Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
Ekstraksi logam kobalt dan nikel dengan ditizon dalam kloroform dilakukan untuk memisahkan ion logam tersebut. Ion logam terbentuk kompleks dengan ditizon pada pH tertentu sehingga dapat diekstraksi ke fasa organik. Kurva kalibrasi dan pengukuran absorbansi fasa air menggunakan AAS digunakan untuk menentukan persentase ekstraksi pada berbagai pH. Hasil menunjukkan ekstraksi optimal pada pH 7,18 untuk kobalt dan
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa dengan menggunakan air sebagai pelarut dan berbagai indikator seperti fenolftalein dan jingga metil. Titrasi yang layak dilakukan jika terjadi reaksi sempurna pada titik akhir sehingga garis kurva menjadi tajam.
1. Penelitian ini menganalisis presipitasi senyawa kalsium fosfat dengan variasi suhu dan pH larutan.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa massa presipitasi meningkat dengan kenaikan suhu dan pH larutan.
3. Analisis inframerah mengungkapkan bahwa semua sampel mengandung kristal apatit, dan jumlahnya meningkat dengan kenaikan pH larutan.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi asam basa, termasuk pengertian titrasi asam basa, cara memprediksi titik ekivalen menggunakan pH meter dan indikator, jenis-jenis indikator yang digunakan, serta kurva titrasi yang dihasilkan dari berbagai kombinasi asam dan basa.
Reaksi titrasi asam-basa digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa. Titrasi dilakukan dengan menambahkan titran secara bertahap hingga mencapai titik ekivalen, yang ditandai perubahan warna indikator. Kurva titrasi memberikan informasi tentang kesesuaian reaksi untuk analisis kuantitatif.
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
Ekstraksi logam kobalt dan nikel dengan ditizon dalam kloroform dilakukan untuk memisahkan ion logam tersebut. Ion logam terbentuk kompleks dengan ditizon pada pH tertentu sehingga dapat diekstraksi ke fasa organik. Kurva kalibrasi dan pengukuran absorbansi fasa air menggunakan AAS digunakan untuk menentukan persentase ekstraksi pada berbagai pH. Hasil menunjukkan ekstraksi optimal pada pH 7,18 untuk kobalt dan
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa dengan menggunakan air sebagai pelarut dan berbagai indikator seperti fenolftalein dan jingga metil. Titrasi yang layak dilakukan jika terjadi reaksi sempurna pada titik akhir sehingga garis kurva menjadi tajam.
1. Penelitian ini menganalisis presipitasi senyawa kalsium fosfat dengan variasi suhu dan pH larutan.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa massa presipitasi meningkat dengan kenaikan suhu dan pH larutan.
3. Analisis inframerah mengungkapkan bahwa semua sampel mengandung kristal apatit, dan jumlahnya meningkat dengan kenaikan pH larutan.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi asam basa, termasuk pengertian titrasi asam basa, cara memprediksi titik ekivalen menggunakan pH meter dan indikator, jenis-jenis indikator yang digunakan, serta kurva titrasi yang dihasilkan dari berbagai kombinasi asam dan basa.
Reaksi titrasi asam-basa digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa. Titrasi dilakukan dengan menambahkan titran secara bertahap hingga mencapai titik ekivalen, yang ditandai perubahan warna indikator. Kurva titrasi memberikan informasi tentang kesesuaian reaksi untuk analisis kuantitatif.
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan kadar MnO2 dalam batu kawi menggunakan metode titrasi redoks permanganatometri. Batu kawi direaksikan dengan asam oksalat berlebih untuk mengoksidasi MnO2, kemudian larutan di-titrasi kembali dengan KMnO4 untuk menentukan kelebihan asam oksalat. Rumus perhitungan digunakan untuk menghitung kadar MnO2 dalam batu kawi berdasarkan
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 M sebagai zat titran. Larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH sambil menambahkan indikator fenolftalein. Volume NaOH yang terpakai dicatat dan digunakan untuk menghitung konsentrasi HCl melalui perbandingan mol reaksi asam basa. Hasilnya menunjukkan konsentrasi HCl adalah 0,1
Nitritometri adalah metode titrasi yang menggunakan larutan natrium nitrit untuk menentukan kadar senyawa yang mengandung gugus amino aromatik melalui reaksi diazotasi. Dokumen ini menjelaskan prinsip dan prosedur nitritometri untuk menentukan kadar beberapa senyawa farmasi seperti parasetamol dan sulfadiazin.
