SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
P R A K T I K U M II
Topik : Kemelimpahan dan Keanekaragaman Insekta Malam.
Tujuan : Untuk mengetahui kemelimpahan, keanekaragaman jenis dan jumlah
insekta malam.
Hari / Tanggal : Jum’at s.d Sabtu/ 7 s.d 8 Juli 2017
Tempat : Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi
Kalimantan Selatan
Kelompok 4 : Sylvia Helmina , Rini Helvi N. S., Muthaharoh, Fajriansyah, Wardana
Oktavianoor, Aulia Mahfuzah, Rini Andriani.
I. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Ligth trap. 7. Lux meter
2. Larutan deterjen 8. Hygrometer
3. Kantong plastik 9. Anemometer
4. Tali rafia 10. Termometer
5. Kertas Label
B. Bahan
Jenis-jenis insekta malam yang terjerat dalam perangkap jerat sinar
II. CARA KERJA
1. Menentukan tempat pengambilan sampel daerah yang cocok dan banyak
tumbuhannya dan jauh dari cahaya.
2. Memasang alat jerat sinar mulai pukul Wita dan mengambilnya pukul 18.00 dan
24.00 Wita.
3. Mengukur parameter lingkungan seperti suhu, kelembaban dan kecepatan angin dan
intesitas cahaya pada daerah pengambilan sampel.
4. Mengamati serangga yang terjebak menggunakan loupe atau mikroskop lalu
mengidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi.
5. Mencatat data yang dihasilkan dalam tabel pengamatan
6. Menganalisis data yang diperoleh dengan menghitung jumlah F, FR, K, KR, NP, H',
E, dan Dmg.
Untuk menghitung kemelimpahan dapat menggunakan rumus nilai penting yang
dikemukakan oleh Soerianegara dan Indrawan (1978) yaitu :
Nilai penting (NP) = FR + KR
Keterangan :
Kerapatan (K) =
Kerapatan Relatif (KR) = x 100 %
Frekuensi (F) =
Frekuensi Relatif (FR) = x 100 %
Untuk pengujian menghitung indeks keanekaragaman digunakan rumus yang
dikemukakan oleh Shannon – Wiener dalam Odum (1993) sebagai berikut :
H' = - Σ Pi Ln Pi
Dimana Pi = ni/N
ni = Jumlah individu jenis ke-i,
N = Jumlah individu keseluruhan
Kisaran indeks keanekaragaman mennurut Shannon Wiener sebagai berikut :
H' < 1 = Rendah
H' 1 – 3 = Sedang
H' > 3 = Tinggi
Untuk menghitung indeks kekayaan jenis di gunakan rumus Margalef sebagai
berikut :
Frekuensi suatu spesies
Total frekuensi seluruh spesies
Kerapatan Suatu Spesies
Kerapatan seluruh spesies
Jumlah individu suatu spesies
Jebakan
Jumlah jebakan yang ditempati suatu individu
Jumlah jebakan
Dmg =
𝑆−1
𝐿𝑛 𝑁
Ket :
Dmg = Indek Kekayaan Jenis
S = Jumlah Jenis
N = Jumlah individu pada suatu tempat
Kisaran nilai indek kekayaan jenis yaitu sebagai berikut :
Dmg < 0,3 = Rendah
Dmg 0,3 – 0,6 = Sedang
Dmg > 0,6 = Tinggi
Untuk menghitung kemerataan jenis di gunakan rumus sebagai berikut :
E' =
𝐻′
𝐿𝑛 𝑆
Keterangan :
E' = Indeks kemertaan jenis
H' = Indeks keanekaragaman Shannon Wiener
S = Jumlah jenis
Kisaran nilai kemerataan jenis sebagai berikut :
E' <0,3 = Rendah
E' 0,3 – 0,6 = Sedang
E' > 0,6 = Tinggi
III. TEORI DASAR
Insekta merupakan kelompok binatang yang terbesar di dunia, kira-kira lebih dari
1.000.000 spesies yang telah ditemukan dan diberi nama. diperkirakan masih ada 1.000.000
spesies lagi yang masih perlu diberi nama (Winarno, 1982).
Kelompok hewan ini menarik untuk diamati karena selain jenisnya cukup banyak
juga perannya dalam kehidupan. Menurut Harahap (1994) di dalam ekosistem baik alami
maupun buatan insekta dapat memainkan berbagai peranan penting antara lain : pemakan
tumbuhan, parasitoid dan predator pada insekta lain, parasit pada hewan lain, pengurai,
penyebukan serta penghasil bahan-bahan berguna bagi manusia.
Pada suatu perkebunan, insekta bisa datang sendiri untuk mencari makan, tetapi
kehadirannya itu dapat pula terbawa oleh hewan lain seperti burung. Pada mulanya
