Dokumen tersebut membahas tentang belajar dan pembelajaran serta beberapa poin pentingnya, yaitu:
1. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara permanen akibat interaksi dengan lingkungan.
2. Pembelajaran adalah upaya sengaja oleh pendidik untuk mengorganisir lingkungan belajar guna mengubah siswa melalui ilmu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain faktor internal sepert
Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah materi presentasi kelompok 1 mata kuliah Psikologi Pendidikan yang di ampu oleh ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini M.Psi FITK UIN Jakarta
kata "belajar, pembelajaran, dan mengajar" sangat sering kita ucapkan, namun apakah kita tahu makna yang sebenarnya ?
apa perbedaan setiap kata-kata tersebut ?
pahami esensi kata tersebut dan buatlah perubahan !!!
Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah materi presentasi kelompok 1 mata kuliah Psikologi Pendidikan yang di ampu oleh ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini M.Psi FITK UIN Jakarta
kata "belajar, pembelajaran, dan mengajar" sangat sering kita ucapkan, namun apakah kita tahu makna yang sebenarnya ?
apa perbedaan setiap kata-kata tersebut ?
pahami esensi kata tersebut dan buatlah perubahan !!!
2. BELAJAR & PEMBELAJARAN
Pembahasan tentang belajar menekankan pada
siswa dlm belajar dan proses-proses yg
menyertainya dlm usahanya utk mengadakan
perubahan secara kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya.
Istilah pembelajaran menekankan pada
pembahasan mengenai bagaimana seorang
guru/pendidik melaksanakan proses
pembelajaran dg tujuan agar siswa dpt belajar
secara lebih baik.
Pembahasan mengenai belajar & pembelajaran
menjadi penting utk menunjang pelaksanaan
proses pembelajaran.
3. APA Yg AKAN KITA PELAJARI?
Mahasiswa dpt menjelaskan pengertian belajar,
faktor-faktor yg mempengaruhi belajar dan
motivasi belajar siswa.
Mahasiswa dpt menjelaskan pengertian
pembelajaran dan faktor yg mempengaruhi proses
pembelajaran.
Mahasiswa dpt menjelaskan metode-metode
pembelajaran.
Mahasiswa dpt menjelaskan konsep dasar teori
belajar behavioristik, kognitif, dan humanistik.
Mahasiswa dpt menjelaskan implikasi belajar,
pembelajaran, dan teori-teori belajar dlm praktik
pendidikan.
4. TUJUAN BELAJAR-NYA?
SETELAH MEMPELAJARI POKOK BAHASAN
TENTANG BELAJAR, DIHARAPKAN:
MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN PENGERTIAN
BELAJAR.
MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
BELAJAR.
5. APA ITU BELAJAR?
Belajar merupakan proses utk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yg diwujudkan dlm
bentuk adanya perubahan tingkah laku (bisa
diamati/tdk bisa diamati) yg relatif permanen dan
menetap disebabkan adanya interaksi individu dg
lingkungannya (Sugihartono dkk., 2007).
POIN PENTING:
BELAJAR MEMBUTUHKAN PROSES.
TUJUAN: MEMPEROLEH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN.
BENTUK PENGETAHUAN & PENGALAMAN DIWUJUDKAN DALAM
TINGKAH LAKU.
TINGKAH LAKU SEBAGAI HASIL BELAJAR RELATIF PERMANEN.
BELAJAR TERJADI KARENA INTERAKSI INDIVIDU Dg
LINGKUNGANNYA.
6. APA ITU BELAJAR?
Belajar adalah sebuah proses yg ditandai dg
adanya perubahan pada diri individu yg belajar
sbg hasil latihan dan adanya pengalaman.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, keterampilannya, daya
reaksinya, daya penerimaanya dan aspek-aspek
laain yg ada pd individu yg belajar (Nana
Sudjana, 2005).
CONTOH:
Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham
menjadi paham, dari tidak bisa melakukan
menjadi bisa melakukan.
7. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Adanya perubahan perilaku baik perilaku
yg teramati langsung ataupun tdk.
(Sri Rumini dkk., 2007).
CONTOH:
Perilaku yg dpt diamati secara langsung.
Siswa menjadi tahu cara bermain alat musik
gitar, piano, dsb dan terbukti dapat
mempraktikannya setelah ia belajar.
Perilaku yg tdk dpt diamati secara langsung.
Siswa menjadi tahu dan hafal urutan sila-sila dlm
pancasila, dibuktikan dg tes tertulis atau lisan.
8. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Perubahan perilaku karena pengalaman
belajar dan latihan (Sri Rumini dkk., 2006).
CONTOH:
Siswa tdk akan menjawab dengan salah
sebuah pertanyaan karena dulu ia pernah
menjawab dan jawabanya salah.
Siswa dpt dg cepat mengerjakan soal
matematika karena hafal rumus dan sering
latihan.
9. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Perubahan perilaku merupakan proses
membutuhkan usaha dan waktu (Sri Rumini dkk.,
2006).
CONTOH:
Siswa ingin mengetahui bagaimana membuat
tempe, maka ia harus tahu bahan, proses
pencampuran, pengolahan, peragian,
pembungkusan, termasuk waktu pd setiap
tahapan tersebut sehingga siswa harus berusaha
menghafal supaya ia juga dapat membuat tempe.
Contoh Lainnya?
10. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Perubahan perilaku karena adanya interaksi
dg lingkungan (Sri Rumini dkk., 2006)
CONTOH:
Siswa menjadi tahu bagaimana mengucapkan
sebuah kosa kata asing, bagaimana mengukur
dan menghitung, bagaimana membuat
sesuatu kareka ia melihat dan mendengar
bagaimana orang lain mencontohkan.
Contoh Lainnya?
11. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Perubahan perilaku terjadi secara sadar
(Sugihartono dkk., 2007).
CONTOH:
Siswa menjadi bisa berenang,
mengucapkan kosa kata, berhitung dan
sebagainya karena ia melakukannya secara
sadar ia ingin bisa berenang, mengucapkan
kosa kata, berhitung dsb.
Contoh lainnya?
12. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional
(Sugihartono dkk., 2007).
CONTOH:
Perubahan kemampuan siswa berkelanjutan
seperti utk mampu melakukan perhitunga siswa
harus mampu menyebutkan angka-angka,
urutannya, serta perhitungan sederhana sampai
kompleks, fungsinya dg mampu menyebutkan ia
menjadi tahu setelah tahu ia dpt melakukan
perhitungan sederhana yg selanjutnya sebagai
bekal melakukan perhitungan matematika rumit.
Contoh Lainnya?
13. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Perubahan bersifat positif (Sugihartono
dkk., 2007).
CONTOH:
Perubahan perilaku pd siswa dari kurang
baik (blm bisa membaca) menjadi baik
(bisa membaca) dan bermanfaat serta
siswa sendiri.
Contoh Lainnya?
14. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Perubahan bersifat permanen/menetap
(Sugihartono dkk., 2007).
CONTOH:
Siswa telah belajar membaca, maka
sampai tua akan tetap bisa membaca.
Siswa dapat naik sepeda, maka setelah
sekian lama tidak naik sepeda akan tetap
bisa.
Contoh Lainnya?
15. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Perubahan bertujuan dan terarah
(Sugihartono dkk., 2007).
CONTOH:
Siswa belajar Matematika, IPA, Biologi dsb
dg rajin agar dp masuk IPA, kemudian
Kuliah di Kedokteran dan Menjadi Dokter.
Contoh Lainnya?
16. CIRI PERILAKU BELAJAR
ADALAH?
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
baik kognitif, afektif, maupun psikommotorik
(Sugihartono dkk., 2007).
CONTOH:
Kognitif: Siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak paham menjadi paham, dari tidak bisa
menjadi bisa.
Afektif: Siswa dari tidak tahu sopan santu
menjadi tahu, berbuat baik pd teman, membantu
teman yg kena musibah.
Psikomotorik: Siwa dari tdk bisa mengoperasikan
komputer mjd bisa, tdk bisa renang menjadi bisa.
17. FAKTOR Yg MEMPENGARUHI
BELAJAR
Belajar merupakan sebuah proses yg
melibatkan banyak komponen baik yg
disadari ataupun tidak.
Secara umum terdapat dua faktor yg
mempengaruhi proses belajar yaitu faktor
internal (segala sesuatu dan kondisi yg
berasal dari dlm diri individu yg belajar)
dan faktor eksternal (segala sesuatu dan
kondisi yg berasal dari luar individu yg
belajar).
18. FAKTOR Yg MEMPENGARUHI
BELAJAR
FAKTOR INTERNAL
Faktor internal terbagi atas faktor
Jasmaniah/Fisik dan Faktor Psikologis/Psikis.
Faktor Jasmaniah/Fisik.
Meliputi fungsi alat indera, fungsi anggota
badan, bentuk tubuh, dan kondisi fisik lainnya.
Kondisi-kondisi fisik yg kurang mendukung
seperti fungsi alat indera yg kurang, badah
lelah, sakit, atau kondisi badan yg kurang prima
lainnya berdampak pd siswa tdk dpt
berkonsentrasi dgn baik.
19. FAKTOR Yg MEMPENGARUHI
BELAJAR
FAKTOR INTERNAL
Faktor Psikologis/Psikis.
Faktor psikologis meliputi
intelegensi/kecerdasan, perhatian, minat,
bakat, motivasi, kematanga, kemampuan
kognitif, afektif, psikomotorik, serta
kepribadian siswa dsb.
Misalnya: Siswa yg mengalami gangguan psikis
seperti kecerdasan yg terlalu rendah tentu
akan mengalami kesulitan mengikuti pelajaran
meskipun sederhana, dsb.
20. FAKTOR Yg MEMPENGARUHI
BELAJAR
FAKTOR EKSTERNAL
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yg
mempengaruhi belajar meliputi lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan budayanya,
serta lingkungan alam dan kondisinya.
Faktor Lingkungan Keluarga.
Misalnya: Cara orang tua mendidik,
relasi/hubungan antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian/pemahahaman orang tua,
kebudayaan keluarga, dsb.
21. FAKTOR Yg MEMPENGARUHI
BELAJAR
FAKTOR EKSTERNAL
Faktor Lingkungan Sekolah.
Misalnya: Metode mengajar, Relasi Guru dg
Siswa, Relasi antar Siswa, Disiplin Sekolah,
Waktu Sekolah, Keadaan Gedung, Media
Pembelajaran, dsb.
