation in Shipping English t...sabaribmt
Education 4.0 comes to existence in response to the needs of Industrial Revolution 4.0 where humans and technology are aligned to enable new possibilities for learning. It offers new trends in learning which can take place without boundaries. Thus, educators need to adapt to changes in instructional designs, for example, by involving students in project-based learning and integrating the use of digital tools and online platforms in learning. Concerning this issue, this study aimed to examine the implementation of project-based learning with video creation in Shipping English. It involved 40 cadets from Maritime Transport Management Program who were assigned to complete a video project in groups about basic communication in port and shipping contexts. The videos were then uploaded by the cadets in Edmodo for further evaluation. The data were collected through observations and interviews during the stages of project completion. Findings from this study showed that this project-based learning was effectively implemented. This project provided the cadets with meaningful and engaging hands-on learning through their personal involvement in the project completion. After completing the project, the cadets perceived that their confidence in English language learning increased. They also gradually developed digital literacy skills as well as collaboration, communication, creativity, and critical thinking (known as 4Cs of 21st century skills) that they can use further to embrace this highly competitive and technologically transformed era
A Maritime Education and Training Challenge on Industrial Revolution (IR) 4.0...sabaribmt
The 4IR by various industries and countries has been running around 2010. The 4IR has fundamentally changed the ways for human life and work. New technological advances that integrate physical world, digital and biological have influenced all disciplines, economics, industry and governments. In line, this also influences in maritime education and training schemes. The human resources needed has shifted from the potential basis to the competency based. Further, the formal education is not as primary source for preparing human resources, but the non-formal vocational education is more required by student to enhance their competency. Therefore, there is need to bridge between formal and non – formal education to enrich the student competency through the Recognition Prior Learning (RPL) scheme. The Recognition Prior Learning (RPL) for maritime vocational lecturers at the appropriate level of Indonesian National Qualifications Framework has been taken place. Yet, the implementation of Recognition Prior Learning (RPL) for the non-formal education to formal education or vice versa on maritime fields has not been conducted. This paper conveyed a conceptual model for the challenge of integration of formal and non-formal education through the Recognition Prior Learning (RPL) to provide human resources who have excellent competency and link -match with industry as well as prepared in facing the era of the 4IR. The integration model is developed through the content analysis and conceptual framework
Smart School Framework for Boarding School Based on Service System Engineeringsabaribmt
The implementation of smart school concept is still fairly green in Indonesia. Not all schools at the urban level use it, especially in rural areas. In perspective of Boarding school like Merchant Marine of Polytechnic, there are so many shortcomings that need to be assessed and corrected. Inequality in the field of education is a problem that continues to develop even though Indonesian students are the largest technology users today. This research utilizes the existence of advanced technology and service system engineering that are currently being researched to build a framework for smart schools with limitation of boarding school. The framework built also accommodate Smart Education Framework and smart system development project (SSDP) in system. as the result, smart school framework will help to increase the value of education in Indonesia
The rapid increasing of utilizing level in advanced technology has provided many developments in various aspects of port activities. This development has forced Indonesia to participate in implementing smart systems in the form of smart ports. The implementation of the smart port technology has an impact on the emergence of new regulations affecting the users, regulators and stakeholders. In this research, we try to collect various kinds of information about smart port implementation in Indonesia and embrace it to be a paper. Information collected is based on questionnaires, articles and papers. This paper is supposed to explain smart port by Indonesia perspective, type of technology used in smart port, some study cases and comparisons with another country. In the end, this papers can be proposed as a new policy related to smart port for government
A Review of Harmonic Analysis Study of Electricity Power Qualitysabaribmt
Every community uses the energy of electricity to run their lives as the population grows and increases. Therefore, it is expected that the high quality of the electricity system will support the phenomena. Harmonic disturbance problems occur due to the current and voltage waveform distortion as linear load contained in housing sucha as combination of linear load type such as incandescent lamp, electric iron, electric stove and for office load as non linear load such as computer, UPS, AC,etc. As the results from measurements on harmonics conducted in the Office of PT PLN branch Banda Aceh which consists of three electrical relay station such as substation representing office areas and substation representing residential areas and luxury housing, where measurements are performed using the FLUKE 43B Power Quality analyizer measurement equipment. The first measuring method of harmonics is performed on the tranformer side of the region representing the office of Kuta Alam to see the symptoms of harmonic heating on the transformer. The second measurement was done on the side of the transformer representing the housing of Villa Citra Lampineung substation. The data extracted from this measurement process are: VRMS , THD percentage (Total Harmonic Diostortion), IRMS, THDI Percentage (Current Total Harmonic Distortion), Power Factor (PF),. The results of analysis is known that the highest content of current distortion (THDi) on the transformer according to the consumer level of office area is located at the value of 17%, while for regular residential area the highest content of distortion In phase T with a value of 12.1% and for a residential area of luxury housing the highest harmonic content is found in phase T with a value of 67.9%. The load on the transformer that occurs in the consumer in Nanggroe Aceh Darussalam can still be tolerated because it has not passed the capacity of the transformer. With this shows that the content of distortion on the load of simple and office is still under the standard of IEEE-std 159, which the maximum content of distortion less than 20% while the luxury residential area has passed Standard distortion and need to get attention from State Electricity Enterprise because it can cause harm to the consumer and the State Electricity Enterprise itself.