memang jumlahnya sedikit kemudian menjadi besar manakala kondisi lingkungan sesuai
dengan yang diinginkan insekta tadi (Anonim, 1989).
Menurut Soemarwoto, J. et al (1990) semua organisme mempunyai tingkah laku
iritabilitas yaitu daya menanggapi, agaknya merupakan salah satu sifat utama makhluk
hidup. Daya ini memungkinkan organisme menyesuaikan diri terhadap lingkungannya,
betapapun sederhananya organisme tadi.
Rangsangan dalam bentuk cahaya akan mempengaruhi kegiatan insekta malam.
Cahaya juga memberikan informasi vital tentang lingkungannya kepada binatang (Cromer,
A.H, 1994).
Insekta adalah makhluk hidup yang paling banyak di dunia, karena itu tak
mengherankan bila dimanapun kita berada hampir selalu menemukan mereka. Banyak jenis
diantara insekta yang merupakan pengganggu di lingkungan kita akan tetapi tidak sedikit
pula yang menguntungkan (Kuncoro, 1984).
Menurut Yasin (1984) insekta merupakan invertebrata yang hidup di tempat kering
dan dengan sayapnya dapat terbang, kemampuan terbang menolong insekta dalam mencari
makan, bertemu lawan jenis dan dapat menghindarkan diri dari musuh.
Tubuh insekta yang kecil juga memberikan keuntungan yang besar sebab dengan
tubuhnya yang kecil mereka dapat mengirit makanan. Sebutir gula-gula sudah mampu
menghidupi sekelompok semut. Keuntungan yang lain adalah insekta mampu berkembang
biak (reproduksi) dengan cepat dan kebanyakan dari mereka mempunyai siklus hidup yang
pendek (Putra, 1994).
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No Spesies
∑ Ind pada Lampu (Plot)
∑ 𝐈𝐧𝐝 ∑ CupI II
24:00 06:00 24:00 06:00
1 A (Coleoptera nitidulus) 27 0 37 0 64 1
2 B (Hymenoptera sp) 1 0 3 0 4 1
3 C (Chrysomelidium sp) 2 0 1 0 3 1
4 D (Orcytes rhinoceros) 0 0 1 0 1 1
5 E (Evanidilis sp) 0 0 1 0 1 1
6 F (Vespaslyvester sp) 25 0 15 0 40 1
7 G (Formicaruva sp) 1 0 0 0 1 0.5
8 H (Tendipedidarica sp) 3 0 0 0 3 0.5
9 I (Geotrupes sp) 0 1 0 0 1 0.5
10 J (Steroralus sp) 0 3 0 0 3 0.5
11 K (Acharonitra lachesis) 0 13 0 0 13 0.5
12 L (Cossus subfuscus) 0 27 0 0 27 0.5
13 M (Nilaparvata lugens) 0 0 0 1 1 0.5
14 N (Lenthorax sp) 0 0 0 2 2 0.5
15 O (Tetratichus brontispae) 0 0 0 2 2 0.5
16 P (Hymenoptora caespatum) 0 0 0 21 21 0.5
17 Q (Decophylla sp) 0 0 0 15 15 0.5
Jumlah 59 44 58 41 202 11.5
Tabel Perhitungan Nilai Penting
N
o
Spesies
∑
Ind
∑
𝐂𝐮𝐩
K
KR
(%)
F
FR
(%)
NP
1 A (Coleoptera nitidulus) 64 2 32.00 31.68 1.00 8.70 40.38
2 B (Hymenoptera sp) 4 2 2.00 1.98 1.00 8.70 10.68
3 C (Chrysomelidium sp) 3 2 1.50 1.49 1.00 8.70 10.18
4 D (Orcytes rhinoceros) 1 2 0.50 0.50 1.00 8.70 9.19
5 E (Evanidilis sp) 1 2 0.50 0.50 1.00 8.70 9.19
6 F (Vespaslyvester sp) 40 2 20.00 19.80 1.00 8.70 28.50
7 G (Formicaruva sp) 1 1 0.50 0.50 0.50 4.35 4.84
8 H (Tendipedidarica sp) 3 1 1.50 1.49 0.50 4.35 5.83
9 I (Geotrupes sp) 1 1 0.50 0.50 0.50 4.35 4.84
10 J (Steroralus sp) 3 1
1.50 1.49 0.50 4.35 5.83
11 K (Acharonitra lachesis) 13 1 6.50 6.44 0.50 4.35 10.78
12 L (Cossus subfuscus) 27 1 13.50 13.37 0.50 4.35 17.71
13 M (Nilaparvata lugens) 1 1 0.50 0.50 0.50 4.35 4.84
14 N (Lenthorax sp) 2 1 1.00 0.99 0.50 4.35 5.34
15 O (Tetratichus brontispae) 2 1 1.00 0.99 0.50 4.35 5.34
16 P (Hymenoptora caespatum) 21 1 10.50 10.40 0.50 4.35 14.74
17 Q (Decophylla sp) 15 1 7.50 7.43 0.50 4.35 11.77
Jumlah 202 23 101 100.00 11.5 100.00 200.00
Tabel Perhitungan Keanekaragaman, Kekayaan, dan Kemerataan.
No Spesies
∑
Ind
Pi In.Pi Pi (Ln.Pi)
H’ E Dmg
1 A (Coleoptera nitidulus) 64 0.32 -1.15 0.36
2.05 0.72 3.01
2 B (Hymenoptera sp) 4 0.02 -3.92 0.08
3 C (Chrysomelidium sp) 3 0.01 -4.21 0.06
4 D (Orcytes rhinoceros) 1 0.00 -5.31 0.03
5 E (Evanidilis sp) 1 0.00 -5.31 0.03
6 F (Vespaslyvester sp) 40 0.20 -1.62 0.32
