Pulau Wetar adalah pulau terluar di Maluku yang memiliki luas 2,622 km persegi. Pulau ini terletak di antara perairan Banda, selat Wetar, Pulau Timor, dan Flores. Penduduknya sekitar 8,000 jiwa yang kebanyakan bekerja sebagai nelayan, petani, dan PNS. Pulau ini memiliki potensi pariwisata, tambang, dan ekosistem mangrove dan terumbu karang yang kaya. Akses ke pulau ini dapat dilakukan
Penggunaan peralatan tahan gempa pada prinsipnya berfungsi untuk menyerap energi gempa yang dipikul oleh elemen-elemen struktur. Sehingga, struktur bangunan menjadi lebih elastis dan terhindar dari kerusakan gempa yang parah.
Adapun alat peredam gempa antara lain :
1. Bantalan karet tahan gempa (seismic bearing)
2. Lock Up Device (LUD)
3. Fluid Viscous Damper (FVD)
4. High Damping Device (HIDAM)
5. dan lainnya
Penggunaan peralatan tahan gempa pada prinsipnya berfungsi untuk menyerap energi gempa yang dipikul oleh elemen-elemen struktur. Sehingga, struktur bangunan menjadi lebih elastis dan terhindar dari kerusakan gempa yang parah.
Adapun alat peredam gempa antara lain :
1. Bantalan karet tahan gempa (seismic bearing)
2. Lock Up Device (LUD)
3. Fluid Viscous Damper (FVD)
4. High Damping Device (HIDAM)
5. dan lainnya
Indonesia is one of the developing countries that have an abundance of wealth at the start of the language, culture, and tourism. nature in Indonesia is still virgin nature because there are plenty of charming beauty.
Indonesia is one of the developing countries that have an abundance of wealth at the start of the language, culture, and tourism. nature in Indonesia is still virgin nature because there are plenty of charming beauty.
Sebuah pengantar bagi yang ingin mengenal ArcMap, sebuah software berbasis GIS yang sangat baik dalam membantu proses perencanaan maupun penentuan suatu kebijakan.
Paket Wisata Gabungan atau Open Trip Pulau Harapan selama 2 hari 1 malam. anda akan mendapatkan pengalaman berkesan selama berjalanannya paket wisata gabungan atau open trip. Aktivitas utama adalah melompat dari satu pulau ke pulau lainnya atau Hopping Island, dan melakukan aktivitas seru dibawah permukaan laut (underwater) dengan Snorkeling berikut perlengkapannya yang cukup memadai dan aman.
Pedoman RIPPDA beserta Lampiran A, B dan C berasal dari Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, yang berhasil penulis ‘selamatkan’, dari diubah dari format cetakan menjadi format tulisan. Karena itu pada beberapa tempat masih akan didapat kesalahan akibat proses pengubahan.
Sementara Lampiran D dan seterusnya, bersumber dari pengalaman mengerjakan berbagai kegiatan pengembangan kepariwisataan. Dari pengalaman tersebut penulis memperoleh sejumlah tulisan yang cukup berharga untuk sekedar disimpan di dalam laptop. Dengan niat untuk turut menyebar luaskan ilmu terkait kepariwisataan, maka kumpulan tulisan tersebut kami hadirkan bersama buku pedoman tersebut, sebagai Lampiran D dan seterusnya.
Tulisan pada Lampiran D dan seterusnya tersebut berasal dari berbagai sumber, yang ‘sayangnya’ sebagian besar tidak tercatat dengan baik. Karena itu, penggunaannya disarankan tidak untuk dijadikan rujukan/referensi ilmiah, di mana dalam lingkungan akademis, keabsahan rujukan/referensi merupakan suatu keharusan. Tulisan ini hanyalah sekedar penambah wawasan tentang kepariwisataan, serta membuka jalan bagi pencarian lebih lanjut rujukan/referensi dari aspek yang dibahas dalam kumpulan tulisan ini. Kepada pihak-pihak yang merupakan sumber dari tulisan tersebut, yang kebetulan tidak kami catat, kami hanya dapat berharap kiranya Allah jualah yang dapat membalas amal shalih tersebut dengan pahala yang mengalir tidak putus-putus, selama ilmu tersebut masih dapat dimanfaatkan. Sedangkan beberapa pihak yang ‘kebetulan’ terekam, dan dapat kami cantumkan dalam kumpulan tulisan ini, antara lain dari UGM, selain adanya balasan dari Allah tersebut, kami juga menghaturkan banyak terima kasih.
