[Ringkasan]
1. Kegiatan aksi bergizi penting dilaksanakan di sekolah karena memiliki irisan dengan beberapa mata pelajaran dan sejalan dengan kurikulum merdeka;
2. Pelaksanaan aksi bergizi di SMPN 4 Gunungsari dilakukan setiap hari Rabu selama 2 jam pelajaran dengan memasukkannya ke dalam jadwal kokurikuler;
3. Tips agar aksi bergizi berjalan baik adalah komitmen bersama seluruh warga sekolah,
Buku ini merupakan acuan bagi tim pelaksana UKS di sekolah dan Puskesmas bagaimana melaksanakan trias UKS/M yang terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar. Buku Saku ini berisi penjelasan langkah-langkah menerapkan kegiatan pendidikan kesehatan (gerakan literasi, sarapan bersama, PHBS) ; pelayanan kesehatan (penjaringan kesehatan, imunisasi); dan pembinaan lingkungan sehat (kantin sehat, kebersihan, pemanfaatan pekarangan, pembinaan kader kesehatan sekolah) dalam keseharian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.
sekolah-sehat-jiwa untuk sekolah dan puskesmas.pptxpkmkaliangkrik1
Masalah kesehatan jiwa dapat terjadi pada semua
usia (termasuk anak dan remaja)
Pengembangan kesehatan jiwa di sekolah = pelaksanaan pelayanan kesehatan lainnya (Program UKS).
Pengembangan sekolah sehat jiwa dilakukan upaya
menanamkan perilaku sehat sedini mungkin melalui:
pendidikan kesehatan
pelayanan kesehatan
pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Materi perkembangan fisik dan jiwa sesuai kelompok usia peserta didik (lihat Pedoman Upaya Kesehatan Jiwa Anak Usia Sekolah di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Lanjutan)
▹ Permasalahan kesehatan jiwa yang sering dihadapi
peserta didik.
▹ Meningkatkan kecakapan hidup dalam menghadapi pengaruh negatif dari luar serta membimbing siswa untuk berperilaku hidup sehat, berteman yang baik (lihat materi kesehatan jiwa “Keterampilan Sosial”).
Bimbingan untuk menerapkan perilaku hidup sehat seperti menghindari kebiasaan merokok dan NAPZA - Meningkatkan kerjasama kelompok
Tidak terlibat tawuran, perkelahian
Adanya hubungan yang harmonis antara peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan kepala sekolah melalui materi keterampilan sosial.
dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan termasuk penyuluhan masalah emosi, perilaku dan latihan keterampilan sosial, dll
Presentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan resiko masalah kesehatan jiwa ( anak siswa baru dan tingkat akhir) 60%
Presentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh layanan di Fasyankes 60%
Jumlah penyalahgunaan napza yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis 11.000
Pembinaan dan konseling kepada keluarga agar ikut berperan aktif dalam memberikan bimbingan, meningkatkan kemampuan anak didik serta meningkatkan kesehatan jiwanya.
Bila permasalahan tidak dapat ditangani di sekolah dapat dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. TRANSFORMASI PENDIDIKAN
• Ki Hajar Dewantara
Kemerdekaan Kebebasan Berbudaya Indonesia
Pendidikan harus menjadi sebuah pengalaman
menyenangkan untuk mencapai kemerdekaan
belajar yang sesungguhnya dilandasi karakter
budaya bangsa
• Nadiem Makarim
Karakter Merdeka Belajar yang adaptif, inovatif dan
kreatif akan mengantarkan dunia pendidikan
Indonesia ke arah yang lebih baik
3. PENANAMAN KARAKTER MELALUI PEMBIASAAN
• Upaya sekolah dalam menanamkan karakter melalui
pembiasaan
• Pembiasaan dilaksanakan secara konsisten dengan
komitmen yang tinggi dari seluruh warga sekolah
• Karakter akan terbentuk saat pembiasaan sudah berubah
menjadi kesadaran
• Perubahan perilaku kearah yang positif menjadi dasar
merdeka belajar yang berkarakter
• Kegiatan ekstra kurikuler sebagai wadah pengembangan
bakat dan potensi siswa kedepan akan menjadi fokus
kegiatan merdeka belajar
4. MARI DIMULAI...
• Merubah mind set merdeka belajar yang melepas paradigma
lama yaitu mengkerdilkan potensi siswa menjadi mencetak
generasi yang mandiri, inovatif dan kreatif
• Menularkan praktik baik terkait penanaman karakter dalam
merdeka belajar.
