SlideShare a Scribd company logo
Aspek Legal Etik Keperawatan
Komplementer
Pertemuan 2
ANTIA, SKp., M.Kep.
VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
VISI DAN MISI PRODI KEPERAWATAN
Menjadikan pusat pendidikan Ners yang kompeten berbasis intelektualitas, kualitas, dan
kewirausahaan dengna keunggulan di bidang nursing home care serta berdaya saing global
pada tahun 2020.
1. Mengembangkan Program Pendidikan Ners dengna keunggulan nursing home care yang berwawasan global dan berbasis ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan dengan keunggulan nursing home care melalui kegiatan
penelitian/
3. Menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursing home care melaui mengambdian kepada masyarakat.
4. Menyiapkan sumber daya manusia keperawatan dengan keunggulan nursinghome care yang berdaya saing global dan menciptakan calon
pemimpin yang berkarakter bagi bangsa dan negara
5. Mengelola sarana dan prasarana yang menunjang program akademik dan profesi keperawatan dengan keunggulan nursinghome care
6. Berperan aktif dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursinghome care yang bermanfaat bagi
organisasi profesi, bagi bangsa dan negara Indonesia serta segenap umat manusia
Outline
• Dasar hukum
• Klasifikasi pengobatan tradisional dan
terapi komplementer
• Penyelenggara pengobatan
komplementer
• Aspek etik dalam terapi komplementer
• Tren isu terapi komplementer obatan
tradisional dan terapi komplementer
Kesehatan
Proses dimana kita membentuk kembali dasar asumsi
dan pandangan dunia tentang kesejahteraan dan
melihat kematian sebagai proses alami kehidupan
(Dossey & Keegan, 2008)
Kesejahteraan, harmoni, kesatuan
Nilai-nilai
kesehatan
Keyakinan
kesehatan
Terapi di Keperawatan
Konsep diri sebagai penyembuh yang harus dipahami
dan dilakukan oleh setiap perawat sebagai
pengetahuan dan keterampilan sebagai pengiriman,
arahan atau konseling pasien dalam menggunakan
berbagai terapi.
Terapi Komplementer
Thomas Friedman (2005) bahwa saat ini dunia
kesehatan, termasuk salah satunya praktisi
keperawatan masih bingung tentang apa itu terapi
komplementer
Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tentang
penggunaan pengobatan tradisional termasuk di
dalamnya pengobatan komplementer alternatif yang
meningkat dari tahun ke tahun dan digunakan oleh 40
% penduduk Indonesia (Depkes, 2010).
Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik telah ditetapkan 12 (dua belas) Rumah Sakit
Pendidikan yang melaksanakan pelayanan
pengobatan komplementer tradisional - alternatif:
RS Kanker Dharmais Jakarta, RSUP Persahabatan
Jakarta, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RSUP Prof.
Dr. Kandau Menado, RSUP Sanglah Denpasar,
RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar, RS
TNI AL Mintoharjo Jakarta, RSUD Dr. Pringadi
Medan, RSUD Saiful Anwar Malang, RS Orthopedi
Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten.
Menteri Kesehatan telah mengarahkan bahwa RS
Pendidikan Vertikal harus ada pengobatan komplementer
tradisional alternatif yaitu ramuan jamu sedangkan herbal
yang lain bisa setelah itu (BUK DEPKES, 2010).
Perawat di rumah sakit tersebut untuk menguasai
metode pengobatan komplementer-alternatif
Memberikan asuhan keperawatan yang sesuai
Pengobatan Komplementer Tradisional Alternatif
Pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan
kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik dan belum
diterima dalam kedokteran konvensional.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Terapi adalah usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan
penyakit; perawatan penyakit. Komplementer
adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan
WHO (World Health Organization)
Pengobatan komplementer adalah pengobatan
non-konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan
untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional.
Jenis pelayanan pengobatan komplementer alternatif
(Permenkes RI, Nomor : 1109/Menkes/Per/2007)
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body
interventions) : Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan
spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur,
akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch,
tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet
makro nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon,
hiperbarik, EECP (Depkes, 2010)
Dasar Hukum
1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
- Pasal 1 butir 16 Definisi
- Pasal 48 Pelayanan kesehatan tradisional
- Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisonal
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1076/Menkes/SK/2003
tentang pengobatan tradisional
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1109/Menkes/Per/IX/2007
tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di
fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008
tentang standar pelayanan hiperbarik
4. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No.
HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetapan metode
pengobatan komplementer alternatif yang dapat diintegrasikan di
fasilitas pelayanan kesehatan
Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang
sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan
secara turun temurun pada suatu negara.
Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 1 butir 16
Pelayanan kesehatan tradisional adalah
pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan
obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun secara empiris yang
dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan pada pasal 59
Pelayanan kesehatan tradisional terbagi
menjadi pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan keterampilan dan yang
menggunakan ramuan.
19
KLASIFIKASI BATTRA
(Pasal 59 ayat 1 UU 36/2009)
Battra
akupunktur,
chiropraksi,
battra bekam,
Pnta-kecantikan
Dikelompokkan berdasarkan metode
yang dominan digunakan
KETERAMPILAN
Battra
reiki, qigong,
kebatinan,
tenaga dalam,
paranormal,
Hipnoteraphi
MANUAL ALAT/TEKNOLOGI MENTAL/O.FIK
Battra
Jamu, Gurah,
Homoeopath,
Aromaterapi,
SPA terapi,
Sinshe,
Api/sengat terapi
RAMUAN
Battra
pijat urut,
shiatsu,
patah
tulang,
refleksi,
akupressur
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009
pasal 60
Setiap orang yang melakukan pelayanan
kesehatan tradisional yang menggunakan
alat dan teknologi harus dapat izin dari
lembaga kesehatan yang berwenang dan
harus dapat dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamanannya serta tidak
bertentangan dengan norma agama dan
kebudayaan masyarakat.
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009
pasal 61
Masyarakat diberi kesempatan yang
seluas-luasnya untuk mengembangkan,
meningkatkan, dan menggunakan pelayanan
kesehatan tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan
keamanannya.
KMK RI No 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional pasal 1 ayat 1
Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya yang
mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun
temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan, dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
KMK RI No 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional pasal 1 ayat 2 dan 3
2. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman
3. Pengobat tradisional adalah orang yang melakukan
pengobatan tradisional/ alternative .
Pemenkes RI No 1109/ MENKES/PER/IX/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan pasal 1 ayat 1
Pengobatan komplementer alternative adalah
pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehablitatifyang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan
efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik, yang belum diterima dalam
kedokteran konvensional
KLASIFIKASI PENGOBATAN TRADISIONAL DAN KOMPLEENTER-ALTERNATIF
Menurut KMK RI No 1076/MENKES/SK/VII/2003 pasal 3 ayat 2 pengobatan
tradisional diklasifikasikan
1. Pengobat tradisional ketrampilan terdiri dari pengobat tradisional
pijat urut, patah tulang, sunat, dukun bayi, refleksi, akupresuris,
akupunkturis, chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang
metodenya sejenis.
2. Pengobat tradisional ramuan terdiri dari pengobat tradisional
ramuan Indonesia (Jamu), gurah, tabib, shinshe, homoeopathy,
aromatherapist dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya
sejenis.
3. Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri dari pengobat
radisional dengan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
atau Budha.
4. Pengobat tradisional supranatural terdiri dari pengobat tradisional
tenaga dalam (prana), paranormal, reiky master, qigong, dukun
kebatinan dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.
Pemenkes RI No 1109/ MENKES/PER/IX/2007 pasal 4 ayat 1
ruang lingkup pengobatan komplementer alternative
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body
interventions)
2. System pelayanan pengobatan alternative (alternative
system of medical practice)
3. Cara penyembuhan manual (manual healing methods)
4. Pengobatan farmakologi dan biologi (pharmacologic
and biologic treatments)
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan
(diet and nutrition the prevention and treatment of
disease)
6. Cara lain dalam diagnose dan pengobatan (unclassified
diagnostic and treatment menthod)
Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor
HK03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014
Pelayanan Kesehatan Tradisional
menyatakan luaran yang akan dicapai
adalah meningkatnya pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tradisional.
Alternatif, dan komplementer
PENYELENGGARAAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI
MASYARAKAT (KMK RI No 1076/MENKES/SK/VII/2003)
Pengobat Tradisional
Surat Terdaftar Pengobat Tradisional
(STPT)
Surat Izin Pengobat Tradisional (SIPT)
Daftar
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
Rekomendasi
- Pengobat tradisional supranatural : Kejaksaan
Kabupaten/Kota
- Pengobat pendekatan agama: Kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota (pasal 4)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Penapisan:
- Faktor pemanfaatan pengobatan tradisional
- Faktor sistem/cara/ilmu pengobat tradisional
- Faktor Pengembangan
PENYELENGGARAAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI
MASYARAKAT (KMK RI No1076/MENKES/SK/VII/2003)
Pasal 4 rekomendasi Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota setempat, untuk mencegah adanya keresahan
masyarakat tentang aliran sesat
Pasal 9-11 Pengobat tradisional dilakukan uji kompetensi ( baru akupunturis) dan diikutsertakan dalam sarana pelayanan kesehatan