7 G (Formicaruva sp) 1 0.00 -5.31 0.03
8 H (Tendipedidarica sp) 3 0.01 -4.21 0.06
9 I (Geotrupes sp) 1 0.00 -5.31 0.03
10 J (Steroralus sp) 3 0.01 -4.21 0.06
11 K (Acharonitra lachesis) 13 0.06 -2.74 0.18
12 L (Cossus subfuscus) 27 0.13 -2.01 0.27
13 M (Nilaparvata lugens) 1 0.00 -5.31 0.03
14 N (Lenthorax sp) 2 0.01 -4.62 0.05
15 O (Tetratichus brontispae) 2 0.01 -4.62 0.05
16 P (Hymenoptora caespatum) 21 0.10 -2.26 0.24
17 Q (Decophylla sp) 15 0.07 -2.60 0.19
Jumlah 202 2.05
V. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil praktikum insekta malam (Nocturnal) yang ditemukan di
Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan,
ditemukan 17 spesies insekta malam, seperti yang terdapat dalam tabel hasil
pengamatan. Sedangkan Keanekaragaman yang sedang menunjukan bahwa tuatu
komunitas itu memiliki kompleksitas yang tidak terlalu tinggi tetapi juga tidak terlalu
rendah. Keanekaragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies dalam
suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari
seluruh Spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai
indeks keanekaragaman. Semakin tinggi indeks diversitas semakin tinggi tingkat
keanekaragaman, apabila indeks diversitas sedang maka tingkat keanekaragaman juga
sedang, sedangkan jika diversitas rendah maka keanekaragaman juga rendah pula.
Keanekaragaman spesies akan bertambah bila sejumlah komunitas menjadi stabil dan
keanekaragaman yang besar juga mencirikan sejumlah besar populasi tersebut.
Tinggi rendahnya keanekaragaman insekta malam itu juga dapat disebabkan
oleh tersedianya makanan bagi insekta tersebut. Jumlah makanan yang cukup juga
mempengaruhi terhadap jumlah populasi suatu jenis insekta. Populasi serangga akan
naik dengan cepat jika makanan tersedia dalam kualitas yang cocok dan kuantitas yang
cukup. Sebagia besar insekta membantu dalam peyerbukan sekaligus sebagai bahan
makanankeanekaragaman, insekta malam, berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan
total indeks keanekaragaman (H’) insekta malam menunjukkan nilai 2.05 yang artinya
1 < H’ < 3 terinterpretasi kategori sedang, selanjutnya kemerataannya menunjukkan
nilai 0.72 yang artinya terinterpretasi kategori tinggi. Sedangkan kekayaan insekta
malamnya menunjukkan nilai 3.01 yang berarti terinterpretasi kategori tinggi, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan keanekaragaman, kekayaan dan kemerataan.
Selanjutnya Kemelimpahan yang tertinggi mencirikan bahwa suatu jenis
mempunyai kemampuan beradaptasi yang baik dengan habitatnya, juga mencirikan
sumber makanan, kompetisi, reproduksi serta kemampuan beradaptasi suatu jenis
terhadap habitatnya. Sedangkan kemelimpahan yang terendah disebabkan karena
kemampuan adaptasi jenis yang tidak sesuai dengan habitatnya, sumber makanan yang
tidak cocok dan kalah dalam persaingan. Persaingan antar spesies dapat terjadi karena
setiap spesies memerlukan makanan, tempat hidup, cahaya, dan kebutuhan hidup
lainnya yang sama. Perkembangan insekta di alam dipengaruhi oleh dua faktor, yakni
faktor dalam yaitu kemampuan berkembangbiak, perbandingan kelamin, sifat
mempertahankan yang terdiri atas faktor fisik, kelembaban, makanan dan faktor hayati
faktor-faktor hidup yang ada di lingkungannya berupa insekta dan spesies lainnya.
Serangga memiliki kisaran suhu dimana dia dapat hidup. Di luar kisaran suhu
tersebut serangga akan mati kedinginan atau kepanasan. Kisaran suhu udara antara
¢4°C-27°, pada suhu tertentu aktivitas insekta tinggi, akan tetapi suhu yang lain akan
berkurang (menurun). Pada umumnya kisaran suhu yang efektif adalah sebagai
berikut: suhu minimum 15°C, suhu optimum 25°C dan suhu maksimum 45°C.
