KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
Ringkasan dokumen ini adalah sebagai berikut:
1) Dokumen ini membahas tentang tingkat keberhasilan penetasan telur penyu hijau di beberapa pulau di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
2) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan penetasan berdasarkan karakteristik pantai di tiga pulau.
3) Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi untuk evaluasi pengelolaan sumber daya
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Ekosistem terumbu karang dan padang lamun merupakan sumber daya alam penting di Indonesia yang memiliki peran ekologis dan ekonomi. Namun, ekosistem ini terancam kerusakan akibat aktivitas manusia seperti penangkapan ikan berlebih dan pengeboman serta faktor alam seperti pemanasan global. Upaya pelestarian sedang dilakukan melalui regulasi hukum dan rehabilitasi ekosistem.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
Ringkasan dokumen ini adalah sebagai berikut:
1) Dokumen ini membahas tentang tingkat keberhasilan penetasan telur penyu hijau di beberapa pulau di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
2) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan penetasan berdasarkan karakteristik pantai di tiga pulau.
3) Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi untuk evaluasi pengelolaan sumber daya
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Ekosistem terumbu karang dan padang lamun merupakan sumber daya alam penting di Indonesia yang memiliki peran ekologis dan ekonomi. Namun, ekosistem ini terancam kerusakan akibat aktivitas manusia seperti penangkapan ikan berlebih dan pengeboman serta faktor alam seperti pemanasan global. Upaya pelestarian sedang dilakukan melalui regulasi hukum dan rehabilitasi ekosistem.
Praktikum ekologi perairan dilaksanakan untuk mempelajari ekosistem mangrove, lamun, dan bentos di Pulau Pasaran dan Pantai Ketapang. Jenis mangrove yang ditemukan adalah Avicennia marina dan Rhizopora dengan kerapatan tertinggi 6,6. Satu spesies lamun, Enhalus acoroides, ditemukan dengan VMR 176,48. Enam jenis bentos ditemukan dengan dominansi rendah.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pusat pengumpulan ikan. Jenis dan jumlah ikan yang terkait bergantung pada faktor lingkungan dan perilaku ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur asosiasi dan faktor yang mempengaruhi ikan di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung.
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat ekologi dan ekonomi terumbu karang serta faktor-faktor yang mengancam kelestariannya. Terumbu karang memiliki peran penting sebagai habitat dan sumber daya alam yang mendukung keanekaragaman hayati dan mata pencaharian masyarakat pesisir. Namun, terumbu karang di Indonesia saat ini terancam oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, polusi, dan praktik penangkapan i
Teks tersebut merangkum hasil penelitian struktur komunitas dan biomassa rumput laut di perairan Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, Sulawesi Utara. Penelitian menemukan tujuh spesies rumput laut dengan biomassa tertinggi pada Enhalus acoroides. Kepadatan dan keanekaragaman spesies berbeda di setiap lokasi pengambilan sampel."
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) di karamba jaring apung. Ikan kuwe merupakan salah satu jenis ikan hias laut yang memiliki pertumbuhan cepat dan potensi untuk dikembangkan secara budidaya. Dokumen tersebut menjelaskan biologi, karakteristik, dan teknik budidaya ikan kuwe.
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Mujiyanto -
Ekosistem lamun sangat berperan dalam kelangsungan hidup juvenil ikan, dimana padang lamun sebagai daerah asuhan (nursery ground) merupakan tempat yang tepat bagi biota-biota laut yang masih muda atau masih dalam tahap juvenil untuk bertahan hidup. Kelimpahan dan struktur komunitas juvenile ikan pada ekosistem lamun dapat berubah-ubah menurut waktu, dan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas juvenil ikan di padang lamun pada kawasan perairan Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada bulan Juni, September dan Desember 2012 (Musim Timur, Peralihan dan Barat). Pengambilan sampel juvenil ikan diambil dengan small beam trawl di lima stasiun penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling method. Selanjutnya pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek kuadran 1x1 meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa juvenil ikan di padang lamun dalam 3 kali sampling berhasil didapat 683 individu, terdiri dari 16 famili dengan 42 spesiesi. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,25-4,74 dimana indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun Pulau Kembar sbesar 4,74 dengan 15 spesies. Hal ini juga didukung oleh persentase penutupan lamun tertinggi di stasiun Pulau Kembar sebesar 99,80 %.
Makalah ini membahas tentang konservasi penyu di Indonesia. Terdapat 6 jenis penyu di Indonesia yaitu penyu hijau, sisik, lekang, belimbing, pipih, dan tempayan. Penyu memiliki siklus hidup yang panjang dan bertelur di pantai. Ancaman terhadap penyu antara lain perburuan, kerusakan habitat, dan polusi. Upaya konservasi penyu meliputi pengawasan perlindungan, tidak mengkonsumsi dan memburu penyu secara illegal, serta melak
Ikan karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal.
