Paragraf pertama menjelaskan tujuan dari penelitian yaitu menganalisis manajemen pesantren dalam pengembangan pendidikan agama Islam di provinsi Jambi. Paragraf berikutnya menjelaskan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan studi kasus, serta teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen pesantren belum efektif dalam peng
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
Agama Islam adalah agama yang perlu dipahami dengan berbagai pendekatan-pendekatan atau metode supaya didapat pengetahuan yang sempurna mengenai Agama Islam. 3 diantara pendekatan itu adalah pendekatan Bayani, Irfani dan Burhani yang saling berkaitan
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
Agama Islam adalah agama yang perlu dipahami dengan berbagai pendekatan-pendekatan atau metode supaya didapat pengetahuan yang sempurna mengenai Agama Islam. 3 diantara pendekatan itu adalah pendekatan Bayani, Irfani dan Burhani yang saling berkaitan
menejemen mutu pendidikan islam adalah bagaimana mengolah suatu organisasi atau kualitas yang menjadikan mutu pendidikan agama islam itu menjadi lebih baik lagi, tidak hanya dalam bisnis saja yang harus dimenejemen akan tetapi dalam pendidikan pun perlu adanya menejemen yang didalamnya terdapat banyak komponen dan tahapan seperti perencanaan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (guiding) dan mengendalikan (controlling) sampai pada pencapaian tujuan. Dari proses- proses tersebut yang mempunyai tugas masing dan disusun secara sistematis maka akan tercapai tujuan yang maksimal dan didukung oleh segala sarana dan prasarana yang menunjang mutu pendidikan agama islam.
menejemen mutu pendidikan islam adalah bagaimana mengolah suatu organisasi atau kualitas yang menjadikan mutu pendidikan agama islam itu menjadi lebih baik lagi, tidak hanya dalam bisnis saja yang harus dimenejemen akan tetapi dalam pendidikan pun perlu adanya menejemen yang didalamnya terdapat banyak komponen dan tahapan seperti perencanaan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (guiding) dan mengendalikan (controlling) sampai pada pencapaian tujuan. Dari proses- proses tersebut yang mempunyai tugas masing dan disusun secara sistematis maka akan tercapai tujuan yang maksimal dan didukung oleh segala sarana dan prasarana yang menunjang mutu pendidikan agama islam.
Sm,ali pirdaus,hafzi ali,armida,analisis manajemen strategik dalam pengembang...UIN STS Jambi
Menyelenggarakan Pendidikan berkualitas merupakan amanah Undang-undang yang tertuang dalam Undang-undang Sisdiknas tahun 2003. Pada pasal 3 disebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Similar to Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren dalam pengembangan islam pendidikan agama di provinsi jambi (20)
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren dalam pengembangan islam pendidikan agama di provinsi jambi
1. 1
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Mata Kuliah : Isu-Isu Global Dalam Manajemen Pendidikan Islam
Dosen : Prof. Dr. Maisyah, M.Pd.I
Tim Penyusun
Edi Wardani
DMP: 18224
Suhairi
DMP: 18246
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
2. 2
REVIEW JURNAL INTERNATIONAL
JUDUL MANAJEMEN PESANTREN DALAM
PENGEMBANGAN ISLAM PENDIDIKAN AGAMA DI
PROVINSI JAMBI
JURNAL Jurnal Penelitian Internasional-GRANTHAALAYAH
VOLUME &
HALAMAN
Vol.6 (Iss.9): September 2018
ISSN- 2350-0530 (O), ISSN- 2394-3629 (P)
TAHUN 2018
PENULIS Profesor Dr. H. Muntholib SM, MSi , Profesor Dr.
Maisah M.Pd.I,. Dr. Maryani S.Ag, M.HI
REVIEWER
TANGGAL 28 Agustus 2018 - Diterima: 27 September 2018)
ABSTRAK Jurnal yang berjudul “ Management Of Pesantren
In Development Of Islamic Religion Education In
Jambi Province” ini berisi tentang Manajemen
Pesantren dalam Pengembangan Pendidikan Agama
Islam di Propinsi Jambi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari
tahu Pesantren yang belum efektif dalam
pengembangan Pendidikan Agama Islam di Indonesia
Provinsi Jambi karena faktor internal dan eksternal,
ingin mengetahui dan menemukan perencanaan,
pengorganisasian, menerapkan aktuasi dan
mengendalikan pondok pesantren dalam
pengembangan keislaman Pendidikan Agama di
Provinsi Jambi, dan ingin tahu tentang konsep Islam
pengembangan sekolah berasrama dalam Pendidikan
Agama Islam di Provinsi Jambi.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik
pengumpulan data adalah dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian belum efektif, karena faktor
internal dan eksternal yang ada di pesantren dalam
pengembangan Pendidikan Agama Islam.