Tentang perburuan ikan hiu di Kepuluan Kangean yang masuk wilayah Provinsi Jawa Timur. Berjarak kurang lebih 100 km dari Pulau Bali. Di Kep. Kangean bermukim beberapa suku, salah satunya Suku Mandar. Meski jauh dari negeri asal dan sudah beberapa generasi, Suku Mandar di Kep. Kangean masih mempraktekkan beberapa bentuk kebudayaan Mandar. Selain berbahasa Mandar juga kebudayaan baharinya. Salah satu jenis perahu pakur yang punah di Mandar masih bisa ditemukan di Kep. Kangean.
Pendahuluan Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten ...Andi Mahardika
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia baik dari segi luas wilayah maupun jumlah pulaunya (17.480 pulau), dengan garis pantai terpanjang ke empat (95.150 km) setelah Kanada, USA dan Rusia Federasi. Berdasarkan konvensi PBB tahun 1982, tentang hukum laut, wilayah laut yang dapat dimanfaatkan seluas 5,8 juta km2 (3,1 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif) (Lukito, 2009).
Ikan adalah salah satu bentuk sumberdaya alam yang bersifat renewable atau mempunyai sifat dapat pulih / dapat memperbaharui diri. Sumberdaya ikan pada umumnya mempunyai sifat open access dan common property yang artinya pemanfaatan bersifat terbuka oleh siapa saja dan kepemilikannya bersifat umum.
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan. Dalam statistik perikanan yang dimaksud dengan perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan serta pasca panen ikan (Dinas Perikanan Dan Kelautan Propinsi Jawa Timur, 2004).
Upaya memanfaatkan sumberdaya perikanan laut secara optimal dan lestari, merupakan tuntutan yang sangat mendesak bagi kemakmuran rakyat, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat,memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta peningkatan ekspor untuk menghasilkan devisa Negara (Yahya, 2009).
Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun, atau 7,5 persen dari total potensi lestari ikan laut dunia. Saat ini tingkat pemanfaatan ikan Indonesia baru mencapai 4,4 juta ton per tahun. Dua tahun lalu Indonesia berhasil membukukan jumlah ikan tangkapan sebesar 6,4 juta ton ikan, yang diprediksi akan naik menjadi 9 juta ton pada tahun 2008 (Tokoh Indonesia.Com, 2009 ).
Propinsi Jawa Timur mempunyai luas perairan 208.138 km2 meliputi Selat Madura, Laut Jawa, Selat Bali dan Samudera Indonesia dengan panjang garis pantai 1.600 km, merupakan salah satu sentra kegiatan ekonomi yang menghubungkan Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Di sepanjang pantainya dapat dijumpai beragam sumberdaya alam mulai dari hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, hutan, migas, sumberdaya mineral. Dengan luas laut 142.560 km2, termasuk Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), memiliki panjang garis pantai lebih kurang 800 km, menyimpan sumber daya alam laut yang melimpah. Di sektor perikanan tangkapan, Jawa Timur memiliki potensi sebesar 1,7 juta ton per tahun. Potensi lestari 804.612,8 ton per tahun, tapi baru dimanfaatkan 453.034,05 ton per tahun atau 56,30% saja dari potensi yang ada. Total tangkapan itu sebagian besar (sekitar 87,98%) diperoleh dari usaha penangkapan di kawasan pantai utara, sisanya (12,12%) didapat dari penangkapan di pantai selatan (Lukito, 2009).
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
presentasi ini berisi sebagian informasi mengenai lingkungan khususnya di kepulauan indonesia. terdapat banyak sekali potensi yang dapat di hasilkan oleh kaum pribumi untuk keberlangsungan kehidupan dalam hal perekonomian warga sekitar, sekaligus membiasakan hidup dengan menghormati alam sekitar supaya tidak tercemar dan tetap terjaga.
Apabila dalam presentasi ini terdapat kekeliruan atau kesalahan informasi silahkan di koreksi dan mohon untuk di lengkapi.
Thanks,
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
2. Gambaran Umum
Pulau Wetar merupakan salah satu pulau terdepan
Nusantara yang berada di wilayah Laut Banda. Pulau
seluas 2.622,35 kilometer persegi ini termasuk
administrasi Kecamatan Wetar, Kabupaten Maluku Barat
Daya, Provinsi Maluku.
3. Letak Astronomis dan Geografis
Wetar yang menjadi teras negara dengan Republik
Demokratik Timor Leste berada d antara perairan Banda
(batas Utara), selat Wetar dan Pulau Timor (selatan), dan
Pulau Flores di bagian Barat. Secara spesifik Wetar
berada di 7° 48’ 19.000” LS 126° 15’ 58.000” BT.
4. Kependudukan, Sosial Budaya dan
Kelembagaan
Sensus penduduk 2010 menunjuk jumlah penduduk pulau sebesar
7.937 jiwa. Sebagian besar penduduk memilih mata pencaharian
sebagai nelayan, petani, pedagang, PNS, dan, TNI.
