2. 02
Adab mancaliak adalah istilah yang berasal dari budaya Minangkabau di
Indonesia, khususnya dari daerah Sumatera Barat. "Adab" dalam bahasa
Indonesia berarti "etika" atau "tata krama," sedangkan "mancaliak" adalah
kata dalam bahasa Minangkabau yang merujuk kepada aktivitas berkumpul,
bercengkrama, dan bertukar informasi secara santai di suatu tempat
tertentu, seperti di bawah rimbunnya pohon atau di halaman rumah.
adab mancaliak yang bagus yaitu :
• Melihat orang lain haruslah dengan sopan
• Tidak boleh melihat dengan tajam
• Tidak boleh melihat lama-lama kepada orang lain
• Perempuan dalam adat minangkabau sebaiknya menundukkan
pandangan kepada laki-laki yang lebih tua daripadanya.
MATERI | KELAS I
3. Adab Kurenah adalah konsep yang berasal dari budaya Minangkabau di Indonesia.
"Adab" memiliki arti etika atau tata krama, sedangkan "Kurenah" adalah sebuah
istilah dalam bahasa Minangkabau yang merujuk kepada rumah atau tempat
tinggal keluarga.
Adat minangkabau mengajarkan kita untuk selalu mengikuti adab dalam kehidupan
sehari-hari. Adap juga merupakan kesopanan atau kehalusan budi pekerti.
Adapun contoh Adab Kurenah yang baik, adalah :
• Sebelum berangkat ke sekolah kita harus berpamitan kepada ornag tua.
• Memberi sedekah kepada yang membutuhkan
• Jika melakukan kesalahan, segeralah minta maaf
Adapun juga contoh Adab Kurenah yang tidak, baik, adalah :
• Mencontek saat ujian
• Mengganggu adik yang sedang bermain
• Saling mengejek
03
MATERI | KELAS II
4. 04
Permainan taraompak sayak berasal dari kata tarompa atau terompah yang
artinya alas kaki, dan syak artinya tempurung kelapa. Permainan ini
menggunakan sepasang tempurung kelapa yang dihubungkan dengan tali
sebagai alas kaki yang digunakan untuk berjalan.
Manfaat permainan Tarompa Sayak sebagai berikut :
• Permainan yang melatih kekuatan tangan dan kaki
• Melatih ketangkasan dan keseimbangan tubuh
Pada permainan ini juga mendukung perkembangan otak kiri dan kanan secara
seimbang karena dimainkan dengan rasa senang.
Adapun cara membuat Tarompa Sayak
• Menyiapkan sepasang tempurung yang cuukup datar potongannya dan
bersihkan sabutnya.
• Amplas bagian tempurung luar dan dalam hingga permukaannya halus dan
licin
MATERI | KELAS III
5. 05
3. Lubangi masing-masing tempurung pada bagian tengahnya.
4. Masukkan tali pada lubang tersebut, lalu ikatkan ujung tali pada sebuah
pasak/paku. Lakukan pada kedua tempurung.
5. Lalu beri cat/pernis kedua tempurung tersebut dan keringkan.Tarompa sayak
siap untuk dimainkan.
Pada Permainan Tarompa Sayak mengandung beberapa makna dan nilai yang
berguna bagi kehidupan, yaitu sebagai keseimbangan dan keselarasan gerak
tangan dan kaki bermakna bahwa hidup hendaklah selaras untuk mencapai tujuan
dunia dan akhirat, kecakapan mata dalam menentukan pijakan bermakna, dan
berjalan dengan berjinjit bermakna kehati-hatian untuk mengambil tindakan dalam
meghadapi berbagai persoalan kehidupan.
MATERI | KELAS III
6. 06
Adab berbicara dengan kato nan ampek seseorang yang berbicara tidak sesuai dengan
kato nan ampek dikenal dengan istilah indak tau di nan ampek. Kato nan ampek terdiri dari
4 jenis yaitu :
• Kato Mandaki
Kato mandaki bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua.
Misalnya, anak kepada orang tua, murid kepada guru, adik kepada kakak, kemanakan
kepada mamak, dan lain-lain.
• Kato Manurun
Kato manurun adalah bahasa yang digunakan berbicara dengan orang yang lebih muda.
Misalnya, orang tua kepada anak, guru kepada murid, mamak kepada kemanakan, kakak
kepada adik dan sebagainya.
• Kato Mandata
Kato mandata yaitu bahasa yang digunakan dalam berbicara dengan temab sebayanya.
Intinya kato mandata digunakan kepada orang yang sederajat atau seusia dengan
pembicara.
• Kato Malereng
Kato malereng adalah bahasa kiasan yang penuh makna untuk mengungkapkan
perasaan kepada orang yang kita segani. Kato malereng digunakan jika berbicara
dengan mamak, minantu, mintuo, sumando, dan orang yang disegani lainnya.