Kisaran untuk kelembaban udara antara 98-100%, kelembaban usara ini sangat
tinggi tetapi masih cocok untuk penyebaran dan perkembangbiakan insekta malam. Di
mana kelembaban tanah, udara dan tempat hidup serangga merupakan faktor penting
yang mempengaruhi distribusi, kegiatan, dan perkembangan serangga. Dalam
kelembaban yang sesuai serangga biasanya lebih tahan terhadap suhu ekstrem. Pada
umumnya insekta lebih tahan terhadap terlalu banyak air, bahkan beberapa insekta
yang bukan insekta air dapat tersebar dan hanyut bersama air. Akan tetapi, jika
kebanyakan air, seperti banjir dan hujan deras merupakan bahaya bagi beberapa insem
Misalnya hujan deras, dapat mematikan kupu-kupu yang terbang dan menghanyutkan
larva atau nimfa insekta yang baru menetas.
Kisaran untuk intensitas cahaya antara 30,13-33,56 lux. Cahaya merupakan
salah satu faktor yang penting bagi hewan, beberapa aktifitas insekta dipengaruhi oleh
responnya terhadap cahaya. Sehingga ada serangga yang aktif pada pagi hari, siang,
sore maupun malam hari. Dalam hal ini, cahaya mempengaruhi aktifitas dan distribusi
lokalnya, akibatnya ada gerangga yang bersifat diurnal, yaitu aktif pada siang hari dan
bersifat nokturnal yaitu serangga yang aktif pada malam hari. Sejumlah insekta ada
yang tertarik terhadap cahaya lampu atau api. Angin berparan dalam membentuk
penyebaran insekta, terutaman bagi insekta yang berukuran kecil. Angin juga
mempengaruhi kandungan air dalam tubuh insekta, karena angin dapat mempercepat
penguapan dan penyebaran udara. data kemelimpahan insekta malam, berdasarkan
hasil perhitungan kerapatan (K), Kerapatan Realtif (KR), Frekuensi (F), Frekuensi
Relatif (FR), dan Nilai Penting (NP) terhadap jenis insekta malam yang ditemukan,
hasil data menunjukkan kisaran nilai yang bervariasi untuk setiap jenisnya, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel perhitungan nilai penting, pada tabel di atas,
kemelimpahan tertinggi ditempati oleh jenis A (Coleoptera nitidulus) dengan nilai
penting (NP) sebesar 40.38, sedangkan kemelimpahan terendah ditempati oleh jenis G
(Formicaruva sp), I (Geotrupes sp), dan M (Dorlince sp), dengan nilai penting yang
sama, yaitu 4.84.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan di Desa Belangian,
Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis-jenis insekta malam tersebut termasuk dalam ordo yaitu Celeoptera,
Hymenoptera, Hemiptera dan Homoptera.
2. Keanekaragaman jenis insekta malam di Desa Belangian, Kecamatan Aranio,
Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan tergolong sedang dengan nilai 2.05
(1 < H’ < 3).
3. Kemelimpahan insekta malam di Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten
Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, nilai penting tertinggi ditempati oleh jenis A
(Coleoptera nitidulus) dengan nilai penting (NP) sebesar 40.38, sedangkan
kemelimpahan terendah ditempati oleh jenis G (Formicaruva sp), I (Geotrupes sp),
dan M (Nilaparvata lugens), dengan nilai penting yang sama, yaitu 4.84.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Jumar. 1997. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta, Jakarta.
Kendeigh, S. C. 1980. Ecology, With Special Referece to Animal and Man. Privates
Limited. New Delhi, India.
Naparin, Akhmad & Dharmono. 2011. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan. PMIPA
FKIP UNLAM. Banjarmasin.
McNAuthon, S. J. dan L.L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Edisi kedua, terjemahan S.
Pringgoseputro dan B. Srigandono. Gadjah Mada University Prees. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Praktikum ii insecta malam

