SlideShare a Scribd company logo
Agil Wahyu Wicaksono
Elvia Rahmi M.P
Istifarwati
Naila Arum R
Umar Farooq Z
Presentasi kelompok Rekayasa Genetika
introduction
1970
restriction digestion dan ligation adalah metode yg paling
banyak digunakan pada rekonstruksi molekul DNA
rekombinan
1980-1990
ditemukannya konstruksi DNA rekombinan in vitro seperti
GATEWAY CLONING SYSTEM BY INVITROGEN
2008
ditemukan strategi cloning yang dibantu dengan enzim restriksi tipe Ils a.k.a
Ils cloning method atau golden gate cloning methods.Metode ini untuk
membuat 3 dTALEs untuk mengatifkan reporter construct
2014
Terfuchte dkkmenyempurnakan metode ini dan diuji coba ke fungi dan di
tahun yang sama Engler dkk mencoba merekonstruksi multigene unttk
transformasi tumbuhan
2016
Vad Nielssen dkk menggunakan golden gate methode untuk merakit
CRISPR gRNA expression array
Menstransfer fragment DNA dari satu
plasmid selama potongan DNA
matching (cocok) dengan restriction
sites (
Target fragmen lebih mudah, efisien
dan secara akurat menyatu dengan
vector tertentu
TALE ( transcripstion activator like receptor) 🡪
protein yang dapat disesuaikan untuk
mengatifkan gen target yang ditentukan
pengguna
introduction
Metode "gene knockout" b.
anthracis didasarkan pada
prinsip rekombinasi homolog
Metode yang biasa
digunakan untuk konstruksi
vektor homolog b. anthracis
adalah restriksi digesti dan
ligasi
terlalu banyak prosedur dan
butuh waktu lama
metode yang akan dikembangkan
untuk mempercepat proses yaitu
Golden Gate Cloning . sangat
efisien dan dapat digunakan untuk
bakteri sejenis seperti B. subtilis,
B. cereus, and B. thuringiensis
Untuk b. antracis, penggantian
gen pada beberapa lokus sudah
beberapa kali dilaporkan namun
metode yg digunakan untuk
pengagantian gen terlalu sulit dan
lama dan justru efisiensi nya
rendah
metode alternatif untuk
meningkatkannya dengan
enzyme I-SceI
metode ini sudah digunakan 2006
untuk promosi alel lalu
dikembangkan lagi pada 2015
I-Scel dapat digunakan untuk
memfasilitasi rekombinasi homolog
dan meningkatkan efisiensinya
Strain Bakteri dan Plasmid
Enzim
Primer
Konstruksi Entry Vectors
1. Amplifikasi sequence gen eag yaitu pada bagian
upstream (eagup (947 bp)) dan bagian
downstream (eagdn (811 bp)) menggunakan dua
pasang primer yang dirancang khusus yaitu
eagup_F/R dan eagdn F/R dengan genom B
.anthracis strain A16R sebagai template.
2. Amplifikasi gen resistensi spektinomisin (spcr,
1155 bp), primer spc_F/R, template plasmid
pSET4s. Masing-masing dari tiga fragmen DNA
diapit oleh dua BsaI sites.
3. Tiga fragmen yang sudah diamplifikasi tadi
(eagup, eagdn dan spc) diligasi ke pGEM-T easy
vector menggunakan T4 DNA ligase --> tiga entry
vectors yang ditunjuk masing-masing sebagai
pGEM-U, pGEM-D dan pGEM-S.
Konstruksi Acceptor Vector pKMBKI.
• Konsentrasi masing-masing plasmid
(pGEM-U, pGEM-S, pGEM-D dan
pKMBKI) diukur menggunakan
spektrofotometer NanoDrop
• Campuran reaksi terdiri dari:
1. 50 ng masing-masing vektor entry
dan vektor akseptor
2. 2,5 unit enzim BsaI
3. 2,25 unit T4 DNA ligase
4. 1 µl buffer CutSmart
5. 1 µl ATP (10 mM)
6. ddH2O hingga volume akhir 10 µl
Subkloning Entry DNA Fragment ke dalam
Vektor Akseptor pKMBKI untuk Menciptakan
Vektor Pertukaran Alel Rekombinan
• Prosedur restriksi-ligasi dengan prosedur berikut:
1. Campuran diinkubasi dalam water bath pada
suhu 37°C selama 30 menit
2. Pemanasan 50°C selama 5 menit → redigest
dan eliminasi plasmid yang masih
mengandung situs retriksi BsaI
3. Pemanasan 80°C selama 5 menit →
inaktivasi enzim retriksi dan ligase
