Esensi Evaluasi dalam Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
Secara umum evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan islam dengan seluruh komponen yang terlibat di dalamnya )
dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita citakan . Tujuan
pendidikan adalah membentuk insan kamil . Sistem Pendidikan Islam adalah keseluruhan dari bagian bagian yang saling bekerja sama atau unsur unsur yang disusun secara teratur dan saling berkaitan , dalam rangka membentuk manusia yang berkepribadian muslim berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam yang berdasarkan kepada Al Qur’an dan al Sunnah
motivasi peserta didik dalam pendidikan IslamSiti Sumiati
Makalah ini membahas tentang motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran pendidikan Islam. Terdiri dari 3 bab yang membahas pengertian peserta didik, kebutuhan dan tingkat intelegensi peserta didik, serta langkah meningkatkan motivasi belajar.
Esensi Metode dalam Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan karakteristik metode pendidikan Islam serta dasar-dasar pertimbangan penggunaannya. Metode pendidikan Islam adalah jalan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pendekatan Alquran dan Hadist, dengan penekanan pada pencarian ilmu, akhlak, potensi peserta didik, dan tanggung jawab sosial. Pemilihan metode mempertimbangkan aspek agama, biologis, psikologis, dan sosial
1. Evaluasi dalam pendidikan Islam bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pendidikan dalam mencapai tujuan membentuk insan kamil.
2. Evaluasi berguna untuk menilai kuantitas dan kualitas pencapaian seseorang terhadap tujuan pendidikan Islam.
3. Evaluasi merupakan komponen penting dalam pendidikan Islam yang memberikan umpan balik untuk mengambil keputusan demi penyempurnaan proses pembelajaran.
Esensi Pendidik dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam Islamic Studies
Pendidik dalam konsep filsafat pendidikan Islam memiliki berbagai macam istilah yang berimplikasi kepada pemakaan masing-masing kata yang digunakan.
Tugas seorang pendidik dalam pendidikan Islam adalah mendidik dan
mengajar sesuai dengan keilmuwan yang dimilikinya. Secara umum,
pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab mendidik secara
baik. Selain itu, pengertian pendidik juga dapat dipahami sebagai guru
yang memberikan pengajaran di suatu lembaga sekolah kepada peserta
didik. Pendidik dan peserta didik adalah dua komponen yang tidak dapat
dipisahkan. Antara keduanya saling memiliki peran dalam proses
pendidikan. Hakikat pendidik adalah memberikan pengajaran kepada
peserta didik baik langsung maupun tidak langsung.
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
Pendidik dan peserta didik adalah dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Antara keduanya saling memiliki peran dalam proses pendidikan. Hakikat pendidik adalah memberikan pengajaran kepada peserta didik baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan peserta didik harus memiliki hormat kepada gurunya
Eesensi Evaluasi dalam Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
Secara etimologi, evaluasi dalam bahasa Inggris yaitu ‘Evaluation’ yang akarkatanya ‘Value’ yang berarti nilai atau harga, sedangkan dalam bahasa Arab disebut ‘Al-Qimah atau At-Taqdir’. Dengan demikian. Secara harfiah, evaluasi pendidikan(Al-Taqdir al-Tarbawiy ) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan
Esensi Evaluasi dalam Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
Secara umum evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan islam dengan seluruh komponen yang terlibat di dalamnya )
dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita citakan . Tujuan
pendidikan adalah membentuk insan kamil . Sistem Pendidikan Islam adalah keseluruhan dari bagian bagian yang saling bekerja sama atau unsur unsur yang disusun secara teratur dan saling berkaitan , dalam rangka membentuk manusia yang berkepribadian muslim berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam yang berdasarkan kepada Al Qur’an dan al Sunnah
motivasi peserta didik dalam pendidikan IslamSiti Sumiati
Makalah ini membahas tentang motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran pendidikan Islam. Terdiri dari 3 bab yang membahas pengertian peserta didik, kebutuhan dan tingkat intelegensi peserta didik, serta langkah meningkatkan motivasi belajar.
Esensi Metode dalam Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan karakteristik metode pendidikan Islam serta dasar-dasar pertimbangan penggunaannya. Metode pendidikan Islam adalah jalan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pendekatan Alquran dan Hadist, dengan penekanan pada pencarian ilmu, akhlak, potensi peserta didik, dan tanggung jawab sosial. Pemilihan metode mempertimbangkan aspek agama, biologis, psikologis, dan sosial
1. Evaluasi dalam pendidikan Islam bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pendidikan dalam mencapai tujuan membentuk insan kamil.
