Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
The document discusses portal structures, which are commonly used in warehouse, hangar, and bridge construction. It covers symmetric and asymmetric portal structures that carry various load combinations, including centered vertical loads, horizontal loads, and distributed loads. Methods for calculating the reactions, shear forces, bending moments, and normal stresses in the structural elements are presented. Free body diagrams are used to illustrate the distribution of internal forces.
Rangka batang tersebut terdiri dari delapan batang yang saling terhubung. Metode keseimbangan titik kumpul digunakan untuk menghitung reaksi perletakan dan gaya pada masing-masing batang."
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
The document discusses portal structures, which are commonly used in warehouse, hangar, and bridge construction. It covers symmetric and asymmetric portal structures that carry various load combinations, including centered vertical loads, horizontal loads, and distributed loads. Methods for calculating the reactions, shear forces, bending moments, and normal stresses in the structural elements are presented. Free body diagrams are used to illustrate the distribution of internal forces.
Rangka batang tersebut terdiri dari delapan batang yang saling terhubung. Metode keseimbangan titik kumpul digunakan untuk menghitung reaksi perletakan dan gaya pada masing-masing batang."
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) menggunakan matriks kekakuan, perpindahan, dan gaya untuk menganalisis struktur. Metode Kekakuan menyelesaikan persamaan kesetimbangan gaya dengan menentukan perpindahan simpul yang tidak diketahui. ASMM diterapkan untuk berbagai jenis elemen struktur dengan menghitung derajat kebebasan dan matriks kekakuan masing-masing elemen.
Buku ini membahas analisis struktur statis yang mencakup konsep gaya, vektor resultan, momen, struktur statis tertentu, gaya dalam, garis pengaruh, dan balok gerber. Buku ini dimaksudkan sebagai pendukung proses pembelajaran mata kuliah Analisis Struktur I.
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARMOSES HADUN
Modul ini membahas tentang pengertian dasar statika, termasuk gaya, jenis-jenis gaya, dan cara menganalisis dan merangkum gaya. Modul ini juga membahas tentang gaya-gaya dalam dan perletakan tumpuan. Tujuan pembelajaran adalah agar mahasiswa memahami konsep-konsep dasar statika seperti gaya, analisis gaya, dan aplikasinya.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Balok Gerber adalah balok yang ditopang oleh dua tumpuan atau lebih. Perhitungannya menggunakan statika tak tentu dengan memasukkan sendi antara tumpuan. Jumlah sendi ditentukan oleh rumus jumlah sendi = jumlah tumpuan - 2. Dokumen ini memberikan contoh soal perhitungan reaksi dan momen pada balok Gerber dengan berbagai variasi jumlah tumpuan dan beban.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur statis tertentu pada mekanika struktur, dimana struktur tersebut dapat diselesaikan menggunakan persamaan keseimbangan berupa jumlah gaya horizontal, vertikal dan momen yang sama dengan nol. Contoh struktur statis tertentu adalah balok diatas dua perletakan dengan jumlah reaksi yang tidak diketahui maksimal tiga. Dokumen juga menjelaskan tentang gaya-gaya dalam sepert
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan dalam struktur baja, termasuk tekuk elastis, panjang tekuk, batas kelangsingan, dan pengaruh tegangan sisa."
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep tegangan, regangan, dan lendutan pada balok. Termasuk definisi tegangan normal, geser, dan lentur serta hubungannya dengan regangan.
2. Juga dibahas cara menentukan titik berat dan momen inersia pada penampang regular dan gabungan yang digunakan untuk menghitung tegangan dan lendutan.
3. Memberikan contoh perhitungan titik berat pada penampang
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan tanah dalam keadaan diam, tekanan tanah aktif dan pasif menurut Rankine, serta diagram dan distribusi tekanan tanah ke samping yang bekerja pada tembok penahan. Topik utama mencakup konsep tekanan tanah dalam konstruksi penahan tanah seperti dinding penahan dan distribusi tekanannya pada berbagai kondisi tanah dan permukaan.
Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) menggunakan matriks kekakuan, perpindahan, dan gaya untuk menganalisis struktur. Metode Kekakuan menyelesaikan persamaan kesetimbangan gaya dengan menentukan perpindahan simpul yang tidak diketahui. ASMM diterapkan untuk berbagai jenis elemen struktur dengan menghitung derajat kebebasan dan matriks kekakuan masing-masing elemen.
Buku ini membahas analisis struktur statis yang mencakup konsep gaya, vektor resultan, momen, struktur statis tertentu, gaya dalam, garis pengaruh, dan balok gerber. Buku ini dimaksudkan sebagai pendukung proses pembelajaran mata kuliah Analisis Struktur I.
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARMOSES HADUN
Modul ini membahas tentang pengertian dasar statika, termasuk gaya, jenis-jenis gaya, dan cara menganalisis dan merangkum gaya. Modul ini juga membahas tentang gaya-gaya dalam dan perletakan tumpuan. Tujuan pembelajaran adalah agar mahasiswa memahami konsep-konsep dasar statika seperti gaya, analisis gaya, dan aplikasinya.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Balok Gerber adalah balok yang ditopang oleh dua tumpuan atau lebih. Perhitungannya menggunakan statika tak tentu dengan memasukkan sendi antara tumpuan. Jumlah sendi ditentukan oleh rumus jumlah sendi = jumlah tumpuan - 2. Dokumen ini memberikan contoh soal perhitungan reaksi dan momen pada balok Gerber dengan berbagai variasi jumlah tumpuan dan beban.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur statis tertentu pada mekanika struktur, dimana struktur tersebut dapat diselesaikan menggunakan persamaan keseimbangan berupa jumlah gaya horizontal, vertikal dan momen yang sama dengan nol. Contoh struktur statis tertentu adalah balok diatas dua perletakan dengan jumlah reaksi yang tidak diketahui maksimal tiga. Dokumen juga menjelaskan tentang gaya-gaya dalam sepert
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan dalam struktur baja, termasuk tekuk elastis, panjang tekuk, batas kelangsingan, dan pengaruh tegangan sisa."
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep tegangan, regangan, dan lendutan pada balok. Termasuk definisi tegangan normal, geser, dan lentur serta hubungannya dengan regangan.
2. Juga dibahas cara menentukan titik berat dan momen inersia pada penampang regular dan gabungan yang digunakan untuk menghitung tegangan dan lendutan.
3. Memberikan contoh perhitungan titik berat pada penampang
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan tanah dalam keadaan diam, tekanan tanah aktif dan pasif menurut Rankine, serta diagram dan distribusi tekanan tanah ke samping yang bekerja pada tembok penahan. Topik utama mencakup konsep tekanan tanah dalam konstruksi penahan tanah seperti dinding penahan dan distribusi tekanannya pada berbagai kondisi tanah dan permukaan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang empat jenis transformasi geometri yaitu refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi. Diberikan pula rumus-rumus untuk menghitung hasil transformasi masing-masing jenis serta contoh soal untuk latihan. Tujuan pembelajaran mencakup menjelaskan keempat jenis transformasi dan menyelesaikan masalah terkait transformasi geometri.
Teks tersebut merupakan kumpulan soal dan pembahasan soal UN Fisika tahun 2008 yang mencakup berbagai materi fisika seperti mekanika, termasuk gerak lurus, mekanika benda tegar, hukum kepler, dan lainnya. Teks tersebut memberikan soal beserta jawaban dan penjelasan singkat setiap soal.
Dokumen tersebut membahas percobaan menggunakan pesawat Atwood untuk mempelajari gerak lurus beraturan dan berubah beraturan. Terdapat penjelasan teori, bahan dan alat, langkah percobaan, pengolahan data, dan pembahasan hasil. Tujuan utamanya adalah mempelajari hukum-hukum Newton dan menentukan momen inersia roda.
