SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING
MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013
LECTURE OF
DESIGN OF LEARNING MATHEMATICS
Prof. Dr. Gerard Polla, M.App.Sc
Oleh
Joko Soebagyo
7826120981
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2013
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 2
Abstract: This paper describe transition of the curriculum in indonesia called “curriculum 2013” from
the perspective of self efficacy in learning mathematics. The fact shows that teachers and students have
understanding and beliefs that differ in facing a curricula changed based on culture and nation
character, based civilization, and based on competency. For example mathematics is integrating with
some character as: honest, minutely, discipline, critical, consistent, curiosity, responsible, cooperate,
tough, tolerance, careful and others. Build self-efficacy teachers and students in learning mathematics
based on curriculum 2013 is a challenge must be taken by the teacher especially so as students are able
to and adjust a curricula changed.
Keywords: self efficacy, learning mathematics, curriculum 2013
A. INTRODUCTION
Di awal tahun 2013, Indonesia di hebohkan dengan munculnya kurikulum 2013.
Berbagai kalangan baik dari guru, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
dan masyarakat umum di Indonesia pro-kontra menanggapi isu tersebut. Untuk
meyakinkan semua komponen masyarakat tentang kurikulum 2013, pemerintah
melakukan sosialisasi melalui uji publik. Uji publik dilakukan pemerintah di bawah
naungan menteri pendidikan nasional Muhamamd Nuh untuk melihat respons dari guru,
LPTK dan masyarakat umum.
Masa uji publik kurikulum baru mulai berlangsung dari 29 Nopember 2012 dan
dinyatakan berakhir pada hari Minggu, 23 Desember 2012. Uji publik dilakukan dalam
tiga bentuk penyerapan yaitu: masukan, saran dan pendapat dari publik. Uji publik
dilakukan juga dalam 3 tahap, yaitu: uji publik online, tatap muka dan 11 LPTK di
Indonesia. Hasilnya adalah seperti yang terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Sumber: www.srie.org
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 3
Melihat kembali sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sangat kompleks
dan berliku. Perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi karena adanya tuntutan dan
perubahan situasi dan kondisi karena efek dari perubahan zaman dan era globalisasi.
Gambar 2. Sumber:http://pjjpgsd.dikti.go.id
Perubahan kurikulum di Indonesia selalu disertai dengan keyakinan (belief) dan
harapan (hope) yang tinggi,baik dari pemerintah, guru, masyarakat umum dan siswa
sebagai pembelajar terhadap keberhasilan pelaksanaan kurikulum yang mengalami
perubahan. Namun sayangnya,belief tersebut tidak dapat dibuktikan secara real,apakah
kurikulum yang mengalami perubahan tersebut berdampak baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap pencapaian dari tujuan-tujuan yang ada dalam kurikulum melalui
suatu evaluasi yang valid dan reliabel terhadap kurikulum yang mengalami perubahan.
Menurut Prof. Aleks Maryunis, guru besar Universitas Negeri Padang (2006)
menyatakan bahwa, “Perubahan kurikulum di negara kita kebanyakan
menitikberatkan pada perubahan konsep tertulis, tanpa mau memperbaiki proses
pelaksanaannya di tingkat sekolah”.
Dampak secara langsung dari perubahan kurikulum dapat dilihat dalam pelaksanaan
kurikulum di dalam kelas, sehingga yang merasakan dampak secara langsung tersebut
adalah guru dan siswa. Sebagai individu-individu (victim) yang terkena dampak langsung
dari perubahan kurikulum, guru dan siswa dengan situasi dan kondisi latar belakang yang
berbeda-beda dan kompleks, berupaya menghadapinya dengan keyakinan, usaha, dan
konsisten dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas.
Faktor-faktor tersebut tentunya yang dapat meningkatkan hasil belajar di akhir proses
pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan hasil
pembelajaran adalah self-efficacy.
Menurut Prof. Albert Bandura, Stanford University (1982) menyatakan bahwa: Self-
efficacy also can affect effort expenditure and persistence. Especially when they
encounter difficulties, students who believe that they can perform well ought to work
harder and persist longer than those who doubt their capabilities.
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 4
Artinya, self-efficacydapat mempengaruhi usaha yang sedang dikerjakan dan terus-
menerus. Khususnya ketika mereka menghadapi kesulitan, siswa yang memiliki keyakinan
bahwa mereka mampu melakukan dengan baik akan bekerja lebih keras dan
berkepanjangan daripada mereka yang meragukan kemampuan mereka sendiri.
Jadi, perubahan kurikulum seperti apapun, guru dan siswa sangat dimungkinkan
dapat menghadapi dan menjalaninya saat terjadi proses pembelajaran di dalam kelas.
Tantangan terbesarnya adalah bagaimana membangun self-efficacy guru dan siswa dalam
pembelajaran khususnya pembelajaran matematika berdasarkan perubahan kurikulum
2013.
B. CONTENT
1. Apakah self-efficacy itu?
Adalah Albert Bandura lahir di Alberta, Kanada pada
tanggal 4 Desember 1925, seorang psikolog yang lulus B.S.
(setara dengan magister) bidangpsikologi di University of
British Columbia tahun 1949, lulus Ph.D. (setara dengan
doktor) bidang psikologi di University of Iowa tahun 1952,
dimana ia membangun social learning theory yang pada
awalnya ia namakan social cognitive theory, dan kemudian
mengajar psikologi di Stanford University daritahun 1953
sampai sekarang. Banyak orang menganggap dia adalah
“bapak” dari the cognitivist movement.
"Social learning theory approaches the explanation of human behavior in terms of a
continuous reciprocal interaction between cognitive, behavioral, and environmental
determinants" (Social Learning Theory, 1977).
Hubungan antara cognitive, behavioral, and environmental determinants dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3. Sumber: http://recapp.etr.org
doc. http://what-is-psychology.org
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 5
Self-efficacy pertama kali diperkenalkan oleh Albert Bandura pada tahun 1977
dalam buku Social Learning Theory, seperti terlihat pada gambar 3.Tetapi dalam
jurnal ilmiah, self-efficacy diperkenalkan kembali secara tegas dalam makalahnya
yang berjudul “Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change” yang
dimuat dalam jurnal Psychological Review, Vol. 84, p. 191-215 tahun 1977.
Ide self-efficacy itu sendiri adalah tentang bagaimana setiap individu memiliki
sikap positif untuk memutuskan bahwa ia sanggup melakukan sesuatu berdasarkan
keyakinan dan kemampuan yang ia miliki. Dibawah ini ada beberapa
statementtentang self-efficacy:
“Self-efficacy is "the belief in one’s capabilities to organize and execute the courses of
action required to manage prospective situations." In other words, self-efficacy is a
person’s belief in his or her ability to succeed in a particular situation. Bandura
described these beliefs as determinants of how people think, behave, and feel”.–
Albert Bandura (1994)
“Self-efficacy is helps determine our life choices, it motivates us, and it helps us deal
with failures and setbacks in life”. – Albert Bandura (1994)
“Self-efficacy is hypothesized to affect individuals’ task choices, effort, persistence,
and achievement”.– Albert Bandura (1997); Schunk (1995)
“Self-efficacy is the belief in one’s capabilities to organize and execute the course of
action required to manage prospective situations”. – Albert Bandura (1997)
“Self-efficacy refers to the belief or perception that one is capable of organizing and
executing the actions necessary to succeed at a given task”.– Albert Bandura (1997)
“Efficacy beliefs were powerful predictors of behavior because they were ultimately
self-referent in nature and directed toward specific tasks. The predictive power of
efficacy has generally been borne out in research, especially when efficacy beliefs are
measured concerning specific tasks”. – Albert Bandura (1997)
“Self-efficacy is concerned not with the skills one has but with the capacity of what
one can do with whatever skills one possesses”. – Albert Bandura (1986)
“Self-efficacy has to do with self-perception of competence rather than actual level of
competence. This is an important distinction, because people regularly overestimate
or underestimate their actual abilities, and these estimations may have consequences
for the courses of action they choose to pursue or the effort they exert in those
pursuits”. – M. Tschannen-Moran (1998)
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 6
Perceived self-efficacy occupies a pivotal role in the causal structure of social
cognitive theory because efficacy beliefs affect adaptation and change not only in
their own right, but through their impact on other determinants”.– Albert Bandura
(2001)
Self-efficacy is the belief in one's own ability to perform well. During the tween years,
self-efficacy plays a particularly important role since tweens face a number of new
challenges, especially in the classroom.
Self-efficacy is a key factor in resilience: tweens who believe they can succeed are
more likely to bounce back and try again after facing a setback. As such, it's
important for parents and teachers to encourage self-efficacious beliefs in tweens.
Your sense of self-efficacy has a major influence on how you approach challenges
and goals. When confronted with a challenge, do you believe that you can succeed
or are you convinced that you will fail? People with strong self-efficacy are those who
believe that they are capable of performing well. These people are more likely to
view challenges as something to be mastered rather than avoided.
Jadi dapat dikatakan bahwa self-efficacyadalah kepercayaan dan keyakinan akan
kemampuan seseorang yang lebih untuk mengatur dan melaksanakan sesuatu dari