Pasal 12-15 Semua tindakan harus mendapat persetujuan lisan atau tertulis dari pasien/keluarga. Khusus untuk tindakan pengobatan
tradisional yang mengandung risiko tinggi bagi pasien harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan
Pasal 16 Dalam melaksanakan pengobatannya, pengobat tradsional boleh menggunakan peralatan yang aman tetapi dilarang
untuk menggunakan peralatan kedokteran atau penunjang diagnostic kedokteran
Pasal 19 Pengobat tradisional harus membuat catatan status pasien dan wajib melaporkannya ke Kepala Dinkes Kabupaten/Kota
setiap 4 bulan
Pasal 22 Pengobat tradisional juga wajib merujuk pasien gawat darurat atau yang tidak mampu ditangani ke sarana pelayanan
kesehatan
Pasal 31 Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pengobatan tadisional dilakukan oleh Kadinkes Kabupaten/ Kota, Kepala
Puskesmas atau UPT yang ditugasi
PENYELENGGARAAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER-
ALTERNATIF DI SARANA KESEHATAN
(Pemenkes RI No 1109/ MENKES/PER/IX/2007)
Pasal 5 Pengobatan komplementer alternative dapat dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan jika aman,
bermanfaat, bermutu dan terjangkau
Pasal 10 Praktik perorangan pengobatan komplementer alternative hanya bisa dilaksanakan oleh dokter atau
dokter gigi, sedangkan praktik berkelompok harus dipimpin oleh dokter atau dokter gigi
Pasal 14 dokter dan dokter gigi adalah pelaksana utama pengobatan komplementer alternative, sedangkan
tenaga kesehatan yang lain berfungsi membantu dokter atau dokter gigi dalam melaksanakannya
PENYELENGGARAAN PENGOBATAN
KOMPLEMENTER-ALTERNATIF DI SARANA KESEHATAN
(Pemenkes RI No 1109/ MENKES/PER/IX/2007)
Sarana
pelayanan
kesehatan
RS pendidikan
RS non
pendidikan
RS Khusus
RS swasta
praktik
perorangan
praktik
berkelompok
Puskesmas
POLIKLINIK KOMPLEMENTER ALTERNATIF
PASEIN
POLI
KOMPLEMENTER
ALTERNATIF
DOKTER:
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS/DIAGNOSIS
BANDING
PENATALASANAAN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
KONSUL POLI
LAIN
AKUPUNTUR
PIJAT
HERBAL
APOTIK
ASPEK ETIK DALAM TERAPI KOMPLEMENTER ALTERNATIF DAN
TRADISIONAL
(Kerry, 2003; Silva & Ludwick, 2001)
• Aspek kejujuran dan integritas
• Beneficience, non-maleficiance dan konsen
• Conflict of interest
• Justice
TREN ISU TERAPI KOMPLEMENTER ALTERNATIF DAN
TRADISIONAL
Meningkatnya akses dalam informasi kesehatan
Meningkatnya prevalensi dari penyakit kronis
Meningkatnmya rasa membutuhkan suatu kualitas hidup
Menurunnya semangat/keinginan dalam scientific breakthroughs
Meningkatnya interest tentang spiritualitas
Berkurang nya toleransi dalam paternalistik
Garis besar prinsip praktik terapi komplementer
menurut Curtis (2004)
Menghargai
otonomi
pasien
Menghargai
etnis, umur
dan status
social
Tingkat
sensitivitas
terhadap
pasien harus
tinggi, terkait
keinginan dan
penolakan
terhadap
terapi
komplementer
Berhati-hati
terhadap
pasien yang
tidak pernah
konsul ke
medis terkait
penyakitnya
Menganjurkan
pasien untuk
hati-hati dalam
setiap
keputusannya
dan tetap
menjalani
terapi medis
konvensional
Dorong pasien
untuk lebih
selektif dalam
memilih terapi
Daftar Pustaka
1. Breen, Kerry. Dec 2003Ethical issues in the use of complementary medicinesProQuest Research Library diakses pada 24 maret 2012
2. Curtis, P.2004. Safety Issues in Complementary & Alternative Health Care. Program on Integrative Medicine, School of
Medicine,University of North Carolina
3. Depkes RI. 2010. Pengobatan Komplementer Tradisional Alternatif. Diakses dari
http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=66:pengobatan-komplementer-tradisional-alternatif
4. Hilsden and Verhoef. (1999). Complementary therapies: Evaluating their effectiveness in cancer. Patient Education and Counseling.
3892), 102
5. Jonas,W.B. (1998). In Complementary and Alternative Health Practice and Therapies-A Canadian Overview Prepared for Strategies and
Systems for Health Directorate, Health Promotion and Programs Branch,
6. Health Canada (1999). Toronto, ON:York University Centre for Health Studies
7. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/ Menkes/ SK/VII/ 2003 Tentang penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Hiperbarik
9. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No. HK.03.05/I/199/2010 Tentang Pedoman Kriteria Penetapan Metode
Pengobatan komplementer â alternatif yang dapat diintegrasikan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
10. LaValley and Verhoef. (1995) Integrating Complementary Medicine and Health Care Services into Practice Canadian Medical
Association Journal, 153(1), 45-46
11. Mary Cipriano Silva, PhD, RN, FAAN dan Ruth Ludwick, PhD, RN, C. november 2001. Ethics: Ethical Issues in Complementary/Alternative
Therapies.
http://www.nursingworld.org/MainMenuCategories/ANAMarketplace/ANAPeriodicals/OJIN/Columns/Ethics/EthicalIssues.htmldiakses
pada 24 maret 2012
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109/Menkes/PER/IX/2007 Tentang Peneyelenggaraan Pengobatan
Komplementer alternative di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
13. Thome,S.S.(2001). Complementary and Alternative Medicine: Critical Issue of Nursing Practice and Policy. Canadian Nurse, 97 (4),27.
14. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