• Produk restriksi - ligasi 5 μl ditambahkan ke 50 µl
sel DH5α
• Diinkubasi dalam ice bath selama 30 menit,
thermal shock 90 detik pada 42°C, 2 menit lagi
dalam ice bath, inkubasi 1 jam pada suhu 30°C
dengan shaker kecepatan 225 r/menit
• Seleksi klon yang sesuai → 300 µl kultur bakteri
ditempatkan pada cawan agar Luria-Bertani (LB)
yang mengandung X-Gal (40 g/ml) dan
kanamisin (50 g/ml)
• Diinkubasi 30°C semalaman
• 20 koloni putih diambil, digoreskan ke
cawan agar LB, diinkubasi 30°C selama
10 jam
• Memastikan entry DNA fragmen sudah
dimasukkan dalam vektor pKMBKI: Klon
tunggal dianalisis dengan PCR koloni
menggunakan tiga pasang primer
(eagup_F/R, eagdn_F/R dan spcin_F/R)
• Plasmid rekombinan dikonfirmasi
dengan sekuensing DNA menggunakan
ABI Prism Model 3730XL DNA analyzer
(Applied Biosystems, Carlsbad, CA, USA)
• Plasmid yang dihasilkan diberi nama
pKMUSD
Pengukuran Efek Enzim Restriksi I-SceI
pada Eliminasi Kinetik Vektor Pertukaran
Alel pKMUSD
Eliminasi Plasmid:
• B. anthracis strain A16R (pKMUSD) ditumbuhkan dalam media LB tanpa kanamisin
• A16R (pKMUSD + pSS4332) ditumbuhkan dalam media LB dengan kanamisin pada
42°C selama 12 jam
• Sampel diencerkan → diletakkan ke agar LB dengan atau tanpa spektinomisin
• Cawan diinkubasi pada suhu 30°C hingga koloni muncul
• Kedua strain dilewatkan hingga empat kali dalam media yang sama
• Tingkat eliminasi plasmid dari setiap generasi dianalisis seperti yang dijelaskan
sebelumnya (Wolfson et al., 1982)
• Vektor pKMUSD diekstrak dari DH5α dimasukkan
ke dalam dam−dcm− inang E.coli strain JM110
dengan elektroporasi (1,8 kV, 25 µF, 200 Ω)
menggunakan elektroporator Gene Pulser II (Bio-
Rad, Hercules, CA, USA ) untuk mendapatkan DNA
plasmid yang demetilasi untuk ditransform ke B.
anthracis strain A16R
• Elektroporasi sel kompeten B. anthracis strain
A16R disiapkan seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Kemudian, 5µl DNA plasmid (1 µg
dalam air) ditambahkan ke alikuot 50 µl sel
kompeten dan pulsed (2,5 kV, 25 µF, 200Ω) dalam
0,2 cm gap cuvette
• Sel-sel diresuspensi dalam 1 ml infus brain-heart
yang dilengkapi dengan 0,5% gliserol dan
diinkubasi selama 3 jam pada suhu 30°C dengan
aerasi
Delesi Gen eag dari B. anthracis
• Sel-sel yang direcovery disebarkan ke cawan agar LB yang mengandung spektinomisin.
• Koloni yang resisten terhadap spektinomisin dipilih
• Konfirmasi rekombinan pKMUSD telah dimasukkan ke B. antrachis strain A16R → PCR
dilakukan menggunakan primer pair pKSV7_F/R
• Strain kemudian dielektroporasi dengan pSS4332, yang mengandung gen yang mengkode
enzim I-SceI
• Transforman diseleksi pada suhu 30°C pada media LB yang mengandung spektinomisin dan
kanamisin
• Koloni fluoresen yang membawa pSS4332 terlihat setelah 16-20 jam
• B. anthracis mutan dibuat dengan mengganti
urutan sekuens pengkode dengan kaset spcr,
yang memberikan resistensi spektinomisin
• Transformasi dan seleksi transforman pada
B. anthracis dilakukan seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya
• Koloni tunggal A16R (pKMUSD+pSS4332)
dipindahkan ke media cair dengan kanamisin
dan diinkubasi dengan shaking selama 8 jam
pada suhu 30°C
• kemudian, kultur dipindahkan ke suhu 37°C
selama 8 jam
• Setelah dilewatkan tiga kali dalam media
yang sama, pengenceran kultur ditempatkan
pada cawan agar LB yang mengandung
spektinomisin dan kanamisin, dan diinkubasi
semalaman pada suhu 37°C.
• Setidaknya 50 koloni diskrining untuk
resistensi spektinomisin dan sensitivitas
kloramfenikol (SpcrCms)