2. Evaluasi berguna untuk menilai kuantitas dan kualitas pencapaian seseorang terhadap tujuan pendidikan Islam.
3. Evaluasi merupakan komponen penting dalam pendidikan Islam yang memberikan umpan balik untuk mengambil keputusan demi penyempurnaan proses pembelajaran.
Esensi Pendidik dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam Islamic Studies
Pendidik dalam konsep filsafat pendidikan Islam memiliki berbagai macam istilah yang berimplikasi kepada pemakaan masing-masing kata yang digunakan.
Tugas seorang pendidik dalam pendidikan Islam adalah mendidik dan
mengajar sesuai dengan keilmuwan yang dimilikinya. Secara umum,
pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab mendidik secara
baik. Selain itu, pengertian pendidik juga dapat dipahami sebagai guru
yang memberikan pengajaran di suatu lembaga sekolah kepada peserta
didik. Pendidik dan peserta didik adalah dua komponen yang tidak dapat
dipisahkan. Antara keduanya saling memiliki peran dalam proses
pendidikan. Hakikat pendidik adalah memberikan pengajaran kepada
peserta didik baik langsung maupun tidak langsung.
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
Pendidik dan peserta didik adalah dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Antara keduanya saling memiliki peran dalam proses pendidikan. Hakikat pendidik adalah memberikan pengajaran kepada peserta didik baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan peserta didik harus memiliki hormat kepada gurunya
Eesensi Evaluasi dalam Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
Secara etimologi, evaluasi dalam bahasa Inggris yaitu ‘Evaluation’ yang akarkatanya ‘Value’ yang berarti nilai atau harga, sedangkan dalam bahasa Arab disebut ‘Al-Qimah atau At-Taqdir’. Dengan demikian. Secara harfiah, evaluasi pendidikan(Al-Taqdir al-Tarbawiy ) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan
Dokumen ini membahas tentang hakekat pendidik dan peserta didik. Pendidik didefinisikan sebagai orang yang bertanggung jawab untuk membimbing perkembangan potensi peserta didik secara jasmani dan rohani. Peserta didik adalah individu yang sedang dalam proses pertumbuhan dan membutuhkan bimbingan. Dokumen ini juga membahas fitrah manusia yang terdiri dari berbagai komponen potensi dasar seperti kemampuan beragama, bakat,
Guru impian didefinisikan melalui beberapa kriteria utama seperti kemampuan berkomunikasi yang baik, pengetahuan yang luas, akhlak yang mulia, sikap sabar, kasih sayang kepada murid, serta kreativitas dan inovasi dalam pengajaran. Guru diharapkan mencontohi teladan Rasulullah dan mengutamakan konsep pendidikan Rabbani yang menekankan pengajaran agama.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan sahsiah pelajar berdasarkan teori-teori yang diajarkan. Teori-teori tersebut meliputi Teori Maslow, Teori Psikoanalitik, Teori Frued, dan Teori Pilihan yang semuanya menekankan kebutuhan dasar manusia yang berbeda-beda.
Filsafat Pendidikan Islam membahas pemikiran dasar tentang pendidikan berdasarkan ajaran Islam. Ruang lingkupnya meliputi berbagai masalah terkait kehidupan manusia seperti tujuan, guru, siswa, metode, dan kurikulum pendidikan. Metode pengembangannya meliputi studi teks, pencarian bahan, penyajian, serta pendekatan seperti spekulasi, normatif, analisis konsep, historis, ilmiah, dan komprehensif.
Pendidikan Islam didefinisikan sebagai proses menerapkan nilai-nilai Islam dan merealisasikan hasilnya dalam membentuk insan, masyarakat, dan karakter seseorang sesuai dengan pedoman Allah. Pendidikan Islam juga dapat dianggap sebagai konsep yang mengandung langkah-langkah ilmiah yang dibawa oleh Islam untuk memastikan pembentukan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan Islam adalah proses mendidik akal, jas
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara pendidikan Islam dan Barat. Pendidikan Islam bersumber dari al-Quran dan hadis, sedangkan pendidikan Barat bersumber dari rasionalisme dan cenderung sekuler. Pendidikan Islam lebih menekankan keseimbangan antara rohani dan jasmani, sedangkan pendidikan Barat cenderung materialistik. Dokumen ini juga menyebutkan tokoh KH Ahmad Dahlan sebagai contoh super student dalam Islam karena jasanya dalam membangun
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pendidikan Islam berusaha membentuk pribadi melalui proses panjang dengan tujuan yang jelas. Namun, kadang output pendidikan tidak sesuai tujuan seperti kasus korupsi oleh lulusan pendidikan Islam. Makalah ini membahas pengertian hakekat pendidik, asas, fungsi dan tujuan pendidikan Islam.
