SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Ketentuan Regulasi Halal dalam
Penyelenggaraan JPH di Indonesia
01
Latar Belakang
PenyelenggaraanJPH
“Sebagai negara dengan
penduduk muslim
terbesar di dunia,
Indonesia seharusnya
dapat menjadi produsen
produk halal untuk
kebutuhan pasar
domestik.”
Wakil Presiden RI,
KH Maruf Amin
di acara pelantikan
pengurus Ikatan Ahli
Ekonomi Islam, 13
Desember 2019.
"Kita jadikan industri
halal sebagai motor
pertumbuhan ekonomi,
ladang kreativitas, dan
produktivitas
generasi-generasi muda
kita, agar bisa
menjadikannya sebagai
sumber kesejahteraan
umat."
Presiden RI,
Joko Widodo
di acara peluncuran Halal
Park, 16 April 2019
3
MengonsumsiMakananhalaladalahkewajiban
sekaligus hakasasibagiumatislam
“Wahai sekalian manusia makanlah yang halal lagi
baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagi kamu”
(QS Al Baqarah 168)
LatarBelakang
4
Tujuan Penyelenggaraan JPH
berdasarkan Pasal 3 UU No. 33 Tahun
2014 Tentang Jaminan Produk Halal
memberikan kenyamanan, keamanan,
keselamatan, dan kepastian ketersediaan
Produk Halal bagi masyarakat dalam
mengonsumsi dan menggunakan Produk
meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku
Usaha untuk memproduksi dan menjual
Produk Halal.
5
KajianIlmiahProdukHalal
Kriteria Produk:
Halal
Thayyib
Halal. ‫ل‬ ḥalāl;
diperbolehkan Menurut
definisi adalah segala
objek atau kegiatan
yang diizinkan untuk
digunakan atau
dilaksanakan
dalam agama Islam.
Thayyib: baik, aman
untuk dikonsumsi
(Food Safety), bersih
(GMP), menyehatkan
dan bermutu (aspek
fisik, kimia, dan
biologis)
“dan makanlah makanan yang halal lagi
baik (thayyib) dari apa yang telah dirizkikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah
dan kamu beriman kepada-Nya” (QS Al
Maidah: 88)
6
• Al-quran dan Hadist sebagai dasar
memberikan keyakinan yang tidak terbantahkan bagi umat
muslim. Aspek spritual dari produk halal.
• Thayyib, baik untuk manusia maupun makhluk hidup lainya
(contoh: hewan yang disembelih harus sesuai kaidah
kesrawan, sehingga mutu produk hewan tinggi). Aspek mutu
(fisik, kimia, biologi).
• Halal lebih dari sekedar mutu (Halal is more then just quality)
• Beda dengan standar mutu yang lain, Standar halal sangat
ketat karena memegang prinsip zero tolerance
KajianIlmiahProdukHalal
7
Kewenangan
BPJPH
Berdasarkan Pasal 6 Undang-undang Nomor 33
Tahun 2014 dan Pasal 4 ayat 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019
1. merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH;
2. menetapkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria JPH;
3. menerbitkan dan mencabut Sertifikat Halal dan
Label Halal pada Produk;
4. melakukan registrasi Sertifikat Halal pada
Produk luar negeri;
5. melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi
Produk Halal;
6. melakukan akreditasi terhadap LPH;
7. melakukan registrasiAuditor Halal;
8. melakukan pengawasan terhadap JPH;
9. melakukan pembinaanAuditor Halal; dan
10. melakukan kerja sama dengan lembaga dalam
dan luar negeri di bidang penyelenggaraan JPH.
8
Catatan : BPJPH Mengelola Keuangan BLU (UU No. 33 Tahun 2014 Pasal 45)
BADAN PENYELENGGARA JAMI
NAN PRODUK HALAL
Peraturan
Menteri Agama
Nomor 42
Tahun 2016
tentang Organisasi
dan Tata Kerja
Kementerian
Agama
Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal
(KEPALA)
Sekretariat Badan
(SEKRETARIS
BADAN)
Bagian Perencanaan
dan Sistem Informasi
Bagian Keuangan
dan Umum
Bagian Organisasi,
Kepegawaian, dan
Hukum
Pusat Registrasi dan
Sertifikasi Halal
(KEPALA PUSAT)
Bidang Registrasi
Halal
Bidang Sertifikasi
Halal
Bidang Verifikasi
Pemeriksaan dan
Penilaian Produk
Halal
Pusat Pembinaan dan
Pengawasan Jaminan
Produk Halal
(KEPALA PUSAT)
Bidang Bina Auditor
Halal dan Pelaku
Usaha
Bidang Pengawasan
Jaminan Produk Halal
Pusat Kerjasama dan
Standardisasi Halal
(KEPALA PUSAT)
Bidang Kerja Sama
Jaminan Produk Halal
Bidang Standardisasi
Halal
02
PERATURANPELAKSANA
UNDANG-UNDANG
NOMOR33TAHUN2014
TENTANGJPH
Peraturan
Presiden
• Ketentuan mengenai
tugas, fungsi, dan
susunan organisasi
BPJPH
• Telah diatur dalam
Peraturan Presiden
Nomor 83 Tahun 2015
tentang Kementerian
Agama
•Kerja sama BPJPH
dengan Kementerian
dan/atau lembaga
terkait, LPH, dan MUI
•Ketentuan lebih lanjut
dari LPH
•Lokasi, tempat, dan alat
proses produk halal
(PPH)
•Biaya sertifikasi halal
•Kerja sama
internasional di bidang
JPH
•Tata cara registrasi
sertifikat halal
•Pengawasan
•Tahapan jenis-jenis
produk wajib
bersertifikat halal.
•Telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah
Nomor 31 Tahun 2019
Peraturan Peraturan Menteri
Pemerintah
• Sanksi administratif atas
pelanggaran ketentuan
PPH
• Sanksi administratif atas
pelanggaran pengusaha
pemilik sertifikat halal
• Penyelia halal
• Tata cara pengajuan
sertifikasi halal
• Tata cara penetapan LPH
• Ketentuan label halal
• Sanksi administratif atas
pelanggaran
pencantuman label halal
• Ketentuan pembaruan
sertifikat halal
• Pengelolaan keuangan
BPJPH
• Sanksi administratif atas
pelanggaran registrasi
sertifikat halal
• Peran serta masyarakat
dan pemberian
penghargaan
Peraturan Pelaksana Undang-Undang JPH
11
Ketentuan BPJPH
• BPJPH dipimpin oleh
Kepala Badan dan
berada di bawah serta
bertanggung jawab
kepada Menteri
Agama;
• Tugas BPJPH adalah
menyelenggarakan
Jaminan Produk Halal
(JPH) sesuai ketentuan
perundang-undangan
Fungsi BPJPH
• penyusunan kebijakan
teknis, rencana, dan
program di bidang
penyelenggaraan JPH;
• Pelaksanaan
penyelenggaraan JPH;
• sarana pendukung
pengujian dan riset produk
halal;
• Pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan
program di bidang
penyelenggaraan JPH;
• pelaksanaan pengawasan
penyelenggaraan JPH;
• Pelaksanaan administrasi
BPJPH;
• Pelaksanaan fungsi lain
yang diberikan Menteri
Struktur
Organisasi
BPJPH
• Sekretariat Badan dan
5 (lima) Pusat
• Sekretariat Badan
terdiri dari maksimal 4
(empat) bagian
kelompok jabatan
fungsional
• Pusat terdiri dari
bagian ketatausahaan
dan kelompok jabatan
fungsional maksimal 3
(tiga) bidang
• Bidang/Bagian pada
pusat maksimal terdiri
dari 3 Subbagian
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015
tentang Kementerian Agama
12
mengenai
dan Tata
• Ketentuan
Organisasi
Kerja BPJPH
• Telah diatur dalam
Menteri Agama Nomor 42
Tahun 2016 tentang
dan Tata
Kementerian
Organisasi
Kerja
Agama
Peraturan
Menteri
Agama
Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama
13
Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 39 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan BPJPH
3/KMK.05/2019 tentang Penetapan
14
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
BPJPH
pada Kementerian Agama sebagai Instansi
Pemerintah yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan BLU
Urgensi PP Nomor 31 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 33 Tahun 2014 tentang JPH
Pasal 65UUNo.33T
ahun2014
berbunyi: Peraturan
PelaksanaanUUini harus
ditetapkanpalinglama2tahun
terhitungsejakUUini
diundangkan
• ...
PembentukanPerwakilan
BPJPHdi daerah(dalamproses
validasi bebankerjamasing-
masingProvinsi di BiroOrtala
SetjendanKemenpan-RB)
Amanat UU No.33
Tahun 2014
PP tentang Peraturan
Pelaksanaan UU JPH No.33
Tahun
2014 menentukan terhadap
pembentukan regulasi
pelaksana UU dan PP JPH
Menentukan terhadap
pengisian struktur BPJPH
di daerah
Kementerian Agama menyiapkan 14
RPMA, diantaranya:
1. PMA Nomor 39 Tahun 2018
Pengelolaan Keuangan
tentang
BPJPH
2. Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 3/KMK.05/2019 tentang
Penetapan BPJPH pada
Kementerian Agama sebagai
Instansi Pemerintah yang
Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan BLU
tentang Penyelenggaraan
1. RPMA
JPH
2. RKMA Jenis Produk Wajib
Bersertifikat Halal
Menentukan terhadap
pelaksanaan tugas dan
fungsi BPJPH
1. LayananSertifikasi Halal
2. LayananRegistrasi Sertifikat Halal Luar
Negeri.
1. PendiriandanLayananLembaga
PemeriksaHalal
2. SertifikasiAuditorHalal
3. Kerjasamadengan
Kementerian/Lembaga, MUI, dankerja
samainternasional
4. KerjasamadenganMUI meliputi:
SertifikasiAuditorHalal, Penetapan
KehalalanProduk,Akreditasi LPH
(Sesuai Pasal 10Ayat (1) UU33/ 2014
Menentukan terhadap
pelaksanaan tugas dan
fungsi BPJPH
15
03
PERATURANMENTERIAGAMA
NOMOR26TAHUN2019
TENTANG
PENYELENGGARAANJPH
Produk
Wajib
Sertifikat
Halal
Makanan, Minuman
Obat, Kosmetik
Produk kimiawi, produk biologi,
produk rekayasa genetik
Barang gunaan yang dipakai,
digunakan, atau dimanfaatkan oleh
masyarakat
Jasa, penyembelihan, pengolahan,
penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian
Kewajiban Bersertifikat Halal
Barang
Jasa
17
PRODUK
WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL
BARANG
a. makanan;
b. minuman;
c. obat;
d. kosmetik;
e. produk kimiawi;
f. produk biologi;
g. produk rekayasa genetik; dan
h . barang gunaan yang dipakai,
digunakan, atau dimanfaatkan.
ditetapkan masing-masing jenisnya oleh Menteri setelah
berkoordinasi dengan kementerian terkait, lembaga terkait, dan
MUI.