Merencanakan manajemen pesantren telah
didasarkan pada tujuan yang jelas, tetapi tidak optimal,
di sana tidak ada sumber daya manusia dan keuangan
yang maksimal. Berorganisasi di Pesantren adalah
fungsional, pembagian kerja telah tercapai, pedoman
kerja tidak optimal, dan pemimpin Pesantren sering
mendelegasikan kepada Wakil pemimpin, karena Kyai
3. 3
tidak setiap hari di pesantren. Manajemen pondok
pesantren telah bekerja sama dengan pemangku
kepentingan, belum lulusan yang dihasilkan di atas
standar nasional, panitia tidak optimal. Pengawasan
manajemen Pondok Pesantren untuk absensi
maksimal, informasi optimal, sistem komputerisasi
aktif, situs pesantren kurang aktif, pertemuan enam
bulan kurang optimal, rapat sekali setahun optimal,
aktif dalam motivasi dan aktif dalam klarifikasi dan
koreksi.
Konsep pengembangan adalah desain
mengembangkan sesuatu yang sudah ada agar
meningkatkan kualitas yang lebih maju.
Rekomendasi Hasil penelitian khusus kepada:
Pemimpin dan Manajer Pondok Pesantren Zulhijjah
Muara Bulian As'ad di Batanghari, Pimpinan
Pesantren Syekh Maulana Qori Merangin, Kepala
Departemen Agama Provinsi Jambi dan Pimpinan
Pendidikan Non Formal Institusi, dan Organisasi
Masyarakat.
KATA KUNCI “Manajemen Pesantren; Pengembangan
Pendidikan Agama Islam”
PENGANTAR Didalam pargraf pertama penulis menjelaskan
bahwa Pengembangan Pendidikan Islam di pesantren
membutuhkan proses kegiatan tertentu dengan
memobilisasi energi orang lain, suatu proses yang
membantu merumuskan kebijakan dan tujuan
organisasi dan membutuhkan proses yang
menyediakan pengawasan pada semua hal terlibat
dalam mengimplementasikan kebijakan dan mencapai
tujuan. Dari perspektif pendidikan, ada pesantren
salafi dan khalafi yang dikenal.
Salafi Islami Pesantren adalah pesantren yang
mempertahankan pengajaran buku klasik (buku
kuning) sebagai pesantren inti dari pengajaran
menggunakan metode sorogan (bandongan). Dan
khalafi sudah termasuk pelajaran umum di madrasah
yang dikembangkan, atau membuka jenis sekolah
umum di pesantren.
Paragraf berikutnya menjelaskan bahwa
Pesantren masih ada sebagai lembaga pendidikan
Islam yang memiliki visi mencetak manusia superior.
Prinsip pesantren adalah tetap memegang tradisi
positif, dan untuk tetap mengikuti hal-hal baru.
Persoalan dapat diatasi melalui prinsip-prinsip yang
4. 4
dipegang oleh pesantren selama ini dan tentu saja
dengan pararel yang efektif, efisien dan mampu
menyediakan kemanusiaan.
Pola hidup di pesantren terbentuk secara alami
melalui proses penanaman nilai dan mengembangkan
proses pengaruh pengaruh dengan masyarakat.
Pesantren selalu mengalami dinamika yang tidak
pernah berhenti, sejalan dengan perubahan sosial
yang terjadi. Pendidikan di pesantren tidak bisa
dipisahkan dari masalah manajemen dan
pengembangan. Manajemen adalah terjemahan
langsung dari kata manajemen yang berarti
manajemen, manajemen, atau tata kelola. Manajemen
adalah berakar pada kata kerja to manage, yang
berarti mengelola.