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang titrasi asam dan basa untuk menentukan konsentrasi asam asetat (CH3COOH) pada cuka makanan. Dilakukan titrasi larutan cuka yang diencerkan dengan larutan NaOH 0,1 M sambil menggunakan indikator fenolftalein hingga terjadi perubahan warna. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi dicatat dalam 3 kali percobaan.
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut membahas tentang asam basa dan garam yang terhidrolisis. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa asam adalah zat yang menghasilkan ion H+ dalam air, sedangkan basa menghasilkan ion OH-. Sifat asam dan basa dapat ditentukan menggunakan kertas lakmus dan mengukur pH. Garam akan terhidrolisis menjadi asam atau basa tergantung jenis asam dan basa yang membentuknya.
Titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH dan HCl. Larutan NaOH dititrasi dengan asam oksalat dan HCl menggunakan indikator fenolftalein dan ekstrak kunyit, mencatat volume NaOH yang diperlukan. Data diolah menggunakan rumus stoikiometri untuk menghitung konsentrasi larutan, didapat rata-rata konsentrasi NaOH 0,016 M dan HCl 0,00178 M.
Semoga salah satu contoh laporan titrasi berikut ini dapat membantu anda dalam melakukan percobaan titrasi. Dalam hal ini, kami melakukan titrasi pada cuka makan untuk menentukan kadar cuka makan yang sedang kami uji.
semoga dokumen ini berguna bagi anda. :)
please leave your thumb ^^
Analisis fosfor dan kromium(VI) secara spektrofotometri UV-Vis dilakukan untuk menentukan konsentrasi kedua unsur tersebut dalam sampel. Fosfor ditentukan dengan metode pembentukan kompleks biru dengan ammonium molibdovanadat, sedangkan kromium(VI) ditentukan dengan metode pembentukan kompleks ungu dengan difenilkarbazida. Pengukuran absorbansi larutan standar dan sampel menghasilkan kurva kalibrasi
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum titrasi asam-basa yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dengan mereaksikannya dengan larutan NaOH 0,1 M menggunakan metode titrasi. Langkah-langkah praktikum meliputi pengukuran volume HCl dan NaOH, penambahan indikator fenopthalen, serta penentuan titik akhir titrasi berdasarkan
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
1. Analisis logam pada mineral dengan AAS menghadapi interferensi dari logam lain. Penelitian ini mempelajari pengaruh kobalt, besi, dan mangan terhadap absorbansi nikel, serta pengaruh EDTA untuk menghilangkan interferensi.
2. Hasil menunjukkan kobalt 2,5-12,5 ppm, mangan 5-25 ppm, dan besi 10-50 ppm menimbulkan interferensi pada penentuan nikel 10 ppm. Interferensi dihilangkan dengan
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan kadar MnO2 dalam batu kawi menggunakan metode titrasi redoks permanganatometri. Batu kawi direaksikan dengan asam oksalat berlebih untuk mengoksidasi MnO2, kemudian larutan di-titrasi kembali dengan KMnO4 untuk menentukan kelebihan asam oksalat. Rumus perhitungan digunakan untuk menghitung kadar MnO2 dalam batu kawi berdasarkan
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 M sebagai zat titran. Larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH sambil menambahkan indikator fenolftalein. Volume NaOH yang terpakai dicatat dan digunakan untuk menghitung konsentrasi HCl melalui perbandingan mol reaksi asam basa. Hasilnya menunjukkan konsentrasi HCl adalah 0,1
Nitritometri adalah metode titrasi yang menggunakan larutan natrium nitrit untuk menentukan kadar senyawa yang mengandung gugus amino aromatik melalui reaksi diazotasi. Dokumen ini menjelaskan prinsip dan prosedur nitritometri untuk menentukan kadar beberapa senyawa farmasi seperti parasetamol dan sulfadiazin.
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang titrasi asam dan basa untuk menentukan konsentrasi asam asetat (CH3COOH) pada cuka makanan. Dilakukan titrasi larutan cuka yang diencerkan dengan larutan NaOH 0,1 M sambil menggunakan indikator fenolftalein hingga terjadi perubahan warna. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi dicatat dalam 3 kali percobaan.
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut membahas tentang asam basa dan garam yang terhidrolisis. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa asam adalah zat yang menghasilkan ion H+ dalam air, sedangkan basa menghasilkan ion OH-. Sifat asam dan basa dapat ditentukan menggunakan kertas lakmus dan mengukur pH. Garam akan terhidrolisis menjadi asam atau basa tergantung jenis asam dan basa yang membentuknya.
Titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH dan HCl. Larutan NaOH dititrasi dengan asam oksalat dan HCl menggunakan indikator fenolftalein dan ekstrak kunyit, mencatat volume NaOH yang diperlukan. Data diolah menggunakan rumus stoikiometri untuk menghitung konsentrasi larutan, didapat rata-rata konsentrasi NaOH 0,016 M dan HCl 0,00178 M.
Semoga salah satu contoh laporan titrasi berikut ini dapat membantu anda dalam melakukan percobaan titrasi. Dalam hal ini, kami melakukan titrasi pada cuka makan untuk menentukan kadar cuka makan yang sedang kami uji.
semoga dokumen ini berguna bagi anda. :)
please leave your thumb ^^
Analisis fosfor dan kromium(VI) secara spektrofotometri UV-Vis dilakukan untuk menentukan konsentrasi kedua unsur tersebut dalam sampel. Fosfor ditentukan dengan metode pembentukan kompleks biru dengan ammonium molibdovanadat, sedangkan kromium(VI) ditentukan dengan metode pembentukan kompleks ungu dengan difenilkarbazida. Pengukuran absorbansi larutan standar dan sampel menghasilkan kurva kalibrasi
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum titrasi asam-basa yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dengan mereaksikannya dengan larutan NaOH 0,1 M menggunakan metode titrasi. Langkah-langkah praktikum meliputi pengukuran volume HCl dan NaOH, penambahan indikator fenopthalen, serta penentuan titik akhir titrasi berdasarkan
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
1. Analisis logam pada mineral dengan AAS menghadapi interferensi dari logam lain. Penelitian ini mempelajari pengaruh kobalt, besi, dan mangan terhadap absorbansi nikel, serta pengaruh EDTA untuk menghilangkan interferensi.
2. Hasil menunjukkan kobalt 2,5-12,5 ppm, mangan 5-25 ppm, dan besi 10-50 ppm menimbulkan interferensi pada penentuan nikel 10 ppm. Interferensi dihilangkan dengan
1. Dokumen ini membahas tentang adsorpsi-desorpsi ion Cu(II) dan Ni(II) pada karbon aktif dari tempurung kelapa sawit yang dimodifikasi dengan magnetit. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat karbon aktif magnetit dan mempelajari proses adsorpsi-desorpsi ion logam tersebut.
2. Beberapa tahapan yang dilakukan antara lain pembuatan karbon aktif, aktivasi dengan magnetit, karakterisasi material, penentuan parameter optimum ad
Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Mifta Rahmat
Laporan praktikum ini memberikan ringkasan tentang penentuan kadar aluminium (III) sebagai kompleks alizarin secara spektrofotometri UV-Visible. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara aluminium dan alizarin, yang menghasilkan warna merah. Absorbansi kompleks diukur menggunakan spektrofotometer UV-Visible untuk menentukan kadar aluminium. Sampel yang diuji meliputi air selokan, ledeng, sumur, empang dan air
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...AwandaGita
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil pengujian kualitas air limbah laboratorium kimia meliputi uji pH, suhu, oksigen terlarut, klorida, total suspended solid, kesadahan total, chemical oxygen demand, logam berat menggunakan spektroskopi serapan atom. Hasil pengujian menunjukkan konsentrasi beberapa parameter seperti klorida, total suspended solid, dan logam berat menurun setelah dilakukan filtrasi.
Laporan ini membahas tentang ekstraksi logam nikel dari campuran dengan menggunakan teknik ekstraksi pelarut. Tujuannya adalah memisahkan Ni dan menentukan kadarnya. Ni diekstraksi ke dalam khloroform dengan membentuk kompleks Ni(DMG)2 yang stabil dan tidak bermuatan. Kadar Ni ditentukan dengan spektrofotometri berdasarkan hukum Beer-Lambert. Hasilnya menunjukkan konsentrasi Ni dalam tiga sampel air
6. Penentuan λ max Silikat 2,0 mL silikat 25 ppm Larutan kompleks biru λ max silikat + 2 mL molibdat asam 0,02 M, diamkan 5 menit + 2,5 mL H 2 SO 4 2 M + 2 mL asam askorbat 0,02 M - absorbans diukur pada λ 750-850 nm -dibuat spektra absorbansi norma l dan derivatifnya
7. Penentuan λ max Campuran Fosfat dan Silikat 2,0 mL silikat 25 ppm + 2,0 mL fosfat 25 ppm Larutan kompleks biru λ maksimum fosfat & silikat dalam campuran + 2 mL molibdat asam 0,2 M, diamkan 5 menit + 2,5 mL H 2 SO 4 2 M + 2 mL asam askorbat 0,02 M - absorbansi diukur pada λ 6 0 0-850 nm - dibuat spektra absorbansi normal dan derivatif nya