Faktor Lingkungan Masyarakat dan Budayanya.
Misalnya: Kegiatan siswa di Masyarakat, Teman
Bergaul, Media Massa, Kehidupan & Budaya
Masyarakat, Kebiasaan-kebiasaan masyarakat,
dsb.
22. FAKTOR Yg MEMPENGARUHI
BELAJAR
FAKTOR EKSTERNAL
Faktor Lingkungan Alam dan Kondisinya.
Misalnya: Letak Rumah dari Sekolah, Sekolah di
Daerah Perkotaan atau Pedesaan, Udara panas
atau Sejuk, lingkungan subur atau Gersang,
lingkungan sunyi atau ramai, dsb.
Dan Faktor Eksternal Lainnya.
23. TUJUAN BELAJAR
PEMBELAJARAN?
SETELAH MEMPELAJARI PEMBAHASAN
Ttg PEMBELAJARAN, MAHASISWA
DIHARAPKAN:
MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN
PENGERTIAN PEMBELAJARAN.
MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN
CONTOH BENTUK-BENTUK METODE Dlm
PEMBELAJARAN.
MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN
PERAN GURU Dlm PROSES
PEMBELAJARAN.
24. PENGERETIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan sebuah upaya yg
dilakukan pendidik secara sengaja dg tujuan
menyampaikan ilmu pengetahuan,
mengorganisasikan, dan menciptakan suatu
sistem ligkungan belajar dg berbagai metode
shg siswa dpt melakukan kegiatan belajar
secara optimal (Sugihartono dkk., 2007).
POIN PENTING:
Proses/aktivitas yg direncanakan, dilakukan, dan
dievaluasi oleh guru
Dilaksanakan secara sengaja.
Bertujuan mengubah dan membimbing siswa
mempelajari lingkungan dlm bentuk ilmu
25. PENGERETIAN PEMBELAJARAN
Pengertian Pembelajaran Menurut
Biggs dlm Sugihartono dkk. (2007),
terbagi dalam tiga bentuk konsep
pembelajaran yaitu:
Pembelajaran dlm Pengertian
Kuantitatif.
Pembelajaran dlm Pengertian
Institusional.
Pembelajaran dlm Pengertian
Kualitatif.
26. PENGERETIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran dlm Pengertian Kuantitatif.
Pengertian pembelajaran ini berkaitan dg
jumlah materi yg disampaikan dlm
pembelajaran.
Menekankan pd penularan dan penyampaian
materi pelajaran dlm bentuk ilmu
pengetahuan sebanyak mungkin oleh guru
kpd siswa.
Guru dituntut menguasai ilmu pengetahuan
yg dimiliki dan dikuasai sebanyak mungkin
sehingga dpt menyampaikannya pd siswa
dlm jumlah yg banyak dan berfariasi.
CONTOH:
27. PENGERETIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran dlm Pengertian Institusional.
Menkankan pd kemampuan seorang guru dlm
melakukan penataan pembelajaran termasuk
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
proses pembelajaran.
Oleh sebab itu, guru dituntut mampu
mengadaptasi dan mengembangkan berbagai
teknik dan metode pembelajaran utk berbagai
macam siswa dan karakteristiknya.
CONTOH:
Guru mampu menerapkan model dan metode-
metode pembelajaran sesuai dg tujuan
pembelajaran yg akan dicapai.
28. PENGERETIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran dlm Pengertian Kualitatif.
Pembelajaran dlm pengertian ini menekankan pd
kualitas proses dan materi pembelajaran yg
disampaikan.
Pembelajaran dlm konsep ini menekankan pd
upaya guru mempermudah siswanya melakukan
akivitas belajar, dlm bentuk siswa yg aktif tdk
sekedar teori.
Menekankan keberartian proses dan materi
pelajaran yg disampaikan utk menunjang
ketermpilan dan kebutuhan siswa dlm hidup.
CONTOH:
Pembalajaran ttg IPA dilakukan agas siswa
memahami manfaatnya bagi kehidupan melalui
29. METODE-METODE
PEMBELAJARAN
Pengertian ttg Metode pembelajaran berkaitan
dg pengertian pembelajaran secara
institusional.
Metode pembelajaran merupakan cara dan
usaha yg dilakukan oleh guru sebagai
pendidik dlm proses pembelajaran dg tujuan
agar proses pembelajaran berjalan dengan
baik sehingga siswa dpt belajar dan
memperoleh hasil yg optimal (Sugihartono
dkk., 2007).
Metode pembelajaran sangat banyak dan
bervariasi dg kelebihan dan kelemahan
masing-masing, oleh sebab itu guru dpt
memilih metode pembelajaran yg akan
30. METODE PEMBELAJARAN Sec.
UMUM
METODE CERAMAH.
Metode ceramah merupakan metode pembelajaran
yg dilakukan oleh guru kepada siswa dg cara guru
menyampaikan materi pelajaran secara bahasa
lisan baik verbal maupun non verbal (Sugihartono
dkk., 2007).
Metode ceramah murni menuntut guru agar dpt
menyampaikan materi pelajaran dg bahasa yg
mudah dipahami siswa.
Guru lebih aktif dibandingkan siswa dan
komunikasi berjalan satu arah.
Keberhasilan metode ini tdk semata mata karena
kehebatan guru dlm mengolah kata ,tapi juga
31. UMUM
METODE LATIHAN.
Merupakan metode pembelajaran yg
dterapkan oleh guru dlm menyampaikan
materi pelajaran dg menanamkan
keterampilan-ketarampilan tertentu yg
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan latihan.
CONTOH:
Pelaksanaan metode ini diharapkan siswa
dpt menyerap materi pelajaran secara lebih
optimal.
32. METODE PEMBELAJARAN Sec.
UMUM
METODE TANYA-JAWAB.
Merupakan cara penyampaian dan penyajian
materi pelajaran yg dilakukan oleh guru
melalui bentuk-bentuk pertanyaan yg harus
dijawab ole siswa (Sugihartono dkk., 2007).
Melalui meteode ini ditumbuhkan dan
dikembangkan kemampuan siswa dlm
mengamati, meninterprestasi,
mengklarifikasi, membuat kesimpulan,
menerapkan, dan mengkomunikasikan
pemahaman siswa thp materi pelajaran.
Tujuannya adalah utk memotivasi siswa
mengajukan pertanyaan selama proses
pembelajaran.
33. METODE PEMBELAJARAN Sec.
UMUM
METODE KARYAWISATA.
Merupakan metode penyampaian materi
pelajaran dg cara membawa langsung
siswa ke objek pembelajaran di luar kelas
atau lingkungan kehidupan nyata agar
siswa dpt mengamati atau mengalami
langsung (Sugihartono dkk., 2007).
CONTOH:
Penggunaan metode ini menjadikan materi
pelajaran yg dipelajari menjadi lebih berarti
karena siswa langsung melihat
relevansinya dg kenyataan dan kebutuhan
34. METODE PEMBELAJARAN Sec.
UMUM
METODE DEMONSTRASI.
Merupakan metode pembelajaran yg
dilakukan guru dg cara memperlihatkan
suatu proses atau cara kerja suatu benda
berkaitan dg bahan dan materi pelajaran
(Sugihartono dkk., 2007).
Metode ini membantu siswa dlm memahami
dg jelas suatu proses atau cara kerja suatu
benda melalui pengamatan dan contoh
konkrit.
Metode ini menghendaki adanya keaktifan
siswa.
Pelaksanaanya dpt dilakukan dg jalan guru
35. METODE PEMBELAJARAN Sec.
UMUM
METODE BERMAIN PERAN.
Metode ini digunakan oleh guru melalui
pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa dg cara siswa
memerankan suatu tokoh yg berupa
benda mati ataupun tokoh manusia
tertentu (Sugihartono dkk., 2007).
Model pembelajaran ini membantu siswa
mengembangkan penghayatan,
tanggungjawab, dan terampil memaknai
materi yg dipelajari.
36. METODE PEMBELAJARAN Sec.
UMUM
METODE DISKUSI.
Merupakan metode pembelajaran yg
dilakukan oleh guru dg cara memberikan
permasalahan tertentu kepada siswa dan
siswa diminta utk memecahkan masalah
tersebut secara kelompok (Sugihartono
dkk., 2007).
Model pembelajaran ini dpt
menumbuhkan dan mendorong siswa
agar mampu mengemukakan pendapat
secara konstruktif serta membiasakan
siswa utk bersikap toleran dan
37. METODE PEMBELAJARAN Sec.
UMUM
METODE PEMBERIAN TUGAS & RESITASI.
Metode pemberian tugas merupakan metode
pembelajaran yg dilakukan guru dg cara
memberikan siswa tugas-tugas yg harus
dikerjakan (Sugihartono dkk., 2007).
Contoh: siswa ditugasi membaca buku,
membuat resume, laporan, dsb.
Resitasi merupakan bentuk pembelajaran yg
berupa tugas kepada siswa utk membuat
laporan atas pelaksanaan tugas yg telah
diberikan sebelumnya.
Metode pemberian tugas dan resitasi
dilakukan utk menumbuhkan kemandirian,
tanggungjawab, dan inisiatif siswa dlm
38. PEMILIHAN METODE
PEMBELAJARAN
Pemilihan dan penggunaan Metode
Pembelajaran tersebut sangat fleksibel,
namun demikian ditentukan oleh faktor-
faktor:
Tujuan Pembelajaran.
APAKAH KOGNITIF, AFEKTIF, ATAU
PSIKOMOTORIK.
Tingkat Kematangan Siswa.
MAMPU Dg KONSEP ABSTRAK ATAU KONKRET
Situasi dan Kondisi Proses Pembelajaran.
MUNGKIN ATAU TIDAK MEMAKAI EKSPERIMEN
Kondisi Sarana dan Prasarana.
ADA ALAT PERAGA TIDAK, ADA TEMPAT ATAU
39. PERAN GURU Dlm
PEMBELAJARAN
Guru harus memahami kompetensi dan
peran yg harus dilakoninya dlm proses
pendidikan dan pembelajaran yg terus
berkembang.
Kompetensi guru menunjang berjalannya
proses pembelajaran yg efektif dan efesien
dlm mencapai tujuan pembelajaran.
Pemahaman guru atas perannya
menentukkan batasan-batasan yg harus
dilakukan guru selama proses
pembelajaran.