Revolutionizing the Philippine Merchant Marine Academy Graduate School: the I...sabaribmt
The Fourth Industrial Revolution is inevitable, and the education industry responded through Education 4.0. Much has been said on how the higher education could respond, including that of maritime education and training. But little has been said, if none at all, has been focused on how postgraduate education should evolve to address this challenge. Thus, this paper reviews articles and researches focusing on Education 4.0 and Industry 4.0 to identify common factors and requirements that higher education must fulfill to respond. These, in turn, are applied to postgraduate education, specifically the Philippine Merchant Marine Academy Graduate School, to illustrate how it responded to the Industry 4.0 challenge based on its current plans, programs and activities
Evaluating The Cognitive Level of Seafarers Expertise Test (UKP) Sheet By Usi...sabaribmt
Seafarers Expertise Test (UKP) has important roles in measuring student’s competence in maritime skill and knowledge. Changing the implementation of UKP in writing to be Computer Based - Assessment (CBA) is a demand for rapid technology change. Since English is also used in delivering the test, so many students do not pass the test, and should do remedial test more than three times. The difficulty of the test becomes one of the reasons for its failure. The aim of this research was to investigate the Cognitive Levels of UKP sheet which focused on “Plan a voyage and conduct navigation part”. This research also used content analysis method and qualitative descriptive design. The questions analyzed were consisted of 100 questions. The source of the data was taken from document of Polytechnic Bumi Akpelni Semarang. The writers analyzed the data using Taxonomy’s Bloom for categorizing the cognitive level for each question. The result showed that there were 51% of Remembering, 43% of Understanding and 6% of Applying which were categorized as Low Order Thinking Skill (LOTS). On the other hand, the category of High Order Thinking Skill (HOTS) did not exist in the test questions. It can be concluded that the questions of the test were more focused on LOTS than HOTS.
The Influence of Problem Based Learning on Learning Outcomes of electrical sh...sabaribmt
The purpose of this study was to determine the effect of the Problem Based Learning model on learning outcomes of ship electrical courses in the Sorong Polytechnic Engineering Department. The method used was quasi-experimental. The population of this research was the cadets in the Department of engine as many as 72 cadets in Sorong Polytechnic, The number of samples as many as 48 cadets were obtained by random sampling technique. Data collection used tests. Analysis of the data used was the t test. The results of data analysis obtained a significant difference in the average gain value in the class treated by the Problem Based Learning model and in the class treated with the conventional method, where the experimental class was higher than the control class. So it can be concluded the learning process by using the Problem Based Learning model affects the learning outcomes of cadets in the ship's electrical lectures
The Influence of Problem Based Learning on Motivation and Learning Outcomes o...sabaribmt
his study aimed to determine the effect of the problem based learning model on motivation and learning outcomes of the Politeknik Pelayaran Sorong cadets. This type of research was a quasi-experimental design with Pretest-posttest nonequivalent control group design. The population of the study was 48 cadets of engine deparmet cadets of Politeknik Pelayaran Sorong.. The research sample was selected by double random sampling technique, one experimental class and one control class. Data collection used a questionnaire instrument to measure learning motivation and test instruments to measure learning outcome. The research data were analyzed with descriptive and inferential statistical analysis techniques. The average score of motivation after learning was 104.5 (high category) and the average score of learning outcomes was 86.50 (very high category).The results of inferential analysis used the learning motivation t-test obtained t count value of 1.84 and the t-test results of learning outcomes t arithmetic 4.56. Both of these results indicate that t arithmetic> t table (t table 1.67). This means that Ho was rejected and H1 was accepted. It could be concluded that there was an influence of the Problem Based Learning model on the motivation and learning outcomes of engine deparment cadets of Politeknik Pelayaran Sorong
Ballast Calculation Techniques using Extrapolationsabaribmt
Duty Officer used sounding table correction in determining ballast water volume, when the Draft Survey are carried out on bulk carrier vessel. In case of over trimmed vessel, the officer couldn’t determine accurate ballast calculations. This research aimed to verify if the sounding table extrapolation is the alternative to calculate ballast tank capacity. Data on sounding table belong to their variables such as trim and volume, then it converted into a general equation. The reading of the range data and matrix calculations on sounding table data using SCILAB 6.0.2 to generate coefficients. The Mean Absolute Error (MAE) conducted the error obtained by models of equation. The result of this research showed that (1) The sounding table data can be determined as equations (2) Trims over the table and coefficients which are converted into the equation produce new volumes (3) The error of the midpoint extrapolation showed 0, then it can be used to calculate the ballast water volume