• Mulai dari diri kita sendiri sebagai pendidik, satuan pendidikan,
komunitas di luar sekolah dan Pemerintah Daerah
• Mari bertransformasi menuju pendidikan Indonesia yang
berkarakter
5. LANDASAN KEBIJAKAN
UNTUK PROGRAM GIZI DAN KESEHATAN REMAJA
DI NTB DI LOMBOK
BARAT
Pernyataan Komitmen dan
Dukungan dari 3 Dinas terkait yaitu
Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan serta Kementrian
Agama Kabupaten Lombok Barat
Surat Edaran Nomor
444/91/DIKES/I/2019 tentang
Pelaksanaan Aksi Bergizi
Peraturan Bupati Lombok Barat
Nomor 49 tahun 2019 terkait AKSI
BERGIZI di satuan Pendidikan
Kabupaten Lombok Barat
DI
SMPN 4 GUNUNGSARI
Keputusan Kepala SMP Negeri 4
Gunungsari mencanangkan
pelaksanaan kegiatan Aksi Bergizi
mulai Tahun Ajaran 2023/2024
yang akan segera di SK kan
Surat Dukungan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi NTB
untuk Pelaksanaan Aksi Bergizi di
13 SMA/SMK di Kabupaten
Lombok Barat Nomor : 849/2876-
UM/Dikbud pada tanggal 17
September 2019
Surat dukungan dari Kementrian
Agama Provinsi NTB yang
dikeluarkan pada tanggal 24
Januari 2019 dengan nomor surat
B.194/KW.19.02/5/PP.00/01/2019
6. Kebijakan Sekolah : Integrasi Kurikulum Merdeka dan
Pendidikan Gizi
Memilih Tema Bangunlah Jiwa dan
Raganya dalam P5
Membiasakan Aktifitas Fisik
melalui kegiatan Sabtu Bugar
dan Sehat
Memasukkan Kegiatan Aksi Bergizi
dalam Kokurikuler yang terjadwal
7. a. c
.
MENGAPA KEGIATAN AKSI BERGIZI
PENTING DILAKSANAKAN DI SEKOLAH
Profil Pelajar Pancasila
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Kegiatan aksi bergizi memiliki
beragam metode penyajian yang
sangat bervariasi hal ini sejalan
dengan pembelajaran berdiferensiasi
(diferensiasi konten, diferensiasi
proses, dan diferensiasi produk) yang
menyesuaikan dengan karakter
peserta didik, Hal tersebut yang
membuat siswa sangat senang dengan
kegiatan aksi bergizi.
2.
Karena memiliki kaitan dengan
Kurikulum Merdeka
b
. Literasi &
Numerasi
Di dalam kurikulum
merdeka sangat
menekankan
pengembangan
kemampuan literasi dan
numerasi siswa, dan hal
tersebut sudah ada di
dalam materi aksi bergizi.
Profil Pelajar Pancasila tidak
hanya cerdas dan berkarakter
tapi juga sehat fisik dan
mentalnya.
Untuk mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila tersebut dibutuhkan
penguatan pendidikan gizi di
satuan pendidikan.
Salah satu upaya pendidikan gizi
di sekolah adalah melalui
Kegiatan Aksi Bergizi
8. Mengapa kegiatan
Aksi Bergizi
penting dilakukan
di sekolah?
1. Karena memiliki Irisan
dengan beberapa mata
pelajaran, seperti :
IPA
Sesi 4,6,7,Sesi 8 Zat Gizi Mikro, sesi 9,
10,11, 13, sesi 15 Indeks Masa Tubuh dan
malnutrisi, sesi 16 Anemia dan Zat Besi,
sesi 17, sesi 18, sesi 19 Managemen
Kebersihan Menstruasi, sesi 26 Kehamilan,
sesi 28 Infeksi Menular Seksual, sesi 29
HIV dan AIDS, sesi 31 Penyakit tidak
menular, sesi 32 Penularan penyakit.
PJOK
Dengan pola permainan dan
aktivitas di tiap sesi yang
mengahruskan anak bergerak
secara tidak langsung ada
aktifitas fisik di sana. Didukung
pula dengan sesi 13 Asupan
dan Aktifitas, sesi 14 Berbagai
Jenis Aktifitas Fisik
BK
Sesi 3 Pubertas dan Konsep Diri, sesi 20
Kesehatan Jiwa, sesi 21 Perteman dan
Hubungan yang Sehat, sesi 22 Tawuran
Pelajar dan Tekanan Pergaulan, Sesi 23
Perundungan, sesi 24 Kemanan di Jalan,
sesi 27 Perkawinan dan Resikonya, sesi 35
Rencanakan Masa Depanmu
B. Indonesia
Elemen pembelajaran
Bahasa Indonesia
(menyimak, membaca &
memirsa, berbicara &
mempresentasikan, dan
menulis) semuanya ada di
kegiatan Aksi bergizi.
9. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KESEHATAN GIZI
(AKSI BERGIZI)
DI SMP NEGERI 4 GUNUNGSARI
Dimasukkan ke dalam kurikulum /
dijadwalkan secara rutin bersama
dengan jadwal pelajaran untuk
mata pelajaran (sesuai struktur
kurikulum)
Dilaksanakan setiap hari Rabu
pada jam 1 dan 2, berarti selama 2
jam pelajaran (70 menit / @35
menit)
Jam pelajaran untuk kegiatan aksi bergizi
merupakan akumulasi jumlah waktu
pembelajaran yang di”infaq”kan oleh masing-
masing mata pelajaran sebanyak 5 menit
setiap jam. Sehingga jam pelajaran setiap
mata pelajaran yang seharusnya 40 menit
menjadi 35 menit.
Hal tersebut sejalan dengan
arahan Bapak Menteri Dikburistek
tentang pemberian materi
esensial pada proses
pembelajaran
Hal itu juga relevan dengan kurikulum
merdeka. Di mana dalam struktur
kurikulum merdeka selain kegiatan
intrakurikuler juga ada kegiatan P5 yang
mendapatkan porsi 1 jam dari setiap mata
pelajaran
1 2 3
4 5
10. 1.
2.
3.
TIPS AGAR AKSI BERGIZI BERJALAN
BAIK DI SEKOLAH
Komitmen Bersama seluruh
warga sekolah bersama
pimpinan melaksanakan
kegiatan Aksi Bergizi
Perlu adanya regulasi terkait
pelaksanaan Aksi Bergizi di
sekolah dari Pemprov maupun
Pemda
Melaksanakan Pelatihan
Berjenjang untuk
penyediaan Fasilitator Aksi
Bergizi Sekolah
4.
Memasukkan kegiatan
Aksi Bergizi dalam
kegiatan kokurikuler
yang terjadwal
12. Manfaat Pendidikan Gizi di Sekolah dalam
membentuk siswa :
Berkarakter Pancasila
Memiliki ketahan diri yang kuat
Memahami diri dan mencintainya
Peduli terhadap kesehatan mental
dan fisik
Mampu mengolah emosi Mengkampanyekan tenttang
kesehatan fisik dan mental kepada
orang lain
13. Dukungan Puskesmas untuk UKS
Penjaringan Kesehatan:
• Pengukuran Status Gizi untuk siswa kelas VII
• Pemeriksaan Hb
Pendistribusian TTD:
• Penyediaan stok TTD untuk seluruh siswa setiap bulan
Pemeriksaan Kesehatan Berkala:
Untuk seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX
Penyuluhan Kesehatan
• Pembinaan kantin sehat
• Kesehatan reproduksi
• Penyuluhan Penyakit Menular
Pemberian Vaksin:
• Vaksinasi Covid-19
14. Masalah Gizi Pada Remaja:
Kurang Gizi
Asupan makan kurang dari
kebutuhan
1 dari 4 Remaja Pendek
1 dari 10 Remaja Laki-laki Kurus
Produktivitas menurun
Mudah sakit
Memiliki keturunan kekurangan gizi
15. Masalah Gizi Pada Remaja:
Gizi Lebih
Asupan makan melebihi kebutuhan
Kurang aktivitas fisik
1 dari 7 remaja kegemukan /
overweight / obesitas
Penyakit Tidak Menular
(Jantung Koroner, Diabetes,
Hipertensi)
16. Anemia adalah kondisi sel darah merah tidak
memiliki kandungan hemoglobin yang cukup.
(1 dari 3 remaja anemia)
Masalah Gizi Pada Remaja:
Anemia Gizi Besi
Disebabkan oleh: kurang asupan zat besi dan protein,
infeksi
Dampak: 5L, sulit konsentrasi, wajah sayu, rambut
rontok, mudah sakit
Cara mengatasi: makan makanan tinggi zat besi dan
asam folat (daging sapi, hati ayam, telur, sayur bayam)
dan minum Tablet Tambah Darah 1 minggu sekali
sepanjang tahun
23. Bener tidak sih Tablet Tambah Darah bikin
Tekanan Darah jadi tinggi?
Yuk simak video tentang mitos fakta anemia!
Mitos Anemia - YouTube
24. Aksi Bergizi: Komponen program dan strategi
implementasi
Pendidikan
Gizi
Komunikasi
untuk Perubahan
Perilaku
Tablet
Tambah
Darah
Advokasi
Mobilisasi sekolah dan masyarakat
Koordinasi multi-sektor
Penguatan kapasitas
Pemantauan dan evaluasi
25.