More Related Content

What's hot (8)

Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Keanekaragaman makhluk hidup oleh kelompok 7
Keanekaragaman makhluk hidup oleh kelompok 7Keanekaragaman makhluk hidup oleh kelompok 7
Keanekaragaman makhluk hidup oleh kelompok 7
 
Pengendalian malaria smt3
Pengendalian malaria smt3Pengendalian malaria smt3
Pengendalian malaria smt3
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Lesson 8.3
Lesson 8.3Lesson 8.3
Lesson 8.3
 
1 keanekaragaman-hayati-1(1)
1 keanekaragaman-hayati-1(1)1 keanekaragaman-hayati-1(1)
1 keanekaragaman-hayati-1(1)
 
Serangga Merugikan
Serangga MerugikanSerangga Merugikan
Serangga Merugikan
 

Similar to Praktikum ii insecta malam

adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdfadoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
Airenart
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
tina novasari
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1
Syeahdean123
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Nasibah Mamas
 
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Anjas Asmara, S.Si
 
Analisis isi lambung kadal
Analisis isi lambung kadalAnalisis isi lambung kadal
Analisis isi lambung kadal
Ervi Afifah
 

Similar to Praktikum ii insecta malam (20)

adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdfadoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
 
Ekosistem bag 2
Ekosistem bag 2Ekosistem bag 2
Ekosistem bag 2
 
Ekosistem bag 2
Ekosistem bag 2Ekosistem bag 2
Ekosistem bag 2
 
Laporan organisme dan lingkungan
Laporan organisme dan lingkunganLaporan organisme dan lingkungan
Laporan organisme dan lingkungan
 
Keanekaragaman_hayati_pptx.pptx
Keanekaragaman_hayati_pptx.pptxKeanekaragaman_hayati_pptx.pptx
Keanekaragaman_hayati_pptx.pptx
 
ppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptx
ppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptxppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptx
ppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptx
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikus
 
Biologi 2
Biologi 2Biologi 2
Biologi 2
 
Biologi 2
Biologi 2Biologi 2
Biologi 2
 
355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus
 
Klasifikasi makhluk-hidup2
Klasifikasi makhluk-hidup2Klasifikasi makhluk-hidup2
Klasifikasi makhluk-hidup2
 
Lk1 modul 3
Lk1 modul 3Lk1 modul 3
Lk1 modul 3
 
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
 
Analisis isi lambung kadal
Analisis isi lambung kadalAnalisis isi lambung kadal
Analisis isi lambung kadal
 
JAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
JAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGAJAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
JAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