Future Challenges In The Implementation of MLC 2006: A Study On Healthcare, S...sabaribmt
Maritime workers are workers who are regulated internationally through the Maritime LAbour Convention (MLC) 2006 which has been ratified by the Indonesian government through Law No. 15 of 2016. In the convention regulated aspects include health care on ships and on land, social security, welfare facilities on land, access to seafarers' complaints, protection of health and safety and accident prevention. This study aims to evaluate the application of the convention so far through the gap analysis method. Gap analysis is used to get the difference between the perceptions and expectations of the respondents. Indonesian sailors who are respondents have a variety of experience both from the type of ship, position and flag of the ship so that it is considered sufficient to fill in the questionnaire that has been prepared. There are gaps in several aspects evaluated as a result of the gap analysis. As a follow up, stakeholders can use the results of this study as a decision support tool in improving the application of MLC in Indonesia, especially for Indonesian seafarers
The Comparison Between Manual And Digital Transcription Media Towards KPN Stu...sabaribmt
The research aims to find KPN students’ grammatical mistake and compare its analysis result by using manual and digital transcription. This research emphasizes on analysing students’ grammatical mistake when they were doing a conversation practice in the classroom, and evaluating the effectiveness among those transcription media. The researchers employed qualitative research design in collecting the data through observation and students’ recording, and utilized “surface strategy taxonomy” to analyse it. Further, voice note as the digital transcription media is used in converting students’ voice into a direct text and the participant of this research was KPN students on the fifth semester. The findings revealed that the dominant students’ grammatical mistake by using both of transcription media was misformation. It was categorized by the use of wrong form of the morpheme which means one or more sentence’s aspect has a wrong formation. In conclusion, the voice note application assisted teacher in less time-consuming, even sometimes it did not optimally detect students’ utterances well. Therefore, teacher should encourage students to be more active in learning grammar, and this application is a recommended media in teaching and learning process.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. SURAT KEPUTUSAN KETUA
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI IBMT SURABAYA
Nomor: 089f/IBMT/SK-KET/VIII/2014
Tentang
RENCANA STRATEGIS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IBMT
TAHUN 2014 - 2019
2. SURAT KEPUTUSAN KETUA
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI IBMT SURABAYA
Nomor: 089f/IBMT/SK-KET/VIII/2014
Tentang
RENCANA STRATEGIS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IBMT
TAHUN 2014 - 2019
KETUA STIE IBMT SURABAYA
Menimbang:
1. Bahwa untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi IBMT selaras dengan tuntunan dan kebutuhan eksternal dan internal,
dipandang perlu adanya rencana strategis sebagai garis besar haluan
pengembangannya.
2. Bahwa sehubungan dengan butir huruf a di atas, perlu diterbitkan Rencana
Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT Tahun 2014 - 2019.
Mengingat:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Keputusan Yayasan Nusa Abdiguna Nomor 0412/YNA/MD/VII/2009
tertanggal 6 Juli 2009 tentang penetapan dan pengesahan Ketua Tinggi Ilmu
Ekonomi IBMT Periode 2009-2013.
3. Statuta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT Surabaya Tahun 2002
3. Memperhatikan :
1. Hasil Rapat Pimpinan Khusus Sekolah Tinggi Ilmu konomi IBMT pada
tanggal 20 Agustus 2014
2. Hasil Rapat Pimpinan Khusus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT pada
tanggal 24 Agustus 2014
3. Hasil konsultasi Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT dengan ketua
Yayasan Nusa Abdiguna pada tanggal 25 Agustus 2014.
4. MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT Tahun
2009 – 2014 sebagai garis besar haluan pembangunan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT.
Kedua Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT Tahun
2009 – 2014 diperuntukkan bagi Pimpinan Sekolah Tinggi dalam
mengelola dan mengembangkan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
IBMT selama 5 (lima) tahun.
Ketiga Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan
perbaikan seperlunya apabila ada kekeliruan dalam penerapannya.
Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal : 31 Agustus 2014
Ketua,
Imam Wijoyo, SE
Tembusan disampaikan kepada:
Yth. Ketua Yayasan Nusa Abdiguna
Yth. Para Pembantu Ketua
Yth. Ketua UPT Perpustakaan;
Pertinggal.