Dokumen tersebut membahas analisis regresi untuk mempelajari hubungan antara jarak tanam kelapa sawit dengan pertumbuhan tanaman. Data dikumpulkan dari 12 tanaman dan ditunjukkan ada pengaruh signifikan antara jarak tanam dan pertumbuhan, dengan prediksi pertumbuhan 6,09 meter pada jarak 9,2 meter. Saran untuk penanaman dengan jarak yang sama atau meminimalkan perbedaan jarak.
Modul TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu PPGHybrid1
Dokumen ini membahas tentang struktur statis tertentu, termasuk jenis-jenis tumpuan, sifatnya, dan cara menghitung reaksi tumpuan pada balok dan rangka batang dengan berbagai kondisi beban.
Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Dokumen menjelaskan tentang besaran skalar dan vektor, representasi grafis dan analitis vektor, operasi penjumlahan dan pengurangan vektor secara grafis dan analitis.
1. Dokumen membahas konsep-konsep dasar vektor dan skalar serta operasi-operasi pada vektor seperti penjumlahan, perkalian, proyeksi, dan turunan vektor.
2. Terdapat pembahasan tentang perbedaan besaran skalar dan vektor, notasi vektor, hukum-hukum operasi penjumlahan vektor, perkalian vektor dengan skalar dan vektor lainnya.
3. Dokumen juga membahas konsep vektor satuan,
Dokumen tersebut membahas tentang analisis regresi dengan variabel moderating. Terdapat empat jenis variabel yang dibahas yaitu variabel bebas, variabel tergantung, variabel moderating, dan variabel intervening. Metode yang digunakan untuk menguji variabel moderating adalah uji interaksi dengan mengalikan dua variabel bebas. Contoh kasus yang diberikan melibatkan pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja dengan lingkungan kerja sebagai variabel moderasinya."
FIX PPT KELOMPOK 3_ MEKANIKA KUANTUM FINAL.pptxSintyaAsiah1
Dokumen tersebut membahas konsep dasar mekanika kuantum dan perangkat matematikanya, meliputi pengukuran, observabel, ketidakpastian, dan perubahan basis.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
3. 1
1. Soal – Soal Latihan
Dalam bab ini disampaikan sejumlah soal mengenai reaksi perletakan, yaitu mengenai menentukan atribut –
atribut gaya reaksi yang dilakukan bumi melalui perletakan struktur. Kepada empat soal pertama, telah saya
berikan penyelesaiannya. Pelajarilah cara penyelesaian ini! Kepada empat soal yang terakhir tidak saya
berikan penyelesaian maupun jawabannya. Keempat soal ini dimaksudkan untuk sarana berlatih bagi kalian.
1.1. Contoh Soal dan Penyelesaian
1. Soal 1
Gambar 1-1. Struktur untuk Soal no. 1.
Gambar 1-1 menunjukkan suatu struktur berupa balok yang didukung dengan perletakan sendi di A dan rol
di B. Beberapa gaya (beban) bekerja padanya. Di D bekerja momen terpusat 14 Nm, di G bekerja gaya
terpusat 20 N (←), dan sepanjang EF bekerja beban merata 10 N/m’. Hendak ditentukan reaksi – reaksi
perletakannya, yaitu atribut yang belum diketahui dari reaksi yang dikerjakan sendi di A dan rol di B.
Di A terdapat sendi, maka reaksi perletakan yang dilakukannya adalah satu gaya terpusat. Karena adalah
sendi maka yang hanya diketahui tentang gaya terpusat tersebut adalah titik tanggapnya, yaitu di A.
Orientasi garis kerja, besar dan arah belum diketahui, maka hendak ditentukan menggunakan hukum
kesetimbangan. Di B terdapat rol maka reaksi perletakan yang dilakukannya adalah satu gaya terpusat.