Peran yg dilakukan guru menunjukkan
40. PERAN GURU Dlm
PEMBELAJARAN
Guru yg profesional merupakan guru
yg memiliki tingkat kemampuan dlm
melaksanakan tugas keguruannya
dengan baik (secara profesional)
sebagai profesinya (sumber
kehidupan).
Dalam menjelaskan profesinya, guru
dituntut memiliki beberapa
kecakapan atau kompetensi yg
bersifat kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
41. GURU
KOMPETENSI KOGNITIF.
Kompetensi ini ditandai dg
keterbukaan dlm cara berfikir,
kemampuan, memandang sesuatu dg
pertimbangan akal sehat,
keterbukaan perencanaan, responsif
terhadap kelas, menggunakan media
dan metode secara relevan dan
kreatif dlm proses pembelajaran
sesuai materi dan kebutuhan siswa.
42. KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU
KOMPETENSI KOGNITIF.
Terdapat dua kelompok bekal pengetahuan
dan keterampilan yg dibutuhkan guru utk
menunjang profesinya secara kognitif
(Muhibbinsyah dlm Sugihartono dkk., 2007),
yaitu:
Ilmu Pengetahuan Kependidikan.
Merupakan ilmu pengetahuan yg dibutuhkan
dlm menunjang proses belajar mengajar baik
langsung/tdk. Contoh: Ilmu Pendidikan,
Psikologi Pendidikan, administrasi
pendidikan, dll.
Ilmu Pengetahuan Bidang Studi.
43. KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU
KOMPETENSI AFEKTIF.
Mencakup sikap dan perasaan guru yg
menunjang proses pembelajaran, baik
terhadap siswa, orang lain, lingkungan, dan
terutama pd diri sendiri.
Terhadap Siswa Contohnya: Ramah, Empati,
Bersahabat sehingga siswa merasa dihargai
dan diperhatikan.
Terhadap Diri Sendiri Contohnya: Konsep
Diri Positif, Keyakinan akan kemampuannya,
dsb.
44. KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU
KOMPETENSI PSIKOMOTORIK.
Merupakan keterampilan jasmaniah
dlm bentuk keterampilan perilaku
secara umum dan khusus.
Keterampilan Umum mencakup
tingkah laku umum guru seperti duduk,
berdiri, berjalan, dsb.
Keterampilan Khusus mencakup
keterampilan melakukan demonstrasi,
praktikum, dsb.
45. PERAN GURU Dlm
PEMBELAJARAN
Guru tidak hanya menyampaikan materi
pelajaran sebanyak dan sebaik mungkin
pd siswanya.
Guru juga dituntut mampu menjalankan
tugasnya sebagai guru dan sebagai
pendidika dlm bentuk peran-peran tertentu
dlm usahanya mencapai tujuan
pembelajaran dan mengembangkan
potensi siswa.
Peran guru mencakup guru sebagai
Korektor, Inspirator, Informator,
Organisator, Motivator, Inisiator,
Pembimbing, Demonstrator, Pengelola
46. PERAN GURU Dlm
PEMBELAJARAN
GURU Sbg KOREKTOR.
Sebagai korektor, guru berperan
menilai dan mengoreksi hasil kerja
siswa, sikap siswa, tingkah laku
siswa, dan perbuatan siswa baik di
dlm maupun di luar sekolah.
Contohnya:
47. PERAN GURU Dlm
PEMBELAJARAN
GURU Sbg INSPIRATOR.
Sebagai inspirator, guru diharapkan
mampu memberikan inspirasi atau ilham
pada siswanya.
Contohnya:
GURU Sbg ORGANISATOR.
Sebagai organisator, guru berperan
mengelola berbagai kegiatan akademik
agar tercipta dan tercapai efektivitas dan
efisiensi proses belajar dan pembelajaran.
Contohnya:
48. PERAN GURU Dlm
PEMBELAJARAN
GURU Sbg INFORMATOR.
Sebagai informator, guru harus mampu
memberikan informasi mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan yg
diajarkan maupun IPTEK lainnya yg
sedang berkembang.
Contohnya:
GURU Sbg INISIATOR.
Sebagai inisiator, guru mampu menjadi
pencetus ide-ide dlm kemajuan pendidikan
dan pengajaran yg disesuaikan dg
49. PERAN GURU Dlm
PEMBELAJARAN
GURU Sbg PEMBIMBING.
Sebagai pembimbing, guru diharapkan
mampu memberikan bimbingan dan
bantuan pada siswa yg menghadapi
kesulitan belajar agar siswa dpt mencapai
kemandirian dan tujuan belajarnya.
Contohnya:
GURU Sbg DEMONSTRATOR.
Sebagai demonstrator, guru diharapkan
dpt memperagakan apa yg disampaikan
secara didaktis sehingga mudah dipahami
50. PERAN GURU Dlm
PEMBELAJARAN
GURU Sbg PENGELOLA KELAS.
Sebagai pengelola kelas, guru
diharapkan mampu mengelola kelas
dengan baik selama proses
pembelajaran dgn harapan dapat
tercapai tujuan dari proses
pembelajaran dg efektif dan efisien.
Contohnya:
51. PERAN GURU Dlm
PEMBELAJARAN
GURU Sbg EVALUATOR.
Sebagai evaluator, guru diharapkan
mampu menilai produk dan proses
pembelajaran sehingga diperoleh
umpan balik untuk diperbaiki,
dipertahankan, atau dikembangkan
agar mencapai tujuan dan hasil
pembelajaran secara optimal.
Contohnya:
52. TEORI BELAJAR
Teori belajar menjelaskan tentang
bagaimana proses belajar terjadi pada
siswa atau individu.
Teori belajar membantu memahami
bagaimana proses belajar terjadi pada
seorang individu, sehingga dg
pemahaman tentang teori belajar
membantu guru utk menyelenggarakan
proses pembelajaran dengan baik.
Pada intinya teori belajar membantu guru
dalam bentuk aplikasi proses
pembelajaran yg membantu siswa
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
53. MANFAAT UMUM TEORI BELAJAR
Teori belajar merupakan sebuah
pernyataan umum yg menjelaskan
bagaimana sebuah proses belajar akan
terjadi dan dilakukan siswa.
Pemahaman terhadap sebuah teori belajar
akan mempermudah guru dlm mencapai
tujuan pembelajaran dlm bentuk aplikasi
selama proses pembelajaran.
54. MANFAAT KHUSUS TEORI
BELAJAR
Membantu pendidik dan calon pendidik
memahami bagaimana siswa belajar.
Membimbing pendidik dan calon pendidik
merancang dan merencanakan proses
pembelajaran.
Membantu pendidik dan calon pendidik dlm
mengelola kelas.
Membantu pendidik dan calon pendidik dlm
melakukan evaluasi perencaan, proses, dan
hasil pembelajaran siswa.
Membantu pendidik menentukan bentuk
dukungan dan bantua pd siswa agar mencapai
prestasi secara maksimal.
55. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Belajar dlm pandangan behavioristik
merupakan bentuk perubahan yg dialami
siswa dlm bentuk kemampuannya utk
bertingkah laku dg cara baru sebagai hasil
hubungan antara stimulus dan respon
(Asri Budiningsih, 2003).
Pokok perhatian dlm teori belajar
Behaviorsitik adalah stimulus/input dan
respon/output yg dpt diamati dan diukur.
Penerapan teori belajar behavioristik dlm
pendidikan menggunakan mekanisme
penguatan/reinforcement.
56. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
EDWARD LEE THORNDIKE (1874-1949).
Melakukan eksperimen dg seekor kucing
yg dimasukan dlm sebuah sangkar (puzzle
box).
Teorinya lebih dikenal sbg Teori
Koneksionisme/Teori Asosiasi
57. EDWARD LEE THORNDIKE (1874-
1949).
Menurut Thorndike, belajar pd dasarnya
merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-
asosiasi akibat adanya stimulus dan respon.
Stimulus merupakan bentuk perubahan
lingkungan sbg tanda agar organisme
bertindak.
Respon merupakan tingkah laku yg
dimunculkan organisme setelah menerima
stimulus.
Dari hasil eksperimennya, disimpulkan bahwa
agar tercapai seluruh hubungan stimulus dan
respon perlu adanya kemampuan organisme
memilih respon yg tepat, setelah melalui
usaha trial and error terlebih dahulu.
58. EDWARD LEE THORNDIKE (1874-
1949).
Menurut Thorndike, bentuk belajar yg
paling mendasar adalah trial and error
learning atau selecting and connecting
learning.
Kesimpulannya:
Dalam proses pembelajaran jika sebuah
tindakan diikuti oleh perubahan yg
memuaskan dlm lingkungan, maka
tindakan tersebut akan cenderung
diulangi, dan sebaliknya jika tdk
menguntungkan akan dikurangi bahkan
tidak dilakukan sama sekali.
CONTOHNYA?
59. EDWARD LEE THORNDIKE (1874-
1949).
Terjadinya asosiasi dan koneksi menurut
Thorndike mengikuti beberapa kaidah atau
hukum.
HUKUM KESIAPAN/Law Of Readiness:
Hukum ini menyatakan bahwa semakin siap
individu utk memperoleh dan melakukan
perubahan perilaku dan perubahan perilaku
tersebut akan menimbulkan kepuasan, maka
akan cenderung diperkuat.
Contohnya: Siswa yg sudah siap belajar, maka
ia menyiapkan buku-buku sumber belajar atau
bahan lainnya agar ia menjadi lebih paham dan
ketika terbukti ia menjadi lebih paham maka
akan diulangi lagi.
60. EDWARD LEE THORNDIKE (1874-
1949).
HUKUM LATIHAN/Law Of Exercise.
Hukum ini menyatakan bahwa semakin sering
sebuah tingkah laku diulang, dilatih, atau
digunakan, maka asosiasi yg terbentu semakin
kuat.
Contohnya:
Seorang siswa yg baru saja mempelajari rumus
dlm fisika, maka dlm bab tertentu sebuah
buku/LKS akan memberikan contoh soal dan
soal-soal latihan dengan satu jenis rumus dlm
berbagai pengembangannya, sehingga dengan
berlatih dan banyak mengulang dlm bentuk
latihan soal menjadikan siswa lebih hafal dan
memahami penggunaan rumus yg telah
61. EDWARD LEE THORNDIKE (1874-
1949).
HUKUM REAKSI BERVARIASI/Multiple Response.
Hukum ini menyatakan bahwa utk memperoleh
respon yg tepat dlm belajar dan memecahkan
masalah, maka didahului proses trial and error
sebagai bentuk macam-macam respon.