Praktikum ii insecta malam

  • 1. P R A K T I K U M II Topik : Kemelimpahan dan Keanekaragaman Insekta Malam. Tujuan : Untuk mengetahui kemelimpahan, keanekaragaman jenis dan jumlah insekta malam. Hari / Tanggal : Jum’at s.d Sabtu/ 7 s.d 8 Juli 2017 Tempat : Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan Kelompok 4 : Sylvia Helmina , Rini Helvi N. S., Muthaharoh, Fajriansyah, Wardana Oktavianoor, Aulia Mahfuzah, Rini Andriani. I. ALAT DAN BAHAN A. Alat 1. Ligth trap. 7. Lux meter 2. Larutan deterjen 8. Hygrometer 3. Kantong plastik 9. Anemometer 4. Tali rafia 10. Termometer 5. Kertas Label B. Bahan Jenis-jenis insekta malam yang terjerat dalam perangkap jerat sinar II. CARA KERJA 1. Menentukan tempat pengambilan sampel daerah yang cocok dan banyak tumbuhannya dan jauh dari cahaya. 2. Memasang alat jerat sinar mulai pukul Wita dan mengambilnya pukul 18.00 dan 24.00 Wita. 3. Mengukur parameter lingkungan seperti suhu, kelembaban dan kecepatan angin dan intesitas cahaya pada daerah pengambilan sampel. 4. Mengamati serangga yang terjebak menggunakan loupe atau mikroskop lalu mengidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi.
  • 2. 5. Mencatat data yang dihasilkan dalam tabel pengamatan 6. Menganalisis data yang diperoleh dengan menghitung jumlah F, FR, K, KR, NP, H', E, dan Dmg. Untuk menghitung kemelimpahan dapat menggunakan rumus nilai penting yang dikemukakan oleh Soerianegara dan Indrawan (1978) yaitu : Nilai penting (NP) = FR + KR Keterangan : Kerapatan (K) = Kerapatan Relatif (KR) = x 100 % Frekuensi (F) = Frekuensi Relatif (FR) = x 100 % Untuk pengujian menghitung indeks keanekaragaman digunakan rumus yang dikemukakan oleh Shannon – Wiener dalam Odum (1993) sebagai berikut : H' = - Σ Pi Ln Pi Dimana Pi = ni/N ni = Jumlah individu jenis ke-i, N = Jumlah individu keseluruhan Kisaran indeks keanekaragaman mennurut Shannon Wiener sebagai berikut : H' < 1 = Rendah H' 1 – 3 = Sedang H' > 3 = Tinggi Untuk menghitung indeks kekayaan jenis di gunakan rumus Margalef sebagai berikut : Frekuensi suatu spesies Total frekuensi seluruh spesies Kerapatan Suatu Spesies Kerapatan seluruh spesies Jumlah individu suatu spesies Jebakan Jumlah jebakan yang ditempati suatu individu Jumlah jebakan
  • 3. Dmg = 𝑆−1 𝐿𝑛 𝑁 Ket : Dmg = Indek Kekayaan Jenis S = Jumlah Jenis N = Jumlah individu pada suatu tempat Kisaran nilai indek kekayaan jenis yaitu sebagai berikut : Dmg < 0,3 = Rendah Dmg 0,3 – 0,6 = Sedang Dmg > 0,6 = Tinggi Untuk menghitung kemerataan jenis di gunakan rumus sebagai berikut : E' = 𝐻′ 𝐿𝑛 𝑆 Keterangan : E' = Indeks kemertaan jenis H' = Indeks keanekaragaman Shannon Wiener S = Jumlah jenis Kisaran nilai kemerataan jenis sebagai berikut : E' <0,3 = Rendah E' 0,3 – 0,6 = Sedang E' > 0,6 = Tinggi III. TEORI DASAR Insekta merupakan kelompok binatang yang terbesar di dunia, kira-kira lebih dari 1.000.000 spesies yang telah ditemukan dan diberi nama. diperkirakan masih ada 1.000.000 spesies lagi yang masih perlu diberi nama (Winarno, 1982). Kelompok hewan ini menarik untuk diamati karena selain jenisnya cukup banyak juga perannya dalam kehidupan. Menurut Harahap (1994) di dalam ekosistem baik alami maupun buatan insekta dapat memainkan berbagai peranan penting antara lain : pemakan tumbuhan, parasitoid dan predator pada insekta lain, parasit pada hewan lain, pengurai, penyebukan serta penghasil bahan-bahan berguna bagi manusia.
  • 4. Pada suatu perkebunan, insekta bisa datang sendiri untuk mencari makan, tetapi kehadirannya itu dapat pula terbawa oleh hewan lain seperti burung. Pada mulanya memang jumlahnya sedikit kemudian menjadi besar manakala kondisi lingkungan sesuai dengan yang diinginkan insekta tadi (Anonim, 1989). Menurut Soemarwoto, J. et al (1990) semua organisme mempunyai tingkah laku iritabilitas yaitu daya menanggapi, agaknya merupakan salah satu sifat utama makhluk hidup. Daya ini memungkinkan organisme menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, betapapun sederhananya organisme tadi. Rangsangan dalam bentuk cahaya akan mempengaruhi kegiatan insekta malam. Cahaya juga memberikan informasi vital tentang lingkungannya kepada binatang (Cromer, A.H, 1994). Insekta adalah makhluk hidup yang paling banyak di dunia, karena itu tak mengherankan bila dimanapun kita berada hampir selalu menemukan mereka. Banyak jenis diantara insekta yang merupakan pengganggu di lingkungan kita akan tetapi tidak sedikit pula yang menguntungkan (Kuncoro, 1984). Menurut Yasin (1984) insekta merupakan invertebrata yang hidup di tempat kering dan dengan sayapnya dapat terbang, kemampuan terbang menolong insekta dalam mencari makan, bertemu lawan jenis dan dapat menghindarkan diri dari musuh. Tubuh insekta yang kecil juga memberikan keuntungan yang besar sebab dengan tubuhnya yang kecil mereka dapat mengirit makanan. Sebutir gula-gula sudah mampu menghidupi sekelompok semut. Keuntungan yang lain adalah insekta mampu berkembang biak (reproduksi) dengan cepat dan kebanyakan dari mereka mempunyai siklus hidup yang pendek (Putra, 1994).
