Fermentasi Limbah Rumah Tangga NGAPAK MANDIRIKen Kebumen
FERMENTASI KOMPOS NGAPAK MANDIRI
PROGRAM UNGGULAN PAGUYUBAN NGAPAK DALAM MENYELAMATKAN LINGKUNGAN BERUPA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK TEKNIK MODERN
Pengolahan Sampah Organik Dengan Teknologi Modern/ Fermentasi
Sampah Organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting.
Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos)
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti, Sisa makanan dan sayuran, ampas teh dan kopi, bunga, dagingm ikan, cangkang telur, Roti, daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.
Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik
Masyarakat biasanya masih mernggunakan metode pembuatan kompos dengan cara lama, dengan cara yang dianggp JOROK oleh sebagian masyarakat karena harus menggunakan bahan bahan yg kotor, misalnya penggunaan cacing dan kotoran hewan.
Namun kini Organisasi PAGUYUBAN NGAPAK akan menggunakan Metode yang Modern yang akan menjadi kebiasaan baru dan teknologi baru yang tentunya sangat mudah, Murah, tidak mendatangkan Kecoa, Lalat,Tikus dan sangat bersih Tanpa Alat yang mahal, Tidak Berbahaya dan Hanya membutuhkan 30 Detik Untuk Melakukan. dan di diamkan selama 2 Minggu maka akan menjadi KOmpos Organik.
Adapun jenis Sampah Organik yang tidak bisa di kopos menggunakan Fermentasi adalah, Kotoran Binatang, Popok bayi dan Pembalut, Tulang Besar, Makanan Berkuah, Daging Busuk dan tanaman yang mengandung penyakit.
Estimasi dan prospek PENGOLAHAN SAMPAK ORGANIK NGAPAK MANDIRI Di Lingkungan dan melibatkan 200 warga.
Setiap keluarga menghasilkan 1 kg sampah organik per hari. berarti sebulan mendapatkan 30 kg.
30 kg dikalikan 200 maka menghasilkan 6000 kg Per Bulan.
Harga Kompos Organik Rp 2000/ kg
Maka Penghasilan Kita Perbulan 6000 X 2000 = 12.000.000
Dari sampah yang tidak berguna bahkan menjijikan kita sulap menjadi Hal yang bermanfaat untuk lingkungan dan menhasilkan sisi ekonomi yang lumayan.
Kegiatan Ini Real dan bisa dilakukan siapa saja dan kapan saja dimana berada. Hasil kompos sudah ada pembelinya, Jadi jangan takut tentang pemasarannya.
Fermentasi Limbah Rumah Tangga NGAPAK MANDIRIKen Kebumen
FERMENTASI KOMPOS NGAPAK MANDIRI
PROGRAM UNGGULAN PAGUYUBAN NGAPAK DALAM MENYELAMATKAN LINGKUNGAN BERUPA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK TEKNIK MODERN
Pengolahan Sampah Organik Dengan Teknologi Modern/ Fermentasi
Sampah Organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting.
Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos)
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti, Sisa makanan dan sayuran, ampas teh dan kopi, bunga, dagingm ikan, cangkang telur, Roti, daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.
Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik
Masyarakat biasanya masih mernggunakan metode pembuatan kompos dengan cara lama, dengan cara yang dianggp JOROK oleh sebagian masyarakat karena harus menggunakan bahan bahan yg kotor, misalnya penggunaan cacing dan kotoran hewan.
Namun kini Organisasi PAGUYUBAN NGAPAK akan menggunakan Metode yang Modern yang akan menjadi kebiasaan baru dan teknologi baru yang tentunya sangat mudah, Murah, tidak mendatangkan Kecoa, Lalat,Tikus dan sangat bersih Tanpa Alat yang mahal, Tidak Berbahaya dan Hanya membutuhkan 30 Detik Untuk Melakukan. dan di diamkan selama 2 Minggu maka akan menjadi KOmpos Organik.
Adapun jenis Sampah Organik yang tidak bisa di kopos menggunakan Fermentasi adalah, Kotoran Binatang, Popok bayi dan Pembalut, Tulang Besar, Makanan Berkuah, Daging Busuk dan tanaman yang mengandung penyakit.
Estimasi dan prospek PENGOLAHAN SAMPAK ORGANIK NGAPAK MANDIRI Di Lingkungan dan melibatkan 200 warga.
Setiap keluarga menghasilkan 1 kg sampah organik per hari. berarti sebulan mendapatkan 30 kg.