tindakan yang akan dibutuhkan untuk mengelola dan mengatasi situasi yang akan
dihadapi.
2. Sumber-sumber self-efficacy
Dalam bukuSocial Learning Theory, Bandura mendefinisikan empat sumber
efficacy expectationsyaitu: Performance accomplishments, Vicarious Experience,
Verbal Persuasion and Emotional Arousal.
Gambar 4. Sumber: http://jcmc.indiana.edu/vol3/issue4/staples.html
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 7
2.1. Performance Accomplishment
Performance accomplishmentdapat diartikan sebagai pencapaian dalam
unjuk kerja, maksudnya adalah ketika seseorang mendapatkan sebuah tugas,
maka baginya tugas tersebut harus dikuasai secara tuntas. Keyakinan akan
penguasaan pengalaman hidupsangatlah penting dan menentukan seseorang
akan berhasil dalam pelajarannya atau tidak. Dalam beberapa literatur
performance accomplishmentdi istilahkan sebagai mastery experience.
"The most effective way of developing a strong sense of efficacy is through
mastery experiences," Bandura explained. Performing a task successfully
strengthens our sense of self-efficacy. However, failing to adequately deal with
a task or challenge can undermine and weaken self-efficacy.
2.2. Vicarious Experiences
Vicarious experiences dapat diartikan sebagai pengalaman yang dialami
orang lain seolah-olah dialami oleh diri sendiri, maksudnya adalah seseorang
yang ingin sukses dalam kehidupannya, ia mencontoh tokoh-tokoh yang
sukses untuk di buat menjadi model sehingga dapat meningkatkan keyakinan
dan motivasinya untuk menjadi sukses juga. Dalam beberapa literatur
vicarious experiences di istilahkan sebagai social modelling.
Witnessing other people successfully completing a task is another important
source of self-efficacy. According to Bandura, "Seeing people similar to
oneself succeed by sustained effort raises observers' beliefs that they too
possess the capabilities master comparable activities to succeed."
2.3. Verbal Persuasion
Verbal persuasiondapat diartikan sebagai pendekatan secara verbal yang
diberikan seseorang kepada orang lain dalam bentuk sugesti, saran, nasehat,
peringatan dan petunjuk positif yang dapat meningkatkan motivasi untuk
meraih suatu tujuan atau cita-cita. Dalam beberapa literatur verbal
persuasiondi istilahkan sebagai social persuasion.
Bandura also asserted that people could be persuaded to believe that they
have the skills and capabilities to succeed. Consider a time when someone
said something positive and encouraging that helped you achieve a goal.
Getting verbal encouragement from others helps people overcome self-doubt
and instead focus on giving their best effort to the task at hand.
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 8
doc. http://klimg.com/merdeka.com
2.4. Emotional Arousal
Emotional arousaldapat diartikan sebagai reaksi emosional seseorang
terhadap suatu situasi dan kondisi yang sedang dihadapi sehingga berdampak
terhadap kemampuannya dalam menghadapi situasi dan kondisi tersebut.
Dalam beberapa literatur emotional arousal di istilahkan sebagai
psychological responses.
Our own responses and emotional reactions to situations also play an
important role in self-efficacy. Moods, emotional states, physical reactions,
and stress levels can all impact how a person feels about their personal
abilities in a particular situation. A person who becomes extremely nervous
before speaking in public may develop a weak sense of self-efficacy in these
situations.
3. Kurikulum 2013
Adalah Muhammad Nuh lahir di Surabaya, Jawa Timur
pada rabu, 17 Juni 1959, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (2009-2014) yang mencetuskan ide kurikulum
2013 yang sebelumnya menjabat sebagaiMenteri Komunikasi
dan Informasi (2007). Ia adalah seorang ahli teknik elektro,
lulus sarjana teknik elektro tahun 1983 di Fakultas Teknik
Elektro ITS,tahun 1987lulus S2 Jurusan Signaux et System,
Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier
Prancis, dan tahun 1990 lulus S3 Jurusan Signaux et System,
Universite Science et Technique du Languedoc
Montpellier Prancis.
Riwayat beliau sebagai pendidik di peroleh ketika menjabat sebagai Ketua
Jurusan Teknik Elekronika, Politeknik Negeri Surabaya ITS (1992-1993), Direktur
Politeknik Negeri Surabaya ITS (1997-2003), Guru Besar ITS (2004), dan Rektor
ITS(2003-2006). Secara akademik, beliau bukanlah orang yang expertdalam bidang
pendidikan, pedagogi maupun psikologi pendidikan, mengingat jenjang akademik
yang dilaluinya adalah teknik elektro.
Latar belakang munculnya kurikulum 2013 menjadi pertanyaan banyak orang,
mengingat kurikulum KTSP baru berusia 7 tahun sejak dicanangkan pada tahun
2006. Menurut wawancara VIVANews dan Mentri Pendidikan Muhammad Nuh,
Kurikulum pendidikan di Indonesia akan drastis diubah. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan telah menyusun kurikulum baru untuk tahun 2013 mendatang.
Rencana ini rupanya sudah digagas sejak 2010.Alasan Kementerian: kurikulum
pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Karena zaman berubah,
maka kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan
semata.
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 9
Perubahan kurikulum ini diputuskan dengan merujuk hasil survei internasional
tentang kemampuan siswa Indonesia. Salah satunya adalah survei ”Trends in
International Math and Science” oleh Global Institute pada tahun 2007. Menurut
survei ini, hanya 5 persen siswa Indonesia yang mampu mengerjakan soal
berkategori tinggi yang memerlukan penalaran. Sebagai perbandingan, siswa Korea
yang sanggup mengerjakannya mencapai 71 persen. Sebaliknya, 78 persen siswa
Indonesia dapat mengerjakan soal berkategori rendah yang hanya memerlukan
hafalan. Sementara itu, siswa Korea yang bisa mengerjakan soal semacam itu hanya
10 persen.
Indikator lain datang dari Programme for International Student Assessment
(PISA) yang di tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar paling
buncit dari 65 negara peserta PISA. Kriteria penilaian mencakup kemampuan
kognitif dan keahlian siswa membaca, matematika, dan sains. Dan hampir semua
siswa Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level 3 saja. Sementara
banyak siswa negara maju maupun berkembang lainnya, menguasai pelajaran sampai
level 4, 5, bahkan 6.
4. Matematika dalam kurikulum 2013
Berikut ini adalah salah satu bagiandari lampiran dari kurikulum 2013 mata
pelajaran matematika kelas X tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) versi tanggal 9
Februari 2013 halaman 48 dan versi tanggal 4 Maret 2013 halaman 47.
Gambar 5. Sumber: https://docs.google.com
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 10
Gambar 6. Sumber: https://docs.google.com
Pada gambar 5 dan 6,kebenaran dan keabsahannya masih sangat diragukan,
mengingat kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud) sampai saat ini
belum mengeluarkan draft resmi tentang buku pedoman kurikulum 2013. Akan
tetapi sudah banyak kalangan menggunakan kurikulum ini, baik untuk dipelajari
maupun diujicoba untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Dalam lampiran tersebut muncul satu istilah baru yaitu kompetensi inti
sedangkan istilah kompetensi dasar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) sudah ada, akan tetapi maknanya berbeda. Berikut ini akan diuraikan
makna dari istilah kompetensi inti dan kompetensi dasar berdasarkan kurkulum
2013.
4.1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi standar
kompetensi lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka
yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan
soft skills.
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 11
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element)kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti
merupakan pengikatuntuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
kompetensi dasar. Organisasivertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan
antara konten kompetensi dasar satukelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsipbelajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yangdipelajari peserta
didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara kontenkompetensi
dasar satu mata pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari
matapelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang
sama sehinggaterjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait,
yaitu berkenaandengan:
1. sikap keagamaan (kompetensi inti 1),
2. sikap sosial (kompetensi inti 2),
3. pengetahuan (kompetensi inti 3), dan
4. penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari kompetensi dasar dan
harusdikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yangberkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung(indirect teaching), yaitu pada waktu
peserta didik belajar tentang pengetahuan(kompetensi kelompok 3) dan
penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).
4.2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelasyang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah
konten ataukompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
yang bersumberpada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebutdikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal,serta ciri dari suatu mata pelajaran.
5. Pembelajaran Matematika dalam Kurikulum 2013
Pada gambar 5, dengan kompetensi inti 1 dan 2, kompetensidasar terlihat jelas
sebagai materi pelajaran yang akan dipelajari saat proses pembelajaran matematika di
dalam kelas, tetapi pada gambar 6 dengan kategori yang sama, tidak ada kata atau
kalimat yang menyatakan materi pelajaran matematika yang akan dipelajari. Pada
gambar 7, dengan kompetensi inti 3, kompetensi dasar jelas, dapat di amati dan
diukur.
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 12
Gambar 7. Sumber: https://docs.google.com
