SlideShare a Scribd company logo
REFLEKSISME, PSIKOLOGI PURPOSIF DAN
PSIKOLOGI BEHAVIORISME

MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM I
KELOMPOK 6 :
LEONART MARULI
LASIDANIATI
RESHA DWI AGUSTINA

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
BAB II ISI
REFLEKSISME .......................................................................................................................... 4
IVAN PAVLOV ........................................................................................................................... 4-5
PSIKOLOGI PURPOSIF
WILLIAM MCDOUGALL .......................................................................................................... 6
PSIKOLOGI BEHAVIORISME
JOHN BROADUS WATSON ...................................................................................................... 7
EDWARD CHANCE TOLMAN ................................................................................................. 8
B.F. SKINNER ............................................................................................................................. 9-10
DANIEL KAHNEMAN ............................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP (KESIMPULAN) ...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13

2
REFLEKSISME, PSIKOLOGI PURPOSIF DAN BEHAVIORISME

BAB I
PENDAHULUAN
Aliran di dalam ilmu psikologi yang kami bahas kali ini terdapat dalam 3 bagian,
yaitu refleksisme, psikologi purposif dan psikologi behaviorisme. Sebelum kami menjelaskan
pandangan tokoh-tokoh psikologi dalam 3 aliran ini, kami akan menjelaskan secara garis
besar terlebih dahulu mengenai ketiga aliran ilmu psikologi ini. Refleksisme menyatakan
bahwa aktivitas perilaku tidaklah berbeda dengan reflek-refleks oleh tubuh. Karena yang
menciptakan aliran ini bukan seorang psikolog melainkan seorang ahli ilmu faal atau fisiologi
dari Rusia yaitu Ivan Pavlov, Refleksisme kemudian menjadi aliran di dalam ilmu psikologi
yang tidak berdiri sendiri melainkan menjadi bagian dari psikologi behaviorisme. Sedangkan,
Psikologi Purposif dapat difenisikan sebagai aliran ilmu psikologi yang mempelajari tujuan
dari suatu perilaku1, psikologi purposif juga berkaitan erat dengan psikologi sosial. Psikologi
Purposif mempunyai objek studi tentang insting, emosi, perilaku kelompok dan lain
sebagainya. Dan terakhir psikologi behaviorisme menekankan bahwa semua perilaku
ditentukan oleh proses pengkondisian, aliran psikologi behaviorisme juga menurunkan paham
keilmuan yang dianut oleh Pavlov (Refleksisme) jadi paham behavorisme juga mempelajari
tentang refleks-refleks manusia. Yang dimaksud dengan proses pengkondisian (conditioning
process) ini terjadi dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Para penganut
aliran behaviorisme percaya bahwa respon-respon terhadap rangsangan yang ada di
lingkungan sekitar kita akan membentuk perilaku kita2. Dibawah ini akan dijelaskan
mengenai beberapa pandangan tokoh yang ada di dalam aliran ini. Dimulai dari aliran
refleksisme dengan tokohnya Ivan Pavlov yang merupakan seorang fisiolog dari Rusia,
penemuannya di bidang fisiologi atau ilmu faal mempengaruhi landasan pemikiran psikologi
behaviorisme. Kemudian ada Psikologi Purposif dengan tokohnya William McDougall.
Khusus untuk pembahasan mengenai Psikologi Behaviorisme kami mengganti tokoh Edwin
Bissen Holt dengan Daniel Kahneman yang merupakan psikolog behaviorisme yang lebih
mutakhir, selain itu kami membahas pandangan J.B. Watson, B.F. Skinner dan Edward C.
Tolman dalam bab yang sama.
1
2

http://psychologydictionary.org/purposive-behaviorism/
http://psychology.about.com/od/behavioralpsychology/f/behaviorism.htm

3
BAB II
REFLEKSISME
Ivan Pavlov (1849-1936)
Ivan Pavlov sebenarnya bukan merupakan seorang psikolog melainkan ahli di bidang
ilmu fisiologi (faal) dari Rusia. Namun, Pavlov memiliki hasil eksperimen yang berarti di
bidang psikologi terutama yang berkaitan dengan refleks. Pandangannya adalah bahwa
aktivitas psikis tidaklah berbeda dengan rangkaian-rangkaian refleks, kemudian nantinya di
dalam ilmu psikologi kita cukup mempelajari refleks-refleksnya saja (dasar paham psikologi
behaviorisme). Pavlov juga merupakan seseorang yang dianggap menjadi cikal bakal
munculnya

aliran

behaviorisme.

Eksperimennya

yang

terpenting

adalah

tentang

pengkondisian klasik (Classical Conditioning) dengan langkah-langkah sebagai berikut3 :

1. Pavlov menggunakan seekor anjing sebagai objek penelitiannya, pertama ia
menggunakan daging (stimulus tak terkondisi = rangsangan yang tidak perlu
dipelajari bersifat alamiah) kepada anjing tersebut untuk melihat respons terhadap
anjing tersebut, dan secara alami anjing tersebut mengeluarkan air liurnya
(respons tak terkondisi yang mempunyai arti respons yang tidak perlu
dipelajari/alamiah).
2. Lalu, pada langkah ini Pavlov hanya menggunakan bel atau metronome (stimulus
netral) dan anjing tersebut tidak mengeluarkan air liurnya (respon tak terkondisi
atau alamiah).
3. Kemudian, Pavlov membunyikan bel atau metronome (stimulus netral) dan daging
(stimulus alamiah) tersebut secara bersamaan, kemudian anjing tersebut
mengeluarkan air liurnya lagi, dan hal ini dilakukan secara konstan (beberapa kali
dengan cara yang sama).
4. Terakhir, Pavlov hanya membunyikan bel atau metronome tersebut kepada anjing
tersebut dan hasilnya anjing tersebut mengeluarkan air liur (respons atau refleks
berubah menjadi terkondisi atau tidak alamiah), karena anjing tersebut
mengasosiasikan kehadiran lampu dengan adanya daging (jadi anjing tersebut
“dibohongi”).