30 kg dikalikan 200 maka menghasilkan 6000 kg Per Bulan.
Harga Kompos Organik Rp 2000/ kg
Maka Penghasilan Kita Perbulan 6000 X 2000 = 12.000.000
Dari sampah yang tidak berguna bahkan menjijikan kita sulap menjadi Hal yang bermanfaat untuk lingkungan dan menhasilkan sisi ekonomi yang lumayan.
Kegiatan Ini Real dan bisa dilakukan siapa saja dan kapan saja dimana berada. Hasil kompos sudah ada pembelinya, Jadi jangan takut tentang pemasarannya.
MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP MEGALABINOVASI
1. Dapat mengatasi persoalan sampah organik yang apabila tidak dicarikan solusi yang tepat maka akan menjadi beban bagi para pelaku usaha baik itu perusahaan, instansi dan juga bagi lingkungan sekitar.
2. Keberadaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep MEGALABINOVASI ini sangat ramah terhadap lingkungan, dikarenakan tidak menimbulkan bau, sehingga dapat di install pada lokasi yang berdekatan dengan warga.
3. Unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat unik dan bermanfaat, sehingga dapat menumbuhkan citra yang positif bagi warga sebagai komunitas pecinta lingkungan.
4. Beban pemeliharaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat ringan, maka secara jangka panjang akan memberikan penghematan beban pengolahan sampah yang cukup signifikan.
5. Konsep ini tidak mengandung unsur kimia dalam proses pengolahannya.
6. Proses yang dihasilkan berupa biogas bertekanan rendah, sehingga sangat aman di gunakan.
7. Desain dari unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini dirancang secara customized sesuai citra yang diharapkan sehingga tidak terkesan sebagai tempat pengolahan sampah.
PRINSIP KERJA BIODIGESTER DENGAN KONSEP
Memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang akan menghasilkan gas methana (CH4)
Gas methana yang dihasilkan bisa mencapai hingga 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor, sisanya didominasi oleh CO2
Bakteri methanogen bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (an aerob), sehingga proses ini bisa disebut pencernaan an aerob (an aerob digestion)
Bakteri methanogen akan secara natural berada dalam sampah yang yang mengandung bahan organik, seperti kotoran ternak, manusia dan sampah organik
Proses Pemasukan Sampah Organik Kedalam Biodigester MEGALABINOVASI
Sampah organik dimasukan kedalam lubang input digester
Tambahkan air secukupnya untuk membersihkan lubang input
Kocoklah digester setiap hari untuk meningkatkan kinerja bakteri pengurai
Dilakukan setiap hari dengan jumlah yang disesuaikan
Hindari pemasukan sampah anorganik kedalam digester
Pengelolaan Pupuk Cair Organik
Limbah cair biogas (slurry) akan keluar dari lubang output digester dengan sendirinya, disaat pemasukan sampah organik kedalam lubang input
Slurry ditampung kedalam drum penampung dibiarkan beberapa minggu sebelum digunakan
Slurry atau pupuk cair organik ini akan berbeda kandungan nutrisinya, tergantung dari sampah organik yang dimasukan
Biogas sama dengan sumber energi alternatif, maka asumsinya adalah 1m3 biogas setara dengan :
0,4 Kg LPG
0,52 Lt solar
0,62 Lt minyak tanah
4,7 KWH listrik
3,5 Kg kayu bakar
Asupan sampah 500 Kg/ha ri
Kapasitas Biodigester 54 m3
Produksi biogas perhari ± 12,5 m atau setara 10 Lt Bensin (kondisional
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Rizki Gumilar
Pada dasarnya penempatan pengelolaan sampah harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang berkenaan dengan tata ruang. Namun dalam pelaksanaannya di TPA Pasirbajing sendiri masih jauh dari konsep tata ruang yang ideal, artinya dari segi tempat yang dikatakan telah masuk kategori sesuai dengan tempat pembuangan akhir yakni jauh dari sumber mata air, jauh dari sungai, jauh dari pemukiman namun sebenarnya jika meruntut pada teknis operasional pengelolaan sampah sendiri banyak hal yang mesti dibenahi dan diperbaiki mulai dari sarana yang menjadi unsur utama dalam pengelolaan sampah seperti lahan yang tidak akan mencemari lingkungan, kemudian peralatan yang mendukung dalam operasional pengolahan sampah seperti alat berat, drainase, saluran lindi, pipa ventilasi pengaman gas dan lain sebagainya. Namun memang jika permasalahan-permasalahan yang timbul juga akibat kurangnya pendanaan dari pemerintah maka perlu dicermati hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama terlebih unsur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan, unsur tata ruang, dinas kebersihan, lingkungan hidup dan semua unsur yang ikut terlibat dalam pengelolaan tata ruang yang ada di Kabupaten Garut, karena ini semua tak lebih untuk kepentingan dan kebaikan kita bersama.