Pada gambar 7 dengan kompetensi inti 3 yang berkaitan dengan
pengetahuan, pembelajaran matematika di dalam kelas diarahkan untuk
menciptakanpengetahuan yang saling terinterkoneksi antara mata pelajaran
matematika dan mata pelajaran lain.Misalkan, seorang guru ingin
mengajarkan kompetensi dasar 3.1 tentang pola barisan dan deret, maka
pembelajaran matematika yang dapat dilakukan adalah dimulai dengan
melihat fenomena disekitar yang membuat pola barisan dan deret, misalnya
pola pertumbuhan tanaman, pola perkembangbiakan hewan ataupun pola-
pola yang lain yang dapat dilihat, diamati dan diukur dengan melibatkan
ataupun mengaitkan dengan unsur-unsur seni, budaya, kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban.
Dengan kondisi kompetensi inti dan kompetensi dasar yang saling
berkaitan, maka diperlukan usaha dari guru untuk menambah wawasan yang
sangat luas tentang seni, budaya, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan
peradaban yang terkait atau dikaitkan dengan matematika.
6. Membangun self-efficacy
Berkaitan dengan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, tantangan
terbesarnya adalah bagaimana membangun self-efficacy dalam pembelajaran
matematika berdasarkan kurikulum 2013. Berdasarkan empat sumber self-efficacy
menurut teori Bandura, maka ada 4 hal terkait dengan membangun self-efficacy
dalam pembelajaran matematika berdasarkan kurikulum 2013, yaitu:
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 13
6.1. Mastery Experience
Membangun self-efficacy yang tinggi, membutuhkan persepsi positif
terhadap situasi dan kondisi apapun sehingga memunculkan energi positif
untuk menghadapi apapun. Bagi guru, perubahan kurikulum 2013
diarahkan sebagai tugas yang harus dikuasai (mastery) sekaligus untuk
mengasah kemampuan diri terhadap materi matematika itu sendiri dan
wawasan pada bidang-bidang yang lain seperti seni, budaya, kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban. Dengan memposisikan perubahan
kurikulum sebagai sebuah tugas atau tantangan bukan beban, maka akan
terbentuk pikiran positif yang mempengaruhi keyakinan dan kemampuan
untuk menghadapi perubahan tersebut.
Bagi siswa, perubahan kurikulum 2013 bergantung dari guru, jika guru
mampu menguasai perubahan tersebut, maka siswa hanya mengikuti dan
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan skenario sang guru.
Pada gambar 7, kompetensi dasar 3.2 misalnya, bagi guru matematika
materi eksponen dan logaritma adalah materi yang rutin di ajarkan kepada
siswa. Namun sesuai dengan tuntutan kurikulum, materi eksponen dan
logaritma tersebut harus di integrasi kan dengan bidang lain yang
memungkinkan untuk dikaitkan dijadikan sebagai “tugas” yang harus
dikuasai oleh guru matematika.
6.2. Social Modelling
Usaha yang mungkin dilakukan adalah melakukan history flashback
terhadap materi matematika yang akan di ajarkan sehingga guru dan murid
dapat bersama-sama memahami asal-usul atau sejarah dari materi
matematika tersebut dan bahkan seolah-olah menjadi penemu dari materi
tersebut. Dengan begitu, dapat dipahami bahwa matematika bukan
muncul tiba-tiba tanpa sebab akan tetapi muncul karena adanya fenomena
alam sehingga materi matematika pasti berkaitan dengan bidang lain,
misalkan fenomena munculnya materi logaritma.
Logaritma pertama kali di perkenalkan oleh John Napier serorang warga
negara Skotlandia pada tahun 1614 dalam bukunya yang berjudul Mirifici
Logarithmorum Canonis Descriptio (Description of thewonderful canon of
logarithms), Napier menjelaskan mengapa dibutuhkan logaritma,
Seeing there is nothing…that is so troublesome to Mathematicall practise,
nor that dothmore modest and hinder Calculators, than the
Multiplications, Divisions, square and cubicalExtractions of great
numbers, which besides the tedious expense of time, are for the
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 14
mostpart subject to many errors, I began therefore to consider in my
minde by what certaine andready Art I might remove those hindrances.
(Smith, 2000 dalam Calderon, 2008)
Napier memahami ada beberapa masalah dalam perhitungan
matematika sehingga diperlukan penyederhanaan dalam perhitungannya.
Tujuan awalnya Napier ingin membuat sebuah tabel dimana perkalian sinus
bisa dilakukan dengan penjumlahan bukan sebaliknya. Napier’s menjelaskan
maksud dari logaritma,
“the logarithm of a given sine is that number which has increased
arithmetically with thesame velocity throughout as that with which radius
began to decrease geometrically, and in the sametime as radius has
decreased to the given [number]”. (Katz, 2004dalam Calderon, 2008)
Jadi, dengan memposisikan diri sebagai penemu dari materi logaritma
maka dapat dipahami adanya keindahan dari seni matematika, budaya
penyederhanaan masalah menjadi efektif dan efisien, adanya rasa
kemanusiaan untuk membantu para astronom menyederhanakan
perhitungannya, rasa kebangsaan yang tinggi dan untuk peradaban yang lebih
baik.
6.3. Social Persuasion
Self-efficacydapat terbangun dengan baik dengan cara banyak membaca,
mendengar, dan mengeksplorasi diri dari berbagai sumber yang positif,
sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk mencapai
tujuan.
Pada bagian ini, guru dapat mendengar opini dari orang-orang yang
memiliki kapabilitas yang baik dalam bidang pendidikan, psikologi
pendidikan, pembelajaran dan matematika untuk menambah semangat dan
motivasi sehingga berdampak kepada kinerja proses pembelajaran di dalam
kelas.
6.4. Psychological Responses
Untuk membangun self-efficacy dalam pembelajaran matematika,
meminimalisir atau bahkan menghilangkan reaksi negatif dan berlebihan
adalah hal yang perlu diutamakan sehingga tidak timbul rasa cemas (anxiety)
dan stress yang mengakibatkan pekerjaan menjadi terbengkalai, tidak fokus
dan hilangnya kemampuan diri dalam melaksanakan proses pembelajaran
matematika di dalam kelas.
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 15
Seorang yang pintar dalam matematika, dapat seketika menjadi tidak
tahu apa-apa saat menghadapi ujian dikarenakan reaksi yang berlebihan atau
nervous sesaat menjelang ujian. Sehingga psychological responsessangat
berdampak terhadap seseorang apabila ia tidak mampu mengontrol dirinya.
C. CONCLUSION
Kurikulum bukanlah kitab suci yang tidak dapat dirubah dan direvisi, akan tetapi
kurikulum dapat di perbaiki sebagian atau bahkan menyeluruh sesuai situasi dan kondisi.
Pembelajaran matematika berdasarkan kepada kurikulum 2013 sangatlah mungkin untuk
diaplikasikan dalam proses pembelajaran apabila self-efficacy guru matematika tersebut
tinggi, sedangkan self-efficacy siswa sangat bergantung kepada guru.
Membangun self-efficacy dalam pembelajaran matematika berdasarkan kurikulum
2013 merupakan salah satu cara untuk menghadapi perubahan kurikulum 2013. Dengan
memahami 4 sumber self-efficacy dari teori Bandura, seorang guru matematika dapat
memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi untuk dapat mengaplikasikan
kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Materi ini sekaligus secara teoritis dapat mengukur tingkat self-efficacy seorang guru
dalam menghadapi suatu situasi dan kondisi. Mengutip dari pernyataan Bandura,
“People with a strong sense of self-efficacy:
1. View challenging problems as tasks to be mastered
2. Develop deeper interest in the activities in which they participate
3. Form a stronger sense of commitment to their interests and activities
4. Recover quickly from setbacks and disappointments
People with a weak sense of self-efficacy:
1. Avoid challenging tasks
2. Believe that difficult tasks and situations are beyond their capabilities
3. Focus on personal failings and negative outcomes
4. Quickly lose confidence in personal abilities
Namun demikian, materi ini masih dalam tataran teoritis, sehingga diperlukan tindak
lanjut dalam bentuk penelitian untuk lebih meyakinkan dan menegaskan teori-teori yang
terbentuk.
D. REFERENSI
1. http://www.srie.org/2012/12/uji-publik-kurikulum-2013-telah.html
2. http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf
3. http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_P
engkur_SD/UNIT-4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf
BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS
BASED ON CURRICULUM 2013 | 16
4. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN
/195806191986012-
MUTHIA_ALINAWATI/PENGARUH_KURIKULUM_TERHADAP_MUTU_P
ENDIDIKAN.pdf
5. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123592-T%2024401-Kurikulum%20sebagai-
Literatur.pdf
6. http://blog.tp.ac.id/perubahan-kurikulum-di-tengah-mitos-globalisasi
7. http://www.hhpublishing.com/_onlinecourses/BSL/bsl_demo/bsl/motivation/F4.html
8. http://www.math.umt.edu/tmme/vol5no2and3/TMME_vol5nos2and3_a14_pp.337_3
44.pdf
9. http://www.ncsall.net/fileadmin/resources/teach/self-efficacy_role.pdf
10. http://www.icidr.org/doc/ICIDR%20PDF%20contents/journal%20of%20research%20i
n%20education%20and%20society/JRESSvol2%20nos3%20december%202011/self%
20efficacy%20and%20performance.pdf
11. http://www.uky.edu/~eushe2/Pajares/SchunkPajares2001.PDF
12. http://www.uky.edu/~eushe2/BanduraPubs/BanduraGuide2006.pdf
13. http://libres.uncg.edu/ir/uncg/f/D_Schunk_Self_1985.pdf
14. http://www.quantumlearning.com/wp-content/uploads/2012/05/SelfEfficacy.pdf
15. http://ralmond.net/pubs/MentorPower-Self-Efficacy.pdf
16. http://www.centerforefficacyandresiliency.org/assets/docs/Perceived%20Self-
Efficacy%20in%20Cognitive%20Development%20and%20Functioning.pdf
17. http://www.worldwideworkshop.org/pdfs/Self_Efficacy_Learning_in_Game_Design.p
df
18. http://www.itl.usyd.edu.au/news/pdfs/Zimmerman%202000.pdf
19. http://arizona.openrepository.com/arizona/bitstream/10150/195751/1/azu_etd_2704_
sip1_m.pdf
20. http://www.heacademy.ac.uk/assets/documents/subjects/engineering/Engineering_Jour
nal/EngEd_Vol6_Issue1_06.pdf