• Koloni (SpcrCms) yang diduga telah
mengalami peristiwa rekombinasi silang ganda
divalidasi dengan analisis PCR menggunakan
tiga pasang primer, eagus_F/R, eagsd_F/ R dan
eagin_F/R, dan sekuensing DNA
• Strain dengan penggantian gen yang diinginkan
dilewatkan hingga tiga kali tanpa antibiotik
untuk memastikan hilangnya pSS4332, yang
dikonfirmasi oleh hilangnya fluoresensi
• Delesi gen eag diverifikasi lebih lanjut dengan
analisis western blot menggunakan antibodi
anti protein EA1.
• Koloni yang dihasilkan diberi nama
A16R△eag::spc
3.1. Efisiensi “Golden Gate” dalam restriksi-ligasi dan
identifikasi vektor yang mengandung rekombinan
pKMBKI E.coli DH5α
Sel yang tertransformasi berubah
menjadi biru
E.coli DH5α
+pKMBKI
Hasil restriksi-
ligase Golden
Gate
Sel yang tertransformasi berubah
menjadi putih
20 koloni
berwarna
putih
Konfirmasi dengan PCR
dengan 3 primer eagup_F/R,
eagdn_F/R dan spcin_F/R
17/20
teramplifikasi
dengan benar
untuk ketiga gen
Golden Gate Cloning System
https://www.addgene.org/kits/wittbrodt-golden-gateway/
3.2. Hilangnya efektivitas vektor allelic exchange menggunakan I-
Scel endonuklease dan verifikasi eag gene replacement dengan
spcr cassette
B. anthracis strain A16R△eag::spc, 2: B. anthracis strain
A16R. (A)
The results indicated that the eag gene was present in wild-
type strain A16R but not in A16RΔeag::spc because the eagin
fragment was only amplified in the wild-type strain.
Furthermore, two specific PCR bands were amplified by the
external primers in A16RΔeag::spc and sequencing results
were consistent with the eag gene being replaced by the
spcr gene. (B) Western blot analysis using anti-EA1
antibody revealed a specific protein band in B. anthracis
strain A16R that was not present in A16R
This protocol used the endonuclease I-SceI to cleave the
target plasmid or genomic DNA in vivo. (I) The plasmid
pSS4332 was transformed into B. anthracis containing
pKMUSD, which was then grown at a permissive
temperature. (II) pKMUSD was integrated into the
chromosome in some bacterial cells while free plasmid
also existed in many other cells. (III) The endonuclease I-
SceI expressed and cleaved the target sites on the
integrated plasmid, broke the chromosome or cleaved the
target sites on pKMUSD, and linearized it. (IV) The
chromosome was damaged by endonuclease I-SceI,
followed by recombination repair resulting in loss of the
integrated plasmid or the occurrence of homologous
recombination between linear plasmid DNA and
chromosome. (V) Both of these different pathways result
in replacement of the targeted gene (eag) by spcr cassette.
The red diamond denotes the I-SceI site.
conclusion
• Dalam penelitian ini, peneliti merekontruksi sistem cloning efisiensi tinggi
menggunakan metode Golden Gate dan memperkenalkan I-SceI site ke
dalam alel pertukaran vektor sebagai counterselection untuk meningkatkan
efisiensi rekombinasi homolog untuk gene replacement pada B. anthracis.
• Efikasi knock out vector menggunakan golden gate method lebih dari 85%
• Ekspresi enzim I-SceI endonuclease sangat berpengaruh terhadap
rekombinasi homolog
• Eag dan beberapa gen lain dari B. anthracis telah dihapus (deletion)
menggunakan teknik golden gate method
• Kombinasi Golden Gate method dan counterselectable marker dapat
mempersingkat waktu gene knock out pada B. antrachis
• Spekulasi muncul bahwa sistem konstruksi vector gene knock out dan high
efficiency targeted gene replacement yang didoorng oleg enzim I-SceI
endonuclease dapat diterapkan pada bakteri lain selain B. anthracis

