SlideShare a Scribd company logo
PENGARUH PERSEPSI DAMPAK MEROKOK DAN
ATURAN LARANGAN MEROKOK TERHADAP
PERILAKU MEROKOK MAHASISWA FEBI IAIN
PALOPO
T A KD I R
KM. 21.10.015
Pembimbing : Prof. Dr. Ma’rufi
Dr. Zamli, S.KM., M.Kes
Penguji :Dr. dr. Freddy Chandra M, M.Kes
Program Magister Kesehatan Masyarakat
Tahun 2023
• Survey yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun
2009 menyebutkan bahwa 78% perokok mengaku mulai merokok
sebelum umur 19 tahun dan sepertiga dari remaja mengaku
mencoba menghisap asap rokok pertama kali sebelum umur 10
tahun (Fact Sheet TCSC, 2012).
• Data dari Global Youth Tobacco Survey tahun 2014 menunjukkan
bahwa 35% remaja putra dan 3% remaja putri dengan umur 13-15
tahun di Indonesia adalah perokok, tiga dari lima remajayang
merokok membeli rokok di toko dan warung pinggir jalan serta tiga
dari lima remaja terpapar asap rokok di tempat umum (Fact Sheet
GYTS, 2014).
• Peningkatan prevalensi konsumsi tembakau di daerah perkotaan
lebih tinggi daripada di daerah pedesaan (11,2% berbanding 9,4%)
dalam 18 tahun terakhir (1995-2013) (Fakta Tembakau, 2014).
• Peningkatan jumlah perokok aktif secara tidak langsung
meningkatkan jumlah perokok pasif atau yang disebut secondhand
smoker. Sebesar 85% rumah tangga terpapar asap rokok dan 81%
anak muda terpapar asap rokok di tempat umum dan 65%
terpapar di rumah masing-masing (Riskesdas, 2013).
Pendahuluan
Pendahuluan
• Keterpaparan asap rokok yang terus-menerus, akan berdampak
pada peningkatan perokok pasif. Salah satu pengendalian untuk
menurunkan angka perokok pasif yaitu dengan dibuatkannya
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) atau Kawasan Bebas Rokok
sesuai dengan amanat yang tercantum dalam UU No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan yang kemudian diikuti oleh Peraturan
Pemerintah RI No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi
Kesehatan. Peraturan terbaru dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa
Rokok di Lingkungan Sekolah.
• Meskipun terdapat peraturan dilarang merokok, faktanya masih
saja didapati mahasiswa yang merokok di lingkungan kampus
terutama di kantin atau didepan kelas dan di susdut kampus
secara diam-diam. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
untuk meneliti “Hubungan Presepsi Dampak Merokok Terhadap
Kesehatan dan Aturan Merokok Dalam Syariat Islam Terhadap
Perilaku Merokok Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri
Palopo
• ”.
• Undang-Undang Kesehatan No.
36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Pasal 115 Ayat (1)
Kawasan Tanpa Rokok antara lain:
Fasilitas pelayanan kesehatan;
Tempat proses belajar mengajar;
Tempat anak bermain; Angkutan
umum; Tempat kerja; dan
Tempat umum dan tempat lain
yang ditetapkan.
Mengetahui Presepsi Dampak Merokok Terhadap
Kesehatan dan Aturan Merokok Terhadap Perilaku
Merokok Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palopo
Tujuan
Khusus
Tujuan
Umum
• Mengetahui gambaran faktor pemungkin (ketersediaan dan keterjangkauan
rokok)
• Mengetahui gambaran faktor penguat (keterpaparan iklan rokok, keterpaparan
media pengendalian tembakau, perilaku merokok teman sebaya,
pegawai/dosen yang merokok, keluarga yang merokok dan pelaksanaan KTR)
• Mengetahui hubungan antara faktor predisposisi dengan perilaku merokok
mahasiswa
• Mengetahui hubungan antara aturan kampus dengan perilaku merokok
mahasiswa
Rumusan
Masalah
• a. Bagaimana pengaruh persepsi dampak merokok terhadap perilaku
merokok mahasiswa FEBI IAIN Palopo?
• b. Bagaimana pengaruh larangan merokok terhadap perilaku merokok
mahasiswa FEBI IAIN Palopo?
• c. Apakah persepsi merokok dan aturan larangan berpengaruh singnifikan
terhadap perilaku merokok mahasiswa IAIN Palopo?
Hubungan Presepsi Dampak Merokok
Terhadap Kesehatan dan Aturan Merokok Dalam Syariat Islam
Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palopo
Perilaku Merokok Mahasiswa
Penyebab
pergaulan keluarga ada yg
