Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Kenakalan Remja disebabkan karena remaja tidakadapat mengomtrol emosiyang ada pada didrinya, berbagai faktor-faktor lainpunmenjadi pemicu dari kenakalan remaja.
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Kenakalan Remja disebabkan karena remaja tidakadapat mengomtrol emosiyang ada pada didrinya, berbagai faktor-faktor lainpunmenjadi pemicu dari kenakalan remaja.
secara umum napza adalah zat-zat kimiawi yang apabila dimasukan kedalam tubuh baik secara oral maupun disuntik, dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan, dan perilaku seseorang.
PPT tentang napza ini untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang pembacanya.
Materi ini saya presentasikan di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar pada jurusan FKIP di matakuliah Bimbingan Konseling dengan Judul Masalah Mendisiplinkan anak, masalah remaja, masalah krisis tengah baya dan usia senja.
Materi LM Sosiologi Kelas X
sumber utama diambil dari Buku BSE SOSIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas X
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
Palui merupakan cerita rakyat dari Kalimantan Tengah, Indonesia
Gambarnya saya ambil dari https://issuu.com/dean_valentino/docs/dean_cergam_palui dan saya translate ke dalam B.Inggris.
Ini untuk memenui tugas dari guru saya.
Maaf bila banyak kekurangan
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Presentasi peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja + kenakalan remaja
1. Oleh :
Elok Salsabilla Kusuma
M. Zulfan Taqiy
Vienna Wahyudi
Wanda Utama H.
KELOMPOK 4
Peranan Kelompok
Sebaya dalam
Kehidupan Remaja +
Kenakalan Remaja
2. Definisi Kenakalan Remaja Menurut Para Ahli
• Kartono, ilmuwan sosiologi “ Kenakalan
Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah juvenile delinquency merupakan
gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk
perilaku yang menyimpang”.
• Santrock “ Kenakalan Remajmerupakan
kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi
tindakan kriminal.”
4. Faktor internal:
• Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri
remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi
dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua.
• Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa
mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun
tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah
laku sesuai dengan pengetahuannya.
5. Faktor Eksternal
• Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya
komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan
antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun,
seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi
anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
• Teman sebaya yang kurang baik
• Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang
baik.
6. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
• Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol
diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri
setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
• Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk
melakukan point pertama.
• Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga
sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan
nyaman bagi remaja.
• Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik
serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di
komunitas mana remaja harus bergaul.
• Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah
terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang
ada tidak sesuai dengan harapan.
7. Pengertian Kelompok Sebaya
Kelompok sebaya anak-anak atau remaja yang memiliki
usia atau tingkat kematangan yang
kurang lebih sama yang saling
berinteraksi dengan kawan - kawan
sebaya yang berusia sama .
8. Peranan Kelompok Sebaya dalam
Kehidupan Remaja
Peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja yaitu :
1. Kelompok sebaya mempunyai peran penting dalam
penyesuaian diri remaja, dan persiapan bagi kehidupan di
masa mendatang.
2. Berperan pula terhadap pandangan dan perilakunya.
Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang
berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung pada
orang tua. Akan tetapi pada waktu yang sama ia takut
kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama
masa kanak-kanaknya.
9. 3. Kelompok teman sebaya berperan pada saat remaja
mengahadapi konflik antara ingin bebas dan mandiri serta
ingin merasa aman, pengganti yang hilang dan dorongan
kepada rasa bebas yang dirindukannya. Pengganti tersebut
ditemukannya dalam kelompok teman, karena mereka saling
dapat membantu dalam persiapan menuju kemandirian
emosional yang bebas dan dapat pula menyelamatkannya dari
pertentangan batin dan konflik sosial.
10. 4. Berperan dalam memberikan persepsi agar ia tidak merasa
kerdil diantara orang-orang dewasa umumnya. Karena remaja
merasa dirinya kerdil bila berada dekat orang tuanya atau
orang dewasa pada umumnya, karena kurang pengalaman,
lemahnya pribadi dan kurangnya umur. Hal tersebut
menyebabkan remaja menjauh dari orang tua, sebab ia tidak
mau dianggap anak-anak lagi, kendatipun ia masih suka
bermain dan bersenang-senang. Akan tetapi bila ia berada di
tengah-tengah teman sebaya, ia tidak akan merasa kecil atau
kerdil, baik dari segi fisik maupun mental.
11. 5. Remaja itu bergabung dengan kelompok teman sebaya,
karena kebutuhan akan rasa bebas dari orang dewasa dan rasa
terikat antara sesama anggota. Apabila semakin terasa
keinginan untuk babas, maka semakin terikat hatinya kepada
kelompok teman sebaya yang dapat memberikan kepuasan
dan kebebasan. Hal inilah yang seringkali dirisaukan oleh
orang tua, karena sikap mereka yang semakin menjauh dan
kadang benci kepadanya.