More Related Content

Similar to PPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptx

Aspek legal etik keperawatan.pptx
Aspek legal etik keperawatan.pptxAspek legal etik keperawatan.pptx
Aspek legal etik keperawatan.pptx
IRFANPERMANA7
 
Kerangka acuan
Kerangka acuan Kerangka acuan
Kerangka acuan
Atma Patang
 
MD2
MD2MD2
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Suharti Wairagya
 
24 Agustus Jabfung Ahli Star Prof.pptx
24 Agustus Jabfung Ahli Star Prof.pptx24 Agustus Jabfung Ahli Star Prof.pptx
24 Agustus Jabfung Ahli Star Prof.pptx
UunRatriantari1
 
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
VikiHestiarini
 
Penjelasan UU nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
Penjelasan UU nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan KedokteranPenjelasan UU nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
Penjelasan UU nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
Suprijanto Rijadi
 
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwiPedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
LiaManggraSari
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanSandra Aja
 
Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2
Aprilia Lia
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
Rini Daud Supu
 
Buku digital standar profesi perawat
Buku digital standar profesi perawatBuku digital standar profesi perawat
Buku digital standar profesi perawat
Dedi Suwandi
 
Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47
BitraIndonesia
 
dasar puskesmas.pdf
dasar puskesmas.pdfdasar puskesmas.pdf
dasar puskesmas.pdf
DodiksLimansyah
 
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-iIpe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
acmanihuruk
 
PPT yeww.pptx
PPT yeww.pptxPPT yeww.pptx
PPT yeww.pptx
RenaldiPrimaSaputra1
 
3. Materi dr agus purwadinoto.pptx.pdf
3. Materi dr agus purwadinoto.pptx.pdf3. Materi dr agus purwadinoto.pptx.pdf
3. Materi dr agus purwadinoto.pptx.pdf
IntanKarninaPutri2
 
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_iIpe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_i
acmanihuruk
 