Az egészségügyben a nem reklámozható termékek promotálásához készített komplex direkt marketing kampányról megtartott előadásom a ,,Marketing, public relations és reklám az egészségügyben'' XV. Országos Konferencia - 2012. február 16-17.
Empátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekébenErzsébet Katona
Az óbudai Ágoston Művészeti Óvoda, a Vackor Óvoda, a Százszorszép Óvoda meghívására tartottam előadást a különleges gyermekek szüleik és a óvoda harmonikusabb kapcsolata érdekében az együttnevelésről, és az óvónők kiégésének megelőzési lehetőségeiről.
„Az empátia nyelve az óvodában” című előadásomat közel 50 szlovákiai magyar óvónő hallgatta meg az Országos Óvodapedagógiai Konferencia Galántán, a Szlovákiai Magyar Pedagógusok Szövetsége Óvodapedagógusok Országos Társulása szervezésében, 2012. november 8-9-én.
A Növekvő Hold Alapítvány felkérésére megtartott "Empátiával a fogyatékos gyermekek szülei és az óvoda (intézmény) közötti kapcsolattartás érdekében" előadás anyaga.
2013. április 30. Mocorgó Óvoda, Budapest, X. kerület.
MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP MEGALABINOVASI
1. Dapat mengatasi persoalan sampah organik yang apabila tidak dicarikan solusi yang tepat maka akan menjadi beban bagi para pelaku usaha baik itu perusahaan, instansi dan juga bagi lingkungan sekitar.
2. Keberadaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep MEGALABINOVASI ini sangat ramah terhadap lingkungan, dikarenakan tidak menimbulkan bau, sehingga dapat di install pada lokasi yang berdekatan dengan warga.
3. Unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat unik dan bermanfaat, sehingga dapat menumbuhkan citra yang positif bagi warga sebagai komunitas pecinta lingkungan.
4. Beban pemeliharaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat ringan, maka secara jangka panjang akan memberikan penghematan beban pengolahan sampah yang cukup signifikan.
5. Konsep ini tidak mengandung unsur kimia dalam proses pengolahannya.
6. Proses yang dihasilkan berupa biogas bertekanan rendah, sehingga sangat aman di gunakan.
7. Desain dari unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini dirancang secara customized sesuai citra yang diharapkan sehingga tidak terkesan sebagai tempat pengolahan sampah.
PRINSIP KERJA BIODIGESTER DENGAN KONSEP
Memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang akan menghasilkan gas methana (CH4)
Gas methana yang dihasilkan bisa mencapai hingga 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor, sisanya didominasi oleh CO2
Bakteri methanogen bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (an aerob), sehingga proses ini bisa disebut pencernaan an aerob (an aerob digestion)
Bakteri methanogen akan secara natural berada dalam sampah yang yang mengandung bahan organik, seperti kotoran ternak, manusia dan sampah organik
Proses Pemasukan Sampah Organik Kedalam Biodigester MEGALABINOVASI
Sampah organik dimasukan kedalam lubang input digester
Tambahkan air secukupnya untuk membersihkan lubang input
Kocoklah digester setiap hari untuk meningkatkan kinerja bakteri pengurai
Dilakukan setiap hari dengan jumlah yang disesuaikan
Hindari pemasukan sampah anorganik kedalam digester
Pengelolaan Pupuk Cair Organik
Limbah cair biogas (slurry) akan keluar dari lubang output digester dengan sendirinya, disaat pemasukan sampah organik kedalam lubang input
Slurry ditampung kedalam drum penampung dibiarkan beberapa minggu sebelum digunakan
Slurry atau pupuk cair organik ini akan berbeda kandungan nutrisinya, tergantung dari sampah organik yang dimasukan
Biogas sama dengan sumber energi alternatif, maka asumsinya adalah 1m3 biogas setara dengan :
0,4 Kg LPG
0,52 Lt solar
0,62 Lt minyak tanah
4,7 KWH listrik
3,5 Kg kayu bakar
Asupan sampah 500 Kg/ha ri
Kapasitas Biodigester 54 m3
Produksi biogas perhari ± 12,5 m atau setara 10 Lt Bensin (kondisional
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Rizki Gumilar
