education about proposal

1. Pengaruh perilaku seks pranikah terhadap Infeksi
menular seksual (IMS) pada remaja di kota jayapura
Maria Margaret Mano - 2020071014487
JURUSAN KESPRO
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

2. PEMBAHASAN
1. Pendahuluan 2..Tinjauan Pustaka 3. Metode Penelitian

3. Latar Belakang
• Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang cara penularan utamanya melalui
hubungan seksual
• IMS tersebar di seluruh dunia, angka kejadian paling tinggi tercatat di Asia Selatan dan
Asia Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, Amerika Latin dan Karibia
• WHO mencanangkan strategi global untuk tahun 2030 dengan target: menurunkan
insidens sifilis, gonore, infeksi baru HIV, dan kematian akibat AIDS sebanyak 90%,
serta menurunkan kasus kongenital sifilis kurang dari 50 per 100.000 kelahiran hidup
• pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI menyebutkan bahwa
Indonesia merupakan Negara urutan kelima paling beresiko IMS di Asia, Total
kasus IMS yang ditangani pada tahun 2018 adalah 140.803 kasus dari 430 layanan
IMS
Pendahuluan

4. • provinsi papua kota jayapura data ims yang diketahui Berdasarkan data real di Pusat
Kesehatan Reproduksi (PKR) Kota Jayapura, dari Januari hingga Desember 2015, tercatat
sebanyak 1.115 kasus pengidap penyakit Inveksi Menular Seksual (IMS).
• Di Indonesia, ada sekitar 4,5% remaja laki-laki dan 0,7% remaja perempuan usia 15- 19
tahun yang mengaku pernah melakukan seksual pranikah.
• IMS berdampak bagi kesehatan reproduksi remaja karena akan menyebabkan infeksi alat
reproduksi yang dianggap serius
• memberikan penyuluhan KRR (kesehatan reproduksi remaja) sejak dini dapat menekan
pengaruh seks pranikah terhadap IMS

5. Rumusan masalah
Apakah adanya Pengaruh Perilaku Seks Pranikah
Terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) Pada
Remaja

6. 1. Mengetahui pengetahuan Infeksi Menular Seksual Pada Remaja.
2. Mengetahui Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja.
3. Mengetahui Pengaruh hubungan Perilaku Seks Pranikah Terhadap Infeksi Menular
Seksual (IMS) Pada Remaja
Tujuan penelitian

7. 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat Meningkatkan Pengetahuan Infeksi Menular Seksual
yang positif pada remaja serta meningkatkan pengetahuan pada remaja
mengenai bahayanya melakukan seks pranikah terhadap penularan IMS.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pemerintahan
b. Bagi peneliti
Manfaat penelitian

8. A. Kerangka teori
Tinjauan Pustaka
Menurut Notoatmodjo (2018), kerangka teori merupakan gambaran
dari teori dimana suatu riset berasal atau dikaitkan. Sehingga dalam
penelitian ini kerangka teorinya adalah sebagai berikut (Aghadiati,
2017)
Pengetahuan remaja
(WHO,2013)
Perilaku seks pranikah
Infeksi Menular Seksual
(IMS)
1. Pengertian ims
2. Faktor risiko ims
3. Tanda dan gejala ims
4. Cara penularan ims
5. Pencegahan ims
(ida, ayu 2009 )

9. Kerangka konsep menurut (Sugiyono, 2014) adalah suatu hubungan yang akan
menghubungankan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu, antara variabel
independen dengan variabel dependen yang akan di amati atau di ukur melalui penelitian yang
akan di laksanakan. (Mussardo, 2019). Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan bagaimana pengaruh perilaku seks pranikah pada remaja terhadap infeksi
menular seksual
B. Kerangka konsep

10. A. Jenis dan raancangan penelitian
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,
terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode
penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 8) yaitu : “Metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. (Sugiyono,
2014)

11. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2023 sampai
selesai dan lokasi penelitiannya di kota jayapura
kecamatan hamadi
B. Waktu dan lokasi penelitian
C. Populasi dan sampel penelitian
Populasi penelitian yaitu seluruh remaja di kota jayapura
yang terkena IMS, sedangkan sampel penelitian yaitu remaja
yang berusia 15-19 tahun di kecamatan hamadi.

12. Variabel dependen yaitu IMS , sedangkan untuk variabel
independen yaitu remaja. Skala pengukurannya yaitu kategoriik
D. Variabel, definisi operasional dan skala
pengukuran
E. Alat dan cara penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pemanfaatan teknologi digital, cara peneliannya yaitu
membuat google form yang berisi tentang kuesioner
mengenai IMS