Sedangkan pengembangan adalah proses
mendapatkan pengalaman, keterampilan dan sikap
untuk menjadi sesuatu atau mencapai kesuksesan
sebagai pemimpin dalam organisasi mereka. Karena
itu, kegiatan pembangunan dimaksudkan untuk
membantu seseorang untuk dapat menangani
masalah di masa depan, dengan memperhatikan
tugas dan kewajiban yang dihadapi sekarang.
Menurut Muhaimin, standar manajemen terdiri
dari: a. Mengembangkan implementasi kegiatan
pendidikan di sekolah / madrasah yang dapat
menghasilkan lulusan di atas standar nasional,
b. Mengembangkan sumber pembiayaan lain
termasuk sumber lain yang berasal dari luar negeri, c.
Mengembangkan sistem manajemen sesuai dengan
peraturan yang berlaku untuk anggaran yang diterima
oleh pemerintah, masyarakat atau sumber lain,
termasuk sumber lain dari luar negeri.
Pengembangan Sekolah / Madrasah di sini juga
dapat diterapkan untuk pengembangan pesantren
sekolah, khususnya pondok pesantren Zulhijjah,
pondok pesantren As'ad dan Pondok Pesantren Syekh
Maulana Qori. Standar manajemen terdiri dari
pengembangan pelaksanaan kegiatan pendidikan di
pondok pesantren yang dapat menghasilkan lulusan di
atas standar nasional, b. Kembangkan sumber
pembiayaan lain yang mungkin termasuk lainnya
sumber dari luar negeri, c. Kembangkan sistem
manajemen sesuai dengan peraturan itu berlaku untuk
anggaran yang diterima oleh pemerintah, masyarakat
atau sumber lain, termasuk lainnya. sumber dari luar
5. 5
negeri. Menurut M. Kadarisman, bahwa pembangunan
pada dasarnya adalah pembangunan (development)
peluang belajar (kesempatan belajar), yang dirancang
untuk membantu pekerja / karyawan / karyawan atau
sumber daya manusia (SDM) organisasi / perusahaan.
Fautino di M. Kadarisman, di bukunya Manajemen
Pengembangan Sumber Daya Manusia, menyatakan
bahwa pengembangan (development) mengacu pada
membantu pengembangan pekerja.
Upaya tersebut tidak terbatas pada upaya untuk
meningkatkan kinerja pekerja dalam pekerjaan mereka
saat ini. Menurut Muhaimin, komponen bisnis
pengembangan meliputi; Keberadaan evaluasi dan
inovasi kurikulum, penelitian, pengembangan jangka
pendek, menengah dan panjang perencanaan,
seminar, diskusi, simposium, lokakarya, penerbitan,
peran dan partisipasi BP- 3, dan kerjasama dengan
institusi lain di dalam dan luar negeri. Menurut Zarqawi
Soejati dalam A. Malik Fadjar, memberikan
pemahaman yang detail tentang Islam pendidikan:
Pendidikan Islam adalah jenis pendidikan yang
pendirian dan implementasinya didorong oleh
keinginan dan semangat untuk cita - cita nilai - nilai
Islam, keduanya tercermin dalam nama Islam institusi
dan dalam kegiatan. yang diadakan.
Paragraf terakhir menjelaskan kata Islam
ditempatkan sebagai sumber nilai itu akan terwujud
dalam semua kegiatan pendidikan. Pendidikan Islam
ditandai dengan pembentukan Islam akhlakul karimah.
Pendidikan Islam selalu menekankan pembentukan
hati nurani, menanamkan dan mengembangkan sifat-
sifat ilahi yang jelas dan pasti, baik dalam
hubungannya dengan manusia, hubungan manusia
dengan Sang Pencipta, dan dengan lingkungan alami.
PEMBAHASAN 2. Landasan Teoritis
2.1. Manajemen Pesantren
Pada bagian pembahasan 2.1, penulis
menjelaskan definisi-definisi manajemen pesantren
yaitu Menurut Evans dalam bukunya "The
Management and Control of Quality", menyatakan
manajemen adalah proses sosial untuk memastikan
partisipasi dan keterlibatan sejumlah orang dalam
mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya kata Ben A.