More Related Content

Similar to PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
Keke Awaliyah Awaliyah
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERAulidya Habibah Adnan
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationYona Oktasari
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
ppghybrid4
 
REVIEW JURNAL
REVIEW JURNALREVIEW JURNAL
REVIEW JURNAL
Tri Setyo Ningsih
 
Jurnal club
Jurnal clubJurnal club
Jurnal club
cifasifacifa
 
Dna rekombinan
Dna rekombinanDna rekombinan
Dna rekombinan
Aji Viruz
 
Bahan Gen dan Ekspresinya
Bahan Gen dan EkspresinyaBahan Gen dan Ekspresinya
Bahan Gen dan Ekspresinya
FitriDamayanti9
 
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit TyphusKloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
Maulana Sakti
 
Asam Nukleat
Asam NukleatAsam Nukleat
Asam Nukleat
Indra Lasmana
 
Kepustakaan dna
Kepustakaan dnaKepustakaan dna
Kepustakaan dna
shovi fatimah
 
Tek. Rekom. DNA.pptx
Tek. Rekom. DNA.pptxTek. Rekom. DNA.pptx
Tek. Rekom. DNA.pptx
UdtjeVanDerJeyk
 
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
marketingIndogen
 
Polymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcrPolymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcr
SyayidurrohmanFm
 
BIOTEKNOLOGI FARMASI
BIOTEKNOLOGI FARMASIBIOTEKNOLOGI FARMASI
BIOTEKNOLOGI FARMASI
NoventyRatnaSari
 
Analisis keragaman genetik_2
Analisis keragaman genetik_2Analisis keragaman genetik_2
Analisis keragaman genetik_2Dickdick Maulana
 
Genetika-mikroorganisme laut format dalam bentuk pdf
Genetika-mikroorganisme laut format dalam bentuk pdfGenetika-mikroorganisme laut format dalam bentuk pdf
Genetika-mikroorganisme laut format dalam bentuk pdf
widya113642
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
Catatan Medis
 

Similar to PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx (20)

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentation
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
 
Jin3
Jin3Jin3
Jin3
 
REVIEW JURNAL
REVIEW JURNALREVIEW JURNAL
REVIEW JURNAL
 
Jurnal club
Jurnal clubJurnal club
Jurnal club
 
Dna rekombinan
Dna rekombinanDna rekombinan
Dna rekombinan
 
Bahan Gen dan Ekspresinya
Bahan Gen dan EkspresinyaBahan Gen dan Ekspresinya
Bahan Gen dan Ekspresinya
 
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit TyphusKloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
 
Asam Nukleat
Asam NukleatAsam Nukleat
Asam Nukleat
 
Kepustakaan dna
Kepustakaan dnaKepustakaan dna
Kepustakaan dna
 
Tek. Rekom. DNA.pptx
Tek. Rekom. DNA.pptxTek. Rekom. DNA.pptx
Tek. Rekom. DNA.pptx
 
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
 
Polymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcrPolymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcr
 
BIOTEKNOLOGI FARMASI
BIOTEKNOLOGI FARMASIBIOTEKNOLOGI FARMASI
BIOTEKNOLOGI FARMASI
 
Analisis keragaman genetik_2
Analisis keragaman genetik_2Analisis keragaman genetik_2
Analisis keragaman genetik_2
 
Genetika-mikroorganisme laut format dalam bentuk pdf
Genetika-mikroorganisme laut format dalam bentuk pdfGenetika-mikroorganisme laut format dalam bentuk pdf
Genetika-mikroorganisme laut format dalam bentuk pdf
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
 
DNA
DNADNA
DNA
 

Recently uploaded

Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 

Recently uploaded (20)

Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 

PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx

  • 1. Agil Wahyu Wicaksono Elvia Rahmi M.P Istifarwati Naila Arum R Umar Farooq Z Presentasi kelompok Rekayasa Genetika
  • 2. introduction 1970 restriction digestion dan ligation adalah metode yg paling banyak digunakan pada rekonstruksi molekul DNA rekombinan 1980-1990 ditemukannya konstruksi DNA rekombinan in vitro seperti GATEWAY CLONING SYSTEM BY INVITROGEN 2008 ditemukan strategi cloning yang dibantu dengan enzim restriksi tipe Ils a.k.a Ils cloning method atau golden gate cloning methods.Metode ini untuk membuat 3 dTALEs untuk mengatifkan reporter construct 2014 Terfuchte dkkmenyempurnakan metode ini dan diuji coba ke fungi dan di tahun yang sama Engler dkk mencoba merekonstruksi multigene unttk transformasi tumbuhan 2016 Vad Nielssen dkk menggunakan golden gate methode untuk merakit CRISPR gRNA expression array Menstransfer fragment DNA dari satu plasmid selama potongan DNA matching (cocok) dengan restriction sites ( Target fragmen lebih mudah, efisien dan secara akurat menyatu dengan vector tertentu TALE ( transcripstion activator like receptor) 🡪 protein yang dapat disesuaikan untuk mengatifkan gen target yang ditentukan pengguna
  • 3. introduction Metode "gene knockout" b. anthracis didasarkan pada prinsip rekombinasi homolog Metode yang biasa digunakan untuk konstruksi vektor homolog b. anthracis adalah restriksi digesti dan ligasi terlalu banyak prosedur dan butuh waktu lama metode yang akan dikembangkan untuk mempercepat proses yaitu Golden Gate Cloning . sangat efisien dan dapat digunakan untuk bakteri sejenis seperti B. subtilis, B. cereus, and B. thuringiensis Untuk b. antracis, penggantian gen pada beberapa lokus sudah beberapa kali dilaporkan namun metode yg digunakan untuk pengagantian gen terlalu sulit dan lama dan justru efisiensi nya rendah metode alternatif untuk meningkatkannya dengan enzyme I-SceI metode ini sudah digunakan 2006 untuk promosi alel lalu dikembangkan lagi pada 2015 I-Scel dapat digunakan untuk memfasilitasi rekombinasi homolog dan meningkatkan efisiensinya
  • 7. Konstruksi Entry Vectors 1. Amplifikasi sequence gen eag yaitu pada bagian upstream (eagup (947 bp)) dan bagian downstream (eagdn (811 bp)) menggunakan dua pasang primer yang dirancang khusus yaitu eagup_F/R dan eagdn F/R dengan genom B .anthracis strain A16R sebagai template. 2. Amplifikasi gen resistensi spektinomisin (spcr, 1155 bp), primer spc_F/R, template plasmid pSET4s. Masing-masing dari tiga fragmen DNA diapit oleh dua BsaI sites. 3. Tiga fragmen yang sudah diamplifikasi tadi (eagup, eagdn dan spc) diligasi ke pGEM-T easy vector menggunakan T4 DNA ligase --> tiga entry vectors yang ditunjuk masing-masing sebagai pGEM-U, pGEM-D dan pGEM-S.
  • 9. • Konsentrasi masing-masing plasmid (pGEM-U, pGEM-S, pGEM-D dan pKMBKI) diukur menggunakan spektrofotometer NanoDrop • Campuran reaksi terdiri dari: 1. 50 ng masing-masing vektor entry dan vektor akseptor 2. 2,5 unit enzim BsaI 3. 2,25 unit T4 DNA ligase 4. 1 µl buffer CutSmart 5. 1 µl ATP (10 mM) 6. ddH2O hingga volume akhir 10 µl Subkloning Entry DNA Fragment ke dalam Vektor Akseptor pKMBKI untuk Menciptakan Vektor Pertukaran Alel Rekombinan