More Related Content

What's hot

Psikologi pendidikan pmat bab iv master presentasi
Psikologi pendidikan pmat bab iv master presentasiPsikologi pendidikan pmat bab iv master presentasi
Psikologi pendidikan pmat bab iv master presentasi
Hensika Setiawan
 
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas PembelajaranKelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Arif Wicaksono
 
Prinsip dan asas belajar dan pembelajran
Prinsip dan asas belajar dan pembelajranPrinsip dan asas belajar dan pembelajran
Prinsip dan asas belajar dan pembelajran
Mha AMha Aathifah
 
Tanggungjawab seorang g
Tanggungjawab seorang gTanggungjawab seorang g
Tanggungjawab seorang g
Sidiq Mohamad
 
Kualifikasi 14 juni 2013
Kualifikasi 14 juni 2013Kualifikasi 14 juni 2013
Kualifikasi 14 juni 2013
Rizka Ahsan
 
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas PembelajaranMATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
STKIP Bina Bangsa Getsempena
 
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Uhthi Solekhah
 
Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswaHasil belajar siswa
Hasil belajar siswa
Rumina Mina
 
Prinsip prinsip belajar
Prinsip prinsip belajarPrinsip prinsip belajar
Prinsip prinsip belajar
agusloveridha
 
KESAN STRESS KEPADA SEKOLAH DAN CARA MENANGANI STRESS GURU
KESAN STRESS KEPADA SEKOLAH DAN CARA MENANGANI STRESS GURUKESAN STRESS KEPADA SEKOLAH DAN CARA MENANGANI STRESS GURU
KESAN STRESS KEPADA SEKOLAH DAN CARA MENANGANI STRESS GURU
Nurhaimi Abdul Rahman
 

What's hot (20)

Psikologi pendidikan pmat bab iv master presentasi
Psikologi pendidikan pmat bab iv master presentasiPsikologi pendidikan pmat bab iv master presentasi
Psikologi pendidikan pmat bab iv master presentasi
 
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas PembelajaranKelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
 
Prinsip dan asas belajar dan pembelajran
Prinsip dan asas belajar dan pembelajranPrinsip dan asas belajar dan pembelajran
Prinsip dan asas belajar dan pembelajran
 
Tanggungjawab seorang g
Tanggungjawab seorang gTanggungjawab seorang g
Tanggungjawab seorang g
 
Penulisan akademik
Penulisan akademikPenulisan akademik
Penulisan akademik
 
Implikasi motivasi terhadap pengajaran dan pembelajaran
Implikasi motivasi terhadap pengajaran dan pembelajaranImplikasi motivasi terhadap pengajaran dan pembelajaran
Implikasi motivasi terhadap pengajaran dan pembelajaran
 
Edup2023 psikologi pendidikan
Edup2023 psikologi pendidikanEdup2023 psikologi pendidikan
Edup2023 psikologi pendidikan
 
Kualifikasi 14 juni 2013
Kualifikasi 14 juni 2013Kualifikasi 14 juni 2013
Kualifikasi 14 juni 2013
 
Tajuk 8 - motivasi dan pembelajaran
Tajuk 8 - motivasi dan pembelajaranTajuk 8 - motivasi dan pembelajaran
Tajuk 8 - motivasi dan pembelajaran
 
Prinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaranPrinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaran
 
Prinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarPrinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip Belajar
 
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas PembelajaranMATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
 
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
 
Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswaHasil belajar siswa
Hasil belajar siswa
 
Peran motivasi belajar, self efficacy, dan dukungan sosial keluarga terhadap ...
Peran motivasi belajar, self efficacy, dan dukungan sosial keluarga terhadap ...Peran motivasi belajar, self efficacy, dan dukungan sosial keluarga terhadap ...
Peran motivasi belajar, self efficacy, dan dukungan sosial keluarga terhadap ...
 