3

Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum hal. 58-59 cetakan ke 2, PT. Rajagrafindo Persada (2010)

4
GAMBAR 14

Sama halnya yang biasa terjadi pada manusia, seseorang yang sedang mengalami
perasaan jatuh cinta biasanya memiliki perhatian yang khusus kepada suatu objek yaitu
handphone, bunyi handphone tadinya adalah sesuatu yang bersifat netral. Tetapi, karena
seringnya intensitas mereka berdua melalui handphone tersebut maka mereka perlahan
mengasosiasikan bunyi telepon adalah pasti dari sang pacar padahal belum tentu demikian,
jadi seringkali manusia juga bisa dibohongi dengan adanya “rangsangan alamiah” tersebut,
selain itu hal ini juga sering terlihat dalam iklan-iklan produk dengan brand ternama,
seseorang cenderung untuk membuat respons yang sebenarnya tidak disadari olehnya adalah
“manipulasi” stimulus oleh tim marketing untuk membuat konsumen tergoda membeli
produknya. Eksperimen dari Pavlov diatas yang menjadikan dasar-dasar lahirnya aliran
psikologi behaviorisme secara metodologi penelitian. Kesimpulan yang bisa diambil dari
penelitian Pavlov diatas adalah tingkah laku dapat dibentuk ataupun diubah dengan
cara proses kondisioning. Dalam APA (American Psychological Association) menempatkan
Ivan Pavlov sebagai salah satu ilmuwan yang paling mempengaruhi ilmu psikologi modern
selain Sigmund Freud. Walaupun ia cenderung tidak menyukai ilmu psikologi karena
menganggapnya sebagai ilmu yang kurang ilmiah atau obyektif.

4

gambar di download dari http://www.simplypsychology.org/pavlov.html

5
PSIKOLOGI PURPOSIF

William McDougall (1871-1938)
Pemikiran utama William McDougall dalam bidang psikologi lebih ditekankan
kepada psikologi purposif kadang juga disebut dengan psikologi Hormik. Pemikiran
McDougall sebenarnya saling tumpang tindih satu sama lain, di satu sisi ia ingin menjadikan
psikologi ilmu yang bersifat obyektif sama seperti Pavlov (hanya melihat tingkah laku yang
bisa diamati saja) namun di lain sisi ia juga menjadi salah satu pionir di dalam studi psikologi
sosial yang lebih bersifat abstrak. McDougall mengungkapkan beberapa konsepnya dalam
ilmu psikologi diantaranya adalah5 :
Teori Insting : Insting atau naluri ialah kecenderungan seseorang untuk
bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu, dan perilaku (insting) ini biasanya
tidak dipelajari dahulu sebelumnya melainkan sudah merupakan pembawaaan sejak
lahir. Menurut McDougall insting ini biasanya lebih jelas nampak dalam perilaku
yang melibatkan emosi. Tetapi jika ditelusuri lebih lanjut perilaku insting ini
sebenarnya bersifat kompleks karena tidak hanya berkaitan dengan perilaku marah
atau bahagia, insting seksual, makan/minum, tetapi juga bisa terdapat didalam
perilaku pengambilan keputusan (decision making).
Sentimen

: Menurut McDougall sentimen adalah sistem emosi tertentu

yang timbul terhadap obyek-obyek tertentu. Kalau kita mendengar lagu tertentu dan
kita merasa sedih atau terharu, maka itu adalah sentimen.
Teori mengenai jiwa kelompok (group mind) : McDougall berpendapat bahwa
setiap orang yang mengeluarkan semacam energi. Kalau dua orang atau lebih
berkumpul, maka energi-energi itu akan saling berinteraksi dan terorganisir menjadi
satu kekuatan baru yang mempengaruhi tingkah laku suatu kelompok. Contohnya
adalah perkumpulan mahasiswa yang ingin melakukan suatu unjuk rasa. Pemikiran
McDougall mengenai group mind ini justru lebih mempengaruhi psikologi sosial.

McDougall dalam bukunya Social Psychology mengemukakan lebih lanjut tentang
konsep instingnya tersebut, ia mengatakan bahwa emosi takut pada dasarnya adalah insting
untuk melarikan diri, emosi heran pada dasarnya adalah insting ingin tahu dan emosi kasih
sayang pada dasarnya adalah insting orang tua (parental).
5

Sarlito W. Sarwono, Berkenalan dengan Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi hal 71-73, PT. Bulan Bintang
(2013)

6
PSIKOLOGI BEHAVIORISME

John Broadus Watson (1878-1958)
J.B. Watson merupakan ahli psikologi pertama yang dianggap mencetuskan paham
behaviorisme setelah Pavlov meletakkan dasar-dasar metodologinya. Psikologi Behaviorisme
ini sifatnya eksperimental sangat berbeda dengan aliran psikologi lainnya seperti psikologi
humanistik. Watson berpendapat bahwa metode instrospeksi tidak dapat digunakan untuk
menjelaskan kesadaran, karena menurutnya hal tersebut tidaklah obyektif

6

. Psikologi

haruslah menjelaskan tingkah laku yang nyata saja seperti makan, menulis, berjalan dan
sebagainya (tingkah laku yang nyata itu biasanya disebut dengan overt behavior). Watson
ingin merubah paradigma di dalam ilmu psikologi yang tadinya mempelajari masalah
jiwa menjadi perilaku7. Yang mana kemudian hal ini mempengaruhi aliran psikologi
mainstream dengan cara mengkuantifikasi/menganalisa perilaku dengan metode statistik.
Selain itu ada tingkah laku yang tidak terlihat seperti berfikir dan emosi, hal ini disebut
dengan covert behavior8. Psikologi behaviorisme tidak menutup kemungkinan untuk
mempelajari aspek-aspek yang tidak terlihat tersebut seperti berfikir sejauh ia memiliki
gerakan-gerakan implisit. Berfikir menurut Watson adalah tidak lain adalah bicara yang tidak
nampak (implisit). Seorang yang sedang berfikir menurut Watson membuat gerakan-gerakan
lidah yang sangat lemah sehingga tidak nampak seperti berbicara. Namun hal ini tidaklah
sepenuhnya benar karena seorang yang tidak mempunyai lidah lagi karena suatu hal tetap
bisa berfikir walaupun tidak bisa berbicara. Selain itu ia juga mengungkapkan tentang emosi
yang menurutnya tidak lain adalah gerakan-gerakan otot-otot kelamin yang implisit.
Misalnya, jika otot kelamin seseorang sedang menegang maka timbul perasaan senang.
Sedangkan, jika otot-otot alat kelamin berhenti menegang maka muncul perasaan tidak enak.
Tetapi anehnya emosi ini seringkali tidak berkaitan dengan masalah seksual saja, jadi
argumen Watson mengenai ini juga bisa dibantah. Sebagaimana Pavlov, ia mempercayai
perilaku dan bahkan kebudayaan hanyalah merupakan refleks-refleks terkondisi saja. Ia
bahkan berargumen dapat melatih 10 orang anak dan membuat masing-masing anak tersebut
mempunyai kepribadian yang berbeda-beda (pemalu, pemarah, pemberani dll)9.