6. Pendahuluan
Perkembangan zaman dan isu globalisasi mengharuskan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi IBMT mengembangkan paradigma akademik baru dalam bentuk
kebijakan akademik yang mampu mengantisipasi perubahan global seperti
tuntutan implementasi isu-isu demokratisasi, penggunaan IPTEKS yang canggih,
pemeliharaan lingkungan hidup, penegakan hak asasi manusia dan lain-lain. Era
globalisasi ini juga diwarnai oleh makin ketatnya kecenderungan sistem terbuka
yang menimbulkan persaingan global. Sehubungan dengan hal ini, perguruan
tinggi termasuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab besar dalam
membangun fondasi untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, STIE IBMT bertugas
menyelenggarakan dan mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
(pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) yang mengacu
kepada Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Undang-Undang No.18 Tahun 2003 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (KPPTJP
IX, 2003-2010) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Statuta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT. Peraturan perundang-
undangan, Statuta dan proses evaluasi diri inilah yang melandasi penyusunan
Rencana Strategis (Renstra) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT lima tahunan.
Hakekat pengembangan Sekolah Tinggi merupakan bagian dari upaya
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembangunan manusia seutuhnya.
Di dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan empat pilar paradigma baru
penataan perguruan tinggi yaitu : pertama Pengembangan keunggulan akademik
terus menerus yang dapat diandalkan dan diakui secara nasional maupun
internasional; kedua, Sinergi dunia akademik dan dunia usaha; ketiga, penerapan
sistem manajemen profesional dan mandiri; dan yang terakhir adalah kerjasama
dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
7. Rencana Strategis (Renstra) Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi IBMT Surabaya merupakan garis besar haluan pengembangan Sekolah
Tinggi selama lima tahun mendatang yang menggambarkan skenario
pengembangan dalam lima tahun mendatang (Tahun 2010-2014)
Renstra yang merupakan penjabaran dari statuta disusun dengan
mengedepankan visi dan misi yang kemudian disintesiskan dengan hasil analisis
situasi tentang kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan hasil evaluasi diri
yang akurat, serta hasil analisis peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan
strategik eksternal. Hasil sintesis tersebut dapat diidentifikasikan berbagai
problematik atau isu strategis yang kemudian diteruskan dengan menentukan
alternatif pemecahannya dalam bentuk skala prioritas strategi pengembangan,
untuk kemudian dituangkan dalam Rencana Operasional (Renop) Lima Tahunan.
Selanjutnya dalam rangka pengembangan kepemimpinan yang demokratis serta
menggerakkan partisipasi, Renstra akan dijadikan tolok ukur guna menilai
keberhasilan dan kinerja manajemen Sekolah Tinggi pada semua jenjang dan lini.
Renstra diharapkan mampu mengantisipasi dinamika perubahan dan
pengembangan baik internal maupun eksternal dan mampu menjawab tantangan
berbagai isu strategis yang akan dihadapi Sekolah Tinggi lima tahun mendatang.
Sangat diharapkan semua warga sekolah tinggi dapat memahami dan
melaksanakan Renstra dibidang dan unit kerja masing-masing.
Visi, Misi, dan Tujuan
Visi
Dengan tetap berpedoman pada Visi STIE IBMT yaitu: Komunitas Pemimpin
bertaraf International yang mampu memberikan sumbangsih dalam dunia Bisnis
dan Profesional.
Visi sebagaimana tertera di atas sangat jelas dan realistis karena telah
memenuhi persyaratan: imaginable, desirable, feasible, focus, flexibel, and time
specific.
8. Misi
Menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
yang berkualitas, melalui Pengembangan Keunggulan Akademik terus menerus
yang dapat diandalkan dan diakui secara nasional maupun international, Sinergi
dunia akademik dan dunia usaha, Penerapan sistem manajemen profesional dan
mandiri, serta kerjasama dengan Perguruan Tinggi Dalam dan Luar Negeri
Tujuan Sekolah Tinggi
1. Menghasilkan lulusan dalam bidang Ilmu Manajemen dalam tingkatan
Strata 1, yang memiliki kemampuan konseptual yang mendalam, daya
analisis yang kuat, sehingga mampu mengembangkan ilmunya, serta
menerapkannya dalam praktek.
2. Menghasilkan penelitian dalam bidang manajemen, baik yang bertujuan
untuk pengembangan ilmu, maupun untuk diterapkan.
3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya, dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Analisa situasi untuk mencapai hal-hal yang telah dibahas pada arah pendidikan
maka perlunya tercipta kesehatan organisasi yang tangguh. Kesehatan organisasi
diartikan sebagai keadaan dimana suatu organisasi berfungsi sebagai optimal
untuk mewujudkan Visi dan Misi yang telah ditetapkannya. Dalam konteks
pendidikan tinggi, organisasi yang sehat diharapkan memiliki karakteristik antara
lain:
1. Menjunjung tinggi kebebasan akademik dan menghargai inovasi serta
kreativitas;
2. Mendorong dedikasi untuk bekerja demi kesuksesan organisasi;
3. Memfasilitasi semua elemen yang berada dalam organisasi sehingga
mampu beradaptasi pada lingkungan masyarakat ilmiah;
4. Memiliki kesadaran internal tentang perlunya mekanisme penjaminan
mutu yang didasarkan pada evaluasi eksternal.