merokok
malu jika tidak merokok tidak nyaman jika
tidak merokok
tidak focus jika
tidak merokok
rokok mudah
didapat
terlihat keren
jika merokok
akibat merokok
belum terasa
tidak ada penerapan
aturan tegas
larangan merokok
beberapa dosen
juga merokok
merasa lebih dewasa
jika merokok
Akibat
Kesehatan terganggu
nafas menjadi berbau
finansial berkurang
tidak focus belajar
mengabaikan syariat
agama
berbohong kepada
keluarga
emosi jika tidak
merokok
Konsep Health Belief Model memberikan gambaran bahwa terdapat 5 variabel independen
yang diteliti utnuk dilihat hubungan dengan variabel dependen.
1. Kerentanan yang dirasakan (Perceived Susceptibility). 2.Keparahan yang dirasakan (Perceived
Severity). 3. Isyarat untuk melakukan tindakan (Cues to action). 4. Manfaat yang dirasakan
(Perceived Benefits). 5. Hambatan yang dirasakan (Perceived Barriers). Persepsi hambatan
menggambarkan beberapa kendala yang dirasa oleh subjek penelitian. Instrumen penelitian ini
akan menggambarkan bentuk persetujuan pada hambatan-hambatan. Persepsi hambatan
dikategorikan menjadi tidak hambatan, cukup menjadi hambatan, dan hambatan.
Kerangka Konsep Penelitian
Metode
Penelitian
• Penelitian menggunakan Penelitian ini merupakan penelitian survei
analitik dengan desain penelitian cross sectional study, Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis perilaku para perokok aktif
menggunakan konsep dari Health Belief Model
• Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FEBI
Angkatan 2022,
• Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan
snowball sampling . pengambilan berdasarkan kirteria tertentu, adalah
siapa saja yang secara kebutulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, namun orang yang kebetulan tersebut harus
memiliki kriteria peneliti..
• Penelitian ini menggunakan analisis statistic deskriptif dan
inferensial dalam mengolah hasil penelitian
Hasil Penelitian
4.2.1 Tabel Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Persepsi Dampak
Merokok
115 15 25 21.42 2.467
Aturan Larangan Merokok 115 11 30 21.16 4.469
Perilaku Merokok 115 10 56 20.83 5.035
Valid N (listwise) 115
Presepsi dampak merokok berada dalam kategori baik dengan nilai 21.42. Variable
aturan larangan merokok memiliki nilai rata-rata sebesar 21.16 juga berada pada
kategori baik. hal ini merupakan hasil dari jawaban pertanyaan bahwa perokok
mengikuti trend yang dilakukan teman kelompok supaya dianggap solid yang
Sebagian besar memiliki nilai 78% atau sebanyak 89 orang, Untuk variable perilaku
merokok dengan nilai rata-rata sebesar 20.83 yang berarti berada pada kategori
baik pula. hal ini merupakan hasil dari jawaban pertanyaan perokok berisiko
sangat mudah terkena penyakit kanker, jantung, dan impotensi yang Sebagian
besar memiliki nilaii 76% atau sebanyak 87 orang.
Analisis Deskriptif
Hasil Penelitian
Diperoleh nilai signifikan sebesar 0,276 jika dibandingkan dengan
nilai probabilitas 0,05 nilai signifikan lebih besar dari nilai
probabilitas (0,276 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa data
yang diuji dalam variable persepsi dampak merokok dan aturan
larangan merokok terhadap perilaku merokok mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palopo berdistribusi secara normal
Uji Normalitas Data
Keterangan Asymp. Sig. (2-tailed)
Normalitas Data .276c,d
Hasil Penelitian
Nilai deviation from linearity sig. sebesar 0.351 lebih besar dari
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara
signifikan antara persepsi dampak merokok (X1) dan aturan
larangan merokok (X2) terhadap perilaku merokok (Y).
Uji Linearitas
Variabel Keterangan Sig
Persepsi dampak
merokok*Aturan Larangan
Merokok*Perilaku Merokok
Devistion From Linearity 0.351
Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel diketahui nilai Tolerance pada variable persepsi dampak
merokok (x1) sebesar 1.172 dan variable aturan larangan merokok (x2) sebesar