Pada dasarnya penempatan pengelolaan sampah harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang berkenaan dengan tata ruang. Namun dalam pelaksanaannya di TPA Pasirbajing sendiri masih jauh dari konsep tata ruang yang ideal, artinya dari segi tempat yang dikatakan telah masuk kategori sesuai dengan tempat pembuangan akhir yakni jauh dari sumber mata air, jauh dari sungai, jauh dari pemukiman namun sebenarnya jika meruntut pada teknis operasional pengelolaan sampah sendiri banyak hal yang mesti dibenahi dan diperbaiki mulai dari sarana yang menjadi unsur utama dalam pengelolaan sampah seperti lahan yang tidak akan mencemari lingkungan, kemudian peralatan yang mendukung dalam operasional pengolahan sampah seperti alat berat, drainase, saluran lindi, pipa ventilasi pengaman gas dan lain sebagainya. Namun memang jika permasalahan-permasalahan yang timbul juga akibat kurangnya pendanaan dari pemerintah maka perlu dicermati hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama terlebih unsur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan, unsur tata ruang, dinas kebersihan, lingkungan hidup dan semua unsur yang ikut terlibat dalam pengelolaan tata ruang yang ada di Kabupaten Garut, karena ini semua tak lebih untuk kepentingan dan kebaikan kita bersama.
Az egészségügyben a nem reklámozható termékek promotálásához készített komplex direkt marketing kampányról megtartott előadásom a ,,Marketing, public relations és reklám az egészségügyben'' XV. Országos Konferencia - 2012. február 16-17.
Empátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekébenErzsébet Katona
Az óbudai Ágoston Művészeti Óvoda, a Vackor Óvoda, a Százszorszép Óvoda meghívására tartottam előadást a különleges gyermekek szüleik és a óvoda harmonikusabb kapcsolata érdekében az együttnevelésről, és az óvónők kiégésének megelőzési lehetőségeiről.
„Az empátia nyelve az óvodában” című előadásomat közel 50 szlovákiai magyar óvónő hallgatta meg az Országos Óvodapedagógiai Konferencia Galántán, a Szlovákiai Magyar Pedagógusok Szövetsége Óvodapedagógusok Országos Társulása szervezésében, 2012. november 8-9-én.
A Növekvő Hold Alapítvány felkérésére megtartott "Empátiával a fogyatékos gyermekek szülei és az óvoda (intézmény) közötti kapcsolattartás érdekében" előadás anyaga.
2013. április 30. Mocorgó Óvoda, Budapest, X. kerület.
Materi ini adalah tugas dari mata kuliah aset bangunan dan lingkungan, dimana kita dapat lebih mengetahui tentang cara pengelolaan sampah yang baik dan benar, serta jenis jenis sampah yang lazim pada umumnya
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...Oswar Mungkasa
Bahan presentasi disajikan oleh Iswanto dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Abstrak
Ibu rumah tangga dan remaja putri yang banyak beraktivitas di dapur banyak menghasilkan sampah dapur setiap harinya, terutama sampah organik dapur. Peran serta mereka dalam mengelola sampah dapurnya akan sangat bermanfaat bagi lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan pengolahan sampah dapur dengan teknologi sederhana dan ramah lingkungan sehingga bernilai ekonomi dan berdaya guna tersebut dilakukan .
Metode kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan pelatihan kepada ibu-ibu dan remaja putri di lokasi kegiatan, yaitu di Pedukuha Jogotirto, Desa Krasakan, Kecamatan Berbah, Sleman. Teknis pengolahan sampah organik dapur yaitu dengan membuatnya menjadi kompos dengan menggunakan 2 buah gentong tanah liat yang digunakan secara bergantian. Sampah anorganik dapur dipilah-pilah menjadi sampah plastik, kertas, dan kaleng yang setelah terkumpul kemudian diiberikan kepada pemulung yang datang atau dipakai ulang. Setiap bulan selama 3 bulan dilakukan monitoring untuk memantau pelaksanaan pengolahan sampah oleh para peserta pelatihan, dan setelah 3 bulan dilakukan pemanenan kompos.
SAMPAH ORGANIK DAN MANFAATNYA BAGI MANUSIASutiahHanuji
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa organisme makhluk hidup baik manusia, hewan, serta tumbuhan.