9. 5. Membangun dan melakukan pengembangan brand image yang dapat
mendukung sustainable.
Analisis situasi dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
faktor internal serta peluang dan ancaman faktor eksternal.
Tabel 1.
Analisa SWOT STIE IBMT
Faktor Internal
Kekuatan Kelemahan
1. Adanya komitmen Yayasan Nusa
Abdiguna untuk mengembangkan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
IBMT.
2. Program Studi yang ditawarkan
masih relevan.
3. Perangkat belajar mengajar cukup
memadai.
4. Penyelenggaraan transfer program
bekerjasama dengan berbagai
perguruan tinggi di luar negeri
5. Perlakuan dan perhatian terhadap
individu mahasiswa dalam
pengembangan potensi dan karakter
diri.
6. Program studi terakreditasi
7. Program magang kerja yang tertata.
8. Proses belajar mengajar cukup bagus
9. Pelayanan administrasi untuk
mahasiswa cukup baik
1. Pelaksanaan organisasi belum
maksimal
2. Perencanaan dan pengembangan
yang belum terintegrasi pada
semua bidang
3. Dosen kurang berminat
melakukan penelitian dan menulis
buku ajar
4. Pengabdian pada masyarakat
masih terbatas
5. Sumber dana
6. Kurangnya proyek penggalian
dana yang dapat menambah
pendapatan guna peningkatan
kesejahteraan dan pembiayaan
pengembangan
7. Belum adanya sumber dana yang
berasal dari funding, grant, atau
joint project
8. Kekurangan kemampuan lobby-
aplikasi bantuan dari luar/dalam
negeri dari pihak manajemen dan
10. yayasan.
9. Gedung kampus dan fasilitas
pendukung masih kurang
10. Sistem Informasi perguruan
tinggi sudah terintegrasi tetapi
belum maksimal dalam
pemanfaatannya
11. Nama STIE IBMT belum
dikenal luas
Analisa Eksternal
Peluang Ancaman
1. Meningkatnya kesadaran akan
pentingnya pendidikan tinggi
berkualitas dan tingginya harapan
masyarakat terhadap keberadaan
perguruan tinggi yang bermutu.
2. Produktivitas dan efisiensi SDM
produk perguruan tinggi yang rendah di
masyarakat.
3. Banyaknya masalah dan potensi
yang belum tertangani di bidang bisnis
dan ekonomi
4. Kebijakan otonomi perguruan
tinggi (menyangkut kurikulum lokal)
dan kebijakan Pendidikan nasional
5. Permintaan yang tinggi akan
tenaga profesional
6. Ketersediaan dana di masyarakat
yang perlu digali untuk dikembangkan
1. Krisis ekonomi yang
berkepanjangan menyebabkan
animo masyarakat berkurang untuk
melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.Jumlah program kelas jauh
maupun jarak jauh perguruan
tinggi dalam maupun luar negeri
semakin meningkat.
2. Keadaan negara yang tidak stabil
menyebabkan calon mahasiswa
yang memilih kuliah ke luar
negeri.
11. 7. Kebutuhan akan komunikasi
dalam bahasa Inggris dan bahasa
Mandarin
8. Kecenderungan masyarakat
bisnis untuk memilih PTS yang
memiliki mahasiswa dan komunitas
bisnis
9. Kerjasama dengan perguruan
tinggi asing
10. Minat masyarakat untuk program
keahlian jangka pendek terus
meningkat.
11. Semakin banyaknya sekolah
menengah berorientasi internasional.
Isu Strategis
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan faktor internal dan adanya peluang dan
ancaman faktor eksternal, maka isu strategis yang dapat diidentifikasi dan
diangkat sebagai problematik yang dihadapi dalam pengembangan Rencana
Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT Tahun 2014 - 2019 adalah :
1. Citra Sekolah Tinggi yang cenderung menurun kurang menunjang
eksistensi serta pengembangan ke depan.
2. Potensi - potensi yang belum mampu dieksplorasi secara optimal untuk
pengembangan.
3. Pengembangan program studi kurang relevan dengan tuntunan dan
kebutuhan masyarakat yang selalu berubah.
4. Pengembangan dan pola pengelolaan belum mencerminkan sinergis semua
potensi yang ada.
5. Teknologi informasi belum sepenuhnya dimanfaatkan dan dikembangkan
untuk menunjang sistem pendidikan.
12. 6. Pengembangan sarana dan prasarana kampus yang belum kondusif
sehingga belum sesuai dengan eksistensi universitas.
Arah dan Langkah Strategi
A. Arah pengembanagan Sekolah Tinggi Tahun 2014 - 2019 mendatang
adalah:
1. Pola pengelolaan akademik akan dikembangkan ke arah desentralisasi
dan pola pengembangan keuangan yang sentralisasi selama ini terus
dipertahankan.