6

Ibid., hal. 73
th
Richard Gross, The Science of Mind & Behavior hal. 15 6 edition, London : Hodder Education (2010)
didownload dari www.pdfbook.co.ke
8
Ibid., hal. 74
9
Sarlito, Pengantar Psikologi Umum, op.cit., hal. 28
7

7
Edward Chance Tolman (1886-1959)10
Tolman melanjutkan ajaran McDougall dengan mengungkapkan konsep psikologi
purposif dalam behaviorisme. Ia mengatakan bahwa tingkah laku manusia secara mendasar
adalah tingkah laku molar. Yang dimaksud tingkah laku molar itu seperti perilaku bekerja,
makan, tidur dll. Dalam tingkah laku molar ini terdapat perilaku yang tingkatannya lebih
kecil yaitu tingkah laku molekular. Yang dimaksud dengan tingkah laku molekular adalah
saat seseorang sedang makan misalnya, gerakan menyendokkan nasi adalah salah satu contoh
tingkah laku molekular. Tolman tidak menyetujui pendapat John B. Watson yang lebih
menekankan tingkah laku molekular (refleks). Tolman memformulasikan pemikirannya
dalam rumus sebagai berikut :

Dimana :
 B = Behavior (tingkah laku)
 f = fungsi
 S = Situasi atau stimulus
 A = Antecedent, Hal-hal yang mendahului situasi
Jadi tingkah laku adalah fungsi dari situasi dan hal-hal yang mendahului situasi
tersebut. Adapun tugas psikologi menurut Tolman adalah mempelajari hubungan antara B
dengan S dan A. Dengan cara ini Tolman berpendapat bahwa psikologi dapat mencapai
obyektifitas yang maksimum.

10

Sarlito, Berkenalan dengan tokoh-tokoh, op.cit., hal. 75

8
B.F. Skinner (1904-1990)
Skinner kurang sependapat dengan Tolman mengenai perumusan tingkah laku,
menurut Skinner dengan adanya faktor A (antecedent) yaitu hal-hal yang mendahului situasi
ini sangat bervariasi dalam perilaku manusia dan seringkali dijadikan alasan oleh para
peneliti yang tidak dapat menerangkan suatu tingkah laku secara umum. Skinner berpendapat
bahwa tingkah laku sepenuhnnya ditentukan dengan situasi atau stimulus. Jadi rumus Skinner
hanya menghilangkan faktor Antecedent yang telah dibuat oleh Tolman

, rumus

ini seringkali disebut dengan teori S-R dari Skinner. Untuk membuktikan kebenaran dari teori
tersebut ia melakukan eksperimen dengan cara operant kondisioning sebagai berikut :

Gambar 211
1. Skinner memasukkan tikus kedalam sebuah kotak yang sudah diperlengkapi dengan
alat-alat seperti 1) dua tombol, satu untuk mengeluarkan makanan dan satunya lagi
untuk menonaktifkan aliran listrik, 2) lampu yang bisa diaktifkan/dinonaktifkan oleh
Skinner, bagian bawah kotak juga dipasang jaringan listrik yang bisa diaktifkan / di
non-aktifkan oleh Skinner sendiri, dan terakhir ia juga memasang 3) kotak makanan.
2. Tikus yang berjalan-jalan di dalam kotak tersebut secara tidak sengaja menekan
tombol yang telah terpasang di dalamnya dan kemudian muncullah kotak yang berisi
makanan. Karena tikus tersebut tahu dengan menginjak tombol tersebut ia bisa
mendapatkan makanan maka ia melakukan hal tersebut berulang-ulang untuk
mendapatkan makanan. Tingkah laku ini disebut dengan tingkah laku operant, karena
11

http://www.simplypsychology.org/operant-conditioning.html

9
tikus berusaha untuk membuat keadaan berubah dari yang tidak ada makanan menjadi
ada. Skinner mendapatkan esensi bahwa perilaku manusia juga sama dengan tikus
tersebut yaitu suatu perilaku yang dianggap bisa menyenangkan dirinya akan
dilakukan terus-menerus.
3. Pada tingkat lebih lanjut Skinner membuat lampu menyala sebagai tanda bahwa
adanya makanan di dalam kotak dan tikus menekan tombol tersebut untuk
mendapatkan makanan lalu tikus tersebut mengambil makanannya, kemudian Skinner
mencoba mengosongkan kotak makanan tersebut dan membuat lampu tidak menyala,
dan tikus berusaha menekan tombol tersebut dan tidak mendapatkan adanya makanan.
Kemudian Skinner mengalirkan aliran listrik untuk menyengat tikus sebagai
punishment karena tidak mengikuti aturan untuk mengambil makanan. Hal ini
seringkali kita jumpai di dalam masyarakat, misalnya seorang menderita penyakit
jiwa yang sudah parah, seorang psikiater yang merawatnya bisa melakukan shock
therapy terhadap dirinya untuk menghentikan kebiasaan negatifnya (sama dengan
Skinner’s punishment terhadap tikus).
4. Tikus tersebut akhirnya belajar untuk membedakan stimulus, makanan hanya bisa
didapatkan olehnya jika lampu dinyalakan oleh Skinner dan tombol ditekan.
Sedangkan pada saat lampu tidak menyala maka ia tidak akan menekan tombol untuk
mendapatkan makanan. Jadi tikus bisa membedakan lampu yang saat ini menjadi
stimulus diskriminasi.

10
Daniel Kahneman (1934-...)
Daniel Kahneman merupakan seorang ahli psikologi dari Israel, aliran psikologinya
adalah behavioris dan juga bisa dikategorikan ke dalam psikologi kognitif. Kahneman
sebenarnya merupakan ahli psikologi murni, tetapi banyak dari hasil penelitiannya justru
mempengaruhi bidang ekonomi. Kami menambahkan bab ini untuk membahas pemikiran
Daniel Kahneman di bidang (decision making) pengambilan keputusan dan kompatriotnya
Amos Tversky seorang statistikawan di bidang psikologi. Sumbangan terbesar pemikiran
Kahneman di dalam bidang psikologi adalah tentang perilaku hedonistik (yang mereka
rumuskan dalam prospect theory) yang mana pemikiran ini juga berimbas ke bidang ekonomi
terutama bagi para trader dan juga tentang pembuatan keputusan (decision making) di dalam
situasi yang beresiko. Pertama kami akan membahas mengenai prospect theory dan
rumusannya sangat sederhana. Kahneman & Tversky melakukan penelitian terhadap
beberapa sampel, dengan contoh sebagai berikut12 :

Variabel 1 (Gain Condition) : Dalam situasi ini seseorang bisa mendapatkan 1000
US$ dengan kemungkinan persentase 50% dan 500 US$ dengan kepastian (100%). Dari
sampel yang diambil sebanyak N = 70 orang, 84% dari sampel memilih untuk mendapatkan
500 US$ dibandingkan dengan 1000 US$ yang hanya 16% orang saja yang memilih.