1.172 lebih besar dari 0,10 atau (1.172 > 0,10), maka tarik kesimpulan bahwa tidak
terjadi gejala multi kolonieritas antara variable persepsi dampak merokok dan
aturan larangan merokok.
Uji Multiklonieritas
Variabel
Colinearity Statistic
Tolerance VIF
Persepsi dampak merokok 0.853 1.172
Aturan Larangan Merokok 0.863 1.172
Hasil Penelitian
a. Konstanta sebesar 1.330; artinya jika persepsi dampak merokok (X1) dan
aturan dampak merokok (X2) nilainya 0, maka perilaku merokok (Y) nilainya
positif yaitu sebesar 1.330.
b. Koefisien regresi persepsi dampak merokok (X1) sebesar positif 0.386. jika
persepsi dampak merokok (X1) mengalami kenaikan nilai 1, maka perilaku
merokok (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.386. koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan postif antara persepsi larangan merokok (X1)
terhadap perilaku merokok (Y).
c. Koefisian regresi aturan larangan merokok (X2) sebesar positif 0.351 jika
aturan larangan merokok (X2) mengalami kenaikan nilai 1, maka perilaku
merokok (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.531. koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan postif antara aturan larangan merokok (X2)
terhadap perilaku merokok (Y).
Analisis Linear Regresi Berganda
Variable
Keterangan
B Sig
Konstanta 1.330 0.702
Persepsi Dampak Merokok 0.386 0.026
Aturan larangan merokok 0.531 0.000
Hasil Penelitian
Didapatkan nilai signifikan persepsi dampak merokok (X1) sebesar 0.026
dan nilai signifikan aturan larangan merokok 0.000 nilai tersebut
menunjukkan kurang dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 di terima.
Sehingga dapat diartikan bahwa persepi dampak merokok dan aturan
larangan merokok (X2) berpengaruh postif dan signifikan terhadap
perilaku merokok (Y).
Uji Parsial
Variable
Keterangan
B Sig
Konstanta 1.330 0.702
Persepsi dampak merokok 0.386 0.026
Aturan larangan merokok 0.531 0.000
Hasil Penelitian
Nilai singnifikan regression sebesar 0.000. nilai tersebut
menunjukkan kurang dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Maka dapat diartikan bahwa secara simultan persepsi dampak
merokok dan aturan larangan merokok berpengaruh postif dan
signifikan terhadap perilaku merokok (Y)
Uji Simultas
Model Sig
Regression 0.000
Hasil Penelitian
Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.614. besarnya
angka koefisien determinasi (R Square) 0.614 atau sama dengan
61,4%. Angka tersebut mengartikan bahwa variable persepsi
dampak merokok dan aturan larangan merokok menjelaskan
variasi variable perilaku merokok sebesar 61,4%. Sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variable lain diluar model regresi ini.
Koefisien Diterminan
Model R R Square
1 .784a .614
1 Persepsi Dampak Merokok Terhadap Perilaku Merokok
Secara parsial variable persepsi dampak merokok berpengaruh positif dan signifikan
sebesar 0.386 terhadap perilaku merokok mahasiswa IAIN Palopo. Karena
mayoritas responden menjawab sangat setuju pada pernyataan merokok
dapat menenangkan jiwa dan menghilangkan kecemasan yang Sebagian
besar memiliki nilai sebasar 80% atau sebanyak 92 orang
2 Aturan Larangan Merokok Terhadap Perilaku Merokok
Secara parsial variable aturan larangan merokok terhadap perilaku merokok
berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0.531 terhadap perilaku merokok
mahasiswa IAIN Palopo karena mayoritas responden menjawab sangat
setuju pada pernyataan perokok mengikuti trend yang dilakukan teman
kelompok supaya dianggap solid yang Sebagian besar memiliki nilai 78%
atau sebanyak 89 orang
3 Persepsi Dampak Merokok dan Aturan Larangan Merokok
Terhadap Perilaku Merokok
Secara simultan variable persepsi dampak merokok dan aturan larangan merokok
perpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku meroko mahasiswa
IAIN Palopo sebesar 61.4%.
Kesimpulan
•Terima Kasih
Pergi ke pasar, pasar karetan
Jangan lupa membeli papaya.
Cukup sekian presentasi saya.
Saya mohon arahan dan petunjuknya.