Sampah organik sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun contoh yang termasuk sampah organik adalah sisa sayur dan buah, kotoran hewan hingga daun kering.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi sampah yaitu sebagai suatu barang yang dibuang karena sudah tidak terpakai lagi atau sisa dari kegiatan manusia. Sedangkan, maksud dari organik adalah suatu zat yang berasal dari makhluk hidup.
Berdasarkan asalnya, sampah terbagi menjadi 2 yaitu sampah organik dan anorganik. Dalam artikel ini, kita akan membahas penjelasan dari sampah organik, jenis, contoh, hingga cara mengolahnya.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
1. Ratio Kontribusi Pengurangan Sampah
Ada dua bagian besar dalam pengelolaan sampah, yaitu pengurangan sampah dan penanganan
sampah. Pemerintah berharap warga dapat berpartisipasi aktif dalam pengeloalan sampah salah
satunya dengan melakukan pengurangan sampah yang mencakup tiga hal yaitu reduce, reuse, dan
recycle.
Ratio kontribusi pengurangan sampah dapat dihitung dengan rumus:
( )
100% = sempurna
80% - 99% = sangat baik
60% - 79% = baik
40% - 59% = cukup
20% - 39% = kurang
<20% = sangat kurang
Saat ini, mayoritas sampah rumah tangga adalah sampah organik, persentasenya rata-rata 50%
sampai 70%. Pada dasarnya semua sampah organik dapat dengan mudah dikembalikan ke alam
menjadi kompos, dengan gradasi waktu yang berbeda-beda. Sehingga ada yang memilih untuk tidak
mengkompos bahan-bahan seperti tulang, daging, dan biji buah-buahan yang keras seperti biji salak.
Namun dengan asumsi 50% sampah organik dapat dibuat menjadi kompos, artinya setiap rumah
mampu mengurangi sampahnya sebanyak 50% per hari.
Saya telah melakukan penelitian sederhana di beberapa rumah dengan data sbb:
Tanggal
Rumah 1 (3 orang) Rumah 2 (9 orang)
TOTAL
Organik Anorganik Subtotal Organik Anorganik Subtotal
1 April ‘16 0,3 0,3 3,15 3,15 3,45
2 April ‘16 0,45 0,15 0,6 3,75 3,75 4,35
3 April ‘16 0 0,3 0,3 2,9 2,9 3,2
4 April ‘16 0,5 0,2 0,7 3,9 1,15 5,05 5,75
5 April ‘16 0,25 0,4 0,65 4,05 4,05 4,7
6 April ‘16 0,2 0,15 0,35 4,25 4,25 4,6
7 April ‘16 0 0,1 0,1 2,05 2,05 2,15
8 April ‘16 0,45 0,45 2,45 2,45 2,9
9 April ‘16 0,7 0,5 1,2 3,4 2,2 5,6 6,8
TOTAL 2,85 1,8 4,65 29,9 3,35 33,25 37,9
*) satuan kg.
Kedua sampel telah melakukan proses pengurangan kompos dengan menggunakan metode
komposter. Sampel rumah 1 memproses seluruh sampah organiknya menjadi kompos. Sementara
sampel rumah 2, dari 29,9 kg hanya 22,6 kg saja yang dijadikan kompos.
2. Jika menggunakan kedua sampel tersebut, ratio pengurangan sampah di kedua rumah tersebut
menjadi:
( )
( )
Kedua sampel tersebut termasuk dalam kategori baik dalam berkontribusi mengurangi sampah
dengan cara recycle.
Idealnya setiap rumah tangga melakukan proses komposting. Dengan asumsi semua sampah organik
diproses menjadi kompos, artinya setiap rumah tangga dapat mengurangi setidak-tidaknya 50%-60%
sampahnya. Itu kondisi paling ideal.
Kendala Praktis
Mengolah sampah organik membutuhkan komitmen, terutama komitmen waktu. Sebelum
mengolah sampah menjadi kompos, sampah yang dihasilkan sebaiknya dicacah. Artinya butuh waktu
untuk mencacah. Setelah itu, sampah dimasukkan ke komposter. Setelah kompos matang, kompos
dikeluarkan dan diangin-anginkan sebelum kemudian digunakan. Saya katakan komitmen waktu
karena ada begitu banyak hal lain yang harus dilakukan selain waktu untuk mengolah sampah
menjadi kompos. Terutama “investasi” waktu untuk memanen kompos.