Prinsip prinsip belajar
Prinsip prinsip belajarPrinsip prinsip belajar
Prinsip prinsip belajar
 
Prinsip pembelajaran __kelompok 3
Prinsip pembelajaran  __kelompok 3Prinsip pembelajaran  __kelompok 3
Prinsip pembelajaran __kelompok 3
 
Tugas bdp fix
Tugas bdp fixTugas bdp fix
Tugas bdp fix
 
KESAN STRESS KEPADA SEKOLAH DAN CARA MENANGANI STRESS GURU
KESAN STRESS KEPADA SEKOLAH DAN CARA MENANGANI STRESS GURUKESAN STRESS KEPADA SEKOLAH DAN CARA MENANGANI STRESS GURU
KESAN STRESS KEPADA SEKOLAH DAN CARA MENANGANI STRESS GURU
 
Ppt pak wahidin
Ppt pak wahidinPpt pak wahidin
Ppt pak wahidin
 

Viewers also liked (7)

All about me
All about meAll about me
All about me
 
Cascadia
CascadiaCascadia
Cascadia
 
Desenvolvimento rural e Agricultura familiar
Desenvolvimento rural e Agricultura familiarDesenvolvimento rural e Agricultura familiar
Desenvolvimento rural e Agricultura familiar
 
Analizar Las Trayectorias
Analizar Las TrayectoriasAnalizar Las Trayectorias
Analizar Las Trayectorias
 
A1.accomplishments
A1.accomplishments A1.accomplishments
A1.accomplishments
 
12 AXLE SEMI BROSHUIS WORLD PREMIERE
12 AXLE SEMI BROSHUIS WORLD PREMIERE 12 AXLE SEMI BROSHUIS WORLD PREMIERE
12 AXLE SEMI BROSHUIS WORLD PREMIERE
 
Alan schedule
Alan scheduleAlan schedule
Alan schedule
 

Similar to 7826120981 joko soebagyo

Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi Buku
Mel Noizz
 
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
Adilah Hrn
 
1914 perkembangan efikasi guru sekolah.edit
1914 perkembangan efikasi guru sekolah.edit1914 perkembangan efikasi guru sekolah.edit
1914 perkembangan efikasi guru sekolah.edit
Danielson Tajak
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikan
Mustika K
 
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
hermantosugeng
 
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docxAhmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
AhmadSuryadi12
 
Imam Royani
Imam RoyaniImam Royani
Imam Royani
imam89
 

Similar to 7826120981 joko soebagyo (20)

Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi Buku
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Makalah psikopend kel 7
Makalah psikopend kel 7Makalah psikopend kel 7
Makalah psikopend kel 7
 
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanMotivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
 
1914 perkembangan efikasi guru sekolah.edit
1914 perkembangan efikasi guru sekolah.edit1914 perkembangan efikasi guru sekolah.edit
1914 perkembangan efikasi guru sekolah.edit
 
Makalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakuMakalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan laku
 
1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3.pdf
1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3.pdf1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3.pdf
1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3.pdf
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikan
 
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Belajar Resume Buku
Belajar Resume BukuBelajar Resume Buku
Belajar Resume Buku
 
koneksi antar materi modul 3.1.pdf
koneksi antar materi modul 3.1.pdfkoneksi antar materi modul 3.1.pdf
koneksi antar materi modul 3.1.pdf
 
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docxAhmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
 
Tugas resensi artikel jurnal meisi
Tugas resensi artikel jurnal meisiTugas resensi artikel jurnal meisi
Tugas resensi artikel jurnal meisi
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
 
Imam Royani
Imam RoyaniImam Royani
Imam Royani
 
Studi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didikStudi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didik
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