Karena adalah rol maka titik tanggap dan orientasi gaya tersebut telah diketahui. Titik tanggap gaya tersebut
adalah di B, dan orientasi garis kerjanya adalah tegak lurus lantai rol. Karena lantai rol mendatar
(horizontal), maka orientasi garis kerja reaksi di B adalah vertikal. Yang belum diketahui mengenai reaksi rol
di B adalah besar dan arahnya, maka hendak ditentukan dengan menggunakan hukum kesetimbangan.
Akan tetapi, sebelum menerapkan hukum kesetimbangan, perlu terlebih dahulu;
Mengenai reaksi perletakan sendi di A:
1. Mengasumsikan orientasi gaya terpusat di A. Gaya terpusat di A akan diasumsi sebagai berorientasi θ
(di kwadran I) terhadap horizontal.
2. Mengasumsikan arah gaya di A. Arah gaya di A akan diasumsikan sebagai berarah ke kanan atas.
BAB-1
SOAL – SOAL LATIHAN
4. 2
3. Menjadikan variabel RA sebagai besar gaya di A.
4. Karena RA tidak berorientasi horizontal, tidak pula vertikal maka perlu diuraikan menjadi komponen-
komponennya yang berorientasi horizontal dan vertikal. Komponen RA yang horizontal kita namai HA
sedangkan yang vertikal kita namai VA.
Mengenai reaksi perletakan rol di B:
1. Menjadikan besar gaya sebagai variabel VB;
2. Mengasumsikan arah gaya sebagai ke atas.
Sekarang, barulah hukum kesetimbangan dapat diterapkan untuk mencaritahu atribut-atribut yang belum
diketahui dari reaksi perletakan di A dan B.
Menerapkan hukum kesetimbangan:
N
V
V
V
V
M
B
B
B
B
A
_
75
.
29
4
119
119
105
14
4
0
4
105
14
0
)
4
(
)
5
.
3
(
30
14
;
0
=
=
⇒
=
+
=
=
−
+
⇒
=
−
+
=
∑
75
.
29
=
B
V N (↑). [jawaban]
N
V
V
V
V
M
A
A
A
A
B
_
25
.
0
4
1
1
14
15
4
0
15
4
14
0
)
5
.
0
(
30
)
4
(
14
;
0
=
=
⇒
=
−
=
=
−
+
⇒
=
−
+
=
∑
25
.
0
=
A
V N (↑). [jawaban]
N
H
H
H
A
A
A
_
20
0
20
;
0
=
⇒
=
−
=
∑
20
=
A
H N (→). [ jawaban]
Setelah ini seharusnya dilanjutkan dengan menentukan RA dan orientasinya, tetap pada kebanyakan kasus,
hal ini tidak dilakukan dan reaksi sendi di A dibiarkan dalam komponen horizontal dan vertikalnya. Ini
biasanya dilakukan jika kita hendak melanjutkan perhitungan dengan penentuan gaya dalam
1
RA dan
orientasinya tidak perlu ditentukan tetapi dibiarkan tetap dalam komponen – komponen ortogonalnya, HA =
20 N (→) dan VA = 0.25 N (↑).
1
Tentang gaya-dalam akan kalian pelajari di paruh terakhir kuliah MR1
5. 3
Gambar 1-2. Reaksi Perletakan dari Struktur untuk Soal No. 1. [jawaban]
3. Soal 2
Gambar 1-3. Struktur untuk Soal no. 3.
Hendak ditentukan reaksi – reaksi perletakan dari balok yang ditunjukkan Gambar 1-3, dengan
menggunakan hukum kesetimbangan.