Maquad, Robert M. Krone, dalam bukunya yang
berjudul "Mengelola Untuk Kualitas dalam Pendidikan
6. 6
Tinggi", mengungkapkan bahwa manajemen adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
Pandangan lain diungkapkan oleh Neil Ritson dalam
bukunya yang berjudul Strategic Management,
manajemen melayani, membantu, mengarahkan
semua kegiatan dalam mencapai tujuan tertentu. Perry
Timms, dalam bukunya yang berjudul HR 2025 Human
Resource Management, berisi tentang manajemen itu
tentang SMART (Spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, terikat waktu), untuk menulis tujuan dan
sasaran manajemen.
Selanjutnya Manmohan Joshi, dalam bukunya
yang berjudul Human Resource Management, itu
manajemen adalah kegiatan untuk menggerakkan
orang lain, dan kegiatan memimpin atas dasar sesuatu
itu telah diputuskan sebelumnya. Selanjutnya kata
HAR Tilaar, manajemen dan administrasi adalah dua
kata yang dapat memiliki arti yang sama atau berbeda.
Administrasi artinya sama dengan pengelolaan.
Di bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit
dan militer, orang-orang pada umumnya
menggunakan istilah administrasi, sedangkan industri
dan perusahaan menggunakan istilah manajemen dan
manajer. Di Indonesia, istilah pesantren disebut
pondok pesantren. Berbeda dengan pesantren,
pondok berasal dari bahasa Arab, yang berarti hotel,
asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana.
Menurut Dofier yang dikutip oleh Kasful Anwar Us,
kata pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan
pe di depan dan akhir itu berarti tempat tinggal para
santri.
Manajemen pesantren harus didasarkan pada
elemen-elemen penting, antara lain, misi pesantren
yang sesuai dengan filosofi pendidikan Islam,
fungsional struktur organisasi pesantren, kemitraan
dan layanan yang baik, perencanaan dan pesantren
pengembangan, manajemen dan pengawasan SDM,
dinamika dalam menerapkan strategi pembelajaran,
Kurikulum memperkuat manajemen praktis, efisien
sumber daya pembelajaran, manajemen dan
pemeliharaan fasilitas pesantren.
Manajemen pesantren adalah manajemen
pendidikan untuk merencanakan dan membuat
program pendidikan keputusan dalam bentuk tindakan
nyata yang dilakukan secara komprehensif untuk
memenuhi semua kebutuhan pesantren, visi, misi dan
7. 7
tujuan pendidikan pesantren.
2.2. Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Pada bagian pembahasan 2.2, penulis
menjelaskan Area pengembangan mencakup banyak
variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran.
Pendidikan moral, aqidah, dan akhlak harus didukung
oleh kemauan, kerja sama yang kompak dan upaya
sungguh-sungguh dari keluarga / rumah tangga,
sekolah dan masyarakat. Pendidikan Agama Islam
adalah upaya sadar untuk mempersiapkan siswa
untuk percaya, memahami, hidup dan menjalankan
Islam melalui bimbingan, arahan atau pelatihan
dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan antara kerukunan
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional.
Pendidikan Islam adalah membentuk manusia
yang bertanggung jawab atas diri mereka sendiri dan
masyarakat di Indonesia untuk mencapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat. Dengan demikian, tujuan akhir
pendidikan agama Islam hanya untuk menyembah
Allah SWT. Dengan mencoba melaksanakan semua
perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Saat ini, efisiensi adalah ukuran dalam
membandingkan penggunaan input yang
direncanakan dengan penggunaan input aktual. Jika
input aktual digunakan semakin besar semakin tinggi
tingkat efisiensinya, tetapi semakin kecil input yang
dapat disimpan, semakin rendah tingkat efisiensinya.
Memahami efisiensi di sini lebih dari itu berorientasi
pada input sedangkan masalah output kurang menjadi
perhatian. Efektivitas adalah ukuran itu memberikan
ilustrasi tentang seberapa jauh target dapat dicapai.
Pemahaman tentang keefektifan ini lebih berorientasi
pada output sementara penggunaan input kurang
menjadi perhatian utama. Efektivitas dan efisiensi
terkait erat dengan kualitas, sebagai ukuran yang
menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai
persyaratan, spesifikasi dan harapan. Efektivitas
adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi.
Efektivitas juga dapat ditinjau dari: (1) input yang adil;
(2) output berkualitas tinggi; (3) pengetahuan dan hasil
yang relevan dengan kebutuhan komunitas
berkembang; (4) pendapatan lulusan yang memadai.