  • 10. • Prosedur restriksi-ligasi dengan prosedur berikut: 1. Campuran diinkubasi dalam water bath pada suhu 37°C selama 30 menit 2. Pemanasan 50°C selama 5 menit → redigest dan eliminasi plasmid yang masih mengandung situs retriksi BsaI 3. Pemanasan 80°C selama 5 menit → inaktivasi enzim retriksi dan ligase • Produk restriksi - ligasi 5 μl ditambahkan ke 50 µl sel DH5α • Diinkubasi dalam ice bath selama 30 menit, thermal shock 90 detik pada 42°C, 2 menit lagi dalam ice bath, inkubasi 1 jam pada suhu 30°C dengan shaker kecepatan 225 r/menit • Seleksi klon yang sesuai → 300 µl kultur bakteri ditempatkan pada cawan agar Luria-Bertani (LB) yang mengandung X-Gal (40 g/ml) dan kanamisin (50 g/ml) • Diinkubasi 30°C semalaman • 20 koloni putih diambil, digoreskan ke cawan agar LB, diinkubasi 30°C selama 10 jam • Memastikan entry DNA fragmen sudah dimasukkan dalam vektor pKMBKI: Klon tunggal dianalisis dengan PCR koloni menggunakan tiga pasang primer (eagup_F/R, eagdn_F/R dan spcin_F/R) • Plasmid rekombinan dikonfirmasi dengan sekuensing DNA menggunakan ABI Prism Model 3730XL DNA analyzer (Applied Biosystems, Carlsbad, CA, USA) • Plasmid yang dihasilkan diberi nama pKMUSD
  • 11. Pengukuran Efek Enzim Restriksi I-SceI pada Eliminasi Kinetik Vektor Pertukaran Alel pKMUSD Eliminasi Plasmid: • B. anthracis strain A16R (pKMUSD) ditumbuhkan dalam media LB tanpa kanamisin • A16R (pKMUSD + pSS4332) ditumbuhkan dalam media LB dengan kanamisin pada 42°C selama 12 jam • Sampel diencerkan → diletakkan ke agar LB dengan atau tanpa spektinomisin • Cawan diinkubasi pada suhu 30°C hingga koloni muncul • Kedua strain dilewatkan hingga empat kali dalam media yang sama • Tingkat eliminasi plasmid dari setiap generasi dianalisis seperti yang dijelaskan sebelumnya (Wolfson et al., 1982)
  • 12. • Vektor pKMUSD diekstrak dari DH5α dimasukkan ke dalam dam−dcm− inang E.coli strain JM110 dengan elektroporasi (1,8 kV, 25 µF, 200 Ω) menggunakan elektroporator Gene Pulser II (Bio- Rad, Hercules, CA, USA ) untuk mendapatkan DNA plasmid yang demetilasi untuk ditransform ke B. anthracis strain A16R • Elektroporasi sel kompeten B. anthracis strain A16R disiapkan seperti yang dijelaskan sebelumnya. Kemudian, 5µl DNA plasmid (1 µg dalam air) ditambahkan ke alikuot 50 µl sel kompeten dan pulsed (2,5 kV, 25 µF, 200Ω) dalam 0,2 cm gap cuvette • Sel-sel diresuspensi dalam 1 ml infus brain-heart yang dilengkapi dengan 0,5% gliserol dan diinkubasi selama 3 jam pada suhu 30°C dengan aerasi Delesi Gen eag dari B. anthracis
  • 13. • Sel-sel yang direcovery disebarkan ke cawan agar LB yang mengandung spektinomisin. • Koloni yang resisten terhadap spektinomisin dipilih • Konfirmasi rekombinan pKMUSD telah dimasukkan ke B. antrachis strain A16R → PCR dilakukan menggunakan primer pair pKSV7_F/R • Strain kemudian dielektroporasi dengan pSS4332, yang mengandung gen yang mengkode enzim I-SceI • Transforman diseleksi pada suhu 30°C pada media LB yang mengandung spektinomisin dan kanamisin • Koloni fluoresen yang membawa pSS4332 terlihat setelah 16-20 jam
  • 14. • B. anthracis mutan dibuat dengan mengganti urutan sekuens pengkode dengan kaset spcr, yang memberikan resistensi spektinomisin • Transformasi dan seleksi transforman pada B. anthracis dilakukan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya • Koloni tunggal A16R (pKMUSD+pSS4332) dipindahkan ke media cair dengan kanamisin dan diinkubasi dengan shaking selama 8 jam pada suhu 30°C • kemudian, kultur dipindahkan ke suhu 37°C selama 8 jam • Setelah dilewatkan tiga kali dalam media yang sama, pengenceran kultur ditempatkan pada cawan agar LB yang mengandung spektinomisin dan kanamisin, dan diinkubasi semalaman pada suhu 37°C. • Setidaknya 50 koloni diskrining untuk resistensi spektinomisin dan sensitivitas kloramfenikol (SpcrCms) • Koloni (SpcrCms) yang diduga telah mengalami peristiwa rekombinasi silang ganda divalidasi dengan analisis PCR menggunakan tiga pasang primer, eagus_F/R, eagsd_F/ R dan eagin_F/R, dan sekuensing DNA • Strain dengan penggantian gen yang diinginkan dilewatkan hingga tiga kali tanpa antibiotik untuk memastikan hilangnya pSS4332, yang dikonfirmasi oleh hilangnya fluoresensi • Delesi gen eag diverifikasi lebih lanjut dengan analisis western blot menggunakan antibodi anti protein EA1. • Koloni yang dihasilkan diberi nama A16R△eag::spc