Dokumen tersebut membahas struktur komunitas terumbu karang di kawasan wisata Lovina, Bali. Terumbu karang di kawasan tersebut umumnya berupa terumbu penghalang yang tersebar di beberapa titik. Kondisi karang hidup berkisar antara 18-44% dengan kategori buruk hingga sedang. Komunitas karang terdiri atas berbagai jenis karang dan hewan laut.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asosiasi ikan target di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung di Selat Lembeh Kota Bitung. Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pencari makan bagi berbagai jenis ikan. Faktor lingkungan seperti jenis ikan dan perilaku ikan mempengaruhi jumlah dan jenis ikan yang diamati di se
Praktikum ekologi perairan dilaksanakan untuk mempelajari ekosistem mangrove, lamun, dan bentos di Pulau Pasaran dan Pantai Ketapang. Jenis mangrove yang ditemukan adalah Avicennia marina dan Rhizopora dengan kerapatan tertinggi 6,6. Satu spesies lamun, Enhalus acoroides, ditemukan dengan VMR 176,48. Enam jenis bentos ditemukan dengan dominansi rendah.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pusat pengumpulan ikan. Jenis dan jumlah ikan yang terkait bergantung pada faktor lingkungan dan perilaku ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur asosiasi dan faktor yang mempengaruhi ikan di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung.
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat ekologi dan ekonomi terumbu karang serta faktor-faktor yang mengancam kelestariannya. Terumbu karang memiliki peran penting sebagai habitat dan sumber daya alam yang mendukung keanekaragaman hayati dan mata pencaharian masyarakat pesisir. Namun, terumbu karang di Indonesia saat ini terancam oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, polusi, dan praktik penangkapan i
Teks tersebut merangkum hasil penelitian struktur komunitas dan biomassa rumput laut di perairan Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, Sulawesi Utara. Penelitian menemukan tujuh spesies rumput laut dengan biomassa tertinggi pada Enhalus acoroides. Kepadatan dan keanekaragaman spesies berbeda di setiap lokasi pengambilan sampel."
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) di karamba jaring apung. Ikan kuwe merupakan salah satu jenis ikan hias laut yang memiliki pertumbuhan cepat dan potensi untuk dikembangkan secara budidaya. Dokumen tersebut menjelaskan biologi, karakteristik, dan teknik budidaya ikan kuwe.
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Mujiyanto -
Ekosistem lamun sangat berperan dalam kelangsungan hidup juvenil ikan, dimana padang lamun sebagai daerah asuhan (nursery ground) merupakan tempat yang tepat bagi biota-biota laut yang masih muda atau masih dalam tahap juvenil untuk bertahan hidup. Kelimpahan dan struktur komunitas juvenile ikan pada ekosistem lamun dapat berubah-ubah menurut waktu, dan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas juvenil ikan di padang lamun pada kawasan perairan Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada bulan Juni, September dan Desember 2012 (Musim Timur, Peralihan dan Barat). Pengambilan sampel juvenil ikan diambil dengan small beam trawl di lima stasiun penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling method. Selanjutnya pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek kuadran 1x1 meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa juvenil ikan di padang lamun dalam 3 kali sampling berhasil didapat 683 individu, terdiri dari 16 famili dengan 42 spesiesi. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,25-4,74 dimana indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun Pulau Kembar sbesar 4,74 dengan 15 spesies. Hal ini juga didukung oleh persentase penutupan lamun tertinggi di stasiun Pulau Kembar sebesar 99,80 %.
Makalah ini membahas tentang konservasi penyu di Indonesia. Terdapat 6 jenis penyu di Indonesia yaitu penyu hijau, sisik, lekang, belimbing, pipih, dan tempayan. Penyu memiliki siklus hidup yang panjang dan bertelur di pantai. Ancaman terhadap penyu antara lain perburuan, kerusakan habitat, dan polusi. Upaya konservasi penyu meliputi pengawasan perlindungan, tidak mengkonsumsi dan memburu penyu secara illegal, serta melak
Ikan karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal.
Dokumen tersebut membahas struktur komunitas terumbu karang di kawasan wisata Lovina, Bali. Terumbu karang di kawasan tersebut umumnya berupa terumbu penghalang yang tersebar di beberapa titik. Kondisi karang hidup berkisar antara 18-44% dengan kategori buruk hingga sedang. Komunitas karang terdiri atas berbagai jenis karang dan hewan laut.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asosiasi ikan target di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung di Selat Lembeh Kota Bitung. Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pencari makan bagi berbagai jenis ikan. Faktor lingkungan seperti jenis ikan dan perilaku ikan mempengaruhi jumlah dan jenis ikan yang diamati di se
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
PPT Seminar Putri Jannati.pptx
1. Karakteristik Habitat
Bersarang Penyu Laut
Lepidochelys olivaceadi
Pantai Lhoknga, Kabupaten
Aceh Besar, Indonesia
Jurnal Ilmu Peternakan Aceh (2018) 3 (1): 25-32
DISUSUN OLEH:
PUTRI JANNATI (1906103010096)
2. 2
Pendahuluan
• Sebanyak 7 spesies penyu tercatat di seluruh dunia; Dari jumlah tersebut,
enam spesies ditemukan di perairan Indonesia, yaitu Chelonia mydas,
Eremochelys imbricate, Lepidochelys olivacea,caretta caretta, dan
Natatorepresus
• Perburuan induk dan telur penyu merupakan faktor utama penyebab
ancaman populasi penyu. Selain itu, pembangunan di kawasan pesisir
seperti pelabuhan, infrastruktur wisata pantai, dan pembangunan tanggul
pantai juga turut menyebabkan terganggunya dan menurunnya habitat
peneluran penyu.