2. Jumlah dan kompetensi dosen akan terus ditingkatkan dan
didayagunakan agar mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
tuntunan dan kebutuhan masyarakat.
3. Lahan dan bangunan kampus terus dikembangkan secara efisien dan
efektif dalam suatu penataan kampus yang modern dan berwawasan
lingkungan dan juga perlu direncanakan pengembangan kampus baru di
luar kampus yang telah ada sekarang.
4. Pengembangan organisasi dan kelembagaan diarahkan untuk
membangun aliansi strategis dan kerjasama kelembagaan dalam rangka
pengembangan Universitas.
5. Pengembangan pendidikan dan manajemen diarahkan untuk
memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan teknologi informasi.
6. Pola pengelolaan Sekolah Tinggi dikembangkan untuk mengeksplorasi
semua potensi secara maksimal, sinergi dan berkelanjutan dalam
pengembangan pendidikan tinggi.
7. Jumlah fakultas dan jumlah program studi yang ada akan terus
ditingkatkan dengan tuntunan dan kebutuhan masyarakat serta
pengembangan ilmu dan teknologi.
B. Sesuai dengan arah pengembangan sekolah tinggi maka langka
strategi yang harus dilaksanakan adalah :
13. 1. Meningkatkan kualitas dan relevansi proses dan hasil pendidikan,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang berbasis pada kualitas
unggulan agar sesuai dan memenuhi kebutuhan masyarakat dan
pembangunan.
2. Meningkatkan kualitas budaya akademi yang kondusif untuk
mengembangkan kreatifitas, produktifitas dan kewirausahaan
dikalangan sivitas akademika dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
3. Meningkatkan kualitas manajemen internal meliputi manajemen
kegiatan akademik, administrasi dan keuangan termasuk komponen
sarana, prasarana dan sumber daya manusia untuk mencapai kinerja dan
etos kerja optimal.
4. Mengembangkan usaha-usaha produktif melalui aktifitas yang terpadu
dalam pola aliansi strategi dan kerjasama kelembagaan untuk menjaga
keseimbangan keserasian seluruh program pengembangan Universitas;
5. Meningkatkan efisiensi penggunaan seluruh sumber daya yang ada
melalui kebijakan resource sharing yang transparan dan akuntabel
menuju dan kemanfaatan bersama.
6. Meningkatkan aksebilitas sumber daya dan aktivitas akademika dalam
satu sistem informasi manajemen yang terpadu dan modern sehingga
dapat melakukan evaluasi diri, pemantauan, auditing akademis maupun
finansial secara komprehensif.
7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan sumber daya manusia
dalam otonomi kampus.
8. Mengembangkan prasarana kampus secara efisiensi dan efektif dalam
suatu tatanan yang integritif dan modern serta berwawasan lingkungan.
Selanjutnya langkah-langkah tersebut dijabarkan dalam Indikator Kinerja
Program yang tertera dalam tabel dibawah ini, untuk nantinya dapat diukur tingkat
keberhasilannya dengan menggunakan tolok ukur tertentu.
14. INDIKATOR KINERJA PROGAM
Program Indikator Kinerja yang akan dicapai (TU) Rencana Kegiatan
1 Penyehatan
Organisasi
A. Pengembangan
Kapasitas
1. Pengelolaan
Organisasi
Terbentuknya struktur organisasi dan tata
kelola yang memenuhi kriteria good
governance (transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, integritas, dan keadilan)
1. Membentuk struktur organisasi yang
tepat bagi STIE IBMT
2. Merancang Standard Operating
Procedure (SOP)
3. Membuat Job Description untuk
masing-masing bagian
2. Sistem
Penjaminan Mutu
1. Memiliki perangkat organisasi dan
dokumen mutu akademik.
2. Terlaksananya audit mutu akademik
secara periodik dan tertib.
3. Penyebaran best practices baik di
dalam maupun luar STIE IBMT
4. Audit internal manajemen bidang
akademik.
1. Pembentukan tim penjaminan mutu
2. Pengembangan instrumen mutu
3. Sosialisasi sistem mutu
4. Melaksanakan sistem penjaminan mutu
5. Evaluasi & pengembangan program
studi
15. 3. Tata Pamong Terbentuknya tata pamong yang
memenuhi kriteria: kredibel, transparan,
akuntabel, bertanggung jawab, dan adil.
1. Merumuskan Statuta STIE IBMT
2. Merumuskan dan mensosialisasikan
Kode Etik Dosen
3. Merumuskan dan mensosialisasikan
Kode Etik Mahasiswa
4. Merumuskan dan
mengimplementasikan SOP Program
Studi.
2 Pengembangan
Otonomi di
bidang keuangan
dana akademik
B. Pengembangan
Struktur
Pendanaan
1. Hibah
Kompetisi
Mampu memperoleh dan mengelola dana
hibah kompetisi minimal 1 Program
Hibah Kompetisi per tahun.