Variebel 2 (Risk Condition) : Dalam situasi ini seseorang diberikan 2000 US$ dengan
kemungkinan ia akan kehilangan 1000 US$ dengan persentase kerugian 50% dan yang kedua
adalah kehilangan 500 US$ dengan pasti (100%). Dari sampel yang diambil sebanyak 68
orang (N = 68), 69% orang memilih kemungkinan untuk rugi 1000 US$, dibandingkan
dengan rugi 500 US$ yang sudah pasti sebanyak 31% dari sampel.

Kesimpulan : Bisa disimpulkan dari penelitian Kahneman dan Tversky bahwa
seseorang cenderung berperilaku untuk mendapatkan keuntungan yang sudah pasti (walaupun
lebih kecil jumlahnya) dan menghidari kerugian yang bersifat sudah pasti.

12

Daniel Kahneman & Amos Tversky, Prospect Theory : An Analysis of Decision Under Risk hal. 273,
Econometrica Journal (1979), didownload dari www.jstor.org

11
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Secara umum dapat disimpulkan baik refleksisme dari Ivan Pavlov, psikologi purposif dari
William McDougall dan para tokoh-tokoh aliran behaviorisme menginginkan bahwa ilmu
psikologi haruslah meneliti perilaku yang bisa diteliti saja. Mereka tidak lagi berspekulasi
tentang konsep jiwa yang sifatnya abstrak dan ingin membuat ilmu psikologi selangkah lebih
maju untuk mendekatkan diri kepada sains murni.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gross, Richard (2010), The Science of Mind & Behavior 6th edition, London : Hodder
Education

Sarwono, Sarlito W. (2013), Berkenalan dengan Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi, PT.
Bulan Bintang

Sarwono, Sarlito W. (2010), Pengantar Psikologi Umum cetakan ke 2, PT. Rajagrafindo
Persada

Jurnal :
Kahneman, Daniel & Amos Tversky (1979), Prospect Theory : An Analysis of Decision
Under Risk, Econometrica Journal

Situs Internet :
http://www.simplypsychology.org/operant-conditioning.html
http://www.simplypsychology.org/pavlov.html
http://psychology.about.com/od/behavioralpsychology/f/behaviorism.htm
http://psychologydictionary.org/purposive-behaviorism/

13

More Related Content

What's hot

Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorismePpt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
danie_dee
 
Matriz atomista e mecanicista
Matriz atomista e mecanicistaMatriz atomista e mecanicista
Matriz atomista e mecanicista
UESPI
 
Terapia Comportamental e Cognitiva
Terapia Comportamental e CognitivaTerapia Comportamental e Cognitiva
Terapia Comportamental e Cognitiva
Marcelo da Rocha Carvalho
 
Teori Organismik (Psikologi Perkembangan)
Teori Organismik (Psikologi Perkembangan)Teori Organismik (Psikologi Perkembangan)
Teori Organismik (Psikologi Perkembangan)
atone_lotus
 
Vygotsky
VygotskyVygotsky
Vygotsky
familiaestagio
 
Pendekatan etologi
Pendekatan etologiPendekatan etologi
Pensamiento sistémico
Pensamiento sistémicoPensamiento sistémico
Pensamiento sistémico
Jaime Suárez Tobar
 

What's hot (7)

Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorismePpt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
 
Matriz atomista e mecanicista
Matriz atomista e mecanicistaMatriz atomista e mecanicista
Matriz atomista e mecanicista
 
Terapia Comportamental e Cognitiva
Terapia Comportamental e CognitivaTerapia Comportamental e Cognitiva
Terapia Comportamental e Cognitiva
 
Teori Organismik (Psikologi Perkembangan)
Teori Organismik (Psikologi Perkembangan)Teori Organismik (Psikologi Perkembangan)
Teori Organismik (Psikologi Perkembangan)
 
Vygotsky
VygotskyVygotsky
Vygotsky
 
Pendekatan etologi
Pendekatan etologiPendekatan etologi
Pendekatan etologi
 
Pensamiento sistémico
Pensamiento sistémicoPensamiento sistémico
Pensamiento sistémico
 

Viewers also liked

Persentasi ppt psikologi purposive, refleksisme dan behaviorisme (Lasidaniati...
Persentasi ppt psikologi purposive, refleksisme dan behaviorisme (Lasidaniati...Persentasi ppt psikologi purposive, refleksisme dan behaviorisme (Lasidaniati...
Persentasi ppt psikologi purposive, refleksisme dan behaviorisme (Lasidaniati...
LeonartMaruli
 
Bc77 core banking
Bc77 core bankingBc77 core banking
Bc77 core banking
Nidal Bashaireh
 
Looking back at your preliminary task
Looking back at your preliminary taskLooking back at your preliminary task
Looking back at your preliminary task
kennedypalmerr
 
Hero thing
Hero thingHero thing
Hero thing
Shelby Lucier
 
Absolutely Everything. The real one.
Absolutely Everything. The real one.Absolutely Everything. The real one.
Absolutely Everything. The real one.
Shelby Lucier
 
임베디드 시스템 찾기 3
임베디드 시스템 찾기 3임베디드 시스템 찾기 3
임베디드 시스템 찾기 3shinminkyung
 
Оценка экологических рисков
Оценка экологических рисковОценка экологических рисков
Оценка экологических рисковGorbachev Vladislav
 
Jade christen-shelby
Jade christen-shelbyJade christen-shelby
Jade christen-shelbyShelby Lucier
 
Project for eng1 b
Project for eng1 bProject for eng1 b
Project for eng1 b
dianne_yani1216
 
Documentary Version One
Documentary Version OneDocumentary Version One
Documentary Version One
Shelby Lucier
 
Lectura de un dato
Lectura de un datoLectura de un dato
Lectura de un datoprietoluu
 
Jade christen-shelby
Jade christen-shelbyJade christen-shelby
Jade christen-shelbyShelby Lucier
 
Social groups
Social groupsSocial groups
Social groups
kennedypalmerr
 
Drama research
Drama researchDrama research
Drama research
rmaddox1
 
Summer Research Presentation
Summer Research Presentation Summer Research Presentation
Summer Research Presentation
An Nguyen
 
Props
PropsProps
Вороницька - історія закладу
Вороницька - історія закладуВороницька - історія закладу
Вороницька - історія закладу
Olga Poslovska
 
Hero
HeroHero
Foto-impressie Cadenza Catering
Foto-impressie Cadenza CateringFoto-impressie Cadenza Catering
Foto-impressie Cadenza CateringWim Teeuw
 

Viewers also liked (20)

Persentasi ppt psikologi purposive, refleksisme dan behaviorisme (Lasidaniati...
Persentasi ppt psikologi purposive, refleksisme dan behaviorisme (Lasidaniati...Persentasi ppt psikologi purposive, refleksisme dan behaviorisme (Lasidaniati...
Persentasi ppt psikologi purposive, refleksisme dan behaviorisme (Lasidaniati...
 