hanya yang terkait dengan makanan, minuman, obat, atau
kosmetik.
• hanya bagi barang yang berasal dari dan/atau mengandung
unsur hewan.
• Barang gunaan yang dipakai terdiri atas:
a. sandang;
b. penutup kepala; dan
c. aksesoris.
• Barang gunaan yang digunakan terdiri atas:
a. perbekalan kesehatan rumah tangga;
b. peralatan rumah tangga;
c. perlengkapan peribadatan bagi umat Islam;
d. kemasan makanan dan minuman; dan
e. alat tulis dan perlengkapan kantor.
• Barang gunaan yang dimanfaatkan yakni alat kesehatan.
• Barang gunaan sebagaimana dimaksud di atas dapat
ditambahkan jenisnya oleh Menteri setelah berkoordinasi
dengan kementerian terkait, lembaga terkait, dan MUI.
18
PRODUK
WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL
a. penyembelihan;
b. pengolahan;
c. penyimpanan;
d. pengemasan;
e. pendistribusian;
f. penjualan; dan
g. penyajian.
JA S A
hanya yang terkait dengan
makanan, minuman, obat,
atau kosmetik.
layanan dan unjuk
berbentuk pekerjaan
setiap
kerja
atau hasil kerja yang
dicapai, yang disediakan
oleh satu pihak ke pihak
lain dalam masyarakat
untuk dimanfaatkan oleh
konsumen atau Pelaku
Usaha.
19
PRODUK
WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL
BARANG
GUNAAN
1. BARANG GUNAAN YANG DIPAKAI terdiri atas:
a. sandang, antara lain meliputi pakaian, pakaian dalam, kaos kaki, dan jaket yang mengandung
dan/atau berasal dari hewan.
b. penutup kepala, antara lain meliputi peci, topi, kerudung, dan helm yang mengandung dan/atau
berasal dari hewan.
c. aksesoris, antara lain meliputi cincin, jam tangan, anting, gelang, pengikat rambut, ikat pinggang,
dompet, tas, sepatu, sandal, bingkai kacamata, dan bros, yang mengandung dan/atau berasal dari
hewan.
2. BARANG GUNAAN YANG DIGUNAKAN terdiri atas:
a. perbekalan kesehatan rumah tangga, antara lain meliputi sikat gigi, tusuk gigi, benang gigi, dan
enzim pencuci yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.
b. peralatan rumah tangga, antara lain meliputi sofa, sendok, garpu, piring, mangkok, gelas, dan pisau
yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.
c. perlengkapan peribadatan bagi umat Islam, antara lain meliputi sajadah, tasbih, sarung, dan
mukena yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.
d. kemasan makanan dan minuman, antara lain meliputi kemasan plastik, kemasan kertas, sterofoam
(styrofoam), dan alumunium foil yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.
e. alat tulis dan perlengkapan kantor, antara lain meliputi tinta, lem, dan kertas pembuatan cetakan
Al-Quran, dan bolpoin yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.
3. BARANG GUNAAN YANG DIMANFAATKAN yakni alat kesehatan, antara lain meliputi katup jantung,
benang bedah, alat bantu dengar, dan gigi palsu, yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.
20
Penahapan Produk Wajib Bersertifikat Halal
01
04
02
produk makanan dan minuman;
.
produk yang kewajiban kehalalannya
sudah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan;
produk sudah bersertifikat halal
sebelum UU Nomor 33 T
ahun 2014 03
berlaku;
produk jasa yang terkait dengan
produk makanan, minuman, obat, dan
kosmetik
Mulai
17 Oktober 2019
Sampai Dengan
17 Oktober 2024
21
PELAKSANAAN PENAHAPAN
KEWAJIBAN BERSERTIFIKAT HALAL
22
selain
dan
serta
Produk
makanan
minuman,
jasa
a. obat tradisional dan suplemen kesehatan dimulai dari tanggal 17
Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026;
b. obat bebas dan obat bebas terbatas dimulai dari tanggal 17
Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2029;
c. obat keras dikecualikan psikotropika dimulai dari tanggal 17
Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2034;
d. kosmetik, produk kimiawi, dan produk rekayasa genetik dimulai
dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17
Oktober 2026;
22
PELAKSANAAN PENAHAPAN
KEWAJIBAN BERSERTIFIKAT HALAL
23
Produk selain
makanan dan
minuman, ser-
ta jasa.
a. barang gunaan yang dipakai kategori sandang, penutup kepala, dan aksesoris
dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober
2026;
b. barang gunaan yang digunakan kategori perbekalan kesehatan rumah tangga,
peralatan rumah tangga, perlengkapan peribadatan bagi umat Islam, Kemasan
makanan dan minuman, alat tulis dan perlengkapan kantor dimulai dari tanggal
17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026;
c. barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko A sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dimulai dari tanggal 17
Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026;
d. barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko B sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dimulai dari tanggal 17
Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2029;
e. barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko C sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dimulai dari tanggal 17
Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2034;
f. produk biologi dan barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan
kelas resiko D akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Presiden; dan
g. produk jasa yang terkait dengan Produk sebagaimana dimaksud pada huruf a
sd. huruf i dimulai berdasarkan ketentuan waktu penahapan produk masing-
masing.
23
Produk Belum
Bersertifikat Halal
Pada 17 Oktober 2019
Penahapan tidak
berlaku, bagi:
Tetap dapat masuk, beredar, dan
diperdagangkan di wilayah Indonesia
selama memiliki izin edar, izin usaha
perdagangan, dan/atau izin impor
sesuai peraturan perundang-undangan
tentang penahapan jenis produk yang
wajib bersertifikat halal
Produk hewan yang kewajiban
kehalalannya sudah ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Produk sudah bersertifikat halal
sebelum Undang-undang Nomor 33
Tahun 2014 berlaku
Penahapan Produk Wajib Bersertifikat Halal
24
• Pelaku Usaha yang memproduksi Produk dari Bahan yang berasal
dari Bahan yang diharamkan, wajib mencantumkan Keterangan
Tidak Halal.
• Keterangan Tidak Halal dapat berupa gambar, tanda, dan/atau
tulisan yang dicantumkan pada:
1. Kemasan Produk;
2. bagian tertentu dari Produk; dan/atau
3. tempat tertentu pada Produk.
KETENTUAN KETERANGAN TIDAK HALAL SESUAI PMA 26 TAHUN 2019
TENTANG PENYELENGGARAAN JPH
Tanda Khusus Produk Selain Obat yang Berasal dari dan/atau
Mengandung Babi
Tanda Khusus Produk Obat yang Berasal dari dan/atau
Mengandung Babi
MENGANDUNG BABI
Pada proses pembuatannya bersinggungan
dengan Bahan bersumber babi
Tanda Khusus Produk yang Pada Proses Pembuatannya
Bersinggungan dengan Bahan Tertentu yang Berasal dari dan/atau
Mengandung Babi
04
KETENTUA
N
PERALIHAN
KETENTUAN PERALIHAN
• Segala bentuk kerja sama dengan lembaga halal luar negeri dan lembaga akreditasi di negara lain
sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan jangka waktu kerja
sama berakhir, dan wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan sebelum masa kerja sama berakhir.
• Sertifikat Halal luar negeri yang diakui oleh MUI sebelum Peraturan Menteri ini berlaku,
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan masa berlaku Sertifikat Halal luar negeri berakhir.
• Sertifikat Halal yang telah ditetapkan oleh MUI sebelum Peraturan Menteri ini berlaku,
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan masa berlaku Sertifikat Halal berakhir.
• Bentuk Label Halal yang ditetapkan oleh MUI sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan
tetap dapat digunakan paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
• LPH yang sudah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap diakui sebagai LPH
dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua) tahun terhitung
sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
28
KETENTUAN PERALIHAN
• Auditor halal yang sudah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap diakui sebagai
Auditor Halal dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua) tahun
terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
• Penyelia Halal perusahaan yang sudah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap
diakui sebagai Penyelia Halal dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lama 2
(dua) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
• Dalam hal peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penetapan besaran atau tarif biaya
terkait dengan penyelenggaraan JP H belum berlaku namun Peraturan Menteri ini telah berlaku atau
sebaliknya, besaran atau tarif biaya terkait dengan penyelenggaraan J P H ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum Peraturan Menteri ini diundangkan.
• Penyelenggaraan JP H secara elektronik dengan menggunakan SIHALAL harus sudah dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
• Sebelum penyelenggaraan JP H secara elektronik dengan menggunakan SIHALAL sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilaksanakan, penyelenggaraan JP H dilaksanakan secara manual.
29
THANK YOU
Halal Indonesia Untuk Masyarakat Dunia