Proses meningkatkan keterampilan teknis adalah
bahwa tenaga kependidikan yang lebih terampil akan
8. 8
lebih baik dapat bekerja dan menggunakan fasilitas
dengan baik. Staf pendidikan akan menjadi lebih
terampil jika mereka memilikinya keterampilan dan
pengalaman yang memadai. Teoritik adalah pikiran
atau pola pikir yang mendasarkan segala sesuatu dari
yang sudah ada teori sebagai dasar untuk
tindakannya. Membuat teori atau beberapa sekaligus
yang memiliki hubungan sebagai dasar untuk berpikir
dan berperilaku dalam menghadapi atau menghadapi
masalah.
Konseptual adalah seperangkat hubungan antara
faktor-faktor tertentu yang diyakini berdampak pada
atau memenuhi kondisi target. Moral karyawan adalah
perjanjian batin yang muncul dari dalam diri seorang
orang atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu
sesuai dengan kualitas yang ditentukan. Penilaian
kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada
dibebankan kepadanya berdasarkan keterampilan dan
ketulusan dan waktu.
Perencanaan karir adalah proses peningkatan
kemampuan kerja individu yang dicapai untuk
mencapai karier yang diinginkan. Suatu kondisi yang
menunjukkan peningkatan level atau status seseorang
dalam statusnya bekerja agar dapat memenuhi
kebutuhan, ini didorong melalui penilaian kepribadian,
terutama pengalaman dan latar belakang pendidikan.
Pendidikan sebagai proses belajar mengajar yang
terorganisir dan berkelanjutan yang dirancang untuk
berkomunikasi kombinasi dari pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman yang berharga untuk
semua aktivitas kehidupan. Pelatihan adalah proses
pembelajaran yang memungkinkan karyawan untuk
melakukan pekerjaan yang sekarang sesuai dengan
standar. Pelatihan meningkatkan kinerja karyawan
dalam bekerja sesuai dengan perkembangan teknologi
saat ini. Pelatihan juga diberikan kepada karyawan
baru atau karyawan lama siapa yang akan
memperbarui keterampilan mereka menjadi lebih baik,
sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan dan pelatihan, pada umumnya orang
yang memiliki pendidikan tinggi akan memiliki
wawasan yang lebih luas, terutama apresiasi akan
pentingnya produktivitas. Pendidikan di sini dapat
berarti formal, pendidikan informal atau non-formal.
Kesadaran yang tinggi akan pentingnya produktivitas
9. 9
akan mendorong staf pendidikan yang bersangkutan
untuk bertindak secara produktif.
Pengembangan dilakukan dengan tujuan
meningkatkan keterampilan melalui latihan yang
diperlukan mampu melakukan pekerjaannya dengan
baik. Kegiatan ini dianggap semakin penting untuk
disesuaikan untuk pengembangan dan tugas kerja
yang semakin kompleks. Mutasi berlaku untuk
memberi pendidikan peluang staf untuk bekerja dalam
situasi yang berbeda, sehingga mutasi dilakukan.
Mutasi adalah kekuatan aktivitas manajemen
3. Metodologi Penelitian
Pada bagian metodologi penelitian, penulis
menjelaskan bahwa Metodologi dalam penelitian ini
adalah keseluruhan proses berpikir, nilai penemuan
penelitian masalah dan kemudian menguraikannya
dalam kerangka teori tertentu, serta mengumpulkan
data untuk pengujian empiris hingga penjelasan dan
kesimpulan dari masalah yang diteliti. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Disebut kualitatif
karena sifat data yang dikumpulkan kualitatif, bukan
kuantitatif, menggunakan alat ukur. Melalui
pendekatan kualitatif ini, diharapkan bahwa gambaran
kualitas, realitas sosial dan persepsi tujuan penelitian
akan dilkukan pengukuran formal.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menekankan pada kualitas sifat suatu barang / jasa.
Itu hal terpenting dari barang / jasa dalam bentuk
peristiwa / fenomena adalah makna di baliknya
peristiwa-peristiwa yang dapat digunakan sebagai
pelajaran berharga untuk pengembangan konsep-
konsep teoritis. Itu Pendekatan penelitian sangat
ditentukan oleh paradigma penelitian, yaitu cara
memandang pada metode penelitian yang dipilih oleh
para peneliti. Pendekatan penelitian memandu
seorang peneliti dalam melakukan risetnya dari awal
hingga akhir.