  • 15. 3.1. Efisiensi “Golden Gate” dalam restriksi-ligasi dan identifikasi vektor yang mengandung rekombinan pKMBKI E.coli DH5α Sel yang tertransformasi berubah menjadi biru E.coli DH5α +pKMBKI Hasil restriksi- ligase Golden Gate Sel yang tertransformasi berubah menjadi putih 20 koloni berwarna putih Konfirmasi dengan PCR dengan 3 primer eagup_F/R, eagdn_F/R dan spcin_F/R 17/20 teramplifikasi dengan benar untuk ketiga gen
  • 16. Golden Gate Cloning System https://www.addgene.org/kits/wittbrodt-golden-gateway/
  • 17.
  • 18. 3.2. Hilangnya efektivitas vektor allelic exchange menggunakan I- Scel endonuklease dan verifikasi eag gene replacement dengan spcr cassette
  • 19. B. anthracis strain A16R△eag::spc, 2: B. anthracis strain A16R. (A) The results indicated that the eag gene was present in wild- type strain A16R but not in A16RΔeag::spc because the eagin fragment was only amplified in the wild-type strain. Furthermore, two specific PCR bands were amplified by the external primers in A16RΔeag::spc and sequencing results were consistent with the eag gene being replaced by the spcr gene. (B) Western blot analysis using anti-EA1 antibody revealed a specific protein band in B. anthracis strain A16R that was not present in A16R
  • 20. This protocol used the endonuclease I-SceI to cleave the target plasmid or genomic DNA in vivo. (I) The plasmid pSS4332 was transformed into B. anthracis containing pKMUSD, which was then grown at a permissive temperature. (II) pKMUSD was integrated into the chromosome in some bacterial cells while free plasmid also existed in many other cells. (III) The endonuclease I- SceI expressed and cleaved the target sites on the integrated plasmid, broke the chromosome or cleaved the target sites on pKMUSD, and linearized it. (IV) The chromosome was damaged by endonuclease I-SceI, followed by recombination repair resulting in loss of the integrated plasmid or the occurrence of homologous recombination between linear plasmid DNA and chromosome. (V) Both of these different pathways result in replacement of the targeted gene (eag) by spcr cassette. The red diamond denotes the I-SceI site.
  • 21. conclusion • Dalam penelitian ini, peneliti merekontruksi sistem cloning efisiensi tinggi menggunakan metode Golden Gate dan memperkenalkan I-SceI site ke dalam alel pertukaran vektor sebagai counterselection untuk meningkatkan efisiensi rekombinasi homolog untuk gene replacement pada B. anthracis. • Efikasi knock out vector menggunakan golden gate method lebih dari 85% • Ekspresi enzim I-SceI endonuclease sangat berpengaruh terhadap rekombinasi homolog • Eag dan beberapa gen lain dari B. anthracis telah dihapus (deletion) menggunakan teknik golden gate method • Kombinasi Golden Gate method dan counterselectable marker dapat mempersingkat waktu gene knock out pada B. antrachis • Spekulasi muncul bahwa sistem konstruksi vector gene knock out dan high efficiency targeted gene replacement yang didoorng oleg enzim I-SceI endonuclease dapat diterapkan pada bakteri lain selain B. anthracis