More Related Content

Similar to produkhalalasraf-220818234145-152086cc.pptx

SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdfSOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
juliangums
 
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejatiekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
AlfaRohmatin
 
1.Kebijakan Keamanan Pangan di Indonesia 2018_Palembang.pdf
1.Kebijakan Keamanan Pangan di   Indonesia 2018_Palembang.pdf1.Kebijakan Keamanan Pangan di   Indonesia 2018_Palembang.pdf
1.Kebijakan Keamanan Pangan di Indonesia 2018_Palembang.pdf
AnharYt
 

Similar to produkhalalasraf-220818234145-152086cc.pptx (20)

1623055057_Konsep Jaminan Penilai Halal 2024
1623055057_Konsep Jaminan Penilai Halal 20241623055057_Konsep Jaminan Penilai Halal 2024
1623055057_Konsep Jaminan Penilai Halal 2024
 
1623055057_Konsep Jaminan Penilai Halal 2024
1623055057_Konsep Jaminan Penilai Halal 20241623055057_Konsep Jaminan Penilai Halal 2024
1623055057_Konsep Jaminan Penilai Halal 2024
 
Univ Negeri Malang- Sosialisasi Edukasi JPH-2.pdf
Univ Negeri Malang- Sosialisasi Edukasi JPH-2.pdfUniv Negeri Malang- Sosialisasi Edukasi JPH-2.pdf
Univ Negeri Malang- Sosialisasi Edukasi JPH-2.pdf
 
UU Jaminan Produk Halal 2014
UU Jaminan Produk Halal 2014UU Jaminan Produk Halal 2014
UU Jaminan Produk Halal 2014
 
UU Jaminan Produk Halal
UU Jaminan Produk HalalUU Jaminan Produk Halal
UU Jaminan Produk Halal
 
EDARAN_PENGGUNAAN_MANUAL_SJPH (2).pdf
EDARAN_PENGGUNAAN_MANUAL_SJPH (2).pdfEDARAN_PENGGUNAAN_MANUAL_SJPH (2).pdf
EDARAN_PENGGUNAAN_MANUAL_SJPH (2).pdf
 
EDARAN_PENGGUNAAN_MANUAL_SJPH (2).pdf
EDARAN_PENGGUNAAN_MANUAL_SJPH (2).pdfEDARAN_PENGGUNAAN_MANUAL_SJPH (2).pdf
EDARAN_PENGGUNAAN_MANUAL_SJPH (2).pdf
 
Menjamin industri halal melalui UU JPH
Menjamin industri halal melalui UU JPHMenjamin industri halal melalui UU JPH
Menjamin industri halal melalui UU JPH
 
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdfSOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
 
PERAN PELAKU USAHA.pptx
PERAN PELAKU USAHA.pptxPERAN PELAKU USAHA.pptx
PERAN PELAKU USAHA.pptx
 
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejatiekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
 
SNI dan Halal
SNI dan HalalSNI dan Halal
SNI dan Halal
 
seminar proposal.pptx
seminar proposal.pptxseminar proposal.pptx
seminar proposal.pptx
 
Materi_Pak_Amru_compressed.pdf
Materi_Pak_Amru_compressed.pdfMateri_Pak_Amru_compressed.pdf
Materi_Pak_Amru_compressed.pdf
 
Mekanisme Sertifikasi Produk Halal (Materi Pak Nas_Satgas Halal).pptx
Mekanisme Sertifikasi Produk Halal (Materi Pak Nas_Satgas Halal).pptxMekanisme Sertifikasi Produk Halal (Materi Pak Nas_Satgas Halal).pptx
Mekanisme Sertifikasi Produk Halal (Materi Pak Nas_Satgas Halal).pptx
 
Pengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan Halal
Pengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan HalalPengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan Halal
Pengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan Halal
 
SERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdf
SERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdfSERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdf
SERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdf
 
produk halal
produk halalproduk halal
produk halal
 
1.Kebijakan Keamanan Pangan di Indonesia 2018_Palembang.pdf
1.Kebijakan Keamanan Pangan di   Indonesia 2018_Palembang.pdf1.Kebijakan Keamanan Pangan di   Indonesia 2018_Palembang.pdf
1.Kebijakan Keamanan Pangan di Indonesia 2018_Palembang.pdf
 
Proses Produk Halal (PPH) BPJPH Kab. Semarang
Proses Produk Halal (PPH) BPJPH Kab. SemarangProses Produk Halal (PPH) BPJPH Kab. Semarang
Proses Produk Halal (PPH) BPJPH Kab. Semarang
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 