Creswel di Djaman mengatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah proses penyelidikan tentang
pemahaman berbasis pada tradisi metodologi yang
terpisah, pada pemeriksaan yang mengeksplorasi
masalah sosial atau manusia.
Para peneliti membangun kompleks holistik yang
memeriksa kata-kata, laporan, merinci pandangan
penutur asli dan melakukan studi dalam lingkungan
alami. Melalui pendekatan ini, diharapkan menjadi
10. 10
gambaran kualitas, realitas sosial dan persepsi tujuan
penelitian. Prosedur kualitatif menurut Creswel
menunjukkan pendekatan yang berbeda untuk
penyelidikan ilmiah dari pada metode penelitian
kuantitatif. Penelitian kualitatif menggunakan asumsi
filosofis yang berbeda, strategi penyelidikan dan
metode pengumpulan data, analisis dan interpretasi.
Meski mirip proses, prosedur kualitatif mengandalkan
data teks dan gambar, memiliki langkah-langkah unik
dalam analisis data dan menarik beragam strategi
penyelidikan. Peneliti kualitatif menggunakan teori
untuk penelitian tujuan yang berbeda.
4. Temuan dan Analisis Penelitian
Pada bagian Temuan dan analisis penelitian,
penulis membuktikan dan menjelaskan bahwa Kondisi
Pemberdayaan semakin dibutuhkan untuk
pengembangan jaringan dan kolaborasi antar penjaga
sekolah asrama. Memang perjuangan yang cukup sulit
bagi pesantren untuk mengembangkannya
keberadaannya, sehingga tidak mungkin dibiarkan
sendiri tanpa perhatian dari berbagai elemen
masyarakat dan pemerintah. Hari ini kita khawatir
tentang berbagai pengaruh negatif yang ada di
tengah-tengah masyarakat. Narkoba, pergaulan
bebas, kenakalan remaja, dll. Mengancam teman,
tetangga, dan bahkan kita sendiri keluarga. Jadi, di
Pondok Pesantren dengan pengawasan penuh dari
Kyai, Guru dan Manajemen Pesantren, santri dapat
sepenuhnya dikontrol dan dilindungi dari hal-hal
pengaruh negatif ini. Dengan pendidikan berdasarkan
nilai-nilai ke Islaman, Pondok Pesantren menjadi
institusi yang memiliki kekebalan (kebal) dari berbagai
ancaman pengaruh negatif.
Agar pesantren menjadi institusi yang memiliki
ketahanan kuat, kurikulum perencanaan diperlukan
secara cermat, teliti dan terperinci, serta
mempertimbangkan hal-hal terkait dengan
implementasi rencana kurikulum. Perencanaan
kurikulum adalah pedoman, motivator, dan juga
sebagai motivasi dalam implementasi kurikulum.
Santri akan dapat mengintegrasikan pengetahuan
yang diperoleh melalui madrasah formal dengan
agama pengetahuan diperoleh melalui pendidikan
pesantren dengan buku-buku kuning dalam kehidupan
sehari-hari. Pengetahuan ini akan memudahkan siswa
untuk memahami makna hidup yang sebenarnya.
11. 11
Hidup mandiri, terpisah dari orang tua, fasilitas apa
adanya, akan membentuk santri sebagai muslim yang
bertanggung jawab dan terbiasa memotivasi diri untuk
menjadi lebih baik.
Sebagai lembaga pendidikan terkemuka,
pesantren mampu membentuk karakter Muslim
Nusantara sesuai dengan ajaran Islam yang
dipadukan dengan nilai – nilai tradisi, budaya dan
kearifan lokal di semua sisi kehidupan, melahirkan
Orang Muslim Nusantara yang mencintai Islam,
berkomitmen penuh kepada Republik Indonesia
Indonesia (NKRI), bertoleransi keragaman,
menghormati pluralisme, dan selalu menyebarkan
perdamaian. Setelah membahas masalah di atas
berikut ini adalah matriks perbandingan manajemen di
sekolah asrama, yang terdiri dari Perencanaan,
Mengorganisir, Menggerakkan, dan Mengontrol
yang sering disebut sebagai POAC. Dalam
manajemen operasional pembelajaran Pondok
Pesantren Zulhijjah Muara Bulian Batanghari Islami,
Pondok Pesantren As'ad di Kota Jambi, dan Syekh
Pondok Pesantren Maulana Qori Merangin.