Similar to PPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptx (20)

praktek Puskesmas
praktek Puskesmaspraktek Puskesmas
praktek Puskesmas
 
Aspek legal etik keperawatan.pptx
Aspek legal etik keperawatan.pptxAspek legal etik keperawatan.pptx
Aspek legal etik keperawatan.pptx
 
Kerangka acuan
Kerangka acuan Kerangka acuan
Kerangka acuan
 
MD2
MD2MD2
MD2
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
 
24 Agustus Jabfung Ahli Star Prof.pptx
24 Agustus Jabfung Ahli Star Prof.pptx24 Agustus Jabfung Ahli Star Prof.pptx
24 Agustus Jabfung Ahli Star Prof.pptx
 
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
 
Uu kesehatan
Uu kesehatanUu kesehatan
Uu kesehatan
 
Penjelasan UU nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
Penjelasan UU nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan KedokteranPenjelasan UU nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
Penjelasan UU nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
 
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwiPedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatan
 
Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Buku digital standar profesi perawat
Buku digital standar profesi perawatBuku digital standar profesi perawat
Buku digital standar profesi perawat
 
Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47
 
dasar puskesmas.pdf
dasar puskesmas.pdfdasar puskesmas.pdf
dasar puskesmas.pdf
 
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-iIpe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
 
PPT yeww.pptx
PPT yeww.pptxPPT yeww.pptx
PPT yeww.pptx
 
3. Materi dr agus purwadinoto.pptx.pdf
3. Materi dr agus purwadinoto.pptx.pdf3. Materi dr agus purwadinoto.pptx.pdf
3. Materi dr agus purwadinoto.pptx.pdf
 
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_iIpe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_i
 

More from JoniSiahaan

Obat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.pptObat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.ppt
JoniSiahaan
 
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.pptPPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
JoniSiahaan
 
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptxPERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
JoniSiahaan
 
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.pptPPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
JoniSiahaan
 
ppt kerja tim.pptx
ppt kerja tim.pptxppt kerja tim.pptx
ppt kerja tim.pptx
JoniSiahaan
 
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptxAskep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
JoniSiahaan
 
askep amputasi.ppt
askep amputasi.pptaskep amputasi.ppt
askep amputasi.ppt
JoniSiahaan
 
Leukemia.pptxe
Leukemia.pptxeLeukemia.pptxe
Leukemia.pptxe
JoniSiahaan
 
Napas Dalam Bu Ani.pptx
Napas Dalam Bu Ani.pptxNapas Dalam Bu Ani.pptx
Napas Dalam Bu Ani.pptx
JoniSiahaan
 
askep kel 2.pptx
askep kel 2.pptxaskep kel 2.pptx
askep kel 2.pptx
JoniSiahaan
 

More from JoniSiahaan (10)

Obat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.pptObat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.ppt
 
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.pptPPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
 
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptxPERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
 
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.pptPPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
 
ppt kerja tim.pptx
ppt kerja tim.pptxppt kerja tim.pptx
ppt kerja tim.pptx
 
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptxAskep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
 
askep amputasi.ppt
askep amputasi.pptaskep amputasi.ppt
askep amputasi.ppt
 
Leukemia.pptxe
Leukemia.pptxeLeukemia.pptxe
Leukemia.pptxe
 
Napas Dalam Bu Ani.pptx
Napas Dalam Bu Ani.pptxNapas Dalam Bu Ani.pptx
Napas Dalam Bu Ani.pptx
 
askep kel 2.pptx
askep kel 2.pptxaskep kel 2.pptx
askep kel 2.pptx
 

Recently uploaded

SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 

Recently uploaded (20)

SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 

PPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptx

  • 1. Aspek Legal Etik Keperawatan Komplementer Pertemuan 2 ANTIA, SKp., M.Kep.
  • 2. VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
  • 3. VISI DAN MISI PRODI KEPERAWATAN Menjadikan pusat pendidikan Ners yang kompeten berbasis intelektualitas, kualitas, dan kewirausahaan dengna keunggulan di bidang nursing home care serta berdaya saing global pada tahun 2020. 1. Mengembangkan Program Pendidikan Ners dengna keunggulan nursing home care yang berwawasan global dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan dengan keunggulan nursing home care melalui kegiatan penelitian/ 3. Menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursing home care melaui mengambdian kepada masyarakat. 4. Menyiapkan sumber daya manusia keperawatan dengan keunggulan nursinghome care yang berdaya saing global dan menciptakan calon pemimpin yang berkarakter bagi bangsa dan negara 5. Mengelola sarana dan prasarana yang menunjang program akademik dan profesi keperawatan dengan keunggulan nursinghome care 6. Berperan aktif dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursinghome care yang bermanfaat bagi organisasi profesi, bagi bangsa dan negara Indonesia serta segenap umat manusia
  • 4. Outline • Dasar hukum • Klasifikasi pengobatan tradisional dan terapi komplementer • Penyelenggara pengobatan komplementer • Aspek etik dalam terapi komplementer • Tren isu terapi komplementer obatan tradisional dan terapi komplementer
  • 5. Kesehatan Proses dimana kita membentuk kembali dasar asumsi dan pandangan dunia tentang kesejahteraan dan melihat kematian sebagai proses alami kehidupan (Dossey & Keegan, 2008)
  • 7. Terapi di Keperawatan Konsep diri sebagai penyembuh yang harus dipahami dan dilakukan oleh setiap perawat sebagai pengetahuan dan keterampilan sebagai pengiriman, arahan atau konseling pasien dalam menggunakan berbagai terapi. Terapi Komplementer
  • 8. Thomas Friedman (2005) bahwa saat ini dunia kesehatan, termasuk salah satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang apa itu terapi komplementer Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tentang penggunaan pengobatan tradisional termasuk di dalamnya pengobatan komplementer alternatif yang meningkat dari tahun ke tahun dan digunakan oleh 40 % penduduk Indonesia (Depkes, 2010).
  • 9. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik telah ditetapkan 12 (dua belas) Rumah Sakit Pendidikan yang melaksanakan pelayanan pengobatan komplementer tradisional - alternatif: RS Kanker Dharmais Jakarta, RSUP Persahabatan Jakarta, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RSUP Prof. Dr. Kandau Menado, RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar, RS TNI AL Mintoharjo Jakarta, RSUD Dr. Pringadi Medan, RSUD Saiful Anwar Malang, RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten.
  • 10. Menteri Kesehatan telah mengarahkan bahwa RS Pendidikan Vertikal harus ada pengobatan komplementer tradisional alternatif yaitu ramuan jamu sedangkan herbal yang lain bisa setelah itu (BUK DEPKES, 2010). Perawat di rumah sakit tersebut untuk menguasai metode pengobatan komplementer-alternatif Memberikan asuhan keperawatan yang sesuai
  • 11. Pengobatan Komplementer Tradisional Alternatif Pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik dan belum diterima dalam kedokteran konvensional.
  • 12. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan
  • 13. WHO (World Health Organization) Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
  • 14. Jenis pelayanan pengobatan komplementer alternatif (Permenkes RI, Nomor : 1109/Menkes/Per/2007) 1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga 2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda 3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut 4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah 5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro nutrient 6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik, EECP (Depkes, 2010)
  • 15. Dasar Hukum 1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan - Pasal 1 butir 16 Definisi - Pasal 48 Pelayanan kesehatan tradisional - Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisonal 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan tradisional 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan. 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan hiperbarik 4. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No. HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetapan metode pengobatan komplementer alternatif yang dapat diintegrasikan di fasilitas pelayanan kesehatan
  • 16. Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun temurun pada suatu negara.
  • 17. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 1 butir 16 Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