Bc77 core banking
Bc77 core bankingBc77 core banking
Bc77 core banking
 
Looking back at your preliminary task
Looking back at your preliminary taskLooking back at your preliminary task
Looking back at your preliminary task
 
Hero thing
Hero thingHero thing
Hero thing
 
Absolutely Everything. The real one.
Absolutely Everything. The real one.Absolutely Everything. The real one.
Absolutely Everything. The real one.
 
임베디드 시스템 찾기 3
임베디드 시스템 찾기 3임베디드 시스템 찾기 3
임베디드 시스템 찾기 3
 
Оценка экологических рисков
Оценка экологических рисковОценка экологических рисков
Оценка экологических рисков
 
Jade christen-shelby
Jade christen-shelbyJade christen-shelby
Jade christen-shelby
 
Project for eng1 b
Project for eng1 bProject for eng1 b
Project for eng1 b
 
Documentary Version One
Documentary Version OneDocumentary Version One
Documentary Version One
 
Lectura de un dato
Lectura de un datoLectura de un dato
Lectura de un dato
 
Jade christen-shelby
Jade christen-shelbyJade christen-shelby
Jade christen-shelby
 
Social groups
Social groupsSocial groups
Social groups
 
Drama research
Drama researchDrama research
Drama research
 
Musica
MusicaMusica
Musica
 
Summer Research Presentation
Summer Research Presentation Summer Research Presentation
Summer Research Presentation
 
Props
PropsProps
Props
 
Вороницька - історія закладу
Вороницька - історія закладуВороницька - історія закладу
Вороницька - історія закладу
 
Hero
HeroHero
Hero
 
Foto-impressie Cadenza Catering
Foto-impressie Cadenza CateringFoto-impressie Cadenza Catering
Foto-impressie Cadenza Catering
 

Similar to Psikologi purposive, refleksive dan behaviorisme Makalah

Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
Muhamad Umar Chatab
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialDian Bunga Lestari
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
IIKCASIKIN
 
PUM1 - 5DasarBiologisPerilaku
PUM1 - 5DasarBiologisPerilakuPUM1 - 5DasarBiologisPerilaku
PUM1 - 5DasarBiologisPerilaku
mfrids
 
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologiCabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
Siti Oyim
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
febedwi
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
febedwi
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri amandayu
 
Proses faali dalam kegiatan belajar mata kuliah ilmu jiwa umum stain salatiga
Proses faali dalam kegiatan belajar mata kuliah ilmu jiwa umum stain salatigaProses faali dalam kegiatan belajar mata kuliah ilmu jiwa umum stain salatiga
Proses faali dalam kegiatan belajar mata kuliah ilmu jiwa umum stain salatiga
heindri
 
Fitria Nur Ani Sa 2
Fitria Nur Ani Sa 2Fitria Nur Ani Sa 2
Fitria Nur Ani Sa 2
ceurik
 
Konsep dasar perilaku
Konsep dasar perilakuKonsep dasar perilaku
Konsep dasar perilaku
meallhatthaway
 
Bilazim
BilazimBilazim
Ppt
PptPpt
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiwarjoyo susilo
 
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Muhammad Nuroni
 
Psikologi kepribadian 2
Psikologi kepribadian 2Psikologi kepribadian 2
Psikologi kepribadian 2
Fiyah Rachma
 

Similar to Psikologi purposive, refleksive dan behaviorisme Makalah (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosial
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
 
PUM1 - 5DasarBiologisPerilaku
PUM1 - 5DasarBiologisPerilakuPUM1 - 5DasarBiologisPerilaku
PUM1 - 5DasarBiologisPerilaku
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologiCabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
 
Proses faali dalam kegiatan belajar mata kuliah ilmu jiwa umum stain salatiga
Proses faali dalam kegiatan belajar mata kuliah ilmu jiwa umum stain salatigaProses faali dalam kegiatan belajar mata kuliah ilmu jiwa umum stain salatiga
Proses faali dalam kegiatan belajar mata kuliah ilmu jiwa umum stain salatiga
 
Fitria Nur Ani Sa 2
Fitria Nur Ani Sa 2Fitria Nur Ani Sa 2
Fitria Nur Ani Sa 2
 
Konsep dasar perilaku
Konsep dasar perilakuKonsep dasar perilaku
Konsep dasar perilaku
 
Bilazim
BilazimBilazim
Bilazim
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologi
 
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
 
Psikologi kepribadian 2
Psikologi kepribadian 2Psikologi kepribadian 2
Psikologi kepribadian 2
 

Recently uploaded

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Andre664723
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 