Berdasarkan Buku Panduan Pondok Pesantren
Zulhijjah Muara Bulian Pondok Pesantren As'ad
Batanghari, Pondok Pesantren Syekh Maulana Qori
Merangin. Pesantren As'ad Islam di Kota Jambi adalah
dalam kategori 2, dan Syekh Maulana Qori Pesantren
Merangin berada dalam kategori 3. Ini artinya
Pesantren As'ad Sekolah di Kota Jambi adalah nomor
1, diikuti oleh Pondok Pesantren Zulhijjah Muara
Bulian Batanghari nomor 2, dan nomor 3 terakhir
adalah Pondok Pesantren Syekh Maulana Qori
Merangin. Tempat tinggal Pondok Pesantren As'ad di
Kota Jambi menempati posisi nomor 1 diindikasikan
dalam perencanaan hal-hal yang unggul karena
didasarkan pada yang jelas tujuan, terperinci, sudah
fleksibel, ada pertimbangan dan tidak ada duplikasi
implementasi, dan Zulhijjah Muara Bulian menempati
posisi nomor 2 ditunjukkan dalam hal perencanaan
yang didasarkan pada tujuan yang kurang optimal.
kurang detail, fleksibel, kurang pertimbangan dan tidak
ada duplikasi implementasi.
Sementara Pondok Pesantren Syekh Maulana
Qori Merangin menempati posisi nomor 3 ditunjukkan
dalam hal perencanaan telah didasarkan pada tujuan
yang jelas tetapi tidak optimal, tidak rinci, kurang
12. 12
fleksibel, kurang pertimbangan dan duplikasi
implementasi. Pondok Pesantren As'ad di Kota Jambi
menempati posisi nomor 1 yang ditunjukkan dalam hal
pengorganisasian yang unggul karena fungsional,
pembagian kerja telah tercapai, pekerjaan pedoman
yang maksimal, fleksibel, sering didelegasikan kepada
Wakil pemimpin, karena Kyai tidak setiap hari di
pesantren, ada kesatuan ordo, dan Pondok Pesantren
Zulhijjah Muara Bulian Batanghari yang menempati
posisi nomor 2 terbukti fungsional, pembagian kerja
yang dimilikinya mencapai pedoman kerja minimum
yang fleksibel, sering mendelegasikan kepada wakil
pimpinan, karena Kyai tidak setiap hari berada di
pesantren dan ada satu kesatuan ordo. Pesantren
Syekh Maulana Qori Merangin peringkat nomor 3
terbukti lebih sedikit fungsional, pembagian kerja tidak
tercapai, pedoman kerja tidak maksimal, kurang
fleksibel, sering didelegasikan kepada Wakil
pemimpin, karena Kyai tidak setiap hari di pesantren
dan kurangnya persatuan pesanan.
Pondok Pesantren As'ad di Kota Jambi berada di
peringkat nomor 1 yang ditunjukkan dalam hal
pengendalian lebih unggul karena absensi maksimal,
informasi optimal, sistem komputerisasi aktif, Situs
web Pesantren aktif, pertemuan enam bulan optimal
setahun sekali optimal, aktif masuk motivasi dan aktif
dalam Klarifikasi dan koreksi, dan Pondok Pesantren
Zulhijjah Muara Bulian Batanghari yang menempati
posisi nomor 2 terbukti fungsional, yaitu pembagian
kerja telah mencapai pedoman kerja maksimum yang
fleksibel, sering didelegasikan kepada wakil pimpinan,
karena Kyai tidak setiap hari berada di pesantren dan
ada satu kesatuan pesanan.