  • 18. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 59 Pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan dan yang menggunakan ramuan.
  • 19. 19 KLASIFIKASI BATTRA (Pasal 59 ayat 1 UU 36/2009) Battra akupunktur, chiropraksi, battra bekam, Pnta-kecantikan Dikelompokkan berdasarkan metode yang dominan digunakan KETERAMPILAN Battra reiki, qigong, kebatinan, tenaga dalam, paranormal, Hipnoteraphi MANUAL ALAT/TEKNOLOGI MENTAL/O.FIK Battra Jamu, Gurah, Homoeopath, Aromaterapi, SPA terapi, Sinshe, Api/sengat terapi RAMUAN Battra pijat urut, shiatsu, patah tulang, refleksi, akupressur
  • 20. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 pasal 60 Setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan teknologi harus dapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang dan harus dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma agama dan kebudayaan masyarakat.
  • 21. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 pasal 61 Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
  • 22. KMK RI No 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional pasal 1 ayat 1 Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
  • 23. KMK RI No 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional pasal 1 ayat 2 dan 3 2. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman 3. Pengobat tradisional adalah orang yang melakukan pengobatan tradisional/ alternative .
  • 24. Pemenkes RI No 1109/ MENKES/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pasal 1 ayat 1 Pengobatan komplementer alternative adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehablitatifyang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang belum diterima dalam kedokteran konvensional
  • 25. KLASIFIKASI PENGOBATAN TRADISIONAL DAN KOMPLEENTER-ALTERNATIF Menurut KMK RI No 1076/MENKES/SK/VII/2003 pasal 3 ayat 2 pengobatan tradisional diklasifikasikan 1. Pengobat tradisional ketrampilan terdiri dari pengobat tradisional pijat urut, patah tulang, sunat, dukun bayi, refleksi, akupresuris, akupunkturis, chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis. 2. Pengobat tradisional ramuan terdiri dari pengobat tradisional ramuan Indonesia (Jamu), gurah, tabib, shinshe, homoeopathy, aromatherapist dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis. 3. Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri dari pengobat radisional dengan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha. 4. Pengobat tradisional supranatural terdiri dari pengobat tradisional tenaga dalam (prana), paranormal, reiky master, qigong, dukun kebatinan dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.
  • 26. Pemenkes RI No 1109/ MENKES/PER/IX/2007 pasal 4 ayat 1 ruang lingkup pengobatan komplementer alternative 1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) 2. System pelayanan pengobatan alternative (alternative system of medical practice) 3. Cara penyembuhan manual (manual healing methods) 4. Pengobatan farmakologi dan biologi (pharmacologic and biologic treatments) 5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (diet and nutrition the prevention and treatment of disease) 6. Cara lain dalam diagnose dan pengobatan (unclassified diagnostic and treatment menthod)
  • 27. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor HK03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 Pelayanan Kesehatan Tradisional menyatakan luaran yang akan dicapai adalah meningkatnya pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional. Alternatif, dan komplementer
  • 28. PENYELENGGARAAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI MASYARAKAT (KMK RI No 1076/MENKES/SK/VII/2003) Pengobat Tradisional Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) Surat Izin Pengobat Tradisional (SIPT) Daftar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat Rekomendasi - Pengobat tradisional supranatural : Kejaksaan Kabupaten/Kota - Pengobat pendekatan agama: Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota (pasal 4) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Penapisan: - Faktor pemanfaatan pengobatan tradisional - Faktor sistem/cara/ilmu pengobat tradisional - Faktor Pengembangan
  • 29. PENYELENGGARAAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI MASYARAKAT (KMK RI No1076/MENKES/SK/VII/2003) Pasal 4 rekomendasi Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota setempat, untuk mencegah adanya keresahan masyarakat tentang aliran sesat Pasal 9-11 Pengobat tradisional dilakukan uji kompetensi ( baru akupunturis) dan diikutsertakan dalam sarana pelayanan kesehatan Pasal 12-15 Semua tindakan harus mendapat persetujuan lisan atau tertulis dari pasien/keluarga. Khusus untuk tindakan pengobatan tradisional yang mengandung risiko tinggi bagi pasien harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan Pasal 16 Dalam melaksanakan pengobatannya, pengobat tradsional boleh menggunakan peralatan yang aman tetapi dilarang untuk menggunakan peralatan kedokteran atau penunjang diagnostic kedokteran Pasal 19 Pengobat tradisional harus membuat catatan status pasien dan wajib melaporkannya ke Kepala Dinkes Kabupaten/Kota setiap 4 bulan Pasal 22 Pengobat tradisional juga wajib merujuk pasien gawat darurat atau yang tidak mampu ditangani ke sarana pelayanan kesehatan Pasal 31 Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pengobatan tadisional dilakukan oleh Kadinkes Kabupaten/ Kota, Kepala Puskesmas atau UPT yang ditugasi