Psikologi purposive, refleksive dan behaviorisme Makalah

  • 1. REFLEKSISME, PSIKOLOGI PURPOSIF DAN PSIKOLOGI BEHAVIORISME MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM I KELOMPOK 6 : LEONART MARULI LASIDANIATI RESHA DWI AGUSTINA 1
  • 2. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3 BAB II ISI REFLEKSISME .......................................................................................................................... 4 IVAN PAVLOV ........................................................................................................................... 4-5 PSIKOLOGI PURPOSIF WILLIAM MCDOUGALL .......................................................................................................... 6 PSIKOLOGI BEHAVIORISME JOHN BROADUS WATSON ...................................................................................................... 7 EDWARD CHANCE TOLMAN ................................................................................................. 8 B.F. SKINNER ............................................................................................................................. 9-10 DANIEL KAHNEMAN ............................................................................................................... 11 BAB III PENUTUP (KESIMPULAN) ...................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13 2
  • 3. REFLEKSISME, PSIKOLOGI PURPOSIF DAN BEHAVIORISME BAB I PENDAHULUAN Aliran di dalam ilmu psikologi yang kami bahas kali ini terdapat dalam 3 bagian, yaitu refleksisme, psikologi purposif dan psikologi behaviorisme. Sebelum kami menjelaskan pandangan tokoh-tokoh psikologi dalam 3 aliran ini, kami akan menjelaskan secara garis besar terlebih dahulu mengenai ketiga aliran ilmu psikologi ini. Refleksisme menyatakan bahwa aktivitas perilaku tidaklah berbeda dengan reflek-refleks oleh tubuh. Karena yang menciptakan aliran ini bukan seorang psikolog melainkan seorang ahli ilmu faal atau fisiologi dari Rusia yaitu Ivan Pavlov, Refleksisme kemudian menjadi aliran di dalam ilmu psikologi yang tidak berdiri sendiri melainkan menjadi bagian dari psikologi behaviorisme. Sedangkan, Psikologi Purposif dapat difenisikan sebagai aliran ilmu psikologi yang mempelajari tujuan dari suatu perilaku1, psikologi purposif juga berkaitan erat dengan psikologi sosial. Psikologi Purposif mempunyai objek studi tentang insting, emosi, perilaku kelompok dan lain sebagainya. Dan terakhir psikologi behaviorisme menekankan bahwa semua perilaku ditentukan oleh proses pengkondisian, aliran psikologi behaviorisme juga menurunkan paham keilmuan yang dianut oleh Pavlov (Refleksisme) jadi paham behavorisme juga mempelajari tentang refleks-refleks manusia. Yang dimaksud dengan proses pengkondisian (conditioning process) ini terjadi dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Para penganut aliran behaviorisme percaya bahwa respon-respon terhadap rangsangan yang ada di lingkungan sekitar kita akan membentuk perilaku kita2. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa pandangan tokoh yang ada di dalam aliran ini. Dimulai dari aliran refleksisme dengan tokohnya Ivan Pavlov yang merupakan seorang fisiolog dari Rusia, penemuannya di bidang fisiologi atau ilmu faal mempengaruhi landasan pemikiran psikologi behaviorisme. Kemudian ada Psikologi Purposif dengan tokohnya William McDougall. Khusus untuk pembahasan mengenai Psikologi Behaviorisme kami mengganti tokoh Edwin Bissen Holt dengan Daniel Kahneman yang merupakan psikolog behaviorisme yang lebih mutakhir, selain itu kami membahas pandangan J.B. Watson, B.F. Skinner dan Edward C. Tolman dalam bab yang sama. 1 2 http://psychologydictionary.org/purposive-behaviorism/ http://psychology.about.com/od/behavioralpsychology/f/behaviorism.htm 3
  • 4. BAB II REFLEKSISME Ivan Pavlov (1849-1936) Ivan Pavlov sebenarnya bukan merupakan seorang psikolog melainkan ahli di bidang ilmu fisiologi (faal) dari Rusia. Namun, Pavlov memiliki hasil eksperimen yang berarti di bidang psikologi terutama yang berkaitan dengan refleks. Pandangannya adalah bahwa aktivitas psikis tidaklah berbeda dengan rangkaian-rangkaian refleks, kemudian nantinya di dalam ilmu psikologi kita cukup mempelajari refleks-refleksnya saja (dasar paham psikologi behaviorisme). Pavlov juga merupakan seseorang yang dianggap menjadi cikal bakal munculnya aliran behaviorisme. Eksperimennya yang terpenting adalah tentang pengkondisian klasik (Classical Conditioning) dengan langkah-langkah sebagai berikut3 : 1. Pavlov menggunakan seekor anjing sebagai objek penelitiannya, pertama ia menggunakan daging (stimulus tak terkondisi = rangsangan yang tidak perlu dipelajari bersifat alamiah) kepada anjing tersebut untuk melihat respons terhadap anjing tersebut, dan secara alami anjing tersebut mengeluarkan air liurnya (respons tak terkondisi yang mempunyai arti respons yang tidak perlu dipelajari/alamiah). 2. Lalu, pada langkah ini Pavlov hanya menggunakan bel atau metronome (stimulus netral) dan anjing tersebut tidak mengeluarkan air liurnya (respon tak terkondisi atau alamiah). 3. Kemudian, Pavlov membunyikan bel atau metronome (stimulus netral) dan daging (stimulus alamiah) tersebut secara bersamaan, kemudian anjing tersebut mengeluarkan air liurnya lagi, dan hal ini dilakukan secara konstan (beberapa kali dengan cara yang sama). 4. Terakhir, Pavlov hanya membunyikan bel atau metronome tersebut kepada anjing tersebut dan hasilnya anjing tersebut mengeluarkan air liur (respons atau refleks berubah menjadi terkondisi atau tidak alamiah), karena anjing tersebut mengasosiasikan kehadiran lampu dengan adanya daging (jadi anjing tersebut “dibohongi”). 3 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum hal. 58-59 cetakan ke 2, PT. Rajagrafindo Persada (2010) 4
  • 5. GAMBAR 14 Sama halnya yang biasa terjadi pada manusia, seseorang yang sedang mengalami perasaan jatuh cinta biasanya memiliki perhatian yang khusus kepada suatu objek yaitu handphone, bunyi handphone tadinya adalah sesuatu yang bersifat netral. Tetapi, karena seringnya intensitas mereka berdua melalui handphone tersebut maka mereka perlahan mengasosiasikan bunyi telepon adalah pasti dari sang pacar padahal belum tentu demikian, jadi seringkali manusia juga bisa dibohongi dengan adanya “rangsangan alamiah” tersebut, selain itu hal ini juga sering terlihat dalam iklan-iklan produk dengan brand ternama, seseorang cenderung untuk membuat respons yang sebenarnya tidak disadari olehnya adalah “manipulasi” stimulus oleh tim marketing untuk membuat konsumen tergoda membeli produknya. Eksperimen dari Pavlov diatas yang menjadikan dasar-dasar lahirnya aliran psikologi behaviorisme secara metodologi penelitian. Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian Pavlov diatas adalah tingkah laku dapat dibentuk ataupun diubah dengan cara proses kondisioning. Dalam APA (American Psychological Association) menempatkan Ivan Pavlov sebagai salah satu ilmuwan yang paling mempengaruhi ilmu psikologi modern selain Sigmund Freud. Walaupun ia cenderung tidak menyukai ilmu psikologi karena menganggapnya sebagai ilmu yang kurang ilmiah atau obyektif. 4 gambar di download dari http://www.simplypsychology.org/pavlov.html 5