7826120981 joko soebagyo

  • 1. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 LECTURE OF DESIGN OF LEARNING MATHEMATICS Prof. Dr. Gerard Polla, M.App.Sc Oleh Joko Soebagyo 7826120981 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2013
  • 2. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 2 Abstract: This paper describe transition of the curriculum in indonesia called “curriculum 2013” from the perspective of self efficacy in learning mathematics. The fact shows that teachers and students have understanding and beliefs that differ in facing a curricula changed based on culture and nation character, based civilization, and based on competency. For example mathematics is integrating with some character as: honest, minutely, discipline, critical, consistent, curiosity, responsible, cooperate, tough, tolerance, careful and others. Build self-efficacy teachers and students in learning mathematics based on curriculum 2013 is a challenge must be taken by the teacher especially so as students are able to and adjust a curricula changed. Keywords: self efficacy, learning mathematics, curriculum 2013 A. INTRODUCTION Di awal tahun 2013, Indonesia di hebohkan dengan munculnya kurikulum 2013. Berbagai kalangan baik dari guru, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan masyarakat umum di Indonesia pro-kontra menanggapi isu tersebut. Untuk meyakinkan semua komponen masyarakat tentang kurikulum 2013, pemerintah melakukan sosialisasi melalui uji publik. Uji publik dilakukan pemerintah di bawah naungan menteri pendidikan nasional Muhamamd Nuh untuk melihat respons dari guru, LPTK dan masyarakat umum. Masa uji publik kurikulum baru mulai berlangsung dari 29 Nopember 2012 dan dinyatakan berakhir pada hari Minggu, 23 Desember 2012. Uji publik dilakukan dalam tiga bentuk penyerapan yaitu: masukan, saran dan pendapat dari publik. Uji publik dilakukan juga dalam 3 tahap, yaitu: uji publik online, tatap muka dan 11 LPTK di Indonesia. Hasilnya adalah seperti yang terlihat pada gambar 1. Gambar 1. Sumber: www.srie.org
  • 3. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 3 Melihat kembali sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sangat kompleks dan berliku. Perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi karena adanya tuntutan dan perubahan situasi dan kondisi karena efek dari perubahan zaman dan era globalisasi. Gambar 2. Sumber:http://pjjpgsd.dikti.go.id Perubahan kurikulum di Indonesia selalu disertai dengan keyakinan (belief) dan harapan (hope) yang tinggi,baik dari pemerintah, guru, masyarakat umum dan siswa sebagai pembelajar terhadap keberhasilan pelaksanaan kurikulum yang mengalami perubahan. Namun sayangnya,belief tersebut tidak dapat dibuktikan secara real,apakah kurikulum yang mengalami perubahan tersebut berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian dari tujuan-tujuan yang ada dalam kurikulum melalui suatu evaluasi yang valid dan reliabel terhadap kurikulum yang mengalami perubahan. Menurut Prof. Aleks Maryunis, guru besar Universitas Negeri Padang (2006) menyatakan bahwa, “Perubahan kurikulum di negara kita kebanyakan menitikberatkan pada perubahan konsep tertulis, tanpa mau memperbaiki proses pelaksanaannya di tingkat sekolah”. Dampak secara langsung dari perubahan kurikulum dapat dilihat dalam pelaksanaan kurikulum di dalam kelas, sehingga yang merasakan dampak secara langsung tersebut adalah guru dan siswa. Sebagai individu-individu (victim) yang terkena dampak langsung dari perubahan kurikulum, guru dan siswa dengan situasi dan kondisi latar belakang yang berbeda-beda dan kompleks, berupaya menghadapinya dengan keyakinan, usaha, dan konsisten dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas. Faktor-faktor tersebut tentunya yang dapat meningkatkan hasil belajar di akhir proses pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan hasil pembelajaran adalah self-efficacy. Menurut Prof. Albert Bandura, Stanford University (1982) menyatakan bahwa: Self- efficacy also can affect effort expenditure and persistence. Especially when they encounter difficulties, students who believe that they can perform well ought to work harder and persist longer than those who doubt their capabilities.
  • 4. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 4 Artinya, self-efficacydapat mempengaruhi usaha yang sedang dikerjakan dan terus- menerus. Khususnya ketika mereka menghadapi kesulitan, siswa yang memiliki keyakinan bahwa mereka mampu melakukan dengan baik akan bekerja lebih keras dan berkepanjangan daripada mereka yang meragukan kemampuan mereka sendiri. Jadi, perubahan kurikulum seperti apapun, guru dan siswa sangat dimungkinkan dapat menghadapi dan menjalaninya saat terjadi proses pembelajaran di dalam kelas. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana membangun self-efficacy guru dan siswa dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika berdasarkan perubahan kurikulum 2013. B. CONTENT 1. Apakah self-efficacy itu? Adalah Albert Bandura lahir di Alberta, Kanada pada tanggal 4 Desember 1925, seorang psikolog yang lulus B.S. (setara dengan magister) bidangpsikologi di University of British Columbia tahun 1949, lulus Ph.D. (setara dengan doktor) bidang psikologi di University of Iowa tahun 1952, dimana ia membangun social learning theory yang pada awalnya ia namakan social cognitive theory, dan kemudian mengajar psikologi di Stanford University daritahun 1953 sampai sekarang. Banyak orang menganggap dia adalah “bapak” dari the cognitivist movement. "Social learning theory approaches the explanation of human behavior in terms of a continuous reciprocal interaction between cognitive, behavioral, and environmental determinants" (Social Learning Theory, 1977). Hubungan antara cognitive, behavioral, and environmental determinants dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 3. Sumber: http://recapp.etr.org doc. http://what-is-psychology.org
  • 5. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 5 Self-efficacy pertama kali diperkenalkan oleh Albert Bandura pada tahun 1977 dalam buku Social Learning Theory, seperti terlihat pada gambar 3.Tetapi dalam jurnal ilmiah, self-efficacy diperkenalkan kembali secara tegas dalam makalahnya yang berjudul “Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change” yang dimuat dalam jurnal Psychological Review, Vol. 84, p. 191-215 tahun 1977. Ide self-efficacy itu sendiri adalah tentang bagaimana setiap individu memiliki sikap positif untuk memutuskan bahwa ia sanggup melakukan sesuatu berdasarkan keyakinan dan kemampuan yang ia miliki. Dibawah ini ada beberapa statementtentang self-efficacy: “Self-efficacy is "the belief in one’s capabilities to organize and execute the courses of action required to manage prospective situations." In other words, self-efficacy is a person’s belief in his or her ability to succeed in a particular situation. Bandura described these beliefs as determinants of how people think, behave, and feel”.– Albert Bandura (1994) “Self-efficacy is helps determine our life choices, it motivates us, and it helps us deal with failures and setbacks in life”. – Albert Bandura (1994) “Self-efficacy is hypothesized to affect individuals’ task choices, effort, persistence, and achievement”.– Albert Bandura (1997); Schunk (1995) “Self-efficacy is the belief in one’s capabilities to organize and execute the course of action required to manage prospective situations”. – Albert Bandura (1997) “Self-efficacy refers to the belief or perception that one is capable of organizing and executing the actions necessary to succeed at a given task”.– Albert Bandura (1997) “Efficacy beliefs were powerful predictors of behavior because they were ultimately self-referent in nature and directed toward specific tasks. The predictive power of efficacy has generally been borne out in research, especially when efficacy beliefs are measured concerning specific tasks”. – Albert Bandura (1997) “Self-efficacy is concerned not with the skills one has but with the capacity of what one can do with whatever skills one possesses”. – Albert Bandura (1986) “Self-efficacy has to do with self-perception of competence rather than actual level of competence. This is an important distinction, because people regularly overestimate or underestimate their actual abilities, and these estimations may have consequences for the courses of action they choose to pursue or the effort they exert in those pursuits”. – M. Tschannen-Moran (1998)
  • 6. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 6 Perceived self-efficacy occupies a pivotal role in the causal structure of social cognitive theory because efficacy beliefs affect adaptation and change not only in their own right, but through their impact on other determinants”.– Albert Bandura (2001) Self-efficacy is the belief in one's own ability to perform well. During the tween years, self-efficacy plays a particularly important role since tweens face a number of new challenges, especially in the classroom. Self-efficacy is a key factor in resilience: tweens who believe they can succeed are more likely to bounce back and try again after facing a setback. As such, it's important for parents and teachers to encourage self-efficacious beliefs in tweens. Your sense of self-efficacy has a major influence on how you approach challenges and goals. When confronted with a challenge, do you believe that you can succeed or are you convinced that you will fail? People with strong self-efficacy are those who believe that they are capable of performing well. These people are more likely to view challenges as something to be mastered rather than avoided. Jadi dapat dikatakan bahwa self-efficacyadalah kepercayaan dan keyakinan akan kemampuan seseorang yang lebih untuk mengatur dan melaksanakan sesuatu dari tindakan yang akan dibutuhkan untuk mengelola dan mengatasi situasi yang akan dihadapi. 2. Sumber-sumber self-efficacy Dalam bukuSocial Learning Theory, Bandura mendefinisikan empat sumber efficacy expectationsyaitu: Performance accomplishments, Vicarious Experience, Verbal Persuasion and Emotional Arousal. Gambar 4. Sumber: http://jcmc.indiana.edu/vol3/issue4/staples.html