  • 5. IV. HASIL PENGAMATAN A. Tabel Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan No Spesies ∑ Ind pada Lampu (Plot) ∑ 𝐈𝐧𝐝 ∑ CupI II 24:00 06:00 24:00 06:00 1 A (Coleoptera nitidulus) 27 0 37 0 64 1 2 B (Hymenoptera sp) 1 0 3 0 4 1 3 C (Chrysomelidium sp) 2 0 1 0 3 1 4 D (Orcytes rhinoceros) 0 0 1 0 1 1 5 E (Evanidilis sp) 0 0 1 0 1 1 6 F (Vespaslyvester sp) 25 0 15 0 40 1 7 G (Formicaruva sp) 1 0 0 0 1 0.5 8 H (Tendipedidarica sp) 3 0 0 0 3 0.5 9 I (Geotrupes sp) 0 1 0 0 1 0.5 10 J (Steroralus sp) 0 3 0 0 3 0.5 11 K (Acharonitra lachesis) 0 13 0 0 13 0.5 12 L (Cossus subfuscus) 0 27 0 0 27 0.5 13 M (Nilaparvata lugens) 0 0 0 1 1 0.5 14 N (Lenthorax sp) 0 0 0 2 2 0.5 15 O (Tetratichus brontispae) 0 0 0 2 2 0.5 16 P (Hymenoptora caespatum) 0 0 0 21 21 0.5 17 Q (Decophylla sp) 0 0 0 15 15 0.5 Jumlah 59 44 58 41 202 11.5
  • 6. Tabel Perhitungan Nilai Penting N o Spesies ∑ Ind ∑ 𝐂𝐮𝐩 K KR (%) F FR (%) NP 1 A (Coleoptera nitidulus) 64 2 32.00 31.68 1.00 8.70 40.38 2 B (Hymenoptera sp) 4 2 2.00 1.98 1.00 8.70 10.68 3 C (Chrysomelidium sp) 3 2 1.50 1.49 1.00 8.70 10.18 4 D (Orcytes rhinoceros) 1 2 0.50 0.50 1.00 8.70 9.19 5 E (Evanidilis sp) 1 2 0.50 0.50 1.00 8.70 9.19 6 F (Vespaslyvester sp) 40 2 20.00 19.80 1.00 8.70 28.50 7 G (Formicaruva sp) 1 1 0.50 0.50 0.50 4.35 4.84 8 H (Tendipedidarica sp) 3 1 1.50 1.49 0.50 4.35 5.83 9 I (Geotrupes sp) 1 1 0.50 0.50 0.50 4.35 4.84 10 J (Steroralus sp) 3 1 1.50 1.49 0.50 4.35 5.83 11 K (Acharonitra lachesis) 13 1 6.50 6.44 0.50 4.35 10.78 12 L (Cossus subfuscus) 27 1 13.50 13.37 0.50 4.35 17.71 13 M (Nilaparvata lugens) 1 1 0.50 0.50 0.50 4.35 4.84 14 N (Lenthorax sp) 2 1 1.00 0.99 0.50 4.35 5.34 15 O (Tetratichus brontispae) 2 1 1.00 0.99 0.50 4.35 5.34 16 P (Hymenoptora caespatum) 21 1 10.50 10.40 0.50 4.35 14.74 17 Q (Decophylla sp) 15 1 7.50 7.43 0.50 4.35 11.77 Jumlah 202 23 101 100.00 11.5 100.00 200.00
  • 7. Tabel Perhitungan Keanekaragaman, Kekayaan, dan Kemerataan. No Spesies ∑ Ind Pi In.Pi Pi (Ln.Pi) H’ E Dmg 1 A (Coleoptera nitidulus) 64 0.32 -1.15 0.36 2.05 0.72 3.01 2 B (Hymenoptera sp) 4 0.02 -3.92 0.08 3 C (Chrysomelidium sp) 3 0.01 -4.21 0.06 4 D (Orcytes rhinoceros) 1 0.00 -5.31 0.03 5 E (Evanidilis sp) 1 0.00 -5.31 0.03 6 F (Vespaslyvester sp) 40 0.20 -1.62 0.32 7 G (Formicaruva sp) 1 0.00 -5.31 0.03 8 H (Tendipedidarica sp) 3 0.01 -4.21 0.06 9 I (Geotrupes sp) 1 0.00 -5.31 0.03 10 J (Steroralus sp) 3 0.01 -4.21 0.06 11 K (Acharonitra lachesis) 13 0.06 -2.74 0.18 12 L (Cossus subfuscus) 27 0.13 -2.01 0.27 13 M (Nilaparvata lugens) 1 0.00 -5.31 0.03 14 N (Lenthorax sp) 2 0.01 -4.62 0.05 15 O (Tetratichus brontispae) 2 0.01 -4.62 0.05 16 P (Hymenoptora caespatum) 21 0.10 -2.26 0.24 17 Q (Decophylla sp) 15 0.07 -2.60 0.19 Jumlah 202 2.05 V. ANALISIS DATA Berdasarkan hasil praktikum insekta malam (Nocturnal) yang ditemukan di Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, ditemukan 17 spesies insekta malam, seperti yang terdapat dalam tabel hasil pengamatan. Sedangkan Keanekaragaman yang sedang menunjukan bahwa tuatu komunitas itu memiliki kompleksitas yang tidak terlalu tinggi tetapi juga tidak terlalu rendah. Keanekaragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh Spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai indeks keanekaragaman. Semakin tinggi indeks diversitas semakin tinggi tingkat keanekaragaman, apabila indeks diversitas sedang maka tingkat keanekaragaman juga sedang, sedangkan jika diversitas rendah maka keanekaragaman juga rendah pula.
  • 8. Keanekaragaman spesies akan bertambah bila sejumlah komunitas menjadi stabil dan keanekaragaman yang besar juga mencirikan sejumlah besar populasi tersebut. Tinggi rendahnya keanekaragaman insekta malam itu juga dapat disebabkan oleh tersedianya makanan bagi insekta tersebut. Jumlah makanan yang cukup juga mempengaruhi terhadap jumlah populasi suatu jenis insekta. Populasi serangga akan naik dengan cepat jika makanan tersedia dalam kualitas yang cocok dan kuantitas yang cukup. Sebagia besar insekta membantu dalam peyerbukan sekaligus sebagai bahan makanankeanekaragaman, insekta malam, berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan total indeks keanekaragaman (H’) insekta malam menunjukkan nilai 2.05 yang artinya 1 < H’ < 3 terinterpretasi kategori sedang, selanjutnya kemerataannya menunjukkan nilai 0.72 yang artinya terinterpretasi kategori tinggi. Sedangkan kekayaan insekta malamnya menunjukkan nilai 3.01 yang berarti terinterpretasi kategori tinggi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan keanekaragaman, kekayaan dan kemerataan. Selanjutnya Kemelimpahan yang tertinggi mencirikan bahwa suatu jenis mempunyai kemampuan beradaptasi yang baik dengan habitatnya, juga mencirikan sumber makanan, kompetisi, reproduksi serta kemampuan beradaptasi suatu jenis terhadap habitatnya. Sedangkan kemelimpahan yang terendah disebabkan karena kemampuan adaptasi jenis yang tidak sesuai dengan habitatnya, sumber makanan yang tidak cocok dan kalah dalam persaingan. Persaingan antar spesies dapat terjadi karena setiap spesies memerlukan makanan, tempat hidup, cahaya, dan kebutuhan hidup lainnya yang sama. Perkembangan insekta di alam dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor dalam yaitu kemampuan berkembangbiak, perbandingan kelamin, sifat mempertahankan yang terdiri atas faktor fisik, kelembaban, makanan dan faktor hayati faktor-faktor hidup yang ada di lingkungannya berupa insekta dan spesies lainnya. Serangga memiliki kisaran suhu dimana dia dapat hidup. Di luar kisaran suhu tersebut serangga akan mati kedinginan atau kepanasan. Kisaran suhu udara antara ¢4°C-27°, pada suhu tertentu aktivitas insekta tinggi, akan tetapi suhu yang lain akan berkurang (menurun). Pada umumnya kisaran suhu yang efektif adalah sebagai berikut: suhu minimum 15°C, suhu optimum 25°C dan suhu maksimum 45°C. Kisaran untuk kelembaban udara antara 98-100%, kelembaban usara ini sangat tinggi tetapi masih cocok untuk penyebaran dan perkembangbiakan insekta malam. Di
  • 9. mana kelembaban tanah, udara dan tempat hidup serangga merupakan faktor penting yang mempengaruhi distribusi, kegiatan, dan perkembangan serangga. Dalam kelembaban yang sesuai serangga biasanya lebih tahan terhadap suhu ekstrem. Pada umumnya insekta lebih tahan terhadap terlalu banyak air, bahkan beberapa insekta yang bukan insekta air dapat tersebar dan hanyut bersama air. Akan tetapi, jika kebanyakan air, seperti banjir dan hujan deras merupakan bahaya bagi beberapa insem Misalnya hujan deras, dapat mematikan kupu-kupu yang terbang dan menghanyutkan larva atau nimfa insekta yang baru menetas. Kisaran untuk intensitas cahaya antara 30,13-33,56 lux. Cahaya merupakan salah satu faktor yang penting bagi hewan, beberapa aktifitas insekta dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya. Sehingga ada serangga yang aktif pada pagi hari, siang, sore maupun malam hari. Dalam hal ini, cahaya mempengaruhi aktifitas dan distribusi lokalnya, akibatnya ada gerangga yang bersifat diurnal, yaitu aktif pada siang hari dan bersifat nokturnal yaitu serangga yang aktif pada malam hari. Sejumlah insekta ada yang tertarik terhadap cahaya lampu atau api. Angin berparan dalam membentuk penyebaran insekta, terutaman bagi insekta yang berukuran kecil. Angin juga mempengaruhi kandungan air dalam tubuh insekta, karena angin dapat mempercepat penguapan dan penyebaran udara. data kemelimpahan insekta malam, berdasarkan hasil perhitungan kerapatan (K), Kerapatan Realtif (KR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR), dan Nilai Penting (NP) terhadap jenis insekta malam yang ditemukan, hasil data menunjukkan kisaran nilai yang bervariasi untuk setiap jenisnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel perhitungan nilai penting, pada tabel di atas, kemelimpahan tertinggi ditempati oleh jenis A (Coleoptera nitidulus) dengan nilai penting (NP) sebesar 40.38, sedangkan kemelimpahan terendah ditempati oleh jenis G (Formicaruva sp), I (Geotrupes sp), dan M (Dorlince sp), dengan nilai penting yang sama, yaitu 4.84. VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan di Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
  • 10. 1. Jenis-jenis insekta malam tersebut termasuk dalam ordo yaitu Celeoptera, Hymenoptera, Hemiptera dan Homoptera. 2. Keanekaragaman jenis insekta malam di Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan tergolong sedang dengan nilai 2.05 (1 < H’ < 3). 3. Kemelimpahan insekta malam di Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, nilai penting tertinggi ditempati oleh jenis A (Coleoptera nitidulus) dengan nilai penting (NP) sebesar 40.38, sedangkan kemelimpahan terendah ditempati oleh jenis G (Formicaruva sp), I (Geotrupes sp), dan M (Nilaparvata lugens), dengan nilai penting yang sama, yaitu 4.84. VII. DAFTAR PUSTAKA Jumar. 1997. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta, Jakarta. Kendeigh, S. C. 1980. Ecology, With Special Referece to Animal and Man. Privates Limited. New Delhi, India. Naparin, Akhmad & Dharmono. 2011. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan. PMIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin. McNAuthon, S. J. dan L.L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Edisi kedua, terjemahan S. Pringgoseputro dan B. Srigandono. Gadjah Mada University Prees. Yogyakarta.