26. AKSI BERGIZI DALAM UKS/M?
• Pendidikan Kesehatan:
• Pendidikan gizi
• Optimalisasi Aktivitas Fisik
• Pembinaan Kader Kesehatan sekolah
• Pelayanan Kesehatan:
• Sarapan dan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) rematri
• Penjaringan Kesehatan (pengukuran status gizi) dan pemeriksaan
berkala
• Pembinaan Lingkungan Sehat
• Pembinaan kantin sehat
• Pemanfaatan pekarangan sekolah (kebun sekolah utk sayuran hijau)
27. PELAKSANAAN AKSI BERGIZI DI SEKOLAH
• Sarapan Bersama :
• Membawa sarapan dan air minum dari rumah
• Sarapan dilakukan bersama - sama untuk menekan rasa mual saat minum TTD dan untuk
menjalin keakraban antar warga sekolah
• MInum TTD:
• Pencatatan dan pemantauan kepatuhan minum TTD melalui catatan manual maupun melalui
aplikasi Ceria
• Literasi Gizi Remaja
• Melaksanakan sesi Literasi Gizi Remaja untuk kelas 8 dan Kelas 11 sekali dalam seminggu
selama 30 menit menggunakan Modul Aksi Bergizi
• Setiap sesi dilaksanakan secara berurutan karena setiap sesi merupakan kelanjutan dari sesi
sebelumnya oleh Fasilitator Aksi Bergizi Sekolah
• Pengembangan Kebun dan Kantin Sekolah
• Melakukan Kampanye Perubahan Perilaku oleh Siswa
28. Aksi Bergizi dalam Pembiasaan PHBS di
sekolah
1. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum
dan sesudah sarapan bersama
2. Membuang sampai bekas sarapan bersama dan minum
TTD pada tempatnya
3. Pembinaan kantin sehat dalam Aksi Bergizi yang
melibatkan siswa
4. Topik-topik dalam pendidikan gizi meliputi PHBS
29. Peran dalam Pendidikan Kesehatan
Menjadi pendidik sebaya untuk
menyebarkan pesan kunci gizi
remaja
Membantu guru saat memfasilitasi
permainan /diskusi gizi remaja
Memimpin aktivitas fisik atau
menciptakan gerakan aktifitas fisik
30. Peran dalam Pelayanan Kesehatan
Membantu guru dalam pelaksanaan
sarapan dan minum TTD bersama
Membantu guru dalam
mendistribusikan dan konsumsi TTD
Membantu guru melakukan
pencatatan minum TTD
Membantu guru dan Puskesmas
dalam penjaringan kesehatan
Menjadi konselor sebaya
31. Peran dalam Pembinaan Lingkungan Sehat
Menjadi detektif kantin Memimpin aktifitas pembinaan kantin
Memimpin aktifitas pemanfaatan
pekarangan sekolah
Melaksanakan mobilisasi sekolah
bersama guru
32. Pesan Kunci
Menjadi bagian upaya
pencegahan dan
pengendalian anemia dengan
cara mengkonsumsi Tablet
Tambah Darah 1 minggu
sekali serta mengkonsumsi
gizi seimbang dan bervariasi
Menerapkan pola makan
sehat dengan cara
mengkonsumsi buah dan
sayur serta mengurangki
konsumsi makanan tinggi
Gula , Garam, Lemak
Melakukan aktifitas fisik
secara rutin minimal 60 menit
setiap hari dan melakukan
olahraga yang sesuai dan
disukai
33. Terimakasih
Program Aksi Bergizi menjadikan
siswa terbiasa untuk hidup sehat.
Kebisaan ini jika konsisten
dilakukan akan berdampak pada
pembentukan karakter siswa yang
peduli dan sadar akan pentingnya
menjaga kesehatan.
Editor's Notes
Berdasarkan hasil penelitian dan konsultasi antara UNICEF dengan berbagai kementerian, dan juga pemerintah multisector baik di timgkat provinsi maupun kabupaten, program Aksi Bergizi didesain sebagai program yang terdiri dari tiga komponen yaitu Penguatan Pemberian Tablet Tambah darah pada Remaja Putri yang sudah merupakan program nasional, Pendidikan Gizi dan Kesehatan yang responsive gender dan Komunikasi untuk Perubahan Perilaku untuk mempromosikan perilaku makan sehat dan aktifitas fisik pada remaja. Pelaksanaan program dilaksanakan melalui beberapa strategi diantaranya advokasi kebijakan, mobilsiasi sekolah dan masyarajat, koordinasi multi sector baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten, penguatan kapasitas di tingkat kabupaten, tenaga Kesehatan, guru dan remaja, dan juga pemantauan dan evaluasi program yang dilaksanakan oleh tim fasilitator kabupaten yang merupakan tim Pembina UKS/M level provinsi dan kabupaten