  • 6. PSIKOLOGI PURPOSIF William McDougall (1871-1938) Pemikiran utama William McDougall dalam bidang psikologi lebih ditekankan kepada psikologi purposif kadang juga disebut dengan psikologi Hormik. Pemikiran McDougall sebenarnya saling tumpang tindih satu sama lain, di satu sisi ia ingin menjadikan psikologi ilmu yang bersifat obyektif sama seperti Pavlov (hanya melihat tingkah laku yang bisa diamati saja) namun di lain sisi ia juga menjadi salah satu pionir di dalam studi psikologi sosial yang lebih bersifat abstrak. McDougall mengungkapkan beberapa konsepnya dalam ilmu psikologi diantaranya adalah5 : Teori Insting : Insting atau naluri ialah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu, dan perilaku (insting) ini biasanya tidak dipelajari dahulu sebelumnya melainkan sudah merupakan pembawaaan sejak lahir. Menurut McDougall insting ini biasanya lebih jelas nampak dalam perilaku yang melibatkan emosi. Tetapi jika ditelusuri lebih lanjut perilaku insting ini sebenarnya bersifat kompleks karena tidak hanya berkaitan dengan perilaku marah atau bahagia, insting seksual, makan/minum, tetapi juga bisa terdapat didalam perilaku pengambilan keputusan (decision making). Sentimen : Menurut McDougall sentimen adalah sistem emosi tertentu yang timbul terhadap obyek-obyek tertentu. Kalau kita mendengar lagu tertentu dan kita merasa sedih atau terharu, maka itu adalah sentimen. Teori mengenai jiwa kelompok (group mind) : McDougall berpendapat bahwa setiap orang yang mengeluarkan semacam energi. Kalau dua orang atau lebih berkumpul, maka energi-energi itu akan saling berinteraksi dan terorganisir menjadi satu kekuatan baru yang mempengaruhi tingkah laku suatu kelompok. Contohnya adalah perkumpulan mahasiswa yang ingin melakukan suatu unjuk rasa. Pemikiran McDougall mengenai group mind ini justru lebih mempengaruhi psikologi sosial. McDougall dalam bukunya Social Psychology mengemukakan lebih lanjut tentang konsep instingnya tersebut, ia mengatakan bahwa emosi takut pada dasarnya adalah insting untuk melarikan diri, emosi heran pada dasarnya adalah insting ingin tahu dan emosi kasih sayang pada dasarnya adalah insting orang tua (parental). 5 Sarlito W. Sarwono, Berkenalan dengan Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi hal 71-73, PT. Bulan Bintang (2013) 6
  • 7. PSIKOLOGI BEHAVIORISME John Broadus Watson (1878-1958) J.B. Watson merupakan ahli psikologi pertama yang dianggap mencetuskan paham behaviorisme setelah Pavlov meletakkan dasar-dasar metodologinya. Psikologi Behaviorisme ini sifatnya eksperimental sangat berbeda dengan aliran psikologi lainnya seperti psikologi humanistik. Watson berpendapat bahwa metode instrospeksi tidak dapat digunakan untuk menjelaskan kesadaran, karena menurutnya hal tersebut tidaklah obyektif 6 . Psikologi haruslah menjelaskan tingkah laku yang nyata saja seperti makan, menulis, berjalan dan sebagainya (tingkah laku yang nyata itu biasanya disebut dengan overt behavior). Watson ingin merubah paradigma di dalam ilmu psikologi yang tadinya mempelajari masalah jiwa menjadi perilaku7. Yang mana kemudian hal ini mempengaruhi aliran psikologi mainstream dengan cara mengkuantifikasi/menganalisa perilaku dengan metode statistik. Selain itu ada tingkah laku yang tidak terlihat seperti berfikir dan emosi, hal ini disebut dengan covert behavior8. Psikologi behaviorisme tidak menutup kemungkinan untuk mempelajari aspek-aspek yang tidak terlihat tersebut seperti berfikir sejauh ia memiliki gerakan-gerakan implisit. Berfikir menurut Watson adalah tidak lain adalah bicara yang tidak nampak (implisit). Seorang yang sedang berfikir menurut Watson membuat gerakan-gerakan lidah yang sangat lemah sehingga tidak nampak seperti berbicara. Namun hal ini tidaklah sepenuhnya benar karena seorang yang tidak mempunyai lidah lagi karena suatu hal tetap bisa berfikir walaupun tidak bisa berbicara. Selain itu ia juga mengungkapkan tentang emosi yang menurutnya tidak lain adalah gerakan-gerakan otot-otot kelamin yang implisit. Misalnya, jika otot kelamin seseorang sedang menegang maka timbul perasaan senang. Sedangkan, jika otot-otot alat kelamin berhenti menegang maka muncul perasaan tidak enak. Tetapi anehnya emosi ini seringkali tidak berkaitan dengan masalah seksual saja, jadi argumen Watson mengenai ini juga bisa dibantah. Sebagaimana Pavlov, ia mempercayai perilaku dan bahkan kebudayaan hanyalah merupakan refleks-refleks terkondisi saja. Ia bahkan berargumen dapat melatih 10 orang anak dan membuat masing-masing anak tersebut mempunyai kepribadian yang berbeda-beda (pemalu, pemarah, pemberani dll)9. 6 Ibid., hal. 73 th Richard Gross, The Science of Mind & Behavior hal. 15 6 edition, London : Hodder Education (2010) didownload dari www.pdfbook.co.ke 8 Ibid., hal. 74 9 Sarlito, Pengantar Psikologi Umum, op.cit., hal. 28 7 7
  • 8. Edward Chance Tolman (1886-1959)10 Tolman melanjutkan ajaran McDougall dengan mengungkapkan konsep psikologi purposif dalam behaviorisme. Ia mengatakan bahwa tingkah laku manusia secara mendasar adalah tingkah laku molar. Yang dimaksud tingkah laku molar itu seperti perilaku bekerja, makan, tidur dll. Dalam tingkah laku molar ini terdapat perilaku yang tingkatannya lebih kecil yaitu tingkah laku molekular. Yang dimaksud dengan tingkah laku molekular adalah saat seseorang sedang makan misalnya, gerakan menyendokkan nasi adalah salah satu contoh tingkah laku molekular. Tolman tidak menyetujui pendapat John B. Watson yang lebih menekankan tingkah laku molekular (refleks). Tolman memformulasikan pemikirannya dalam rumus sebagai berikut : Dimana :  B = Behavior (tingkah laku)  f = fungsi  S = Situasi atau stimulus  A = Antecedent, Hal-hal yang mendahului situasi Jadi tingkah laku adalah fungsi dari situasi dan hal-hal yang mendahului situasi tersebut. Adapun tugas psikologi menurut Tolman adalah mempelajari hubungan antara B dengan S dan A. Dengan cara ini Tolman berpendapat bahwa psikologi dapat mencapai obyektifitas yang maksimum. 10 Sarlito, Berkenalan dengan tokoh-tokoh, op.cit., hal. 75 8
