1. Dokumen tersebut membahas tiga teknik ukiran kayu yaitu mengerik, relief, dan membubut serta proses pembuatan kerajinan anyaman bambu tudung saji dan kerajinan kerang cermin.
3. - Teknik mengerik (whittling)
Ngerik adalah tindakan meraut permukaan kayu. Ini merupakan bentuk seni ukir paling
dasar. Peralatan yang diperlukan adalah sebuah pisau saku yang tajam. Obyek yang
dibuat biasanya berupa balok kayu kecil seperti pada pegangan pisau, cangklong cerutu,
atau oranmen-ornamen kecil lain yang terbuat dari kayu.
4. - Teknik relief (relief carving)
Untuk membuat sebuah relief diperlukan sebuah bidang kayu datar yang cukup lebar.
Tema ukiran bisa berupa lukisan, atau obyek-lain yang berada pada bidang 2 dimensi
namun diukir menjadi lukisan 3 dimensi. Peralatan ukir yang diperlukan lebih
komplek dan rumit. Ukiran relief juga sering dipasang sebagai ornament pada
furniture.
5. - Teknik membubut (carving in the round)
Untuk membuat ukiran bubut, kita memerlukan sebuah alat bantu yang digunakan
untuk memutar balok kayu yang akan kita bentuk. Bentuk ukir merupakan simetri
putar yang mengikuti pola-pola tertentu. Bentuk ukiran yang dihasilkan lebih halus
karena menggunakan putaran kayu dengan kecepatan tinggi. Ukiran bubut bisa kita
temukan pada kaki-kaki mebel, pegangan pisau atau pedang, payung dan obyek lain
dengan simetris putar.
7. cara pengolahan kerajinan anyaman bambu buat tudung
saji.
1. Batang bambu nan diperlukan ialah nan masih muda,
berdiameter besar dan beruas panjang.
2. Pohon di tebang dan dipotong-potong sinkron ukuran
ruasnya.
3. Bagian luar dari daging bambu dibuang sehingga tinggal
dibagian dalam nan telah tipis.
4. Bagian nan tipis ini di panaskan di tanur sehingga
sebagian dalam bambu nan lain licin menjadi paring dan
terkelupas dengan sendirinya.
5. Kemudian bambu dibelah sehingga menjadi lembaran
nan tipis.
6. Lembaran nan tipis atau paring itu dicuci dan dijemur
dengan panas matahari sampai kering agar menghasilkan
bentuk melengkung.
8. 7. Setelah kering, paring tersebut dipotong-potong sinkron
dengan ukuran tudung sajai nan diinginkan.
8. Paring disusun bertinding atau berlapis dan dijahit satu
sama lainnya dengan menggunakan kolindang benang
hingga terbentuk bulatan cekung.
9. Pada bagian dalam dilapis dengan daun sangai mengikuti
bentuk dari susunan paring nan sudah diikat dan dijahit.
10.Pada ujung sekeliling lingkaran diberi bingkai dari rotan
nan sudah dikupas kulitnya, dan terbentuklah sebuah
tudung saji.
11.Proses seterusnya ialah membuat lukisan dasar ornamen
dengan menggunkan alat tulis kalam atau saga, yaitu alat
tulis nan terbuat dari lidi pohon enau. Sedangkan bahan
tinta ialah campuran dari getah jeruk dengan jelaga atau
arang lampu teplok.
12.Selesai diwarnai, maka jadilah tudung saji nan
diinginkan.
10. Material yang digunakan:
- Cermin berbingkai datar (tidak bertekstur).
- Macam-macam kerang (bisa diganti dengan biji-biji
kering).
- Lem tembak/lem bakar.
- Cat semprot transparan (pilox).
- Hamplas.
Cara membuat:
- Hamplas kasar permukaan bingkai cermin.
- Tempelkan kerang dengan menggunakan lem tembak/lem
bakar, mulai dengan kerang-kerang berukuran besar.
- Tutup celah-celah kerang dengan kerang yang lebih kecil
hingga permukaan bingkai tertutup semua.
- Bersihkan permukaan dari serabut lem.
- Tutup permukaan cermin dengan koran bekas, lalu
semprot kerang dengan pilox transparan, biarkan cat
mengering.