MATERI | KELAS IV
7. 07
Kato malereng adalah bahasa kiasan yang penuh makna untuk mengungkapkan
perasaan kepada orang yang kita segani. Kato malereng digunakan jika berbicara
dengan mamak, minantu, mintuo, sumando dan orang yang disegani lainnya.
Orang yang tidak memahami kato malereng disebut orang yang tidak tahu
dengan ereng jo gendeng atau indak tau jo nan ampek. Artinya, jika kita tidak
memahami kato melereng, maka kita termasuk orang yang tidak punya raso jo
pareso, dan tidak berbudi pekerti yang baik.
MATERI | KELAS IV
8. 08
Makan Bajamba adalah sebuah tradisi atau acara dalam budaya Minangkabau di
Indonesia yang dilakukan untuk merayakan atau memperingati suatu acara
penting atau momen spesial, seperti pernikahan, kelahiran, atau peristiwa penting
lainnya dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.
Makan Bajamba juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antaranggota
masyarakat, serta untuk memperkenalkan tradisi dan budaya Minangkabau
kepada generasi muda. Selain itu, acara ini juga dianggap sebagai wujud
kegembiraan dan kebersamaan dalam merayakan momen-momen spesial dalam
kehidupan masyarakat Minangkabau.
Adapun komponen-komponen dalam Makanan Bajamba sebagai berikut :
• Samba Nan Anam : randang, anyang dagiang, ikan pangek kuniang, gulai ayam
naneh, taruang bulek bakuah, karupuak tunjuak, serta ditambah dengan sayua
lobak putiah, gulai paruik, dan paragede
• Piriang Jamba : Wadah yang digunakan n saat makan bajamba disebut piriang
jamba. Jumlah anggota dalam makan bajamba adalah 6 0rang (5 orang si alek
dan 1 orang si pangka). Si pangka bertugas untuk meletakkan samba
MATERI | KELAS V
9. 09
Adapun Adab-adab dalam Makan Bajamba sebagai berikut :
• Mengambil makanan yang ada dihadapan kita saja
• Nasi dimasukkan ke dalam mulut dengan cara sedikit dilempar dari jarak dekat
• Cara duduk ketika makan bajamba bagi laki-laki adalah bersila (berselo)
• Cara duduk ketika makan bajamba bagi perempuan adalah bersimpuh
(Besimpuh)
Adapun Adab - adab dalam Makan Bajamba, yaitu :
• Meningkatkan silaturrahmi
• Menghormati yang lebih tua
• Memelihara nilai sopan santun
• Melatih diri untuk bersyukur
• Bagus untuk kesehatan
• Sesuai sunnah Nabi
• Melestarikan budaya
MATERI | KELAS V
10. 10
Raso jo Pareso adalah suatu prinsip hidup yang sangat kental dalam masyarakat
Minangkabau dalam berinteraksi dengan orang lain.
Adapun contoh dalam penerapan Nilai-nilai Raso Jo Pareso dalam kehidupan sehari-
hari sebagai berikut :
• Baso Basi dalam Pergaulan
Bertemu dengan Bapak/Ibu guru, teman sekolah, tamu dan lainnya. Baso Jo
Basi dalam bergaul berguna untuk menciptakan suatu hubungan yang
harmonis, aman, dan tentram antar sesama.
• Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari
Jujur dalam pelaksanaan jajan di kantin sekolah, dan Ujian di sekolah.
• Bersifat Adil
Setiap manusia harus berlaku adilsehingga tidak merenggut hak-hak yang tidak
dimiliki oleh orang lain.
• Bertanggung Jawab
Penerapan bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko
atas perbuatan yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
MATERI | KELAS VI
11. 11
• Malu
Penerapan malu biasanya timbul bila berbuat salah. Orang dikatakan tidak bermalu
bila tidak dapat membedakan antara budi yang baik dengan budi yang buruk.
• Belajar Antri
. Dalam antri kita dituntut untuk sabar dan disiplin. Hindari untuk tidak menyerobot
duluan, dilarang mengganggu atau mengolokan teman pada saat antri karena itu
sikap yang tidak terpuji.
• Tenggang Rasa
Contoh penerapan tenggang rasa yaitu ketika teman kita berduka cita, diwaktu
menjenguk kita tidak boleh tertawa, tunjukkan sikap sedih jika tidak menangis,
berusahalah menyabarkan keluarga yang tinggal. Hiburlah orang yang kena
musibah dengan bantuan yang dapat kita bantu.
MATERI | KELAS VI
12. 12
SD NEGERI 03 PULAI ANAK AIR KOTA BUKITTINGGI
Sungguh indah burung cenderawasih
Banyak ditemui di Pulau Papua
Cukup sekian dan terima kasih
Silahkan jika ada yang mau bertanya