  • 30. PENYELENGGARAAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER- ALTERNATIF DI SARANA KESEHATAN (Pemenkes RI No 1109/ MENKES/PER/IX/2007) Pasal 5 Pengobatan komplementer alternative dapat dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan jika aman, bermanfaat, bermutu dan terjangkau Pasal 10 Praktik perorangan pengobatan komplementer alternative hanya bisa dilaksanakan oleh dokter atau dokter gigi, sedangkan praktik berkelompok harus dipimpin oleh dokter atau dokter gigi Pasal 14 dokter dan dokter gigi adalah pelaksana utama pengobatan komplementer alternative, sedangkan tenaga kesehatan yang lain berfungsi membantu dokter atau dokter gigi dalam melaksanakannya
  • 31. PENYELENGGARAAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF DI SARANA KESEHATAN (Pemenkes RI No 1109/ MENKES/PER/IX/2007) Sarana pelayanan kesehatan RS pendidikan RS non pendidikan RS Khusus RS swasta praktik perorangan praktik berkelompok Puskesmas
  • 32.
  • 33. POLIKLINIK KOMPLEMENTER ALTERNATIF PASEIN POLI KOMPLEMENTER ALTERNATIF DOKTER: ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSIS/DIAGNOSIS BANDING PENATALASANAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG KONSUL POLI LAIN AKUPUNTUR PIJAT HERBAL APOTIK
  • 34. ASPEK ETIK DALAM TERAPI KOMPLEMENTER ALTERNATIF DAN TRADISIONAL (Kerry, 2003; Silva & Ludwick, 2001) • Aspek kejujuran dan integritas • Beneficience, non-maleficiance dan konsen • Conflict of interest • Justice
  • 35. TREN ISU TERAPI KOMPLEMENTER ALTERNATIF DAN TRADISIONAL Meningkatnya akses dalam informasi kesehatan Meningkatnya prevalensi dari penyakit kronis Meningkatnmya rasa membutuhkan suatu kualitas hidup Menurunnya semangat/keinginan dalam scientific breakthroughs Meningkatnya interest tentang spiritualitas Berkurang nya toleransi dalam paternalistik
  • 36. Garis besar prinsip praktik terapi komplementer menurut Curtis (2004) Menghargai otonomi pasien Menghargai etnis, umur dan status social Tingkat sensitivitas terhadap pasien harus tinggi, terkait keinginan dan penolakan terhadap terapi komplementer Berhati-hati terhadap pasien yang tidak pernah konsul ke medis terkait penyakitnya Menganjurkan pasien untuk hati-hati dalam setiap keputusannya dan tetap menjalani terapi medis konvensional Dorong pasien untuk lebih selektif dalam memilih terapi
  • 37. Daftar Pustaka 1. Breen, Kerry. Dec 2003Ethical issues in the use of complementary medicinesProQuest Research Library diakses pada 24 maret 2012 2. Curtis, P.2004. Safety Issues in Complementary & Alternative Health Care. Program on Integrative Medicine, School of Medicine,University of North Carolina 3. Depkes RI. 2010. Pengobatan Komplementer Tradisional Alternatif. Diakses dari http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=66:pengobatan-komplementer-tradisional-alternatif 4. Hilsden and Verhoef. (1999). Complementary therapies: Evaluating their effectiveness in cancer. Patient Education and Counseling. 3892), 102 5. Jonas,W.B. (1998). In Complementary and Alternative Health Practice and Therapies-A Canadian Overview Prepared for Strategies and Systems for Health Directorate, Health Promotion and Programs Branch, 6. Health Canada (1999). Toronto, ON:York University Centre for Health Studies 7. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/ Menkes/ SK/VII/ 2003 Tentang penyelenggaraan Pengobatan Tradisional 8. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Hiperbarik 9. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No. HK.03.05/I/199/2010 Tentang Pedoman Kriteria Penetapan Metode Pengobatan komplementer â alternatif yang dapat diintegrasikan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 10. LaValley and Verhoef. (1995) Integrating Complementary Medicine and Health Care Services into Practice Canadian Medical Association Journal, 153(1), 45-46 11. Mary Cipriano Silva, PhD, RN, FAAN dan Ruth Ludwick, PhD, RN, C. november 2001. Ethics: Ethical Issues in Complementary/Alternative Therapies. http://www.nursingworld.org/MainMenuCategories/ANAMarketplace/ANAPeriodicals/OJIN/Columns/Ethics/EthicalIssues.htmldiakses pada 24 maret 2012 12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109/Menkes/PER/IX/2007 Tentang Peneyelenggaraan Pengobatan Komplementer alternative di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 13. Thome,S.S.(2001). Complementary and Alternative Medicine: Critical Issue of Nursing Practice and Policy. Canadian Nurse, 97 (4),27. 14. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan