Sulawesi Barat terletak di antara Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah yang disebut sebagai "Segi Tiga Emas". Provinsi ini memiliki luas 16.937 km2 dan terdiri dari 5 kabupaten. Topografi Sulawesi Barat bervariasi dari datar hingga bergunung dengan gunung tertinggi Ganda Dewata setinggi 3.074 mdpl. Iklim di provinsi ini memiliki dua musim yaitu musim kering dan hujan.
1. Sulawesi Barat secara astronomis terletak pada 118°8'59"-119°55'06 Bujur Timur
dan 0°45'59"-03°34'01" Lintang Selatan. Provinsi ini berada di antara Provinsi Sulawesi
Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah yang disebut sebagai posisi "Segi Tiga
Emas", karena memiliki nilai tambah untuk pengembangan sosial ekonomi di masa
depan. Sulawesi Barat memiliki luas 16.937,16 km2 yang meliputi 5 kabupaten.
Kabupaten Mamuju merupakan kabupaten terluas yaitu 8.014,06 km2 atau 47,32
% dari seluruh wilayah Sulawesi Barat. Batas wilayah Provinsi Sulawesi Barat adalah:
• Sebelah utara : Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah
• Sebelah timur : Kabupaten Tanah Toraja dan Kabupaten Pinrang,
Provinsi Sulawesi Selatan
• Sebelah selatan : Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan dan Teluk
Mandar
• Sebelah barat : Selat Makassar.
KONDISI FISIK
A.Topografi
Wilayah Provinsi Sulawesi Barat bervariasi dari datar, berbukit hingga
bergunung. Wilayah topografi datar sebagian besar berada di Kabupaten Polewali
Mandar dan Mamuju Utara, sedangkan Mamuju, Majene dan Mamasa memiliki topografi
berbukit sampai bergunung.
Terdapat 8 sungai di wilayah Sulawesi Barat, dengan jumlah terbanyak di
Kabupaten Polewali Mandar yaitu 5 sungai. Dua sungai terpanjang adalah Sungai
Saddang di wilayah Kabupaten Tanah Toraja, Enrekang, Pinrang (masing-masing
terdapat di wilayah Sulawesi Selatan), dan Kabupaten Polewali Mandar (Polman); dan
Sungai Karama di Kabupaten Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing-masing
150 km.
Selain itu, di provinsi ini juga terdapat 2 gunung dengan ketinggian lebih dari
2.500 m. Gunung tertinggi adalah Ganda Dewata dengan ketinggian 3.074 mdpl yang
terletak di wilayah Kabupaten Mamuju.
B.Iklim
Provinsi Sulawesi Barat seperti umumnya daerah-daerah lain di Indonesia,
memiliki iklim dengan dua musim yaitu musim kering dan musim hujan. Kelembapan di
2. wilayah ini termasuk relatif tinggi yaitu antara 76,5 persen hingga 84,2 persen. Pada
tahun 2008 suhu udara maksimum yang tercatat di Stasiun Meteorologi Kabupaten
Majene adalah 34,2°C, sedangkan suhu udara minimum 22,4°C. Kecepatan angin hampir
di seluruh kabupaten di Sulawesi Barat umumnya merata setiap bulannya, yaitu berkisar
5 km/jam hingga 14 km/jam.
C. Jenis Tanah
Jenis tanah di Provinsi Sulawesi Barat didominasi oleh batuan sedimen dari
berbagai formasi, seperti Formasi Latimojong, Formasi Toraja, Anggota Rantepao,
Formasi Toraja, Formasi Mapi, Formasi Mandar (Mamuju), Anggota Tapalang, Formasi
Mamuju, Batuan Gunungapi Adang, Formasi Sekala, Napal Pambuang dan Endapan
Aluvial dan Pantai. Sementara itu, bahan galian non logam yang terdapat di Sulawesi
Barat adalah dasit, batu gamping, lempung bentonitan, lempung, sirtu, dan zeolit. Hasil
analisis data sekunder menunjukan adanya batu bara, indikasi emas, dan indikasi
tembaga. Bahan galian non logam yang terdapat di daerah Kabupaten Mamuju adalah
andesit porfiri, batugamping granit, lempung, marmer, sirtu, mika, dan feldsfar.
PENGGUNAAN LAHAN
Pemanfaatan lahan di Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari pertanian, perkebunan,
kehutanan, serta perikanan dan kelautan. Di provinsi ini terdapat lahan sawah beririgasi
teknis dengan luas 11.366 ha, sawah beririgasi setengah teknis 2.813 ha, sawah beririgasi
non teknis atau sederhana seluas 15.254 ha, dan lahan sawah tadah hujan 26.012 ha.
Panjang saluran irigasi secara keseluruhan 29.433 km.
Sementara itu, lahan palawija seluas 11.441 ha dan lahan hortikultura serta sayur-
mayur 5.220.363 ha. Hutan di Sulawesi Barat sekitar 1.120.583 ha atau 67% dari total
luas wilayah provinsi ini. Lahan hutan terdiri dari hutan lindung seluas 700.020 ha, hutan
terbatas 341.904 ha dan hutan tetap 78.659 ha. Di samping itu, terdapat areal budidaya
rumput laut seluas 20.337 ha dan areal budidaya tambak seluas 13.662 ha. Lahan
perkebunan seluas 342.917 ha, terbagi dalam perkebunan rakyat 278.014 ha dan
perkebunan besar swasta 64.903 ha.