3. Pendahuluan
• Peningkatan kematian penyu juga disebabkan oleh pencemaran laut dan
tangkapan sampingan rawai tuna. Oleh karena itu, konservasi penyu sangat
dibutuhkan. Salah satu upaya untuk mencegah penurunan populasi penyu
adalah dengan mengelola atau melestarikan tempat bertelur.
• Frekuensi penyu mendarat untuk bertelur sangat dipengaruhi oleh
karakteristik pantai, seperti kemiringan pantai, dan jenis pasir. Semakin
curam pantai semakin besar energi yang dibutuhkan penyu untuk bertelur,
selain itu luas pantai berkorelasi baik dengan luas areal yang tersedia untuk
penyu bertelur
3
4. Metode Penelitian
• Penelitian dilakukan di Pantai
Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar,
Indonesia dari bulan Januari
sampai Maret 2016. Lokasi
penelitian yang akan disurvei di
sepanjang pesisir pantai Lhoknga
kurang lebih 1 km, dibagi menjadi
4 stasiun dan setiap stasiun
memiliki luas sekitar 250 m x
lebar 20 m terdapat pada gambar
yang ada di samping.
4
5. Hasil dan Pembahasan
5
• Ada enam jenis vegetasi pantai yang tercatat selama penelitian, yaitu; Ipomoea pes-caprae,
Launaea sarmentosa, Pandanus tectorius, Terminalia catappa, Casuarinas equisetifolia,
dan Spinifex littoreus. Berdasarkan Indeks Nilai Penting menunjukkan bahwa Ipomoea pe-
caprae adalah vegetasi dominan di semua lokasi pengambilan sampel diikuti oleh Launaea
sarmentosa di mana Pandanus tectorius, Terminalia catappa, dan Spinifex littoreusare
hanya ditemukan di stasiun 1 menunjukkan stasiun 1 memiliki keanekaragaman vegetasi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi pengambilan sampel lainnya. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa total 13 penyu yang didaratkan untuk bertelur selama
penelitian, identifikasi lebih lanjut menunjukkan hanya satu jenis penyu yang didaratkan
untuk bertelur, Lepidochelysolivacea. Penyu lebih sering bertelur di stasiun 1 dibandingkan
dengan lokasi lain.
6. 6
Diskusi
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Lhoknga tergolong
landai rendah dengan ukuran pasir sedang. Pengamatan
menunjukkan bahwa penyu Lepidochelys olivacea sering mendarat
di stasiun 1. Stasiun ini memiliki keanekaragaman vegetasi pantai
dan lebar gundukan pasir yang lebih tinggi.
• kemiringan berkorelasi kuat dengan frekuensi bersarang penyu;
Namun secara umum kemiringan Pantai Lhoknga tergolong landai
dan tidak terdapat perbedaan kemiringan yang signifikan antar
lokasi.
7. Lanjutan
• Tidak ada perbedaan suhu yang signifikan di permukaan dan
di dalam sarang. Suhu sarang mempengaruhi perkembangan
embrio dan tingkat penetasan, dimana suhu optimum adalah
antara 29°C sampai 33°C. Selain itu, suhu sarang juga
mempengaruhi jatah jenis kelamin tukik (larva) penyu. Suhu
lingkungan tinggi (>30 °C) tukik menjadi betina dan suhu
rendah <30 °C untuk jantan.
7
8. Lanjutan
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyu bertelur di
daerah di atas permukaan air pasang tertinggi, kemungkinan
untuk menghindari telur terendam saat air pasang, sehingga
menurunkan tingkat penetasan. Selain itu, daerah yang
memiliki kelembapan lebih tinggi juga jarang didarati penyu,
hal ini mungkin juga terkait dengan alasan yang sama.
8
9. Kesimpulan
• Pantai Lhoknga memiliki karakteristik yang cocok untuk
tempat bertelur penyu dan penyu yang duduk di pantai
Lhoknga adalahLepidochelys olivacea. Sebanyak 13 penyu
terdeteksi bersarang di pantai Lhoknga selama penelitian,
dimana penyu sering bertelur di lokasi 1 yang memiliki
kerapatan lebih tinggi dan vegetasi pantai yang bervariasi.
9