  • 9. B.F. Skinner (1904-1990) Skinner kurang sependapat dengan Tolman mengenai perumusan tingkah laku, menurut Skinner dengan adanya faktor A (antecedent) yaitu hal-hal yang mendahului situasi ini sangat bervariasi dalam perilaku manusia dan seringkali dijadikan alasan oleh para peneliti yang tidak dapat menerangkan suatu tingkah laku secara umum. Skinner berpendapat bahwa tingkah laku sepenuhnnya ditentukan dengan situasi atau stimulus. Jadi rumus Skinner hanya menghilangkan faktor Antecedent yang telah dibuat oleh Tolman , rumus ini seringkali disebut dengan teori S-R dari Skinner. Untuk membuktikan kebenaran dari teori tersebut ia melakukan eksperimen dengan cara operant kondisioning sebagai berikut : Gambar 211 1. Skinner memasukkan tikus kedalam sebuah kotak yang sudah diperlengkapi dengan alat-alat seperti 1) dua tombol, satu untuk mengeluarkan makanan dan satunya lagi untuk menonaktifkan aliran listrik, 2) lampu yang bisa diaktifkan/dinonaktifkan oleh Skinner, bagian bawah kotak juga dipasang jaringan listrik yang bisa diaktifkan / di non-aktifkan oleh Skinner sendiri, dan terakhir ia juga memasang 3) kotak makanan. 2. Tikus yang berjalan-jalan di dalam kotak tersebut secara tidak sengaja menekan tombol yang telah terpasang di dalamnya dan kemudian muncullah kotak yang berisi makanan. Karena tikus tersebut tahu dengan menginjak tombol tersebut ia bisa mendapatkan makanan maka ia melakukan hal tersebut berulang-ulang untuk mendapatkan makanan. Tingkah laku ini disebut dengan tingkah laku operant, karena 11 http://www.simplypsychology.org/operant-conditioning.html 9
  • 10. tikus berusaha untuk membuat keadaan berubah dari yang tidak ada makanan menjadi ada. Skinner mendapatkan esensi bahwa perilaku manusia juga sama dengan tikus tersebut yaitu suatu perilaku yang dianggap bisa menyenangkan dirinya akan dilakukan terus-menerus. 3. Pada tingkat lebih lanjut Skinner membuat lampu menyala sebagai tanda bahwa adanya makanan di dalam kotak dan tikus menekan tombol tersebut untuk mendapatkan makanan lalu tikus tersebut mengambil makanannya, kemudian Skinner mencoba mengosongkan kotak makanan tersebut dan membuat lampu tidak menyala, dan tikus berusaha menekan tombol tersebut dan tidak mendapatkan adanya makanan. Kemudian Skinner mengalirkan aliran listrik untuk menyengat tikus sebagai punishment karena tidak mengikuti aturan untuk mengambil makanan. Hal ini seringkali kita jumpai di dalam masyarakat, misalnya seorang menderita penyakit jiwa yang sudah parah, seorang psikiater yang merawatnya bisa melakukan shock therapy terhadap dirinya untuk menghentikan kebiasaan negatifnya (sama dengan Skinner’s punishment terhadap tikus). 4. Tikus tersebut akhirnya belajar untuk membedakan stimulus, makanan hanya bisa didapatkan olehnya jika lampu dinyalakan oleh Skinner dan tombol ditekan. Sedangkan pada saat lampu tidak menyala maka ia tidak akan menekan tombol untuk mendapatkan makanan. Jadi tikus bisa membedakan lampu yang saat ini menjadi stimulus diskriminasi. 10
  • 11. Daniel Kahneman (1934-...) Daniel Kahneman merupakan seorang ahli psikologi dari Israel, aliran psikologinya adalah behavioris dan juga bisa dikategorikan ke dalam psikologi kognitif. Kahneman sebenarnya merupakan ahli psikologi murni, tetapi banyak dari hasil penelitiannya justru mempengaruhi bidang ekonomi. Kami menambahkan bab ini untuk membahas pemikiran Daniel Kahneman di bidang (decision making) pengambilan keputusan dan kompatriotnya Amos Tversky seorang statistikawan di bidang psikologi. Sumbangan terbesar pemikiran Kahneman di dalam bidang psikologi adalah tentang perilaku hedonistik (yang mereka rumuskan dalam prospect theory) yang mana pemikiran ini juga berimbas ke bidang ekonomi terutama bagi para trader dan juga tentang pembuatan keputusan (decision making) di dalam situasi yang beresiko. Pertama kami akan membahas mengenai prospect theory dan rumusannya sangat sederhana. Kahneman & Tversky melakukan penelitian terhadap beberapa sampel, dengan contoh sebagai berikut12 : Variabel 1 (Gain Condition) : Dalam situasi ini seseorang bisa mendapatkan 1000 US$ dengan kemungkinan persentase 50% dan 500 US$ dengan kepastian (100%). Dari sampel yang diambil sebanyak N = 70 orang, 84% dari sampel memilih untuk mendapatkan 500 US$ dibandingkan dengan 1000 US$ yang hanya 16% orang saja yang memilih. Variebel 2 (Risk Condition) : Dalam situasi ini seseorang diberikan 2000 US$ dengan kemungkinan ia akan kehilangan 1000 US$ dengan persentase kerugian 50% dan yang kedua adalah kehilangan 500 US$ dengan pasti (100%). Dari sampel yang diambil sebanyak 68 orang (N = 68), 69% orang memilih kemungkinan untuk rugi 1000 US$, dibandingkan dengan rugi 500 US$ yang sudah pasti sebanyak 31% dari sampel. Kesimpulan : Bisa disimpulkan dari penelitian Kahneman dan Tversky bahwa seseorang cenderung berperilaku untuk mendapatkan keuntungan yang sudah pasti (walaupun lebih kecil jumlahnya) dan menghidari kerugian yang bersifat sudah pasti. 12 Daniel Kahneman & Amos Tversky, Prospect Theory : An Analysis of Decision Under Risk hal. 273, Econometrica Journal (1979), didownload dari www.jstor.org 11
  • 12. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Secara umum dapat disimpulkan baik refleksisme dari Ivan Pavlov, psikologi purposif dari William McDougall dan para tokoh-tokoh aliran behaviorisme menginginkan bahwa ilmu psikologi haruslah meneliti perilaku yang bisa diteliti saja. Mereka tidak lagi berspekulasi tentang konsep jiwa yang sifatnya abstrak dan ingin membuat ilmu psikologi selangkah lebih maju untuk mendekatkan diri kepada sains murni. 12
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Gross, Richard (2010), The Science of Mind & Behavior 6th edition, London : Hodder Education Sarwono, Sarlito W. (2013), Berkenalan dengan Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi, PT. Bulan Bintang Sarwono, Sarlito W. (2010), Pengantar Psikologi Umum cetakan ke 2, PT. Rajagrafindo Persada Jurnal : Kahneman, Daniel & Amos Tversky (1979), Prospect Theory : An Analysis of Decision Under Risk, Econometrica Journal Situs Internet : http://www.simplypsychology.org/operant-conditioning.html http://www.simplypsychology.org/pavlov.html http://psychology.about.com/od/behavioralpsychology/f/behaviorism.htm http://psychologydictionary.org/purposive-behaviorism/ 13