Contohnya:
Masih ingat sejarah penemuan bola lampu?
Siswa dlm mempelajari sebuah rumus
matematika seringkali langsung diikuti
mengerjakan tugas-tugas dan setiap siswa
diminta mengerjakan di papan tulis, sehingga yg
salah kemudian diperbaiki bersama-sama,
sehingga siswa tahu mana yg salah, kenapa
salah dan mana yg benar.
62. EDWARD LEE THORNDIKE (1874-
1949).
APLIKASI TEORI THORNDIKE Dlm
PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran, cara yg baik
bukanlah mengharapkan siswa dengan
sendirinya mengetahui apa yg diajarkan, tapi
bagaimana seorang guru mengetahui apa yg
harus diajarkan dan bagaimana.
Siswa yg sudah dpt belajar dg baik segera diberi
hadiah, dan bagi yg belum baik segera diberi
penjelasan dan diperbaiki.
Materi pelajaran yg diberikan harus disadari
siswa dan mengandung manfaat bagi siswa.
Apabila siswa diberi pelajaran yg sulit dan
melebihi kemampuannya maka tidak akan
63. IVAN PETROVICH PAVLOV (1849-
1936)
Pavlov melakukan percobaan dg
menggunakan seekor kucing, daging, dan
bell.
Teorinya dikenal dg teori Pengkondisian
Klasik /Classical Conditioning.
64. IVAN PETROVICH PAVLOV (1849-
1936)
A
N
J
I
N
G
Sebelum
Eksperimen
Selama
Eksperimen
Setelah
Eksperimen
Bell
(Neutral Stimulus)
+
Daging
(Unconditioned Stimulus)
Bell
(Conditioned Stimulus)
Daging
(UnConditioned Stimulus)
Bell
(Neutral Stimulus)
Saliva/Anjing Mengeluarkan Liur
(UnConditioned Respon)
Anjing tidak Mengeluarkan Liur
Saliva/Anjing Mengeluarkan Liur
(UnConditioned Respon)
Saliva/Anjing Mengeluarkan Liur
(Conditioned Respon)
65. IVAN PETROVICH PAVLOV (1849-
1936)
Hasil eksperimen Pavlov tersebut menjelaskan
bahwa stimulus yg dikondisikan dpt digunakan
utk menggantikan stimulus-stimulu alami agar
menghasilkan respon-respon yg diinginkan dan
dikondisikan.
Dengan demikian, dlm proses pembelajaran
dengan tingkah laku siswa sebagai ukuran
keberhasilan dan ketercapaiannya dpt dilakukan
melalui pengaturan manipulasi lingkungan
(conditioning proses), contohnya Bell Masuk.
66. IVAN PETROVICH PAVLOV (1849-
1936)
APLIKASI TEORI PAVLOV Dlm PEMBELAJARAN.
Membentuk suasana pembelajaran yg
menyenangkan .
Menekankan kerjasama dan kompetisi antara
kelompok dibandingkan secara individual.
Membuat kegiatan membaca lebih menyenangkan
dengan membuat ruang membaca lebih enak dan
menarik.
Membantu siswa mengatasi secara bebas dan
sukses situasi-situasi yg mencemaskan atau
menekan.
Mendorong siswa yg pemalu namun pandai
membantu temannya memahami materi pelajaran.
Membuat tahap jangka pendek utk mencapai tujuan
67. IVAN PETROVICH PAVLOV (1849-
1936)
APLIKASI TEORI PAVLOV Dlm PEMBELAJARAN.
Membantu siswa mengenali perbedaan dan
persamaan setap situasi sehingga mereka dpt
menggeneralisasikan secara tepat.
Meyakinkan siswa yg cemas ketika menghadapi
ujian masuk sekolah atau ujian lainnya yg lebih
tinggi, bahwa tes tersebut sama dg tes-tes yg
pernah mereka lakukan.
Menjelaskan bahwa labih baik anak-anak
menghindari hadiah berlebihan dari orang yg tidak
dikenal, atau lebih baik menerima
hadiah/penghargaan dari orang lain didampingi
orang tuanya.
68. BURHUS FREDERIC SKINNER (1904-
1990)
Skinner melakukan percobaannya dengan
menggunakan tikus yg dimasukan ke
dalam kotak Skinner (Skinner Box).
Teori belajar Skinner dikenal dg Operan
Conditioning.
69. BURHUS FREDERIC SKINNER (1904-
1990)
Eksperimen Skinner menyimpulkan teori
operant conditioning atau pengekondisian
operant (pengkondisian dg penguatan
positif dan negatif).
Perilaku operant tersebut dpt
meningkatkan sebuah perilaku berulang
kembali atau bahkan menghilangkan
perilaku.
Menurut Skinner, unsur tepenting dlm
belajar adalah adanya
penguatan/reinforcement, artinya adalah
pengetahuan yg terbentuk sebagai hasil
70. BURHUS FREDERIC SKINNER (1904-
1990)
Hasil eksperimen Skinner juga
menyimpulkan adanya Shaping dlm
belajar, yaitu secara terjadwal tikus
meningkatkan menekan tombol makanan
serta mengurangi menekan tombol listrik.
Dlm belajar, shaping dpt berupa siswa
labih rajin mengerjakan tugas karena
mendapat banyak pujian dan nilai ujian yg
baik, dan mengurangi membolos karena
pernah dihukum.
71. BURHUS FREDERIC SKINNER (1904-
1990)
Penguatan menurut Skinner terbagi dua
yaitu penguat pisitif dan penguat negatif.
Penguat positif, merupakan sebuah stimulus
yg dpt meningkatkan terjadinya
pengulangan tingkah laku yg diharapkan.
Contohnya: hadiah fisik, perilaku, atau
penghargaan lainnya.
Penguat negatif, merupakan sebuah
stimulus yg dpt berdampak pd
berkurangnya sebuah perilaku yg tidak
diharapkan. Contohnya: penundaan atau
tidak memberi pengargaan, memberikan
tugas tambahan, atau menunjukkan perilaku
72. BURHUS FREDERIC SKINNER (1904-
1990)
APLIKASI TEORI BELAJAR SKINNER.
Hasil belajar siswa harus segera diberitahukan
pd siswa, dan jika salah dibetulkan dan jika benar
diberi penghargaan.
Proses belajar harus mengikuti irama dari siswa,
guru tidak dpt memaksakan kehedaknya.
Materi pelajaran disusun dan dilaksanakan dg
menggunakan sistem modul.
Proses pembelajaran menekankan aktivitas
siswa itu sendiri.
Proses pembelajaran tdk menggunakan
hukuman, namun mengubah lingkungan agar tdk
muncul hukuman.
73. ALBERT BANDURA
Eksperimen Bandura menggunakan Anak
Kecil dan Boneka Bobo Doll.
Teorinya dikenal sbg teori belajar sosial
atau kognitif sosial.
74. ALBERT BANDURA
Hasil eksperimennya menyimpulkan
bahwa proses pengamatan memiliki peran
yg sangat penting dlm proses belajar
berupa meniru perilaku dan reaksi orang
lain.
Mayoritas perilaku manusia dipelajari
melalui proses pengamatan yg disebut
modeling, dari satu pengamatan ke
pengamatan selanjutnya akan membentuk
sebuah perilaku baru.
Pengetahuan baru yg tersimpan dlm
memori tersebut akan digunakan sebagai
pedoman dan patokan dlm bertindak
75. ALBERT BANDURA
Teori belajar sosial membantu memahami
perilaku agresi dan penyimpangan
psikologis, serta bagaimana memodifikasi
perilaku.
Dlm dunia pendidikan, teori belajar sosial
menjelaskan perilaku manusia dlm
konteks interaksi timbal balik yg
berkesinambungan antara kognitif,
perilaku, dan pengaruh lingkungan yg
diperoleh melalui aktivitas pengamatan
dan observasi.
CONTOH:
76. FAKTOR Yg MEMENGARUHI
TEORI BELAJAR SOSIAL
Perhatian/Atensi: mencakup peristiwa awal
peniruan (adanya kejelasan, keterlibatan
perasaan, tingkat kerumitan, kelaziman,
serta nilai fungsi) dan karakteristik
pengamat (kemampuan indera, minat,
persepsi, dan penguatan sebelumnya)
CONTOH:
77. FAKTOR Yg MEMENGARUHI
TEORI BELAJAR SOSIAL
Penyimpanan atau proses mengingat:
mencakup pengorganisasian pikiran,
pengulangan simbolik, dan pengulangan
motorik.
CONTOH:
78. FAKTOR Yg MEMENGARUHI
TEORI BELAJAR SOSIAL
Reproduksi Motorik: Mencakup
kemampuan fisik, kemampuan meniru, dan
keakuratan umpan balik.
CONTOH:
79. FAKTOR Yg MEMENGARUHI
TEORI BELAJAR SOSIAL
Motivasi: Mencakup dorongan dari luar
dan penghargaan terhadap diri sendiri.
CONTOH:
80. FAKTOR Yg MEMENGARUHI
PROSES BELAJAR SOSIAL
Individu akan lebih menyukai perilaku yg
ditiru apabila sesuai dg nilai-nilai yg
dimilikinya.
CONTOH:
Individu akan menyukai perilaku yg ditiru
jika modelnya disukai serta perilakunya
memiliki nilai yg bermanfaat.
CONTOH:
81. FAKTOR Yg MEMENGARUHI
PROSES BELAJAR SOSIAL
Proses mengingat akan lebih baik dgn
cara mengkodekan dlm bentuk kata-kata,
tanda, gambar, dsb dibandingkan hanya
melihat saja.
CONTOH:
82. APLIKASI TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK
Mementingkan dan memperhatikan
pengaruh lingkungan.
CONTOH:
Mementingkan adanya bagian-
bagian/elementeristik.
CONTOH:
Mementingkan peranan reaksi.
CONTOH:
Mengutamakan mekanisme terbentuknya
hasil belajar melalu mekanisme S-R.
CONTOH:
83. APLIKASI TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK
Mementingkan dan memperhatikan
kemampuan yg sudah dimiliki dan
terbentuk sebelumnya.
CONTOH:
Mementingkan pembentukan kebiasaan
perilaku melalui aktivitas latihan dan
pengulangan.
CONTOH:
Hasil belajar dikatakan tercapai jika
muncul perilaku yg diinginkan.
CONTOH:
84. BENTUK BELAJAR
BEHAVIORISTIK
Bahan-bahan pengajaran sudah siap
digunakan.