Dokumen tersebut membahas konsep tujuan pendidikan Islam yang bertujuan untuk membentuk akhlak, mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, serta mempersiapkan generasi muda yang profesional. Pendidikan Islam bertujuan melebihi wawasan duniawi dengan memaksimalkan potensi diri, sosial, dan lingkungan untuk kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Slide show ini merupakan inti dari tugas kelompok 1 mata kuliah Tafsir Tarbawi di Inaifas Kencong - Jember semester 2 yang diampu oleh Ibu Dr. Hj. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASIyizreel nicholas
Jurnal ini membahas pentingnya pemantapan komponen akhlak dalam pendidikan Islam untuk menghadapi era globalisasi. Ia menjelaskan latar belakang penulis dan jurnal, serta menganalisis pendidikan akhlak dan adab dalam Islam yang menekankan pembentukan karakter melalui iman dan taqwa. Jurnal ini juga membahas upaya pemantapan kurikulum pendidikan Islam untuk membentuk akhlak mulia siswa."
Dokumen ini membahas tentang hakekat pendidik dan peserta didik. Pendidik didefinisikan sebagai orang yang bertanggung jawab untuk membimbing perkembangan potensi peserta didik secara jasmani dan rohani. Peserta didik adalah individu yang sedang dalam proses pertumbuhan dan membutuhkan bimbingan. Dokumen ini juga membahas fitrah manusia yang terdiri dari berbagai komponen potensi dasar seperti kemampuan beragama, bakat,
Guru impian didefinisikan melalui beberapa kriteria utama seperti kemampuan berkomunikasi yang baik, pengetahuan yang luas, akhlak yang mulia, sikap sabar, kasih sayang kepada murid, serta kreativitas dan inovasi dalam pengajaran. Guru diharapkan mencontohi teladan Rasulullah dan mengutamakan konsep pendidikan Rabbani yang menekankan pengajaran agama.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan sahsiah pelajar berdasarkan teori-teori yang diajarkan. Teori-teori tersebut meliputi Teori Maslow, Teori Psikoanalitik, Teori Frued, dan Teori Pilihan yang semuanya menekankan kebutuhan dasar manusia yang berbeda-beda.
Filsafat Pendidikan Islam membahas pemikiran dasar tentang pendidikan berdasarkan ajaran Islam. Ruang lingkupnya meliputi berbagai masalah terkait kehidupan manusia seperti tujuan, guru, siswa, metode, dan kurikulum pendidikan. Metode pengembangannya meliputi studi teks, pencarian bahan, penyajian, serta pendekatan seperti spekulasi, normatif, analisis konsep, historis, ilmiah, dan komprehensif.
Pendidikan Islam didefinisikan sebagai proses menerapkan nilai-nilai Islam dan merealisasikan hasilnya dalam membentuk insan, masyarakat, dan karakter seseorang sesuai dengan pedoman Allah. Pendidikan Islam juga dapat dianggap sebagai konsep yang mengandung langkah-langkah ilmiah yang dibawa oleh Islam untuk memastikan pembentukan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan Islam adalah proses mendidik akal, jas
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara pendidikan Islam dan Barat. Pendidikan Islam bersumber dari al-Quran dan hadis, sedangkan pendidikan Barat bersumber dari rasionalisme dan cenderung sekuler. Pendidikan Islam lebih menekankan keseimbangan antara rohani dan jasmani, sedangkan pendidikan Barat cenderung materialistik. Dokumen ini juga menyebutkan tokoh KH Ahmad Dahlan sebagai contoh super student dalam Islam karena jasanya dalam membangun
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pendidikan Islam berusaha membentuk pribadi melalui proses panjang dengan tujuan yang jelas. Namun, kadang output pendidikan tidak sesuai tujuan seperti kasus korupsi oleh lulusan pendidikan Islam. Makalah ini membahas pengertian hakekat pendidik, asas, fungsi dan tujuan pendidikan Islam.