More Related Content

Similar to Ppt..ppt

Data perokok di indonesia
Data perokok di indonesiaData perokok di indonesia
Data perokok di indonesia
Sarrah Nadia
 
Rokok
RokokRokok
KTR MASOHNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNI.pptx
KTR MASOHNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNI.pptxKTR MASOHNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNI.pptx
KTR MASOHNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNI.pptx
Irhariandi20
 
Konseling-Berhenti-Merokok.ppt
Konseling-Berhenti-Merokok.pptKonseling-Berhenti-Merokok.ppt
Konseling-Berhenti-Merokok.ppt
ssuserfbd867
 
Konseling-Berhenti-Merokok(1).ppt
Konseling-Berhenti-Merokok(1).pptKonseling-Berhenti-Merokok(1).ppt
Konseling-Berhenti-Merokok(1).ppt
PoppyRSkmMSi
 
Studi Kualitatif Fenomenologi mengenai Konsep Diri Perokok Berhijab
Studi Kualitatif Fenomenologi mengenai Konsep Diri Perokok BerhijabStudi Kualitatif Fenomenologi mengenai Konsep Diri Perokok Berhijab
Studi Kualitatif Fenomenologi mengenai Konsep Diri Perokok Berhijab
Communication Management
 
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Septian Muna Barakati
 
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Septian Muna Barakati
 
2. SBB_Sosialisasi Skrining Merokok Anak Sekolah.pptx (1).pptx
2. SBB_Sosialisasi Skrining Merokok Anak Sekolah.pptx (1).pptx2. SBB_Sosialisasi Skrining Merokok Anak Sekolah.pptx (1).pptx
2. SBB_Sosialisasi Skrining Merokok Anak Sekolah.pptx (1).pptx
Irhariandi20
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
NajMah Usman
 
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptxUpaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
Khairul Ummi
 
Konseling berhenti merokok
Konseling berhenti merokokKonseling berhenti merokok
Konseling berhenti merokok
riyan atmoko
 
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
sakuramochi
 
metode ilmiah tentang rokok
metode ilmiah tentang rokokmetode ilmiah tentang rokok
metode ilmiah tentang rokok
Nia Teresniati
 
Henny Karmila_TUGAS EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN(1).pptx
Henny Karmila_TUGAS EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN(1).pptxHenny Karmila_TUGAS EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN(1).pptx
Henny Karmila_TUGAS EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN(1).pptx
HennyKarmila
 