Contohnya:
Tujuan pembelajaran disampaikan secara
utuh.
Contohnya:
Guru tdk banyak ceramah, hanya
memberikan instruksi, contoh, dan
simulasi.
Contohnya:
Bahan pembelajaran tersusun hierarkis
dari sederhana menuju rumit.
85. BENTUK BELAJAR
BEHAVIORISTIK
Tujaun pembelajaran terbagi dlm tujuan-
tujuan kecil dlm bentuk penguasaan-
penguasaan keterampilan tertentu.
Contohnya:
Pembelajaran berorientasi hasil dlm
bentuk perilaku yg diinginkan.
Contohnya:
Pengulangan dan latihan digunakan utk
membentuk kebiasaan.
Contohnya:
86. BENTUK BELAJAR
BEHAVIORISTIK
Perilaku yg diinginkan muncul diikuti
penguatan positif dan perilaku yg kurang
diinginkan diikuti penguatan negatif.
Contohnya:
Tidak semua mata pelajaran sesuai
menggunakan dasar teori ini dituntut kepekaan
dan kejelian guru.
Metode ini cocok pd mata pelajaran yg
membutuhkan praktik dan pembiasaan seperti
percakapan bahasa, olahraga, penggunaan
komputer, dsb.
87. TEORI BELAJAR KOGNITIF
Teori ini memandang bahwa belajar
merupakan sebuah proses yg
mementingkan proses belajar itu sendiri
dibandingkan hasilnya.
Contoh:
Proses belajar dlm pandangan aliran
kognitif tdk sekedar melibatkan hubungan
S-R saja, namun merupakan proses yg
kompleks melibatkan aktivitas berpikir (Asri
Budiningsih, 2003).
Contoh:
88. TEORI BELAJAR KOGNITIF
Teori belajar kognitif menekankan pd
gagasan bhw masing-masing bagian dari
sebuah informasi/pengetahuan saling
berhubungan dg konteks seluruh situasi
pengetahuan tsb termasuk pemahaman awal
siswa sehingga lebih bermakna.
Contohnya?
Perkembangan Teori Belajar Kognitif terbagi
dalam dua kelompok besar yaitu Teori
Gestalt dan Teori Konstruktivistik.
89. TEORI GESTALT
Dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880-
1943) yg mengadakan tentang pengamatan
dan proses problem solving. Dilanjutkan
Koffka (1886-1941) yg menjelaskan tentang
prinsip-prinsip dlm pengamatan, dan Kohler
(1887-1959) yg meneliti insight pd Simpanse.
Kohler melakukan eksperi-
mennya dalm 4 tahapan.
90. TEORI GESTALT
Hasil eksperimen tersebut memberikan
gambaran bahwa simpanse membentuk
persepsi dari sitasi total dan mampu
menghubungkan semua hal dg problem yg
dihadapi sebelum munculnya insight.
Insight merupakan konsep dasar dlm teori
Gestalt, insight merupakan pemahaman yg
mendadak atas suatu permasalahan dan
hubungan antar bagian.
Contohnya:
91. TEORI GESTALT
Esensi dari teori Gestalt adalah adanya
pikiran yg berusaha menginterpretasikan
sensasi dan pengalaman yg masuk sebagai
sebuah satu-kesatuan keseluruhan yg
terorganisir dg sifat-sifat tertentu, dan
bukan sebagai unit-unit yg terpisah-pisah
(Sugihartono dkk., 2007). Hal ini dikarenakan
bila sebuah informasi dipersepsikan secara
terpisah-pisah maka strukturnya menjadi tdk
jelas.
Contohnya:
92. TEORI GESTALT
Kesimpulannya, menurut teori Gestalt
seseorang memperoleh pengetahuan
melalui sensasi atau informasi dg melihat
strukturnya secara menyeluruh kemudian
menyusunnya kembali dlm struktur yg
sederhana dan mudah dipahami.
Contohnya:
93. TEORI KONTRUKTIVISTIK
Konstruktivistik muncul sebagai bentuk
pengembangan teori Gestalt.
Konstruktivistik mempercayai adanya
kemampuan siswa utk membentuk dan
menyusun sendiri pengetahuannya.
Proses penyusunan pengetahuan siswa
dilakukan dipengaruhi kemampuan berpikir
siswa dan kemampuan menghadapi
tantangan, menyelesaikan dan membangun
sebuah konsep pengetahuan yg utuh dari
keseluruhan pengalaman nyata yg
dialaminya.
94. JOHN DEWEY (1856-1952)
Tulisannya tentang ide-ide dan pemikiran
pendidikan yg progresif berdasarkan
kemampuan siswa sendiri membuatnya
dikenal sbg Bapak Konstruktivistik.
Teori pembelajaran yg dikemukakannya
adalah metode konstrukitisme dan
discovery learning.
Secara umum, ia berpendapat bhw proses
belajar pd siswa sangat tergantung pd
pengalaman dan minat siswa itu sendiri
serta adanya kurikulum yg terintegrasi dan
memiliki keterkaitan satu sama lain.
Bentuk terintegrasinya dpt berupa satu
95. JOHN DEWEY (1856-1952)
Contoh kurikulum terintegrasi:
Pembelajaran dlm pandangannya
merupakan usaha membangun kesadaran
siswa, oleh sebab itu perlunya keterlibatan
siswa secara aktif dlm proses pembelajaran
dan bekerja sama dlm tim atau kelompok
belajar.
Bentuk aplikasi teori John Dewey dlm
bentuk:
Metode Belajar Siswa Aktif.
SCL (Social-Centered Learning).
Dsb.
96. JEAN PIAGET (1896-1980)
Piaget lebih banyak melakukan penelitian
dan konsen pd dunia pendidikan anak-anak
Piaget memandang bahwa pengalaman
merupakan faktor penting dan mendasari
proses berpikir anak.
Oleh sebab itu, penting melibatkan siswa
secara aktif mengalami sendiri dlm proses
pembelajaran.
Menurut Piaget, tahap perkembangan
berpikir anak-anak berkembang dlm empat
tahapan, yaitu:
Sensorimotorik (0-2 Th).
Pra-Operational (2-7 Th).
97. JEAN PIAGET (1896-1980)
TAHAP SENSORIMOTORIK (USIA 0-2 Thn).
Anak sudah menunjukkan tindakan-tindakan
intelegensi, gerakan-gerakan refleks semata,
menghisap, meraih, memegang, awalnya
memandang diri dan sekitarnya sama, namun
kemudian mulai terpisah (terdefersiasi),
menganggap setiap objek itu permanen, dsb.
Contohnya:
Objek itu permanen: mencari bola ditempat
disembunyikan pertama kali, dan hanya ada
disitu.
Terdeferensiasi: mulai menyadari diri dan
lingkungannya terpisah.
Tingkah laku karena adan stimulus: sinar,
98. JEAN PIAGET (1896-1980)
TAHAP PRA-OPERASIONAL (USIA 2-7 Thn).
Siswa sudah memiliki penguasaan bahasa yg
sistematis, permainan simbolis, proses imitasi
(tdk langsung), masih centralized, pola pikir ,
mampu menjelaskan representasi dunia secara
konkrit, mengadakan antisipasi, dsb.
Contohnya:
Imitasi: siswa menirukan tingkah laku orang yg
dilihatnya.
Irreversible: Kamu punya saudara? Iya. Siapa
namanya? Mita. Mita Punya saudara? Tidak.
Antisipasi: mengatakan mainan meanara belum
jadi karena ia memiliki gambaran menara yg
sudah jadi.
99. JEAN PIAGET (1896-1980)
TAHAP OPERASIONAL KONKRIT (USIA 7-11 Thn).
Pada tahap ini siswa sudah mampu melakukan
aktivitas belajar logis tertentu hanya dlm situasi
kongkrit atau ada bentuk fisik dan wujudnya
Siswa sudah mampu memperhatikan lebih dari
satu macam dimensi sekaligus (egosentris
mulai berkurang), dan mampu menghubungkan
satu dimensi dg dimensi lainnya. Contohnya,
ketika melihat balok-balok ia blm dpt
mengklasifikasikanya secara verbal ia harus
melihat dan menyentuhnya langsung utk
dikelompokkan.
Sudah mampu berpikir secara reversible.
Contohnya, “Apa Mita punya saudara? Iya, yaitu
100. JEAN PIAGET (1896-1980)
TAHAP OPERASIONAL FORMAL (USIA 11-15 Thn).
Pada usia ini, cara berpikir siswa sudah tidak terikat
dan terlepas dari tempat dan waktu.
Siswa mulai mampu berpikir abstrak, tak nampak,
kejadian tdk langsung, dan logis-analitis.
Terbagi 2 kelompok:
Proporsional.
Pd tipe ini siswa memikirkan pemecahan masalah
secara teoritis, mencari solusi dengan beberapa
hipotesis yg mungkin, kemudian membuat strategi
penyelesaian, dan aplikasinya berdasarkan
pemahaman dan secara sistematis.
Lebih umum menggunakan deduktif hipotesis.
Contohnya?
101. JEAN PIAGET (1896-1980)
TAHAP OPERASIONAL FORMAL (USIA 11-15
Thn).
Proporsional.
Kombinatoris.
Siswa mencoba ukt memecahkan sebuah
permasalahan berdasarkan kemungkinan
pemecahan yg tdk tersusun secara sistematis,
dilakukan secara trial & error sampai secara
kebetulan ia menemukan kombinasi utk
pemecahannya, namun kadang kala ia tdk dpt
menemukan kombinasi yg betul tersebut lagi
pd waktu yg berlainan.
Contohnya:
102. JEAN PIAGET (1896-1980)
Pikiran manusia memiliki sebuah skema, yg
membantu utk melakukan proses adaptasi
dan mengkoordinasikan pengetahuan baru
dg skema yg telah dimiliki sehingga
terbentuk skema baru.
Proses pembentukan skema baru melalui
proses:
Asimilasi.
Akomodasi.
Proses equilibrium dan disequilibrium,
merupakan ketidak seimbangan skema
pengetahuan baru karena akomodasi,
kemudian adanya kemampuan penyesuaian
kembali pengetahuan baru yg masuk dlm
103. JEAN PIAGET (1896-1980)
ASIMILASI.
Merupakan proses penyatuan dan
pengintegrasian informasi baru ke dlm struktur
kignitif yg telah ada dlm benak siswa.
Pengetahuan baru akan lebih mudah diterima
dan diadaptasi sehingga terbentuk pengetahuan
baru apabila cocok dg struktur kogitif yg
dimilikinya.
Asimilasi merupakan refleksi pengetahuan dlm
bentuk perubahan kuantitatif (tumbuh/growth).
Contohnya:
104. JEAN PIAGET (1896-1980)
AKOMODASI.
Merupakan proses penyesuaian struktur
kognitif (restrukurisasi) siswa pd pengetahuan
baru yg berbeda.
Restruktirisasi terjadi jika informasi tdk dpt
diterima oleh skema kognitif yg ada, karena
banyaknya ketidakcocokan dan perbedaan.
Kemudian dibangun skema baru, sehingga
akomodasi merupakan refleksi perubahan
kualitatif pengetahuan (development).
Contohnya:
105. JEAN PIAGET (1896-1980)
Aplikasinya dlm pembelajaran guru harus
mampu menganalisa kondisi siswa dan
menyesuaikan proses pembelajaran sesuai dg
tahapan perkembangan kognitif siswa.
Hal ini dikarenakan semakin tinggi
perkembangan kognitif siswa maka akan
semakin teratur dan semakin abstrak cara
berpikirnya, sehingga jika tidak ada
penyesuaian maka akan terjadi kesulitan selama
proses pembelajaran dan sulit mencapai tujuan
pembelajaran yg telah ditetapkan.
Contohnya:
106. JEROME BRUNNER
Belajar merupakan sebuah proses yg
bersifat aktif, dan pemikiran Brunner dlm
bentuk Kurikulum Spiral dan Discovery
Learning.
Cara terbaik dlm belajar dan utk memulai
belajar konsep serta prinsip-prinsip tertentu
adalah dg mengkonstruksi sendiri konsep
dan prinsip yg dipelajari dengan cara siswa
berinteraksi secara aktif dg lingkungan utk
melakukan eksplorasi, manipulasi
eksperimen, membuat pertanyaan, dan
bentuk lainnya pd objek yg dipelajari.
Contohnya:
107. JEROME BRUNNER
Menurut Brunner, proses belajar lebih
ditentuka oleh bagaimana cara siswa
mengatur materi pelajaran dan bukan
ditentukan oleh umur siswa yg
bersangkutan (Sugihartono dkk, 2007).
Menurut Brunner, perkembangan anak
tebagi dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap Enaktif (0-3 Thn).
Tahap Ikonik (3-8 Thn).
Tahap Simbolik (> 8 Thn).
108. JEROME BRUNNER
TAHAP ENAKTIF (0-3 TAHUN).
Pada tahap ini, pemahaman anak atas
informasi atau pengetahuan dari luar
diperoleh melalui manipulasi fisik-motorik.
Misalnya: menggigit, menyentuh, dsb.
TAHAP IKONIK (3-8 TAHUN).
Pada tahap ini, anak mulai menyadari
adanya sesuatu yg mandiri dlm bentuk
gambar konkrit dlm bentuk gambar visual
dan visualisasi verbal.
Misalnya: peragaan, demonstrasi,
perumpamaan/tampilan,
perbandingan/komparasi, dsb.
109. JEROME BRUNNER
TAHAP SIMBOLIK (> 8 TAHUN).
Pada tahap ini , anak mulai memahami
adanya simbol-simbol dan konsep
sederhana seperti bahasa dan angka
sebagai wujud komkrit sebuah simbol.
Misalnya, penggunaan bahasa lisan,
bahasa tubuh, matematika, logika, dsb.
110. JEROME BRUNNER
Menurut Brunner, perkembangan kognitif
seseorang dpt ditingkatkan dg cara menyusun
materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dg
tahap perkembangan orang tsb.
Teori Brunner tsb memunculkan bentuk
pembelajaran Discovery Learning dan
Kurikulum Spiral.
Kurikulum spiral menuntut guru memberikan
materi pelajaran setahap demi setahap dari yg
sederhana menuju rumit, dimana materi yg
pernah diajarkan akan dimunculkan kembali
secara terintegrasi dg materi baru yg lebih
kompleks dan akan terus-menerus berulang
samapai siswa memahami seluruh materi dg
baik.
111. APLIKASI TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Teori ini memandang bhw pengetauan tdk dpt
dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa,
sehingga siswa harus aktif membangun
struktur kognitif pengetahuannya.
Oleh sebab itu, ada beberapa hal yg perlu
diperhatikan dlm pembelajaran menurut teori
kognitif:
Menyediakan pengalaman belajar pd siswa.
Menyediakan alternatif pengalaman belajar.
Mengintegrasikan materi pelajaran dg situasi
realistik.
Mengintegrasikan proses pembelajaran dg
memanfaatkan berbagai media pembelajaran.
Melibatkan siswa aktif secara emosional dan
112. APLIKASI TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Strategi pembelajaran berdasarkan teori belajar
kognitif menurut Slavin dlm Baharuddin dan Esa
Nur Wahyuni, 2007 yaitu:
Top Down Processing.
Strategi ini menuntut siswa utk belajar dari hal-hal
yg kompleks utk dipecahkan dan menghasilkan
keterampilan-keterampilan yg dibutuhkan.
Top down processing merupakan kebalikan dari
bottom up processing.
Contohnya:
Siswa diminta menuliskan sebuah kalimat apapun,
kemudian ia disuruh membaca, belajar tata bahasa
kalimat, tata tulis, tanda baca, dsb.
113. APLIKASI TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Cooperative Learning.
Strategi ini menekankan proses belajar siswa yg
akan mjd lbh mudah dlm memahami konsep yg
sulit jika siswa mendiskusikannya dg orang lain
entah teman, kakak kelas, dsb.
Cooperative learning menekankan pd lingkungan
sosial dlm belajar, menjadikan kelompok sbg
tempat memperoleh pengetahuan, mengeksplorasi
pengetahuan, dsb.
Contohnya: dalam bentuk kelompok-kelompok
belajar, study club, dsb.
114. APLIKASI TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Generative Learning.
Strategi ini menekankan adanya integrasi dan
kesesuaian antara pengetahuan baru dg skema yg
telah dimiliki siswa, shg siswa akan kebih mudah
melakukan adaptasi ketika menemui stimulus-
stimulus baru.
Prosesnya melalui kegiatan siswa membuat
pertanyaan-pertanyaan, menyimpulkan, atau
analogi-analogi terhadap apa yg dipelajari.
115. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Model-model pembelajaran yg didasarkan
pada teori belajar kognitif menurut Baharuddin
dan Esa Nur Wahyuni (2007), antara lain:
Discovery Learning.
Reception Learning.
Assisted Learning.
Active Learning.
Quantum Learning.
Contextual Teaching and Learning.
116. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Discovery Learning
Dikembangkan oleh Brunner
Konsep dasarnya: siswa didorong utk belajar dg
diri mereka sendiri melalui kegiatan aktif utk
memahami konsep dan prinsip dg didukung
pengalaman serta menghubungkan pengalamannya
dg konsep yg telah mereka miliki.
Misalnya: Dg melakukan eksperimen siswa dpt
menemukan prinsip-prinsip yg sedang mereka
pelajari dlm kehidupan sehari-hari.
Keuntungannya dpt memotivasi siswa
menyelesaikan tugas sampai menemukan jawab,
shg mendorong siswa utk berpikir kritis dan
117. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Reception Learning.
Strategi yg digunakan hampir sama dg discovery
learning.
Tugas guru adalah menyusun materi pelajaran,
memilih materi pelajaran sesuai kondisi siswa,
kemudian mempresentasikannya dg baik dari
umum ke khusus/spesifik.
Intinya adalah adanya perencanaan pembelajaran
dg:
Melibatkan siswa aktif selama proses pembelajaran.
Menekankan pd bagaimana pengetahuan yg sudah
dimiliki siswa dpt menjadi bagian dari pengetahuan
baru.
118. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Assisted Learning.
Perkembangangan kognitif terjadi melalui
interaksi dan percakapan seorang individu dg
lingkungan sekitarnya (teman sebaya, orang
lain, dsb.)
Sehingga seorang siswa tdk sendirian dlm
menemukan dan mengembangkan
kemampuan kognitifnya, melainkan ada
bantuan dan dukungan dari orang lain yg
disebut dg scaffolding.
Dukungan tersebut dpt berupa isyarat-isyarat,
peringatan-peringatan, dorongan-dorongan,
119. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Assisted Learning.
Pelaksaan model ini menuntut guru membantu
siswa utk menunjukkan keterampilannya,
membantu siswa melalui tahapan-tahapan
proses pembelajaran dg pemecahan masalah,
memberikan umpan balik thp hasil kerja siswa
sbg evaluasi dan masukan dlm belajar.
Pada akhirnya, guru secara berlahan-lahan
mengurangi pemberian bantuan secara
bertahap sehingga pd akhirnya dpt berjalan
sendiri secara mandiri.
120. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Active Learning.
Merupakan sistem belajar aktif yg
membutuhkan keterlibatan mental dan
tindakan sekaligus (Melvin L. Siberman).
Pada saat proses pembelajaran, siswa aktif
dlm melakukan sebagaian besar kegiatan
belajar, mempelajari gagasan-gagasan,
memecahkan masalah, dan merapkan apa yg
mereka pelajari.
Model active learning menegaskan bahwa cara
utk menguasai pelajaran adalah dengan
melakukannya.
121. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Active Learning.
Kredo yg dikembangkan oleh Silbeman
menurut Confusius, adalah:
What I hear, I forget.
What I hear and see, I rememmber a little.
What I hear, see, and ask question about or
discuss with someone else, I begin to
understand.
What I hear, see, discuss, and do, I acquire
know and skill.
What I teach to another, I master.
122. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
The Accelerated Learning.
Konsep dasar pembelajaran ini adalah
pembelajaran dilaksanakan dg cepat,
menyenangkan, dan memuaskan.
Proses pembelajaran ini memadukan unsur-
unsur hiburan, permainan warna, cara berpikir
positif, kebugaran fisik, dan kesehatan
emosional yg keseluruhannya bekerjasama utk
menghasilkan pegalaman belajar yg lebih
efektif.
123. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
The Accelerated Learning.
Menurut Dave Meier, penerapan model
pembelajaran ini disarankan menggunakan
Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual (SAVI).
Somatic, merupakan aktivitas bergerak dan
berbuat (learning by moving and doing).
Auditory, merupakan aktivitas belajar dg cara
berbicara dan mendengarkan (learning by talking
and hearing).
Visual, merupakan car belajar dg mengamati dan
menggambarkan (learning by obseving and
picturing).
Intellectual, merupakan cara belajar dg pemecahan
124. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Quantum Learning.
Pembelajaran quantum mengasumsikan bhw
jika siswa mampu menggunakan potensi nalar
dan emosinya secara jitu akan mampu
membuat loncatan prestasi yg tidak terduga
sebelumnya.
Konsep dasar belajar kuamtum adalah proses
pembelajaran harus menyenangkan,
mengasyikkan dan berlangsung dlm suasana
gembira, sehingga pintu masuk informasi baru
akan lebih lebar dan terekam dg baik.
125. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Quantum Learning.
Model ini menutut guru utk mampu mengubah
suasana belajar yg monoton dan
membosankan ke dlm proses belajar yg
gembira dg memadukan potensi fisik, psikis,
dan emosi secara terintegarasi.
Praktik pelaksanaannya dg cara mengubah
macam-macam interaksi, hubungan, dan
inspirasi di dlm dan sekitar momen belajar dg
menggabungkan sugestologi, teknik
percepatan belajar, keyakinan, dan metode-
metode tertentu (Bobi DePorter & Mike
Hernacki).
126. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Contextual Teaching and Learning.
Konsep dasar pembelajaran ini adalah
membantu proses belajar siswa dg cara guru
mengaitkan antara materi yg akan diajarkanya
dg situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yg dimiliki dg penerapannya dlm kehidupan
sehari-hari.
Pendekatan yg digunakan adalah pendekatan
proses, pembelajaran secara alamiah dlm
bentuk aktivitas siswa bekerja dan mengalami,
bukan sekedar transfer pengetahuan.
127. BERDASARKAN TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Contextual Teaching and Learning.
Adapun langkah-langkahnya, adalah:
Mengembangkan pemikiran siswa bhw belajar
lebih bermakna jika mereka belajar sendiri,
menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
pengetahuan dan keterampilannya sendiri.
Lakukan kegiatan menemukan sendiri sejauh
mungkin.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa.
Ciptakan masyarakat belajar dlm bentuk
kelompok.
Hadirkan model sbg contoh pembelajaran.
Lakukan refleksi diakhir pertemuan.
128. TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Teori humanistik memandang bahwasannya
siswa dikatakan telah berhasil dlm belajar
apabila ia mampu mengerti dan memahami
lingkungan serta dirinya sendiri.
Tujuan utama proses pendidikan dlm
pandangan humanistik adalah bertujuan
agar siswa dpt mengembangkan dirinya
yaitu membantu masing-masing siswa utk
mengenali diri mereka sendiri sbg manusia
yg unik dan membantu mewujudkan
potensi-potensi yg ada pd diri mereka.
129. TEORI BELAJAR ARTHUR COMBS (1912-
1999)
Konsep dasar pembelajaran menururnya
adalah Meaning (makna atau arti).
Konsep ini menjelaskan bahwa proses belajar
akan berjalan dg baik dan diikuti siswa dg baik
apabila sesuatu yg dipelajari memiliki arti bagi
individu yg bersangkutan.
Guru tdk bisa dan tdk akan dpt memaksanakan
siswa utk dpt mempelajari materi yg tdk disukai
dan tidak relevan dg kehidupan siswa utk
mereka kuasai dan pahami.
Sehingga, kebanyakan siswa tdk bisa
menguasai sebuah materi pelajaran dg baik
atau mereka berperilaku buruk bukan karena
bodoh, tapi mereka tdk punya alasan utk
130. TEORI BELAJAR ARTHUR COMBS (1912-
1999)
Perilaku buruk yg muncul pd siswa disebabkan
siswa merasa tdk memperoleh kepuasan dlm
mengikuti proses pembelajaran.
Contohnya: guru yg mengeluh karena siswa tdk
berminat dlm belajar, pd dasarnya siswa tdk
berminat utk melakukan apa yg dikehendaki
guru, sehingga dibutuhkan keterampilan guru.
Pembelajaran yg berarti merupakan proses
pembelajaran dimana siswa mampu
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi yg
dipelajari tersebut dan kemampuannya
menghubungkan dg kehidupannya (Gayne &
Briggs).
131. TEORI BELAJAR ARTHUR COMBS (1912-
1999)
Arti sebuah materi pelajaran tdk menyatu dlm
materi pelajaran itu sendiri, melainkan siswa
sendirilah yg memberikan arti pada materi
pelajaran tersebut.
Oleh sebab itu, semakin jauh peristiwa dan
pengetahuan dari persepsi siswa yg
bersangkutan, maka akan semakin berkurang
pengaruhnya thp siswa.
Dengan demikian, materi pelajarn yg hanya
mempunyai sedikit hubungan dg diri sendiri,
maka pengetahuan tersebut akan mudah
dilupakan, dan begitu sebaliknya.
Jadi, semakin banyak hal yg dipelajari
133. TEORI BELAJAR ABRAHAM H.
MASLOW
Teori Maslow didasari atas adanya
dorongan dalam diri individu thp sebuah
usaha positif utk berkembang dan adanya
kekuatan serta kemampuan utk melawan
dan menolak hambatan yg berkembang.
Maslow mengemukakan bhw dasar
munculnya perilaku seseorang adalah utk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang
bersifat hierarkis.
Apabila seorang individu telah mampu
memnuhi kebutuhan yg mendasar maka
barulan dpt memenuhi kebutuhan pd
tingkat di atasnya.
134. TEORI BELAJAR ABRAHAM H.
MASLOW
AKTUALISASI DIRI
KEBUTUHAN ESTETIS
KEBUTUAN UNTUK
DIHARGAI
KEBUTUHAN RASA
CINTA DAN DISAYANGI
KEBUTUHAN RASA
AMAN DAN
TERNTRAM
KEBUTUHAN
JASMANI/FISIOLOGIS
135. TEORI BELAJAR ABRAHAM H.
MASLOW
Berdasarkan piramida tersebut, terdapat
beberapa kebutuhan jasmani yg asasi dan ada
pula kebutuhan-kebutuhan tertentu yg harus pula
dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan-
kebutuhan lain yg tingkatnya lebih tinggi.
Contohnya: kebutuhan motivasi dan perhatian dlm
belajar tidak akan mungkin mudah berkembang
baik jika kebutuhan dasar seperti makan dan dan
rasa aman siswa belum terpenuhi.
Maslow memisahkan kebutuhan-kebutuhan tsb
menjadi kebutuhan dasar yg timbul karena
kekurangan (deficiecy need) yg bergantung pd
orang lain, dan kebutuhan utk tumbuh dan
berkembang (growth need) bergauntung diri
136. APLIKASI TEORI BELAJAR
MASLOW
Menuntut guru memperhatikan pemenuhan
hierarki kebutuhan tersebut.
Contohnya:
Mengapa siswa tdk mengerjakan tugas, tdk tertib
mengikuti proses pembelajaran, siswa tdk
berminat dlm belajar.
Menurut Maslow, siswa yg datang tanpa sarapan
yg cukup, kurang tidur, membawa persoalan
keluarga, rasa cemas dan takut, tdk berminat
mengaktualisasikan diri serta permasalahan
lainnya dpt menyebabkan siswa tdk mengikuti
proses pembelajaran dg baik.
137. TEORI BELAJAR CARL ROGERS
Menurut Rogers, terdapat dua jenis pembelajaran
yaitu Pembelajaran Bermakna (Kognitif) dan
Belajar Pengalaman atau Signifikansi
(Eksperiental).
Belajar eksperiental menekankan pd pemenuhan
kebutuhan dan keinginan siswa dlm belajar.
Kualitas pembelajaran ini terlihat pd keterlibatan
siswa secara aktif baik personal maupun
kelompok, penuh inisiatf, evaluasi oleh siswa
sendiri, dan adanya efek yg membekas pd diri
siswa.
Contohnya: mempelajari mesin mobil dg tujuan utk
dapat memperbaiki dan menciptakan mobil.
138. TEORI BELAJAR CARL ROGERS
Menurut Rogers, guru perlu memperhatikan
prinsip-prinsip pendidikan dan pembelajaran,
yaitu:
Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan utk
belajar.
Namun demikian, siswa tdk harus belajar tentang
hal-hal yg tidak ada artinya.
Siswa hanya akan mempelajari hal-hal yg berarti
dan bermakna bagi dirinya.
Belajar yg bermakna dlm konteks pendidikan
masyarakat modern adalah belajar tentang proses.
Pengorganisasian bahan pengajaran berarti
mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai
bagian yg bermakna bagi siswa.
139. TEORI BELAJAR CARL ROGERS
Menurut Rogers, terdapat beberapa prinsip
belajar dan pembelajaran menurut teori
humanistikany (Sri Rumini dkk., 2006), yaitu:
Hasrat untuk belajar.
Belajar yg berarti.
Belajar tanpa ancaman.
Belajar atas inisiatif sendiri.
Belajar dan Perubahan.
140. TEORI BELAJAR CARL ROGERS
Prinsip Hasrat untuk Belajar.
Menurut Rogers, Pada dasarnya manusia
mempunyai hasrat alami untuk belajar (Sri Rumini
dkk., 2006).
Dorongan ingin tahu tersebut merupakan asumsi
dasar pendidikan humanistik.
Praktik kelas yg memperhatikan teori humanistik
adalah guru memberikan kesempatan dan
kebebasan pada siswa utk memuaskan dorongan
ingin tahunya, memenuhi minatnya, dan
menemukan apa yg berarti serta penting bagi
dirinya.
141. TEORI BELAJAR CARL ROGERS
Prinsip Belajar yg Berarti.
Siswa akan belajar dg cepat apabila yg dipelajari
mempunyai arti baginya.
Hal ini akan terjadi bila materi yg dipelajari
relevan dg kebutuhan dan maksud siswa.
Contohnya: siswa akan cepat belajar menghitung
uang, karena dengan uang itu ia dapat membeli
sendiri sesuatu atau mainan yg diinginkannya.
142. TEORI BELAJAR CARL ROGERS
Prinsip Belajar Tanpa Ancaman.
Menurut Rogers, proses belajar akan mudah
dilakukan dan hasilnya dpt disimpan dengan baik
oleh siswa apabila proses pembelajaran
berlangsung dlm lingkungan yg terbebas dari
ancaman.
