Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Tentang perkembangan remaja dan kupasan mengenai beberapa persoalan khas yang muncul di masa remaja. Slide ini dibuat untuk salah satu kegiatan pengabdian masyarakat pada remaja di Surabaya, April 2013 yang lalu.
KPPPA bekerjasama dengan ECPAT Indonesia sejak tahun 2018, telah berhasil menyusun Pedoman Desa/Kelurahan Bebas dari Pornografi. Pedoman tersebut disusun berdasarkan hasil assesmen ditingkat kelurahan/desa, yang melibatkan stakeholder desa/kelurahan, organisasi masyarakat dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Hingga ditahun 2019 KPPPA dengan ECPAT Indonesia telah membentuk dan mendampingi 9 Desa/Kelurahan yang telah mendeklarasikan menjadi Desa bebas dari pornografi anak. Dimana Desa-Desa tersebut bersama masyarakat bahu membahu membangun sistem pencegahan dan penanganan serta perlindungan anak dari pornografi.
Berdasarkan pada keberhasilan tersebut KPPPA dengan ECPAT Indonesia kembali akan melanjutkan program kerjasama di tahun 2021 dalam upaya Pencegahan dan Penanganan Pornografi anak di Indonesia, dengan membangun sistem perlindungan anak dari bahaya pornografi berbasis Desa/Kelurahan.
Tentang perkembangan remaja dan kupasan mengenai beberapa persoalan khas yang muncul di masa remaja. Slide ini dibuat untuk salah satu kegiatan pengabdian masyarakat pada remaja di Surabaya, April 2013 yang lalu.
KPPPA bekerjasama dengan ECPAT Indonesia sejak tahun 2018, telah berhasil menyusun Pedoman Desa/Kelurahan Bebas dari Pornografi. Pedoman tersebut disusun berdasarkan hasil assesmen ditingkat kelurahan/desa, yang melibatkan stakeholder desa/kelurahan, organisasi masyarakat dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Hingga ditahun 2019 KPPPA dengan ECPAT Indonesia telah membentuk dan mendampingi 9 Desa/Kelurahan yang telah mendeklarasikan menjadi Desa bebas dari pornografi anak. Dimana Desa-Desa tersebut bersama masyarakat bahu membahu membangun sistem pencegahan dan penanganan serta perlindungan anak dari pornografi.
Berdasarkan pada keberhasilan tersebut KPPPA dengan ECPAT Indonesia kembali akan melanjutkan program kerjasama di tahun 2021 dalam upaya Pencegahan dan Penanganan Pornografi anak di Indonesia, dengan membangun sistem perlindungan anak dari bahaya pornografi berbasis Desa/Kelurahan.
Materi ini saya presentasikan di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar pada jurusan FKIP di matakuliah Bimbingan Konseling dengan Judul Masalah Mendisiplinkan anak, masalah remaja, masalah krisis tengah baya dan usia senja.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Masa Remaja
Tahapan perkembangan antara pubertas, usia dimana
seseorang memperoleh kemampuan untuk melakukan
reproduksi, seksual, dan masa dewasa.
3. Suatu perbuatan yang melanggar norma,
aturan, atau hukum dalam masyarakat yang
dilakukan pada usia remaja atau transisi masa
anak-anak ke dewasa.
Kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial hingga
terjadi tindakan kriminal.
PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA
6. GEJALA SESEORANG MENGALAMI KENAKALAN REMAJA
1. Anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau sekolah.
3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh
dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4. Anak-anak yang suka berbohong.
5. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
6. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan
ketakutan anak-anak normal.
7. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau dirumah
10. DAMPAK KENAKALAN
REMAJA
DIRI SENDIRI ORANG LAIN
① Terserang berbagai penyakit
② Memiliki mental yang lembek
③ Lambat berfikir
④ Mudah marah/emosi tidak terkontrol
⑤ Menjadi Bodoh karena tidak mau memikirkan
pelajaran, dan hanya main-main saja
⑥ Dikucilkan banyak orang
⑦ Masa depan yang tidak jelas
1. Tidak ada keharmonisan pada keluarga
2. Mempermalukan naba baik keluarga
3. Mengganggu keterntraman pada
masyarakat
4. Banyak terjadi tindakan kriminalitas
11. • Menanamkan keimanan dan ketaqwaan yang kuat pada diri
remaja
• Meningkatkan keharmonisan antara orangtua dan anak
• Meningkatkan kualitas pendidikan bagi remaja
• Memberikan batasan yang jelas terhadap remaja
• Tercukupinya kebutuhan ekonomi
CARA MENCEGAH KENAKALAN REMAJA
12. a. Menemukan figur inspiratif yang baik
b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk menjadi
figur inspiratif.
c. Menciptakan lingkungan yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi
remaja.
d. Remaja diperkenalkan dengan komunitas yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup.
e. Memiliki prinsip hidup yang baik agar tidak terpengaruh oleh
lingkungan yang negatif.
CARA MENGATASI KENAKALAN REMAJA