Sedangkan Pondok Pesantren Syekh Maulana
Qori Merangin menempati nomor 3 posisi yang
ditunjukkan oleh ketidakhadiran maksimum, informasi
kurang optimal tentang sistem komputerisasi tidak
aktif, situs web Pesantren kurang aktif, pertemuan
enam bulan tidak optimal, dan pertemuan setahun
sekali optimal, aktif dalam motivasi dan aktif dalam
Klarifikasi dan koreksi. Kyai Buya Satar adalah orang
yang karismatik, ia mahir dalam masalah sosial, tetapi
dalam hal mengelola dan mengelola pondok pesantren
Syekh Maulana Qori tidak se-mutakhir di bidang
masalah sosial. Hasil dari perkebunan, seperti
perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet dan
13. 13
durian kebun, jika dilihat dari pendapatan mereka,
cukup untuk mengembangkan sekolah asrama lebih
maju, tetapi hasilnya tidak transparan. Sehingga
perkembangan pesantren sekolah tidak optimal.
SIMPULAN 5. Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan
dan menjelaskan bahwa Kondisi Pesantren belum
efektif dalam pengembangan agama Islam Pendidikan
di Provinsi Jambi karena faktor internal dan eksternal,
terutama di Pesantren Zulhijjah Muara Bulian
Batanghari, Pesantren As'ad, Kota Jambi dan Pondok
Pesantren Syekh Maulana Qori Merangin.
Merencanakan pengelolaan pondok pesantren
dalam pengembangan Agama Islam Pendidikan di
Provinsi Jambi, terutama Pesantren Zulhijjah Muara
Bulian di Batanghari, Pondok Pesantren As'ad di Kota
Jambi dan Pondok Pesantren Syekh Maulana Qori di
Merangin didasarkan pada tujuan yang jelas, optimal,
dan realistis. dan praktis, kurang detail, fleksibel,
kurang pertimbangan, tidak ada sumber daya dan
dana maksimal.
Pengorganisasian di Pondok Pesantren Zulhijjah
Muara Bulian Batanghari, Pondok Pesantren As'ad di
Kota Jambi dan Pondok Pesantren Syekh Maulana
Qori Merangin adalah fungsional, yaitu pembagian
kerja telah tercapai, pedoman kerja tidak maksimal,
fleksibel, kesatuan pesanan, dan para pemimpin
pesantren sering mendelegasikan kepada Wakil
pemimpin, karena Kyai tidak setiap hari di sana
pesantren.
Implementasi manajemen pesantren dalam
pengembangan Pondok Pesantren Pendidikan Agama
Islam di Provinsi Jambi, khususnya Zulhijjah Muara
Bulian Islam Pondok Pesantren, Pondok Pesantren
As'ad di Kota Jambi dan Pondok Pesantren Syekh
Maulana Qori Merangin telah bekerja sama dengan
pemangku kepentingan, belum menghasilkan lulusan
diatas standar nasional, rapat, panitia tidak optimal,
pengadaan aspek kurang optimal. Berpartisipasi aktif
dalam upacara, bimbingan tidak optimal. Pengawasan
manajemen Pondok Pesantren Zulhijjah Muara Bulian
Batanghari, As'ad Pondok Pesantren Kota Jambi dan
Pondok Pesantren Syekh Maulana Qori Merangin
untuk tingkat absensi maksimum, informasi optimal,
sistem komputerisasi aktif, situs web pesantren
14. 14
pertemuan kurang aktif, kurang dari enam bulan,
pertemuan setahun sekali optimal, aktif dalam motivasi
dan aktif dalam klarifikasi dan koreksi.
Konsep pengembangan diterapkan dalam
Pendidikan Agama Islam di pesantren, jadi ide atau
desain yang telah dianggap matang dan sukses
semakin ditingkatkan dengan tujuan kualitas
pendidikan yang sudah ada akan meningkat ketika
perkembangan ini proses berlanjut. Konsep
pengembangan Pendidikan Agama Islam, antara lain:
Pondok Pesantren Zulhijjah, As'ad dan Syekh
Maulana Qori adalah pengembangan PAI terintegrasi
konsep. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh
pondok pesantren memiliki tugas untuk berkembang
aspek pengetahuan dan kemampuan siswa. Konsep
ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat serta
institusi pendidikan pada umumnya.
KEKUATAN
PENELITIAN
1. Teori dan model analisis yang diguakan tepat
2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah
dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca.
Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami
3. Penulis detail dalam memberikan hasil yang didapat
dalam melakukan penelitiannya.
KELEMAHAN
PENELITIAN
1. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan
keseluruhan isi dari jurnal ini.