1. Pelatihan tentang menyusun proposal
hibah kompetisi pada staf/dosen
2. Membentuk tim hibah
3. Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan hibah
16. 2. Sistem
Manajemen
Keuangan.
Terintegrasinya sistem pembayaran
keuangan dengan seluruh departemen di
STIE IBMT
1. Analisa kebutuhan sistem keuangan
2. Pembuatan dan implementasi software
3. Pelatihan dan pemeliharaan
C. Pemerataan dan
Perluasan akses
pendidikan
Jumlah
mahasiswa
Meningkatnya jumlah mahasiswa 1. Penambahan jalur masuk dengan tetap
memperhitungkan kualitas,sarana dan
prasarana.
2. Melakukan kerja sama dengan Sekolah
Menengah Atas
3. Pemberian beasiswa bagi calon
mahasiswa berprestasi yang kurang
mampu secara finansial
D. Pengembangan
Mutu dan
Relevansi
Pendidikan.
1. Peningkatan
kualitas SDM
a. Dosen dengan pendidikan S2 = 100 %
b. Komputer literacy Dosen = 90%
c. Beban tenaga dosen = 12
sks/semester.
1. Penugasan studi lanjut
2. Pelatihan komputer bagi dosen
3. Pembebanan mengajar maksimal 12
sks/semester per dosen tetap
17. 2. Peningkatan
sarana dan
prasarana
pendidikan.
a. ratio ruang kuliah/ mahasiswa = 2
m2
/mahasiswa
b. ratio ruang lab/mhs = 9 m2
/mhs.
c. Ratio Ruang Dosen/dosen = 4 m2
d. Bandwith internet = 60Kbps/mhs
1. Menambah ruang kelas
2. Melaksanakan pemeliharaan fasilitas
bangunan
3. Renovasi ruang dosen
4. Renovasi kantin
5. Pembangunan ruang lab.
6. Menambah kuota bandwidth
3. Peningkatan
mutu
lulusan serta
peningkatan
efisiensi dan
efektifitas proses
belajar mengajar.
a. Waktu tunggu lulusan dalam
memperoleh pekerjaan = 1 bulan.
b. Waktu tunggu untuk menciptakan
bisnis = 0 bulan.
c. Kesesuaian program studi dengan
bidang pekerjaan.
d. Tingkat pencapaian skor TOEFL = 550
e. Kepuasan pemakai lulusan.
1. Mengembangkan hubungan kerja sama
dengan industri
2. Melakukan tracer study secara rutin
3. Pelatihan bahasa Inggris bagi
mahasiswa.
E. Pengembangan
Kurikulum
Kurikulum
berbasis
kompetensi dan
keunggulan
1. Pencapaian kurikulum yang efisien
dan berbasis kompetensi, dari 85%
menjadi 95%.
2. Melaksanakan metode pembelajaran
1. Evaluasi & Pengembangan kurikulum;
Silabus
2. Pelatihan yang relevan
3. Sosialisasi dan penerapan
18. karakter Student Centered Learning 65%
menuju 95%.
4. Sistem mutu pembelajaran
5. Evaluasi & Pengembangan Metode
Pembelajaran
3 Pengembangan
Kemahasiswaan
1. Pembinaan
Minat,
Bakat, Penalaran
dan Kesejahteraan
mahasiswa.
a. Sasaran Pembinaan Minat dan
Bakat = 82%
b. Sasaran tahunan pembinaan karakter
kepemimpinan mahasiswa = 90 %
1. Pengembangan unit kegiatan
mahasiswa (UKM)
2. Pembentukan dan pelaksanaan
leadership training
2. Pengembangan
Kelembagaan
Terjalinnya koordinasi yang baik antar
lembaga kemahasiswaan di lingkungan
dalam maupun di luar STIE IBMT.
Pengembangan dan pelatihan aktivis
kemahasiswaan
3. Pengembangan
sarana
1. Terpenuhinya perlengkapan kegiatan
kemahasiswaan seluruh mahasiswa
2. Kepuasan mahasiswa terhadap
fasilitas yang ada
1. Menyediakan ruang dan infrastruktur
lembaga kemahasiswaan (Students
Executive Committee)
2. Penambahan dan pemeliharaan sarana -
sarana STIE IBMT
4. Pendanaan a. Terpenuhinya alokasi anggaran yang 1. Penyediaandanasesuaiuntukkegiatanke
19. sesuai dengan rencana
kegiatan.
b. Akuntabilitas dan transparansi
penggunaan anggaran untuk setiap
kegiatan.
mahasiswaan
2. Perumusan standarpengajuan dan
pertanggungjawaban dan
kemahasiswaan
F. Peran Alumni 1. Aktivitas rutin
Ikatan Alumni
a. Rutinitas kegiatan forum ikatan alumni
di STIE IBMT.
b. Efektivitas media komunikasi alumni
menggunakan jaringan internet.
c. Kelengkapan perangkat administrasi &
dokumen data alumni.