Di Wetar telah terbangun sejumlah fasilitas, seperti bangunan
sekolah (SD-SMP-SMA), kesehatan(puskesmas), dan jalan
penghubung serta dermaga kapal. Perusahaan Daerah Air Minum
telah melayani air bersih dan sumber air yang ada digunakan untuk
kepentingan bersama. Sementara itu, kebutuhan listrik masih
menggunakan generator diesel. Komunikasi yang ada hanya
mengandalkan gelombang SSB (yang menjangkau seluruh desa di
Wetar) dan GSM (hanya radius sekitar 100 meter di Ilwaki-Ibukota
Kecamatan.
5. Ekosistem dan Sumber Daya Hayati
Di wilayah Pesisir terdapat mangrove sebanyak 15 spesies yang tergolong dalam 15
genera dan 12 famili. Ekosistem mangrove dapat dijumpai dibagian selatan,
tenggara, dan barat. Keragaman jenis mangrove yang paling tinggi dapat ditemukan
di pesisir barat (14 jenis), sementara itu di bagian tenggara hanya memiliki tujuh
spesies.
Spesies mangrove yang menyebar di wilayah ekologis pesisir Pulau Wetar yaitu
Senneratia alba, Baringtonia asiatica, Hibiscus tiliaceus, Nypa fructicans, dan
Acanthus licifolius. Para peneliti telah menemukan kesamaan spesies mangrove
yang ada di Nusa Tenggara dan Timor Leste. Sementara itu, kesamaan spesies
antara pesisir Pulau Wetar dengan Pulau Yamdena sebesar 80%.
Di perairan dangkal, lamun ditemukan sebanyak tujuh jenis dan merupakan 63,6%
dari kekayaan spesies lamun di perairan pesisir Maluku. Wetar memiliki ekosistem
terumbu karang yang menyebar hampir merata di seluruh bagian pulau. Panjang
terumbu karang cukup menonjol di perairan pesisir selatan dan utara. Beberapa jenis
ikan dapat dijumpai antara lain ikan kembung, Acanthurus, kerapu, tuna, dan ikan
ekor kuning.
Hasil utama perkebunannya adalah kacang mete, kopra, lada hutan, selain singkong
dan jagung.
Pulau Wetar adalah wilayah yang kaya kandungan mineral. Kandungan tembaga,
emas, barit, dan merkuri di pulau ini cukup baik. Sebuah sumber menginformasikan
bahwa kandungan tembaga di pulau ini adalah tembaga dengan kualitas terbaik,
kadar kemurniannya mencapai 99,9%.
Pulau ini juga memiliki keistimewaan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dan
khas karena termasuk kawasan Walacea. Sebagian besar pulau didominasi hutan
tropis berdaun besar (tropical dry broadleaf forests).
6. Potensi Wisata
Potensi wisata yang ada dipulau ini meliputi 18 objek
wisata, dan beberapa objek wisata yang terkenal adalah
Pantai Eden, Sungai Telate Ay, Wisata Pantai, Pulau
Redong, Sungai Saray, Danau Tihu, dan Sungai Sakhir.
7. Aksesibilitas
Perjalanan ke pulau ini dapat diakses dari tiga arah, yaitu Barat dari
kota Kupang, Utara dari Kota Ambon, dan Timur melalui Saumlaki
dan pulau-pulau kecil diantara Pulau Tanimbar dan Pulau Wetar.
Untuk menuju ke Pulau Wetar ini , dapat diakses dari tiga arah, yaitu:
1) Arah barat diakses dari Kota Kupang melalui transportasi laut atau
dari Kota Kupang ke Kisar melalui jalur udara, dilanjutkan dengan
jalur laut dari Kisar ke Pulau Wetar.
2) Arah utara dapat diakses dari Kota Ambon ke Kisar dengan
transportasi udara dan ke Pulau Wetar dengan transportasi laut.
3) Arah timur diakses melalui Saumlaki dan pulau-pulau kecil yang
terdistribusi di antara Pulau Tanimbar dan Pulau Wetar (termasuk
Pulau Kisar).
Transportasi udara yang tersedia yaitu menggunakan penerbangan
reguler PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) dengan tipe pesawat
CN 250 dari Kota Ambon dan CN 212 dari Kota Kupang (Provinsi
NTT). Transportasi udara dari Kota Ambon berlangsung 2 (dua) kali
seminggu sedangkan penerbangan perintis dari Kota Kupang
berlangsung 1 (satu) kali seminggu.
8. Cara menumbuhkan rasa cinta terhadap
pulau terluar
Mengenali pulau-pulau terluar dan karakteristiknya
Memahami potensi yang dimiliki
Mengekspos ke khalayak luar untuk membantu
mengembangkan pulau tersebut
Menghayati betapa pentingnya kontribusi pulau
tersebut untuk Indonesia