Meskipun seseorang peduli dan ingin, kendala praktis untuk berkomitmen menyediakan waktu perlu
lebih dari sekedar peduli dan ingin. Butuh niat dan idealisme. Pertanyaannya, berapa banyak orang
yang punya komitmen untuk melakukan hal tersebut? Kalau hanya ada, pasti ada. Tapi berapa
banyak?
Terkait komitmen waktu, saya sering menggunakan analogi mengenai budaya makan praktis
(instan). Contoh, kita tahu masyarakat perkotaan kebanyakan hanya punya sedikit waktu untuk
menyediakan sarapan di rumah. Bagi yang masih bersedia menyediakan makan di rumah, pilihan
sarapan praktis merupakan solusi. Makanan instan yang bisa siap sedia <5 menit. Sementara
sebagian lain memilih untuk membeli makanan jadi untuk sarapan. Bagaimana dengan mengolah
sampah? Prioritas makan, bagaimana pun pasti lebih tinggi daripada mengurus sampah. Jika untuk
prioritas tinggi saja, dibuat sederhana dan praktis, maka secara umum orang akan memilih
mengabaikan sampah bila itu menyulitkan.
Waktu
Secara alami memang semua bahan organik akan menjadi kompos secara otomatis dalam waktu 100
hari. Namun yang diharapkan adalah waktu proses yang lebih cepat. Apalagi bila sampah organik
yang dihasilkan per hari jumlahnya besar. Semakin lama proses pengomposan, semakin besar area
yang diperlukan untuk menumpuk sampah.
3. Untuk kasus sampah rumah tangga dari rumah, ada dua kendala terkait waktu. Pertama bahwa
sampah yang dihasilkan per hari hanya sekitar 0,5 kg per orang. Untuk membuat kompos, perlu
jumlah tertentu agar kompos bisa matang. Ada yang mengakali dengan mencampur dengan kompos
yang sudah jadi agar jumlahnya memenuhi kuota. Tetapi bila belum ada kompos, maka butuh
beberapa hari untuk mengumpulkan bahan baku kompos.
Bau dan Belatung
Idealnya, jika sampah yang diolah semua adalah bahan dari sayur dan buah, proses pembuatan
kompos tidak menimbulkan bau. Tetapi jika ada bahan yang mengandung protein hewani tinggi,
maka proses tersebut akan bau. Bahan apapun yang diolah, biasanya akan ada belatung, baik
belatung besar maupun belatung kecil. Tidak semua orang bersedia berkorban untuk “memelihara”
belatung. Memang, ketika suhu mulai tinggi, belatung akan mati perlahan. Tetapi pada masa antara,
pasti akan ada belatung.
Halaman
Tidak semua rumah punya halaman. Terlebih masyarakat perkotaan saat ini mulai bergeser
pemukimannya ke perumahan vertikal. Jika masyarakat perkotaan yang tinggal di apartemen atau
rumah susun dengan luas antara 18 m2
sampai 33 m2
, masih harus berbagi ruang dengan sebuah
komposter ber-“bau” dan ber-“belatung”
Solusi harus Praktis
Kesadaran memang penting dan perlu. Adanya kesadaran yang tinggi mendukung upaya pengelolaan
sampah menjadi lebih mudah. Namun sadar atau tidak sadar, mungkin harus dipisahkan dari
kesediaan untuk mengolah sampah. Perlu ada solusi di mana urusan pengolahan sampah harus
menjadi sebuah jasa service. Terutama bagi orang-orang yang minim waktu.
Paradigma pengelolaan sampah yang berlaku selama ini adalah paradigma kumpul-angkut-buang. Ini
tercermin dalam pola pelayanan dalam pengelolaan sampah, yang menitikberatkan pada
pemindahan sampah ari satu tempat ke tempat lain. Dari tempat timbulan sampah menuju ke
Tempat Pembuangan Akhir. Meskipun regulasi mulai menggeser paradigma “buang” menjadi
“proses” tapi hal tersebut belum dicerna oleh sistem yang ada saat ini. Sehingga Tempat
Pemrosesan Akhir Sampah masih diperlakukan sebagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
Paradigma ini perlahan-lahan harus didukung dnegan perubahan infrastruktur yang menunjang
perubahan paradigma tersebut, misalnya mengubah TPA yang “open dumping” menjadi “sanitary
landfill”.
0o0o0
Sakura Pringgohardjoso
Email : sakura.pringgohardjoso@gmail.com