  • 7. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 7 2.1. Performance Accomplishment Performance accomplishmentdapat diartikan sebagai pencapaian dalam unjuk kerja, maksudnya adalah ketika seseorang mendapatkan sebuah tugas, maka baginya tugas tersebut harus dikuasai secara tuntas. Keyakinan akan penguasaan pengalaman hidupsangatlah penting dan menentukan seseorang akan berhasil dalam pelajarannya atau tidak. Dalam beberapa literatur performance accomplishmentdi istilahkan sebagai mastery experience. "The most effective way of developing a strong sense of efficacy is through mastery experiences," Bandura explained. Performing a task successfully strengthens our sense of self-efficacy. However, failing to adequately deal with a task or challenge can undermine and weaken self-efficacy. 2.2. Vicarious Experiences Vicarious experiences dapat diartikan sebagai pengalaman yang dialami orang lain seolah-olah dialami oleh diri sendiri, maksudnya adalah seseorang yang ingin sukses dalam kehidupannya, ia mencontoh tokoh-tokoh yang sukses untuk di buat menjadi model sehingga dapat meningkatkan keyakinan dan motivasinya untuk menjadi sukses juga. Dalam beberapa literatur vicarious experiences di istilahkan sebagai social modelling. Witnessing other people successfully completing a task is another important source of self-efficacy. According to Bandura, "Seeing people similar to oneself succeed by sustained effort raises observers' beliefs that they too possess the capabilities master comparable activities to succeed." 2.3. Verbal Persuasion Verbal persuasiondapat diartikan sebagai pendekatan secara verbal yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam bentuk sugesti, saran, nasehat, peringatan dan petunjuk positif yang dapat meningkatkan motivasi untuk meraih suatu tujuan atau cita-cita. Dalam beberapa literatur verbal persuasiondi istilahkan sebagai social persuasion. Bandura also asserted that people could be persuaded to believe that they have the skills and capabilities to succeed. Consider a time when someone said something positive and encouraging that helped you achieve a goal. Getting verbal encouragement from others helps people overcome self-doubt and instead focus on giving their best effort to the task at hand.
  • 8. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 8 doc. http://klimg.com/merdeka.com 2.4. Emotional Arousal Emotional arousaldapat diartikan sebagai reaksi emosional seseorang terhadap suatu situasi dan kondisi yang sedang dihadapi sehingga berdampak terhadap kemampuannya dalam menghadapi situasi dan kondisi tersebut. Dalam beberapa literatur emotional arousal di istilahkan sebagai psychological responses. Our own responses and emotional reactions to situations also play an important role in self-efficacy. Moods, emotional states, physical reactions, and stress levels can all impact how a person feels about their personal abilities in a particular situation. A person who becomes extremely nervous before speaking in public may develop a weak sense of self-efficacy in these situations. 3. Kurikulum 2013 Adalah Muhammad Nuh lahir di Surabaya, Jawa Timur pada rabu, 17 Juni 1959, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2009-2014) yang mencetuskan ide kurikulum 2013 yang sebelumnya menjabat sebagaiMenteri Komunikasi dan Informasi (2007). Ia adalah seorang ahli teknik elektro, lulus sarjana teknik elektro tahun 1983 di Fakultas Teknik Elektro ITS,tahun 1987lulus S2 Jurusan Signaux et System, Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis, dan tahun 1990 lulus S3 Jurusan Signaux et System, Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis. Riwayat beliau sebagai pendidik di peroleh ketika menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Elekronika, Politeknik Negeri Surabaya ITS (1992-1993), Direktur Politeknik Negeri Surabaya ITS (1997-2003), Guru Besar ITS (2004), dan Rektor ITS(2003-2006). Secara akademik, beliau bukanlah orang yang expertdalam bidang pendidikan, pedagogi maupun psikologi pendidikan, mengingat jenjang akademik yang dilaluinya adalah teknik elektro. Latar belakang munculnya kurikulum 2013 menjadi pertanyaan banyak orang, mengingat kurikulum KTSP baru berusia 7 tahun sejak dicanangkan pada tahun 2006. Menurut wawancara VIVANews dan Mentri Pendidikan Muhammad Nuh, Kurikulum pendidikan di Indonesia akan drastis diubah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun kurikulum baru untuk tahun 2013 mendatang. Rencana ini rupanya sudah digagas sejak 2010.Alasan Kementerian: kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Karena zaman berubah, maka kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata.
  • 9. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 9 Perubahan kurikulum ini diputuskan dengan merujuk hasil survei internasional tentang kemampuan siswa Indonesia. Salah satunya adalah survei ”Trends in International Math and Science” oleh Global Institute pada tahun 2007. Menurut survei ini, hanya 5 persen siswa Indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang memerlukan penalaran. Sebagai perbandingan, siswa Korea yang sanggup mengerjakannya mencapai 71 persen. Sebaliknya, 78 persen siswa Indonesia dapat mengerjakan soal berkategori rendah yang hanya memerlukan hafalan. Sementara itu, siswa Korea yang bisa mengerjakan soal semacam itu hanya 10 persen. Indikator lain datang dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang di tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar paling buncit dari 65 negara peserta PISA. Kriteria penilaian mencakup kemampuan kognitif dan keahlian siswa membaca, matematika, dan sains. Dan hampir semua siswa Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level 3 saja. Sementara banyak siswa negara maju maupun berkembang lainnya, menguasai pelajaran sampai level 4, 5, bahkan 6. 4. Matematika dalam kurikulum 2013 Berikut ini adalah salah satu bagiandari lampiran dari kurikulum 2013 mata pelajaran matematika kelas X tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) versi tanggal 9 Februari 2013 halaman 48 dan versi tanggal 4 Maret 2013 halaman 47. Gambar 5. Sumber: https://docs.google.com
  • 10. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 10 Gambar 6. Sumber: https://docs.google.com Pada gambar 5 dan 6,kebenaran dan keabsahannya masih sangat diragukan, mengingat kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud) sampai saat ini belum mengeluarkan draft resmi tentang buku pedoman kurikulum 2013. Akan tetapi sudah banyak kalangan menggunakan kurikulum ini, baik untuk dipelajari maupun diujicoba untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Dalam lampiran tersebut muncul satu istilah baru yaitu kompetensi inti sedangkan istilah kompetensi dasar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sudah ada, akan tetapi maknanya berbeda. Berikut ini akan diuraikan makna dari istilah kompetensi inti dan kompetensi dasar berdasarkan kurkulum 2013. 4.1. Kompetensi Inti Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi standar kompetensi lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
  • 11. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 11 Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti merupakan pengikatuntuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasivertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satukelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsipbelajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yangdipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara kontenkompetensi dasar satu mata pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari matapelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehinggaterjadi proses saling memperkuat. Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaandengan: 1. sikap keagamaan (kompetensi inti 1), 2. sikap sosial (kompetensi inti 2), 3. pengetahuan (kompetensi inti 3), dan 4. penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harusdikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yangberkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung(indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan(kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). 4.2. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelasyang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah konten ataukompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumberpada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebutdikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,serta ciri dari suatu mata pelajaran. 5. Pembelajaran Matematika dalam Kurikulum 2013 Pada gambar 5, dengan kompetensi inti 1 dan 2, kompetensidasar terlihat jelas sebagai materi pelajaran yang akan dipelajari saat proses pembelajaran matematika di dalam kelas, tetapi pada gambar 6 dengan kategori yang sama, tidak ada kata atau kalimat yang menyatakan materi pelajaran matematika yang akan dipelajari. Pada gambar 7, dengan kompetensi inti 3, kompetensi dasar jelas, dapat di amati dan diukur.