Proses belajar akan berjalan lancar dan mencapai
tujuan dg baik manakala siswa memiliki
kesempatan utk menguji kemampuannya,
mencoba pengalaman baru, atau membuat
kesalahan selama belajar tanpa mendapat
ancaman, kecaman, apalagi hukuman yg
biasanya menyinggung perasaan siswa.
143. TEORI BELAJAR CARL ROGERS
Prinsip Belajar atas Inisiatif Sendiri.
Belajar akan lebih berarti dan bemakna bagi
siswa apabila proses pembelajaan yg dilakukan
merupakan inisiatif siswa sendiri dan melibatkan
perasaan serta pikiran siswa.
Apabila proses belajar bersifat pribadi dan afektif
akan menghasilkan rasa memiliki pada siswa
terhadap apa yg sedang dipelajari sehingga siswa
akan terlibat dlm proses belajar, lebih semangat
mengerjakan tugas, dan bergairah utk belajar
terus.
144. TEORI BELAJAR CARL ROGERS
Prinsip Belajar dan Perubahan.
Menurut Rogers, belajar yg paling bermanfaat
adalah belajar tentang bagaimana belajar itu
sendiri.
Selain itu, pengetahuan pd zaman dahulu
berkembang sangat lambat sehingga relatif statis,
namun sekarang ini perubahan pengetahuan
berkembang sangat pesat.
Oleh sebab itu, yg dibutuhkan saat ini adalah
individu yg mampu belajar di lingkungan yg
sedang dan akan terus berubah dan berkembang.
145. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Hal-hal yg perlu diperhatikan dlm penerapan belajar
humanistik:
Manusia memiliki kemampuan belajar alami.
Belajar akan menjadi signifikan bagi siswa bila materi
pelajaran dirasakan siswa memiliki relevansi dg
maksud, tujuan, dan pemikirannya.
Proses belajar yg akan mengubah dan mengancam
persepsi dirinya cenderung akan ditolak.
Belajar bermakna akan diperoleh siswa dg
melakukannya.
Proses belajar akan semakin lancar jika melibatkan
siswa secara aktif dan diberi tanggungjawab.
Belajar atas inisiatif sendiri akan memberikan makna yg
lebih mendalam.
146. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Menurut Sri Rumini dkk. (2006), terdapat tiga
bentuk model pembelajaran modern yg didasari
teori belajar humanistik, yaitu:
Confluent Education.
Open Education.
Cooperative Learning.
Team Game Tournament.
Student Team Achievement Divisions (STAD).
Jigsaw.
Group Investigation.
147. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Confluent Education.
Merupakan model pembelajaran yg menekankan
keterlibatan siswa secara pribadi dlm proses
pembelajaran.
Contohnya: guru sejarah memberikan tugas pd
siswa utk membaca novel yg memuat nilai-nilai
perjuangan, keberanian, pengorbanan, dsb.
Dengan demikian, siswa diharapkan tdk hanya
memahami isi bacaan tersebut, akan tetapi
mencakup juga nilai-nilai yg terkandung di
dalamnya.
148. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Confluent Education.
Dalam model pembelajaran ini, biasanya
dilengkapi dengan tugas-tugas, misalnya:
Melakukan wawancara dengan orang yg tahu dan
mengalami.
Memperdebatkan apakah tema yg dibahas
(misalnya: perang) dapat dihindari atau tidak.
Membicarakan dampak-dampak perang di dunia
yang faktual dan sejarah.
149. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Open Education.
Merupakan model pembelajaran yg memberikan
kesempatan dan kebebasan pd siswa utk
bergerak di lingkungan kelas dan memilih
aktifitas belajar mereka sendiri dengan bimbingan
dan pendampingan guru.
Praktiknya dilakukan dlm bentuk lingkungan
kelas yg terbagi dlm beberapa pusat kegiatan
belajar baik digunakan secara individu atau
kelompok yg digunakan siswa utk
mengeksplorasi bidang-bidang pelajaran tertentu,
topik-topik tertentu, keterampilan, serta minat
tertentu.
150. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Open Education.
Pusat-pusat belajar tersebut menyediakan
petunjuk dan memberikan kebebasan pd siswa
utk mempelajari sebuah materi tanpa hadirnya
seorang guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program
pembelajaran seperti ini hanya sedikit lebih
efektif dibandingkan dg pendidikan tradisional
dlm meningkatkan hasil belajar yg bersifat afektif,
kerjasama, kreatifitas, dorongan berprestasi, dsb.
Dan pembelajaran tradisional lebih berhasil dlm
meningkatkan prestasi belajar siswa (Sri Rumini,
dkk., 2006).
151. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Belajar kooperatif merupakan fondasi utk
meningkatkan dorongan agar siswa berprestasi
dg lebih baik.
Menurut Slavin dlm Sri Rumini dkk. (2006),
Cooperative Learning memiliki tiga karakeristik,
yaitu:
1. Siswa bekerja dan belajar dlm kelompok/tim-tim
kecil selama beberapa minggu.
2. Siswa didorong utk saling membantu dlm
mempelajari bahan-bahan akademik atau tugas
kelompok.
3. Siswa akan diberi imbalan atas dasar prestasi
kelompok
152. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Menurut Sri Rumini, dkk. (2006), model
pembelajaran kooperatif terdiri atas
beberapa metode, yaitu:
1. Team Game Tournament (TGT).
2. Student Team Achievement
Divisions (STAD).
3. Jigsaw.
4. Group Investigation.
153. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Team Game Tournament (TGT).
Teknik ini menggunakan kelompok kecil secara
heterogen dlm kemampuan dan jenis kelamin.
Pelaksanaannya: Guru menyampaikan materi yg
kemudian masing-masing tim mengerjakan
lembar kerja secara bersama-sama, saling
mengajukan pertanyaan antar siswa dlm
kelompok, dan belajar bersama utk menghadapi
tim lain dlm pertandingan atau tournament.
Dlm pertandingan/tournament, setiap tim
diwakili tiga siswa dg kemampuannya yg serupa
berdasarkan hasil pd minggu-minggu
154. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Team Game Tournament (TGT).
Jalannya tournament dlm TGT adalah sebagai
berikut (Sri Rumini, dkk., 2006):
1. Setiap siswa bergantian mengambil kartu dan
menjawab peretanyaan-pertanyaan yg terdapat
dlm kartu, yaitu pertanyaan-peretanyaan yg
terkait materi pelajaran yg telah dipelajari
selama satu minggu.
2. Pada akhir tournament, guru menyiapkan dan
menyajikan lembar tentang tim-tim yg berhasil
dan skor-skor yang diperoleh.
155. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Teknik ini juga menggunakan siswa dlm
kelompok-kelompok kecil seperti pd TGT.
Namun demikian, tournament diganti dg
kegiatan saling bertanya selama beberapa menit
(16 menit), pertanyaan-pertanyaan diajukan oleh
tim.
Kemudian dijawab oleh individu dlm tim lainnya,
akan tetapi skor-skor pesertanya diubah
menjadi skor-skor tim dan skor yg tertinggi
memperoleh point lebih dari tim lain dg skor yg
lebih rendah.
156. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Jigsaw.
Pada teknik ini, siswa dibuat berkelompok secara
heterogen dlm bentuk kelompok-kelompok kecil.
Guru kemudian membagikan beberapa bahan
pelajaran pada kelompok dan masing-masing
kelompok membagi pada anggota kelompoknya
sesuai sub-bab yg ada.
Kemudian masing-masing siswa berkelompok dg
siswa dari kelompok lain dengan bagian bab yg
sama dan kemudian membahasnya.
Setelah selesai, siswa kembali ke kelompok awal
dan menjelaskan materi yg menjadi bagiannya pada
teman satu kelompok.
Imbalan yg diberikan dpt berupa skor utk masing-
157. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Group Investigation.
Merupakan metode pembelajaran yg membagi
siswa dlm kelompok-kelompok kecil utk
menanggapi berbagai macam proyek kelas.
Setiap kelompok menerima tugas dan membagi-
bagi tugas tersebut menjadi sub-sub topik,
kemudian setiap siswa anggota kelompok
melakukan kegiatan penelitian utk mencapai
tujuan kelompok.
Kemudian, setiap anggota kelompok
melaporkan hasil penelitiannya kepada
kelompok dan kelompok melaporkan hasil
158. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Group Investigation.
Metode ini pada umumnya mempunyai efek yg
positif terhadap prestasi akademik siswa.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif sangat
tergantung pd sejumlah keterampilan antar
pribadi siswa dan interaksinya dlm kelompok.
Menurut Johnson dlm Sri Rumini dkk., (2006),
keterampilan yg menunjang meliputi:
Keterampilan membentuk kelompok.
Keterampilan Berfungsi.
Keterampilan Merumuskan.
Keterampilan Fermentasi.
159. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Group Investigation.
Keterampilan Membentuk Kelompok.
Keterampilan ini diperlukan utk membentuk dan
mengorganisir kelompok serta membuat norma-
norma dlm berperilaku yg tepat dlm kelompok.
Termasuk didalam keterampilan ini adalah
berinteraksi secara hormat dan ramah,
mendorong anggota kelompok lain
berpartisipasi, dan bekerja dg aktif serta tenang
di dalam kelompok.
160. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Group Investigation.
Keterampilan Berfungsi.
Keterampilan ini merupakan keterampilan
mengelola dan melaksanakan upaya kelompok
utk menyelesaikan tugas dan membina
hubungan kerja dlm kelompok.
Termasuk dlm keterampilan ini adalah suka
membantu teman satu kelompok, suka
menerima masukan-masukan, tahu kapan harus
meminta bantuan dan penjelasan, dan
memotivasi kelompok dg gagasan atau saran
baru ketika semangat kelompok mulai pudar.
161. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Group Investigation.
Keterampilan Merumuskan.
Keterampilan ini diarahkan agar siswa mampu
memahami dan mengingat bahan yg dipelajari di
dlm kelompok.
Termasuk dlm keterampilan ini adalah
merumuskan apa yg dipelajari, menyimpulkan
informasi penting, dan menggunakan strategi-
strategi belajar utk mengingat informasi.
162. APLIKASI TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Cooperative Learning.
Group Investigation.
Keterampilan Fermentasi.
Keterampilan ini digunakan utk merangsang
siswa berfikir kembali, menantang gagasan,
jalan pikiran, dan pendirian siswa lainnya.
Termasuk dlm keterampilan ini adalah cara
mengkritik gagasan, cara merumuskan
pendirian, dan cara memperoleh informasi utk
pemecahan masalah.