Selenium Sperma Pada Pria Perokok
Selenium Sperma Pada Pria PerokokSelenium Sperma Pada Pria Perokok
Selenium Sperma Pada Pria Perokok
Klinik Andrologi dr. Anton Darsono Wongso, SpAnd
 
Upaya berhenti merokok
Upaya berhenti merokokUpaya berhenti merokok
Upaya berhenti merokok
NyomanAryaAdiWangsa
 
PPT Fathurozak Semprop.PPTX
PPT Fathurozak Semprop.PPTXPPT Fathurozak Semprop.PPTX
PPT Fathurozak Semprop.PPTX
Dion375907
 
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokokJurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
nrukmana rukmana
 

Similar to Ppt..ppt (20)

Data perokok di indonesia
Data perokok di indonesiaData perokok di indonesia
Data perokok di indonesia
 
Rokok
RokokRokok
Rokok
 
KTR MASOHNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNI.pptx
KTR MASOHNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNI.pptxKTR MASOHNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNI.pptx
KTR MASOHNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNI.pptx
 
Konseling-Berhenti-Merokok.ppt
Konseling-Berhenti-Merokok.pptKonseling-Berhenti-Merokok.ppt
Konseling-Berhenti-Merokok.ppt
 
Konseling-Berhenti-Merokok(1).ppt
Konseling-Berhenti-Merokok(1).pptKonseling-Berhenti-Merokok(1).ppt
Konseling-Berhenti-Merokok(1).ppt
 
Studi Kualitatif Fenomenologi mengenai Konsep Diri Perokok Berhijab
Studi Kualitatif Fenomenologi mengenai Konsep Diri Perokok BerhijabStudi Kualitatif Fenomenologi mengenai Konsep Diri Perokok Berhijab
Studi Kualitatif Fenomenologi mengenai Konsep Diri Perokok Berhijab
 
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
 
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
 
2. SBB_Sosialisasi Skrining Merokok Anak Sekolah.pptx (1).pptx
2. SBB_Sosialisasi Skrining Merokok Anak Sekolah.pptx (1).pptx2. SBB_Sosialisasi Skrining Merokok Anak Sekolah.pptx (1).pptx
2. SBB_Sosialisasi Skrining Merokok Anak Sekolah.pptx (1).pptx
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
 
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptxUpaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
 
Konseling berhenti merokok
Konseling berhenti merokokKonseling berhenti merokok
Konseling berhenti merokok
 
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
 
metode ilmiah tentang rokok
metode ilmiah tentang rokokmetode ilmiah tentang rokok
metode ilmiah tentang rokok
 
Henny Karmila_TUGAS EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN(1).pptx
Henny Karmila_TUGAS EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN(1).pptxHenny Karmila_TUGAS EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN(1).pptx
Henny Karmila_TUGAS EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN(1).pptx
 
Selenium Sperma Pada Pria Perokok
Selenium Sperma Pada Pria PerokokSelenium Sperma Pada Pria Perokok
Selenium Sperma Pada Pria Perokok
 
Upaya berhenti merokok
Upaya berhenti merokokUpaya berhenti merokok
Upaya berhenti merokok
 
PPT Fathurozak Semprop.PPTX
PPT Fathurozak Semprop.PPTXPPT Fathurozak Semprop.PPTX
PPT Fathurozak Semprop.PPTX
 
Praktikum 2
Praktikum 2Praktikum 2
Praktikum 2
 
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokokJurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
IrfanAudah1
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Andre664723
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 