1. Penyediaan ruang beserta infrastruktur
alumni center
2. Melibatkan alumni dalam kegiatan
baik intra-kurikuler maupun
ekstrakurikuler
G. Pengembangan
Pengabdian kepada
masyarakat
1. masyarakat
sebagai
tempat belajar
Optimalisasi interaksi kegiatan
kemahasiswaan dengan masyarakat,
dalam bentuk studi lapangan, pembinaan,
pendampingan dan pemberdayaan dan
kegiatan sosial
1. Peningkatan komunikasi dengan
masyarakat sekitar kampus
2. Meningkatkan intensitas dan jumlah
kegiatan pengabdian masyarakat yang
disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat
3. Mengkampanyekan pengembangan
masyarakat mandiri berdasarkan
20. potensi lokal
2. masyarakat
sebagai sumber
pendanaan
a. Terbentuknya jaringan kerja sama
dengan beberapa unit Usaha Mikro Kecil
Menengah, perusahaan maupun instansi
pemerintahan.
b. Optimalisasi program community
development bagi masyarakat oleh STIE
IBMT
Meningkatkan kegiatan pemberdayaan
Usaha Mikro Kecil Menengah
4 Pengembangaan
Kerjasama
Institutional
1. kolaborasi/
internasionalisasi
1. Peningkatan kerjasama dalam negeri
(kabupaten /kotamadya /kota).
2. Peningkatan kerjasama luar negeri
3. Internal dan eksternal Resources
sharing.
4. Benchmarking dengan institusi
dalam dan luar negeri.
5. Standar kompetensi internasional
1. Menemukan pihak terkait Menjalin
komunikasi
2. Menyusun proposal kerjasama
3. Menjalin kerjasama dimulai dengan
penandatanganan MOU
4. Melaksanakan kesepakatan yang
tertera dalam MOU
5 Penunjang
Penyelenggaraan
21. Program Studi
H. Penunjang
penyelenggaraan
1. Tertib
administrasi dan
peningkatan mutu
layanan.
Mutu layanan semakin baik dan cepat Mengadakan pelatihan pengembangan
SDM di bidang administrasi dan layanan
akademik
2. Peningkatan
SDM
Kualitas SDM naik Penyusunan Instrumen Manajemen SDM:
a. Deskripsi Jabatan
b. Evaluasi kinerja
3. Kesejahteraan 1. Disiplin kerja meningkat
2. Meningkatnya kesejahteraan dosen
dan karyawan.
1. Mengembangkan sistem kompensasi
berbasis kinerja
2. Mengembangkan sistem prosedur
rekrutmen yang sesuai dengan
kebutuhan dan kompetensi
3. Terbentuknya perencanaan karir bagi
tenaga kependidikan
4. Prosedur pendidikan dan pelatihan,
jumlah dan kompetensi yang
22. dibutuhkan
4. Anggaran dan
aset
a. Data aset lengkap
b. Mekanisme penganggaran lebih
akuntabel
1. Inventarisasi aset secara berkala
2. Proses pelaporan keuangan sesuai
dengan SOP
5. Sarana dan
Prasarana
a. Kenyamanan, Keselamatan dan
Kepuasan kerja (K3)
b. Efektivitas dan efisiensi kerja.
1. Perencanaan dan pelaksanaan K3
2. Tersedianya jaminan sosial tenaga kerja
23. Penutup
Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT 2014 – 2019 ini merupakan
landasan penyusunan Rencana Operasional lima tahunan sekolah tinggi dan unit-unit
dibawahnya. Keberadaannya mengakibatkan perlunya penyelarasan terhadap semua rencana
yang belum sesuai dengan Renstra ini.
Agar pelaksanaan Renstra ini berjalan lancar, diperlukan dukungan dan komitmen dari
berbagai pihak terkait. Kegiatan interaksi dan saling belajar dari semua pihak dalam Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT harus bersinergi dalam menghadapi tantangan bersama terhadap
lembaga, agar institusi kita tetap eksis, semakin maju dan lebih berperan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Dalam hal terjadinya perubahan terhadap lingkungan strategis yang tidak terantisipasi
sebelumnya sehingga Renstra ini akan sangat sulit dilaksanakan, maka atas inisiatif pimpinan
sekolah tinggi dapat dilakukan perubahan.
Rencana Strategi (Renstra) STIE IBMT 2014 – 2019 ini akan dijabarkan lebih lanjut
dalam Rencana Operasional (Renop) Lima Tahunan 2014 - 2019, yang akan dilengkapi dengan
indikator, capaian, strategi, rencana pengembangan, pelaksanaan, program kerja dan aktivitas di
masing-masing unit.