Dokumen tersebut membahas konsep tujuan pendidikan Islam yang bertujuan untuk membentuk akhlak, mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, serta mempersiapkan generasi muda yang profesional. Pendidikan Islam bertujuan melebihi wawasan duniawi dengan memaksimalkan potensi diri, sosial, dan lingkungan untuk kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Slide show ini merupakan inti dari tugas kelompok 1 mata kuliah Tafsir Tarbawi di Inaifas Kencong - Jember semester 2 yang diampu oleh Ibu Dr. Hj. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASIyizreel nicholas
Jurnal ini membahas pentingnya pemantapan komponen akhlak dalam pendidikan Islam untuk menghadapi era globalisasi. Ia menjelaskan latar belakang penulis dan jurnal, serta menganalisis pendidikan akhlak dan adab dalam Islam yang menekankan pembentukan karakter melalui iman dan taqwa. Jurnal ini juga membahas upaya pemantapan kurikulum pendidikan Islam untuk membentuk akhlak mulia siswa."
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...zarkonitanjung
Paragraf pertama menjelaskan tujuan dari penelitian yaitu menganalisis manajemen pesantren dalam pengembangan pendidikan agama Islam di provinsi Jambi. Paragraf berikutnya menjelaskan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan studi kasus, serta teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen pesantren belum efektif dalam peng
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang hakikat peserta didik dalam pendidikan Islam, yang didefinisikan sebagai orang yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis.
2. Peserta didik membutuhkan bimbingan dari pendidik untuk mengembangkan potensinya. Hakikat peserta didik dalam Islam mencakup beberapa aspek seperti anak, murid di lembaga pendidikan,
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang hakikat peserta didik dalam pendidikan Islam, yang mencakup pengertian, sifat, dan kebutuhan peserta didik.
2. Peserta didik didefinisikan sebagai orang yang sedang dalam proses pertumbuhan dan membutuhkan bimbingan pendidik. Hakikat peserta didik meliputi anak sendiri, siswa di lembaga pendidikan, dan orang yang menerima bimbingan k
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang hakikat peserta didik dalam pendidikan Islam, yang mencakup pengertian, sifat, dan kebutuhan peserta didik.
2. Peserta didik didefinisikan sebagai orang yang sedang dalam proses pertumbuhan dan membutuhkan bimbingan pendidik. Hakikat peserta didik meliputi anak sendiri, siswa di lembaga pendidikan, dan orang yang menerima bimbingan k
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfUlfa Izzah
Teks tersebut merangkum tentang hakikat pendidik dalam Islam. Secara ringkas, pendidik dalam Islam didefinisikan sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mendidik dan membimbing siswa menuju keberhasilan di dunia dan akhirat dengan menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai ajaran agama Islam. Tugas utama pendidik adalah menyucikan jiwa siswa dan mengajarkan Al-Quran serta sunnah.
Pendidikan Islam adalah proses bimbingan untuk membentuk kepribadian muslim secara utuh melalui pengembangan potensi fisik, spiritual, intelektual dan emosional manusia sesuai ajaran Islam agar menjadi hamba Allah yang shaleh. Tujuannya adalah aktualisasi potensi kemanusiaan melalui pembentukan diri secara utuh dan penyerahan diri kepada Tuhan. Pendidikan Islam melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia untuk ke
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfReskipernanda
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang memberikan pengajaran agama Islam dan membentuk kepribadian santri. Tujuan pendidikan pesantren adalah membentuk kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi umat."
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfReskipernanda
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang memberikan pengajaran agama Islam dan membentuk kepribadian santri. Tujuan pendidikan pesantren adalah membentuk kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi umat."
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
2. Definisi Manajemen Peserta Didik
Manajamen peserta didik atau Pupil Personal
Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian
pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa dikelas
dan diluar kelas. Manajamen peserta didik juga dapat
diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai
dengan mereka lulus sekolah
3. 2. Definisi Pondok Pesantren
Secara etimologis, pondok pesantren adalah gabungan dari pondok
dan pesantren. Pondok berasal dari bahsa Arab Funduk yang berarti
hotel, yang dalam pesantren Indonesia lebih disamakan dengan
lingkungan padepokan yang dipetak-petak dalam bentuk kamar
sebagai asrama bagi para santri. Sedangkan pesantren merupakan
gabungan dari kata pe-santri-an yang berarti tempat santri.