produkhalalasraf-220818234145-152086cc.pptx

  • 1. Ketentuan Regulasi Halal dalam Penyelenggaraan JPH di Indonesia
  • 3. “Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya dapat menjadi produsen produk halal untuk kebutuhan pasar domestik.” Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin di acara pelantikan pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam, 13 Desember 2019. "Kita jadikan industri halal sebagai motor pertumbuhan ekonomi, ladang kreativitas, dan produktivitas generasi-generasi muda kita, agar bisa menjadikannya sebagai sumber kesejahteraan umat." Presiden RI, Joko Widodo di acara peluncuran Halal Park, 16 April 2019 3
  • 4. MengonsumsiMakananhalaladalahkewajiban sekaligus hakasasibagiumatislam “Wahai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu” (QS Al Baqarah 168) LatarBelakang 4
  • 5. Tujuan Penyelenggaraan JPH berdasarkan Pasal 3 UU No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan Produk Halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan Produk meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku Usaha untuk memproduksi dan menjual Produk Halal. 5
  • 6. KajianIlmiahProdukHalal Kriteria Produk: Halal Thayyib Halal. ‫ل‬ ḥalāl; diperbolehkan Menurut definisi adalah segala objek atau kegiatan yang diizinkan untuk digunakan atau dilaksanakan dalam agama Islam. Thayyib: baik, aman untuk dikonsumsi (Food Safety), bersih (GMP), menyehatkan dan bermutu (aspek fisik, kimia, dan biologis) “dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayyib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya” (QS Al Maidah: 88) 6
  • 7. • Al-quran dan Hadist sebagai dasar memberikan keyakinan yang tidak terbantahkan bagi umat muslim. Aspek spritual dari produk halal. • Thayyib, baik untuk manusia maupun makhluk hidup lainya (contoh: hewan yang disembelih harus sesuai kaidah kesrawan, sehingga mutu produk hewan tinggi). Aspek mutu (fisik, kimia, biologi). • Halal lebih dari sekedar mutu (Halal is more then just quality) • Beda dengan standar mutu yang lain, Standar halal sangat ketat karena memegang prinsip zero tolerance KajianIlmiahProdukHalal 7
  • 8. Kewenangan BPJPH Berdasarkan Pasal 6 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 dan Pasal 4 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 1. merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH; 2. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria JPH; 3. menerbitkan dan mencabut Sertifikat Halal dan Label Halal pada Produk; 4. melakukan registrasi Sertifikat Halal pada Produk luar negeri; 5. melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi Produk Halal; 6. melakukan akreditasi terhadap LPH; 7. melakukan registrasiAuditor Halal; 8. melakukan pengawasan terhadap JPH; 9. melakukan pembinaanAuditor Halal; dan 10. melakukan kerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri di bidang penyelenggaraan JPH. 8
  • 9. Catatan : BPJPH Mengelola Keuangan BLU (UU No. 33 Tahun 2014 Pasal 45) BADAN PENYELENGGARA JAMI NAN PRODUK HALAL Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (KEPALA) Sekretariat Badan (SEKRETARIS BADAN) Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Bagian Keuangan dan Umum Bagian Organisasi, Kepegawaian, dan Hukum Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal (KEPALA PUSAT) Bidang Registrasi Halal Bidang Sertifikasi Halal Bidang Verifikasi Pemeriksaan dan Penilaian Produk Halal Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal (KEPALA PUSAT) Bidang Bina Auditor Halal dan Pelaku Usaha Bidang Pengawasan Jaminan Produk Halal Pusat Kerjasama dan Standardisasi Halal (KEPALA PUSAT) Bidang Kerja Sama Jaminan Produk Halal Bidang Standardisasi Halal
  • 11. Peraturan Presiden • Ketentuan mengenai tugas, fungsi, dan susunan organisasi BPJPH • Telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama •Kerja sama BPJPH dengan Kementerian dan/atau lembaga terkait, LPH, dan MUI •Ketentuan lebih lanjut dari LPH •Lokasi, tempat, dan alat proses produk halal (PPH) •Biaya sertifikasi halal •Kerja sama internasional di bidang JPH •Tata cara registrasi sertifikat halal •Pengawasan •Tahapan jenis-jenis produk wajib bersertifikat halal. •Telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 Peraturan Peraturan Menteri Pemerintah • Sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan PPH • Sanksi administratif atas pelanggaran pengusaha pemilik sertifikat halal • Penyelia halal • Tata cara pengajuan sertifikasi halal • Tata cara penetapan LPH • Ketentuan label halal • Sanksi administratif atas pelanggaran pencantuman label halal • Ketentuan pembaruan sertifikat halal • Pengelolaan keuangan BPJPH • Sanksi administratif atas pelanggaran registrasi sertifikat halal • Peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan Peraturan Pelaksana Undang-Undang JPH 11
  • 12. Ketentuan BPJPH • BPJPH dipimpin oleh Kepala Badan dan berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Menteri Agama; • Tugas BPJPH adalah menyelenggarakan Jaminan Produk Halal (JPH) sesuai ketentuan perundang-undangan Fungsi BPJPH • penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang penyelenggaraan JPH; • Pelaksanaan penyelenggaraan JPH; • sarana pendukung pengujian dan riset produk halal; • Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program di bidang penyelenggaraan JPH; • pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan JPH; • Pelaksanaan administrasi BPJPH; • Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Menteri Struktur Organisasi BPJPH • Sekretariat Badan dan 5 (lima) Pusat • Sekretariat Badan terdiri dari maksimal 4 (empat) bagian kelompok jabatan fungsional • Pusat terdiri dari bagian ketatausahaan dan kelompok jabatan fungsional maksimal 3 (tiga) bidang • Bidang/Bagian pada pusat maksimal terdiri dari 3 Subbagian Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama 12