Perhatikan bahwa pada struktur terdapat gaya terpusat 100 N di D yang berorientasi tidak vertikal, tidak pula
horizontal. Karena demikian maka perlu terlebih dahulu gaya ini diuraikan menjadi komponen-komponen
ortogonalnya (yang vertikal dan horizontal) (resolusi tipe 3). Komponen horizontal gaya di D akan kita namai
HD sedangkan yang vertikal VD. Menguraikan gaya tersebut menjadi komponen-komponen ortogonalnya
memberikan:
60
5
3
100 =
=
D
H N 60
=
⇒ D
H N(→)
80
5
4
100 =
=
D
V N 80
=
⇒ D
V N (↓)
Hasil penguraian ini ditunjukkan dalam Gambar 1-4. Selanjutnya:
Mengenai reaksi perletakan sendi di A:
1. Mengasumsikan orientasi gaya terpusat di A. Gaya terpusat di A akan diasumsi sebagai berorientasi θ
(di kwadran I) terhadap horizontal.
2. Mengasumsikan arah gaya di A. Arah gaya di A akan diasumsikan sebagai berarah ke kanan atas.
6. 4
3. Menjadikan variabel RA sebagai besar gaya di A.
4. Karena RA tidak berorientasi horizontal, tidak pula vertikal maka perlu diuraikan menjadi komponen-
komponennya yang berorientasi horizontal dan vertikal. Komponen RA yang horizontal kita namai HA
sedangkan yang vertikal kita namai VA.
Mengenai reaksi perletakan rol di B:
1. Menjadikan besar gaya sebagai variabel VB;
2. Mengasumsikan arah gaya sebagai ke atas.
Sekarang, barulah hukum kesetimbangan dapat diterapkan untuk mencaritahu atribut-atribut yang belum
diketahui dari reaksi perletakan di A dan B
Menerapkan hukum kesetimbangan untuk memperoleh reaksi perletakkan:
N
V
V
V
V
V
M
B
B
B
B
B
A
_
5
.
47
4
190
190
4
0
4
190
0
4
105
80
5
0
4
)
5
.
3
(
30
80
5
;
0
=
=
⇒
=
=
−
⇒
=
−
+
+
⇒
=
−
+
+
=
∑
5
.
47
=
B
V N (↑). [jawaban]
5
.
62
4
250
4
250
4
0
250
4
0
15
240
4
5
0
)
5
.
0
(
30
)
3
(
80
)
4
(
5
;
0
=
=
=
⇒
=
−
⇒
=
−
−
+
⇒
=
−
−
+
=
∑
A
A
A
A
A
B
V
V
V
V
V
M
5
.
62
=
A
V N (↑). [jawaban]
N
H
H
H
H
A
A
A _
40
0
40
0
20
60
;
0
−
=
⇒
=
+
⇒
=
−
+
=
∑
40
=
A
H N (←). [jawaban]
Gambar 1-4. Reaksi Perletakan untuk Balok pada Soal no. 3.[jawaban]
7. 5
3. Soal 3
Gambar 1-5. Struktur untuk Soal no. 3.
Gambar 1-5 menunjukkan sebuah balok yang berperletakan pendel di A dan sendi di B. Hendak ditentukan
reaksi – reaksi perletakannya! Balok dibebani beban merata 30 N/m’ sepanjang CB.
Reaksi yang dikerjakan pendel di A adalah gaya terpusat yang telah diketahui orientasinya yaitu berorientasi
yang sama dengan orientasi sumbu pendel. Reaksi ini dinamai RA. Karena sumbu pendel berorientasi 600
(kuadaran I) terhadap horizontal maka orientasi RA adalah juga 600
terhadap horizontal seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 1-5. Reaksi yang dikerjakan sendi di B belum diketahui orientasi, besar dan arah.
Komponen ortogonal reaksi di B adalah VB dan HB.
Sebelum mulai menghitung menggunakan hukum kesetimbangan, karena RA tidak vertikal maupun
horizontal, lebih dahulu reaksi RA digantikan dengan komponen - komponen ortogonalnya (HA dan VA). Kita
mengasumsikan arah RA ke kanan-atas. Karena arahnya diasumsikan ke kanan atas, dan orientasi RA
diketahui yaitu 60
0
di kuadran I terhadap horizontal, arah HA dan VA pun diketahui yaitu masing – masing ke
kanan dan ke atas. Besar HA dan VA dapat dinyatakan dalam RA sebagai berikut:
A
A
A R
R
H 5
.