Sehingga dapat disimpulan bahwa pondo pesantren adalah tempat
atau asrama bagi santri yang mempelajari agama dari seorang Kyai
atau Syaik
4. 3. Definisi Pondok Pesantren Menurut Para ilmuwan
Ridlwan Nasir dalam bukunya mengatakan bahwa pondok
pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan
pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan
menyerbarkan ilmu agama islam.
Nurcholish Madjid menegaskan bahwa pondok pesantren
adalah artefak peradaban Indonesai yang dibangun sebagai
institut pendidika keagamaan becorak tradisional, unik, dan
indigeneous(asli).
Zamakhsyari Dhofier, bahwa pesantren berasa; dari kata
santri dengan awal pe di depan dengan akhiran an yang berarti
tempat tinggal para santri
5. Unsur Pokok Pondok Pesantren
Pondok
Merupakan tempat tingal kiai bersama para santri dan bekerja
sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan
pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
dimasjid atau langgar
Masjid
Sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar. Masjid yang
merupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping
berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjamaah setiap
waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar
Santri
Santri adalah sekelompok masyarakat yang masih belajar
tentang agama kepada kiai atau ulama dilingkungan pondok
pesantren
Kiai
Merupakan tokoh sentral dalam pesantren memberikan
pengajaran. Karena itu, kiai merupakan salah satu unsur yang
paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren
6. Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren
Lembaga pendidikan dalam melakukan pembinaan terhadap
peserta didik melalui manajemen peserta didik yang diterapkan
tentunya disesuaikan dengan visi misi dari lembaga tersebut,
seperti sekolah atau madrasah yang bearada dibawah naungan
pesantren misalnya. Sekolah atau madrasah yang berada
dibawah naungan pesantren tersebut tentunya juga akan
menerapkan model manajemen peserta didik yang mampu
mengkomodir visi misi persatuan terkait output yang
diharapkan.
Pola kehidupan pondok pesantren dan pendidikan yang berada
di bawah pengelolaannya termanifestasikan dalam istilah
“panca jiwa” di mana didalamnya memuat “lima jiwa” yanh
harus diwujudkan dalam proses pendidikan dan pembinaan
karakter peserta didik. Kelima jiwa tersebut adalah jiwa
keikhlasan, jiwa sederhana, jiwa kemandirian,jiwa ukhuwah
Islamiyah, dan jiwa kebebasan yang bertanggung jawab.
7. Pembentukan Karakter Peserta Didik
Karakter yang dipahami sebagai sebuah sifat utama
yang terukir, baik pikiran, sikap, perilaku, maupun tindakan,
yang melekat dan menyatu kuat pada diri seseorang, yang
membedakan dengan orang lain bukanlah sesuatu yang
terbentuk dengan sendirinya. Ada empat faktor yang
berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang, yaitu:
faktor hereditas, faktor lingkaran, faktir kebebasan, faktor
lingkungan, faktor kebebasan manusia dalam menentukan
karakter dan ansibnya, dan faktor hidayah Tuhan.
Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa
karakter adalah sesuatu yang bisa dibentuk semenjak usia dini
serta membutuhkan proses atau tahapan dalam
pembentukannya. Menurut Zubaedi, proses pembentukan
karakter terbagi dalam empat tahapan: pertama, pada usia
dini, disebut dengan tahap pementukan karakter. Kedua, pada
usia remaja, disebut dengan tahap pengembangan. Ketiga,
pada usia dewasa, disebut dengan tahap pemantapan.
Keempat, pada usia tua, disebut dengan pembijaksanaan. Dan
pengembangan dalam setiap tahapan tersebut harus melaui tiga
tahapan, yaitu knowing (pengetahuan) acting (pelaksanaan),
dan menuju kebiasaan (habit).
8. Model pembelajaran pendidikan karakter
Pembiasaan
Pembiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara
berulanh-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan.
Pembiasaan dikenal juga sebagai operan conditioning,
mnegajarkan peserta didik untuk membiasakan perilaku
terpuji, disiplin, giat belajar, bekerja keras, ikhlas, jujur,
dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang diberikan
Keteladanan
Keteladanan bagi guru merupakan bagian integral yang
berarti guru menerima tanggung jawab untuk menjadi
teladan
CTL (Contextual Teaching and Learning)
Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning) dapat dikembangkan menjadi model
pembelajaran pendidikan karakter karena dalam
pelaksanaannya lebih menekankan pada kegiatan materi
pemebelajaran dengan kehidupan peserta didik secara
nyata