  • 13. mengenai dan Tata • Ketentuan Organisasi Kerja BPJPH • Telah diatur dalam Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang dan Tata Kementerian Organisasi Kerja Agama Peraturan Menteri Agama Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama 13
  • 14. Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 39 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan BPJPH 3/KMK.05/2019 tentang Penetapan 14 Keputusan Menteri Keuangan Nomor BPJPH pada Kementerian Agama sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLU
  • 15. Urgensi PP Nomor 31 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 33 Tahun 2014 tentang JPH Pasal 65UUNo.33T ahun2014 berbunyi: Peraturan PelaksanaanUUini harus ditetapkanpalinglama2tahun terhitungsejakUUini diundangkan • ... PembentukanPerwakilan BPJPHdi daerah(dalamproses validasi bebankerjamasing- masingProvinsi di BiroOrtala SetjendanKemenpan-RB) Amanat UU No.33 Tahun 2014 PP tentang Peraturan Pelaksanaan UU JPH No.33 Tahun 2014 menentukan terhadap pembentukan regulasi pelaksana UU dan PP JPH Menentukan terhadap pengisian struktur BPJPH di daerah Kementerian Agama menyiapkan 14 RPMA, diantaranya: 1. PMA Nomor 39 Tahun 2018 Pengelolaan Keuangan tentang BPJPH 2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 3/KMK.05/2019 tentang Penetapan BPJPH pada Kementerian Agama sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLU tentang Penyelenggaraan 1. RPMA JPH 2. RKMA Jenis Produk Wajib Bersertifikat Halal Menentukan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BPJPH 1. LayananSertifikasi Halal 2. LayananRegistrasi Sertifikat Halal Luar Negeri. 1. PendiriandanLayananLembaga PemeriksaHalal 2. SertifikasiAuditorHalal 3. Kerjasamadengan Kementerian/Lembaga, MUI, dankerja samainternasional 4. KerjasamadenganMUI meliputi: SertifikasiAuditorHalal, Penetapan KehalalanProduk,Akreditasi LPH (Sesuai Pasal 10Ayat (1) UU33/ 2014 Menentukan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BPJPH 15
  • 17. Produk Wajib Sertifikat Halal Makanan, Minuman Obat, Kosmetik Produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik Barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat Jasa, penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian Kewajiban Bersertifikat Halal Barang Jasa 17
  • 18. PRODUK WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL BARANG a. makanan; b. minuman; c. obat; d. kosmetik; e. produk kimiawi; f. produk biologi; g. produk rekayasa genetik; dan h . barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan. ditetapkan masing-masing jenisnya oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan kementerian terkait, lembaga terkait, dan MUI. hanya yang terkait dengan makanan, minuman, obat, atau kosmetik. • hanya bagi barang yang berasal dari dan/atau mengandung unsur hewan. • Barang gunaan yang dipakai terdiri atas: a. sandang; b. penutup kepala; dan c. aksesoris. • Barang gunaan yang digunakan terdiri atas: a. perbekalan kesehatan rumah tangga; b. peralatan rumah tangga; c. perlengkapan peribadatan bagi umat Islam; d. kemasan makanan dan minuman; dan e. alat tulis dan perlengkapan kantor. • Barang gunaan yang dimanfaatkan yakni alat kesehatan. • Barang gunaan sebagaimana dimaksud di atas dapat ditambahkan jenisnya oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan kementerian terkait, lembaga terkait, dan MUI. 18
  • 19. PRODUK WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL a. penyembelihan; b. pengolahan; c. penyimpanan; d. pengemasan; e. pendistribusian; f. penjualan; dan g. penyajian. JA S A hanya yang terkait dengan makanan, minuman, obat, atau kosmetik. layanan dan unjuk berbentuk pekerjaan setiap kerja atau hasil kerja yang dicapai, yang disediakan oleh satu pihak ke pihak lain dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha. 19
  • 20. PRODUK WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL BARANG GUNAAN 1. BARANG GUNAAN YANG DIPAKAI terdiri atas: a. sandang, antara lain meliputi pakaian, pakaian dalam, kaos kaki, dan jaket yang mengandung dan/atau berasal dari hewan. b. penutup kepala, antara lain meliputi peci, topi, kerudung, dan helm yang mengandung dan/atau berasal dari hewan. c. aksesoris, antara lain meliputi cincin, jam tangan, anting, gelang, pengikat rambut, ikat pinggang, dompet, tas, sepatu, sandal, bingkai kacamata, dan bros, yang mengandung dan/atau berasal dari hewan. 2. BARANG GUNAAN YANG DIGUNAKAN terdiri atas: a. perbekalan kesehatan rumah tangga, antara lain meliputi sikat gigi, tusuk gigi, benang gigi, dan enzim pencuci yang mengandung dan/atau berasal dari hewan. b. peralatan rumah tangga, antara lain meliputi sofa, sendok, garpu, piring, mangkok, gelas, dan pisau yang mengandung dan/atau berasal dari hewan. c. perlengkapan peribadatan bagi umat Islam, antara lain meliputi sajadah, tasbih, sarung, dan mukena yang mengandung dan/atau berasal dari hewan. d. kemasan makanan dan minuman, antara lain meliputi kemasan plastik, kemasan kertas, sterofoam (styrofoam), dan alumunium foil yang mengandung dan/atau berasal dari hewan. e. alat tulis dan perlengkapan kantor, antara lain meliputi tinta, lem, dan kertas pembuatan cetakan Al-Quran, dan bolpoin yang mengandung dan/atau berasal dari hewan. 3. BARANG GUNAAN YANG DIMANFAATKAN yakni alat kesehatan, antara lain meliputi katup jantung, benang bedah, alat bantu dengar, dan gigi palsu, yang mengandung dan/atau berasal dari hewan. 20