Ppt..ppt

  • 1. PENGARUH PERSEPSI DAMPAK MEROKOK DAN ATURAN LARANGAN MEROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK MAHASISWA FEBI IAIN PALOPO T A KD I R KM. 21.10.015 Pembimbing : Prof. Dr. Ma’rufi Dr. Zamli, S.KM., M.Kes Penguji :Dr. dr. Freddy Chandra M, M.Kes Program Magister Kesehatan Masyarakat Tahun 2023
  • 2. • Survey yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2009 menyebutkan bahwa 78% perokok mengaku mulai merokok sebelum umur 19 tahun dan sepertiga dari remaja mengaku mencoba menghisap asap rokok pertama kali sebelum umur 10 tahun (Fact Sheet TCSC, 2012). • Data dari Global Youth Tobacco Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa 35% remaja putra dan 3% remaja putri dengan umur 13-15 tahun di Indonesia adalah perokok, tiga dari lima remajayang merokok membeli rokok di toko dan warung pinggir jalan serta tiga dari lima remaja terpapar asap rokok di tempat umum (Fact Sheet GYTS, 2014). • Peningkatan prevalensi konsumsi tembakau di daerah perkotaan lebih tinggi daripada di daerah pedesaan (11,2% berbanding 9,4%) dalam 18 tahun terakhir (1995-2013) (Fakta Tembakau, 2014). • Peningkatan jumlah perokok aktif secara tidak langsung meningkatkan jumlah perokok pasif atau yang disebut secondhand smoker. Sebesar 85% rumah tangga terpapar asap rokok dan 81% anak muda terpapar asap rokok di tempat umum dan 65% terpapar di rumah masing-masing (Riskesdas, 2013). Pendahuluan
  • 3. Pendahuluan • Keterpaparan asap rokok yang terus-menerus, akan berdampak pada peningkatan perokok pasif. Salah satu pengendalian untuk menurunkan angka perokok pasif yaitu dengan dibuatkannya Kawasan Tanpa Rokok (KTR) atau Kawasan Bebas Rokok sesuai dengan amanat yang tercantum dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang kemudian diikuti oleh Peraturan Pemerintah RI No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Peraturan terbaru dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah. • Meskipun terdapat peraturan dilarang merokok, faktanya masih saja didapati mahasiswa yang merokok di lingkungan kampus terutama di kantin atau didepan kelas dan di susdut kampus secara diam-diam. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan Presepsi Dampak Merokok Terhadap Kesehatan dan Aturan Merokok Dalam Syariat Islam Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palopo • ”. • Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 115 Ayat (1) Kawasan Tanpa Rokok antara lain: Fasilitas pelayanan kesehatan; Tempat proses belajar mengajar; Tempat anak bermain; Angkutan umum; Tempat kerja; dan Tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
  • 4. Mengetahui Presepsi Dampak Merokok Terhadap Kesehatan dan Aturan Merokok Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palopo Tujuan Khusus Tujuan Umum • Mengetahui gambaran faktor pemungkin (ketersediaan dan keterjangkauan rokok) • Mengetahui gambaran faktor penguat (keterpaparan iklan rokok, keterpaparan media pengendalian tembakau, perilaku merokok teman sebaya, pegawai/dosen yang merokok, keluarga yang merokok dan pelaksanaan KTR) • Mengetahui hubungan antara faktor predisposisi dengan perilaku merokok mahasiswa • Mengetahui hubungan antara aturan kampus dengan perilaku merokok mahasiswa Rumusan Masalah • a. Bagaimana pengaruh persepsi dampak merokok terhadap perilaku merokok mahasiswa FEBI IAIN Palopo? • b. Bagaimana pengaruh larangan merokok terhadap perilaku merokok mahasiswa FEBI IAIN Palopo? • c. Apakah persepsi merokok dan aturan larangan berpengaruh singnifikan terhadap perilaku merokok mahasiswa IAIN Palopo?