0
60
cos =
=
A
A
A
A
A V
V
R
R
V 155
.
1
60
sin
60
sin =
=
⇒
=
Setelah ini barulah hukum kesetimbangan dapat diterapkan untuk memperoleh besar dan arah reaksi –
reaksi perletakkan.
N
V
V
V
V
M
B
B
B
B
A
_
90
8
720
720
8
0
8
720
0
)
8
(
)
2
4
)(
4
(
30
;
0
=
=
⇒
=
⇒
=
−
⇒
=
−
+
=
∑
90
=
B
V N (↑) [jawaban].
N
V
V
V
V
M
A
A
A
A
B
_
30
8
240
240
8
0
240
8
0
)
2
)(
4
(
30
)
8
(
;
0
=
=
⇒
=
⇒
=
−
⇒
=
−
=
∑
30
=
A
V N (↑) [jawaban]
8. 6
Selanjutnya;
64
.
34
)
30
(
115
.
1
155
.
1 =
=
= A
A V
R , sehingga
N
R
H A
A _
32
.
17
)
64
.
34
(
5
.
0
5
.
0 =
=
=
32
.
17
=
A
H N (→). [jawaban]
N
H
H
H
H
H
B
B
B
A _
32
.
17
0
32
.
17
0
;
0
=
⇒
=
−
⇒
=
−
=
∑
32
.
17
=
B
H N (←) [jawaban]
Gambar 1-6 menunjukkan reaksi – reaksi perletakan balok soal 3 ini.
Gambar 1-6. Reaksi Perletakan Balok Soal 3. [jawaban]
4. Soal 4
Gambar 1-7. Balok Kantilever untuk Soal No. 4.
Gambar 1-7 menunjukkan suatu struktur berupa balok kantilever yang dibebani beban merata segitiga 32
kN/m’. Ujung A balok ini berperletakan jepit. Tentukanlah reaksi perletakannya!
Mengganti perletakan jepit dengan gaya – gaya luar yang dikerjakannya yaitu satu momen terpusat MA yang
belum diketahui besar dan arahnya, dan satu gaya terpusat RA yang belum diketahui orientasi, besar dan
arahnya. Mari kita mengasumsikan orientasi RA sebagai bersudut θ (di kw I) terhadap horizontal, dan
arahnya sebagai ke kanan-atas. Selanjutnya, RA perlu digantikan dengan komponen horizontal dan
9. 7
vertikalnya, yaitu HA dan VA. Karena RA kita asumsikan ke kanan-atas maka HA terasumsikan ke kanan, dan
VA terasumsikan ke atas. Sekarang jika pada balok ini diterapkan hukum kesetimbangan, akan diperoleh:
0
0
0
;
0
=
⇒
=
+
=
∑
A
A H
H
H
kN
V
V
V
A
A _
64
0
64
;
0
=
⇒
=
−
=
∑
64
=
A
V kN (↑) [jawaban]
kNm
M
M
M
M
A
A
A
A
_
128
0
128
0
)
2
(
64
;
0
−
=
⇒
=
+
⇒
=
+
=
∑
128
=
A
M kNm ( ) [jawaban]
Reaksi – reaksi perletakan ditunjukkan dalam Gambar 1-8
Gambar 1-8. Reaksi Perletakan Soal no. 4.[jawaban]
1.2. Soal – Soal Latihan
Untuk struktur – struktur yang ditunjukkan gambar – gambar berikut ini, tentukanlah reaksi – reaksi
perletakannya!
Gambar 1-9. Balok untuk Soal No. 5
10. 8
Gambar 1-10. Balok untuk Soal No. 6
Gambar 1-11. Kantilever untuk Soal No. 7
Gambar 1-12. Kantilever untuk Soal No. 8