  • 12. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 12 Gambar 7. Sumber: https://docs.google.com Pada gambar 7 dengan kompetensi inti 3 yang berkaitan dengan pengetahuan, pembelajaran matematika di dalam kelas diarahkan untuk menciptakanpengetahuan yang saling terinterkoneksi antara mata pelajaran matematika dan mata pelajaran lain.Misalkan, seorang guru ingin mengajarkan kompetensi dasar 3.1 tentang pola barisan dan deret, maka pembelajaran matematika yang dapat dilakukan adalah dimulai dengan melihat fenomena disekitar yang membuat pola barisan dan deret, misalnya pola pertumbuhan tanaman, pola perkembangbiakan hewan ataupun pola- pola yang lain yang dapat dilihat, diamati dan diukur dengan melibatkan ataupun mengaitkan dengan unsur-unsur seni, budaya, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban. Dengan kondisi kompetensi inti dan kompetensi dasar yang saling berkaitan, maka diperlukan usaha dari guru untuk menambah wawasan yang sangat luas tentang seni, budaya, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban yang terkait atau dikaitkan dengan matematika. 6. Membangun self-efficacy Berkaitan dengan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, tantangan terbesarnya adalah bagaimana membangun self-efficacy dalam pembelajaran matematika berdasarkan kurikulum 2013. Berdasarkan empat sumber self-efficacy menurut teori Bandura, maka ada 4 hal terkait dengan membangun self-efficacy dalam pembelajaran matematika berdasarkan kurikulum 2013, yaitu:
  • 13. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 13 6.1. Mastery Experience Membangun self-efficacy yang tinggi, membutuhkan persepsi positif terhadap situasi dan kondisi apapun sehingga memunculkan energi positif untuk menghadapi apapun. Bagi guru, perubahan kurikulum 2013 diarahkan sebagai tugas yang harus dikuasai (mastery) sekaligus untuk mengasah kemampuan diri terhadap materi matematika itu sendiri dan wawasan pada bidang-bidang yang lain seperti seni, budaya, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban. Dengan memposisikan perubahan kurikulum sebagai sebuah tugas atau tantangan bukan beban, maka akan terbentuk pikiran positif yang mempengaruhi keyakinan dan kemampuan untuk menghadapi perubahan tersebut. Bagi siswa, perubahan kurikulum 2013 bergantung dari guru, jika guru mampu menguasai perubahan tersebut, maka siswa hanya mengikuti dan melakukan proses pembelajaran sesuai dengan skenario sang guru. Pada gambar 7, kompetensi dasar 3.2 misalnya, bagi guru matematika materi eksponen dan logaritma adalah materi yang rutin di ajarkan kepada siswa. Namun sesuai dengan tuntutan kurikulum, materi eksponen dan logaritma tersebut harus di integrasi kan dengan bidang lain yang memungkinkan untuk dikaitkan dijadikan sebagai “tugas” yang harus dikuasai oleh guru matematika. 6.2. Social Modelling Usaha yang mungkin dilakukan adalah melakukan history flashback terhadap materi matematika yang akan di ajarkan sehingga guru dan murid dapat bersama-sama memahami asal-usul atau sejarah dari materi matematika tersebut dan bahkan seolah-olah menjadi penemu dari materi tersebut. Dengan begitu, dapat dipahami bahwa matematika bukan muncul tiba-tiba tanpa sebab akan tetapi muncul karena adanya fenomena alam sehingga materi matematika pasti berkaitan dengan bidang lain, misalkan fenomena munculnya materi logaritma. Logaritma pertama kali di perkenalkan oleh John Napier serorang warga negara Skotlandia pada tahun 1614 dalam bukunya yang berjudul Mirifici Logarithmorum Canonis Descriptio (Description of thewonderful canon of logarithms), Napier menjelaskan mengapa dibutuhkan logaritma, Seeing there is nothing…that is so troublesome to Mathematicall practise, nor that dothmore modest and hinder Calculators, than the Multiplications, Divisions, square and cubicalExtractions of great numbers, which besides the tedious expense of time, are for the
  • 14. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 14 mostpart subject to many errors, I began therefore to consider in my minde by what certaine andready Art I might remove those hindrances. (Smith, 2000 dalam Calderon, 2008) Napier memahami ada beberapa masalah dalam perhitungan matematika sehingga diperlukan penyederhanaan dalam perhitungannya. Tujuan awalnya Napier ingin membuat sebuah tabel dimana perkalian sinus bisa dilakukan dengan penjumlahan bukan sebaliknya. Napier’s menjelaskan maksud dari logaritma, “the logarithm of a given sine is that number which has increased arithmetically with thesame velocity throughout as that with which radius began to decrease geometrically, and in the sametime as radius has decreased to the given [number]”. (Katz, 2004dalam Calderon, 2008) Jadi, dengan memposisikan diri sebagai penemu dari materi logaritma maka dapat dipahami adanya keindahan dari seni matematika, budaya penyederhanaan masalah menjadi efektif dan efisien, adanya rasa kemanusiaan untuk membantu para astronom menyederhanakan perhitungannya, rasa kebangsaan yang tinggi dan untuk peradaban yang lebih baik. 6.3. Social Persuasion Self-efficacydapat terbangun dengan baik dengan cara banyak membaca, mendengar, dan mengeksplorasi diri dari berbagai sumber yang positif, sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan. Pada bagian ini, guru dapat mendengar opini dari orang-orang yang memiliki kapabilitas yang baik dalam bidang pendidikan, psikologi pendidikan, pembelajaran dan matematika untuk menambah semangat dan motivasi sehingga berdampak kepada kinerja proses pembelajaran di dalam kelas. 6.4. Psychological Responses Untuk membangun self-efficacy dalam pembelajaran matematika, meminimalisir atau bahkan menghilangkan reaksi negatif dan berlebihan adalah hal yang perlu diutamakan sehingga tidak timbul rasa cemas (anxiety) dan stress yang mengakibatkan pekerjaan menjadi terbengkalai, tidak fokus dan hilangnya kemampuan diri dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika di dalam kelas.
  • 15. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 15 Seorang yang pintar dalam matematika, dapat seketika menjadi tidak tahu apa-apa saat menghadapi ujian dikarenakan reaksi yang berlebihan atau nervous sesaat menjelang ujian. Sehingga psychological responsessangat berdampak terhadap seseorang apabila ia tidak mampu mengontrol dirinya. C. CONCLUSION Kurikulum bukanlah kitab suci yang tidak dapat dirubah dan direvisi, akan tetapi kurikulum dapat di perbaiki sebagian atau bahkan menyeluruh sesuai situasi dan kondisi. Pembelajaran matematika berdasarkan kepada kurikulum 2013 sangatlah mungkin untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran apabila self-efficacy guru matematika tersebut tinggi, sedangkan self-efficacy siswa sangat bergantung kepada guru. Membangun self-efficacy dalam pembelajaran matematika berdasarkan kurikulum 2013 merupakan salah satu cara untuk menghadapi perubahan kurikulum 2013. Dengan memahami 4 sumber self-efficacy dari teori Bandura, seorang guru matematika dapat memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi untuk dapat mengaplikasikan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Materi ini sekaligus secara teoritis dapat mengukur tingkat self-efficacy seorang guru dalam menghadapi suatu situasi dan kondisi. Mengutip dari pernyataan Bandura, “People with a strong sense of self-efficacy: 1. View challenging problems as tasks to be mastered 2. Develop deeper interest in the activities in which they participate 3. Form a stronger sense of commitment to their interests and activities 4. Recover quickly from setbacks and disappointments People with a weak sense of self-efficacy: 1. Avoid challenging tasks 2. Believe that difficult tasks and situations are beyond their capabilities 3. Focus on personal failings and negative outcomes 4. Quickly lose confidence in personal abilities Namun demikian, materi ini masih dalam tataran teoritis, sehingga diperlukan tindak lanjut dalam bentuk penelitian untuk lebih meyakinkan dan menegaskan teori-teori yang terbentuk. D. REFERENSI 1. http://www.srie.org/2012/12/uji-publik-kurikulum-2013-telah.html 2. http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf 3. http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_P engkur_SD/UNIT-4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf
  • 16. BUILD SELF EFFICACY IN LEARNING MATHEMATICS BASED ON CURRICULUM 2013 | 16 4. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN /195806191986012- MUTHIA_ALINAWATI/PENGARUH_KURIKULUM_TERHADAP_MUTU_P ENDIDIKAN.pdf 5. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123592-T%2024401-Kurikulum%20sebagai- Literatur.pdf 6. http://blog.tp.ac.id/perubahan-kurikulum-di-tengah-mitos-globalisasi 7. http://www.hhpublishing.com/_onlinecourses/BSL/bsl_demo/bsl/motivation/F4.html 8. http://www.math.umt.edu/tmme/vol5no2and3/TMME_vol5nos2and3_a14_pp.337_3 44.pdf 9. http://www.ncsall.net/fileadmin/resources/teach/self-efficacy_role.pdf 10. http://www.icidr.org/doc/ICIDR%20PDF%20contents/journal%20of%20research%20i n%20education%20and%20society/JRESSvol2%20nos3%20december%202011/self% 20efficacy%20and%20performance.pdf 11. http://www.uky.edu/~eushe2/Pajares/SchunkPajares2001.PDF 12. http://www.uky.edu/~eushe2/BanduraPubs/BanduraGuide2006.pdf 13. http://libres.uncg.edu/ir/uncg/f/D_Schunk_Self_1985.pdf 14. http://www.quantumlearning.com/wp-content/uploads/2012/05/SelfEfficacy.pdf 15. http://ralmond.net/pubs/MentorPower-Self-Efficacy.pdf 16. http://www.centerforefficacyandresiliency.org/assets/docs/Perceived%20Self- Efficacy%20in%20Cognitive%20Development%20and%20Functioning.pdf 17. http://www.worldwideworkshop.org/pdfs/Self_Efficacy_Learning_in_Game_Design.p df 18. http://www.itl.usyd.edu.au/news/pdfs/Zimmerman%202000.pdf 19. http://arizona.openrepository.com/arizona/bitstream/10150/195751/1/azu_etd_2704_ sip1_m.pdf 20. http://www.heacademy.ac.uk/assets/documents/subjects/engineering/Engineering_Jour nal/EngEd_Vol6_Issue1_06.pdf