  • 5. Hubungan Presepsi Dampak Merokok Terhadap Kesehatan dan Aturan Merokok Dalam Syariat Islam Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palopo Perilaku Merokok Mahasiswa Penyebab pergaulan keluarga ada yg merokok malu jika tidak merokok tidak nyaman jika tidak merokok tidak focus jika tidak merokok rokok mudah didapat terlihat keren jika merokok akibat merokok belum terasa tidak ada penerapan aturan tegas larangan merokok beberapa dosen juga merokok merasa lebih dewasa jika merokok Akibat Kesehatan terganggu nafas menjadi berbau finansial berkurang tidak focus belajar mengabaikan syariat agama berbohong kepada keluarga emosi jika tidak merokok
  • 6. Konsep Health Belief Model memberikan gambaran bahwa terdapat 5 variabel independen yang diteliti utnuk dilihat hubungan dengan variabel dependen. 1. Kerentanan yang dirasakan (Perceived Susceptibility). 2.Keparahan yang dirasakan (Perceived Severity). 3. Isyarat untuk melakukan tindakan (Cues to action). 4. Manfaat yang dirasakan (Perceived Benefits). 5. Hambatan yang dirasakan (Perceived Barriers). Persepsi hambatan menggambarkan beberapa kendala yang dirasa oleh subjek penelitian. Instrumen penelitian ini akan menggambarkan bentuk persetujuan pada hambatan-hambatan. Persepsi hambatan dikategorikan menjadi tidak hambatan, cukup menjadi hambatan, dan hambatan.
  • 8. Metode Penelitian • Penelitian menggunakan Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan desain penelitian cross sectional study, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku para perokok aktif menggunakan konsep dari Health Belief Model • Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FEBI Angkatan 2022, • Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling . pengambilan berdasarkan kirteria tertentu, adalah siapa saja yang secara kebutulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, namun orang yang kebetulan tersebut harus memiliki kriteria peneliti.. • Penelitian ini menggunakan analisis statistic deskriptif dan inferensial dalam mengolah hasil penelitian
  • 9. Hasil Penelitian 4.2.1 Tabel Analisis Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Persepsi Dampak Merokok 115 15 25 21.42 2.467 Aturan Larangan Merokok 115 11 30 21.16 4.469 Perilaku Merokok 115 10 56 20.83 5.035 Valid N (listwise) 115 Presepsi dampak merokok berada dalam kategori baik dengan nilai 21.42. Variable aturan larangan merokok memiliki nilai rata-rata sebesar 21.16 juga berada pada kategori baik. hal ini merupakan hasil dari jawaban pertanyaan bahwa perokok mengikuti trend yang dilakukan teman kelompok supaya dianggap solid yang Sebagian besar memiliki nilai 78% atau sebanyak 89 orang, Untuk variable perilaku merokok dengan nilai rata-rata sebesar 20.83 yang berarti berada pada kategori baik pula. hal ini merupakan hasil dari jawaban pertanyaan perokok berisiko sangat mudah terkena penyakit kanker, jantung, dan impotensi yang Sebagian besar memiliki nilaii 76% atau sebanyak 87 orang. Analisis Deskriptif
  • 10. Hasil Penelitian Diperoleh nilai signifikan sebesar 0,276 jika dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05 nilai signifikan lebih besar dari nilai probabilitas (0,276 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa data yang diuji dalam variable persepsi dampak merokok dan aturan larangan merokok terhadap perilaku merokok mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palopo berdistribusi secara normal Uji Normalitas Data Keterangan Asymp. Sig. (2-tailed) Normalitas Data .276c,d
  • 11. Hasil Penelitian Nilai deviation from linearity sig. sebesar 0.351 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara persepsi dampak merokok (X1) dan aturan larangan merokok (X2) terhadap perilaku merokok (Y). Uji Linearitas Variabel Keterangan Sig Persepsi dampak merokok*Aturan Larangan Merokok*Perilaku Merokok Devistion From Linearity 0.351
  • 12. Hasil Penelitian Berdasarkan tabel diketahui nilai Tolerance pada variable persepsi dampak merokok (x1) sebesar 1.172 dan variable aturan larangan merokok (x2) sebesar 1.172 lebih besar dari 0,10 atau (1.172 > 0,10), maka tarik kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala multi kolonieritas antara variable persepsi dampak merokok dan aturan larangan merokok. Uji Multiklonieritas Variabel Colinearity Statistic Tolerance VIF Persepsi dampak merokok 0.853 1.172 Aturan Larangan Merokok 0.863 1.172