  • 21. Penahapan Produk Wajib Bersertifikat Halal 01 04 02 produk makanan dan minuman; . produk yang kewajiban kehalalannya sudah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; produk sudah bersertifikat halal sebelum UU Nomor 33 T ahun 2014 03 berlaku; produk jasa yang terkait dengan produk makanan, minuman, obat, dan kosmetik Mulai 17 Oktober 2019 Sampai Dengan 17 Oktober 2024 21
  • 22. PELAKSANAAN PENAHAPAN KEWAJIBAN BERSERTIFIKAT HALAL 22 selain dan serta Produk makanan minuman, jasa a. obat tradisional dan suplemen kesehatan dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026; b. obat bebas dan obat bebas terbatas dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2029; c. obat keras dikecualikan psikotropika dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2034; d. kosmetik, produk kimiawi, dan produk rekayasa genetik dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026; 22
  • 23. PELAKSANAAN PENAHAPAN KEWAJIBAN BERSERTIFIKAT HALAL 23 Produk selain makanan dan minuman, ser- ta jasa. a. barang gunaan yang dipakai kategori sandang, penutup kepala, dan aksesoris dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026; b. barang gunaan yang digunakan kategori perbekalan kesehatan rumah tangga, peralatan rumah tangga, perlengkapan peribadatan bagi umat Islam, Kemasan makanan dan minuman, alat tulis dan perlengkapan kantor dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026; c. barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko A sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026; d. barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko B sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2029; e. barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko C sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2034; f. produk biologi dan barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko D akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Presiden; dan g. produk jasa yang terkait dengan Produk sebagaimana dimaksud pada huruf a sd. huruf i dimulai berdasarkan ketentuan waktu penahapan produk masing- masing. 23
  • 24. Produk Belum Bersertifikat Halal Pada 17 Oktober 2019 Penahapan tidak berlaku, bagi: Tetap dapat masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia selama memiliki izin edar, izin usaha perdagangan, dan/atau izin impor sesuai peraturan perundang-undangan tentang penahapan jenis produk yang wajib bersertifikat halal Produk hewan yang kewajiban kehalalannya sudah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Produk sudah bersertifikat halal sebelum Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 berlaku Penahapan Produk Wajib Bersertifikat Halal 24
  • 25. • Pelaku Usaha yang memproduksi Produk dari Bahan yang berasal dari Bahan yang diharamkan, wajib mencantumkan Keterangan Tidak Halal. • Keterangan Tidak Halal dapat berupa gambar, tanda, dan/atau tulisan yang dicantumkan pada: 1. Kemasan Produk; 2. bagian tertentu dari Produk; dan/atau 3. tempat tertentu pada Produk. KETENTUAN KETERANGAN TIDAK HALAL SESUAI PMA 26 TAHUN 2019 TENTANG PENYELENGGARAAN JPH
  • 26. Tanda Khusus Produk Selain Obat yang Berasal dari dan/atau Mengandung Babi Tanda Khusus Produk Obat yang Berasal dari dan/atau Mengandung Babi MENGANDUNG BABI Pada proses pembuatannya bersinggungan dengan Bahan bersumber babi Tanda Khusus Produk yang Pada Proses Pembuatannya Bersinggungan dengan Bahan Tertentu yang Berasal dari dan/atau Mengandung Babi
  • 28. KETENTUAN PERALIHAN • Segala bentuk kerja sama dengan lembaga halal luar negeri dan lembaga akreditasi di negara lain sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan jangka waktu kerja sama berakhir, dan wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa kerja sama berakhir. • Sertifikat Halal luar negeri yang diakui oleh MUI sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan masa berlaku Sertifikat Halal luar negeri berakhir. • Sertifikat Halal yang telah ditetapkan oleh MUI sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan masa berlaku Sertifikat Halal berakhir. • Bentuk Label Halal yang ditetapkan oleh MUI sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap dapat digunakan paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. • LPH yang sudah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap diakui sebagai LPH dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. 28
  • 29. KETENTUAN PERALIHAN • Auditor halal yang sudah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap diakui sebagai Auditor Halal dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. • Penyelia Halal perusahaan yang sudah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap diakui sebagai Penyelia Halal dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. • Dalam hal peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penetapan besaran atau tarif biaya terkait dengan penyelenggaraan JP H belum berlaku namun Peraturan Menteri ini telah berlaku atau sebaliknya, besaran atau tarif biaya terkait dengan penyelenggaraan J P H ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum Peraturan Menteri ini diundangkan. • Penyelenggaraan JP H secara elektronik dengan menggunakan SIHALAL harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. • Sebelum penyelenggaraan JP H secara elektronik dengan menggunakan SIHALAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan, penyelenggaraan JP H dilaksanakan secara manual. 29
  • 30. THANK YOU Halal Indonesia Untuk Masyarakat Dunia