  • 13. Hasil Penelitian a. Konstanta sebesar 1.330; artinya jika persepsi dampak merokok (X1) dan aturan dampak merokok (X2) nilainya 0, maka perilaku merokok (Y) nilainya positif yaitu sebesar 1.330. b. Koefisien regresi persepsi dampak merokok (X1) sebesar positif 0.386. jika persepsi dampak merokok (X1) mengalami kenaikan nilai 1, maka perilaku merokok (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.386. koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan postif antara persepsi larangan merokok (X1) terhadap perilaku merokok (Y). c. Koefisian regresi aturan larangan merokok (X2) sebesar positif 0.351 jika aturan larangan merokok (X2) mengalami kenaikan nilai 1, maka perilaku merokok (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.531. koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan postif antara aturan larangan merokok (X2) terhadap perilaku merokok (Y). Analisis Linear Regresi Berganda Variable Keterangan B Sig Konstanta 1.330 0.702 Persepsi Dampak Merokok 0.386 0.026 Aturan larangan merokok 0.531 0.000
  • 14. Hasil Penelitian Didapatkan nilai signifikan persepsi dampak merokok (X1) sebesar 0.026 dan nilai signifikan aturan larangan merokok 0.000 nilai tersebut menunjukkan kurang dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 di terima. Sehingga dapat diartikan bahwa persepi dampak merokok dan aturan larangan merokok (X2) berpengaruh postif dan signifikan terhadap perilaku merokok (Y). Uji Parsial Variable Keterangan B Sig Konstanta 1.330 0.702 Persepsi dampak merokok 0.386 0.026 Aturan larangan merokok 0.531 0.000
  • 15. Hasil Penelitian Nilai singnifikan regression sebesar 0.000. nilai tersebut menunjukkan kurang dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat diartikan bahwa secara simultan persepsi dampak merokok dan aturan larangan merokok berpengaruh postif dan signifikan terhadap perilaku merokok (Y) Uji Simultas Model Sig Regression 0.000
  • 16. Hasil Penelitian Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.614. besarnya angka koefisien determinasi (R Square) 0.614 atau sama dengan 61,4%. Angka tersebut mengartikan bahwa variable persepsi dampak merokok dan aturan larangan merokok menjelaskan variasi variable perilaku merokok sebesar 61,4%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variable lain diluar model regresi ini. Koefisien Diterminan Model R R Square 1 .784a .614
  • 17. 1 Persepsi Dampak Merokok Terhadap Perilaku Merokok Secara parsial variable persepsi dampak merokok berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0.386 terhadap perilaku merokok mahasiswa IAIN Palopo. Karena mayoritas responden menjawab sangat setuju pada pernyataan merokok dapat menenangkan jiwa dan menghilangkan kecemasan yang Sebagian besar memiliki nilai sebasar 80% atau sebanyak 92 orang 2 Aturan Larangan Merokok Terhadap Perilaku Merokok Secara parsial variable aturan larangan merokok terhadap perilaku merokok berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0.531 terhadap perilaku merokok mahasiswa IAIN Palopo karena mayoritas responden menjawab sangat setuju pada pernyataan perokok mengikuti trend yang dilakukan teman kelompok supaya dianggap solid yang Sebagian besar memiliki nilai 78% atau sebanyak 89 orang 3 Persepsi Dampak Merokok dan Aturan Larangan Merokok Terhadap Perilaku Merokok Secara simultan variable persepsi dampak merokok dan aturan larangan merokok perpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku meroko mahasiswa IAIN Palopo sebesar 61.4%. Kesimpulan
  • 18. •Terima Kasih Pergi ke pasar, pasar karetan Jangan lupa membeli papaya. Cukup sekian presentasi saya. Saya mohon arahan dan petunjuknya.